Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Keperawatan Pada Anak

Dengan Kebutuhan Khusus


Retardasi Mental

Kelompok 15
Bunga Annastya F 191FK01022
Hanny Nurfitria 191FK01048
Sindy Nuraini 191FK01117
Definisi
Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi
yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau
sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang
secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang
terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau
sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental (W.F. Maramis, 2005: 386).
Retardasi mental (RM) adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki
kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO). American Association
on Mental Deficiency (AAMD)membuat definisi retardasi mental yang
kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu penurunan fungsi
intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa perkembangan dan
dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial.
Etiologi
1. Trauma 5. Metabolik

2. Infeksi 6. Keracunan

3. Kelainan Kromosom 7. Gizi

4. Kelainan Genetik dan 8. lingkungan


kelainan metabolic yang
diturunkan
Klasifikasi
Berikut ini adalah klasifikasi retardasi mental berdasarkan
PPDGJ III:
1. F70 Retardasi Mental Ringan (IQ 55-69)
2. F71 Retardasi Mental Sedang (IQ 35-49)
3. F72 Retardasi Mental Berat (IQ 20- 34)
4. F73 Retardasi Mental Sangat Berat (IQ < 20)
5. F78 Retardasi Mental lainnya
Manifestasi Klinis
Menurut Shapiro BK (2007), gejala klinis yang menyertai retardasi
mental berdasarkan umur antara lain:
1. Newborn : sindrom dismorfik, mikrosefali, disfungsi system organ
mayor
2. Later infancy ( 6- 18 bulan): keterlambatan motorik kasar
3. Early infancy ( 2- 4 bulan): gagal berinteraksi dengan lingkungan,
gangguan penglihatan atau pendengaran.
4. Toddlers ( 2- 3 tahun): keterlambatan atau kesulitan bicara
5. Preschool ( 3- 5 tahun): keterlambatan atau kesulitan bicara,
masalah perilaku termasuk kemampuan bermain, keterlambatan
perkembangan moptorik halus, menggunting, mewarnai,
menggambar
6. School age ( > 5 tahun): kemampuan akademik kurang, masalah
perilaku (perhatian, kecemasan, nakal ).
Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang
menderita retardasi mental,yaitu:
a. Kromosom kariotipe
b. EEG (Elektro Ensefalogram)
c. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance
Imaging)
d. Titer virus untuk infeksi congenital
e. Serum asam urat (Uric acid serum)
f. Laktat dan piruvat
g. Plasma asam lemak rantai sangat Panjang
h. Serum seng (Zn)
i. Logam berat dalam darah
j. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
k. Serum asam amino atau asam organik
l. Plasma ammonia
m. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit:
n. Urin mukopolisakarida
Penatalaksanaan
Untuk mendiagnosis retardasi mental
dengan tepat, perlu diambil anamnesis
dari orang tua dengan teliti mengenai:
kehamilan, persalinan, dan pertumbuhan
serta perkembangan anak. Dan bila perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium.
a. Pentingnya Pendidikan dan Latihan
untuk Penderita Retardasi Mental
b. Latihan un
c. tuk Penderita Retardasi Mental
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian

1) Identitas

2) Riwayat Kesehatan Anak Masa Lalu

3) Riwayat Parental (Riwayat Kesehatan Ibu)

4) Riwayat Tumbuh Kembang

5) Riwayat Imunisasi

6) Pola Kebiasaan Sehari-Hari


Lanjutan ..

2. Diagnosa Keperawatan

1) Defisit Perawatan Diri b.d Gangguan Psikologis


2) Gangguan Integritas Kulit b.d bahan kimia iritatif
3) Gangguan tumbuh kembang b.d Efek
ketidakmampuan fisik
Lanjutan ..
3. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan Intervensi


1. Defisit Perawatan Diri Setelah dilakukan tidakan Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK
b.d Gangguan keperawatan selama 3 kali pertemuan Observasi: Identifikasi kebiasaan BAB/BAK
Psikologis perawatan diri: toileting klien sesuai usia Terapeutik:
meningkat dengan kriteria hasil: - Dukung penggunaan toilet secara
- Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) konsisten
meningkat - Jaga privasi klien selama eliminasi
- Verbalisasi keinginan melakukan - Latih BAB/BAK sesuai jadwal
perawatan diri: toileting meningkat Edukasi:
- Mempertahankan kebersihan - Anjurkan BAB/BAK secara rutin
tangan sesudah BAB/BAK - Anjurkan ke kamar mandi/toilet
meningkat - Ajarkan mencuci tangan dengan 6
(SLKI 2019, hal 81) langkah
(SIKI 2018, hal 37)
Lanjutan ..
3. Intervensi Keperawatan

Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit Observasi:


Integritas Kulit b.d keperawatan selama 2 kali pertemuan - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
bahan kimia iritatif integritas kulit dan jaringan klien Terapeutik:
meningkat dengan kriteria hasil: - Gunakan lotion pada kulit kering
- Kelembaban kulit meningkat - Gunakan bedak/produk berbahan ringan/alami dan
- Keluhan gatal menurun hipoalergik pada kulit sensitive ketika gatal Poltekkes
(SLKI 2019, hal 33) Kemenkes Yogyakarta
Edukasi:
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan mandi dikamar mandi dengan menggunakan
air bersih dan sabun secukupnya
(SIKI 2018, hal 317)
Lanjutan ..
3. Intervensi Keperawatan
Gangguan tumbuh Setelah dilakukan tindakan Perawatan Perkembangan Observasi:
kembang b.d Efek keperawatan selama 3 kali Identifikasi pencapaian tugas perkembangan
ketidakmampuan fisik pertemuan status perkembangan anak Terapeutik:
klien membaik dengan kriteria hasil: - Dukung anak mengekspresikan diri melalui
- Kemampuan melakukan penghargaan positif atau umpan balik atas
perawatan diri meningkat usahanya
- Perhatian anak terhadap - Pertahankan kenyamanan anak
stimulus meningkat - Fasilitasi anak melatih keterampilan
- Respon anak terhadap orang pemenuhan kebutuhan secara mandiri
lain membaik Edukasi:
(SLKI 2019, hal 124) - Anjurkan orangtua berinteraksi dengan
anaknya
- Ajarkan anak keterampilan berinteraksi (SIKI
2018, hal 338)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai