2. Pemberdayaan sebagai proses menurut saifudin yunus dan suadi fadli, proses
pemberdayaan masyarakat untuk melakukan perubahan diperlukan untuk perubahan
terencana. Dari sifat kebutuhan manusia yang selalu berkembang, yang dapat berpindah
baik dari segi jenis, jumlah, atau bahkan bentuk kebutuhannya. Hanya tiga persyaratan
mendasar sandang, pangan, dan papan yang diperlukan untuk keberadaan peradaban yang
belum sempurna.
a) Tahap penyadaran merupakan tahapan awalan prakondisi dalam upaya proses
pemberdayaan masyarakat
b) Tahap penguatan tahap penguasaan keterampilan dan seterusnya dapat
dilaksanakan dengan sukses, gembira, dan efektif. Ini karena tahap penguatan
dibangun di atas tahap kemahiran keterampilan. pengetahuan dan keterampilan
seseorang. kondisi ini, masyarakat memperoleh informasi dan kemampuan baru,
yang kemudian dihubungkan dengan keinginan dan kebutuhan yang sudah ada
c) Tahap kemandirian merupakan pendampingan untuk bersiap-siap agar benar-
benar dapat bersumbangsih dalam kegiatan yang akan berlangsung. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat serta membawanya ke titik di
mana ia dapat menghidupi dirinya sendiri.
d) Tahap Evaluasi tahap ini, rencana yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan
rencana akan ditinjau kembali dengan maksud untuk mencapai perubahan harapan
yang telah ada di masa lalu dan membawa harapan baru untuk masa depan.
4. Stunting menurut Persagi dan ramayulis rita dan Triyana kresnawan Yang dimaksud
dengan “stunting” adalah kegagalan pertumbuhan bayi baru lahir (0-11 bulan) dan balita
(12-59 bulan), terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, akibat kekurangan gizi
kronis, yang mengakibatkan anak mengalami perawakan yang pendek untuk usia mereka.
Meskipun kekurangan gizi terjadi di dalam rahim dan dalam beberapa minggu
pertama setelah lahir, masalah perkembangan tidak muncul pada anak-anak sampai
mereka berusia minimal 2 tahun. Kekurangan asupan gizi yang kronis adalah akar
penyebab stunting, yang merupakan bentuk kekurangan gizi yang dapat menyebabkan
kesulitan di masa depan dalam mencapai potensi penuh seseorang baik dalam
perkembangan fisik maupun mentalnya.
5. Penyebab stunting menurut persagi Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap
prevalensi stunting adalah kebiasaan pola makan yang buruk, serta kurangnya kesadaran
ibu tentang kesehatan mereka sendiri dan kesehatan anak mereka sebelum, selama, dan
setelah kehamilan
a) Praktik pengasuhan kurang baik.Bisa jadi hal ini disebabkan kurangnya kesadaran
akan kesehatan dan gizi sebelum, selama, dan setelah kehamilan dan persalinan.1
1
Buku Stunting Dewi Rokhmah 2020 hal 5
c) Akses yang tidak memadai ke air minum dan fasilitas sanitasi
a. Postur tubuh saat dewasa tidak optimal (lebih pendek dari rata-rata).
Intervensi yang ditargetkan dan bernuansa digunakan untuk mengatasi stunting pada anak
di bawah usia enam tahun sepanjang seribu hari pertama kehidupan mereka. Dalam
2
Mugianti,”Faktor penyebab anak stunting usia 25-60 bulan di kecamatan Sukorejp kota Blitar”, Jurnal Ners dan
Kebidanan, Vol 5 Desember 2018.
3
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi. Buku Saku Desa Dalam Penanganan
Stunting,(Jakarta: Kementrian Desa, Pembangunan Daerah, Dan Transmigrasi, 2017),11.
a. Ibu yang sedang hamil harus diberi makanan tambahan untuk membantu
2. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan:
3. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan:
pemberian MP-ASI.
stunting. Perawatan gizi yang bersifat khusus ditujukan untuk seluruh penduduk,
bukan ditujukan khusus untuk ibu hamil dan anak kecil pada 1.000 hari pertama
kehidupan (HPK).
a. Desa berwenang untuk Mengatur dan Mengurus kegiatan berdasarkan hak asal
setiap Desa
4
Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting. (Jakarta: Kementrian Desa, Pembangunan Daerah, Dan
Transmigrasi, 2017),15.