Askep Ibu Hamil Resiko Tinggi Gangguan Reproduksi (HIV) Kelompok 9-1
Askep Ibu Hamil Resiko Tinggi Gangguan Reproduksi (HIV) Kelompok 9-1
Tinggi Gangguan
Reproduksi (HIV)
Oleh Kelompok 9
Anggota Kelompok :
04 05 06
Penyebab HIV pada Ibu Pencegahan HIV/Aids ASKEP
Hamil pada Kehamilan
01
Pengertian Kehamilan &
HIV/AIDS
Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah
dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ
reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi
dan melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar
kemungkinanya akan mengalami kehamilan
(Mandriwati, 2007 dalam Diah,2012).
HIV/AIDS
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah golongan
Rubonucleat Acid (RNA) virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh dan dalam jangka waktu yang relatif lama
dapat menyebabkan AIDS. AIDS sendiri adalah suatu sindrom
penyakit yang muncul secara kompleks dalam waktu relatif
lama karena penurunan sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh infeksi HIV (Titik Nuraeni, 2011).
02
Etiologi HIV pada
Kehamilan
Etiologi
HIV disebabkan oleh sekelompok virus yang dikenal
sebagai retrovirus. Virus ini membawa materi genetik
merea dalam bentuk asam ribonukleat (RNA) dan bukan
asam deoksiribonukleat (DNA). Infeksi HIV terjadi
ketika virus memasuki sel CD4 (T) pejamu dan
menyebabkan sel ini mereplikasi RNA virus dan protein
virus, yang pada akhirnya menyerang sel CD4 lain
(Smeltzer,2017).
03
Penularan HIV/AIDS dari
Ibu ke Janin
Penularan HIV/AIDS dari Ibu
ke Janin
Lewat cairan darah
Lewat cairan sperma dan cairan
vagina
Lewat air susu ibu
Periode kehamilan
Periode persalinan
Periode post partum
04
Penyebab HIV/AIDS
pada Ibu Hamil
Penyebab HIV/AIDS pada
Ibu Hamil
1. Aktivitas hubungan seksual yang tidak
sehat sebelum masa kehamilan.
2. Penggunaan jarum suntik yang bergantian.
3. Transplantasi organ yang dijalani sebelum
masa kehamilan.
05
Pencegahan HIV/AIDS
pada Kehamilan
Pencegahan HIV/AIDS
pada Kehamilan
Beberapa strategi PMTCT (Prevention Motherto-Child
Transmission) telah dikembangkan untuk menekan insiden
transmisi, antara lain penggunaan kondom, skrining kedua
pasangan, dan tatalaksana infeksi menular seksual. Selain
strategi tersebut, PrEP (PreExposure Prophylaxis) oral
menggunakan ARV (Antiretroviral) merupakan salah satu
strategi yang ditetapkan WHO
Lanjutan…
Pemberian ARV untuk menurunkan angka transmisi
vertikal paling efektif dimulai sejak awal kehamilan.
Pemberian ARV maternal sebelum trimester ketiga
akan menurunkan risiko transmisi hingga kurang dari
5 dari 1000 kelahiran. Pemberian ARV saat persalinan
atau beberapa jam setelah melahirkan, dapat
menurunkan transmisi hingga 50%.
06
ASKEP HIV/AIDS
pada Ibu Hamil
1. Pengkajian
Kaji status fisik dan psikologis. Secara keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem imun :
a. Status nutrisi
Dapatkan riwayat diet
Identifikasikan faktor-faktor yang dapat mengganggu asupan oral,seperti anoreksia,
mual,muntah,nyeri oral atau kesulitan menelan.
Kaji kemampuan pasien untuk membeli dan mempersiapkan makanan.
Ukur satus nutrisi berdasarkan berat badan, pengukuran antroprometrik.
b. Membran kulit mukosa
Inspeksi adanya lecet ulserasi, dan insfeksi setiap hari.
Pantau rongga mulut terhadap adanya kemerahan ,ulserasi, dan bercak kerem-
keputihan (kandidiasis).
Kaji adanya ekskoriasi dan infeksi pada area perianal.
Dapatkan kultur luka untuk mengidentifikasi organisme penginfeksi.
c. Status pernafasan
Pantau batuk ,produksi sput, sesak napas, ortopnea, takipnea, dan nyeri dada kaji
suara napas.
Kaji parameter fungsi paru yang lain ( foto ronsen dada, gas darah arteri, oksimetri
denyut nadi, pemeriksaan fungsi paru).
d. Status neurologi
Kaji status mental sedini mungkin sebagai data dasar. Catat tingkat kesadaran dan orientasi terhadap
orang, tempat, dan waktu serta kejadian kehilangan memori.
Pantau defisit sensori, seperti perubahan visual, sakit kepala, dan kebas serta kesemutan pada ekstremitas.
Pantau kerusakan motorik, seperti perubahan gaya berjalan dan paresis.
Pantau aktivitas kejang.
e. Status cairan dan elektrolit
Kaji turgor dan kekeringan kulit dan membran mukosa.
Kaji dehidrasi dengan mengobservasi peningkatan rasa haus, penurunan keluaran urin, tekanan darah
rendah, nadi lemah dan cepat, dan mengkaji berat jenis urin.
Pantau ketidakseimbangan elektrolit
Kaji tanda dan gejala defisit elektrolit
f. Tingkat pengetahuan
Evaluasi pengetahuan pasien mengenai penyakit dan penyebaranya
Kaji tingkat pengetahuan kluarga dan teman
Gali reaksi pasien terhadap diagnosis infeksi HIV /AIDS
Gali bagaimana pasien menghadapi penyakit dan stressor kehidupan mayor dimasa
lalu
Identifikasi sumber-sumber dukungan pasien
2. Diagnosis Keperawatan
a. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d bahan kimia iritatif d.d kerusakan jaringan
dan/atau lapisan kulit
b. Gangguan citra tubuh b.d. efek tindakan/pengobatan (kenoterapi) d.d.
mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh.
c. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang
dihadapi
d. Ansietas b.d krisis maturasional d.d merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapi
e. Resiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (imununosupresi)
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Keperawatan Indonesia (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
Edukasi