Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH JASMANI DAN OLAHARAGA

Makalah Dibuat Dalam Rangka Memenuhi

Tugas Mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi

Dosen Pengampu :Jenny Fransiska M.Pd

Disusun Oleh

Nama : Sindy Febri Astuti

Nim: 20591177

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

( IAIN CURUP )

2021
Kata Pengantar
Assalamu Alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin dan kuasa-Nyalah, Saya selaku
penyusun makalah ini dapat menyelesaikannya dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa
pula kita haturkan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta Ahli
Warisnya sekalian.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan yang mungkin di luar dari pengetahuan Saya. Untuk itu, Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari Bapak Dosen, untuk kesempurnaan makalah ini,
dan juga sebagai pelajaran bagi Saya dan yang Lainnya untuk kedepannya bisa lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Curup 16 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB 1....................................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.................................................................................................................................ii
A. Latar Belakang................................................................................................................................ii
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................ii
BAB II...................................................................................................................................................ii
PEMBAHASAN....................................................................................................................................ii
A. Pengertian korupsi .........................................................................................................................ii
B. Korupsi dalam perspektif dalam budaya hukum.............................................................................ii
C. Korupsi dalam perspektif agama....................................................................................................ii
D. Korupsi dalam perspektif politik ....................................................................................................ii
BAB III..................................................................................................................................................ii
PENUTUP.............................................................................................................................................ii
A. Kesimpulan....................................................................................................................................ii
B. Saran...............................................................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ii

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan
keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagaisuatu proses
perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan
keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia,
yakni (orang-orang yang terlibatsejak dari perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan
pembiayaan. Diantaradua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor
manusianya.Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari
keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, negarater cinta ini
dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang
kaya malahan termasuk negara yang miskin.Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya
adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi
pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya.
Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara negara
menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan penyakit
social yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara
yang sangat besar. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga
yang menonjol adalah sikap kerakusan dan kekuasaan

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian pengertian korupsi dalam perfektip

2. Apasaja pembagian pendidikan korupsi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Korupsi merupakan suatu penyakit berbahaya yang menyerang seluruh


struktur pemerintahan dan kenegaraan yang mencakup struktur budaya, politik
dan ekonomi masyarakat, dan merusak fungsifungsi negara yang vital tersebut.
“Korupsi merupakan satu tantangan terbesar dunia pada zaman kini. Hal ini
merusak pemerintahan yang baik, secara fundamental menyimpang dari kebijakan
publik, mengarah pada penyalahgunaan sumber daya, merugikan sektor swasta
dan pembangunan sektor swasta dan khususnya melukai masyarakat miskin”.
Istilah korupsi memiliki etimologi aslinya dalam bahasa latin yaitu
corrumpere yang berarti merusak atau menghacurkan. Menurut Heidenheimer
istilah ini memiliki sejarah yang digunakan dalam berbagai cara yang berbeda.
Pada masa kuno, korupsi terkait dengan penyuapan, sedangkan pada masa kini
analisis telah begeser pada fokus tentang perbedaan perilaku amoral dan illegal
diantara pemimpin politik.

B. Korupsi Dalam Perspektif Budaya Hukum


Friedman, menelaah budaya hukum dari pelbagai perspektif. Ia
menganalisa budaya hukum nasional yang dibedakan dari sub-budaya hukum
yang berpengaruh secara positif atau negatif terhadap hukum nasional. Ia juga
membedakan budaya hukum internal dan budaya hukum eksternal. Budaya
hukum internal merupakan budaya hukum warga masyarakat yang melaksanakan
tugastugas hukum secara khusus, seperti polisi, jaksa hakim dalam menjalankan
tugasnya, sedangkan budaya hukum eksternal merupakan budaya hukum
masyarakat pada umumnya, misalnya bagaimana sikap dan pengetahuan
masyarakat terhadap ketentuan perpajakan, perceraian dan Menurut Friedman,
budaya hukum menunjuk pada dua hal yaitu : (1) unsur ada tistiadat yang organis
berkaitan dengan kebudayaan secara menyeluruh; dan (2) unsur nilai dan sikap
sosial. Dalam perspektif budaya hukum korupsi menunjukkan perilaku yang
bertentangan dengan nilai-nilai dan norma baik itu dari kejujuran, sosial, agama
atau hukum. Korupsi sendiri digolongkan serious crime karena mampu
mengganggu hak ekonomi dan hak sosial masyarakat dan negara dalam skala
besar.

2
Adapun dampak korupsi dalam penegakan hukum adalah menimbulkan
pemerintah tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan hilangnya
kepercayaan rakyat terhadap lembaga Negara.
C. Korupsi dalam Perspektif Agama
Sudah dijelaskan di atas, bahwa korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan dan juga dapat diartikan tindakan khianat. Ini jelas bertentangan
dengan Islam. Karena di dalam Islam, seseorang yang berkhianat dianggap sebagai
orang kafir.Korupsi kebanyakan dilakukan oleh pejabatpemerintahan, seperti
menteri, anggota DPR, atau kepalakepala deaerah, bahkan kepala negara.
Pejabatpejabat tersebut seharusnya yang menjadi pemimpin rakyatnya, sebaliknya
malah menyelewengkan apa yang dipercayakan oleh rakyat.

Korupsi (ghulul) di dalam Islam dianggap pula sebagai kegiatan memakan harta
manusia secara bathil yang diharamkan oleh Allah sebagaimana dalam firmannya,

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di


antarakamu dengan jalan yang batil, dan janganlah kamu membawa (urusan)
harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”

[al-baqarah : 188]

Larangan untuk korupsi juga difirmankan Allah dalam surah anNisa : 29,

“Hai orangorang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil..”

Para koruptor (biasanya pejabat) menyelewengkan dana negara yang akan


digunakan untuk memajukan kesejahteraan rakyatnya. Jika dana ini diselewengkan,
maka kemajuan kesejahteraan rakyat pun akan tersendat. Misalnya saja
koruptor yang menyelewengkan dana pembangunan sekolah. Jika dana tersebut
dimakanoleh pejabat korup, maka sekolahsekolah tersebut tidak akan 100%
sesuai yang direncakan sebelumnya. Atau penyelewengan dana beras
miskin (raskin). Saat terjadi penyelewengan, maka raskin yang sampai ke
tangan yang benarbenar membutuhkan, tidak akan 100% seperti yang diharapkan
sebelumnya. Yang miskin akan mendapatkan sedikit jatah dari seharusya.
Kejadian tidak sesuai dengan prinsip dasar politik dalam Islam yakni, kemestian
peredaran harta pada seluruh lapisan masyarakat.

D. Korupsi Dalam Perspektif Politik


Tindak pidana korupsi yang terjadi tersebut cenderung merupakan tindak
pidana korupsi politik. Korupsi politik dalam perspektif institusional merupakan
tindakan yang menyimpang dari tugas-tugas peran publik yang formal untuk
memperoleh uang atau kekayaan pribadi (perseroangan, keluarga dekat, dan
kelompok pribadi) dengan cara yang melanggar peraturan dari orang-orang dalam
jabatan tertentu yang dapat mempengaruhi. Alasan pemilih memilih politisi korup

3
yaitu karena pemilih sering mencari mana yang lebih menguntungkan untuk
memenuhi semua kebutuhan mereka dan faksionalisme dalam sistem kepartaian
yang lemah menghalangi kemampuan perwakilan pemilih untuk membuat
kebijakan yang selaras dan mengurangi kesejahteraan pemilih yang menentang
kebijakan perwakilan pemilih tersebut. Bentuk-bentuk korupsi politik terdiri dari
penyuapan terhadap panjangnya prosedur dan antrian pelayanan publik, penyuapan
terhadap pengawasan birokrasi public, dan penyuapan untuk meningkatkan
kekuasaan ekonomi, menjajakan pengaruh pejabat public untuk menjamin
pelaksanaan pertukaran korupsi dari orang yang memberi suap, pembelian suara
untuk mempertahankan kekuasaan partai politik, nepotisme atau patronage untuk
mendapatkan pekerjaan tertentu, dan korupsi pembiayaan partai politik. Untuk
memberantas korupsi politik maka perlu disusun Undang-Undang keuangan partai
politik dan pendanaan kampanye sehingga terwujud suatu sistem keuangan partai
politik dan pendanaan kampanye yang transparan dan akuntabel.

Dampak Korupsi di Bidang Hukum

1. Peraturan Perundang-Undangan Tidak Efektif

Semua pihak dapat menerima suap dan pungli. Yang kaya akan dipermudah, yang miskin
akan dipersulit. Semua akan mudah jika ada uang. Bahkan keadlian pun bisa dibeli
dengan mudah. Hukum yang tadinya harus adil, sekarang bisa dibeli. Hukum terasa
tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

2. Hilangnya Kepercayaan Masyarakat Terhadap Negara

Melalui media massa kita akan mendapatkan informasi mengenai negara sendiri bahkan
dunia. Dengan adanya kasus tindakan korupsi di negara sendiri akan ada banyak
informasi dari berbagai media massa mengenai bobroknya hukum di Indonesia
tentang kasus korupsi. Hukum tidak benar-benar melindungi masyarakat. Para
koruptor terlihat tenang ketika dijerat hukum, seperti tidak ada yang berbeda antara
dihukum dan tidak.

E. Korupsi Dalam Perspektif Sosial


sisi Sosial bahwa korupsi merupakan penyebab kemiskinan, tercermin dari
Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik, Pengentasan kemiskinan semakin
lambat, terbatasnya akses masyarakat miskin, meningkatnya angka kriminalitas,
dan yang terakhir yaitu terlihat dari solidaritas sosial yang semakin langka.

4
Secara hukum, upaya pencegahan dan penanggulan korupsi adalah dengan
menerapkan sanksi yang berat untuk setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dimaksud.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya
dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagaisuatu proses perubahan yang
direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan
pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-
orang yang terlibatsejak dari perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan pembiayaan.
Diantaradua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya.Indonesia
merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber
daya alamnya. Tetapi ironisnya, negarater cinta ini dibandingkan dengan negara lain di
kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang
miskin.Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya
manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi
juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat
kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di
Indonesia dewasa ini sudah merupakan penyakit social yang sangat berbahaya yang
mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah
mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar. Hal itu merupakan
cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap
kerakusan dan kekuasaan

5
B. Saran

Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan


korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Ada 3 hal menurut saya yang harus dilakukan guna
mengurangi sifat dan perilaku masyarakat untuk korupsi, anatara lain;
(1) menaikkan gaji pegawai rendah dan menengah,
(2) menaikkan moral pegawai tinggi, serta
(3) legislasi pungutan liar menjadi pendapat resmi atau legal.

Anda mungkin juga menyukai