Belajar Bahasa Jawa Bagi Pemula
Belajar Bahasa Jawa Bagi Pemula
com
E – Learning Bahasa Jawa SMA N 1 Sanden, Bantul – Daerah Istimewa Yogyakarta
PENGENALAN
;1;
A. PENGANTAR
Bahasa Jawa adalah merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia, bahasa
Jawa adalah bahasa ibu bagi etnis Jawa, daerah asal bahasa Jawa meliputi wilayah tiga propinsi
yaitu ; Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain digunakan di tiga
propinsi tersebut bahasa Jawa yang memiliki jumlah penutur sekitar sebelas juta penutur ini juga
digunakan di wilayah Suriname serta Kaledonia Baru.
Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa yang menerapkan sistem undha – usuk atau tingkat
tutur, setidaknya ada dua macam tingkat tutur bahasa Jawa yang digunakan orang Jawa sekarang
ini yaitu ; ragam ngoko (kasar,biasa), dan ragam krama (halus). Kedua ragam ini digunakan pada
suasana yang berbeda satu sama lain.
Bahasa Jawa memiliki sistem alpabetik sendiri yang dikenal sebagai aksara Jawa
(carakan), pada sesi ini pengenalan aksara Jawa dibahas seperlunya.
Pedoman umum penulisan bahasa Jawa aksara latin pada sesi pembelajaran ini
didasarkan pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa Huruf Latin yang Disempurnakan,
yang dikeluarkan oleh Balai Bahasa Yogyakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional.
Nah sekarang mari kita cermati beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan ragam
ngoko maupun ragam krama dalam keseharian ;
1. Ragam ngoko digunakan dalam situasi ;
a. Suasana santai, tidak resmi.
b. Dua orang atau lebih yang telah akrab.
c. Orang yang lebih tua kepada yang muda (Kakak – Adik, Bapak – Anak,
Atasan – Bawahan)
c ca C r Ra R
k ka K f Da F
t ta T s Sa S
w wa W l La L
p pa P d Dha D
j ja J y Ya Y
v nya V m Ma M
g ga G b Ba B
q tha Q z Nga Z
x re > X Le <
Aksara wyanjana atau dikenal juga sebagai aksara nglegena, merupakan aksara baku
dalam sistem alpabetik aksara Jawa, aksara Jawa pada dasarnya dihadirkan dalam bentuk hidup –
ha, na, ca, ra, ka...dan seterusnya bukan h, n, c, r, k.
Contoh ;
sp Sapa Siapa
ap Apa Apa
an Kana Sana
• Ada tiga (3) aksara yang tidak boleh dipasangi maupun disandangi pangkon.
• Aksara ha, aksara ini tidak boleh dipasangi maupun disandangi pangkon,
sebagai gantinya digunakan sandhangan wigyan.
Contoh ;
• Aksara ra, aksara ini tidak boleh dipasangi maupun disandangi pangkon,
sebagai gantinya digunakan sandhangan layar.
Contoh ;
• Aksara nga, aksara ini tidak boleh dipasangi maupun disandangi pangkon,
sebagai gantinya digunakan sandhangan cecak.
Contoh ;
• Pasangan ka, ta, la berubah kebentuk asal atau utuh seperti huruf aslinya apabila
mendapat sandangan suku, cakra, ceret, dan péngkal.
Contoh ;
• Aksara ra dan la tidak boleh disandangi pepet. Apabila ada penulisan huruf
dengan unsur bunyi re maupun le, maka penulisan re ditulis dengan pa cerek, le
ditulis dengan nga leled.
Contoh ;
# Ta ± $ Sa °
% Pa ² ^ Ja ³
& Ga ´ * Ba µ
Aksara Murda ini awalnya merupakan aksara yang digunakan pada masa Jawa kuna
untuk menulis kata – kata yang berasal dari bahasa Sansekerta, namun pada perkembangannya
aksara Murda ini kadang dianggap sebagai aksara kapital dalam penulisan aksara Jawa
khususnya pada penulisan nama orang, tempat.
Contoh ;
fi%negr Dipanegara
$urk/t Surakarta
f+ Dza j+ Za
g+ Gha
Aksara rékan ini merupakan pelengkap aksara Jawa untuk menuliskan kata – kata yang
diambil dari bahasa selain Jawa yang aksaranya tidak tersedia dalam susunan aksara Jawa.
Contoh :
k+lil\ Khalil
p+tW Fatwa
f+t\ Dzat
j+bu/ Zabur
g+Ib\ Ghaib
U u E e
O o
Aksara Swara ini juga merupakan pelengkap aksara Jawa, digunakan untuk menulis
lambang bunyi, maupun kata – kata yang berasal dari bahasa selain Jawa.
Contoh ;
Ahmf\ Ahmad
Irk\ Irak
5. Angka
Huruf Nama Huruf Nama
1 1 2 2
3 3 4 4
5 5 6 6
7 7 8 8
9 9 10 10
Penulisan angka dalam aksara Jawa wajib atau harus menggunakan pada pangkat ,
seperti contoh di bawah ini.
Contoh ;
;1994; 1994
6. Sandhangan Swara
Sandhangan Nama Fungsi
i wulu Merubah aksara yang disandanginya berbunyi i
Sandhangan swara, merupakan kelengkapan dalam aksara Jawa yang berfungsi merubah
bunyi aksara yang disandanginya berbunyi vokal a, i, u, e, è, é, dan o ;
Contoh ;
sp sapa
spi sapi
spu sapu
peri peri
s[t saté
[gor gora
7. Sandhangan Sesigeg
Sandhangan Nama Fungsi
\ Menjadikan aksara yang disandanginya menjadi
Pangkon
konsonan utuh atau dalam istilah Jawa mati.
h Menjadikan aksara yang disandanginya berakhir
Wignyan
aspiran h.
/ Menjadikan aksara yang disandanginya berakhir
Layar
bunyi r.
= Menjadikan aksara yang disandanginya berakhir
Cecak
bunyi ng.
bpk\ bapak
swh sawah
ps/ pasar
ps= pasang
8. Sandhangan Wyanjana
Sandhangan Nama Fungsi
] Menjadikan aksara yang disandanginya mendapat
Cakra
sisipan r.
} Menjadikan aksara yang disandanginya mendapat
Ceret
sisipan re.
- Menjadikan aksara yang disandanginya mendapat
Péngkal
sisipan y.
Sandhangan swara, merupakan kelengkapan dalam aksara Jawa yang berfungsi merubah
bunyi aksara yang disandanginya berbunyi vokal a, i, u, e, è, é, dan o ;
Contoh ;
k]m krama
k}sek\ kresek
set- setya
9. Tanda baca
Huruf Nama Fungsi
? Untuk mengawali alinea atau
Adeg – adeg
sebuah kalimat baru.
. Menutup kalimat, atau sama
Pada lungsi
dengan fungsi simbol titik.
, Sama dengan fungsi simbol
Pada lingsa
titik.
Untuk mengapit kata atau
; ;
Pada pangkat pengapit pada penulisan
angka.
¥ Untuk mengawali penulisan
Pada luhur
surat.
Tanda Baca atau dalam istilah Jawa disebut pada merupakan tanda baca yang digunakan
dalam penulisan aksara Jawa, contoh penggunaannya antara lain seperti di bawah ini ;
C c cé L l èl U u u
D d dé M m èm V v vé
E e é N n èn W w wé
F f èf O o o X x èks
G g gé P p pé Y y yé
H h ha Q q ki Z z zèt
I i i R r èr
Pemakaian huruf konsonan tidak dibahas secara terperinci karena pada dasarnya hampir
sama dengan pemakaian konsonan dalam bahasa Indonesia, pada pembelajaran ini sedikit
banyak akan dikupas tentang pemakaian serta penggunaan aksara vokal dalam bahasa Jawa, hal
ini untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan tulis serta baca seperti yang selama ini banyak
berserak bahkan dalam komunitas masyarakat Jawa yang notabene-nya pemilik dan pengguna
bahasa Jawa.
Penggunaan lambang bunyi dalam pembelajaran ini mungkin tidal seideal lambang
fonetis sesuai kajian ilmu kebahasan, penggunaan lambang bunyi di sini untuk memudahkan
dalam membedakan pengucapan kata pada setiap vokal yang terdistribusi dalam contoh – contoh
kata bahasa Jawanya.
1. Vokal a, meskipun pada kenyataannya ditulis sama, namun dalam pengucapannya
berbeda antara vokal a jejeg dan vokal miring ;
a. Bunyi vokal a jejeg, ditulis a bukan o, meskipun pengucapan vokal ini berada
pada bunyi a dan o, bunyi vokal a jejeg ini diucapkan seperti vokal a pada kata
draw.
Contoh ;
ap
Apa [åpå] tidak ditulis Opo “apa”
sp
Sapa [såpå] tidak ditulis Sopo “siapa”
aj
Aja [åjå] tidak ditulis Ojo “jangan”
b. Bunyi vokal a miring, ditulis a, pengucapan vokal ini diucapkan seperti vokal
a pada kata art.
Contoh ;
ppt\
Papat [papat] “empat”
srp\
Sarap [sarap] “makan pagi”
bpk\
Bapak [bapak] “ayah”
siji
Siji [siji] “satu”
f]iji
Driji [driji] “jari”
kli
Kali [kali] “sungai”
b. Bunyi vokal i miring, ditulis i bukan e/é, meskipun pengucapan vokal ini
berbunyi é, bunyi vokal i jejeg ini diucapkan seperti vokal i pada kata brain.
Contoh ;
miri=
Miring [mirƐng] “miring”
miki/
Mikir [mikƐr] “berpikir”
pitik\
Pitik [pitƐk] “ayam”
tuku
Tuku [tuku] “membeli”
buru
Buru [buru] “memburu”
turu
Turu [turu] “tidur”
rubuh
Rubuh [rubøh] “runtuh”
afus\
Adus [adøs] “mandi”
sru=
Sarung [sarøng] “kain sarung”
peXm\
Pelem [pelem] “mangga”
sext\
Seret [seret] “kesat”
kesel\
Kesel [kesel] “capek”
[m][n
Mréné [mrƐnƐ] “kesini”
[k[r
Kéré [kƐrƐ] “miskin”
gu[l
Gulé [gulƐ] “gulai”
[l[rn\
Lèrèn [l3r3n] “istirahat”
m[nh
Manèh [man3h] “lagi”
k[bh
Kabèh [kab3h] “semua”
[lo[ro
Loro [loro] “dua”
[co[ro
Coro [coro] “kecoa”
[zLo[k]o
Nglokro [nglokro] “tidak bersemangat”
a[lon\
Alon [alån] “pelan”
p[won\
Pawon [pawån] “dapur”
t[won\
Tawon [tawån] “lebah”
;2;
aw[k[d[w
Ngoko Kita / kami
Awaké dhéwé
[awakƐ dhƐwƐ]
akul[nKo[w
Ngoko Kita / kami
Aku lan kowé
[aku lan kowƐ]
• Ragam ngoko ;
?jen_kuset-am]ihp]sj.
Jenengku Setya Amrih Prasaja.
[Jenengku Setyå AmrƐh Prasåjå]
• Ragam ngoko ;
?jen_musp.
Jenengmu sapa ?.
[Jenengmu såpå]
• Ragam ngoko ;
?ap[d[w[kwisÒ|ru ?
Apa dhèwèké wis turu ?.
[Åpå dh3w3kƐ wƐs turu]
4. Rumahmu dimana ?.
• Ragam krama inggil ;
?pvJen_znPifX[mwonTenPunFi ?
Panjenengan pidalem wonten pundi ?.
[Panjenengan pidalem wonten pundi]
• Ragam ngoko ;
?[aomhmun=zenFi ?
Omahmu nangndi ?.
[Omahmu nangndi]
;3;
NGOKO KRAMA ARTI
ap punNp
Apa
Apa Punapa
[åpå] [punåpå]
sp sinTen\
Siapa
Sapa Sinten
[såpå] [sinten]
pir pinTen\
Berapa
Pira Pinten
[pirå] [pinten]
aenFi punFi
Dimana
Endi Pundi
[endi] [pundi]
ken=zp [kzi=punNp
Kenapa
Kenangapa Kénging punapa
[kenangåpå] [kƐngƐng punåpå]
kpn\ [bvJ=punNp
Kapan
Kapan Bénjang punapa
[kapan] [bƐnjang punåpå]
kepi[y k[fosPunFi
Bagaimana
Kepiyé Kados pundi
[kepiyƐ] [kadøs pundi]
ln\ ln\
Dan
Lan Lan
[lan] [lan]
autw autwi
Atau
Utawa Utawi
[utåwå] [utawi]
k[ro kliyn\
Dengan
Karo Kaliyan
[karo] [kaliyan]
• Ragam ngoko ;
?ap[ko[wlr.
Apa kowé lara ?.
[Åpå kowƐ lårå]
• Ragam ngoko ;
?spsi=tuku.
Sapa sing tuku ?.
[Såpå sƐng tuku]
• Ragam ngoko ;
?tsHikixg[nNpir.
Tas iki regané pira ?.
[Tas iki reganƐ pirå]
4. Mana uangmu ?.
• Ragam krama inggil ;
?punFia/tpvJen_zn\,
Pundi arta panjenengan.
[Pundi artå panjenengan]
• Ragam ngoko ;
?aenFiduwitM|.
Endi dhuwitmu ?
[Endi dhuwƐtmu]
• Ragam ngoko ;
?ken=zp[ko[kHorsifmzn\,
Kenangapa kok ora sida mangan ?.
[Kenangåpå kåk ora sidå mangan]
• Ragam ngoko ;
?kpnHibuaxpÓ|zmev=[jogJ.
Kapan ibu arep lunga menyang Jogja.
[Kapan ibu arep lungå menyang Jogja]
• Ragam ngoko ;
?kepi[yapaibumuwi[sSat\,
Kepiyé apa ibumu wis séhat.
[KepiyƐ åpå ibumu wƐs sƐhat]
• Ragam ngoko ;
?akul[nKo[wpdpdskbnÒ|l\,
Aku lan kowé padha – padha saka Bantul.
[Aku lan kowƐ pådhå – pådhå såkå Bantøl]
• Ragam ngoko ;
?bpkSifluzk[rosp.
Bapak sida lunga karo sapa.
[Bapak sidå lungå karo såpå]
BAGIAN TUBUH
(PÉRANGANING AWAK)
;4;
• Ragam ngoko ;
?aenFsÑ|mumet\,
Endhasku mumet.
[Endhasku mumet]
• Ragam ngoko ;
?rmB|tÑ|wisFw.
Rambutku wis dawa.
[Rambøtku wƐs dåwå]
• Ragam ngoko ;
?tz[nNne[mBb[amri.
Tangané nembé baé mari.
[TanganƐ nembƐ baƐ mari]
4. Kakimu kenapa ?.
• Ragam krama inggil ;
?smPrnNipunPvJen_z[nKzi=punNp ?
Samparanipun panjenengan kénging punapa ?
[Samparanipøn panjenengan kƐngƐng punåpå]
• Ragam ngoko ;
?sikilM|ken=zp ?
Sikilmu kenangapa ?.
[SikƐlmu kenangåpå]
JENIS WARNA
(JINISING WARNA)
;5;
• Ragam ngoko ;
?kLmBi[nNk[qonPutihxsik\,
Klambiné katon putih resik.
[KlambinƐ katån putƐh resƐk]
• Ragam ngoko ;
?[bochw[fonÑ|wipkulit[nNaix=.
Bocah wadon kuwi pakulitané ireng.
[Bocah wadån kuwi pakulitanƐ ireng]
UNGKAPAN KESEHARIAN
(TEMBUNG PADINAN)
;6;
• Ragam ngoko ;
?mtu/nuwunSzet\,
Maturnuwun sanget.
[Maturnuwøn sanget]
• Ragam ngoko ;
?nuwu[nSwu,apaikibene/[aomh[apkSet-.
Nuwunsèwu, apa iki bener omahé pak Setya.
[Nuwøns3wu, åpå iki bener omahƐ pak Setyå]
KATA KERJA
(TEMBUNG KRIYA)
;7;
NGOKO KRAMA ARTI
turu s[r
Tidur
Turu Saré
[turu] [sarƐ]
tzi wuzu
Bangun tidur
Tangi Wungu
[tangi] [wungu]
zfeg\ jumen_
Berdiri
Ngadeg Jumeneng
[ngadeg] [jumeneng]
lu=guh X=gh
Duduk
Lungguh Lenggah
[lunggøh] [lenggah]
afus\ sirm\
Mandi
Adus Siram
[adøs] [siram]
mzn\ da/
Makan
Mangan Dhahar
[mangan] [dhahar]
[zo[mB zuvJ|k\
Minum
Ngombé Ngunjuk
[ngombƐ] [ngunjøk]
luz tinFk\
Pergi
Lunga Tindak
[lungå] [tindak]
mulih,bli [konF|/
Pulang
Mulih, bali Kondur
[mulƐh],[bali] [kåndør]
nulis\ vert\
Menulis
Nulis Nyerat
[nulƐs] [nyerat]
• Ragam ngoko ;
?maub_ziturun=zenFi.
Mau bengi turu nang ngendi.
[Mau bengi turu nang ngendi]
• Ragam ngoko ;
?[ko[wmaut=zijmPir.
Kowé mau tangi jam pira.
[KowƐ mau tangi jam pirå]
• Ragam ngoko ;
?saikiwisBiszfe[gD[w.
Saiki wis bisa ngadeg dhéwé.
[Saiki wƐs bisa ngadeg dhƐwƐ]
• Ragam ngoko ;
?si=lu=guhn=knk[asp.
Sing lungguh nang kana kaé sapa.
[SƐng lungguh nang kånå kaƐ såpå]
• Ragam ngoko ;
?am/gne[mBlrbpkF|ru=[ao[lhafusDisik\,
Amarga nembé gerah bapak durung olèh adus dhisik.
[Amargå nembƐ gerah bapak durung ol3h adus dhisƐk]
• Ragam ngoko ;
?wisMznF|ru=.
Wis mangan durung.
[WƐs mangan durøng]
KATA SIFAT
(TEMBUNG KAHANAN)
;8;
guyu gemuj_
Tertawa
Guyu Gemujeng
[guyu] [gemujeng]
zi[s/o znDp\
Bawah
Ngisor Ngandhap
[ngisår] [ngandhap]
duwu/ ai=gil\
Tinggi, Atas
Dhuwur Inggil
[dhuwør] [inggƐl]
lr gerh
Sakit
Lara Gerah
[lårå] [gerah]
• Ragam ngoko ;
?akumumet\,
Bocahé isih enom banget.
[BocahƐ isih enåm banget]
• Ragam ngoko ;
?simBhwisÒ|w.
Simbah wis tuwa.
[Simbah wƐs tuwå]
• Ragam ngoko ;
?[bochcili[kHor[ao[lhnkl\,
Bocah cilik ora olèh nakal.
[Bocah cilik ora ol3h nakal]
• Ragam ngoko ;
?si=ge[d[d[wk[ak=m[sS.
Sing gedhé dhéwé kaé kangmasé.
[SƐng gedhƐ dhƐwƐ kaƐ kangmasƐ]
• Ragam ngoko ;
?kli[nNfwbzet\,
Kaliné dawa banget.
[KalinƐ dåwå banget]
• Ragam ngoko ;
?Xmh[a[aomBbzet\,
Lemahé amba banget.
[LemahƐ åmbå banget]
• Ragam ngoko ;
?pnTiausf[nNa[fohsk[k[n.
Panti usadané adoh saka kéné.
[Panti usadanƐ adåh såkå kƐnƐ]
• Ragam ngoko ;
?[aomh[acerkPs/beri=a/j.
Omahé cerak pasar Beringharja.
[OmahƐ cerak pasar BerƐngharjå]
• Ragam ngoko ;
?ken=zpbpkF|k.
Kenangapa bapak nesu ?.
[Kenangåpå bapak nesu]
ANGKA
NGOKO KRAMA KAWI INDONESIA
siji setu=gl\ [ak
Satu
Siji Setunggal Eka
[siji] [setunggal] [Ɛkå]
[lo[ro klih fWi
Dua
Loro Kalih Dwi
[loro] [kalƐh] [dwi]
telu tig t]i
Tiga
Telu Tiga Tri
[telu] [tigå] [tri]
ppt\ sekwn\ ctu/
Empat
Papat Sekawan Catur
[papat] [sekawan] [catør]
lim g=sl\ pvC
Lima
Lima Gangsal Panca
[limå] [gangsal] [påncå]
aenem\ aenem\ sf\
Enam
Enem Enem Sad
[enem] [enem] [sad]
pitu pitu spT
Tujuh
Pitu Pitu Sapta
[pitu] [pitu] [saptå]
[wolu [wolu asQ
Delapan
Wolu Wolu Astha
[wolu] [wolu] [asthå]
s=z s=z nw
Sembilan
Sanga Sanga Nawa
[sångå] [sångå] [nåwå]
sepuluh sefs fs
Sepuluh
Sepuluh Sedasa Dasa
[sepuløh] [sedåså] [dåså]
Ngayogyakarta Hadiningrat,
Jemuwah Kliwon, 25 Besar 1943 Dal – Kuntara
Santri Catur Wiwaraning Jagad