- Pedoman Klinis
Teknik cognitive behavioral therapy atau CBT berfokus pada pikiran dan perilaku pasien.
Pikiran-pikiran negatif akan menyebabkan pasien mempunyai perasaan dan perilaku
negatif, dan begitu juga sebaliknya.[1]
Apa yang dirasakan dan dilakukan oleh seseorang berhubungan dengan apa yang
dipikirkan. Dalam CBT, pasien akan diminta untuk mengidentifikasi distorsi dalam proses
pikirnya (yang berhubungan dengan gangguan yang dialami) pada situasi-situasi tertentu
dan mencoba mengubah sudut pandangnya terhadap masalah tersebut.[2,9]
Pikiran-pikiran negatif/distorsi pikiran yang timbul secara otomatis setiap kali pasien
menghadapi masalah disebut sebagai automatic negative thoughts.
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/psikiatri/cognitive-behavioral-therapy/teknik 1/5
11/15/21, 9:46 PM Teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) - Alomedika
Sumber: |
ALOMEDIKA dr.Irwan, 2020. DOKTER
KHUSUS UNTUK LOGIN | DAFTAR
Persiapan Pasien
Persiapan yang diperlukan oleh pasien sebelum menjalani CBT adalah mengikat kontrak
dengan terapis untuk memastikan bahwa pasien akan hadir dalam setiap sesi CBT. CBT
adalah kolaborasi antara peran serta aktif pasien dan bimbingan dari terapis.
Pasien yang akan menjalani CBT sebaiknya pasien dengan tilikan diri yang baik dan
mampu mengendalikan gejala-gejalanya, baik dengan maupun tanpa bantuan obat.
Pasien-pasien dengan gejala psikotik harus mendapatkan farmakoterapi yang adekuat
sebelum memulai sesi CBT.[10]
Pasien dan terapis harus sebaiknya menetapkan jadwal pertemuan mingguan di awal dan
pasien harus komitmen dengan jadwal tersebut. Komitmen terhadap jadwal merupakan
bagian dari kontrak terapetik dalam CBT.
Tujuan akhir CBT juga harus ditetapkan di awal. Formulasi tujuan akhir dari terapi harus
bersifat SMART (specific, measurable, achievable, realistic, dan time limited).[4] Misalnya
tujuan akhir terapi untuk pasien dengan gangguan obsesif kompulsif adalah mengurangi
waktu yang dihabiskan untuk mencuci tangan dari 5 jam menjadi 1 jam per hari dalam 3
minggu proses terapi.[10]
CBT didasarkan pada hubungan antara proses kognitif, emosi perasaan, dan perilaku
seseorang
CBT membutuhkan hubungan terapetik yang kuat dan kerjasama kolaboratif antara
terapis dan pasien
Dalam CBT, pasien akan dipandu untuk menemukan sudut pandang berpikir yang
baru untuk masalah mereka
Sesi CBT hanya merupakan panduan, pasien tetap harus berlatih sendiri di antara
sesi-sesi CBT
CBT berorientasi pada kondisi saat ini dan berfokus pada masalah[1]
Sesi-sesi dalam CBT mempunyai tujuan dan isi untuk beberapa hal dibawah ini:
Membantu pasien untuk memulihkan aktivitas hariannya sebagai dasar dan arah
terapi secara bertahap
Membantu pasien agar mampu kembali menjalankan aktivitas rutin sehari-hari dan
produktif
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/psikiatri/cognitive-behavioral-therapy/teknik 2/5
11/15/21, 9:46 PM Teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) - Alomedika
Setiap
ALOMEDIKA sesi selalu
| KHUSUS diawali
UNTUK dengan
DOKTER penilaian kondisi pasien, baik dengan menggunakan LOGIN | DAFTAR
instrumen atau skor subyektif oleh pasien. Namun disarankan untuk melakukan
monitoring proses dan hasil terapi setiap sesi dengan menggunakan instrumen yang
sesuai
Setiap sesi diawali dengan review penugasan minggu sebelumnya dan diakhiri
dengan penjelasan mengenai penugasan minggu berikutnya, sesuai dengan tahapan
setiap sesi[1,11]
Prosedural
Prosedur CBT terdiri dari 10-20 sesi pertemuan, sekali dalam seminggu, dan lamanya
setiap sesi adalah 1 jam. Sesi-sesi ini dibagi menjadi beberapa tahapan. Jumlah sesi untuk
setiap tahapan bersifat individual dan berbeda untuk setiap pasien.[2] Tahapan tersebut
terdiri dari identifikasi, restrukturisasi kognitif, identifikasi dan koreksi, dan catatan pikiran.
Identifikasi
Identifikasi hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku yang dialami oleh pasien.
Pada tahapan ini pasien berlatih bersama terapis untuk mengenali situasi yang mendasari
munculnya pikiran-pikiran disfungsional, perasaan yang timbul akibat pikiran-pikiran
tersebut, dan apa yang dilakukan oleh pasien ketika pikiran-pikiran tersebut timbul
Restrukturisasi Kognitif
Identifikasi dan koreksi dimana pasien diminta untuk mengidentifikasi dan mengubah
pikiran disfungsional. Pasien belajar untuk mengenali distorsi pada proses pikirnya yang
menyebabkan timbulnya pikiran-pikiran negatif/disfungsional pada situasi-situasi
tertentu. Kemudian pasien melakukan koreksi sendiri atas pikiran-pikiran
disfungsionalnya.[1,2]
Pada tahap awal, pasien dipandu oleh terapis untuk melakukan tahapan-tahapan di atas.
Namun selanjutnya, pasien akan diminta untuk menggunakan jurnal untuk secara mandiri
mencatat dan melakukan tahapan-tahapan di atas. Pasien diminta membuat catatan ini
segera setelah adanya stressor atau perubahan perasaan/pikiran. Jurnal biasanya terdiri
dari 3 kolom yang berisi situasi pemicu, pikiran otomatis yang muncul, dan perasaan yang
menyertai. Pasien juga diminta secara aktif mengoreksi pikiran-pikiran ini.[1,2]
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/psikiatri/cognitive-behavioral-therapy/teknik 3/5
11/15/21, 9:46 PM Teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) - Alomedika
No
ALOMEDIKA Bukti yang
| KHUSUS Pro
UNTUK DOKTER Bukti yang Kontra LOGIN | DAFTAR
1 Mereka sibuk mengobrol ketika aku Mereka masih bercanda di grup dan
lewat di dekat mereka masih menyertakan aku
Mereka tidak memperhatikan ketika Mereka tersenyum dan membalas
2 aku lewat ketika aku yang menyapa mereka
Sama seperti pada tahapan sebelumnya, pasien diminta membuat catatan kegiatan harian
dan mengidentifikasi perasaan dan pikiran pada saat melakukan kegiatan-kegiatan itu.
Pasien juga diminta untuk secara rutin menjadwalkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang menyenangkan (misalnya keluar makan bersama teman).[1,2]
Follow up
Sebagai follow up untuk sesi sebelumnya, pasien akan diberikan tugas untuk menilai
tingkat gangguannya secara kuantitatif (baik dengan menggunakan instrumen atau skor
subyektif oleh pasien) pada seminggu sebelumnya dan review penugasan minggu
sebelumnya.[11]
Follow up untuk CBT umumnya digunakan sebagai sesi booster dan dilakukan dalam
jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan pasien dan terapis. Setelah sesi terapi diakhiri,
diharapkan pasien bisa melakukan semua keterampilan yang diajarkan secara mandiri dan
terus menerus. [10]
Perlu ditegaskan bahwa membaiknya kondisi pasien, bukan berarti pasien boleh berhenti
melakukan CBT secara mandiri.[2] Sesi booster bisa diberikan 3-4 kali dalam 6-12 bulan
pasca CBT selesai.[10]
Referensi
DISKUSI TERBARU
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/psikiatri/cognitive-behavioral-therapy/teknik 4/5
11/15/21, 9:46 PM Teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) - Alomedika
Lebih Lanjut
Tentang Kami Advertise with us Syarat dan Ketentuan Privasi Kontak Kami
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/psikiatri/cognitive-behavioral-therapy/teknik 5/5