Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY

(CBT)

DI SUSUN OLEH :

ANNISA HASNA MUFIDAH (201802050)

PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2021/2022

PEMBAHASAN
A. Definisi
Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) pada awalnya dicetuskan oleh Aaron Beck
sebagai pengembangan dari psikoterapi pada awal 1960.Terapi ini dirancang secara
terstruktur, dalam jangka waktu yang singkat, berorientasi pada pemecahan masalah saat
ini dengan memodifikasi pikiran dan perilaku disfungsional. Beck [12] menjelaskan
bahwa CBT adalah terapi yang bertujuan untuk mengubah kognitif atau persepsi klien
terhadap masalahnya, dalam rangka melakukan perubahan emosi dan tingkah laku klien.
Stallard [16] menyebutkan bahwa CBT merupakan suatu intervensi yang
memperhatikan mengenai proses kognitif yang terjadi pada klien dan bagaimana
hubungannya dengan perubahan emosi dan tingkah laku klien. Dengan kata lain,
konseling dengan menggunakan pendekatan CBT mendorong konselor mencari berbagai
cara untuk menghasilkan/memodifikasi perubahan kognitif klien (pikiran dan keyakinan
klien) agar menghasilkan perubahan emosi dan pada akhirnya memunculkan perilaku
yang lebih adaptif.
Beck [12] menjelaskan langkah-langkah penting yang secara umum terdapat
dalam CBT, yaitu :
1. Membangun hubungan terapeutik, membangun hubungan terapeutik dilakukan sejak
pertemuan pertama merupakan hal yang sangat penting karena kelancaran proses
konseling selanjutnya ditentukan oleh bagaimana kesan yang didapat klien pada
pertemuan pertama;
2. Perencanaan intervensi dan struktur sesi, perencanaan pemberian intervensi dilakukan
oleh konselor bahkan sebelum bertemu dengan klien, yaitu dengan melihat data-data
yang sudah ada mengenai klien. Perencanaan awal dibuat secara umum mengenai
bagaimana sesi konseling akan berjalan untuk selanjutnya jalannya konseling akan
bergantung pada gejala yang muncul pada klien;
3. Mengidentifikasi dan menanggapi disfungsional kognitif, bagian terpenting dalam
pendekatan CBT adalah membantu klien merespon pikiranpikirannya yang tidak
akurat atau tidak membantu, seperti misalnya pikiran otomatis dan keyakinan inti
yang mendasari perilaku tertentu;
4. Fokus pada hal yang positif, klien dengan berbagai permasalahannya cenderung
terlalu fokus pada hal yang negatif. Ketika berada pada kondisi tertekan klien secara
otomatis memberi penekanan besar pada pengalaman negatif dan gagal dalam
mengenali pengalaman yang lebih positif; serta
5. Memfasilitasi perubahan kognitif dan perilaku antar sesi (homework)

B. Indikasi
Indikasi CBT adalah untuk penanganan berbagai gangguan psikiatri seperti
depresi, gangguan bipolar, gangguan cemas dan lainnya.
Gangguan psikologi hingga nyeri kronis menetap. CBT atau terapi kognitif perilaku
membantu orang mengubah cara pandang mereka terhadap rasa sakit dan cara mereka
memikirkannya. Tujuan terapi ini adalah agar pasien menyadari pikiran negatif akan rasa
sakit dan merombak ulang pemikiran tersebut, mendorong pasien ke strategi penanganan
mengarahkan ke yang lebih positif.

CBT dilaporkan efektif untuk berbagai kondisi psikologis, termasuk :


1. Gangguan depresi atau gangguan bipolar
2. Gangguan cemas
3. Gangguan makan
4. Gangguan bodydysmorphic

Selain itu CBT juga bisa membantu pasien - pasien dengan :


1. Psikologis
2. Gangguan pengendalian impuls
3. Masalah seksual dan hubungan interpersonal
4. Insomnia
5. Chronic fatigue syndrom dan fibromyalgia

C. Kontra Indikasi

Beberapa kontraindikasi tersebut adalah:

1. Pasien dengan gangguan psikotik: seperti pasien dengan gangguan psikotik akut


2. Pasien dengan retardasi mental.
3. Organic brain syndrome
4. Alcohol use disorder
5. Pasien dengan gangguan depresi berat dan memiliki risiko bunuh diri

D. Tata pelaksanaan
Terapi perilaku kognitif atau CBT sebenarnya memiliki prinsip yaitu
permasalahan yang dialami oleh pasien bukanlah berawal dari sebuah situasi melainkan
bagaiaman orang tersebut menginterpretasikan masalah yang ada ke dalam pikirannya.
Hal ini lah yang akhirnya akan berpengaruh pada perasaan serta tindakan yang
dilakukannya. Misalnya saja, ketika anda berpapasan dengan teman lama namun teman
anda tersebut tidak menyapa anda maka akan membuat anda berpikir jika dirinya tidak
menyukai anda. Hal ini pula lah yang akan berlanjut di kemudian harinya, sehingga anda
akan berusaha menghindarinya saat bertemu kembali.
Pikiran pikiran negatif ini yang akhirnya muncul diantara anda dan teman anda
sendiri. Jika hal ini terus dikembangkan dan membuat anda merasakannya pada banyak
teman anda, maka anda akan dikucilkan nantinya di dalam pertemanan. Di dalam terapi
ini, bertujuan untuk dapat menghentikan pola pikiran pikiran negatif tersebut dengan cara
mengidentifikasi reaksi negatif yang nantinya diproses oleh otak anda.
Masalah emosional seringkali menjadi penyebab dari pemikiran positif dan
negatif dari seseorang. Sehingga terkadang membuat orang meraas jika pikirannya
tersebut adalah hal yang benar. Di dalam terapi CBT ini, anda akan mengganti pola pikir
negatif anda ini ke sesuatu yang lebih bermanfaat dan realistis tentunya. Cara ini
sebenarnya juga menjadi tantangan tersendiri bagi orang orang yang sering mengalami
masalah kesehatan pada mentalnya.
Lalu bagaimana cara menghentikan pemikiran pemikiran yang negatif tersebut?
Menurut  beberapa teori psikologi yang ada, pola pikiran negatif seseorang tersebut akan
melalui proses yang dinamakan negative reinforcement. Misalnya saja, ketika anda
memiliki fobia pada ruangan kecil dan sempit, maka secara tidak langsung anda belajar
jika untuk mengatasi hal tersebut anda harus menghindari ruangan kecil dan sempit. Cara
ini memang efektif namun hanya akan memberikan ketenangan sesaat saja, dan bahkan
akan semakin membuat rasa takut menjadi berlebihan. Hal ini lah yang dinamakan
dengan negative reinforcement.

DAFTAR PUSTAKA
Terapi Kognitif-Behavioral | AKHMAD SUDRAJAT (wordpress.com)

Kontraindikasi Cognitive Behavioral Therapy (CBT) - Alomedika

Terapi Perilaku Kognitif - Cara - Tujuan - DosenPsikologi.com

Bab 2.pdf (uinsby.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai