Pertemuan 4
Pertemuan 4
PERTEMUAN IV
TINJAUAN UMUM TENTANG PENANAMAN MODAL ASING
A. TUJUAN PEMBELAJARAN.
B. URAIAN MATERI
benar memperkuat nilai rupee, tetapi penguatan tidak ada artinya jika tidak
memiliki dampak positif pada sektor riil dan masyarakat..17
17
http://blog-aniz.blogspot.com/2013/05/makalah-analisis-investasi-asing-pada.html diakses tanggal 10
Januari 2015.
Pengantar Hukum Bisnis 43
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
pada seberapa banyak bisnis yang mereka lakukan. Jika pendirian perusahaan
membutuhkan modal besar, maka orang asing dan warga negara kemudian akan
melakukan investasi asing (A PMA) sesuai dengan Pasal 1 (3) UU No 1 tanggal
25 Januari 2007 tentang investasi (UU 25/2007), yaitu :
1) Perjanjian ini ditandatangani oleh orang asing dan warga negara Indonesia;
2) Setelah penandatanganan Kesepakatan Bersama, warga negara asing dan
warga negara Indonesia akan membentuk badan usaha yang berbadan hukum
Indonesia sebagai perseroan terbatas dan yang memiliki kantor terdaftar di
wilayah Republik Indonesia. (Pasal 5 (2) [2] UU 25/2007);
3) Pengajuan aplikasi pendaftaran PMA ke BKPM.
18
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl5137/prosedur-penanaman-modal-asing-di-bidang-
restoran diakses tanggal 10 Januari 2015.
Pengantar Hukum Bisnis 45
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
Pasal 10 ayat 1 Peraturan Kepala BKPM No.12 tahun 2009 (“Perka BKPM
12/2009”) menyatakan bahwa semua bidang atau jenis usaha terbuka bagi
kegiatan penanaman modal, kecuali bidang atau jenis usaha yang dinyatakan
tertutup dan terbuka dengan persyaratan.Untuk itu, investor diwajibkan untuk
mematuhi peraturan perundang-undangan, seperti DNI, sebelum melakukan
kegiatan penanaman modal.
DNI mencakup daftar bidang usaha yang tertutup seluruhnya atau sebagian
untuk penanaman modal swasta asing maupun dalam negeri. Perubahan
pengaturan DNI terbaru terdapat dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
No.36 tahun 2010 (“Perpres 36/2010”).
Investasi atau investasi memiliki dua makna, yaitu investasi langsung dan
investasi tidak langsung (indirect investment). Penulis membagi investasi langsung
(investasi langsung) dan investasi tidak langsung (investasi tidak langsung) menjadi
dua bagian. Bagian pertama menyangkut investasi langsung, sedangkan bagian
kedua menjelaskan investasi tidak langsung..
a. Investasi Langsung (Direct Investment)
Dalam konteks ketentuan Undang-Undang Investasi No 25 tahun 2007,
definisi investasi hanya mencakup investasi langsung. Investasi langsung
dilakukan baik melalui pendirian usaha patungan dengan mitra lokal, operasi
bersama tanpa perusahaan baru, memberikan pinjaman untuk kepemilikan
mayoritas di perusahaan lokal, memberikan bantuan teknis dan manajemen
(bantuan teknis dan manajemen), menawarkan lisensi, dll.
19
David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, Kencana Prenada Media
Group, 2013. hal 16-17.
Pengantar Hukum Bisnis 47
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
Karena itu pasar modal dianggap sebagai salah satu alat paling efektif untuk
mempercepat pembangunan negara. Ini dimungkinkan karena pasar modal adalah
sarana mobilisasi masyarakat untuk menyalurkan sumber daya ke daerah-daerah
produksi. Jika mobilisasi dana publik melalui lembaga keuangan dan pasar modal
berjalan baik, dana pembangunan dari pinjaman luar negeri akan berkurang. Pasar
modal negara maju adalah salah satu lembaga yang dipertimbangkan dalam
pembangunan ekonomi negara. Karena itu, negara / pemerintah memiliki alasan
untuk membantu mengatur dinamika pasar modal. Pasar modal Indonesia
memobilisasi dana publik dengan menyediakan sumber daya atau tempat untuk
mengumpulkan penjual jangka panjang dan pembeli dana yang disebut surat
berharga.
Definisi surat berharga tidak hanya terdiri dari saham dan obligasi, tetapi juga
surat berharga, yaitu obligasi, surat berharga komersial, saham, obligasi, obligasi,
tabungan investasi kolektif, surat berharga, surat berharga dan derivatif. Tiga arti
dari pasar modal:
a. dalam arti yang lebih luas, pasar modal diatur oleh seluruh sistem keuangan,
termasuk bank komersial dan semua perantara keuangan, sekuritas / klaim
jangka panjang, klaim primer dan tidak langsung yang pendek.
b. dalam jangka menengah, pasar modal adalah semua pasar dan lembaga yang
terorganisir yang mencakup tanda kredit (biasanya lebih dari satu tahun), saham,
obligasi, pinjaman berjangka, pinjaman hipotek, deposito, dan deposito
berjangka.
c. ada pasar uang yang terorganisir dalam arti sempit, di mana saham dan obligasi
diperdagangkan melalui jasa perantara dan perusahaan asuransi.
Undang-undang Pasar Modal menetapkan batasan pada pasar modal, yaitu,
penawaran umum dan perdagangan sekuritas, perusahaan publik yang terkait
dengan sekuritas yang diterbitkan dan institusi dan profesi yang terkait dengan
sekuritas. Memahami beberapa pasar modal mengarah pada kesimpulan bahwa
pasar modal adalah kegiatan yang terkait dengan penerbitan dan perdagangan
sekuritas publik dan jangka panjang di pasar primer dan pasar sekunder.
1996, WTO menunjukkan bahwa telah terjadi suatu perkembangan yang cukup
mendasar di bidang penanaman modal, khususnya sejak tahun 1980-an.
Perkembangan perekonomian suatu negara, khususnya negara berkembang
seperti Indonesia sangat ditentukan dari tingkat pertumbuhan penanaman modal
asing. Penanaman modal asing memegang peranan penting dalam peningkatan
devisa suatu negara. Kegiatan perdagangan internasional tidak dapat terlepas dari
penanaman modal asing karena memberikan keuntungan kepada semua pihak,
tidak hanya bagi investor saja, tetapi juga bagi perekonomian negara tempat modal
itu ditanamkan serta bagi negara asal para investor. Sebagai negara berkembang,
Indonesia berada pada posisi yang sangat berkepentingan dalam mengundang
investor asing untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Menyadari
pentingnya penanaman modal asing, pemerintah Indonesia terus berupaya
menumbuhkan iklim investasi yang kondusif guna menarik calon investor untuk
menarik modal asing masuk ke Indonesia. Berbagai strategi untuk mengundang
investor asing telah dilakukan agar para investor asing tertarik untuk menanamkan
modalnya dan merasa nyaman dalam melakukan penanaman modal di Indonesia.
Strategi-strategi yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan daya
tarik para investor agar menanamkan modalnya di Indonesia ialah dengan
mengeluarkan peraturan-peraturan tentang penanaman modal asing dan
kebijaksanaan pemerintah yang pada dasarnya tidak akan merugikan kepentingan
nasional dan kepentingan investor. Pemerintah menetapkan bidang-bidang usaha
yang memerlukan penanaman modal dengan berbagai peraturan. Selain itu,
pemerintah juga menentukan besarnya modal dan perbandingan antara modal
nasional dan modal asing. Hal ini dilakukan agar penanaman modal tersebut dapat
diarahkan pada suatu tujuan yang hendak dicapai. Bukan hanya itu seringkali suatu
negara tidak dapat menentukan politik ekonominya secara bebas, karena adanya
pengaruh serta campur tangan dari pemerintah asing.
Di samping mengeluarkan peraturan-peraturan dalam bidang penanaman
modal, pemerintah juga memberikan kebijakan-kebijakan. Kebijakan mengundang
modal asing adalah untuk meningkatkan potensi ekspor dan substitusi impor,
sehingga Indonesia dapat meningkatkan penghasilan devisa dan mampu
menghemat devisa, oleh karena itu usaha-usaha di bidang tersebut diberi prioritas
dan fasilitas. Alasan kebijakan yang lain yaitu agar terjadi alih teknologi yang dapat
mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional Indonesia.
Di dalam menentukan kebijakan ekonomi, pemerintah sering dihadapkan
kepada banyak kendala struktural yang tidak mudah diatasi, sehingga kebijakan
yang paling ultimate (first satisfactory policy) menjadi tidak relevan. Akibatnya
pemerintah harus bertumpu kepada second pleasant coverage yang tentunya
mempunyai dampak positif yang lebih kecil dan sering pula diikuti oleh dampak
negatif yang perlu diantisipasi. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
tersebut berdampak pada penanaman modal asing. Salah satu kebijakan yang
sangat berpengaruh dalam kegiatan penanaman modal asing ialah kebijakan
desentralisasi.
Desentralisasi menurut Kaloh adalah penyerahan kewenangan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah
tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka
negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya desentralisasi maka muncul
otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah
dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan
kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia,
desentralisasi akhir-akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena
dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan perubahan paradigma
pemerintahan di Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa
desentralisasi berhubungan dengan otonomi daerah. Sebab, otonomi daerah
merupakan kewenangan suatu daerah untuk menyusun, mengatur, dan mengurus
daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan serta bantuan dari pemerintah pusat.
Jadi dengan adanya desentralisasi, maka akan berdampak positif pada
pembangunan daerah-daerah yang tertinggal dalam suatu negara. Agar daerah
tersebut dapat mandiri dan secara otomatis dapat memajukan pembangunan
nasional. Lebih jelasnya, otonomi daerah adalah wewenang untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga Daerah, yang melekat baik pada negara kesatuan maupun
negara federasi. Di dalam negara kesatuan, otonomi daerah lebih terbatas daripada
di negara yang berbentuk federasi. Kewenangan mengatur dan mengurus rumah
20 Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah Suatu Solusi Dalam Menjawab Kebutuhan Lokal dan
Tantangan Global, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 3
21 Pandji Anoraga, Perusahaan Multi Nasional Penanaman Modal Asing, Pustaka Jaya, Jakarta, 1995,
hlm. 82-83.
Pengantar Hukum Bisnis 52
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
22 Mubyarto, Prospek Otonomi Daerah dan Perekonomian Indonesia Pasca Krisis Ekonomi, BPFE,
Yogyakarta, 2001, hlm. 13.
Pengantar Hukum Bisnis 53
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
selama biaya yang diminta investor belum terlunasi. Padahal, investor bisa saja
berbohong mengenai biaya yang dibelanjakan untuk eksplorasi (recovery cost). Data
yang dikemukakan pihak investor seringkali perlu dipertanyakan keakuratannya.
Sebagai contoh, Exxon mobil menyatakan cadangan minyak di Blok Cepu sebesar
781 juta barel dengan kapasitas produksi 165 ribu barel per hari. Dengan demikian,
masa eksploitasinya hanya berkisar 11 tahun atau 12 tahun. Namun, pihak Exxon
mobil justru memperpanjang kontrak dari 2010 hingga 2030, yang mengindikasikan
bawa tentu cadangan minyak jauh lebih besar dari yang dikemukakan.
23 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta, Kencana, Jakarta, 2004, hal. 1.
24 Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2010, hal. 3.
25 Ana Rokhmatussa’diyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta, Sinar Grafika,
2010, hal. 3.
Pengantar Hukum Bisnis 54
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam
negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia".26
Perjanjian Penanaman Modal no. 25 Januari 2007, tentang investasi dan
undang-undang lainnya yang mengatur warga negara Indonesia dan investor dari
negara lain (investasi asing), seperti Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970
tentang Amandemen dan Amandemen Hukum Internal. 6, 1968, Investasi
Negara, Undang-Undang Nomor 11. Undang-Undang No. 70, 1967 tentang
Penanaman Modal Asing, Keputusan Pemerintah No. 17 Desember 1992 tentang
Persyaratan untuk Berpartisipasi dalam Perusahaan Investasi Asing, dan
Beberapa Keputusan dan Keputusan Presiden, serta Pemimpin BKPM dan
Lainnya.27
Dalam hal investasi, sejumlah dasar hukum dan beberapa ketentuan dasar
telah disebutkan yang berubah dalam kegiatan mereka di sektor bisnis serta
dalam banyak aspek lain seperti aspek kelembagaan, pekerjaan, aspek
penegakan hukum, dll. Di sinilah sangat penting untuk memahami ketentuan
utama dari bidang investasi sehingga menjadi lebih jelas ketika menerapkan
aturan yang relevan dan menerapkan investasi yang sesuai. 28
Ada banyak kemungkinan yang berbeda di wilayah Republik Indonesia,
termasuk: daerah yang sangat subur dengan kekayaan alam yang kaya; Biaya
tenaga kerja yang relatif rendah; Pasar yang sangat besar; Lokasi Strategis;
Pemerintah melakukan upaya serius untuk mempromosikan iklim investasi yang
sehat; Tidak ada batasan aliran valuta asing, termasuk modal dan laba..29
Sambungnya bahwa di samping potensi yang besar dimaksud, Indonesia
memiliki beberapa kelemahan yang menjadi kendala dalam menarik investasi,
seperti: Kurangnya keterampilan tenaga kerja yang ada; Birokrasi yang terkadang
berbelit sehingga dapat membengkakkan biaya awal operasi; Stabilitas
keamanan yang agak kurang stabil sejak beberapa tahun terakhir (sejak 1997);
Kebijakan yang seringkali berubah-ubah; Kurangnya kepastian hukum;
30
Ibid.
31
Ibid. Hal 57-58.
Pengantar Hukum Bisnis 56
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
36
Ibid. hal 83.
Pengantar Hukum Bisnis 59
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
37 H. Zainuddin Ali, Aspek Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Yayasan Masyarakat Indonesia
Baru, 2014. hal 29.
Pengantar Hukum Bisnis 60
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
38 Ana Rokhmatussa’diyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta, Sinar Grafika,
41 Ana Rokhmatussa’diyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta, Sinar Grafika,
2010, hal. 84-88.
Pengantar Hukum Bisnis 64
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
42 Ana Rokhmatussa’diyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta, Sinar Grafika,
2010, hal. 100-104.
Pengantar Hukum Bisnis 65
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
tersedia dari luar negeri. selama hal dimaksud, berkenaan kepentingan ekonomi
rakyat tanpa menyebabkan ketergantungan terhadap luar negeri. 43
Untuk mencapai hal dimaksud, Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal, memberikan kelonggaran perpajakan dan fasilitas-
fasilitas lain. Dominasi modal asing seperti pada zaman penjajahan harus
dicegah. Pemerintah sepenuhnya memperhatikan kekuatan modal nasional yang
ada dan rencana pembangunan yang akan disusun oleh Pemerintah.
Berdasarkan kegiatan di negara Republik Indonesia yang melakukan hubungan
dengan berbagai negara khususnya dalam hal investasi atau penanaman modal,
maka perlu dikaji lebih dalam mengenai aspek-aspek transnasional pada kegiatan
investasi atau penanaman modal terutama aspek hukumnya.
Hubungan transnasional dapat diartikan sebagai hubungan antara
masyarakat, Zainuddin Ali (2014) Berpendapat organisasi, kelompok dan
komunitas dari Negara yang berbeda. Dalam arti hubungan yang terjadi dalam
hubungan transnasional di antara orang yang tidak merepresentasikan
negaranya. James Rosau mendefinisikan transnasionalisme yaitu “proses
hubungan internasional yang dilaksanakan oleh pemerintah telah disertai oleh
hubungan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat-masyarakat
swasta yang memiliki konsekuensi-konsekuensi penting baai berlangsungnya
berbagai peristiwa.44
Besar kecilnya arus penanaman modal (asing) ke suatu negaraa pada
umumnya dipengaruhi oleh iklim ekonomi yang cukup kondusif seperti stabilitas
politik dan keamanan, sumber daya alam yang melimpah, tenaga kerja yang
terampil dan upah murah, kebijakan ekonomi dan keuangan yang terbuka dan
berorientasi pasar. Hal-hal tersebut menjadi daya tarik investor untuk
menanamkan modalnya di negara tersebut. Selain itu bagaimana perlindungan
hukum terhadap hak-hak investor asing yang dapat diberikan oleh house
country.45 terutama terhadap kegiatan dan modal yang telah ditanamkan investor,
perlindungan dimaksud, sangat penting karena dalam keadaan-keadaan tertentu
43 C.S.T. Kansil, Pokok-pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Cetakan Keempat, Jakarta,
menanamkan modalnya..
Pengantar Hukum Bisnis 66
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
dapat terjadi tindakan yang merugikan investor, baik yang dilakukan oleh oleh
negara terhadap modal yang telah ditanamkan. Tindakan yang merugikan
tersebut mencakup antara lain tindakan nasionalisasi (nationalization)46,
47
pengambilalihan (expropriation), dan penyitaan (confiscation).48 Untuk itu,
diperlukan suat jaminan dari house country bahwa tindakan-tindakan tersebut
diberikan perlindungan yang layak terhadap investor asing.49 Selain perlindungan
atas kepentingan investor asing, hal yang tak kalah pentingnya dalam
menciptakan iklim penanaman modal (asing) yang sehat adalah bentuk-benruk
promosi yang ditawarkan oleh host country. Bentuk-benruk promosi tersebut, juga
dapat beragam bentuknya, baik bentuk-bentuk insentif pajak maupun nonpajak.50
Huala Adolf (2004) berpendapat Dalam praktik pelaksanaan penanaman
modal sering ditemukan perjanjian-perjanjian bilateral antar negara berkenaan
upaya promosi dan perlindungan terhadap kegiatan penanaman modal (asing). Di
wilayah negara Republik Indonesia sendiri telah ditandatangani berbagai
perjanjian bilateral menyangkut promosi dan perlindungan di bidang penanaman
modal dengan banyak negara. Tujuan utama dari perjanjian bilateral dimaksud,
untul memastikan bahwa harta milik para investor tidak akan diambi alih tanpa
adanya ganti rugi yang sifatnya Prompt, Adequate and Effective. Perjanjian
seperti itu, mengandung ketentuan mengena: perlakuan non-diskriminatif,
peralihan dana, dan prosedur penyelesaian sengketanya manakala terjadi
sengketa antara pihak investor dengan pihak negara tuan rumah.51 Aminudun
Ilmar (2007) Berkenaan penanaman modal asing dimaksud, diperlukar
pengaturan pemerintah dalam memberikan arah terhadap penanaman modal
46 Nasionalisasi adalah proses di mana negara mengambil alih kepemilikan suatu perusahaan milik
swasta atau asing. Apabila suatu perusahaan dinasionalisasi, negara yang bertindak sebagai pembuat
keputusan. Selain itu para pegawainya menjadi pegawai negeri.
47 Pengambilalihan (expropriation) adalah penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam batas
negaranya sendiri yang dimiliki orang asing, diikuti dengan kompensasi yang segera, memadai dan efektif
yang dibayarkan kepada pemilik sebelumnya. Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasi atau
pengambilalihan hak kepemilikan penanam modal, kecuali dengan undang-undang (Pasal 7 ayat (1) UU
Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal)..
48 Penyitaan (confiscation) adalah penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam batas negaranya
Perseroan yang dikenakan atas laba dari perusahaan, baik yang berbentuk PT maupun perseroan-perseroan
lain..
51 Huala Adolf, Perjanjian Penanaman Modal dalam Hukum Perdagangan Internasional (WTO),
D. REFERENSI
52Aminudin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta, Kencana, 2007, hal. 37-38.
Pengantar Hukum Bisnis 68
Universitas Pamulang S-1 Manajemen
Ana Rokhmatussa’diyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta,
Sinar Grafika, 2010.
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika,
2010.
H. Zainuddin Ali, Aspek Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Yayasan Masyarakat
Indonesia Baru, 2014.
Ana Rokhmatussa’diyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta,
Sinar Grafika, 2010.
H. Zainuddin Ali, Aspek Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Yayasan Masyarakat
Indonesia Baru, 2014.
H. Zainuddin Ali, Aspek Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Yayasan Masyarakat
Indonesia Baru, 2014.
Ana Rokhmatussa’diyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta,
Sinar Grafika, 2010.
H. Zainuddin Ali, Aspek Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Yayasan Masyarakat
Indonesia Baru, 2014.
Ana Rokhmatussa’diyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta,
Sinar Grafika, 2010.
Ana Rokhmatussa’diyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta,
Sinar Grafika, 2010.
C.S.T. Kansil, Pokok-pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Cetakan
Keempat, Jakarta, Sinar Grafika, 2008.
H. Zainuddin Ali, Aspek Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Yayasan Masyarakat
Indonesia Baru, 2014.