Anda di halaman 1dari 8

Agustin Helfi, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Kecamatan Koto 2015

Tangah, Padang

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gangguan Akibat


Kekurangan Yodium di Kecamatan Koto Tangah, Padang
Factors Related to Iodine Deficiency Disorders Prevalence in Koto Tangah
District, Padang

Helfi Agustin*, Hary Budiman *, Yaumi Faiza**

* Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Baiturrahmah Padang


** Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang

Abstrak
Pemakaian garam beryodium merupakan program nasional untuk mengatasi masalah Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium. dengan memasukkan 30-80 ppm KIO3 atau setara dengan 15 ppm iodine ke dalam garam.
Hingga tahun 2011, kasus GAKY masih endemik di Kota Padang. Tiga kecamatan yang masuk kategori daerah
endemik berat yaitu Kecamatan Kuranji dan Bungus Teluk Kabung dan Koto Tangah (Rizalia,2011). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian GAKY di Kecamatan Koto Tangah
Padang. Variabel independen adalah kandungan Iodine garam dan penatalaksanaan garam di rumah tangga.
Variabel kadar Iodine diukur dengan uji titrasi iodometri. Sementara variabel penatalaksanaan garam rumah tangga
diukur dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan observasi. Jenis penelitian adalah analitik dengan
desain Cross Sectional Study. Sampel berjumlah 46 responden. Teknik pengambilan sampel adalah Multistage
Random Sampling. Sampel unit adalah ibu rumah tangga yang memiliki anak kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar.
Hasil penelitian menemukan 98.1% kandungan Iodine pada garam kurang dari 30 ppm dan 88.7% penatalaksanaan
garam beryodium di rumah tangga kurang baik. Tidak ada hubungan antara kandungan garam beryodium dan
penatalaksanaan garam di rumah tangga dengan kejadian GAKY di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
Kata kunci : Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Garam, Rumah tangga, Yodium

Abstract
Universal Salt Iodization is a national program to decrease Iodine Deficiency Disorder (IDD). According
to the Indonesian National Standard ( SNI ) salt must contents 30-80 ppm of KIO3 or equivalent with 15 ppm of
iodine. Untill 2011 Padang city still endemic of IDD (Rizalia, 2011). Sub district Kuranji, Bungus Teluk Kabung
and Koto Tangah is the worst condition of IDD endemic. This study aimed to examine factors related to IDD
prevalence in KotoTangah District. Independent variable is Iodine content in salt and iodized salt management at
the household. Iodine content in salt was measured by iodometric titration determination tes. While the salt in
household management was traced by using a list of questions and observations. Design applied to this research
was a Cross Sectional Study. The number of samples were 46. Sample were selected by multistage random
sampling technique. The sample unit was the mothers who had a child at class IV , V and VI in the elementary
school. Results of the research found that 98.1 % iodine content in salt (KIO3) was in less category, ranged from
9.63 to 20.33 ppm. This research also found that the majority (88.7%) had poor management of iodized salt. There
was no relationship between iodine content of salt and Iodine salt management at the household level with IDD
prevalence.
Keywords: Iodine Deficiency Disorder (IDD), salt, household , Iodine.
1

1
Alamat Korespodensi: Helfi Agustin, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas baiturrahmah Padang, Jl. By Pass KM 15
Air Pacah Padang, HP. 085274554097, email: helfiagustin@gmail.com

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 6, Mei 2015 Page 262


Agustin Helfi, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Kecamatan Koto 2015
Tangah, Padang

PENDAHULUAN secara wajib. Syarat mutu garam konsumsi beryodium


SNI 01–3556.2–1994/Rev 2000. Yodisasi garam telah
Saat ini Gangguan Akibat Kekurangan
menjadi program nasional yang dikenal dengan motto
Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi
pencapaian “Garam Beryodium untuk semua”, yaitu
utama di Indonesia dengan spektrum klinik seperti
minimal 90% rumah tangga mengkonsumsi garam
fenomena gunung es. Tingkat endemisitas dan
beryodium yang cukup (RAN KPP GAKY, 2004).
prevalensi GAKY dihitung dengan Total Goiter Rate
Berdasarkan survey pemetaan nasional pada
(TGR). TGR pada anak sekolah dapat menggambarkan
siswa SD, kasus endemik GAKY masih terjadi di
masalah GAKY pada masyarakat. Dengan demikian
Kota Padang. Pada tahun 1998 prevalensi GAKY
untuk mengetahui angka TGR pada masyarakat, cukup
adalah (8.5%), kemudian pada tahun 2003 meningkat
dilakukan survey pada anak usia sekolah (dianjurkan
menjadi 21,5% dan pada survey tahun 2006 meningkat
antara umur 6 – 12 tahun) (Arisman, 2009) ; Supariasa,
lagi menjadi 26,26%. Sejak tahun 2009, terjadi
2001).
penurunan prevalensi GAKY menjadi 21,4%.
Penyebab utama terjadinya GAKY adalah
Ditemukan 3 kecamatan dengan kategori daerah
tidak tercukupinya yodium dari konsumsi makanan
endemik berat (TGR>30%) di Kota Padang yaitu
dan minuman sehari-hari. Yodium merupakan zat gizi
Kecamatan Kuranji dan Bungus Teluk Kabung dan
mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk
Koto Tangah. (Rizalia, 2011); Bappeda Kota Padang,
membentuk hormon tiroksin. Hormon tiroksin
2009).
berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan
Menurut Hafni (2009) di Sumatera Barat
perkembangan fisik serta kecerdasan. Yodium ada
ditemukan prevalensi pembesaran kelenjar gondok
dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu
pada anak sekolah masih tinggi yaitu berkisar dari 12%
sebanyak kurang lebih 0,00004 % dari berat badan atau
- 44.1% dan ditemukan TGR juga tinggi di daerah
15 – 23 mg (Almatsier, 2009).
pantai.
Dampak yang ditimbulkan karena kekurangan
Setiap tahun program gizi di Puskesmas Lubuk
Yodium sangat luas dan beragam, pada dasarnya
Buaya dan Puskesmas Aie Dingin secara rutin
melibatkan gangguan tumbuh kembang manusia baik
melakukan pemantauan penggunaan garam beryodium
fisik maupun mental/kecerdasan. (Lanti dan Dewi,
pada siswa SD di sekolah-sekolah dengan menguji
2011). Gejalanya ada yang mudah terlihat ada pula
kandungan yodium dalam garam yang dibawa oleh
yang sulit terdeteksi. Selain berupa pembesaran
siswa. Dari uji kandungan Yodium dengan rapid test
kelenjar gondok dan hipotiroid, kekurangan yodium
kit, pada umumnya petugas gizi menemukan
pada ibu hamil mempunyai resiko terjadinya abortus,
kandungan yodium pada garam konsumsi rumah
lahir mati sampai cacat bawaan pada bayi yang lahir
tangga. Beberapa merk garam yang tidak memberi
berupa gangguan perkembangan syaraf, mental dan
perubahan warna diduga karena penatalaksanaan
cacat fisik yang disebut kretin. Semua gangguan ini
garam yang kurang benar di tingkat rumah tangga.
dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar anak
Menurut Badan Pengawasan Obat dan
usia sekolah, rendahnya produktifitas kerja pada orang
makanan Republik Indonesia (BPOM RI), kadar Iodat
dewasa serta timbulnya berbagai permasalahan sosial
dalam garam beryodium dapat mengalami penurunan
ekonomi masyarakat yang dapat menghambat
atau hilang selama pengolahan, penyimpanan dan
pembangunan (Adriani & Wirjatmadi, 2012).
pemasakan (Hilmansyah, 2003). Berdasarkan hal
Pemerintah Indonesia menempuh upaya
tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
pemberantasan GAKY berupa distribusi garam dapur
hubungan kandungan Yodium pada garam rumah
yang difortifikasi dengan Kalium Iodium. Jumlah
tangga dan penatalaksanaan garam beryodium dengan
garam yang dikonsumsi tiap orang per hari adalah 6–
kejadian GAKY di Kecamatan Koto Tangah. Alasan
10 gram sedangkan kebutuhan tubuh akan yodium
pemilihan lokasi penelitian karena dari tiga kecamatan
adalah sekitar 100–150 µg tiap orang per hari. Garam
yang mengalami endemik berat (Agus, 2007), dua
beryodium merupakan salah satu produk yang wajib
kecamatan lainnya telah dilakukan penelitian tentang
menerapkan SNI sesuai dengan Peraturan Pemerintah
GAKY yakni Rizalia di Kecamatan Kuranji pada tahun
No.15 tahun 1991 tentang Standar Nasional Indonesia
2011 dan Araafi di Kecamatan Bungus Teluk Kabung
dengan SK Menteri Perindustrian No.29/M/SK/2/1995
pada tahun 2009.
tentang pengesahan SNI dan penggunaan tanda SNI

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 6, Mei 2015 Page 263


Agustin Helfi, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Kecamatan Koto 2015
Tangah, Padang

METODE PENELITIAN Yodium garam diukur dengan mengumpulkan


sampel garam dapur ibu rumah tangga kemudian
Jenis Penelitian ini adalah analitik dengan diuji di laboratorium dengan uji titrasi. Data
disain potong lintang. Penelitian bertujuan untuk penatalaksanaan garam beryodium di tingkat
mengetahui hubungan kandungan yodium pada garam rumah tangga dikumpulkan dengan menggunakan
dan penatalaksanaan garam di rumah tangga dengan kuesioner.
kejadian GAKY. Di Kecamatan Koto Tangah terdapat Pengolahan dan Analisis Data
dua wilayah kerja Puskesmas dengan karakteristik
wilayah yang berbeda yakni wilayah kerja Puskesmas Hasil penghitungan kandungan yodium dalam
garam pada sampel dibandingkan dengan kandungan
Lubuk Buaya di sepanjang pesisir pantai barat yodium dalam garam konsumsi menurut Standar
Sumatera, dan wilayah kerja Puskesmas Aie Dingin di Nasional Indonesia (SNI) yakni mengandung yodium
daerah perbukitan. Populasi adalah seluruh rumah sebesar 30-80 ppm dalam bentuk KIO3 atau setara
tangga yang mempunyai anak sekolah di dua wilayah dengan 15 ppm yodium. (RAN KPP GAKY, 2004).
kerja puskesmas tersebut. Besar sampel dicari dengan Sedangkan data hasil kuesioner tentang
rumus : penatalaksanaan garam yang telah terkumpul
kemudian di-cek kelengkapan, kejelasan, relevansi dan
n = (Z12-α/2. P(1-P) konsistensinya. Selanjutnya data diberi kode dengan
d2 cara mengubah data yang berbentuk huruf menjadi
dengan presisi 10%, derajat kepercayaan 90% serta P = data berbentuk angka atau bilangan sehingga
21,4%, maka didapat: mempercepat proses memasukkan data, kemudian
data diproses dan dicek kembali untuk memastikan
data tersebut bersih dari kesalahan dan siap untuk
n = 1,6452 x 0,214 x 0,786 dianalisis. Terakhir dilakukan pengolahan data secara
0.12 komputerisasi dengan SPSS.
n = 46 Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel,
kemudian dilakukan penafsiran dari tabel dan
Populasi penelitian adalah rumah tangga yang dilakukan penyimpulan terhadap hasil penelitian.
mempunyai anak sekolah. Unit analisis adalah ibu Untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel
yang mempunyai anak kelas IV, V dan VI SD yang kejadian GAKY dengan variabel penatalaksanaan
bertempat tinggal di lokasi penelitian. Pemilihan garam beryodium digunakan uji x2. Tingkat
sampel dilakukan dengan cara multistage random kepercayaan α 0,1. Apabila ditemukan p<0,05 maka
sampling. terdapat hubungan yang bermakna.

Pemilihan sampel melalui beberapa tahap: HASIL


1. Untuk menemukan sampel GAKY dilakukan Analisis Univariat
palpasi pada murid SD yang ada di wilayah kerja
Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya berada
Puskesmas Lubuk Buaya dan Wilayah Kerja
di wilayah pantai, luas wilayah kerja ± 59.31 km2 yang
Puskesmas Aie Dingin.
terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Lubuk Buaya,
2. Pemeriksaan GAKY dilakukan terhadap siswa
Kelurahan Batang Kabung-Ganting, Kelurahan Pasie
kelas IV-VI dan belum akil baliq oleh anggota tim
Nan Tigo, Kelurahan Bungo Pasang, Kelurahan
peneliti yang merupakan dokter dari RSI Siti
Parupuak Tabing, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam.
Rahmah Padang dan dosen FK Univesitas
Adapun batas – batas wilayah kerjanya sebelah Utara
Baiturrahmah. Kriteria ekslusi adalah murid
berbatasan dengan Kelurahan Padang Sarai, sebelah
absen pada saat penelitian, tidak bersedia
Selatan berbatasan dengan Kec. Padang Utara, sebelah
diperiksa dan dalam keadaan tidak sehat.
Timur berbatasan dengan wilayah Air Dingin, dan
3. Dari hasil palpasi ditemukan total kasus di kedua
sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
wilayah kerja puskesmas tersebut adalah 18 siswa
(Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Buaya, 2013)
yang terduga mengalami pembengkakan kelenjar
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
thyroid (GAKY). Selanjutnya sampel siswa
Lubuk Buaya tercatat sebanyak : 19.252 jiwa (3.850
dipilih secara acak sederhana.
KK) di Kelurahan Lubuk Buaya, 13.281 jiwa (2.656
4. Unit sampel sesungguhnya adalah Ibu Rumah
KK) di Kelurahan Ganting, 12.137 jiwa (2.427 KK) di
Tangga. Siswa menjadi penghubung peneliti
Kelurahan Pasie Nan Tigo, 14.051 jiwa (2.810 KK) di
dengan ibu/orang tua untuk mendapatkan data
Kelurahan Bungo Pasang, 24.512 jiwa (4.093 KK) di
kandungan Yodium garam dan manajemen
Kelurahan Parupuk Tabing, 14.968 jiwa (2.994 KK) di
penatalaksanaan garam beryodium. Kandungan

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 6, Mei 2015 Page 264


Agustin Helfi, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Kecamatan Koto 2015
Tangah, Padang

Kelurahan Dadok Tunggul Hitam. (Laporan Tahunan Penatalaksanaan Garam


Puskesmas Lubuk Buaya, 2013). Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Wilayah kerja Puskesmas Aie Dingin terletak kategori manajemen penatalaksanaan garam
di Kecamatan Koto Tangah dengan luas wilayah kerja beryodium di rumah tangga dapat dilihat pada tabel
± 172,94 KM2. Topografi berupa dataran dan berikut ini :
perbukitan yang merupakan daerah pertanian dan
Tabel 2
perkebunan. Batas wilayah Sebelah Utara dengan
Kabupaten Padang Pariaman, sebelah Selatan dengan Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kecamatan Kuranji, Sebelah Timur dengan Kabupaten Penatalaksanaan Garam Beryodium di Rumah Tangga
Solok, Sebelah Barat dengan wilayah kerja Puskesmas Penatalaksanaan F %
Lubuk Buaya.
Kurang Baik 30 65.2
Wilayah kerja Puskesmas Air Dingin terdiri
dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan Balai Gadang, Baik 16 34.8
Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh, Kelurahan Jumlah 46 100
Air Pacah. Jumlah penduduk terdiri dari 28.141 jiwa
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian
(5.971KK) dengan rincian 12.949 jiwa (2.631 KK) di
besar (65.2%) penatalaksanaan garam beryodium
Kelurahan Balai Gadang, 7.479 jiwa (1.837 KK) di
kurang baik di tingkat rumah tangga. Penelitian ini
Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh, 7.713 jiwa
mengkompositkan variabel tentang penatalaksanaan
(1.503 KK) berada di Kel Aie Pacah. Berdasarkan
garam dari pertanyaan tentang cara responden
jenis kelamin; 13.164 jiwa berjenis kelamin laki-laki
menyimpan garam beryodium apakah dalam wadah
dan 14.977 jiwa berjenis kelamin perempuan
yang terbuka atau tertutup, letak wadah garam yang
(Laporan tahunan Puskesmas Aie Dingin, 2013). tidak terkena cahaya, tidak dekat dengan api, tidak
Kejadian GAKY berair dan tidak lembab, kondisi wadah yang tidak
Dari 12 SD yang terlibat dalam kegiatan tembus pandang, waktu membubuhkan garam, serta
pemeriksaan, terdapat 18 siswa mengalami penggunaan penutup pada saat merebus bahan
pembesaran kelenjar gondok. Seluruh siswa yang masakan. Distribusi frekuensi responden berdasarkan
mengalami pembesaran kelenjar gondok kemudian penatalaksanaan garam rumah tangga dapat dilihat
dimasukkan sebagai sampel yakni siswa dari SD 09 pada tabel berikut ini :
Air Pacah, SD 21 Sungai Bangek, SD 40 Sungai Tabel 3
Lareh, SD 06 Pasie Jambak, SD 23 Pasir Sebelah, serta Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
SD 52 Parupuk Tabing. Untuk memenuhi jumlah yang Penatalaksanaan Garam Beryodium di Rumah Tangga
sesuai dengan besar sampel, siswa yang tidak GAKY
dipilih secara acak sederhana. Selanjutnya dari siswa Penatalaksanaan Garam Beryodium F %
yang terpilih sebagai sampel tersebut, peneliti Cara Menyimpan
terhubung dengan orang tua siswa ntuk mendapatkan Kurang Baik 18 39.1
sampel garam dan survey tentang penatalaksanaan Baik 28 60.9
garam. Jumlah 46 100
Kandungan Yodium pada Garam Tempat Meletakkan Wadah Garam
Garam beryodium yang digunakan sebagai Kurang Baik 7 15.2
garam konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Baik 39 84.8
Indonesia (SNI). Standar kandungan yodium dalam Jumlah 46 100
garam menurut SNI adalah 30–80 ppm dalam bentuk
Kondisi Wadah
KIO3 atau setara dengan 15 ppm yodium. Hasil
Kurang Baik 27 58.7
penelitian menemukan kandungan KIO3 dalam garam
yang dikonsumsi di rumah tangga responden Baik 19 41.3
seluruhnya tidak memenuhi Standar Nasional Jumlah 46 100
Indonesia, yang dapat dilihat pada tabel berikut: Waktu Membubuhkan Garam
Kurang Baik 20 56.5
Tabel 1
Baik 26 43.5
Kandungan Yodium pada Garam
Jumlah 46 100
Kandungan Yodium F % Penggunaan Penutup
< 30 ppm 46 100 Kurang Baik 39 84.8
30-80 ppm 0 0 Baik 7 15.2
Jumlah 46 100 Jumlah 46 100

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 6, Mei 2015 Page 265


Agustin Helfi, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Kecamatan Koto 2015
Tangah, Padang

Analisis Bivariat antara variabel GAKY dengan kandungan Yodium


Sehubungan karena seluruh garam yang dalam garam. Sedangkan hasil analisis bivariat antara
dititrasi mempunyai jumlah kandungan yodium yang variabel penatalaksanaan garam dengan kejadian
tidak memenuhi standar SNI, maka data tidak dapat GAKY dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
diolah menjadi tabel silang untuk melihat hubungan
Tabel 4
Hubungan Penatalaksanaan Garam dengan Kejadian GAKY
GAKY
Penatalaksanaan
Tidak Ya Jumlah % Pvalue
Garam
F % F %
Kurang Baik 17 60.7 13 72.2 30 65.2
Baik 11 39.3 5 27.8 16 34.8 0.63
Jumlah 28 100 18 100 46 100

Hasil uji statistik diperoleh pvalue 0,63 dimana sementara penelitian ini menggunakan uji kuantitatif
pvalue >0,05, artinya tidak ada hubungan yang yang dapat mendeteksi kadar kandungan yodium pada
bermakna antara kejadian GAKY dengan garam sehingga hasil tesnya lebih akurat.
penatalaksanaan garam beryodium. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan
oleh Agus (2007), secara kualitatif kadar KIO3 pada
PEMBAHASAN garam yang ditelitinya cukup bagus, akan tetapi
dengan test titrasi ternyata kandungan yodium garam
Kejadian GAKY
sangat rendah. Sedangkan penelitian Edrinaldi (2010)
Dari sampel pemeriksaan gondok terhadap
mendapati kadar KIO3 dalam garam di Kota Padang
siswa SD, 30% sampel adalah siswa kelas IV orang,
berkisar antara 20.03-85.41 ppm. Menurut Edrinaldi,
20% siswa kelas V dan 50% siswa kelas VI. Dari hasil
garam dengan kadar KIO3nya kurang dari 40 ppm
pemeriksaan, 28 siswa (61%) tidak mengalami GAKY
terjadi karena penambahan KIO3 terhadap garam pada
dan 18 (39%) mengalami GAKY. Dari 18 siswa yang
waktu pencampuran di pabrik tidak mencapai kadar 40
mengalami GAKY, 5 orang siswa berjenis kelamin
ppm, bukan karena lamanya penyimpanan.
perempuan dan 13 siswa berjenis kelamin laki-laki.
Hasil penelitian Setiarini (2010) di Kabupaten
GAKY bisa dialami oleh semua umur dari
Pacitan menemukan sebagian besar (92.9%)
rentang usia bayi hingga dewasa. GAKY dapat terjadi
respondennya menggunakan garam yang bermutu baik.
pada laki-laki maupun perempuan. Kelompok pria
Sementara penelitian Darjito (2012) di Kabupaten
yang tergolong rentan GAKY adalah sampai dengan
Banyumas menemukan hanya 48,7% peredaran garam
usia 20 tahun, sedangkan kelompok wanita sampai
yang memenuhi syarat (30-80 ppm).
dengan usia 49 tahun. Kekurangan GAKY pada anak
Laporan riset kesehatan dasar (Riskesdas)
dan remaja dapat menyebabkan gondok,
tahun 2013, nilai rata-rata dan kadar Iodium dalam
hipotiroidisme ganggun fungsi mental, rendahnya
garam rumah tangga di Propinsi Sumatera Barat
prestasi belajar, dan terhambatnya pertumbuhan fisik.
berdasarkan metoda titrasi adalah 34.1 ±25.1 ppm
(Almatsier, 2009).
KIO3. Proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi
Kandungan Yodium pada Garam garam beryodium pada tahun 2013 adalah terdapat
Penelitian ini menemukan hasil titrasi 63.2% rumah tangga yang mengkonsumsi garam
terhadap seluruh sampel garam mempunyai kandungan dengan kandungan yodium yang cukup, 28,2% rumah
yodium (KIO3) <30 ppm. Kandungan KIO3 ditemukan tangga mengkonsumsi garam dengan kandungan
berkisar antara 10,70–20,33 ppm. Padahal hasil uji Yodium kurang dan 8.5% rumah tangga
kualitatif terhadap garam pada anak sekolah di mengkonsumsi garam yang tidak mengandung
Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Aie Dingin, Yodium.
umumnya rumah tangga telah mengkonsumsi garam Bentuk garam yang beredar dipasaran ada 3
beryodium. (laporan program gizi puskesmas Lubuk jenis yaitu curai, bata dan halus. Secara nasional
Buaya dan Puskesmas Air Dingin, tahun 2014). selama tahun 1998-2002 persentase rumah tangga yang
Perbedaan temuan ini mungkin disebabkan karena mengkonsumsi garam halus cenderung semakin
perbedaan uji yang digunakan, dimana petugas meningkat, yaitu dari 34,58% pada tahun 1998 menjadi
Puskesmas di Lubuk Buaya dan Puskesmas Air Dingin 45,35% pada tahun 2002. Ada anggapan bahwa garam
menggunakan uji kualitatif (rapid test kit) dengan curai (kasar) kualitasnya lebih rendah. biasanya tidak
meneteskan Iodium test pada garam dapur responden, mengandung yodium cukup atau bahkan tidak

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 6, Mei 2015 Page 266


Agustin Helfi, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Kecamatan Koto 2015
Tangah, Padang

mengandung yodium sama sekali sedangkan garam dengan bau menyengat dan mudah larut dalam karbon
halus/meja mengandung cukup yodium. (Riskesdas, tetra klorida dan karbon disulfide, namun Iod hanya
2013). Penelitian ini menggunakan garam curai sedikit larut dalam air.
(kasar), sehingga bisa jadi kualitas garam memang
Kondisi Wadah Garam
rendah seperti yang diungkapkan oleh Edrinaldi dan
Berdasarkan kondisi wadah garam oleh
karena penatalaksanaan garam di rumah tangga kurang
responden lebih separuh (58,7%) responden
baik, sehingga seluruh garam yang diperiksa secara
mempunyai wadah penyimpanan garam yang kurang
kuantitatif pada peneitian ini ditemukan tidak
baik. Kondisi wadah yang banyak digunakan oleh ibu-
memenuhi standar SNI (KIO3<30 ppm).
ibu untuk menyimpan garam adalah dengan
Penatalaksanaan Garam Beryodium menggunakan kantong plastik yang merupakan
Hasil penelitian diperoleh 65.2% kantong kemasan garam dan garam diletakkan dalam
penatalaksanaan garam beryodium di rumah tangga keadaan terbuka, dimana idealnya garam diletakkan
kurang baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dalam wadah yang tidak tembus pandang atau tidak
Setiarini tahun 2010. Menurut Setiarini (2010) bening. Wadah yang tembus pandang/bening
sebagian besar ibu–ibu masih salah dalam praktik memudahkan cahaya dari luar tembus ke wadah garam
menyimpan dan waktu membubuhkan garam sehingga cahaya yang masuk dapat menurunkan
beryodium dalam proses pemasakan. Pada umumnya kandungan yodium pada garam.
ibu membubuhkan garam pada saat menghaluskan
Waktu Membubuhkan Garam
bumbu dengan alasan makanan akan lebih nikmat
Dari penelitian, lebih separuh (56,5%) ibu
karena garam meresap ke dalam bumbu dan
membubuhkan garam pada waktu proses memasak
memudahkan dalam proses menghaluskan bahan
dilakukan (api masih menyala). Pada umumnya
makanan agar tidak licin saat digiling.
penggunaan garam dilakukan saat menghaluskan
Cara menyimpan garam bumbu di awal pemasakan. Cara yang juga biasa
Dari penelitian didapatkan data 18 (39,1%) Ibu dilakukan oleh ibu adalah dengan membubuhkan
menyimpan garam dengan cara penyimpanan yang garam beryodium pada sayuran mendidih, padahal zat
kurang benar, yaitu garam beryodium disimpan dalam yodium garam akan hilang ketika terkena panas
wadah yang tidak tertutup. Garam Beryodium perlu mendidih tersebut. Adapun alasan ibu-ibu tersebut agar
disimpan di bejana atau wadah tertutup, tidak tembus garam tersebut lebih terasa dan merata pada
pandang, tidak kena cahaya, tidak dekat dengan tempat masakannya.
lembab air, hal ini untuk menghindari penurunan kadar Cara memasak yang salah akan menyebabkan
Yodium dan meningkatnya kadar air, karena kadar kandungan Yodium akan berubah dan tidak bereaksi
Yodium menurun bila terkena panas, terpapar matahari sebelum diserap oleh tubuh (Setiarini, 2010).
dan kadar air yang tinggal akan melekatkan yodium. Sebaiknya pembubuhan garam dilakukan setelah
Untuk mempertahankan kadar yodium yang masakan matang dan siap disajikan atau masakan
difortifikasi ke dalam garam, pemerintah Indonesia dibubuhi garam pada saat hangat-hangat kuku saja
menerapkan aturan bahwa garam yag diproduksi untuk sehingga kandungan Yodiumnya tetap utuh. Pada
diperdagangkan harus dikemas dalam wadah yang prinsipnya garam dimasukkan setelah sayuran diangkat
tertutup rapat, kedap air atau plastik yang tebal dengan dari tungku karena kadar Kalium Iodate (KIO3) dalam
tujun agar kandungan KIO3 dalam garam masih makanan akan terjadi penurunan setelah dididihkan
memenuhi syarat sampai garam dikonsumsi di tingkat setelah 10 menit. Kalau dibubuhkan pada saat dingin
rumah tangga. boleh-boleh saja, malah lebih baik tetapi kebanyakan
Walaupun secara umum ibu sudah menyimpan masakan akan terasa kurang sedap. Kadar Yodium
garam dengan cara yang benar, namun pendidikan juga akan menurun pada makanan yang asam, makin
kesehatan tentang fortifikasi garam, sifat yodium dan asam makanan makin mudah akan menghilangnya
akibatnya bagi kesehatan tetap dirasa perlu KIO3 dari makanan tersebut. (Endrinaldi, 2010).
disosialisasikan lebih gencar kepada masyarakat agar
Penggunaan Penutup
fortifikasi garam dengan yodium tidak menjadi hal
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
yang sia-sia.
sebagian besar penggunaan penutup saat merebus
Tempat Meletakkan Wadah Garam makanan pada kategori kurang baik yaitu 84,8%.
Dari hasil penelitian, sebagian besar responden Pemanasan pada campuran bumbu masak dengan
meletakkan wadah garam dengan baik yaitu 84,8 %. garam beriodium memperbesar penurunan kadar KIO3
Wadah garam beryodium idealnya diletakkan pada sebab pemanasan menyebabkan peningkatan kecepatan
tempat yang tidak terkena cahaya, tidak dekat api, reaksi reduksi (perusakan) KIO3. I2 yang terbentuk
tidak berair dan tidak lembab. Sifat yodium mudah akibat reaksi reduksi akan lebih cepat menguap karena
menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru pemanasan. Oleh sebab itu penggunaan penutup

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 6, Mei 2015 Page 267


Agustin Helfi, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Kecamatan Koto 2015
Tangah, Padang

penting untuk menghindari penguapan saat pemanasan SARAN


berlangsung. Penurunan iodium garam lebih cepat
Walaupun kasus GAKY berhasil ditekan di
pada bumbu masakan yang mengandung vitamin C
Kota Padang dan Propinsi Sumatera Barat sudah
karena asam askorbat yang terdapat dalam vitamin C
menjadi Propinsi yang berhasil mencapai target
dapat mereduksi (merusak) kadar KIO3 garam.
Universal Salt Iodization sejak tahun 2010, namun
(Saksono, 2002). Sedangkan hasil penelitian
ditemukannya garam dengan kandungan yodium yang
Endrinaldi (2010), pemanasan pada campuran garam
tidak memenuhi standar Nasional Indonesia (30-80
beryodium dengan bumbu masakan berpengaruh
ppm), menuntut perhatian khusus terutama dalam
terhadap kestabilan iodat dan kandungan vitamin C
peningkatan monitoring dan pengawasan oleh dinas
pada bumbu dapat mempercepat penurunan kadar
perindustrian dan perdagangan, dinas kesehatan dan
KIO3 dalam garam beryodium.
BPOM). Petugas kesehatan perlu lebih instensif
Hubungan Penatalaksanaan Garam Beryodium melakukan edukasi tentang penatalaksanaan garam
dengan Kejadian GAKY beryodium yang baik dan membangun kesadaran
Jika dilihat pada tabel, ibu yang manajemen masyarakat untuk mengkonsumsi makanan laut seperti
penatalaksanaan garam rumah tangganya kurang baik ikan dan rumput laut yang kaya akan yodium alami
sebanyak 72,2% menderita GAKY, lebih banyak dari agar program pemberantasan Yodium dapat berjalan
pada ibu yang manajemen penatalaksanaan garam seperti yang diharapkan.
rumah tangganya baik (27,8%). Namun demikian Ibu
yang penatalaksanaan garam rumah tangganya tidak UCAPAN TERIMA KASIH
baik juga lebih banyak (60.7%) tidak mengalami
Ucapan terima kasih ditujukan terhadap kepala
GAKY daripada ibu yang penatalaksanaan garamnya
sekolah dan guru Pembina UKS, Kepala puskesmas
kurang baik (39,3%). Nilai p nya = 0,63 (>0,05)
dan pemegang program UKS di Puskesmas Lubuk
sehingga secara statistik kedua variabel mempunyai
Buaya dan Puskesmas Air Dingin, Dekan, teman
hubungan yang tidak bermakna.
sejawat dan mahasiswa FKM Universitas
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
Baiturrahmah yang telah memberikan dukungan
penatalaksanaan garam yang kurang baik di rumah
materil dan immaterial terhadap penyelesaian
tangga tidak otomatis berisiko terhadap kejadian
penelitian ini.
GAKY. Hasil penelitian ini secara statistik tidak dapat
membuktikan teori, artinya tidak ada hubungan antara
DAFTAR PUSTAKA
penatalaksanaan garam beryodium di rumah tangga
dengan kejadian GAKY di Kecamatan Koto Tangah Adriani dan Wirjatmadi. 2012. Pengantar Gizi
pada tahun 2014. Mungkin hal ini karena masyarakat Masyarakat Cetakan ke-1. Penerbit Kencana
juga mengkonsumsi sumber alami yodium terbaik Prenada Media Grup. Jakarta
yang didapat dari apa telah disediakan oleh alam
melalui makanan laut seperti ikan, kerang, kepiting, Agus, Zulkarnain, Peta Prevalensi Gangguan Akibat
rumput laut, dll atau secara metodologi karena jumlah
Kekurangan Yodium (GAKY) di Kota Padang
sampel yang sedikit dan pengendalian data yang lemah
saat dilakukannya pengukuran. Diharapkan penelitian tahun 2006. Jurnal Kesmas, Sept 2007, I (2)
selanjutnya dapat dilakukan dengan sampel yang lebih Universitas Andalas.
besar atau dengan menggunakan desain yang berbeda
(case control) dan petugas kesehatan perlu Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit
memberikan wawasan tentang sumber yodium alami Gramedia. Jakarta
karena hal ini tak kalah penting dibandingkan
pengetahuan tentang fortifikasi yodium pada garam Arisman, 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Edisi 2.
dan bagaimana cara penanganan garam beryodium. Penerbit EGC. Jakarta
(Almatsier, 2009)
Bachtiar, Hafni. Faktor Determinan Kejadian Gondok
KESIMPULAN di Daerah Pantai Jawa Timur. Bagian Ilmu
Seluruh garam yang dititrasi tidak Kesehatan Masyarakat FK Unand. Jurnal
mengandung kandungan KIO3 dalam jumlah yang Kesehatan Masyarakat, Maret-September
cukup (30-80 ppm). Sebagian besar (65.2%) 2009, Vol 03, No. 2
penatalaksanaan garam beryodium kurang baik di
tingkat rumah tangga. Tidak ada hubungan Badan Perencanaan Pembangunan (BAPPEDA), 2009.
penatalaksanaan garam dengan kejadian GAKY. Laporan Pemetaan GAKY Kota Padang.
BAPPEDA pemerintah Kota Padang.

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 6, Mei 2015 Page 268


Agustin Helfi, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Kecamatan Koto 2015
Tangah, Padang

Dardjito, Endo. 2012. Kandungan Iodium dalam Laporan Riskesdas tahun 2013, Balitbangkes tahun
Garam tahun 2003 dan tahun 2012 di 2013.
Kabupaten Banyumas. Jurusan Kesehatan
PP No.15 tahun 1991 tentang SNI
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan
Ilmu – ilmu Kesehatan Universitas Rencana Aksi Nasional (RAN). 2004. Kesinambungan
Jenderal Soedirman. Program Penanggulangan GAKY . Inform:
http://kgm.bappenas.go.id/document/makalah
Endrinaldi, 2010. Perubahan Kadar KIO3 Garam /23_makalah.pdf [6 February 2013.
Beryodium oleh Bumbu Masakan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Maret 2010- Rizalia, Hafizni, 2011. Hubungan Pola Konsumsi
September 2010. Vol.4 No.2 Pangan terhada Kejadian GAKY pada SDN
09 Korong Gadang Kecamatan Kuranji
Hilmansyah, H. 2003. Konsumsi Garam Tak Padang. Skripsi, PSIKM Universitas
Beryodium Masih Tinggi. Inform . Andalas
http://www.tempo.co/read/news/2003/02/24/
0553711/Konsumsi-Garam-Tak-Beryodium- Saksono, Nelson. 2002. Analisis Iodat dalam Bumbu
Masih-Tin [11February 2013] Dapur dengan Metode Iodometri dan X-Ray
Fluorescence. Makara Teknologi Vol6 No.3
Lanti, Yulia dan Dewi, Retno. 2011. Hubungan Desember 2002.
Yodium dengan Kecerdasan. Prosiding
Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi. Setiarini, Estu, Jazilah dan Waryana. 2010. Tingkat
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pengetahuan GAKY dengan Penanganan
Garam Beryodium oleh Ibu Rumah Tangga
Laporan Tahunan tahun 2013 Puskesmas Aie Dingin, di Desa Belah, Kec. Donorojo, Kab. Pacitan.
Kec. Koto Tangah. MGMI Vol.2 No.1 Juni 2010.

Laporan Tahunan tahun 2013 Puskesmas Lubuk Supariasa, ID Nyoman, dkk. 2002. Penilaian Status
Buaya, Kec. Koto Tangah Gizi. Penerbit EGC. Jakarta

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 6, Mei 2015 Page 269

Anda mungkin juga menyukai