Anda di halaman 1dari 18

Makalah

GAKY

DISUSUN OLEH:

RANGGA HARDIANTO
J1A121181

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul tentang “GAKY” ini dengan baik.

Saya menyadari masih terdapat ketidaksempurnaan dalam menyelesaikan


makalah ini, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.

Dengan ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak


yang telah memberikan kontribusi berupa semangat dan motivasi dalam
pembuatan makalah ini. Demikian makalah ini saya buat semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca dan saya tentunya. Aamiin.

Kendari, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) di


Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius bagi
masyarakat mengingat dampaknya sangat besar terhadap kesehatan
dan kecerdasan yang mempengaruhi kelangsungan hidup serta kualitas
sumber daya manusia. Semua gangguan ini dapat berakibat pada
rendahnya prestasi belajar anak usia sekolah, rendahnya produktivitas
kerja pada orang dewasa serta timbulnya berbagai permasalahan sosial
ekonomi masyarakat yang dapat menghambat laju Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Indonesia. IndeksPembangunan Manusia (Human
Development Index) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup,
melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh
dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah
negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang
dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap
kualitas hidup. IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam
3 (tiga) dimensi dasar pembangunan manusia yaitu: 1.Hidup yang sehat
dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran.
2.Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang
dewasa (bobotnya dua pertiga) dan kombinasi pendidikan dasar,
menengah atas gross enrollment ratio (bobotnya satu pertiga).
3.Standar kehidupan yang layak diukur dengan GDP (gross domestic
product/ Product Domestik Bruto) per kapita dalam paritas kekuatan
beli (purchasing power parity) dalam Dollar AS

Masalah GAKY di Indonesia disebabkan karena kurangnya


cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat oleh
rumah tangga atau masyarakat. Hal ini didasarkan pada rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya garam beryodium bagi
kesehatan dan kecerdasan manusia. Sosialisasi sangat penting karena
merupakan salah satu upaya untuk penanggulangan GAKY yang
efektif. Keberhasilan sosialisasi tergantung pada peran aktif penyuluh
(pemerintah, instansi terkait dan masyarakat) dan respon dari masyarakat
itu sendiri tentang arti penting konsumsi garam beryodium dan
dampak yang timbulkan dari penyakit akibat kekurangan yodium. Tujuan
dari sosialisasi adalah meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan masyarakat tentang garam beryodium. Tingkat
pendidikan masyarakat yang rendah merupakan kendala utama yang
perlu penanganan serius dengan sosialisasi yang
berkesinambungan

Penanggulangan GAKY harus dimulai dari dasar (akar masalah)


yaitu kurangnya persediaan dan peredaran garam konsumsi beryodium
di pasar karena kurangnya produksi dan distribusi oleh sentra
garam rakyat, industri kecil menegah maupun industri besar. Oleh karena
itu, perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi garam
rakyat secara nasional yang merupakan produsen utama garam beryodium.
Umumnya sebagian besar pegaraman di kelola oleh masyarakat
disekitar sentra garam dengan pengetahuan yang rendah dan
teknik pegaraman yang sederhana, sehingga produktivitas lahan,
kualitas dan kuantitas garam produksi masih rendah. Produktivitas lahan
pegaraman rata-rata produksi tahunan antara 60 – 70 ton/ha/ tahun dan
kualitas garam lokal sebagian besar belum memenuhi standar SNI dan
masih memerlukan proses pencucian lebih lanjut, sehingga perlu
adanya tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas garam dengan cara
di yodisasi dan perlu adanya teknik pegaraman yang lebih baik dalam
menghasilkan garam yang berkualitas (Sudarto, 2012).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Fungsi Iodium?
2. Bagaimana Metabolisme Ioidum?
3. Bagaimana Mekanisme Terjadinya Pembesaran Kelenjar Gondok Akibat
Kekurangan Iodium?
4. Apa Saja Indicator GAKY Dalam Masalah Kesehatan Masyarakat?
5. Siapakah Kelompok Yang Beresiko Mengalami GAKY?
6. Mengapa Defisiensi Pada Bumil Akan Menyebabkan Kerusakan Neuro
Pada Fetus?
7. Apakah Masalah GAKY Di Indonesia Merupakan Masalah Kesehatan
Masyarakat Yang Signifikan?
8. Bagaimana Hubungan Antara Defisiensi Iodium Dengan Terjadinya
Penurunan IQ Pada Anak?
9. Bagaimana Hubungan Antara Kualitas Lingkungan Dengan Terjadinya
GAKY?
10. Bagaimana Upaya Pencegahan Terjadinya GAKY?

1.3 TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui Fungsi Iodium


2. Mahasiswa dapat mengetahui Metabolisme Ioidum
3. Mahasiswa dapat mengetahui Mekanisme Terjadinya Pembesaran
Kelenjar Gondok Akibat Kekurangan Iodium
4. Mahasiswa dapat mengetahui Indicator GAKY Dalam Masalah Kesehatan
Masyarakat
5. Mahasiswa dapat mengetahui Kelompok Yang Beresiko Mengalami
GAKY
6. Mahasiswa dapat mengetahui Defisiensi Pada Bumil Akan Menyebabkan
Kerusakan Neuro Pada Fetus
7. Mahasiswa dapat mengetahui Apakah Masalah GAKY Di Indonesia
Merupakan Masalah Kesehatan Masyarakat Yang Signifikan
8. Mahasiswa dapat mengetahui Hubungan Antara Defisiensi Iodium Dengan
Terjadinya Penurunan IQ Pada Anak
9. Mahasiswa dapat mengetahui Hubungan Antara Kualitas Lingkungan
Dengan Terjadinya GAKY
10. Mahasiswa dapat mengetahui Upaya Pencegahan Terjadinya GAKY

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Iodium


Iodium merupakan mikronutrien yang diperlukan oleh tubuh untuk
sintesis hormon tiroid. Dimana Hormon ini berperan penting dalam
metabolisme di dalam sel. Kekurangan iodium akan mengakibatkan apa yang
kita sebut dengan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) (Styawan
Heriyanto, 2013).

Kekurangan iodium adalah masalah kesehatan masyarakat yang


berdampak luas. Secara global, diperkirakan 35 persen atau dua miliar orang
memiliki asupan iodium yang tidak mencukupi. Iodium merupakan zat gizi mikro
yang berperan penting dalam pembentukan hormon tiroid. Meskipun gondok
adalah dampak kekurangan iodium yang paling terlihat, dampak utama
hipotiroidisme akibat defisiensi iodium adalah gangguan perkembangan saraf,
khususnya di awal kehidupan. Pada janin, hormon tiroid yang tidak memadai
mengganggu proses mielinisasi, migrasi sel, diferensiasi, dan pematangan sel
otak. Program penanggulangan defisiensi iodium telah mencapai keberhasilan di
banyak negara, tetapi proporsi penduduk tidak terproteksi kekurangan iodium
yang masih besar menyebabkan banyak anak di daerah defisiensi iodium masih
berpotensi mengalami masalah perkembangan. Defisiensi iodium merupakan
salah satu penyebab minor hipotiroid kongenital. Penelitian di India, Iran,
Israel, dan Turki menunjukkan insidensi hipotiroid kongenital lebih tinggi di
daerah endemic defisiensi iodium. Hipotiroidisme kongenital dan defisiensi
iodium endemik adalah penyebab paling utama retardasi mental yang dapat
dicegah (Leny Latifah, Ika Puspita Asturiningtyas, Yusi Dwi Nurcahyani, Hadi
Ashar, Prihatin Broto Sukandar, 2020)

2.2 Metabolisme Iodium


Iodium merupakan salah satu zat gizi esensial yang ditemukan dalam
jumlah yang sangat sedikit di dalam tubuh. Iodium merupakan bagian dari
hormon tiroksin yang berfungsi dalam pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Metabolisme iodium berkaitan dengan hormon
pertumbuhan (Growth Hormone/GH) yang memiliki peran penting dalam
pertumbuhan. Hasil dari metabolisme iodium mempunyai fungsi dalam laju
metabolisme zat gizi, transportasi zat gizi, dan lain-lain. Apabila terjadi defisiensi
iodium secara tidak langsung akan menyebabkan defisiensi hormon tiroid dan
defisiensi Growth Hormone. Hal tersebut dapat mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme zat gizi dalam tubuh seperti terganggunya pertumbuhan sel
atau fungsi zat gizi yang lain (Dwi Arum Sulistyaningsih, Binar Panunggal,
Etisa Adi Murbawani, 2018).
Berbagai kajian menemukan pengaruh zat gizi terhadap metabolisme
iodium, diantaranya adalah selenium (Se), zink (Zn), vitamin A, dan berbagai
zat gizi mikro lainnya. Gangguan fungsi tiroid baik hipotiroid maupun hipertiroid
berisiko meningkatkan stres oksidatif seluler yang berdampak pada penurunan
konsentrasi vitamin termasuk vitamin yang berperan sebagai scavenger radikal
bebas yaitu vitamin A, C, dan E. Beberapa mikronutrien terkait dengan
metabolisme iodium yaitu selenium dan zink. Selenium dianggap memiliki
interaksi yang signifikan terhadap metabolisme iodium, berperan dalam konversi
hormon tiroksin (T4) menjadi hormon aktif triiodotironin (T3), sedangkan
zink berperan dalam meningkatkan kadar T3 dan T3 bebas (fT3), serta
menekan reverse T3 (rT3) (Hastin Dyah Kusumawardani, 2018)

2.3 Mekanisme Terjadinya Pembesaran Kelenjar Gondok Akibat Kekurangan


Iodium
Saat ini Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan
salah satu masalah gizi utama di Indonesia dengan spektrum klinik seperti
fenomena gunung es. Tingkat endemisitas dan prevalensi GAKYdihitung
dengan Total Goiter Rate(TGR). Penyebab utama terjadinya GAKY adalah
tidak tercukupinya yodium dari konsumsi makanan dan minuman sehari-hari.
Yodium merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk
membentuk hormon tiroksin. Hormon tiroksin berfungsi untuk mengatur
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. Yodium ada dalam
tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu sebanyak kurang lebih 0,00004
% dari berat badan atau 15 – 23 mg.

2.4 Indicator GAKY Dalam Masalah Kesehatan Masyarakat


Selain kekurangan yodium, penyebab lain gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY) adalah faktor goitrogenik tiosianat. Tiosianat adalah hasil
detoksifikasi sianida. Sianida banyak terkandung pada beberapa sayuran yang
biasa dikonsumsi. Zat penghambat penyerapan yodium atau disebut juga zat
goitrogenik adalah faktor penyebab lain dari gangguan akibat kekurangan yodium
(GAKY) selain faktor penyebab utamanya yaitu konsumsi yodium yang kurang.
Tiosianat, hasil detoksifikasi sianida, merupakan salah satu zat goitrogenik
yang potensial. Mekanisme kerja tiosianat mengganggu fungsi tiroid dengan
menghambat pengambilan yodium dan mengganggu aktivitas thyroid peroxidase
(TPO). Keberadaan zat ini akan mengganggu proses pembentukan hormon tiroid
sehingga perlu untuk dihilangkan atau levelnya dikurangi agar bahan makanan
yang mengandung zat goitrogenik aman dikonsumsi (Farida Wahyu Ningtyas,
2014).

2.5 Kelompok Yang Beresiko Mengalami GAKY


Penggunaan garam beryodium merupakan suatu program dengan
tujuan jangka panjang dalam penanggulangan GAKY dan terbukti telah
berhasil di berbagai negara seperti Swiss, Zimbabwe, Afrika Selatan dan
termasuk di Indonesia. Garam merupakan salah satu komoditi yang
difortifikasi dengan yodium karena setiap hari selalu dikonsumsi masyarakat,
murah dan mudah didapat. Garam beryodium di Indonesia rata-rata
mengandung kadar yodium minimal 30 ppm. Menurut WHO, kebutuhan
yodium orang dewasa yang dianjurkan dalam sehari adalah 150 μ g.
Kecukupan yodium tubuh dinilai dari yodium yang masuk lewat makanan
dan minuman sebab tubuh manusia tidak dapat mensintesis yodium.7 Salah
satu cara untuk mengetahui bahwa seseorang telah mengkonsumsi yodium
dalam jumlah cukup dan tidak mengalami gangguan adalah dengan
mengukur kadar yodium dalam urin karena sebagian besar hasil metabolisme
yodium dalam tubuh akan diekskresikan melalui urin. Secara individu ekskresi
yodium urin dapat berubah tergantung konsumsi makanan setiap hari.8 Selain
itu, yodium dalam urin lebih stabil dan mudah penanganannya selama
transportasi daripada yodium serum. Dan kelompok yang rentan mengalami
GAKY adalah pada anak-anak dikarenakan sering memakan makanan instan.
Terutama pada golongan orang yang tinggal di daerah pegunungan
(NURIFADAH, 2012).

2.6 Penyebab Defisiensi Pada Bumil Akan Menyebabkan Kerusakan Neuro Pada
Fetus
Penyebab langsung kematian ibu hamil dipengaruhi oleh status gizi
pada ibu hamil. Di Indonesia terdapat empat masalah utama status gizi ibu
hamil yaitu, Kekurangan Energi Kronik (KEK), Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin A (KVA), dan Anemia
Gizi Besi (AGB) Masa kehamilan merupakan masa dimana terjadi peningkatan
kebutuhan asupan gizi makro maupun zat gizi mikro yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan organ kandungan, serta
perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu, Kehamilan merupakan tahapan
yang berkesinambungan, sehingga defisiensi pada suatu periode akan memberikan
dampak secara berbeda pada outcome kehamilan Usia kehamilan yang paling
penting adalah usia trimester pertama karena pada delapan minggu pertama
terbentuknya cikal bakal yang akan menjadi otak, hati, jantung, ginjal,
dan tulang (Alifka, 2020)

2.7 Masalah GAKY Di Indonesia Merupakan Masalah Kesehatan Masyarakat


Yang Signifikan

Kekurangan iodium merupakan masalah kesehatan masyarakat di


berbagai negara di dunia. Wanita usia subur (WUS) dan wanita hamil harus
memiliki asupan iodium yang memadai dalam rangka mempersiapkan
kehamilan dan mendukung perkembangan neurologis janin. Sekitar 2,2 juta
populasi dunia tinggal di daerah defisiensi iodium. Populasi di daerah defisiensi
iodium dapat mengalami penurunan rata-rata kecerdasan intelektual sebesar
12-13,5 poin. Iodine Global Network (IGN) terus bekerja sama dengan
sejumlah negara yang masih mengalami kekurangan iodium, seperti Angola,
Burundi, Madagaskar, Mozambik, Rusia, Sudan, Vietnam, Kolombia, Maroko,
Haiti, Yordania, dan Uzbekistan. Di Indonesia, hasil Riskesdas 2013
menyebutkan nilai median urinary iodine content(UIC) pada WUS sebesar 187
μg/L, ibu hamil 163 μg/L, dan ibu menyusui 164 μg/L. Selain itu, pada WUS (15-
49 tahun) risiko kekurangan iodium sebesar 22,1 persen, pada ibu hamil
sebesar 24,3 persen, dan pada ibu menyusui sebesar 23,9 persen (Asih
Setyani, 2019)

2.8 Hubungan Antara Defisiensi Iodium Dengan Terjadinya Penurunan IQ Pada


Anak

Masalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah hal baru, namun masalah


ini tetap aktual terutama di negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia.
Kehidupan manusia tak dapat dipisahkan dari masalah konsumsi pangan, sehingga
kita sering menemukan ketidakmampuan masyarakat dalam hal pengelolaan
makanan yang baik sesuai dengan standar gizi kesehatan. Masalah gizi utama di
Indonesia salah satunya adalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Defisiensi gizi ini dapat diderita orang pada setiap tahap kehidupan, mulai dari
masa prenatal sampai lansia. Defisiensi yodium sebelumnya dikenal dengan
istilah gondok (perbesaran kelenjar tiroid) yang merupakan salah satu gejala yang
timbul akibat kekurangan zat gizi tersebut (Pujinarti, 2011). GAKY diketahui
mempunyai kaitan erat dengan gangguan perkembangan mental dan kecerdasan.
Sejumlah 20 juta penduduk Indonesia yang menderita GAKY diperkirakan dapat
kehilangan 140 juta angka kecerdasan atau IQ points. Defisiensi yodium dapat
mengganggu perkembangan otak manusia, sehingga menyebabkan berjuta-juta
orang menjadi kurang maju
Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya
secara langsung memengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas manusia.
Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi
yodium adalah wanita usia subur (WUS), ibu hamil, anak balita, dan anak usia
sekolah (Andriani & Wijatmadi, 2012). Pada anak usia sekolah, hal ini sangat
merugikan karena mengakibatkan penurunan Intelegent Quotient (IQ) atau tingkat
kecerdasan anak yang dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar
(Sulistyoningsih, 2011). Perkembangan otak salah satunya dipengaruhi oleh zat
yodium. Kekurangan yodium menyebabkan rendahnya kecerdasan. Fungsi
yodium di dalam tubuh, terangnya, adalah membentuk hormon di dalam kelenjar
tiroid. Sekresi hormon tiroid dipertahankan sedemikian rupa melalui mekanisme
umpan balik, sehingga kadarnya optimal untuk menjalankan fungsinya. Jika
karena suatu sebab, produksi hormon tiroid kurang, akan terjadi hipotiroid, bila
kelebihan akan terjadi hipertiroid. Pada hipotiroid, pergerakan menjadi lamban,
kadar protein dalam cairan otak meningkat. Hormon tiroid mempunyai efek yang
nyata pada perkembangan otak, membuat peka sistem syaraf dan meningkatkan
aktivitas otak (Diah Ayu Pitaloka, 2017).

2.9 Hubungan Antara Kualitas Lingkungan Dengan Terjadinya GAKY

Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) adalah


sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan
unsur yodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup
lama. Suatu daerah disebut dengan daerah kekurangan yodium bila
tanah dan airnya sangat kekurangan yodium karena sering terjadi
erosi akibat hujan lebat atau banjir. Akibatnya, masyarakat yang
tinggal di daerah tersebut jika hanya tergantung pada sumber air dan bahan
makanan setempat akan kekurangan yodium.

Tingginya curah hujan, salju dan banjir menyebabkan


hilangnya kandungan yodium dalam tanah sehingga
kandungan yodium dalam makanan yang dikonsumsi manusia
menjadi rendah yang mengakibatkan penyakit akibat kekurangan yodium
(Sudarto, 2012).

Manusia memerlukan zat gizi sebagai menjalankan fungsi tubuh.


Kekurangan dan kelebihan gizi dalam setiap daur kehidupan menyebabkan
masalah gizi di masyarakat. Masalah gizi dapat dilihat dengan pendekatan system
pangan dan gizi, meliputi subsistem produksi, subsistem pengolahan, subsistem
distribusi, dan subsistem kesehatan dan gizi.

Lingkungan biofisik yang tidak memadai akan berdampak terhadap


ketersediaan pangan yang serta merta akan berdampak pada status gizi masyarakat
di wilayah tersebut. Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi
antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan
kesehatan tubuh. Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian
konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif (Atikah
Rahayu, 2019).

2.10 Upaya Pencegahan Terjadinya GAKY

GAKY adalah sekumpulan gejala yang muncul pada tubuh akibat


kurangnya asupan yodium pada tubuh, sehingga berdampak pada semua kalangan
umur mulai dari janin sampai usia dewasa.

Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan terkait gizi yaitu


dengan cara memberikan edukasi gizi. Efisiensi dan efektivitas pemberian edukasi
gizi akan meningkat dengan menggunakan media edukasi sebagai alat bantu
dalam kegiatan edukasi kepada masyarakat tersebut. Pemanfaatan media yang
beragam ini menjadi salah satu alternatif sumber informasi yang dibutuhkan.
Flipchart atau lembar balik merupakan media pembelajaran cetak yang kreatif
inovatif, penyampaian materinya tersusun dan terkonsep, berupa lembaran yang
berisi gambar-gambar dan dilengkapi penjelasan, sehingga informasi yang akan
disampaikan pada sasaran dapat diterima dengan mudah. Melihat potensi ini,
pengembangan media dengan menggunakan media pembelajaran flipchart ini
sangat tepat untuk digunakan dalam kegiatan edukasi gizi. Kelebihan flipchart
adalah lebih sesuai digunakan dalam kegiatan edukasi gizi yang bersifat massal,
seperti di posyandu, kegiatan pengajian atau perkumpulan lainnya. Dengan
mempertimbangkan kelebihannya tersebut maka dikembangkan media flipchart
sekaligus digunakan untuk memberikan edukasi mengenai GAKY (M.
Mutalazimah, 2021).

Kebiasaan terbentuk secara turun temurun dari generasi ke generasi. suatu


pola konsumsi pangan diperoleh karena terjadi berulang-ulang (food consumptive
behavior). Kebiasaan makan juga menunjukkan tindakan manusia. (What people
do and practice) terhadap makan dan makanan diperuhi oleh pengetahuan (what
people think) dan perasaan (what people feel) serta persepsi (what people
perceive) tentang hal itu. Garam beryodium merupakan salah satu intervensi yang
diharapkan secara jangka panjang dapat mengurangi prevalensi GAKY (Linggar
Lestari Anggina, 2010).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) di


Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius bagi
masyarakat mengingat dampaknya sangat besar terhadap kesehatan
dan kecerdasan yang mempengaruhi kelangsungan hidup serta kualitas
sumber daya manusia.

Penanggulangan GAKY harus dimulai dari dasar (akar masalah)


yaitu kurangnya persediaan dan peredaran garam konsumsi beryodium
di pasar karena kurangnya produksi dan distribusi oleh sentra
garam rakyat, industri kecil menegah maupun industri besar.

Penggunaan garam beryodium merupakan suatu program dengan


tujuan jangka panjang dalam penanggulangan GAKY dan terbukti telah
berhasil di berbagai negara seperti Swiss, Zimbabwe, Afrika Selatan dan
termasuk di Indonesia.

3.2 Saran

1. Perlunya meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Gangguan akibat


kekurangan yodium (Gaky) secara mendalam dan terperinci melalui
penyuluhan, brosur, siaran tv lokal, radio lokal, kunjungan ke rumah-rumah,
dll.
2. Menghimbau masyarakat agar menggunakan garam beryodium secara teratur,
dan mengajarkan cara pemakaian yang benar

DAFTAR PUSTAKA

Alifka, D. S. (2020). HUBUNGAN PANTANGAN MAKANAN TERHADAP


RISIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL.

Asih Setyani, C. M. (2019). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK WANITA
USIA SUBUR TENTANG GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN
IODIUM.

Atikah Rahayu, F. Y. (2019). EKOLOGI PANGAN DAN GIZI.

Diah Ayu Pitaloka, M. R. (2017). Hubungan Ganguan Akibat Kekurangan


Yodium (GAKY) dengan Prestasi Belajar.

Dwi Arum Sulistyaningsih, Binar Panunggal, Etisa Adi Murbawani. (2018).


STATUS IODIUM URINE DAN ASUPAN IODIUM PADA ANAK
STUNTING USIA 12-24 BULAN.

Farida Wahyu Ningtyas, A. H. (2014). Eksplorasi Kearifan Lokal Masyarakat


dalam.
Hastin Dyah Kusumawardani, S. R. (2018). KANDUNGAN GIZI,
ORGANOLEPTIK, DAN UMUR SIMPANBISKUIT DENGAN
SUBSTITUSI TEPUNG KOMPOSIT, 123-138.

Leny Latifah, Ika Puspita Asturiningtyas, Yusi Dwi Nurcahyani, Hadi Ashar,
Prihatin Broto Sukandar. (2020). POTENSI INTEGRASI PROGRAM
SKRINING HIPOTIROID PADA NEONATAL DI DAERAH REPLETE
DEFISIENSI IODIUM, 153-168.

Linggar Lestari Anggina, A. H. (2010). HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN


SOSIAL KELUARGA DENGAN KEPATUHAN, 2086-3098.

M. Mutalazimah, F. N. (2021). Edukasi Pencegahan Gangguan Akibat


Kekurangan Yodium (GAKY).

NURIFADAH, C. S. (2012). STATUS YODIUM PENDERITA HIPERTENSI


DENGAN DIET RENDAH GARAM, 5-10.

pengaruh yodium. (2019). penelitian, 1-3.

Styawan Heriyanto. (2013). Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam


Penghentian Suplementasi Kapsul Iodium di Kabupaten Magelang, 4.

Sudarto. (2012). PENANGGULANGAN GAKY MELALUI PENINGKATAN


KUALITAS PRODUKSI DAN DISTRIBUSI GARAM BERYODIUM.

Anda mungkin juga menyukai