Disusun Oleh :
Kelompok 13 Kelas A3
Dosen Pengampu :
Universitas Andalas
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kita ucapkan kepada Allah SWT, yang berkat
dengan rahmat berupa kesempatan dan kemampuan kami mampu menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga terlimpah dan
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pembuatan makalah secara
berkelompok pada mata kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Kami
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta
saran dari para pembaca supaya nantinya makalah ini dapat menjadi makalah yang
lebih baik.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh pihak yang sudah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu Dr. Azrimaidaliza, SKM., MKM, Resmiati,
SKM., MKM, Dr. Idral Purnakarya, SKM., MKM, Firdaus, SP., M.Si yang telah
memberikan tugas ini.
Demikian makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami
memohon maaf jika ada kekurangan dan kesaalahan dalam penulisan makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sehingga dapat dibuat
makalah yang lebih baik kedepannya.
Kelompok 13
MAKALAH DASAR ILMU GIZI..........................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I......................................................................................................................iii
PENDAHULUAN..................................................................................................iii
1.3 Tujuan......................................................................................................iii
BAB II......................................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................1
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
GAKY merupakan sekumpulan gejala yang ditimbulkan akibat tubuh
mengalami kekurangan iodium dalam jangka waktu yang lama. Garam beryodium
adalah garam konsumsi yang mengandung yodim 30 - 80 ppm dan dianjurkan
mengkonsumsi garam beryodium 6 – 10 gram / hari. Mutu garam beryodium yang
memenuhi standar SNI adalah garam yang mengandung kadar Natrium klorida
minimal 94, 7% , kadar air maksimal 7% , kadar Iodium minimal 30 mg/kg, kadar
Logam timbal (Pb) maksimal 10 mg/kg, kadar Logam tembaga (Cu) maksimal 10
mg/kg, kadar Logam air raksa (Hg) maksimal 0,1mg/kg, kadar Logam arsen (As)
maksimal 0,1 mg/kg, kadar Logam Kalsium (Ca) maksimal 0,1%, kadar Kalium
ferosianida maksimal 5 mg/kg, kadar bahan tambahan makanan (anti kempa)
maksimal 1,0%. (Depkes RI, 2010).
iii
7. Bagaimana cara mencegah penyakit GAKY?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari yodium dan penyakit
GAKY
2. Mengetahui dan memahami faktor-faktor penyebab penyakit GAKY
3. Mengetahui dan memahami gejala dari penyakit GAKY
4. Memahami dan mengetahui bagaimana terjadinya penyakit GAKY di
Indonesia
5. Mengetahui dan memahami kejadian penyakit GAKY di Indonesia
6. Mengetahui dan memahami upaya penanggulan penyakit GAKY
7. Mengetahui dan memahami ca
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Kebutuhan Yodium dapat ditemukan pada bumbu masak yaitu garam. Garam
hampir digunakan di seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia, Selain sebagai
bumbu pelengkap dan bahan pangan, garam juga merupakan sumber elektrolit
bagi tubuh manusia. Garam beryodium yang bermutu mempunyai persyaratan
Standar Nasional Indonesia ( SNI ) Nomor 01-3556-2000, yang mana
mengandung komponen utama natrium klorida 94,7%, air maksimal 5% dan
kalium iodat mineral sebanyak 30 oom serta sentawa lain sesuai persyaratan.
Selain pada garam, yodium juga dapat ditemukan pada sayuran, minuman dan
bahan pangan dari laut. (Sulistiyawati et al., 2022)
a. Penyebab Langsung
1. Difisiensi iodium
Penyebab utama terjadinya GAKI adalah tidak tercukupinya
iodium dari konsumsi makanan dan minuman sehari-hari. Iodium
merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia
untuk membentuk hormon tiroksin. Bila tubuh kekurangan iodium,
kadar tiroksin dalam darah menjadi rendah.
2. Zat goitrogenik pada makanan
Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat menganggu struktur
dan fungsi tiroid secara langsung dan tidak langsung. Contoh yaitu
tiosianat dan isotiosianat yang terdapat dalam sayuran kol, sawi,
lobak, brokoli, yang secara langsung menghambat uptake yodida
organik oleh kelenjar tiroid
3. Defisiensi protein
Asupan protein yang rendah dalam makanan menyebabkan
gangguan pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid. Protein
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam transportasi
kelenjar tiroid. Jika asupan protein rendah maka kemungkinan
dapat menghambat tranportasi hormon tiroid yang dibutuhkan
2
4. Unsur sekelumit (Trace Element)
Ada beberapa unsur sekelumit seperti timah hitam (Pb), rubidium
(Rb), air raksa (Hg), dan tembaga (Cu) serta unsur sekelumit
tertentu lainnya yang berkaitan dengan kasus GAKI. Asupan yang
berlebihan dari unsur-unsur ini akan membentuk ikatan yang kuat
dengan iodium dalam tubuh, sehingga terbentuk senyawa
kompleks yang sulit dipecahkan yang berakibat iodium di dalam
tubuh tidak dapat digunakan yang akan berdampak pada kurangnya
hormon tiroid yang akan terlefleksi dengan meningkatnya produksi
Thyroid Stimulating Hormon (TSH).
5. Ekses Iodium
Ekses iodium yang bersifat akut dapat menyebabkan hipotiroid
karena terjadi hambatan pelepasan hormon tiroid oleh kadar
iodium yang tinggi. Jika keadaan ini berlangsung lama (kronik)
dapat meningkatkan aktivitas kelenjar tiroid dan menyebabkan
hipertiroidisme yang 9 dikenal sebagai iodine-induced
hyperthyroidisme (IIH). Apabila asupan iodium lebih besar dari
kebutuhan, maka akan terjadi kelebihan zat gizi tersebut
6. Genetik
Pembesaran kelenjar gondok pada keluarga yang kekurangan
iodium mempunyai hubungan dengan faktor genetik. Sebuah
keluarga yang memiliki satu penderita gondok mempunyai resiko
dua kali lebih besar dibandingkan keluarga non gondok. Sehingga
hal tersebut dikatakan sebagai penyebab langsung dari GAKI
walaupun kemungkinannya sangat kecil.
b. Penyebab tidak Langsung
1. Faktor Geografis, ada beberapa hal yang menjadi kemungkinan
rendahnya kandungan yodium pada tanah, yaitu:
a) Adanya erosi yang menyebabkan yodium hilang ke laut
b) Tanah sarang (tanah lahar, kapur) yang tidak dapat
menyimpan air, sehingga air bersama iodium yang larut di
dalamnya akan meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam.
3
Hal tersebut menyebabkan akar tanaman pangan dan
sayuran tidak dapat menjangkaunya, sehingga kadar iodium
dalam tanaman akan rendah 10
c) Eksploitasi tanah yang berlebihan dan pencemaran limbah
tanah pertanian sehingga tanah menjadi terlalu asam/basa.
2. Faktor Non-Geografis
Faktor non geografis berperan untuk daerah dengan suplai
makanan utama, di mana daerah tersebut suplai makanannya sangat
tergantung pada daerah lain, di mana daerah tersebut termasuk
daerah gondok endemis yang air dan tanahnya mengandung iodium
yang rendah. Daerah Nett Importir ini biasanya daerah pinggiran
kota yang lahan pertanian mengalami penyempitan oleh
indrustrialisasi, dan juga daerah dataran rendah ataupun daerah
pantai yang suplai makanannya bergantung pada daerah subur.
Gejala – gejala tersebut merupakan gejala awal munculnya tiroid didalam tubuh,
namun penyakit tiroid bisa saja menjadi sulit untuk didiagnosis karena gejala
penyakit tersebut mudah dikacaukan oleh kondisi lain didalam tubuh. Perlu
diketahui bahwa gejala dari penyakit tiroid dapat diatasi dan dikendalikan apabila
gejala penyakit tiroid dapat dikenali sejak dini, sehingga mengurangi adanya
tekanan dari gejala-gejala penyakit tiroid lainnya. (Pakar & Shafer, 2019)
Adapun menurut (Hastuti et al., 2018) gejala yang terjadi pada penyakit
GAKY adalah sebagai berikut :
4
1. Rekardasi mental atau keterbelakangan mental, hal ini merupakan
gejala yang paling dirasakan Ketika mengalami hipertiroid
2. Frekuensi buang air besar yang berkurang
3. Suara serak
4. Kulit dan rambut tampak pucat, dan
5. Jantung berdenyut lebih lambat
5
pada perempuan. Ketidak seimbangan proporsi mineral ini menyebabkan
hipertiroid atau hipotiroid. Kurangnya Zn dalam darah menyebabkan terjadinya
hipotiroid dan mengakibatkan turunnya metabolisme karena gangguan sistem
imunitas. (Hastuti et al., 2018)
6
prevalensi gondok secara nasional sebesar 11,1% dan proporsi jumlah rumah
tangga yang mengonsumsi garam yang beryodium sesuai syarat adalah 73,3%.
Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa median yodium dalam urin
yang diperoleh secara nasional sebesar 224 μg/L. Proporsi di atas 200 μg/L
yodium tampak semakin meningkat, tahun 2003 sebesar 35,4 persen menjadi 37,2
persen. Proporsi masyarakat dengan median yiodium urin 300 μg/L atau lebih,
cukup besar yaitu 21,9 persen.
7
Kota Padang termasuk salah satu wilayah endemik sedang. Situasi ini tampak
dari hasil pemetaan GAKY Nasional tahun 2003 dengan meningkatnya prevalensi
GAKY pada murid Sekolah Dasar dari 8.5 % pada tahun 1998 menjadi 10.8 %
pada tahun 2003. Ini berarti TGR pada tahun 2003 adalah 21,5 %.Di beberapa
propinsi terlihat pula daerah-daerah endemik sedang dan berat yang baru, seperti
beberapa daerah pantai di Jawa Timur dan Sumatera Barat.(Agus, 2007)
8
ibu menyusui, dan anak sekolah diberikan 1 kapsul per tahun, sedangkan
wanita usia subur diberikan 2 kapsul per tahun.
Tahun 1997-2003 dilaksanakan program Intensifikasi Penanggulangan
GAKI (IP-GAKI) untuk percepatan penurunan prevalensi GAKI
menitikberatkan pada pencapaian pemakaian garam beriodium lebih dari
90 persen penduduk. Strategi yang dilaksanakan dengan pemantauan
status iodium masyarakat, peningkatan konsumsi garam beriodium,
peningkatan pasokan garam beriodium, distribusi kapsul iodium pada
sasaran yang tepat serta pemantapan koordinasi lintas sektor dan
penguatan kelembagaan penanggulangan GAKI.
Berakhirnya proyek IP-GAKI tidak menjadikan upaya penanggulangan
GAKI berhenti di tempat. Pada tahun 2004 dicanangkan Rencana Aksi
Nasional Kesinambungan Program Penanggulangan GAKI (RAN KPP
GAKI) yang bertujuan mencapai garam beriodium untuk semua pada
tahun 2005 dan menjaga kelestariannya pada tahun 2010. Untuk itu
ditetapkan tujuan program jangka pendek yaitu peningkatan proporsi
rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium dan peningkatan
cakupan distribusi kapsul iodium di daerah endemis sedang dan berat.
Tujuan jangka panjang adalah pelestarian proporsi rumah tangga yang
mengonsumsi garam beriodium dan pelestarian cakupan kapsul iodium di
daerah endemik sedang dan berat.
Program penanggulangan GAKI jangka pendek telah membuahkan
hasil yang signifikan, tetapi muncul masalah baru tentang kelebihan
iodium (hipertiroid). Departemen Kesehatan melalui Direktur Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat mengeluarkan surat edaran No. JM 03.03 B
V/2195/95 yang secara resmi melarang penggunaan kapsul iodium di
seluruh Indonesia untuk menanggulangi GAKI. Penggunaan kapsul
minyak beriodium dibatasi untuk tidak digunakan secara massal, hanya
dapat digunakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
9
b. Garam beriodium
Penanggulangan program GAKY yang paling utama di Indonesia saat
ini adalah pendistribusian garam di daerah endemik. Di Indonesia
penanganan gondok endemic untuk pertama kalinya oleh pemerintah
colonial Belanda pada tahun 1927, yang mana pemerintah Belanda
mengharuskan iodisasi garam rakyat. Namun pendistribusian garam
tersebut tidak bertahan lama karena adanya Perang Dunia II dan lemahnya
pengelolaan sehingga dihentikan pada awal tahun 1950-an.
Pada tahun 1975 pemerintah mengatur tentang garam beriodium untuk
pertama kali melalui peraturan Menteri yang menyatakan semua garam
yang dikonsumsi masyarakat harus mengandung iodium. Peraturan
menteri akhirnya di tingkatkan lagi menjadi Keputusan Presiden No.69
tahun 1994 tentang wajib Iodisasi Garam. Peraturan ini mengatur tingkat
iodisasi garam pada 40 persen ± 25 persen ppm KIO3. Keputusan Presiden
tahun 1994 memperkuat pelaksanaan program pengendalian GAKI
nasional di Indonesia.
c. Komunikasi Informasi dan Edukasi
Untuk mendukung pencapaian program mengenai GAKY maka
perlunya diadakan kegiatan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat.
Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat mempunyai visi dan misi dalam
penanggulangan GAKY. Bentuk kegiatan KIE berupa pemasyarakatan
informasi tentang pentingnya mengonsumsi garam beriodium, advokasi,
Pendidikan dan penyuluhan mengenai ancaman GAKY dan dampak yang
ditimbulkan. Peran masyarakat dalam penanggulan GAKY mencakup law
enforcement dan social enforcement
d. Surveilans GAKY
Surveilans merupakan salah satu dari indikator kesinambungan
program GAKI. Surveilans GAKI berisi kegiatan pemantauan yang
dilakukan secara terus-menerus terhadap indikator GAKI di masyarakat
untuk dapat dilakukan langkah-langkah penanggulangan yang tepat.
10
2. 7 Bagaimana Cara Mencegah penyakit GAKY
a. Pemberian Suplemen Yodium sesuai kebutuhan yang dianjurkan dan
secara berkelanjutan, terutama bagi ibu hamil karena berkaitan langsung
dengan gunanya untuk menjaga metabolism dalam tubuh.(Margawati,
2020)
b. Penganekaragaman makanan, berperan dalam memenuhi kebutuhan
yodium dan memperbaiki gangguan yang disebabkan oleh kurangnya
mengonsumis yodium. Terutama pada makanan berupa ikan laut yang
kaya akan yodium, sayur dan sereal yang diproduksi dari tanah dengan
kadar yodium yang cukup serta unggas, daging dan susu yang hidup di
tanah yang cukup akan yodium dan asupan kaya yodium. (Margawati,
2020)
c. Penggunaan Yodium
11
Ada beberapa makanan yang dapat mengganggu pembentukan
hormone tiroid sehingga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid
( gondok ), beberapa diantaranya adalah buncis, jagung, bawang merah,
bawang putih, ubi ungu dan tebu. (Margawati, 2020)
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
yang relatif kecil, namun memiliki peran penting dalam pembentukan
hormon tiroksin dan juga berperan dalam stabilitas metabolisme dan
fungsi organ tubuh. Kebutuhan Yodium dapat ditemukan pada bumbu
masak yaitu garam. Disamping adanya kebutuhan iodium yang harus
dipenuhi ada juga permasalahan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKY). GAKI adalah semua akibat dari kekurangan iodium pada
pertumbuhan dan perkembangan manusia sehingga dapat mempengaruhi
kelangsungan, aspek serta kualitas hidup manusia yang meliputi
perkembangan kecerdasan, pengembangan sosial dan perkembangan
ekonomi.
13
3.2 Saran
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu, teman, atau pun pembaca yang sudah
menyempatkan diri untuk membaca makalah kami ini. Kami telah membuat
makalah ini dengan data-data yang kami kumpulkan dari berbagai sumber dan
telah kami rangkum secara singkat dan jelas agar pembaca bisa memahami
makalah ini dengan baik sehingga berguna untuk pembaca baik hanya untuk
menambah pengetahuan maupun untuk pendidikan atau bahkan untuk kehidupan
sehari-hari. Disamping itu kami mengetahui banyak kekurangan dalam makalah
ini, untuk itu kami memohon dan meminta saran serta kritik yang membangun
agar kami bisa lebih baik lagi dalam mengerjakan tugas berikutnya.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, P., Widodo, U. S., Oktarizal, R., Kurniadi, A. L., Anwar, K., & Siregar,
A. A. R. (2018). Status mineral dan hormon tiroid pada penderita
hipotiroidisme. Journal of Community Empowerment for Health, 1(1), 54–
60. https://doi.org/10.22146/jcoemph.39334
Mutalazimah, M., Isnaeni, F. N., Mardiyati, L., Pujiani, K. N., Bella, S., Prodi, P.,
Gizi, I., & Kesehatan, I. (2021). Edukasi Pencegahan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY) Berbasis Media Pembelajaran Flipchart.
Warta LPM, 24(4), 752–762.
https://journals.ums.ac.id/index.php/warta/article/view/15193
Sulistiyawati, I., Rahayu, N. L., Falah, M., & Endris, W. M. (2022). Konsumsi
Garam Beryodium Sebagai Upaya Preventif Penyakit Gaky Di Masyarakat.
Jurnal Pemantik, 1(1), 14–25. https://doi.org/10.56587/pemantik.v1i1.5
16