Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH DASAR ILMU GIZI

“ Menganalisis Penyakit GAKY Di Indonesia”

Disusun Oleh :
Kelompok 13 Kelas A3

Anggi Nurima Irawan 2211212063


Suci Rahmahesi 22112123059
Salsabilla Mutia Devira 2211211009

Dosen Pengampu :

Dr. Azrimaidaliza, SKM., MKM


Resmiati, SKM., MKM
Dr. Idral Purnakarya, SKM., MKM
Firdaus, SP., M.Si

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Andalas

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kita ucapkan kepada Allah SWT, yang berkat
dengan rahmat berupa kesempatan dan kemampuan kami mampu menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga terlimpah dan
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pembuatan makalah secara
berkelompok pada mata kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Kami
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta
saran dari para pembaca supaya nantinya makalah ini dapat menjadi makalah yang
lebih baik.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh pihak yang sudah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu Dr. Azrimaidaliza, SKM., MKM, Resmiati,
SKM., MKM, Dr. Idral Purnakarya, SKM., MKM, Firdaus, SP., M.Si yang telah
memberikan tugas ini.

Demikian makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami
memohon maaf jika ada kekurangan dan kesaalahan dalam penulisan makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sehingga dapat dibuat
makalah yang lebih baik kedepannya.

Padang, 10 Juni 2023

Kelompok 13
MAKALAH DASAR ILMU GIZI..........................................................................1

“ Menganalisis Penyakit GAKY Di Indonesia”...................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

BAB I......................................................................................................................iii

PENDAHULUAN..................................................................................................iii

1.1 Latar Belakang.........................................................................................iii

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................iii

1.3 Tujuan......................................................................................................iii

BAB II......................................................................................................................1

PEMBAHASAN......................................................................................................1

2.1 Pengertian Yodium dan Penyakit GAKY......................................................1

2.2 Faktor -Faktor Penyebab Penyakit GAKY....................................................2

2.3 Gejala Penyakit GAKY..................................................................................4

2.4 Terjadinya Penyakit GAKY didalam tubuh...................................................5

2.5 Kejadian Penyakit Gaky di Indonesia............................................................6

2.6 Upaya Penanggulangan Gaky Di Indonesia...................................................8

2. 7 Bagaimana Cara Mencegah penyakit GAKY.............................................11

BAB III..................................................................................................................13

PENUTUP..............................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..................................................................................................13

3.2 Saran.............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
GAKY merupakan sekumpulan gejala yang ditimbulkan akibat tubuh
mengalami kekurangan iodium dalam jangka waktu yang lama. Garam beryodium
adalah garam konsumsi yang mengandung yodim 30 - 80 ppm dan dianjurkan
mengkonsumsi garam beryodium 6 – 10 gram / hari. Mutu garam beryodium yang
memenuhi standar SNI adalah garam yang mengandung kadar Natrium klorida
minimal 94, 7% , kadar air maksimal 7% , kadar Iodium minimal 30 mg/kg, kadar
Logam timbal (Pb) maksimal 10 mg/kg, kadar Logam tembaga (Cu) maksimal 10
mg/kg, kadar Logam air raksa (Hg) maksimal 0,1mg/kg, kadar Logam arsen (As)
maksimal 0,1 mg/kg, kadar Logam Kalsium (Ca) maksimal 0,1%, kadar Kalium
ferosianida maksimal 5 mg/kg, kadar bahan tambahan makanan (anti kempa)
maksimal 1,0%. (Depkes RI, 2010).

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKY) merupakan satu dari beberapa


masalah yang serius yang dihadapi Pemerintah Indonesia. Upaya penanggulangan
GAYI telah dilakukan secara nasional melalui upaya jangka pendek dan jangka
panjang, namun dalam pelaksanaannya masih ada kendala yang ditemukan yaitu
tentang konsumsi garam beriodium oleh masyarakat.Dari uraian diatas peneliti
tertarik meneliti pengertian yodium dan penyakit GAKY, mengetahui dan
memahami faktor -faktor penyebab penyakit GAKY, gejala penyakit GAKY,
terjadinya penyakit GAKY didalam tubuh, kejadian penyakit GAKY di Indonesia,
upaya penanggulangan GAKY di Indonesia, bagaimana cara mencegah penyakit
GAKY.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian yodium dan penyakit GAKY?
2. Faktor-faktor penyebab penyakit GAKY??
3. Apa saja gejala penyakit GAKY?
4. Bagaimana terjadinya penyakit GAKY di dalam tubuh?
5. Bagimana kejadian penyakit GAKY di Indonesia?
6. Bagaimana upaya penanggulan penyakit GAKY di Indonesia?

iii
7. Bagaimana cara mencegah penyakit GAKY?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari yodium dan penyakit
GAKY
2. Mengetahui dan memahami faktor-faktor penyebab penyakit GAKY
3. Mengetahui dan memahami gejala dari penyakit GAKY
4. Memahami dan mengetahui bagaimana terjadinya penyakit GAKY di
Indonesia
5. Mengetahui dan memahami kejadian penyakit GAKY di Indonesia
6. Mengetahui dan memahami upaya penanggulan penyakit GAKY
7. Mengetahui dan memahami ca

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Yodium dan Penyakit GAKY


Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang
relatif kecil, namun memiliki peran penting dalam pembentukan hormon tiroksin
dan juga berperan dalam stabilitas metabolisme dan fungsi organ tubuh. Iodium
dalam tubuh sekitar 5-20 mg. Sebagian besar iodium yaitu sekitar 70-80%
terdapat pada kelenjar tiroid. Di dalam tubuh, iodium terdapat dalam beberapa
bentuk yaitu iodine, iodin, mono yodo tironin (MIT), di iodo tironin (DIT), triodo
tironin (T3), dan tetra iodo torinin (T4) atau Tiroksin (Ii, 2019).

Kebutuhan Yodium dapat ditemukan pada bumbu masak yaitu garam. Garam
hampir digunakan di seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia, Selain sebagai
bumbu pelengkap dan bahan pangan, garam juga merupakan sumber elektrolit
bagi tubuh manusia. Garam beryodium yang bermutu mempunyai persyaratan
Standar Nasional Indonesia ( SNI ) Nomor 01-3556-2000, yang mana
mengandung komponen utama natrium klorida 94,7%, air maksimal 5% dan
kalium iodat mineral sebanyak 30 oom serta sentawa lain sesuai persyaratan.
Selain pada garam, yodium juga dapat ditemukan pada sayuran, minuman dan
bahan pangan dari laut. (Sulistiyawati et al., 2022)

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan segala gangguan


yang timbul pada suatu populasi dimana semua gangguan akan tercegah dengan
asupan iodium yang cukup pada penduduknya. GAKI adalah semua akibat dari
kekurangan iodium pada pertumbuhan dan perkembangan manusia yang dapat
dicegah dengan pemberian unsur iodium (Ii, 2019), spektrum GAKY meluas pada
semua kalangan , mulai dari janin dalam kandungan, bayi neonatal, anak dan
remaja, kelompok dewasa termasuk Wanita Usia Subur (WUS), ibu hamil dan
menyusui, serta kelompok lanjut usia(Mutalazimah et al., 2021)
GAKY dapat mempengaruhi kelangsungan, aspek serta kualitas hidup manusia
yang meliputi perkembangan kecerdasan, pengembangan sosial dan
perkembangan ekonomi. Permasalahan yang masih berkelanjutan saat ini adalah
masih banyaknya masyarakat yang belum memahami pentingnya mengkonsumi
yodium dan fungsinya bagi kelangsungan, aspek serta kualitas hidup sehingga
sangat dibutuhkan solusi berupa upaya preventif untuk mencegah GAKY
(Sulistiyawati et al., 2022)

2.2 Faktor -Faktor Penyebab Penyakit GAKY


Kekurangan yodium dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti
gangguan pertumbuhan dan keterbelakangan mental, hal tersebut terjadi akrena
masih rendahnya penggunaan garam beryodium pada rumah tangga karena
beberapa faktor tertentu. Ada 2 jenis faktor penyebab penyakit GAKI, yaitu: (Ii,
2019)

a. Penyebab Langsung
1. Difisiensi iodium
Penyebab utama terjadinya GAKI adalah tidak tercukupinya
iodium dari konsumsi makanan dan minuman sehari-hari. Iodium
merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia
untuk membentuk hormon tiroksin. Bila tubuh kekurangan iodium,
kadar tiroksin dalam darah menjadi rendah.
2. Zat goitrogenik pada makanan
Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat menganggu struktur
dan fungsi tiroid secara langsung dan tidak langsung. Contoh yaitu
tiosianat dan isotiosianat yang terdapat dalam sayuran kol, sawi,
lobak, brokoli, yang secara langsung menghambat uptake yodida
organik oleh kelenjar tiroid
3. Defisiensi protein
Asupan protein yang rendah dalam makanan menyebabkan
gangguan pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid. Protein
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam transportasi
kelenjar tiroid. Jika asupan protein rendah maka kemungkinan
dapat menghambat tranportasi hormon tiroid yang dibutuhkan

2
4. Unsur sekelumit (Trace Element)
Ada beberapa unsur sekelumit seperti timah hitam (Pb), rubidium
(Rb), air raksa (Hg), dan tembaga (Cu) serta unsur sekelumit
tertentu lainnya yang berkaitan dengan kasus GAKI. Asupan yang
berlebihan dari unsur-unsur ini akan membentuk ikatan yang kuat
dengan iodium dalam tubuh, sehingga terbentuk senyawa
kompleks yang sulit dipecahkan yang berakibat iodium di dalam
tubuh tidak dapat digunakan yang akan berdampak pada kurangnya
hormon tiroid yang akan terlefleksi dengan meningkatnya produksi
Thyroid Stimulating Hormon (TSH).
5. Ekses Iodium
Ekses iodium yang bersifat akut dapat menyebabkan hipotiroid
karena terjadi hambatan pelepasan hormon tiroid oleh kadar
iodium yang tinggi. Jika keadaan ini berlangsung lama (kronik)
dapat meningkatkan aktivitas kelenjar tiroid dan menyebabkan
hipertiroidisme yang 9 dikenal sebagai iodine-induced
hyperthyroidisme (IIH). Apabila asupan iodium lebih besar dari
kebutuhan, maka akan terjadi kelebihan zat gizi tersebut
6. Genetik
Pembesaran kelenjar gondok pada keluarga yang kekurangan
iodium mempunyai hubungan dengan faktor genetik. Sebuah
keluarga yang memiliki satu penderita gondok mempunyai resiko
dua kali lebih besar dibandingkan keluarga non gondok. Sehingga
hal tersebut dikatakan sebagai penyebab langsung dari GAKI
walaupun kemungkinannya sangat kecil.
b. Penyebab tidak Langsung
1. Faktor Geografis, ada beberapa hal yang menjadi kemungkinan
rendahnya kandungan yodium pada tanah, yaitu:
a) Adanya erosi yang menyebabkan yodium hilang ke laut
b) Tanah sarang (tanah lahar, kapur) yang tidak dapat
menyimpan air, sehingga air bersama iodium yang larut di
dalamnya akan meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam.

3
Hal tersebut menyebabkan akar tanaman pangan dan
sayuran tidak dapat menjangkaunya, sehingga kadar iodium
dalam tanaman akan rendah 10
c) Eksploitasi tanah yang berlebihan dan pencemaran limbah
tanah pertanian sehingga tanah menjadi terlalu asam/basa.
2. Faktor Non-Geografis
Faktor non geografis berperan untuk daerah dengan suplai
makanan utama, di mana daerah tersebut suplai makanannya sangat
tergantung pada daerah lain, di mana daerah tersebut termasuk
daerah gondok endemis yang air dan tanahnya mengandung iodium
yang rendah. Daerah Nett Importir ini biasanya daerah pinggiran
kota yang lahan pertanian mengalami penyempitan oleh
indrustrialisasi, dan juga daerah dataran rendah ataupun daerah
pantai yang suplai makanannya bergantung pada daerah subur.

2.3 Gejala Penyakit GAKY


Kelebihan dan kekurangan yodium secara umum akan menimbulkan gejala,
seperti :

1. Metabolisme dalam tubuh meningkat secara signifikan


2. Penurunan berat badan yang mendadak
3. Detak jantung yang cepat atau tidak teratur
4. Berkeringat
5. Mudah gugup bahkan marah

Gejala – gejala tersebut merupakan gejala awal munculnya tiroid didalam tubuh,
namun penyakit tiroid bisa saja menjadi sulit untuk didiagnosis karena gejala
penyakit tersebut mudah dikacaukan oleh kondisi lain didalam tubuh. Perlu
diketahui bahwa gejala dari penyakit tiroid dapat diatasi dan dikendalikan apabila
gejala penyakit tiroid dapat dikenali sejak dini, sehingga mengurangi adanya
tekanan dari gejala-gejala penyakit tiroid lainnya. (Pakar & Shafer, 2019)

Adapun menurut (Hastuti et al., 2018) gejala yang terjadi pada penyakit
GAKY adalah sebagai berikut :

4
1. Rekardasi mental atau keterbelakangan mental, hal ini merupakan
gejala yang paling dirasakan Ketika mengalami hipertiroid
2. Frekuensi buang air besar yang berkurang
3. Suara serak
4. Kulit dan rambut tampak pucat, dan
5. Jantung berdenyut lebih lambat

2.4 Terjadinya Penyakit GAKY didalam tubuh


Ada beberapa faktor pengganggu metabolisme hormon tiroid antara lain
defisiensi selenium (Se), besi (Fe), tembaga (Cu), dan zink (Zn), yang jika
bersamaan dengan defisiensi iodin, berubah manifestasi klinisnya. Defisiensi
selenium menurunkan aktivitas enzim glutation peroksidase. Gabungan defisiensi
iodin dan turunnya sintesis hormon karena defisiensi selenium menyebabkan
timbunan hidrogen peroksida yang mengakibatkan kerusakan sel dan kemudian
menyebabkan gangguan tiroid. Selenium juga penting untuk aktivitas enzim
deiodinase, yang mengubah T4 menjadi T3.

Defisiensi besi menurunkan aktivitas tiroperoksidase yang tergantung heme di


tiroid dan mengganggu produksi hormon tiroid. Kekurangan besi mempunyai
gejala yang hampir sama dengan hipotiroid. Kadar besi yang rendah menurunkan
aktivitas deiodinase yang selanjutnya menurunkan perubahan T4 menjadi T3.
Secara biologis, rendahnya kadar besi mempengaruhi sintesis hormon tiroid
dengan menurunkan aktivitas enzim tiroid peroksidase yang tergantung Fe. Tiroid
peroksidase mempengaruhi pengikatan iodin ke tirosin yang membentuk T3 dan
T4. Selain itu, rendahnya kadar Fe menaikkan kadar TSH sirkulasi.
Hipotiroidisme sering terjadi bersamaan dengan anemia. Rendahnya kadar
hormon tiroid mempengaruhi fungsi berbagai organ termasuk ginjal yang
merupakan tempat eritropoiesis.

Cu dan Zn diperlukan untuk membentuk hormon tiroid dan mengubah T4


menjadi T3. Cu dan Zn berperan penting dalam metabolisme tiroid, terutama
produksi dan absorpsi hormon. Cu menstimulasi produksi T4, mencegah absorpsi
berlebihan T4 oleh sel darah dan mengontrol kadar kalsium tubuh. Perbandingan
kadar Zn dan Cu dalam tubuh yang seimbang adalah 10 : 1 pada lakilaki dan 5 : 1

5
pada perempuan. Ketidak seimbangan proporsi mineral ini menyebabkan
hipertiroid atau hipotiroid. Kurangnya Zn dalam darah menyebabkan terjadinya
hipotiroid dan mengakibatkan turunnya metabolisme karena gangguan sistem
imunitas. (Hastuti et al., 2018)

2.5 Kejadian Penyakit Gaky di Indonesia


Pemetaan gondok secara nasional oleh pemerintah Indonesia baru dilakukan
tahun 1998. Parameter yang diambil adalah pembesaran kelenjar gondok / Total
Goiter Rate (TGR) pada anak sekolah dan ibu hamil, dan ekskresi iodium urin ibu
hamil. Daerah yang diukur adalah semua kecamatan di 27 provinsi dan cara
pengambilan sampel cluster dengan Proportional Probability Sampling (PPS).
(Suparyanto dan Rosad (2015, 2020)

Hasil pemetaan menunjukkan bahwasannya masih ada 4,5% penduduk yang


tinggal di daerah endemis berat dan sekitar 4,2% tinggal di daerah endemis
ringan. Hal tersebut menandakan bahwa sekitar 18,2 juta penduduk di Indonesia
beresiko terkena GAKY karena hidup di daerah endemis baik sedang dan berat
dan sekitar 18,8% atau 39,2% juta penduduk tinggal di daerah endemis ringan.
Sekitar 5,1% adalah kabupaten yang tergolong sebagai endemis berat, 13,5%
tergolong sebagai endemis sedang, dan 40,2% tergolong sebagai endemis ringan.
Sedangkan prevalensi GAKY pada anak sekolah adalah 9,8%. Didapati juga
bahwa proporsi rumah tangga yang mengonsumsi garam sesuai syarat hanyalah
62,1%

Pada tahun 2003 dilakukan evaluasi penanggulangan defisiensi yodium yang


insetif. Survei ini dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia dengan
menggunakan parameter pembesaran gondok anak usia sekolah 6 – 12 tahun dan
pemeriksaan yodium dengan urin secara sub sampel. Pengambilan sampel
dilakukan secara cluster dengan inferensi kabupaten/kota.

Hasil pemetaan GAKY pada tahun 2003 menunjukkan bahwa terjadinya


penurunan proporsi kabupaten/kota endemin ringan menjadi 35,8% dan endemis
sedang menjadi 13,1% serta kabupaten endemus berat menjadi 8,2%
dibandingkan dengan pemetaan GAKY tahun 1998. Didapati juga bahwa

6
prevalensi gondok secara nasional sebesar 11,1% dan proporsi jumlah rumah
tangga yang mengonsumsi garam yang beryodium sesuai syarat adalah 73,3%.

Kegiatan Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas ) tahun 2007 melakukan


pengumpulan data ekskresi yodium urin anak sekolah. Daerah yang terpilih adalah
30 kabupaten/kota. Semua kabupaten/kota yang tercakup dalam survei garam
tahun 2005 dipilih secara proporsional berdasar cakupan rumah tangga dalam
mengonsumsi garam beryodium dimana cakupan rumah tangga tersebut <50%
pada 4 kabupaten/kota, cakupan 50 – 80% sebanyak 10 kabupaten/kota, dan
cakupan >80% sebanyak 16 kabupaten/kota.

Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa median yodium dalam urin
yang diperoleh secara nasional sebesar 224 μg/L. Proporsi di atas 200 μg/L
yodium tampak semakin meningkat, tahun 2003 sebesar 35,4 persen menjadi 37,2
persen. Proporsi masyarakat dengan median yiodium urin 300 μg/L atau lebih,
cukup besar yaitu 21,9 persen.

Hasil uji kualitatif garam menunjukkan proporsi rumah tangga yang


mengonsumsi garam beryodium sesuai syarat (≥ 30 ppm) sebesar 62,3 persen.
Hasil uji kuantitatif garam dengan titrasi menunjukkan hanya 24,5 persen rumah
tangga yang menggunakan garam beryodium sesuai standar

Tahun 2013, melalui Riskesdas dilakukan pengumpulan sampel urin pada


sasaran anak usia sekolah dan wanita usia subur termasuk ibu hamil dan menyusui
yang tersebar di 33 provinsi, 177 kabupaten/ kota di 1000 blok sensus dan 25.000
rumah tangga. Metode sampling yang digunakan berupa penarikan sampel dua
tahap berstrata dan subsampel dari estimasi provinsi. Secara nasional, pada anak
umur 6–12 tahun diperoleh nilai ekskresi yodium dalam urin (EIU) dengan risiko
kekurangan dan kelebihan yodium sebesar 14,9 dan 30,4 persen. Pada wanita usia
subur (15–49 tahun) diperoleh nilai EIU: (1) pada WUS risiko kekurangan dan
kelebihan yodium 22,1 dan 24,9 persen; (2) pada ibu hamil risiko kekurangan dan
kelebihan yodium sebesar 24,3 dan 21,3 persen; (3) pada ibu menyusui risiko
kekurangan dan kelebihan yodium sebesar 23,9 dan 18,1 persen.

7
Kota Padang termasuk salah satu wilayah endemik sedang. Situasi ini tampak
dari hasil pemetaan GAKY Nasional tahun 2003 dengan meningkatnya prevalensi
GAKY pada murid Sekolah Dasar dari 8.5 % pada tahun 1998 menjadi 10.8 %
pada tahun 2003. Ini berarti TGR pada tahun 2003 adalah 21,5 %.Di beberapa
propinsi terlihat pula daerah-daerah endemik sedang dan berat yang baru, seperti
beberapa daerah pantai di Jawa Timur dan Sumatera Barat.(Agus, 2007)

2.6 Upaya Penanggulangan Gaky Di Indonesia


Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah GAKI
meliputi suntikan lipiodol, distribusi kapsul iodium dosis tinggi khusus untuk
daerah endemik berat dan endemik sedang, program iodisasi garam dan
penyuluhan/KIE. Belakangan kegiatan surveilans menjadi bagian dalam upaya
penanggulangan di Indonesia.(Suparyanto dan Rosad (2015, 2020)

a. Lipiodol atau Yodiol


Penanggulangan GAKY secara intesnsif dilaksanakan sejak awal 1980-
an sebagai Tindakan untuk menindaklanjuti hasil temuan
kretinisme/gondok. Pemberian suntikan lipiodol secara crash program
yang dilakukan sejak tahun 1974-1991. Lebih dari 14 juta penduduk dari
26 provinsi telah diberi suntikam lipiodol secara instramuscular. Oleh
karena harganya mahal, memerlukan tenaga terampil untuk menyuntik dan
adanya efek samping berupa reaksi alergi, abses pada tempat suntikan dan
risiko penularan penyakit akibat penggunaan jarum suntik berulang- ulang,
maka setelah beberapa tahun diganti dengan kapsul Yodiol.
Pemerintah menetapkan tiga strategi penanggulangan GAKI pada tahun
1990 yaitu penggunaan garam beriodium untuk semua sebagai strategi
jangka panjang; kapsul iodium sebagai strategi jangka pendek di daerah
endemik GAKI; fortifikasi iodium dalam air minum di daerah endemik
GAKI. Kapsul minyak iodium ini didistribusikan secara luas di daerah
endemik GAKI berat dan sedang dengan sasaran kelompok risiko tinggi
yaitu anak sekolah, ibu hamil, dan wanita usia subur. Kapsul minyak
beriodium berisi iodium yang dilarutkan dalam minyak dengan dosis 200
mg iodium. Dosis pemberian kapsul minyak beriodium untuk ibu hamil,

8
ibu menyusui, dan anak sekolah diberikan 1 kapsul per tahun, sedangkan
wanita usia subur diberikan 2 kapsul per tahun.
Tahun 1997-2003 dilaksanakan program Intensifikasi Penanggulangan
GAKI (IP-GAKI) untuk percepatan penurunan prevalensi GAKI
menitikberatkan pada pencapaian pemakaian garam beriodium lebih dari
90 persen penduduk. Strategi yang dilaksanakan dengan pemantauan
status iodium masyarakat, peningkatan konsumsi garam beriodium,
peningkatan pasokan garam beriodium, distribusi kapsul iodium pada
sasaran yang tepat serta pemantapan koordinasi lintas sektor dan
penguatan kelembagaan penanggulangan GAKI.
Berakhirnya proyek IP-GAKI tidak menjadikan upaya penanggulangan
GAKI berhenti di tempat. Pada tahun 2004 dicanangkan Rencana Aksi
Nasional Kesinambungan Program Penanggulangan GAKI (RAN KPP
GAKI) yang bertujuan mencapai garam beriodium untuk semua pada
tahun 2005 dan menjaga kelestariannya pada tahun 2010. Untuk itu
ditetapkan tujuan program jangka pendek yaitu peningkatan proporsi
rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium dan peningkatan
cakupan distribusi kapsul iodium di daerah endemis sedang dan berat.
Tujuan jangka panjang adalah pelestarian proporsi rumah tangga yang
mengonsumsi garam beriodium dan pelestarian cakupan kapsul iodium di
daerah endemik sedang dan berat.
Program penanggulangan GAKI jangka pendek telah membuahkan
hasil yang signifikan, tetapi muncul masalah baru tentang kelebihan
iodium (hipertiroid). Departemen Kesehatan melalui Direktur Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat mengeluarkan surat edaran No. JM 03.03 B
V/2195/95 yang secara resmi melarang penggunaan kapsul iodium di
seluruh Indonesia untuk menanggulangi GAKI. Penggunaan kapsul
minyak beriodium dibatasi untuk tidak digunakan secara massal, hanya
dapat digunakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten

9
b. Garam beriodium
Penanggulangan program GAKY yang paling utama di Indonesia saat
ini adalah pendistribusian garam di daerah endemik. Di Indonesia
penanganan gondok endemic untuk pertama kalinya oleh pemerintah
colonial Belanda pada tahun 1927, yang mana pemerintah Belanda
mengharuskan iodisasi garam rakyat. Namun pendistribusian garam
tersebut tidak bertahan lama karena adanya Perang Dunia II dan lemahnya
pengelolaan sehingga dihentikan pada awal tahun 1950-an.
Pada tahun 1975 pemerintah mengatur tentang garam beriodium untuk
pertama kali melalui peraturan Menteri yang menyatakan semua garam
yang dikonsumsi masyarakat harus mengandung iodium. Peraturan
menteri akhirnya di tingkatkan lagi menjadi Keputusan Presiden No.69
tahun 1994 tentang wajib Iodisasi Garam. Peraturan ini mengatur tingkat
iodisasi garam pada 40 persen ± 25 persen ppm KIO3. Keputusan Presiden
tahun 1994 memperkuat pelaksanaan program pengendalian GAKI
nasional di Indonesia.
c. Komunikasi Informasi dan Edukasi
Untuk mendukung pencapaian program mengenai GAKY maka
perlunya diadakan kegiatan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat.
Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat mempunyai visi dan misi dalam
penanggulangan GAKY. Bentuk kegiatan KIE berupa pemasyarakatan
informasi tentang pentingnya mengonsumsi garam beriodium, advokasi,
Pendidikan dan penyuluhan mengenai ancaman GAKY dan dampak yang
ditimbulkan. Peran masyarakat dalam penanggulan GAKY mencakup law
enforcement dan social enforcement
d. Surveilans GAKY
Surveilans merupakan salah satu dari indikator kesinambungan
program GAKI. Surveilans GAKI berisi kegiatan pemantauan yang
dilakukan secara terus-menerus terhadap indikator GAKI di masyarakat
untuk dapat dilakukan langkah-langkah penanggulangan yang tepat.

10
2. 7 Bagaimana Cara Mencegah penyakit GAKY
a. Pemberian Suplemen Yodium sesuai kebutuhan yang dianjurkan dan
secara berkelanjutan, terutama bagi ibu hamil karena berkaitan langsung
dengan gunanya untuk menjaga metabolism dalam tubuh.(Margawati,
2020)
b. Penganekaragaman makanan, berperan dalam memenuhi kebutuhan
yodium dan memperbaiki gangguan yang disebabkan oleh kurangnya
mengonsumis yodium. Terutama pada makanan berupa ikan laut yang
kaya akan yodium, sayur dan sereal yang diproduksi dari tanah dengan
kadar yodium yang cukup serta unggas, daging dan susu yang hidup di
tanah yang cukup akan yodium dan asupan kaya yodium. (Margawati,
2020)
c. Penggunaan Yodium

Garam beryodium yang digunakan sehari hari harus memenuhi


Standar Nasional Indonesia ( SNI ) antara lain mengandung
yodium sebesar 30 – 80 ppm. (Margawati, 2020)
Berikut adalah tips cara menyimpan garam untuk mencegah
terjadinya kehilangan kadar iodium selama penyimpanan, yaitu :
1) Wadah yang tertutup dan kering
2) Letakkan pada tempat yang sejuk, terhindar dai cahaya
matahari langsung dan jauh dari api
3) Ambil garam menggunakan sendok yang kering
4) Tutuplah kembali wadah dengan rapat setelah pengambilan
garam.
d. Hindari beberapa makanan

11
Ada beberapa makanan yang dapat mengganggu pembentukan
hormone tiroid sehingga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid
( gondok ), beberapa diantaranya adalah buncis, jagung, bawang merah,
bawang putih, ubi ungu dan tebu. (Margawati, 2020)

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
yang relatif kecil, namun memiliki peran penting dalam pembentukan
hormon tiroksin dan juga berperan dalam stabilitas metabolisme dan
fungsi organ tubuh. Kebutuhan Yodium dapat ditemukan pada bumbu
masak yaitu garam. Disamping adanya kebutuhan iodium yang harus
dipenuhi ada juga permasalahan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKY). GAKI adalah semua akibat dari kekurangan iodium pada
pertumbuhan dan perkembangan manusia sehingga dapat mempengaruhi
kelangsungan, aspek serta kualitas hidup manusia yang meliputi
perkembangan kecerdasan, pengembangan sosial dan perkembangan
ekonomi.

Faktor-faktor penyebab penyakit GAKY adalah penyebab langsung


seperti difisiensi iodium, zat goitrogenik pada makanan, defisiensi protein
unsur sekelumit (Trace Element), ekses iodium, serta genetik. Selain itu,
penyebab tidak langsungnya adalah faktor geografis dan faktor non-
geografis. Gejala yang timbul dapat berupa metabolisme dalam tubuh
meningkat secara signifikan, penurunan berat badan yang mendadak, detak
jantung yang cepat atau tidak teratur, berkeringat, serta mudah gugup
bahkan marah.

Di Indonesia sendiri masih banyak ditemukan kasus permasalahan


kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan GAKY. Dari banyaknya
kasus tersebut manjadi titik fokus pemerintah untuk mengatasi masalah
tersebut. Oleh karena itu, beberapa upaya dilakukan pemerintah dalam
mengatasi masalah GAKI meliputi suntikan lipiodol, distribusi kapsul
iodium dosis tinggi khusus untuk daerah endemik berat dan endemik
sedang, program iodisasi garam dan penyuluhan/KIE.

13
3.2 Saran
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu, teman, atau pun pembaca yang sudah
menyempatkan diri untuk membaca makalah kami ini. Kami telah membuat
makalah ini dengan data-data yang kami kumpulkan dari berbagai sumber dan
telah kami rangkum secara singkat dan jelas agar pembaca bisa memahami
makalah ini dengan baik sehingga berguna untuk pembaca baik hanya untuk
menambah pengetahuan maupun untuk pendidikan atau bahkan untuk kehidupan
sehari-hari. Disamping itu kami mengetahui banyak kekurangan dalam makalah
ini, untuk itu kami memohon dan meminta saran serta kritik yang membangun
agar kami bisa lebih baik lagi dalam mengerjakan tugas berikutnya.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Z. (2007). Peta Prevalensi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (Gaky)


Di Kota Padang Tahun 2006. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 1(2),
59–64.
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/10/9%0Ahttp://
jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/10

Hastuti, P., Widodo, U. S., Oktarizal, R., Kurniadi, A. L., Anwar, K., & Siregar,
A. A. R. (2018). Status mineral dan hormon tiroid pada penderita
hipotiroidisme. Journal of Community Empowerment for Health, 1(1), 54–
60. https://doi.org/10.22146/jcoemph.39334

Ii, B. A. B. (2019). Penyebab Gaki.

Margawati, A. (2020). AM_Pencegahan dan Penanganan Gangguan Akibat


Kekurangan Yodium pada Ibu Hamil. Doc-Pak.Undip.Ac.Id. http://doc-
pak.undip.ac.id/11765/1/Modul Gaky JEPARA-PDF.pdf

Mutalazimah, M., Isnaeni, F. N., Mardiyati, L., Pujiani, K. N., Bella, S., Prodi, P.,
Gizi, I., & Kesehatan, I. (2021). Edukasi Pencegahan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY) Berbasis Media Pembelajaran Flipchart.
Warta LPM, 24(4), 752–762.
https://journals.ums.ac.id/index.php/warta/article/view/15193

Pakar, S., & Shafer, D. (2019). 284732-Sistem-Pakar-Diagnosa-Penyakt-Tiroid-


Men-644a2Dd1. 2(1), 1–14.

Sulistiyawati, I., Rahayu, N. L., Falah, M., & Endris, W. M. (2022). Konsumsi
Garam Beryodium Sebagai Upaya Preventif Penyakit Gaky Di Masyarakat.
Jurnal Pemantik, 1(1), 14–25. https://doi.org/10.56587/pemantik.v1i1.5

Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). Surveilans untuk Mengatasi Masalah


Gangguan Akibat Kekurangan Iodium. In Suparyanto dan Rosad (2015 (Vol.
5, Issue 3).

16

Anda mungkin juga menyukai