Anda di halaman 1dari 41

EPIDEMIOLOGI GAKI

Modifikasi dari: Program Penanggulangan GAKY


Lailatul Muniroh, SKM.,M.Kes
Departemen Gizi Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
GAKY = IDD
 GAKY : Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
 IDD : Iodine Deficiency Disorder
 Adalah kumpulan gejala klinis sebagai dampak
dari kekurangan yodium secara terus menerus
dlm jangka waktu yg cukup lama,berupa
pembesaran kelenjar gondok/hipotiroid, pd
bumil risiko abortus, lahir mati, cacat bawaan,
kretin, penurunan IQ
 Kekurangan yodium pada masa kehamilan dan
awal kehidupan menyebabkan perkembangan
otak terhambat  fungsi mental terganggu
 Titik paling kritis GAKY adalah trimester ke-2
kehamilan sampai dengan 3 tahun setelah lahir
 GAKY adalah penyebab kerusakan otak yang
dapat dicegah
Potensipenurunan IQ karena GAKY :
Kretin = 50, Gondok = 10,
tinggal di daerah GAKY = 5
Mrpkn salah satu masalah kesmas yg serius 
dampak thd kelangsungan hidup dan kualitas
SDM  meliputi 3 aspek :
- aspek perkembangan kecerdasan
- aspek perkembangan sosial
- aspek perkembangan ekonomi
Dampak Sosial-Ekonomi Masalah
GAKY
Analisis Situasi GAKY
 Hasil survei prevalensi dan pemetaan GAKY tahun 1980
TGR mencapai 27,7%, dan tahun 1998 turun menjadi
9,8% serta proporsi rumah tangga yg mengkonsumsi
garam beryodium dgn kadar cukup hanya 62,1%
 Tahun 2000, 18,8% penduduk hidup di daerah endemik
ringan, 4,2% penduduk di daerah endemik sedang, dan
4,5% penduduk di daerah endemik berat. Menurut
jumlah kabupaten di Indonesia, 40,2% kabupaten trmsk
endemik ringan, 13,5% kabupaten endemik sedang,
5,1% kabupaten endemik berat.
 Tahun 2003 prevalensi TGR 11,1% dan konsumsi garam
beryodium 73,26%. Sebesar 35,8% kabupaten endemik
ringan, 13,1% kabupaten endemik sedang, dan 8,2%
kabupaten endemik berat.
 Di pulau Jawa Prevalensi TGR tertinggi dicapai oleh
Provinsi Jawa Timur di tahun 2003 yaitu sebesar 24,8%
 Hasil Riskesdas 2007, angka nasional mencapai 62,3%,
terendah NTB 27,9%, tertinggi Bangka Belitung 98,7%.
Di Jatim hanya 45,1% rumah tangga mempunyai garam
yodium cukup (Target 90%). Hanya Kab.Sidoarjo yang
mencapai target garam beryodium
 Meskipun secara nasional terjadi penurunan prevalensi
GAKY,namun msh ada 10 propinsi terjadi peningkatan
TGR (DI Aceh, Sumut, Jambi, Bali, NTB, NTT, Kalbar,
Kalteng, Sulteng, Maluku)
 Hasil Riskesdas 2010 GAKY masih dianggap
masalah kesehatan masyarakat, karena secara
umum prevalensi masih di atas 5% dan
bervariasi antar wilayah, dimana masih
dijumpai kecamatan dengan prevalensi GAKY
di atas 30%.  Diperkirakan sekitar 18,16 juta
penduduk hidup di wilayah endemik sedang
dan berat; dan 39,24 juta penduduk hidup di
wilayah endemis ringan
IDD Elimination
Spektrum Masalah GAKY
Kelompok Dampak
Rentan
Ibu hamil Keguguran
Janin Lahir mati, cacat bawaan, kematian
perinatal, kematian bayi, kretin
(keterbelakangan mental, tuli, mata
juling, lumpuh spatis) cebol, kelainan
fungsi psikomotor
Neonatus Gondok neonatus, hipotiroid neonatus
Anak dan remaja Gondok, gangguan pertumbuhan fungsi
fisik dan mental, hipotiroid juvenille
Dewasa Gondok, hipotiroid, gangguan fungsi
Importance of the problem
Akibat GAKY
Daerah Endemik GAKY
 Tingkat endemisitas GAKY di suatu daerah
berdasarkan prevalensi TGR

Status Endemisitas Prevalensi TGR


Non endemis <5%
Endemik ringan 5-19,9%
Endemik sedang 20-29,9%
Endemik berat >30%
 Daerah yg penduduknya berisiko mengalami
masalah GAKY ditandai dengan :
1. Kadar Yodium dalam urin : Jika median
ekskresi yodium dalam urin (EYU) penduduk
kurang dari 100 µg/l
2. Cakupan konsumsi garam beryodiumnya
masih kurang dari 90%
PENENTUAN TINGKAT
ENDEMISITAS
 TGR = Grade ( IA+IB+II+III)
Grade (O+IA+IB+II+III)

 VGR = Grade (IB+II+III)


Grade (O+IA+IB+II+III)

 Klasifikasi PAHO, Depkes, WHO


Grade O : Normal
Grade IA : Teraba, tdk terlihat
Grade IB : Teraba dan terlihat
Grade II : Terlihat posisi normal
Grade III : Terlihat jarak ± 5-6 m
Klasifikasi gondok yang
disederhanakan
Klasifikasi Tanda
O Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
I Ada pembesaran kelenjar gondok tetapi
tidak terlihat
II Ada pembesaran kelenjar gondok dan
terlihat pada posisi normal
Tujuan utama program penanggulangan
GAKY :
1. Menurunkan angka gondok total/TGR
2. Mencegah munculnya kasus kretin pd bayi baru lahir
di daerah endemik sedang dan berat
Dengan cara :
a. Peningkatan konsumsi garam beryodium
b. Distribusi kapsul yodium pada kelompok sasaran yg
berisiko
c. Peningkatan pengadaan garam beryodium
d. Pemantauan status yodium di masyarakat
e. Pemantapan koordinasi lintas sektor dan penguatan
kelembagaan penanggulangan GAKY
Sifat Iodium

 Kadar di alam : air laut (50-60 ug/L), udara


(0,7 ug/M3), air hujan (1,8 – 8,5 ug/L)
 Mudah menguap, peka thd panas/cahaya.
 Kehilangan akibat pemasakan :
 penggorengan (20%),
 pemanggangan (23%),
 perebusan (58%).

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRNGGA
Sifat Iodium

 Yodium menguap dari air laut ke udara,


dikembalikan ke bumi oleh hujan atau salju.
 Sumber :
 Bahan makanan dari laut (ikan laut mengandung
yodium sampai 30 kali lipat ikan air tawar),
 berbagai pangan nabati dan hewani.

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRNGGA
 Intake normal yodium orang/hari =
100 – 200 ug
 Dalam makanan berbentuk yodium,
yodida dan kompleks yodium. Dicerna
menjadi yodida, kemudian diserap
usus, masuk ke dalam darah dan
kemudian diserap oleh kelenjar tiroid
sebanyak 1/3 nya, sisa yang tidak
diserap akan diekskresi melalui ginjal,
pernafasan dan feses. Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bila kadar tiroksin darah menurun,
hipothalamus akan mengeluarkan
Thyroxin Raleasing Factors (TRF)
ke plasma yang kemudian akan
menstimulasi pengeluaran Thyroxin
Stimulating Hormon dari kelenjar
pituitary ke dalam plasma.
Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA
Strategi Untuk Meningkatkan Rumah
Tangga Mengkonsumsi Garam Beryodium
Upaya penanggulangan GAKY:
 Jangka pendek:
Program distribusi kapsul yodium (200 mg/kapsul) bagi masyarakat di
daerah endemik sedang dan berat.
(dulu diberikan dlm bentuk suntikan)

 Jangka Panjang:
a) Yodisasi garam utk seluruh masyarakat (Universal Salt Iodization)
pelaksanaannya diatur dalam SKB 3 menteri (Kesehatan, Perindustrian
Kapsul Yodium
& Perdagangan, Dalam Negeri)
b) Peningkatan konsumsi aneka ragam bahan pangan yg bersumber dari laut
c) Penurunan konsumsi pangan goitrogenik
d) Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)
e) Fortifikasi
Salt is widely used food vehicle
 Consumed by everyone
 Consumption is fairly stable throughout the year
 Iodization technology availablr at reasonable
cost (1 US cent per person/year)
 Addition of iodine to salt does not affect its
colour, taste or odours
 Quality of iodized salt can be monitored at the
production, retail and house hold levels
Suplementasi Kapsul
Yodium
Masalah Penyediaan Garam Beryodium
1. Kondisi alam/iklim wilayah Indonesia mempengaruhi
produksi garam
2. Adanya sejumlah produsen yg memproduksi garam
tidak beryodium atau tdk cukup mengandung yodium
(<30 ppm)
3. Adanya garam impor yg masuk, dipasarkan sebelum
diyodisasi
4. Rendahnya kualitas garam rakyat
5. Kurangnya pengawasan perdagangan antar pulau dan
perbatasan
6. Harga garam beryodium relatif mahal
7. Kurangnya kesadaran masyarakat utk mengkonsumsi
garam beryodium
Ketersediaan Garam di Indonesia
 1,1 juta ton produksi garam pertahun
 19.700 petani/penggarap garam
 366 produsen garam (236 produsen telah
menerapkan SNI)
 Distribusi jenis garam beryodium :
- Garam halus 65%
- Garam beriket 8%
- Garam curah 11%
- Garam krasak 16%
Beberapa Kendala dalam Penanggulangan
GAKY :
 Rumah tangga yg mengkonsumsi garam
beryodium masih sebesar 73,26% dari target 90%
 Pelaksanaan sanksi thd pelanggaran SNI garam
beryodium blm terlaksanakrn dukungan politis
dari Pemda blm memadai sehubungan dgn
prioritas target pembangunan yg msh tertuju pd
pembangunan sarana & prasarana fisik.
 Dari aspek produksi, msh ada produsen yg
enggan memasok garam beryodium ke daerah
sulit, sedangkan dari aspek distribusi dan
perdagangan msh banyak beredar garam non
yodium atau beryodium tdk memenuhi SNI
Con`t...
 Cakupan distribusi kapsul yodium pada WUS
di daerah endemik sedang dan berat hanya
sebesar 33% karena pasokan kapsul yg sangat
terbatas, aspek monitoring dan evaluasi masih
lemah.
Monitoring dan Evaluasi Program
Penanggulangan GAKY
GARAM BERYODIUM
3 Indikator Monev:
1. Indikator Proses: kandungan yodium pada saat produksi,
pengemasan, penjualan dan rumah tangga
2. Indikator Dampak: kandungan yodium dalam urin, TGR, TSH

3. Indikator Keberlanjutan (Sustainability): Kombinasi dari


kandungan yodium urine pada populasi target, ketersediaan
garam beryodium di tingkat RT, program indikator sebagai bukti
dari sustainability
Kebijakan dan Strategi
 Kebijakan
1. Meningkatkan komitmen politik di tingkat pusat,
propinsi dan kabupaten
2. Meningkatkan produksi garam rakyat
3. Mempercepat pemenuhan pasokan garam beryodium yg
memenuhi syarat
4. Meningkatkan pemantauan kualitas garam beryodium
5. Pemenuhan kebutuhan kapsul yodium
6. Menegakkan norma sosial dan hukum
7. Meningkatkan kelembagaan penanggulangan GAKY
8. Meningkatkan monev program
 Strategi Pemerintah
1. Advokasi
2. Pemberdayaan pegaram
3. Pengamanan pasar garam rakyat
4. Pengawasan di tingkat produksi, distribusi
dan konsumsi garam
5. Penegakan norma sosial dan penegakan
hukum
6. Kemitraan
References
 WHO. 2001. Assessment of Iodine
Deficiency Disorders and Monitoring their
Elimination A guide for programme
managers
 West, CE., Jooste, PL., Pandav, CS. 2004.
Iodine and Iodine-defieciency Disoreder. In
Public Health Nutrition. Edited by Gibney et
all. Blackwell Publishing
 Allen et all. 2006 Gudelines on food
fortification with micronutriens
 WHO-UNICEF 2007 Reaching Optimal
Iodine Nutrition in Pregnant and lactating.
Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Anda mungkin juga menyukai