Anda di halaman 1dari 14

Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik

Defisiensi Yodium dan GAKY


Pendahuluan
Yodium merupakan mikronutrien esensial, terdapat dalam tubuh dalam
jumlah yang sangat kecil, sekitar 15-20 mg, yang hampir semuanya terdapat
kelenjar tiroid. Yodium ini merupakan komponen esensial bagi hormone tiroid,
tiroksin (T4), dan triodotironin (T3). Hormon tiroid mengatur proses
metabolisme karbohidrat dan lemak, serta mempengaruhi hormon lain
diantaranya growth hormon. Sehingga dapat dikatakan horman ini
berpengaruh pada sebagian besar sel, berperan besar bagi pertumbuhan dan
perkembangan bagi sebagian besar ogan, terutama pada otak, terutama
pada awal kehidupan. Pada manusia tumbuh kembang otak ini terjadi pada
masa janin dan dua tahun pertama kehidupannya. Konsekuensinya,
kekurangan yodium pada masa ini akan melibatkan hormone tiroid, pada
masa kritis, dengan akibat hypotiroidisme dan kerusakan otak (brain
damage). Konsekuensi klinisnya berupa retardasi mental yang permanen.
Selain itu defisiensi yodium dapat menyebabkan kretin, stunting, gangguan
penglihatan dan gondok.
Sejarah
Yodium (masa atom 126,9 amu) merupakan komponen penting dari
hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Hormon tiroid, dan juga yodium,
merupakan komponen yang penting dalam kehidupan mamalia. Pada tahun
1811, Courtois menemukan yodium sebagai zat yang berbentuk uap yang
keluar dari debu rumput laut, ketika sedang memproduksi bubuk senjata
untuk tentara nepoleon. Gay-lussac mengidentifikasi yodium sebagai suatu
element baru, dan menamakannya yodium, yang berasal dari bahasa Itali
untuk warna ungu. Yodium juga ditemukan didalam kelenjar tiroid oleh
Baumann tahun 1895. Pada tahun 1971, Marine dan Kimball memperlihatkan
bahwa pembesaran kelenjar tiroid ditimbulkan oleh defisiensi yodium dan
dapat dicegah oleh suplementasi yodium. Profilaksi dari gondok dengan
menggunakan garam yang mengandung yodium pertama kali diperkenalkan
di Swiss dan Amerika Serikat pada awal tahun 1920.

Pada tahun 1890, WHO melaporkan suatu estimasi global pertama kali di
dunia yang memperkirakan bahwa sekitar 20-60% dari populasi dunia
mengalami defisiensi yodium dan atau gondok, yang sebagian besar terdapat
di negara berkembang. Tetapi, di sebagian besar negara, perhatian yang
diberikan terhadap kejadian defisiensi yodium tersebut dalam program
kesehatan masyarakat hanya sedikit, dimana gondok hanya dianggap
sebagai benjolan pada leher yang berhubungan dengan masalah
kecantikan.Paradigma ini berubah selama tahun 1970-1990. Studi terkontrol
yang dilakukan pada daerah endemis defisiensi yodium menunjukan bahwa
suplementasi yodium tidak hanya menyingkirkan kasus-kasus baru dari
kretinisme tetapi juga mengurangi angka kematian bayi dan meningkatkan
fungsi kognitif dari populasi. Istilah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKI) menjadi dikenal secara luas sebagai spektrum yang berhubungan
dengan gangguan-gangguan yang secara potensial dapat mempengaruhi
sekitar 1,5 juta manusia. Program melawan GAKY memiliki tujuan politik yang
jelas karena memiliki konsekuensi terhadap ekonomi, sosial dan manusia
yang dapat dicegah dengan intervensi yang murah, yaitu Universal Salt
Iodization (USI). Sejak tahun 1990 eliminasi terhadap GAKY sudah menjadi
bagian yang integral dari banyak strategi nutrisi dari abnyak negara.
Penyebab GAKY
Di Indonesia, prevalensi gondok endemik yang tinggi pada umumnya
dijumpai disekitar lereng gunung berapi, atau di daerah pegunungan. Apabila
asupan yodium dalam makanan yang masuk dalam tubuh kurang memadai,
maka pembentukan tiroksin akan terhambat. Akibatnya Thyiroid Stimulating
Hormon (TSH) akan dipacu produksinya, selanjutnya TSH akan memacu
kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroglobulin.
Masuknya yodium pada manusia berasal dari makanan dan minuman
yang berasal dari alam sekitarnya. Jika lahan alam di tanah permukaan
kurang tersedia yodium, maka semua tumbuhan dan air yang berada di
daerah tersebut kandungan yodiumnya akan kurang. Sebagai contoh, sumur
di RSUP Dr Kariadi Semarang, yang merupakan daerah pantai, mengandung
yodium sebesar 4,8 11 ug/L, air dari PDAM Semarang yang bersumber mata
air gunung di Ungaran kadar yodiumnya 0,9 ug/L dan air dimata air di desadesa endemik berat di Sengi, kabupaten Magelang mengandung
yodiumsebesar 0,2 ug/L.4

Usaha dalam mengatasi gangguan akibat kekurangi yodium sudah banyak


dilakukan oleh bangsa Indonesia dan bangsa negara lain, dengan hasil yang
baik. Daerah yang semula menunjukan defisiensi derajat berat, telah berubah
menjadi derajad sedang dan ringan. Tetapi sebaliknya, terdapat daerah yang
semula tergolong non defisiensi berubah menjadi daerah defisiensi baru ,
walaupun dalam skala ringan. Kecendrungan demikian juga terjadi di dunia,
di mana negara maju yang semula bebas defisiensi yang semula bebas
defisiensi ternyata menunjukan tanda asupan yodium menurun, seperti
Australia dan New Zealand, USA dan Jerman, bahkan wilayah pantai modern,
seperti Hongkong. Demikian juga kecendrungan overtreated yang ditemukan
di berbagai negara dengan implikasi yang dapat di timbulkan. Hal ini
menunjukan bahwa defisiensi yodium akan selalu menjadi masalah aktual
sepanjang masa.
MENGAPA DEFISIENSI YODIUM ITU PENTING DITANGGULANGI
Kekurangan yodium meghasilkan hormon tiroid yang sedikit sehingga
tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuh. Konsekuensi yang dapat dilihat
adalah terjadinya gondok. Jika tiroid mengalami kekurangan bahan baku
pembuatan hormon yaitu yodium. TSH akan bekerja lebih keras sehingga
tiroid bekerja lebih keras. Sebagai akibatnya adalah jaringan yang isinya
hanya otot akan membesar. Jika defisiensi yodium ringan dan adaptasi
berhasil dengan baik, penderita akan mengalami pembesaran gondok tetapi
tidak terdapat gangguan metabolisme.
Pengaruh yang paling jelek dari defisiensi yodium adalah jika defisiensi itu
terjadi pada masa janin dan neonatus. Defisiensi yodium meningkatkan
terjadinya komplikasi kehamilan seperti abortus, kematian janin, berat badan
lahir redah, hipertiroid neonatal dna rettardasi mental.
Defisiensi yodium mempunyai konsekuensi sosial ekonomi. Hal ini karena
melibatkan masyarakat dengan kapasitas mental lebih rendah, produktivitas
kerja yang buruk, angka kematian yag tinggi dan pendidikan yang rendah.
Defisiensi yodium juga melibatkan binatang setempat, dengan gejala seperti
manusia diantaranya : still birth, produksi susu sapi yang rendah, produksi
telur yang rendah dan produksi daging yang rendah, karena mengalami
gangguan pertumbuha/stunting, sehingga penghasilannya dapat menurun.
KEBUTUHAN

Terdapat beberapa istilah tentang asupan gizi seperti yang dikeluarkan oleh IOM
(institute of medicine).
1. EAR (Estimated average requirement ) adalah asupan yodium harian
untuk memenuhi kebutuhan separuh dari individu sehat dalam gaya hidup
tertentu. EAR tidak untuk kebutuhan individu tetapi untuk kebutuhan
suatukelompok individu.
2. RDA ( the recommended dietary allowance ) untuk yodium rerata
kecukupan asupan harian untuk memenuhi kebutuhan yodium 97.98%
dari individu sehat menurut umurnya. Ini dapat digunakan sebagai target
asupan yodium harian pada seorang individu.
3. AI ( Adequte intake ) digunakan jika terdapat kekurangan fakta ilmiah
untuk menentukan EAR. Sebagai contoh ; kebutuhan bayi untuk bayi
didasarkan pada asupan yodium pada bayi yang mendapat ASI di area
yang cukup yodium.
4. RNI (recommended nutrient ) untuk yodium adalah estimasi asupan untuk
memenuhi kebutuhan dari hampir semua individu menurut umur dan
tahapan hidupnya.
Kebutuhan ini dibagi menjadi untuk orang dewasa, ibu hamil dan menyusui, bayi
dan anak.

A. Untuk Dewasa
RDA untuk populasi ini, dan juga WHO merekomendasikan kebutuhan
untuk dewasa, laki-laki dan perempuan yang tidak hamil adalah sekitar
150 g/hari.
B. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Kebutuhan yodium selama hamil meningkat karena ; 1) Peningkatan
produksi T4 untuk mempertahankan kondisi eutiroidisme ibu dan
mentransfer hormone tiroid ke janin pada trimester pertama kehamilan,
sebelum tiroid janin berfungsi. 2) yodium ditransfer ke janin terutama saat
kehamilan sudah lanjut. 3) terjadi peningkatan klirens ginjal. Untuk
mempertahankan kecukupan WHO menganjurkan kebutuhan yodium
harian sekitar 250 mikro gram/hari untuk ibu hamil atau sekitar 10%
diatas RDA. Sementara untuk ibu menyusui direcomendasikan kebutuhan
yodine harian adalah 250 mikro gram/hari. Hal itu didasarkan pada jumlah
yodium yang ditransfer dari ibu ke bayi yang medapat ASI pada bulan 1
dan bulan ke 6.
Bilamana kehamilan terjadi di daerah dengan lingkungan yang
cukup yodium tidak akan menimbulkan masalah, sebab tersedianya
jumlah yodium yang cukup selama hamil akan mendukung proses
adaptasi fisiologis sehingga tidak sampai menimbulkan hipotirosinemia
maupun pembesaran kelenjar gondok. Namun pada wanita hamil yang
tinggal di daerah difisiensi yodium, perubahan patologik akan muncul
sebagai akibat stimulasi berlebih pada kelenjar tiroid maternal, sehingga

menimbulkan hypotyroksinemia baik relative maupun absolute dan


goitrogenesis, yang tergantung pada berat ringannya defisiensi yodium
yang terjadi. Bilamana defisiensi yodium terjadi dalam derajat yang berat,
maka perubahan patologik tersebut Nampak sangat jelas, yaitu TSH yang
meningkat dengan tajam, dan sebaliknya kadar T3,T4 dan FT4 akan
menurun dengan sangat tajam, seperti yang terjadi didaerah endimik
berat. Jikalau suplementasi yodium diberikan pada awal kehamilan atau
lebih aman lagi pada saat sebelum kehamilan, maka koreksi keadaan di
atas dapat di capai sehingga dapat diperoleh semua pengaruh defisiensi
yodium semasa kehamilan.
C. Bayi
Karena tidak terdapat kriteria fungsional asupan yodium pada bayi,
rekomendasi asupan yodium didasarkan pada rerata asupan yodium pada
bayi
lahir
cukup
bulan
yang
mendapa
ASI
ekslusif.
WHO
merekomendasikan asupan yodium untuk bayi 90g/hari. kebutuhan
yodium selama menyusui hendaknya didasarkan pada keseimbangan bayi.
Setelah keseimbangan pada bayi cukup bulan, didapatkan retensi 7,3
g/kgBB/hari. Jika bayi berumur 6 bulan dengan BB 7 kg, retensi harian
adalah positif 50 g.
D. Anak
WHO merekomdasikan asupan yodium harian sebanyak 90 g untuk
anak pra sekolah, dan 120 g untuk anak sekolah.
Outcome Kehamilan di Daerah Endemik
Dalam keadaan defisiensi yodium selama kehamilan seperti yang
terjadi di daerah endemic, mengakibatkan peningkatan morbilitas abortus
spontan, kelahiran premature, dan kematian bayi dini, demikian juga
meningkatnya kejadian hypertyrotroemia neonatal sementara. Pada masa
neonatus, keadaan yang terpenting dalam kaitannya dengan perubahan
fungsi tiroid akibat defisiensi yodium semasa kehamilan adalah kejadian
hipotiroidi, yang memang berbeda denan hipotiroidi kongenital sporadik,
karena hipotiroidi yang terjadi tidaklah menetap melainkan bersifat
sementara atau transien. Sedang pada hipotiroidi kongenital terjadi oleh
karena kegagalan sintesis hormone tiroid janin secara permanen. Waaupun
hanya terjadi secara sementara, ternyata hipotiroidi dapat mengakibatkan
gangguan perkembangan intelektual di kemudian hari. Karena sekalipun
kejadiannya sementara tetapi dapat menyebabkan terjadinya development
brain damage.
Perkembangan Integritas Neurologis Anak

Perkembangan integritas neurologis dilukiskan sebagai perkembangan


sistem neural, secara komprehensif, integritas dan sistematis. Pola
perkembangan neural pada defisiensi yodium dapat diketahui dari hasil
pemeriksaan neurologis pada bayi dan anak. Dari pemeriksaan ini ditemukan
bahwa defisiensi yodium pada kehamilan berpengaruh terhadapa
perkembangan tonus, refleks dan reaksi postural. Keterlambatan
perkembangan ini tidak menetap. Pada usia 6 bulan mereka dapat mengejar
ketinggalannya. Walaupun demikian tidak berarti mereka mengalami
perbaikan sempurna. Mereka masih terancam resiko masalah perkembangan
dikemudian hari. Temuan ini dapat menjelaskan mengapa penduduk yang
tinggal di daerah defisiensi yodium mengalami gangguan berupa kapasitas
mental yang lebih rendah, gangguan kecerdasan dan psikomotor serta
kesulitan belajar.
Untuk itu skrining hipotiroid kongenital sangat perlu dilaksanakan agar
kekurangan hormon tiroid pada bayi dapat segera diatasi agar gangguan
yang mungkin terjadi dapat dicegah. Jika tidak dilakukan skrining dapat
dilakukan pemeriksaan fisik/neurologis pada anak umur dua bulan. Suatu
daerah dicurigai masih mempunyai problem defisiensi besi jika 3 dari 10 bayi
yang berumur 4 bulan yang tinggal di daerah endemik tersebut saat ditarik
kedua lengannya pada posisi telentang belum mampu mengangkat kepala,
demikian pula pada posisi telengkup, bayi juga gagal mengangkat kepalanya,
sehingga kepala bayi masih menempel di meja periksa.
Aspek Klinis
Semula pandangan para ahli terhadap defisiensi yodium hanya
terbatas pada gondok endemik dan keratin endemik saja ke pandangan yang
lebih luas, yaitu gangguan perkembangan pada manusia, baik fisik maupun
mental. Dengan demikian istilah defisiensi yodium yang diidentikkan dengan
gondok endemik, digantikan dengan gangguan akibat kekurangan yodium
yang efeknya amat luas, dapat mengenai semua aspek usia, dari fetus hingga
dewasa.
Kelainan GAKY itu sendiri didefinisikan sebagai semua kelainan dari
gangguan (reversible maupun irreversible), yang dapat dicegah dengan
pemberian unsur yodium secara adekuat. Berdasarkan data epidemiologis
dan gambaran klinisnya, spectrum klinis GAKY seperti tabel di bawah ini.

Table 1. gambaran klinis


Kelompok umur

Akibat terhadap kesehatan karena kekurangan

Seluruh umur

yodium
Goiter
Peningkatan kepekaan dari kelenjar tiroid untuk radiasi
nuklir

Fetus
Aborsi
Lahir mati
Kelainan kongenital
Kematian masa perinatal
Neonate
Kematian bayi
Kreatinisme endemis
Child and adolescent
Penurunan fungsi mental
Keterlambatan pertumbuhan
Adult
Penurunan fungsi mental
Penurunan produktivitas
Toxic nodular goiter, iodine indecuded hypertiroidism
Peningkatan kejadian hypotiroidism dari moderate
hingga kekurangan yodium berat, berkurangnya
kejadian hipotiroid in mild to moderate iodine
deficiency
Sumber: Rustama DS. Jurnal GAKY Indonesia 2003

Terdapat 3 bentuk kelainan klinis yaitu gondok endemik, keratin endemik dan
hipotirodisme.
Gondok Endemik
Semula gondok endemik disama artikan dengan GAKY, namun kini telah
dipisahkan , gondok hanya sebagian kecil dari spectrum GAKY. Penyebab
utama gondok adalah defisiensi yodium dan penyebab lain seperti goitrogen
dan kelebihan yodium, dan mikronutrien yang lain. Dengan member yodium
dalam jumlah yang cukup, prevalensi gondok akan berkurang tetapi tidak
berarti GAKY telah tiada.

Kreatin Endemik
Merupakan akibat defisiensi yodium berat pada masa fetus dan merupakan
indicator klinik penting bagi GAKY. Prevalensinya di daerah defisiensi yodium
derajad berat berkisar antara 1 15 %. Kreatin endemik umumnya lahir di
daerah defisiensi yodium yang sangat berat dengan urine iodine excretion
(UIE)< 25 g/L. Gambaran klinis seorang dikatakan kreatin endemik, jika ia
lahir di daerah gondok endemik dan menunjukkan dua dari tiga gejala ini,
yaitu : retardasi mental, tuli perseptif (sensorineural) nada tinggi dan
gangguan neuromuscular. Kreatin sendiri dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu ;
kreatin tipe nervosa, kreatin tipe miksedematosa dan kreatin tipe campuran.
1. Kreatin tipe nervosa
Jenis ini terdapat di China, Indonesia, Thailand dan New Guinea, ditandai
dengan retardasi mental yang sangat berat.
- Gangguan pendengaran dan bisu tuli
- Sindroma paresis system piramidalis khususnya tungkai bawah,
hipertonia, klonus
- Sikap berdiri dan cara berjalan yang khas, spastic, ataksik atau bahkan
tidak mampu berdiri.
2. Kreatin miksedematosa
Tipe ini banyak dijumpai di Kongo, ditandai dengan :
- Retardasi mental, namun derajadnya lebih ringan
- Tanda tanda hipotiroid klinis. Tubuh sangat pendek (cebol),
miksedema, kulit kering, rambut jarang.
- Gangguan neurologis : spastistas tungkai bawah, reflex plantaris, dan
gangguan gaya berjalan.
3. Kreatin tipe campuran
Terdapat di Jawa Tengah dan Thailand. Gambaran klinisnya merupakan
gabungan dari keduanya.

Kreatin
endemik vs kreatin sporadik (transient noenatal
hypotiroidism vs congenital hypotiroidism)
Kreatin sporadik tidak disebabkan karena defisiensi yodium tetapi
kelenjar tiroid yang gagal memproduksi hormon tiroid secara adekuat
karena berbagai macam kuasa. Problem medis ini kemudian dikenal
sebagai hipotiroid kongenital. Pada masa kehidupan janin, hormon tiroid
ibu masih cukup, sehingga mampu melindungi otak. Sebaliknya pada
kreatin endemik, hormon tiroid ibu tidak ada atau sangat sedikit. Oleh
karena itu pemberian T4 pada neonatus dengan hipotiroid akan dapat
mencegah kerusakan otak dengan hasil yang cukup baik.

Didaerah non defsiensi yodium, hipotiroid primer karena gangguan


pertumbuhan kelenjar gondok merupakan penyebab paling banyak
hipotiroid primer karena gangguan pertumbuhan kelenjar gondok
merupakan penyebab paling banyak hipotiroid neonatal, dengan
prevalensi 1:4000 bayi. Sebagian (kecil) lagi disebabkan karena gangguan
sintesis hormon tiroid yang merupakan kelainan herediter (5 10 %).
Tanda klinis dini hipotiroidi kongenital adalah :
1. Gangguan regulasi ternal hipotermi sianosis periter, ekstremitas dingin
2. Gangguan gas trointestinal : gangguan makan, distensi abdomen,
muntah, konstipasi
3. Gangguan neuromoskular : hipotonia, letergia
4. Keterlambatan maturasi skeletal : fontanelal dan sutiralebar, epifisis,
femoral distal tidak tampak.
5. Keterlambatan biokimiawi iterus
Setelah bayi 3 bulan akan terlihat gambaran kreatin sporadik klasik
seperti : suara tangis, berat (nada rendah ), parau, lidah besar, hipoplasia
hidung, kulit kasar, kering, dingin dan hernia umbilicalis. Pada umur 6
bulan anak terlihat bodoh dan pendek, disertai gangguan neurologis
berupa disfungsi serebeler (gangguan keseimbangan, tremor, disartri).
Tanda klinis dini kreatin sporadik tidak dapat dikenali dengan mudah dan
pasti. Maka sekarang banyak negara telah melakukan skrining hipotiroid
kongenital. Jika terdiaknosis, tiroksin harus segera diberikan.
Tanda klinis hipotiroid neonatal
Hal ini menggambarkan ketidakmampuan kelenjar tiroid bayi dalam
memproduksi hormon tiroid. Karena kekurangan hormon tiroid masih
dalam waktu kritis perkembangan otak, hipotiroid neonatal jika tidak
ditangani aka memberikan dampak buruk terhadap berbagai organ/sistem
dalam tubuh.
Tabel. Gejala Klinis Hipotiroid neonatal
Sistem
Somatik

Gejala Klinis
Deselerasi pertumbuhan linier
Muka yang imatur

Susunan Saraf

Porsi skelet yang imatur


Lamban (mental dan fisik)
Retardasi mental
Disfungsi serebelum (pada bayi)

Muskuler

Tuli (kretin endemik dan penreds syndrome)


Tonus jelek, hernia umbilikalis, konstipasi, lidah

Susunan pernapasan
Kardiovaskuler

besar, kontraksi dan relaksasi otot lambat


Distress pernapasan (pada bayi)
Nadi lambat dengan tekanan darah rendah,

Ekstodermal

ekstremitas burik
Puffy face, kulit kering bersisik
Rambut jarah dan rapuh

Hematopoetik
Endokrin

Erupsi gizi lambat, hipoplasia enamel


Anemia, hipovolemia
Pubertas terlambat
Pubertas praecox

Gangguan haid
Sumber: rustama DS. Jurnal GAKY Indonesia 2003

Penanggulangan & pencegahan


Penanggulangan dan pencegahan defisiensi yodium dapat dilakukan
dengan beberapa cara diantaranya: pemberian suntikan yodium,
pemberian kapsul yodium dan fortifikasi yodium pada beberapa makanan
diantaranya garam, minyak, gula, dll.

Vehicles untuk yodisasi


Vehicles yang ideal untuk membawa yodium ke masyarakat yang
mengalami defisiensi hendaknya dapat mencapai jumlah yang memadai,
mencapai jumlah yang luas, pada semua penduduk dari berbagai kelas
sosiol ekonomi, aman, dan murah. Dari beberapa bahan yang dapat
digunakan, yang paling sering digunakan aalah garam, disamping minyak
sayur, air dan tablet. Kadang digunakan juga gula, roti, dan teh untuk
menjangkau daerah yang luas.
Garam merupakan vehicle ideal, karena garam merupakan
komponen diet yang selalu diperlakukan oleh setiap orang, pada semua
umur, semua jenis kelamin dan apapun sosial ekonominya. Bahkan
kadang, bisa terjadi seseorang hanya makan nasi dan garam karena tidak
ada sesuatu yang dapat dijadikan satu-satunya lauk. Teknologinya juga
sangat sederhana, dan dapat dikerjakan dalam skali kecil maupun besar.
Dapat secara manual atau dengan cara modern, dan kuantitas garam

yodium mudah dipantau baik di pabriknya, dipasar atau toko dan di rumah
tangga.
Penggunaan garam beryodium di indonesia dengan kadar yodium
40 ppm, dengan anggapan konsumsi garam 10 g sehari, sehingga
konsumsi potasium yodium 400 g sehari dan ini sesuai dengan 230
yodium. Hasil studi di Jawa Tengah menunjukkan bahwa konsumsi garam
beryodium dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh karakteristik keluarga,
dan pengetahuan terhadap penyakit gondok serta pengetahuan terhadap
manfaat garam beryodium dalam keluarga. Selain itu konsumsi dalam
keluarga juga dipengaruhi oleh faktor presepsi dan askepsi terhadap
penanggulangan kerangan yodium dalam masyarakat. Untuk mengetahui
ketersediaan garam beryodium di pasaran beberapa pemerintah daerah
menerbitkan perda garam.
Tabel. Rekomendasi asupan yodium (g/h) sesuai kelompok umur
dan populasi
Grup Populasi

IOM
EAR

AI dan RDA

Grup Populasi

WHO

130

dan Umur
Anak 0-5 thn

RNI
90

110

bulan
Anak 1-8

65

90

Anak 6-12 thn

120

tahun
Anak 9-13

73

120

tahun
Dewasa >14

95

150

Dewasa >12

150

dan Umur
Bayi 0-12

tahun
thn
Ibu Hamil
160
220
Ibu hamil
Ibu menyusui 200
290
Ibu menyusui
Sumber: Zimmermann, endocrine reviews 2009

250
250

Dari penelitian Kartono 2002, didapatkan hasil uji kualitatif kadar


yodium konsumsi keluarga diketahui bahwa 96% garam konsumsi keluarga
mengandung cukup yodiumnya.
Tabel. Kriteria epidemiologis WHO untuk assessment nutrisi yodium
pada populasi yang berdasarkan median atau rentang UI
UI (g/liter)
Intake yodium
Anak usia sekolah

Nutrisi yodium

<20
20 49
50 99
100 199
200 299
>300

Tidak cukup
Tidak cukup
Tidak cukup
Cukup
Lebih dari cukup

Defisiensi yodium berat


Defisiensi yodium sedang
Defisiensi yodium ringan
Optimum
Resiko hipertiroid karena yodium

Berlebihan

pada usia yang rentan


Resiko hipertiroid karena kerusakan
penerimaan tubuh terhadap
yodium (autoimmune tiroid

disease)
Ibu Hamil
<150
Tidak cukup
150 249
Cukup
250 249
Lebih dari cukup
>500
Berlebihan
Ibu menyusui
<100
Tidak cukup
> 100
Cukup
Anak dengan usia 2 thn
<100
Tidak cukup
>100
Cukup
Sumber : Zimmermann. Endocrine reviews 2009
Di beberapa daerah dengan defisiensi yodium sedang atau berat, iodisasi
garam di pandang kurang efektif untuk menanggulangi defisiensi yodium
dalam jangka pendek (Zimmermann). Oleh karena itu digunakan pemberian
yodium dosis tinggi dengan bentuk injeksi atau kapsul.
Program suntikan yodium pernah dilakukan di indonesia pada tahun 19701990 di daerah endemis sedang dan berat. Sasarannya adalah wanita
berumur 0 35 tahun dan laki-laki umur 0 14 tahun. Mulai tahun 1992
diberikan yodium dosis tinggi berbentuk kapsul. Sasarannya wanita umur 0
35 tahun dan pria umur 0 20 tahun. Kapsul ini diberikan setahun sekali.
Penelitian di kabupaten magelang terhadap pemberian yodium dosis tinggi ini
adalah penurunan kasus kreatin sehingga tidak ada lagi kasus.
Tabel daftar kecamatan dengan TGR tertinggi pada Kabupaten/ kota yang
diteliti sebagai sampel pendataan UEI
No.

KABUPATEN / KOTA

1
2
3
4
5

Wonosobo
Purworejo
Tegal
Tegal Kota
Cilacap

O
V
O
V

Kecamatan Dengan TGR

TGR (%)

Tertinggi
Watumalang
Pituruh
Bumijawa
Tegal Barat
Karangpucung

56,39%
4,08
19,76
3,13
23,58

6
Purbalingga
7
Banjarnegara
8
Wonogiri
9
Pati
10
Brebes
11
Grobogan
12
Magelang
13
Temanggung
14
Pemalang
15
Kendal
Sumber : Dinas kesehatan

O
O
V
O
V

Kejobong
Punggelan
Karangtengah
Gunungwungkal
Sirampog
Godong
Pakis
Candiroto
Watukumpul
Limbangan
provinsi jawa tengah 2004

42,21
21,43
21,14
47,48
38,41
10,72
30,19
86,89
13,02
19,71

Tabel. Rekomendasi suplementasi iodine pada ibu hamil dan bayi di daerah
dimana rumah tangga yang menggunakan garam dapur kurang dari 90% dan
median UI < 100ug/ liter pada anak sekolah.
Wanita usia subur

Dosis tunggal tahunan, 400mg iodine dalam minyak yang


beryodium atau dosis iodine harian dalam KI yang diberikan
hingga memenuhi total kebutuhan iodine sesuai RNI yaitu

Ibu hamil atau

150ug/d
Dosis tunggal tahunan, 400mg iodine dalam minyak yang

menyusui

beryodium atau dosis iodine harian dalam KI yang diberikan


hingga memenuhi total kebutuhan iodine sesuai RNI yaitu
250ug/d
Suplemen yodium tidak boleh diberikan pada ibu yang telah
mendapat minyak beryodium selama masa kehamilan yang

Anak usia 0 6

lalu atau diatas 3 bulan sebelum kehamilannya berikutnya


Dosis tunggal 100 mg dalam minyak beryodium

bulan

atau dosis iodine harian dalam KI yang diberikan hingga


memenuhi total kebutuhan iodine sesuai RNI yaitu 90 ug/d
Diberikan suplemen yodium hanya bila ibu tidak diberikan

Anak usi a 7 24

suplemen selama kehamilan atau anak tidak diberikan ASI


Dosis tunggal tahunan, 200mg iodine dalam minyak yang

bulan

beryodium, setelah usia 7 bulan


Atau dosis iodine harian dalam KI yang diberikan hingga
memenuhi kebutuhan iodine sesuai RNI yaitu 90ug/d

Simpulan
Kekurangan yodium dengan manifestasi klinis Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium, mempunyai gejala dan tanda sangat bervariasi, dari gambarann

klinis yang jelas hingga yang tidak jelas. Melibatkan individu atau kelompok
dari fetus hingga dewasa, dengan gangguan neuro developmental yang
dapat mempengaruhi sosial ekonomi. Pencegahan dengan memberi yodium
baik dalam bentuk garam dapur, kapsul maupun suntukan , dapat
menurunkan mobiditas dan mortalitas.

Rusli Sjarif, Damayanti, dkk. 2011. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit
Metabolik. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Rusli Syarif, Damayanti. DKK. 2001. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit
Metabolik Jilid I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI

Anda mungkin juga menyukai