Anda di halaman 1dari 18

STUNTIN

Gpok 4
Ke l om
STUNTI
NG
Stunting merupakan istilah para nutrinis
untuk penyebutan anak yang tumbuh
tidak sesuai dengan ukuran yang
semestinya (bayi pendek). Stunting
adalah keadaan dimana tinggi badan
berdasarkan umur rendah, atau
keadaan dimana tubuh anak lebih
pendek dibandingkan dengan anak –
anak lain seusianya (MCN, 2009).
Sumber: PERSAGI pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2018
Sumber: PERSAGI pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2018
Sumber: PERSAGI pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2018
Masih terbatasnya
01
layanan kesehatan

PENYEBAB
Praktek pengasuhan
02
yang kurang baik

STUNTING
Masih kurangnya akses ke
03
makanan bergizi

Kurangnya akses ke air 04


bersih dan sanitasi

9
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko Faktor risiko tingkat Faktor risiko
riwayat berat badan perekonomian tingkat kecukupan
lahir rendah keluarga energi

Faktor risiko tingat Faktor risiko perilaku


kecukupan protein hidup bersih
DAMPAK
STUNTING
Stunting akan berdampak dalam jangka pendek adalah
terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan
metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka
panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah
menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar,
menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan
risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes,
kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah,
kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta
kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada
rendahnya produktivitas ekonomi.
Hasil estimasi potensi kerugian
ekonomi akibat stunting ini
KERUGIAN YANG
merupakan hasil kerugian ekonomi
pada balita stunting dengan
DIAKIBATKAN
asumsi tidak adanya perbaikan
gizi. Besar rata-rata potensi
STUNTING DI
kerugian ekonomi pada balita
stunting di 32 provinsi di Indonesia
DIINDONESIA
tahun 2013 yaitu Rp 96 miliar-Rp
430 miliar, jika nilai ini dilihat
dalam persentase terhadap PDRB
maka besar potensi kerugian pada
penurunan produktivitas 2% dan
9% yaitu sekitar 0,15-0,67% dari
rata-rata Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) provinsi-
provinsi yang ada di Indonesia.
Kerangka Intervensi Stunting
di Indonesia

INTERVENSI INTERVENSI
GIZI SPESIFIK GIZI SENSITIF
INTERVENSI GIZI SPESIFIK

1 Intervensi Gizi Spesifik dengan sasaran Ibu Hamil

Intervensi Gizi Spesifik dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak


2 Usia 0-6 Bula

Intervensi Gizi Spesifik dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak


3 Usia 7-23 bulan
INTERVENSI GIZI SENSITIF
1. Menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih.
2. Menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi
3. Menyediakan akses kepada layanan kesehatan.
4. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
5. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).
6. Memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua.
7. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universal.
8. Memberikan pendidikan gizi masyarakat.
9. Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi pada remaja.
10.Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin.
THANK
YOU !
Pertanyaan
Piliha n Ganda
1. Berikut yang termasuk intervensi gizi spesifik adalah…
a. Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi
b. Menyediakan JKN
c. Meningkatkan gizi dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui, dan balita
d. Menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi
e. Memberikan Pendidikan gizi masyarakat
2. Berikut ini yang bukan faktor risiko stunting adalah…
f. Riwayat BBLR
g. Tingkat perekonomian keluarga
h. Tingkat kecukupan energi
i. Praktek pengasuhan yang baik
j. Prilaku hidup bersih
3. Berikut ini yang bukan termasuk dalam dampak jangka pendek dari anak yang terkena stunting adalah…
k. Kurangnya terpenuhi kebutuhan ekonomi
l. Terganggunya perkembangan otak
m. Gangguan pertumbuhan fisik
n. Gangguan metabolisme
o. Terganggunya kecerdasan otak
4. Provinsi di Indonesia bagian manakah yang memiliki prevalensi stunting paling tinggi pada tahun 2013 menurut RISKESDAS?
a. Daerah Istimewa Yogyakarta
b. Nusa Tenggara Timur
c. Kalimantan Barat
d. Sulawesi Barat
e. Jawa Timur
Essai
1. Jelaskan kerugian yang diakibatkan oleh stunting di Indonesia
Jawab: Hasil estimasi potensi kerugian ekonomi akibat stunting ini merupakan hasil kerugian ekonomi pada balita stunting
dengan asumsi tidak adanya perbaikan gizi. Besar rata-rata potensi kerugian ekonomi pada balita stunting di 32 provinsi di
Indonesia tahun 2013 yaitu Rp 96 miliar-Rp 430 miliar, jika nilai ini dilihat dalam persentase terhadap PDRB maka besar
potensi kerugian pada penurunan produktivitas 2% dan 9% yaitu sekitar 0,15-0,67% dari rata-rata Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) provinsi-provinsi yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai