dari siksa kubur dapat diketahui dengan melacak dan menurut informasi dari
1
Mu’jam Mufahras li al-faz al-Hadits an- Nabawiy, dengan menggunakan
lafaz oleh ﻗﺒﺮ, diriwayatkan oleh 2 Mukharrij yaitu hadits yang diriwayatkan
Turmudzi dalam bab jannaiz dan Ahmad bin Hambal. Ditemukan juga yang
2
dengan melacak dari kata ﻓﺘﻨﺔ, terdapat dalam kitab Ahmad bin Hambal
nomor 281 dan 169 dan 63. Setelah melihat kepada Asbabul al-Wurud hadits
tentang orang meninggal pada hari Jum’at, penulis tidak menemukan adanya
Asbabul al- Wurud. Untuk lebih jelaskan uraian di bawah akan penulis
:ٍ ْﻦ َﺳﯿ:ِ ﺑ:َل ﻋ َْﻦ َرﺑِﯿ َﻌﺔ:ٍ َ ِھﻼ:ﺪ ﺑ ِْﻦ أَﺑِﻰ:ِ َﺳ ِﻌﯿ: َﺣ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ:َى ﻗَﺎﻻ
ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ: ﷲ: ﺻﻠﻰ:ِ :ْﻒ ﻋ َْﻦﷲﱠ َﻋ ْﺒ ِﺪﺑ ِْﻦ َﻋ ْﻤ ٍﺮو : ﻋَﺎ ِﻣ ٍﺮ ْاﻟ َﻌﻘَ ِﺪ ﱡ:ى َوأَﺑُﻮ
:ْﻦ َﻣ ْﮭ ِﺪ ﱟ:ُ ﻦ ﺑ:ِ ﱠﺣ َﻤ
:ْ َﻋ ْﺒ ُﺪ اﻟﺮ:َ ﺎ
َﻮت ﯾَﻮْ َم ْاﻟ ُﺠ ُﻤ َﻌ ِﺔ أَوْ ﻟَ ْﯿﻠَﺔ
ُ َﻣﺎ ِﻣ ْﻦ ُﻣ ْﺴﻠِ ٍﻢ ﯾَ ُﻤ
3
َﻌ ِﺔ ِإﻻﱠ َوﻗَﺎهُ ﷲﱠ ُ ِﻓ ْﺘﻨَﺔَ ْاﻟﻘَﺒْﺮ
kepada menceritakan Basysyar bin Muhammad “ imak
Abdurrahman bin Mahdi dan Abu Amir al-Aqadiy memberitakan kepada ‘
kami, mereka berkata, “ Hisyam bin Sa’ad memebritahukan kepada kami,
dari Said bin Abu Hilal dari Rabi’ah bin Saif, dari ‘Abdullah bin Amr, ia
berkata, Rasulullah SAW bersabda, : “ Orang Islam yang meninggal pada
1
AJ. Wensinck, Mu`jam al – Mufahras li Alfazh al – Hadits an – Nabawiy ( Leden :
.Maktabah Berbil, 1937), jiliid 5, h. 223
2
AJ. Wensink, Mu’jamal –Muhfaras li AlFazh al-Hadis An-Nabawiy, Ibid., Jilid 6 283.
3
, Muhammad Abi Isa bin IsyaIbnuSaurah, Sunan At-Tirmizi, (Beirut : Daru Al-Hadits
.jil III, h. 339 ,)2003
31
32
رﺳﻮل اﷲ
ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻋﻤﺮو
رﺑﻴﻌﺔ ﺑﻦ ﺳﻴﻒ
ﻫﺴﺎم ﺑﻦ ﺳﻌﺪ
ﺤﻣﻤﺪ ﺑﻦ ﺑﺸﺎر
اﻟﺮﺘﻣﺪزي
4
Muhammad Nashiruddin al -Albani, Shahih Sunan Tirmidzi ( Seleksi Hadis Shahih dari
.Kitab Sunan Tirmidzi), (Jakarta Selatan : Pustaka Azzam, 2007), jilid 1, h. 823
33
Hadits .2
Riwayat Ahmad bin Hambal
رﺳﻮاﷲ
ﻋﺒﺪاﷲ ﺑﻦ ﻋﻤﺮو
رﺑﻴﻌﺔ ﺑﻦ ﺳﻴﻒ
اﻤﺣﺪ ﺑﻦ ﻤﺣﺒﻞ
5
,Ahmad bin Hambal, Musnad Imam Ahmad bin Hambal, ( Beirut : Darul Fikr, 2004)
.jilid 2. 169
34
ِ ﱮ ِﲰَ ْﻌ ُـ ِ ﺎس ﺣ ﱠﺪﺛـﻨﺎـ ﺑ ِﻘﻴﱠﺔُ ﺣ ﱠﺪﺛَ ِـﲎ ﻣﻌﺎ ِوﻳﺔُـ ﺑﻦ ﺳﻌِ ٍـ َﰉ َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎـ إِﺑـَْﺮ ِاﻫ ُـ
َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎ َﻋْﺒ ُﺪ اﻟﻠﱠ ِـﻪ َﺣ ﱠﺪﺛَ ِﲎ أ ِـ
ى ْ ﺖ أَﺑَﺎ ﻗَﺒِ ٍـﻴﻞ اﻟْﻤ
ﺼ ِﺮ ﱠ ﻴﺪ اﻟﺘﱡﺠﻴ ِﱡ َ ُ ْ َ َُ َ َ ََ َ ِ َﰉ اﻟ َْﻌﺒﱠ ﻴﻢ ﺑْ ُﻦ أ ِـ
ﺎص ﻳـَُﻘﻮل ﻗَﺎل َر ُﺳﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ َﻣ ْﻦ َﻣﺎت ﻳـَْﻮ َم اْﳉُُْـ ُﻤ َﻌ ِﺔ أ َْو ﻟَﻴـْﻠَﺔَ اْﳉُُْـ ُﻤ َﻌ ِﺔ ُوﻗِ َﻰ
ِ ﺖ َﻋْﺒﺪ اﻟﻠﱠ ِﻪ ﺑْ َﻦ َﻋ ْﻤ ِﺮو ﺑْ ِﻦ اﻟ َْﻌ ِ
ُ ﻳـَُﻘﻮل ﲰَ ْﻌ
6
ﻓِﺘـْﻨَﺔ اﻟْ َﻘ ِـِْْﱪ
ﻋﻣروﺑن اﻟﻌﺎص
ﻣﻌﺎوﻳﺔ ﺑﻦ ﺳﻌﻴﺪ
ﺑﻘﻴﺔ
اﻤﺣﺪ ﺑﻦ ﻤﺣﺒﻞ
ِ َﰉ ﻗَﺒِ ٍﻴﻞ ﻋﻦ ﻋﺒ ِﺪ اﻟﻠﱠ ِﻪ ﺑ ِـﻦ ﻋﻤ ِﺮو ﺑ ِﻦ اﻟْﻌ ٍ َِﰉ ﺣ ﱠﺪﺛـﻨﺎ ﺳﺮﻳﺞ ﺣ ﱠﺪﺛـﻨﺎ ﺑ ِﻘﻴﱠﺔُ ﻋﻦ ﻣﻌﺎ ِوﻳﺔ ﺑ ِﻦ ﺳﻌ ِ
ﺎﺻﻰ َ ْ َْ ْ َْ ْ َ ِ ﻴﺪ َﻋ ْـﻦ أ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ََ َ ٌ ْ َ ُ ََ َ ِ َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎ َﻋْﺒ ُﺪ اﻟﻠﱠﻪ َﺣ ﱠﺪﺛَ ِﲎ أ
ﻗَﺎل ﻗَﺎل َر ُﺳﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ َﻣ ْﻦ َﻣﺎت ﻳـَْﻮ َم اْﳉُُْـ ُﻤ َﻌ ِﺔ أ َْو ﻟَﻴـْﻠَﺔ اْﳉُُْـ ُﻤ َﻌ ِﺔ ُوﻗِ َﻰ ﻓِﺘـْﻨَﺔ اﻟْ َﻘ ـِْْﱪ
7ِ
رﺳﻮاﷲ
ﻣﻌﺎوﻳﺔ ﺑﻦ ﺳﻌﻴﺪ
ﺑﻘﻴﺔ
ﺳﺮﻳﺞ
اﻤﺣﺪ ﺑﻦ ﻤﺣﺒﻞ
RANJI GABUNGAN
رﺳول ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ
ﻣﺣﻣد ﺑن ﺑﺷﺎر
ﺣدﺛﻧﺎ
adalah ‘Abdullah bin Amru’ bin al-Ash bin Wail bin Hisyam bin Sa’id
bin Sahm bin ‘Amru bin Hushais bin Kaif bin Lu’ya bin Kholib al-
Rasulullah SAW, dan muridnya adalah Rabi’ah bin Saif, Ibrahim bin
8
muhammad bin Thalfaah, dan Annas bin Malik .
bernama Abu Ahmad, usia nya dengan ayahnya hanya tertaut 11 tahun,
8 Al-Hafizh Jamaluddin Abi al-Hajaj Yusuf al-Mizzy, Tazhibul Kamal fi Asma’ Ar-
Rijal, ( Beirut : Darul Fikri, 1992 ), jilid 10, h. 383.
38
ilmu hadits serta amal dan banyak membawa ilmu dari Rasulullah
9
SAW.
Bisri bin Zubaid al-Maa’firi, Tuba’i bin Al-Himri dan ‘Abdullah bin
‘Amru al-Ash. Sedangkan murinya adalah Bakar bin Mudar, Ja’far bin
10
Komentar Ibnu Hibban dalam kitab “Tasiqot” .
Nama lengkapnya adalah Sai’id bin Abi Hilal al-Laisy – Abu ‘Ali
11
al-Misry maula ‘urwah bin Shiyam al-Laisy . Dia berasal dari kota
mengatakan kalau beliau wafat pada tahun 133 H, dan Ibnu Hibban
berpendapat beliau wafat pada tahun 149 H. Beliau Sa’id bin Abi Hilal
12
juga Ibnu Hibban dalam kitab : ( تﺎﻘﺸﻟاtasiqqot ) .
meriwayatkan dari Hatim bin Abi Nadhor, Zaid bin Aslam juga
hafizh ( seorang yang hafizd), berkata juga An-Nasa’i bahwa dia dhaif
(seorang yang lemah ), juga pendapat lain mengatakan kalau beliau ﺲﯿﻟ
12 Ibid, Jilid 7, h.
316 13Ibid., Jilid 14, h.
252.
40
dan Lu’lu.
Yazid al-‘Athor, Ibrahim bin Sa’di Az-Zuhair, Izroil bin Yunus, Bakar
bin Yahya, Jarir bin Hazzam, Harup bin Saddab, Hisyam bin Sa’di dan
SAW adalah, Ibrahim bin Muhammad bin ‘Ar’ah, Ahmad bin Sinan
al-Burdi.
yang tsiqah .
beliau meninggal pada tahun 240 H dan Abu Daud dan Abu Hattim dan
16
Ibnu Hibban beliau meninggal pada tahun 250 H .
14
Ibid., Jilid 11, h. 386.
15
Ibid.,
16
Ibid,. Jilid 12. h. 69-70.
41
bin Daud bin Kaishan al-A’bdiy. Beliau meninggal pada bulan rajab
ini merupakan pendapat dari al-Bukhari, Abu Hatim dan Ibnu Hibban
18
bahwa beliau meninggal pada tahun 252 H .
Hajjaj bin Minhal, Salim bin Nuuh, Abi Zaid Sa’id bin Rabi’ al-
17
Ibid,. Jilid 12. h. 70.
18
Ibid,. Jilid 16, h. 132-133.
42
kalau beliau : ( ﺢﺎﻟﺼﮭﺑ سﺎﺑ ﻻbahwa beliau shaleh lagi tidak ada masalah
19
dalam periwayatannya ) .
19
Ibid,.
43
4. Hisyam bin w. 160 H Sa’id bin Abi Basyir bin An- Nasai :
Sa’di Hilal ‘Amru az- Dhaif
Hatim bin Abi Zharani Pendapat
Nadhar Abdurrahman akhir : laisa
Zaid bin Aslam bin Mahdi bi Qawiy
Mu’awiyyah bin
Hisyam
5. ‘Abdurrahman - Hisyam bin Muhammad Abu Hatim :
bin Mahdi Sa’di bin Basyaar al- Imam Tsiqah
Burdi
6. Abu Umar w. 250 H Ibrahim bin At- Muhammad Abu Hatim :
(Abdul Malik Thahman bin Basyir al- Shodduq
bin Amru’ ) Hisyam bin Burdi An- Nasai :
Sa’di Ahmad bin Tsiqah
Hammad bin Hambal Ma’mun
Salamah Muhammad bin
Rofi’ an-
Naisabury
7. Muhammad bin w. 252 H Ibrahim bin Tirmidzi Abu Hatim :
Basyir ‘Amru bin Abi Al-Jama’ah Shadduq
Waziir An-Nasa’i :
‘Abdurrahman Shaleh- La
bin Mahdi ba’sa bihi.
Kasir bin
Hisyam
Kualitas Hadis :
bahwa hadits ini Marfu’, yaitu hadits yang sumber beritanya sampai ke
Rasulullah SAW. ‘Abdullah bin Amr bin al-Ash sebagai sahabat jelas
yang ditemukan biografi mereka secara lengkap, dalam hal ini Rabi’ah
bin Said dan Said bin Hilal dan Hisyam bin Sa’di dan
murid ( rawa’ dan rawa ‘anhu ) antara guru dan murid hidup satu masa
dinyatakan dhaif oleh para kritikus ulama hadits, dalam hal ini adalah :
Dari penjelasan di atas dapat dilihat dari segi kuantitas perawi hadits
20
ini termasuk kepada hadits ahad gharib . Ditinjau dari kualitas hadits
21
dengan melihat kepada jarh dan ta’dil, maka hadits ini di nilai dhaif
karena terdapat perbedaan pendapat ulama dalam penilaian dua orang rawi
yaitu Rabi’ah bin saif dan Hisyam bin Sa’di. Kebanyakan dari ulama
menjadi dhaif. Hal ini dibuktikan dengan jarak antara umur Rabi’ah bin Saif
dan ‘Abdullah bin Amr al-Ash tidak memungkinkan untuk mereka saling
22
menyebutkan bahwa hadits ini sanadnya tidak bersambung ( munqathi’ ) ,
antara Rabi’ah bin Saif dengan ‘Abdullah ada seorang rawi yang
20 Hadis gharib adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi secara sendiri.
21 Hadis Dhaif menurut bahasa adalah lawan dari kuat, sedangkan menurut istilah hadis
yang di dalamnya tidak didapati syarat hadis shahih dan tidak pula didapati syarat hadis hasan.
22
Munqathi’ arti secara bahasa adalah terputus, sedangkan menurut istilah yaitu hadis
yang sanadnya tidak bersambung dari semua sisi, bisa terjadi pada awal sanad, atau tengah, atau
akhirnya. ( Lihat Pengantar Studi Ilmu Hadis karangan Syaikh Manna’ Al-Qathathan, h. 138.
45
tingkatan tabiin yang hilang. Status gharib yang diberikan oleh at -Tirmidzi
ini kemudian diteruskan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H). Dari
‘Abdullah bin Amr al -Ash seharusnya Rabi’ah bin Saif itu menyebutkan
23
, Hasan adalah hadis yang sanadnya bersambung dari permulaan sampai akhir
diceritakan oleh orang-orang yang adil, kurang dhabitnya, serta tidak ada syudzudz dan ‘illat yang
.berat didalamnya
24
Muhammmad Nashiruddin Al-Bani, Ahkamul Janaiz ( Tuntutan Pengurusan Jenazah
.dan Ziarah Kubur), (Jawa Tengah – Ash Shaf, 2010), h.82
46
3. Said bin Abi w. 133 H Ummayah bin Hasan bin Abu Hatim :
Hilal Hindun ‘Abdullah al- la ba’sa bihi
Annas bin Mali Mauliy Ibnu Hibban :
Rabi’ah bin ‘Amru bin Tsiqah
Sa’if Harisst
Hisyam bin
Sa’di al-
Madiniy
4. Hisyam bin w. 160 H Sa’id bin Abi Basyir bin An- Nasai :
Sa’di Hilal ‘Amru az- Dhaif
Hatim bin Abi Zharani Pendapat
Nadhar Abdurrahman akhir : laisa bi
Zaid bin Aslam bin Mahdi Qawiy
Mu’awiyyah
bin Hisyam
5. Abu Umar ( w. 250 H Ibrahim bin At- Muhammad bin Abu Hatim :
Abdul Malik Thahman Basyir al-Burdi Shodduq
bin ‘Amru) Hisyam bin Ahmad bin An- Nasai :
Sa’di Hambal Tsiqah
Hammad bin Muhammad bin Ma’mun
Salamah Rofi’ an-
Naisabury
47
Kualitas Hadis :
pada halaman sebelumnya hanya saja ada beberapa tambahan pendapat para
Hambal.
Pada hadits Ahmad bin Hambal ini Imam al-Mundziri dalam At-
Imam Ahmad, hadits no. 6582 dengan tahqiq Syaikh Ahmad Syakir).
Rabi’ah bin Saif tidak mendengar dari ‘Abdullah bin Amru. Dia (Rabi’ah
bin Saif) dan perawi Hisyam bin Sa’ad adalah dua perawi yang lemah 25.
tersebut kualitas tentang hadits riwayat Ahmad bin Hambal ini adalah dhaif.
Dalam biografi hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal ini
adalah hadits dengan lafazh yang berbeda dari hadits yang diriwayatkan
oleh Tirmidzi dan Ahmad bin Hambal sebelum ini. Jadi dalam
25 Musnad Ahmad bin Hambal, Muhaqiq Ahmad Muhammad Syakir – Hamzah Az-
Zen, Cet I, ( Kairo : Darul Hadis, 1995 ), Jilid 11.h . 147
48
b. Abu Qabil
Nama lengkap beliau adalah Yuhyi bin Hani’ bin Nadhi dan
dengan nama lain Abu Qabil. Beliu di katakan wafat pada tahun 128
Afnah bin Al-Janadi, U’bah bin ‘Amr, Hayi’ bin Amir Zabadiy,
bin’Amir al-Ma’afiriy, Yahya bin Ayyuub, Zaid bin Abi Habib dan
sebagainya.
seorang yang tsiqah ( )ﺔﻘﺛdan juga pendapat dari Ahmad bin Hambal
26
yang mengatakan bahwa beliau seorang yang tsiqah .
‘Abdullah bin Muslim bin Mihraq, Yazid bin Abi Habib, Abi Qabil
bin Abdu Rabbah kalau dia Baqiyyah lahir pada tahun 120 H.
bin Ziyyad al-Halaniy, Bahir bin Sa’di, Mu’awiyyah bin Said al-
seorang yang tsiqah dalam hadits ). ﺪﻌﺳ ﻦﺑ ﺪﻤﺤﻣ لﺎﻗو: ﮫﺘﯾاور ﻲﻓ ﺔﻘﺛ نﺎﻛ
تﺎﻘﺜﻟا ﻦﻋ، ( تﺎﻘﺜﻟا ﺮﯿﻏ ﻦﻋ ﺔﯾور ﻲﻓ ﺎﻔﯿﻌﺿ berkata Muhammad bin sa’di
27
Ibid, Jilid 18, h. 199.
28
Ibid, jilid 3, h. 125.
50
e. Suraikh
Nama lengkap beliau adalah Suraikh bin Nu’man bin Marwan
diberitakan oleh Hanib bin ishaq dan pendapat lainnya yaitu tahun
217 H.
Murroh, Hasraj bin Nubatah, Hakim bin ‘Abdul Malik, Hammad bin
Sinan al-Khothon, Abu Ja’far bin Ahmad bin ‘Aliy bin Fudhail dan
lain-lain.
Komentar ulama tentang beliau adalah ، ﮫﻨﻣ: لﺎﻗ: ﻞﻀﻔﻤﻟا: ﻦﺑ: نﺎﺴﻏ:ﻲﺑﻼﻐﻟا
ﻦﻏ: ﻲﺤﯾ: ﻦﺑ: ﻦﯿﻌﻣ:: : ﺞﯾﺮﺳ: ﻦﺑ: نﺎﻤﻌﻨﻟا:ﺔﻘﺛ، : ﺞﯾﺮﺳو: ﻦﺑ: ﺲﻧﻮﯾ:ﻞﻀﻓأ ( berkata Mufadhal bin
. لﺎﻗو: ﺪﻤﺣأ: ﻦﺑ: ﷲﺪﺒﻋ: ﻰﻠﺠﻌﻟا:: : ( ﺔﻘﺛBerkata Ahamd bin ‘Abdullah Ijliy : dia
29
Ibid,. Jilid 7, h. 58-59.
52
Kualitas Hadits :
Dilihat dari persambungan sanad hadits di atas, ‘Abdullah bin Amr al-
Ash jelas bertemu dengan Rasulullah SAW, dan banyak mengambil hadits
yang dapat ditemukan biografi mereka selengkapnya, dalam hal ini Abu
Qabil dan Mu’awiyyah bin Sa’id dan Baqiyyah dan Suraikh bin
tahammu wal al-ada, mereka tercatat juga sebagai guru dan murid
( rawa dan rawa ‘anhu), antara guru dan murid pernah hidup suatu masa
dinyatakan dhaif oleh para kritikus hadits, dalam hal ini adalah :
dilihat dari jarh dan ta’dil-nya, maka terdapat perbedaan pendapat ulama yang
Berangkat dari itu maka hadits Ahmad bin Hambal dari segi kualitas
sanad dinilai sebagai hadits dhaif, ini dikuatkan dengan pendapat ulama
karena perawi Baqiyah bin al-Walid adalah seorang mudallis (perawi yang
sebelum ini, dan ada beberapa rawi menjadi tambahan. a. Ibrahim bin Abi
Abbas
dengan Ibnu Abbas Samiriy. Wafat beliau para ulama berpendapat pada
tahun 117 H, ini merupakan pendapat dari Hambal bin Ishaq dan
selainnya.
Ismail bin Abiy Ayyas, Ayyub bin Jabir al-Hanafiy, Baqiyyah bin al-
Walid, Hasan bin Yazid bin ‘Aliy Ashim al-Khufiy, Kholaf bin Kholifah
30 Imam al-Hafizh Ahmad ibn Ali bin Hajar al-Asqolaniy, Ibnu Hajar al-Asqolaniy,
Tahzib al-Tahzib, (Beirut : Dar el-Fikr, 1991), Jilid 1, h. 418.
54
Hambal, Bunan bin Sulaiman ad-Dhaqh, Ziyad bin Ayyub al-Thusiy dan
lain-lain.
Sedangkan pendapat yang lain adalah pendapat dari : Muhan bin Yahya
bahwa beliau : ﺔﻘﺜﮭﺑ سﺄﺑ ﻻdan Abu Hatim : ﺦﯿﺷ, berkata Adh-Daruquthi
31
bahwa dia seorang yang tsiqah .
Kualitas Hadits :
Dengan melihat kualitas sanad hadits di atas, maka hadits yang ini
yang semaknsa dan selafaz dengan itu hanya beberapa rawi yang berbeda
a. Ditinjau dari segi sandaran berita hadits ini marfu’ yaitu bersandar
kepada Rasulullah SAW. Dimana rawi al-A’la hadis ini terdapat satu
b. Dilihat dari segi kuantitas sanad hadits ini termasuk kepada hadits Ahad
yang Gharib, dan tidak sampai kepada derajat Mutawatir. Sementara dari
keshahehan hadits maka status hadits ini sama dengan hadits sebelumnya
jarh oleh para ulama kritikus hadits, dalam hal ini adalah Baqiyyah al-
Walid. Hadits ini juga ditahqiq ulama Syaikh Muhammad Syakir dan
Taqliq Suaib al-Arnudh dilihat dari kredibilitas perawi yang terkena jarh
32
sehingga menjadikan sanad hadits dhaif.
32 Musnad Ahmad bin Hambal, Muhaqqiq Syu’aib al-Arnauth – Adil Mursyid, Cet : I,
(Beirut : Muassisah ar-Risalah, 1995), Jilid 2, h. 226.