Anda di halaman 1dari 3

Nama : Karina Salsabila Putri Yulivia

Nim : 361941311082
Kelas : 2C
Prodi : D4 Agribisnis
Mata Kuliah : Etika Bisnis

TUGAS ETIKA BISNIS


TEORI ETIKA

Tanggapan
Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, dimana Indonesia
membuka hubungan luar negeri dengan melakukan perdagangan internasional. Perdagangan
internasional timbul karena adanya suatu negara yang berspesialisasi dalam produksi komoditi
yang memiliki keunggulan absolute yang membuat lebih efisien dibandingkan dengan negara
lain. Perdagangan internasional secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu ekspor dan impor.
Ekspor merupakan bagian dari perdagangan internasional yang meliputi perdagangan barang dan
jasa antar negara yang satu dengan yang lain. Ekspor Indonesia dibagi menjadi dua yaitu ekspor
migas dan non migas. Kegiatan ekspor yang memegang peranan penting dalam perekonomian
Indonesia adalah ekspor non migas. Salah satu komoditi yang berperan penting bagi
perekonomian Indonesia ialah kopi, karena sebagai penghasil devisa. Kopi juga merupakan salah
satu subsektor perkebunan yang sangat diminati masyarakat dan permintaan di pasar
internasional masih sangat tinggi.
Sumber : http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3998
1. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah
yang berguna, berfaedah, menguntungkan sebanyak mungkin orang. Utilitarianisme,
sebagai teori dikemukakan oleh David Hume (1711-1776) dan dirumuskan secara
definitif oleh Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873). Bentham
berpendapat bahwa ada satu prinsip moral yang utama, yakni “Prinsip Utilitas”. Prinsip
Utilitas diartikan sebagai properti di setiap objek yang dapat menghasilkan keuntungan,
kemanfaatan, kenikmatan dan kebahagiaan atau yang mencegah terjadinya kerusakan,
kesakitan, kejahatan atau ketidakbahagiaan.
Teori etika normatif Utilitarianisme biasanya dibedakan menjadi dua macam,
yakni Utilitarianisme Tindakan dan Utilitarianisme Peraturan. Semua penganut
Utilitarianisme yang menggunakan acuan pertimbangan mengikuti kesadaran diri
bisasanya disebut sebagai penganut Utilitarianisme Tindakan. Sedangkan bagi mereka
yang menggunakan acuan pertimbangan peraturan disebut penganut Utilitarianisme
Peraturan.

Sumber : http://fraterxaverian.org/blog/2017/10/23/utilitarianisme/

2. Etika deontologis adalah teori filsafat moral yang mengajarkan bahwa sebuah tindakan
itu benar kalau tindakan tersebut selaras dengan prinsip kewajiban yang relevan
untuknya. Akar kata Yunani deon berarti 'kewajiban yang mengikat'. Istilah "deontology"
dipakai pertama kali oleh C.D. Broad dalam bukunya Five Types of Ethical Theory. Etika
deontologis juga sering disebut sebagai etika yang tidak menganggap akibat tindakan
sebagai faktor yang relevan untuk diperhatikan dalam menilai moralitas suatu tindakan.
(non-consequentialist theory of ethics).
Norma dasar moral yang melulu bersifat formal itu dia sebut sebagai imperatif
kategoris (perintah yang mengikat mutlak setiap mahkluk rasional dan merupakan tujuan
dalam dirinya sendiri). Rumusan pokok imperatif kategorisnya yang menegaskan prinsip
universalisasi kaidah tindakan berbunyi sebagai berikut: "Bertindaklah sedemikian rupa
sehingga prinsip atau kaidah tindakanmu itu bisa sekaligus kau kehendaki sebagai kaidah
yang berlaku umum". Sedangkan rumusan keduanya yang menegaskan prinsip hormat
terhadap manusia sebagai person atau pribadi yang bernilai pada dirinya sendiri adalah:
"Bertindaklah sedemikian rupa sehingga engkau memperlakukan kemanusiaan entah
dalam dirimu sendiri atau dalam diri orang lain senantiasa sebagai tujuan dalam dirinya
sendiri, dan tidak pernah melulu sebagai sarana."

Sumber : http://stiebanten.blogspot.com/2012/03/etika-deontologis-immanuel-kant.html
3. Deontologi mengukur baik tidaknya suatu perbuatan semata-mdeontoloata berdasarkan
maksud si pelaku dalam melakukan perbuatan tersebut. Etika deontologi sama sekali
tidak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut, baik atau buruk. Akibat dari suatu
tindakan tidak pernah diperhitungkan untuk menentukan kualitas moral suatu tindakan.
Utilitarian teori ini menekankan pada perbuatan yang menghasilkan manfaat, tentu bukan
sembarang manfaat tetapi manfaat yang paling banyak membawa kebahagiaan bagi
banyak orang. Teori ini juga disebut sebagai teori konsekuensi, artinya suatu perbuatan
selama membawa manfaat, maka dapat disebut baik.

Memang dalam teori deontology dan utilitarian memang berbeda, namun dalam
prakteknya sangat berhubungan dimana ketika kita membuat keputusan dengan teori
edontologi yang dimana mengukur kebaikan maka secara tidak langsung pada perbuatan
kita akan menghasilkan manfaat yang baik pula.

Sumber : https://rivandipputra.wordpress.com/2017/10/26/etika-deontologi-vs-utilitarian/

4. Menurut teori dari Immanuel Kant : manusia merupakan suatu tujuan pada dirinya (an
end in itself). Karena itu manusia selalu harus dihormati sebagai suatu tujuan sendiri dan
tidak pernah boleh diperlakukan semata-mata sebagai sarana demi tercapainya suatu
tujuan lain.
Sumber : https://khoyunitapublish.wordpress.com/2013/12/10/teori-teori-etika/

5. Keutamaan adalah disposisi watak yang telah di peroleh seseorang dan memungkinkan
dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Kemurahan hati, misalnya, merupakan suatu
keutamaan yang membuat seseorang membagi harta bendanya dengan orang lain yang
membutuhkan.
keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran,
fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain
dan kadang – kadang malah ada tumpang tindih di antaranya.
Sumber: http://lailatullatifahpoliwangi.blogspot.com/2016/03/teori-keutamaan-dalam-
etika-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai