Perubahan Dimulai Dari Diri Sendiri Pendidikan Dasar Bagi Kaum Remaja & Pemuda
Perubahan Dimulai Dari Diri Sendiri Pendidikan Dasar Bagi Kaum Remaja & Pemuda
Pendahuluan
A. Latar belakang
Dalam blognya Irzal Maryanto, beliau mengutip
pendapat Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, disana dijelaskan
bahwa salah satu target negara Indonesia yang harus
dicapai dalam tahun 2025 melalui Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) adalah
masyarakat yang tertib, maju, damai dan berkeadilan
sosial. Dan sasaran Indonesia dalam 2035 adalah
pemerintah menargetkan Indonesia sudah menjadi
negara industri yang tangguh.1 Lalu pertanyaannya
adalah siapa yang akan berkecimpung dan mempunyai
peranan penting dalam roda pembangunan saat itu ?
Tentu adalah pemuda dan pemudi yang dimiliki oleh
Indonesia saat ini. Memang generasi muda sekarang ini
menjadi bahan pembicaraan oleh semua kalangan
masyarakat, karena generasi muda adalah generasi
penerus bangsa yang nantinya sebagai pemegang nasib
bangsa ini, maka generasi mudalah yang menentukan
semua apa yang dicita-citakan bangsa dan Negara ini.
Dengan demikian, peran aktif pemuda adalah sangat
penting demi kemajuan dan pembangunan bangsa
Indonesia kedepan. Semangat juang dan jiwa harus
1http://www.mahfudztejani.com/2014/10/sumpah-pemuda-pemuda-sebagai-aset-
bangsa, diakses pada hari senin 20 Juni 2016. Pukul. 12:51 Wib.
1
senantiasa berkembang dan penuh kepekaan serta
kepedulian terhadap lingkungannya, masyarakat,
bangsa dan negaranya bahkan kepada dunia luas.
Pemuda sebagai agen perubahan (agent of change),
senantiasa menjadi penggerak kemajuan dalam
berbagai dimensi kehidupan. Jadi, para pemuda-
pemudi seharusnya dapat memahami hal ini bahwa
kita sebagai pemuda sangat diharapkan menjadi
generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan
generasi sebelumnya, generasi kita harus mengisi dan
melanjutkan estafet pembangunan di negeri ini.
Pemuda merupakan sosok yang selalu membawa pada
perubahan. Perubahan dalam tatanan kehidupan suatu
zaman dipengaruhi oleh peranan pemuda. Seorang
pemuda hendaknya dari hari ke hari mengalami
perubahan yang positif dalam kehidupannya. Sungguh
merugikan bila seorang pemuda dalam hidupnya
mengalami stagnan atau bahkan lebih buruk dari hari
kemarin.
Keberhasilan pemuda dalam menjalani berbagai
rintangan hidup dengan perubahan yang baik akan
menjadi dasar bagaimana ia membawa perubahan di
lingkungan sekitarnya dan yang lebih luas dari itu.
Perubahan disini bukan hanya dalam segi materi
saja atau secara fisikal, akan tetapi juga dapat
membawa perubahan pada rohani atau secara spiritual.
Dan itulah prinsip dari perubahan. Keseimbangan
2
antara materi dan spiritual ini sangat penting. Tidak
boleh hilang diantara keduanya.
Pada masa sekarang ini, pemuda sungguh berat
tantangan kehidupannya dalam menapaki titian jalan
yang lurus yang tidak menyimpang dari norma, adat
dan agama. Lihat saja aktivitas anak-anak muda zaman
sekarang ini sungguh sangat memprihatinkan sekaligus
sangat disayangkan. Betapa tidak, pemuda dan remaja
sekarang sudah banyak yang terlibat dalam tindak
kriminal, mulai dari ngelem, pencurian, mabuk-
mabukan, penyalahgunaan narkotika, pergaulan bebas
(yang mengarah kepada seks bebas), keluyuran tak
tentu arah dan tujuan yang jelas (seperti anak-anak
punk), dan lain sebagainya.
Di zaman yang serba modern ini, pemuda-remaja
semakin lupa dengan apa yang seharusnya mereka
kerjakan sebagai generasi penerus. Kewajiban kita
sebagai generasi pemuda-remaja adalah belajar, patuh
pada orangtua dan juga agama, namun harapan ini
hanya tinggal harapan, karena sangat berbeda dengan
fakta kehidupan anak muda-remaja sekarang ini,
mereka lebih mementingkan hura-hura (hedonis) dan
memperturutkan hawa nafsu daripada menjalankan
kewajibannya.
Lalu bagaimana sikap kita sebagai remaja-pemuda
Kristen dalam menghadapi berbagai tantangan dan
godaan yang selalu menghampiri kita setiap waktu.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus kita
3
lakukan dalam menghadapi berbagai tantangan
tersebut:
Pertama, hidup sesuai dengan firman Tuhan.
“Dengan apakah seorang muda mempertahankan
kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan
firman-Mu”. Maz. 119:9. Kehidupan yang dibangun
berdasarkan firman Tuhan dan berorientasi pada
kemuliaan Allah merupakan modal utama dalam
menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang ada
saat ini. Keteguhan hati untuk berpegang pada firman
Allah secara benar dan bertanggung jawab, maka kita
akan terhindar dari berbagai pengaruh dan godaan.
Kedua, berjalan bersama Tuhan. Pemazmur
menulis, “Tuhan menetapkan langkah-langkah orang
yang hidupnya berkenan kepada-Nya” (Mzm. 37:23).
Raja Daud memberikan gambaran indahnya tentang
pemeliharaan Allah bagi orang yang setia pada-Nya.
Berjalan bersama Tuhan tidak pernah mengecewakan,
tetapi sebaliknya “Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka
yang mengasihi Dia…” Roma 8:28. Kita berjalan ke arah
yang tepat, apabila kita berjalan bersama dengan Allah.
Allah menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya,
karena Dia itu baik bagi semua orang.
Ketiga, bergaul dengan orang yang tepat. Tidak
dapat dimungkiri bahwa masa muda adalah masa suka
berkumpul. Ikatan emosional dengan teman/sahabat
jauh lebih kuat daripada dengan keluarga. Namun,
4
perlu diperhatikan bahwa "pergaulan yang buruk
merusakkan kebiasaan yang baik" (1 Korintus 15:33).
Menghadapi situasi ini, pilihan terbaik adalah bergaul
dengan orang yang dapat membangun dan mendukung
dari sisi kerohanian.
Keempat, penguasaan diri yang benar. Gal. 5:23.
Penguasaan diri (temperance) adalah segala sikap,
perbuatan, perkataan dan pikiran yang didasarkan
pada pengetahuan akan firman Tuhan. Menguasai diri
berarti menahan diri untuk tidak melakukan suatu
keinginan yang berlawanan dengan kehendak Tuhan.
Keinginan diri sendiri akan membawa kepada
kesesatan. Keinginan duniawi ialah keinginan mata
(keserakahan), keinginan daging (hawa nafsu),
keangkuhan hidup. Tetapi sebagai anak-anak Tuhan,
kita bertanggung jawab untuk tetap menguasai diri di
tengah godaan duniawi. Tentunya kita mustahil untuk
melakukan itu seorang diri, jadi kita harus meminta
pertolongan dari Tuhan untuk mengendalikan diri kita
ini. Seperti tertulis di I Petrus 4:7a "Kesudahan segala
sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu." Di
dunia ini tidak ada yang kekal. Jadi buat apa kita
mengejar sesuatu yang tidak kekal? Selain itu, kitab
Amsal juga menulis "Orang yang sabar melebih
pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi
orang yang merebut kota." (Amsal 16:32).
Kelima, kesadaran tentang panggilan Tuhan. Allah
memanggil Yeremia untuk menjadi seorang nabi bagi
5
bangsa Israel. Tuhan berkata kepadanya: “Sebelum aku
membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah
mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari
kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
Yeremia 1:5.
Awalnya, Yeremia tidak mengerti apa-apa tentang
panggilan Tuhan atas hidupnya. Sama hal dengan kita
yang ada saat ini, kita seringkali tidak mengerti apa
tujuan Tuhan dalam hidup ini, saking kita tidak
mengerti dan memahamai maksud-Nya, kita sering
berjalan sesuai dengan kehendak kita sendiri, maka
jangan heran kalau banyak anak-anak remaja-pemuda
diluar sana yang hidupnya berantakan.
Kesadaran akan panggilan Tuhan adalah
kesempatan yang baik untuk melakukan kehendak
Tuhan. Kita harus menyadari hal itu bahwa Tuhan
memanggil kita untuk menjadi alat-Nya di bumi ini.
Sadar atau tidak, Allah memiliki rencana besar atas
setiap hidup kita. Allah tidak melihat latar belakang
kehidupan kita sebelumnya, tidak melihat keterbatas
dan kekuarangan kita, tetapi Dia melihat bahwa kita
mampu untuk melakukan apa yang Dia mau. “Ah,
Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai
berbicara, sebab aku ini masih muda. Tetapi TUHAN
berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: Aku ini masih
muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah
engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan
6
kepadamu, haruslah kausampaikan” Yer. 1:6-7. Lagi-lagi
alasan yang disampaikan oleh Yeremia kepada Tuhan,
Tuhan tidak pedulikan, karena Tuhan tahu bahwa anak
muda ini memiliki pengaruh, potensi dan kemampuan
dalam memimpin nantinya. Bambang Yudho
menjelaskan bahwa “Seorang pemimpin haruslah orang
yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain. Tanpa memiliki kemampuan tersebut,
seseorang mustahil menjadi pemimpin”.2 Memang
betul juga pada akhirnya Yeremia adalah seorang yang
dihormati oleh para pemimpin pada saat itu, sekalipun
pada awalnya kepemimpinannya dia mengalami
banyak pergumulan dengan masalah-masalah yang
ada. Tetapi karena dia mempunyai semangat juang dan
motivasi yang tinggi maka semuanya bisa diatasi
dengan baik.
Jadikan masa muda adalah masa keemasan yang
penuh dengan manfaat dan kebaikan, sebelum datang
masa tua, maka waktunya manfaatkan masa muda itu
untuk menanam kebaikan kepada semua orang dan
menjadi bagian dari sejarah bangkitnya kejayaan
Indonesia.
2009), hlm. 6
7
karena mereka diharapkan dapat menjadi generasi
penerus untuk bangsa ini. Dalam bagian ini saya akan
memaparkan pengertian pemuda secara umum.
Tujuannya adalah agar pembahasan lebih terarah dan
dapat dimengerti oleh pembaca nantinya.
Pemuda adalah generasi penerus bangsa, dimana
sosok pemuda diharapkan dapat melanjutkan
perjuangan dari generasi sebelumnya. Suatu bangsa
pastinya memiliki harapan yang besar agar pada masa
yang akan datang para pemuda dapat menjadikan
bangsa Indonesia ini bangsa yang lebih maju.Hal
tersebut diperkuat dengan pendapat bahwa pemuda
merupakan lapisan eksponental bangsa, yang
berjumlah 30% dari jumlah seluruh bangsa Indonesia
dan merupakanlapisan yang penuh dengan dinamisme,
vitalitas heroism.3 Oleh karenanya para pemuda ini
memiliki beban untuk mewujudkan harapan dan cita-
cita bangsa dari generasi sebelumnya.Bung Karno,
menegaskan bahwa pemuda adalah tulang punggung
bangsa. Pemuda adalah harapan bangsa. Pemuda
adalah masa depan bangsa. Menurut hemat saya bahwa
pemuda ini bukan hanya sekedar tulang punggung dan
masa depan bangsasaja seperti yang di sampaikan oleh
Bung Karno di atas, tetapi pemuda adalah tulang
punggung keluarga, gereja dan bangsa.
9
2. Mahasiswa, usia antara 18-25 tahun, masih ada di
Universitas atau perguruan tinggi.
3. Pemuda, di luar lingkungan sekolah ataupun
perguruan tinggi, usia antara 15-30 tahun.
Berdasarkan pengelompokan diatas, maka yang
dimaksud dengan pemuda adalah golongan manusia
berusia muda antara 15-30 tahun.4Secara biologis
manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda
kedewasaan seperti adanya perubahan fisik baik laki-
laki maupun perempuan. Namun, di dalam masyarakat,
pemuda merupakan satu identitas yang potensial.
Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan bangsanya.5Sedemikian pentingnya
kedudukan dan peranan pemuda, sampai-sampai Bung
Karno berucap,’’ Seribu orang tua hanya dapat
bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia.”
Bung Karno juga kerap kali berseru, “Beri aku seribu
orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan
Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang
membara cintanya kepada Tanah Air, dan dengan
mereka aku akan mengguncang dunia.”
Pemuda menjadi penting bukan saja karena bagian
terbesar penduduk Indonesia saat ini berusia muda,
tetapi penting karena berbagai alasan antara lain,
4Wahyu, Wawasan Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 69-
70.
5 Iommi Ghiffari Araya_https://iommigaraya.wordpress.com/2015/11/25/tugas-2-
ilmu-sosial-dasar, diakses pada hari selasa, 21 juni 2016. Pukul. 17:20 Wib
10
pertama, pemuda adalah generasi penerus yang akan
melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa; kedua,
kelangsungan sejarah dan budaya bangsa, corak dan
warna masa depan suatu bangsa akan sangat
ditentukan oleh arah persiapan atau pembinaan dan
pengembangan generasi muda pada saat ini; ketiga,
terjaminnya proses kesinambungan nilai-nilai dasar
negara. Yaitu dipandang dari sudut semangat
kepemudaan yakni sumpah pemuda 1928, proklamasi
1945, Pancasila dan UUD 1945.6
6
Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 83.
7file:///D://SABDA.org_PUBLIKASI_e-JEMMi_Edisi Vol.013_2010., diakses pada hari
selasa, 21 Juni 2016. Pukul. 17:25 Wib
11
keinginan yang besar untuk dapat diterima oleh
teman-teman sebayanya. Dan mereka
memperhatikan apa yang orang lain pikirkan mengenai
diri mereka.
Mereka kuatir mengenai bagaimana orang lain
memperhatikan mereka secara jasmani (penampilan:
terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu gemuk, terlalu
kurus, pemahaman mengenai seks) dan secara mental
(kepandaian: terlalu pandai atau terlalu bodoh).
Mereka pun memperhatikan para teman, guru,
olahragawan, personal media sebagai contoh bagi diri
mereka. Sehingga pada akhirnya mereka melakukan
apa saja demi tercapainya suatu keinginan tersebut.
Jadi, masa seperti ini adalah masa labil atau
bingung mencari jati dirinya. Misalnya tipu muslihat
untuk sekadar bergurau, membual demi menutupi rasa
iri, membantah kesalahan dengan alasan rasional, dan
sebagainya. Tumbuhnya rasa kepemilikan (sense of
beloging) dalam berkelompok. Demi kekompakan
dengan teman sebaya sanggup berbuat apa saja,
bahkan mungkin hal-hal yang bertentangan dengan
prinsip dan suara hati sekalipun. Tidak heran bila pada
usia ini banyak yang terjebak dalam aksi ikut-ikutan.
Singgih D. Gunarsa & Yuliana Singgih D. Gunarsa,
mengatakan bahwa salah satu masalah yang sangat
mempengaruhi kehidupan kaum muda masa kini
adalah perubahan teknologi dan modernisasi, dalam
berbagai sektor yang berhubungan dengan kehidupan
12
manusia, demikian pesat sehingga memengaruhi
keseimbangan dan keserasian, baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
Rangsangan dari berbagai perubahan dan kemajuan ini
tidak mungkin dihindari remaja.8
Jadi,berdasarkan penjelasan di atas, maka saya akan
menguraikan beberapa penyebab terjadinya krisis atau
persoalan-persoalan yang sering dihadapi oleh remaja
dan pemuda saat ini, yaitu:
Pertama, kebutuhan akan figur keteladanan dari
orang tua sangat lemah; kedua, sikap apatis. Sikap
apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak
sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau
melibatkan diri di dalamnya; ketiga, kecemasan dan
kurangnya harga diri. Banyak kaum muda yang
mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk
“pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman
keras, obat penenang, seks dan lainnya); keempat,
ketidakmampuan untuk terlibat. Kecenderungan untuk
mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir
ekonomis, membuat para remajadan pemuda sulit
melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam
hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat;
kelima, perasaan tidak berdaya. Perasaan tidak berdaya
ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin
8Singgih D. Gunarsa & Yuliana Singgih D. Gunarsa, Psikologi Anak, Remaja, dan
14
berjalan beserta Allah, dan yang lainnya berjalan di
dalam dosa.9
Sungguh ironis memang kehidupan kaum muda
saat ini yang sering dipengaruhi oleh lingkungan
masyarakat yang ada disekitarnya dimana dia hidup
dan bertumbuh.Dalam perubahan batin kaum muda
yaitu segenap jiwa dan rohnya terlibat dalam proses
dewasa dimana emosinya berkembang dan sambil
mendapat isi dan tujuan yang baru. Seorang anak
belum sanggup berpikir secara abstrak, tetapi pemuda
dapat mempergunakan daya pikirannya makin lama
makin tajam dan baik.10 Memang kehidupan kaum
muda perlu dimotivasi dan diarahkan pada tujuan yang
jelas berdasarkan pengajaran Alkitab sehingga
mengalami pembaruan hidup menjadi dewasa dalam
iman. Sebagai pemuda telah mempunyai kemampuan
produktif baik secara fisik, intelek maupun mental. Jika
kemampuan ini diarahkan dan dimanfaatkan secara
sadar dan integral, maka potensi pemuda yang secara
kuantitatif sangat besar itu akan sangat menentukan
dalam pencapaian tujuan program pembangunan
keluarga, masyarakat, gereja dan bangsa
Indonesia.Pemuda-pemudi saat ini telah terpengaruh
oleh pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika,
kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi pun
9 Raines dan Richardson, Asas-Asas Alkitab Bagi Kaum Muda, ( Bandung: Kalam
11 T. G. R. Boeker, Dengan Obor Injil Memasuki Tahun 2000, (Malang: Lumen Cristy,
1992, hlm. 17
16
kemerdekaan, setiap perubahan dan pembangunan
bangsa.
Kita harus mengakui hal itu bahwa pemuda
merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader
keluarga, kader masyarakat, kader pemimpin gereja
dan kader pemimpin bangsa Indonesia. Karena,
pemuda selalu diidentikan dengan perubahan betapa
tidak, peran pemuda dalam membangun bangsa ini,
peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran
pemuda yang menolak kekuasaan, peran pemuda
sebagai generasi penerus, peran pemuda sebagai
generasi pengganti dan peran pemuda sebagai generasi
pembaharu.
Agar prinsip-prinsip di atas dapat dipertahankan
oleh kaum remaja dan pemuda saat ini, maka
diperlukan suatu sikap yang positif yang di bangun
melalui:
Pertama, kemurnian idealismen, kedua, keberanian
dan keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan
gagasan-gagasan yang baru; ketiga, semangat
pengabdian kepada masyarakat; keempat, memiliki jiwa
nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami
pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara
global;kelima, sepontanitas, kritis dan dinamis;
keenam, inovasi dan kreativitas; ketujuh, keinginan
untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru;
kedelapan, keteguhan janjinya dan keinginan untuk
menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri;
17
kesembilan, mampu merealisasikan pengalaman-
pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat,
sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada;
kesepuluh, memiliki kepekaan yang tinggi pada
masalah sosial secara murni.
Dari kesepuluh indikator di atas menjadi poin
penting bagi kaum muda dalam berinteraksi dengan
berbagai hal yang ada di masyarakat pada umunya,
agar peran, fungsi dan tanggung jawab pemuda-
pemudi ini bisa teralisasikan dengan baik dimasyarakat
maka kaum remaja dan pemuda-pemudi seharusnya
melakukan hal-hal berikut.
Pertama, memiliki kontribusi positif di masyarakat.
Salah satu kontribusi kaum remaja dan pemuda dalam
masyarakat adalah bergotong royong. Pemuda yang
berkontribusi positif menyadari betul tujuan hidupnya,
dan karena itu berani berbuat sesuatu yang baik bagi
bangsa ini.
Kedua, menghindari permusahan antara satu
dengan lain, antara kelompok dengan kelompok.
Contohnya mereka yang terlibat dalam tawuran antar
warga satu dengan warga lain. Pemuda harus menjadi
penengah dalam setiap persoalan yang ada dalam
masyarakat, tetapi bukan menjadi provokator yang
berujung pada perpecahan.
Ketiga, menciptakan kedamaian. Konsep damai
membawa konotasi yang positif; hampir tidak ada
orang yang menentang perdamaian; Perdamaian dunia
18
merupakan tujuan utama dari kemanusiaan. Firman
Tuhan berkata kepada nabi Yeremia “Usahakanlah
kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan
berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab
kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” Yeremia
29:8. Artinya di mana kita berada, kita harus
mengusahakan kesejahteraannya atau kedamaain
bangsa ini sekalipun banyak kekurangan sana-sini
tetapi paling tidak ada rasa kepedulian.
Kita sering kali sebagai kaum remaja dan pemuda-
pemudi khususnya pemuda Kristen hanya berhenti
sampai tahap mengkritik, menyanggah, atau bahkan
mencela, tetapi tiba waktu mengambil bagian di dalam
masyarakat tersebut, kadang-kadang tidak siap atau
tidak ada waktu. Sebenarnya ada banyak hal yang bisa
kita lakukan sebagai pemuda-pemudi Kristen di
tengah-tengah gereja, atau bahkan bangsa dan negara
ini. Salah satunya adalah memberikan pendidikan
pemantapan kesadaran kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara kepada masyarakat yang ada
dan aktif dalam pembangunan masyarakat melalui
sumbangan material dan moral.
Keempat, menjaga sikap kritis. Sikap kritis harus
tetap ada dalam diri remaja dan pemuda, sebagai agen
pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan
yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka
perjuangkan. Tujuannya adalah agar jati diri bangsa
Indonesia yang dikenal religius, ramah tamah,dan
19
kekeluargaan jangan sampai memudar karena
pengaruh-pengaruh global yang bersifat
sekular,anarkis,individualitis,dan materialitis. Oleh
karena itu,peranan pemuda sangat penting mengatasi
memudarnya jati diri bangsa ini.
E. Menggali potensi diri anak muda
Sadar atau tidak sadar bahwa kita ini memiliki
keunikan tersendiri dihadapan Allah. Maksud keunikan
disini adalah memiliki keistimewaan dari yang lain.
Sekalipun kita memiliki banyak kekurangan disana-
sini, namun kita adalah cipta Tuhan yang luar biasa
dari segala cipta lain, karena Allah langsung yang
menciptakan kita menurut gambar dan rupa Allah itu
sendiri, Kej. 1:26-27; Maz. 139:13-15. Artinya memiliki
“gambar” atau “rupa” Allah, dalam pengertian yang
paling sederhana, berarti manusia dibuat menyerupai
Allah itu sendiri.
Jadi, keunikan ini tidak bisa digantikan dengan
apapun, seperti emas, perak, uang atau barang-barang
lain yang sifatnya sementara. Sebab, kita ini lebih
istimewa dan berharga dari apapun yang ada di dunia
ini. Oleh sebab itu, mari kita mengenal keistimewaan
itu berdasarkan kaca matanya Tuhan dan buka
berdasarkan kaca mata dunia (manusia).
Saya melihat dan mengamati masih banyak anak-
anak remaja dan pemuda saat ini yang belum
menyadari dirinya adalah ciptaan Tuhan yang istimewa
dan berharga di mata Tuhan. Padahal jelas-jelas dalam
20
Alkitab berkata “Oleh karena engkau berharga di mata-
Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka
Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan
bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.” Yes. 43:4.
Dari ayat ini sangat jelas bahwa Allah mengasihi
setiap kita bagaimanapun keadaan kita saat ini, Dia
tidak peduli seperti apa latar belakang keluarga kita,
hidup kita dan kemampuan kita, Dia cuma mau hidup
kita lebih dari segala apa yang kita miliki saat ini,
karena bagi Dia tujuan hidup anda jauh lebih besar
daripada prestasi pribadi anda, ketenangan pikiran
anda, atau bahkan kebahagian anda.12Tidak ada yang
salah dalam hidup ini dan tidak ada juga secara
kebetulan semuanya ada dalam rencananya Tuhan.
Oleh karena itu, jangan menilai hidup ini dengan
cara sendiri, karena penilaian kita terhadap diri kita
kadang tidak sesuai dengan apa yang Tuhan mau
terhadap diri kita. Akibat dari pandangan yang salah
terhadap diri sendiri maka hidup ini terasa berat untuk
dijalani. Tidak sedikit anak-anak muda akhir-akhir ini
mengakhiri hidupnya dengan cara-cara yang
mengenaskanhanya karena dia merasa gagal, kecewa,
putus cinta dan banyak hal lain yang bisa membuat
diatidak bernilai terhadap dirinya dan orang lain.
Padahal setiap manusia memiliki kekuatan dan
potensi masing-masing sebagai anugerah yang
12 Warren Rick, The Purpose Driven Life, (Malang: Gandum Mas, 2005), hlm. 17
21
diberikan oleh Tuhan kepada setiap manusia.Oleh
sebab itu, kita perlu tahu bahwa “Allah tidak
menciptakan orang-orang yang tidak berharga. Dia
telah memberikan kepada setiap orang potensi ilahi
untuk melakukan pencapai supernatural sehingga
memuliakan nama-Nya.13Karena keinginan Allah yang
utama adalah melalui anda Dia dapat bekerja untuk
menggenapi kehendak-Nya. Inilah rencana Allah sejak
mulanya. Ketika Dia menciptakan langit dan bumi, Dia
menciptkan Adam di Taman itu “untuk mengusahakan
dan memelihara taman itu”. Sekarang, pikirkanlah.
Allah telah menciptakan segalanya. Dia tidak
membutuhkan bantuan manusia, namun Dia
menempatkan manusia itu di Taman untuk
mengusahakan dan memeliharanya.14
Jadi, inti dari tujuan hidup kita saat ini sebagaimana
yang dirancang oleh Allah ketika Ia menciptakan
manusia pada mulanya, adalah: pertama, untuk
memuliakan Allah dan menikmati persekutuan
dengan-Nya; kedua, untuk berhubungan baik dengan
sesama; ketiga, untuk bekerja; keempat, untuk
berkuasa atas bumi. kelima, untuk menjadi teman
sekerjanya Allah dalam memberitakan Injil Kristus.
13
Jim Lowe Bishop, Achieving Your Divine Potensial, (Yogyakarta: Andi Offset,
2008), hlm. 1
14 Ibid, Jim Lowe Bishop, hlm. 7
22
Berdasarkan penjelasan di atas maka dibawah ini
saya akan menguraikan beberapa tips untuk menggali
potensi diri yang sudah ada saat ini:
1. Mengenal tujuan Allah dalam hidup anda
2. Mengenal diri sendiri berdasarkan perspektif yang
benar
3. Menerima diri sendiri berdasarkan prinsip
kebenaran
4. Mengembangkan diri sendiriberdasarkan nilai-nilai
yang sudah ada
5. Menentukan tujuan hidup yang benar
6. Mengenali motivasi hidup yang benar
7. Menghilangkan negatif thinking dalam pikiran anda
8. Menghindari pikiran yang suka mengadili diri
sendiri dan orang lain
9. Membangun komunikasi yang baik kepada orang
lain
10. Banyak membaca, melihat, dan merasakan apa yang
terjadi di sekitar anda.
23
Kemudian kata potential memiliki arti yang
ditandai oleh potensi, mempunyai kemampuan
terpendam untuk menampilkan atau bertindak dalam
beberapa hal, terutama hal yang mencakup bakat atau
intelegensia. Sedangkan kata Potentiality mempunyai
arti sifat yang mempunyai bakat terpendam, atau
kekuatan bertindak dalam sikap yang pasti di masa
mendatang.15Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
definisi potensi adalah kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan,
kesanggupan, daya.Intinya, secara sederhana, potensi
adalah sesuatu yang bisa kita kembangkan.16Selain dari
sudut pandang bahasa, kata potensi juga didefinisikan
oleh para ahli psikologi ataupun para ahli disiplin ilmu
lainnya sesuai dengan kapabilitas keilmuan masing-
masing. Di antaranya adalah Wiyono dan Slamet,
mengungkapkan bahwa potensi dapat diartikan sebagai
kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam
didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan
menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu
tersebut.17 Dengan demikian potensi diri manusia
adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang
masih terpendam didalam dirinya yang menunggu
untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam
kehidupan diri manusia.
15 M. Hafi Anshari, Kamus Psichologi, (Surabaya: Usaha Nasional, 1996), hlm. 482
16
Majdi, Udo Yamin Efendi, Quranic Quotient, (Jakarta: Qultum Media, 2007), hlm.
86
17 Wiyono, Slamet, Managemen Potensi Diri, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), hlm. 37)
24
Menurut Endra K Pihadhi bahwa potensi bisa
disebut sebagai kekuatan, energi, atau kemampuan
yang terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan
secara optimal. Potensi diri yang dimaksud disini suatu
kekuatan yang masih terpendam yang berupa fisik,
karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang
terkandung dalam diri tetapi belum dimanfaatkan dan
diolah.18 Sedangkan Sri Habsari menjelaskan bahwa
potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang
dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental dan
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila
dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik.19
Sedangkan dalam Perjanjian Baru kita kenal adalah
talenta. Kata talenta dalam kitab Perjanjian Baru
menggunakan kata “talantiai`o” pertaining to weighing
a talent or 125 Roman pounds of twelve ounces each or
approximately ninety pounds (English weight) or forty
kilograms - ‘weighing a talent.”20Talenta pertama kali
diperuntukkan untuk ukuran berat sekitar 40 kilogram.
Alkitab tidak memberikan penjelaskan tentang
pergeseran arti talenta dari ukuran berat menjadi bakat
pribadi manusia. Dianne Bergant dan Robert Karris
mengatakan “Kata Yunani yang melukiskan jumlah ini
adalah “Talenta” berarti bakat alam yang dapat
18
Prihadhi, Endra K, My Potensi, (Jakarta: Elek Media Komputindo, 2004), hlm. 6
19 Habsari, Sri, Bimbingan & Konseling SMA kelas XI, (Jakarta: Grasindo, 2005), hlm.
2
20 Johannes P. Louw, dan Eugene A. Nida, Greek-English Lexicon of the New
Testament based on Semantic Domains, (New York: United Bible Societies) 1988, 1989.
25
dikembangkan dengan praktek yang tekun.”21Artinya
perumpamaan tentang talenta dalam Mat 25:14-30
mengindikasikan bahwa Allah peduli dengan
pengembangan potensi diri. Setiap orang yang diberi
kemampuan menurut kesanggupannya akan dituntut
seberapa besar kemampuannya itu dikembangkan.
Bahkan dalam perumpamaan itu ditunjukkan adanya
sanksi ketika talenta tersebut tidak dikembangkan.Ini
berarti setiap manusia yang pernah lahir akan
mendapatkan minimal satu talenta. Tampaknya,
konsep talenta sebagai potensi diri sumber dari
perumpamaan Yesus tentang talenta seperti tertulis
dalam Matius 25:14-30.”22
Maksud dari perumpamaan tentang talentatersebut
di atasadalah mengajarkan kepada kita agar kitatetap
setia dalam melaksanakan apa yang dipercayakan
kepada kita dengan tepat dan efisien sampai pada hari
perhitungan tiba.
Bertolak dari pengertian atau definisi yang telah
dijelaskan oleh para ahli di atas, maka dapat dikatakan
bahwa potensi adalah merupakan karunia atau
anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada ciptaan-
Nya. Istilah “karunia”diartikan sebagai kasih; belas
kasih; pemberian atau anugerah sebagai tanda kasih
Allah atau raja. Mengaruniai: menyatakan kasih
21 Dianne Bergant, CSA dan Robert Karris, OFM, Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru,
15
26
kepada; memberi sesuatu sebagai tanda kasih.
Mengaruniakan: menganugerahkan.23Konsep karunia
seringkali digunakan Paulus untuk menjelaskan
tentang karunia-karunia roh. Dalam menjelaskan
karunia Paulus menggunakan kata “carismavtwn”24
(kharismaton), yang penggunaan kata tersebut
diartikan “karunia Allah; anugerah yang didalamnya
terdapat kekuatan dan otoritas Allah.
Jadi, berdasarkan penjelasan di atas maka saya
berpendapat bahwa tidak ada satupun diantara kita
saat ini yang tidak memiliki pontensi atau kemampuan
(talenta) dalam melakukan segala sesuatu yang ada,
hanya saja kita memiliki spesifikasinya yang berbeda
satu dengan yang lain. Contohnya ada yang memiliki
potensi dibidang musik, ada pula yang memiliki
potensi dibidang mengajar, dibidang bernyanyi,
dibidang memasak, atau dibidang homiletik dan
hermeneutik, dan sebagainya.
Setelah kita memahami bahwa potensi diri adalah
kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang yang
diangurahkan oleh Tuhan kepaada setiap insa. Oleh
karena itu, kita juga harus tahu apa saja potensi itu
yang ada dalam diri kita saat ini. Sebab, setiap manusia
23
Suharto dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Cv.
Widya, 2005), hlm. 226
24 1 Korintus 12:4 “carismavtwn” (kharismato`n)
27
memiliki beragam potensi diantaranya adalah sebagai
berikut:25
Pertama, Potensi Berfikir. Manusia memiliki potensi
untuk berfikir. Logikanya orang hanya disuruh berfikir
karena ia memiliki potensi berfikir. Kedua, Potensi
Emosi. Potensi yang lain adalah potensi dalam bidang
afeksi/emosi. Ketiga, Potensi Fisik. Setiap manusia
memiliki potensi fisik, sekalipun kekuatan fisik ini
sangat beragam ada yang kuat dan ada yang lemah.
Keempat, Potensi Sosial. Setiap kita memiliki potensi
sosial yang besar dan orang yang memiliki potensi
sosialyang besar sudah pasti dia memiliki kapasitas
dalam menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang
lain.
Menurut Hery Wibowo minimal ada empat kategori
potensi yang terdapat dalam diri manusia sejak lahir
yaitu, potensi otak, emosi, fisik dan spiritual dan semua
potensi ini dapat dikembangkan pada tingkat yang
tidak terbatas.26 Ahli lain berpendapat bahwa manusia
itu diciptakan dengan potensi diri terbaik
dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lain, ada
empat macam potensi yang dimiliki oleh manusia
yaitu, potensi intelektual, emosional, spiritual dan fisik.
25
Nashori, Fuad, Potensi-Potensi Manusia, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm.
89
26 Wibowo, Hery, Fortune Favor the Ready, (Bandung: OASE Mata Air Makna,2007),
hlm. 1
28
Lalu setelah kita benar-benar memahami apa
sebenarnya potensi diri kita saat ini, maka langkah
selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah bagaimana
cara mengembangkan potensi diri tersebut. Oleh
karena itu, ada tujuh langkah yang perlu kita
perhatikan dalam mengembangkan potensi tersebut:
Pertama, harus diawali dengan niat dan hati yang
murni (bad. Kis. 24:16; Mat. 5:8). Kedua, harus berpikir
positif dalam setiap hal (bad. Filipi 4:8).Ketiga, harus
memiliki komitmen (band. I Kor. 15:58; Yos. 24:15.
Keempat, jangan menganggap remeh orang lain (band.
Fil. 2:3; I Kor. 10:24; 10:33. Kelima, menerima saran,
kritik dan masukan yang bersifat membangun dari
orang lain (band. Am. 9:8-9). Keenam, konsisten
terhadap apa yag kita lakukan (band. Mat. 5:37).
Ketujuh, yakinlah bahwa kita pasti bisa (band. Mat. 18-
19).
Oleh karena itu, dalam mengembangkan potensi
diri yang sudah ada maka diperlukan suatu sikap yang
harus diaktualisasikan melalui kehidupan sehari-hari.
Salah satu ciri-ciri orang yang memahami potensi
dirinya bisa diukur atau dilihat dalam sikap dan
perilakunya sehari-hari dalam kehidupan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Menurut Sugiharso dkk,
menyebutkan bahwa orang yang berpotensi memiliki
ciri-ciri27 sebagai berikut:
BAB II
30
melakukan apa saja sesuai keinginan hati tanpa ada
rasa takut dan peduli dll.
Konsep kepemimpinan yang sesungguhnya bukan
seperti yang barusan dibicarakan di atas tetapi konsep
kepemimpinan yang baik dan benar dimulai dari hal-
hal kecil yang selama ini dianggap tidak terlalu penting
untuk diperhatikan. Oleh karena itu dalam bagian ini
saya akan memaparkan tentang bagaimana cara untuk
belajar menjadi pemimpin. Di bawah ini ada beberapa
prinsip penting yang perlu kita lakukan sebagai kaum
remaja dan pemuda dalam mempersiapkan diri sebagai
pemimpin masa depan sebagai berikut:
33
tidak dapat memimpin orang lain, sebelum aku dapat
dan mampu memimpin diriku sendiri.29
Ini adalah suatu prinsip penting yang harus
diperhatikan oleh pemimpin muda saat ini.
29 Tu’u Tulus, Pemimpin Kristiani Yang Berhasil Jilid 1, (Bandung: Bina Media
30
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013), hlm.
323
31 Ibid, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 1489
35
keberadaan semesta alam. Kedewasaan harus diawali
oleh keyakinan dalam diri yang diekspresikan dengan
pernyataan bahwa “segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini memiliki makna, hikmat, dan manfaat”.
Jadi, pengertian masa dewasa ini dapat dipahami
dari sisi biologis, psikologis, dan pedagogis (moral-
spiritual). Sebenarnya kedewasaan bukan hanya
dipandang dari usia. Ada anak umur 6 tahun yang
dewasa, sementara ada juga orang tua berusia 80 tahun
yang tidak dewasa. Kedewasaan adalah tentang cara
Anda memperlakukan diri sendiri dan orang lain.
Kedewasan adalah cara berpikir dan berperilaku.32 Jadi,
kedewasaanadalah orang yang mampu menempatkan
diri pada tepat yang semestinya, bisa berfikir kritis dan
logis tentang suatu hal, dan mampu mengendalikan
egonya. Sedangkan menurut Yuli Sugiarti, bahwa
dewasaadalah seseorang yang mempunyai cara
pandang dan cara berfikir yang selalu positif,
mempunyai emosi yang tenang (tidak labil).
Sedangkan dari sudut kebenaran firman Tuhan
mencatat ada 3 tanda dari seseorang yang masih kanak-
kanak, dengan kata lain belum dewasa:
Pertama, tidak fokus pada pribadi Yesus. Firman
Tuhan berkata “Karena itu, harus lebih teliti kita
memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita
jangan hanyut dibawa arus.” Ibr. 2:1. Kemudian firman
32https://www.psychologytoday.com/blog/artificial-maturity/201211/the-marks-
maturity, diakses pada hari rabu, 20 Juli 2016. Pukul. 23:48 Wib
36
Tuhan dalam Ibrani 3:1 berkata, “Sebab itu, hai saudara-
saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam
panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam
Besar yang kita akui, yaitu Yesus.”
Kedua, tidak mampu untuk menimbang. Firman
Tuhan berkata “Tetapi makanan keras adalah untuk
orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera
yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada
yang jahat.” Ibrani 5:14
Ketiga, tidak bisa membedakan yang berguna dan
yang tidak berguna. Firman Tuhan berkata “Segala
sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala
sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.”
Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.”I Kor.
10:23.
Menjadi dewasa sebenarnya tidak ada
hubungannya dengan usia. Kedewasaan diraih ketika
seseorang mau berjuang, berusaha, dan bekerja keras
untuk berubah kearah yang lebih baik. Kedewasaan
adalah kualitas hidup yang akan berpengaruh terhadap
diri sendiri maupun terhadap orang-orang yang di
sekitarnya.
Rasul Paulus menjelaskan kepada jemaat yang ada
Korintus bahwa:
“Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti
kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku
berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku
menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-
37
kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam
cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi
nanti kita akan melihat muka dengan muka.
Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak
sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan
sempurna, seperti aku sendiri dikenal.”1 Korintus
13:11-12.
38
dan menang harus mengembangkan paradigma yang
Alkitabiah sebagai dasar untuk berkembang.33
Berangkat dari penjelasan di atas, lantas bagaimana
cara kita mengembangkan kedewasaan ini, yaitu:
Pertama, meninggalkan sifat kanak-kanakan yang
ada dalam diri kita, kedua, mengembangkan perilaku
orang dewasa, ketiga, mengembangkan pemikiran yang
benar, keempat, meningkatkan rasa kepedulian kepada
orang lain, kelima, berkomunikasi seperti orang
dewasa, keenam, memiliki sopan santun.
Setelah kita mengetahui hal tersebut di atas maka
ada hal-hal yang perlu kita terapkan dalam hidup kita
sehari-hari agar kedewasaan itu semakin dirasakan
banyak orang. Ada lima kunci yang perlu kita terapkan
dalam hidup kita sebagai anak remaja dan pemuda
berdasarkan nasihat Paulus kepada Timotius, dalam I
Tim. 4:12 antara lain:
Dewasa dalam perkataan,
Dewasa dalam tingkah laku,
Dewasa dalam kasih,
Dewasa dalam kesetiaan
Dewasa dalam kesucian
Jadi, orang yang lebih dewasa tentu akan lebih
mudah dipercayai. Mereka yang “dewasa” akan berpikir
panjang kedepan dan mereka mampu menempatkan
diri ditempat yang tepat, bisa berpikir kritis, logis dan
Tantangan Menjadi Pemimpin Yang Berhasil, (Jakarta: Gandum Mas, 1998), hlm. 93
39
mampu mengendalikan diri terhadap hal-hal yang
tidak diinginkan baik terhadap diri sendiri maupun diri
orang lain. Mereka yang lebih “dewasa” pasti tahu
pentingnya menjaga hubungan, dan enggan untuk
berpisah hanya karena rasa bosan.
C. Belajar mandiri
Kita harus sepakat bahwa generasi muda adalah
calon pemimpin di masa depan. Mereka harus
dipersiapkan untuk memiliki jiwa kepemimpinan sejak
dini. Oleh karena itu, agar mereka memiliki jiwa
kepemimpinan yang baik maka mereka harus dilatih
untuk mandiri. Ketika mereka ada di dalam
kedewasaan yang baik dan benar, maka dengan
sendirinya mereka terbentuk menjadi orang yang peka
yang bisa membedakan yang baik dan jahat, maka
wujud dari kedewasaan itu adalah terbentuklah sikap
kemandirian yang positif. Selain dari pada itu,
kemandirian juga dibutuhkan sebagai dasar untuk
mengatasi konflik dan juga dalam bergaulan. Apa saja
wujud dari kemandirian itu?
1. Penguasaandiri
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,
orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang
merebut kota.” Amsal 16:32. Memiliki kemampuan
dalam menguasai diri merupakan syarat untuk
memimpin diri sendiri. Karena manusia adalah
40
makhluk yang memiliki berbagai perasaan, keinginan,
emosi dan juga nafsu.34 Banyak orang yang kuat secara
fisik, besar dan berotot, namun belum tentu juga kuat
secara roh dan mampu menguasai dirinya sendiri. Kita
bisa belajar dari kehidupan Simson, di mana Alkitab
mencatat bahwa ia sangat kuat, bahkan mampu
mengalahkan ribuan orang Filistin dan menguasai
sebuah kota. Tetapi Simson tidak berdaya dihadapan
Delilah. Ia tak mampu mengendalikan nafsu
kedagingannya sehingga dengan mudahnya ia
diperdaya oleh seorang wanita sehingga ia
menceritakan rahasia kekuatannya. Akibatnya tidak
dapat menguasai dirinya sehingga pada akhinya
Simson harus mengalami nasib yang sangat tragis.
Simson tak dapat disebut sebagai orang yang kuat
dalam roh. Jadi penguasaan diri seseorang itu lebih
utama daripada kekuatan fisik karena ini berhubungan
dengan karakter.
Artinya penguasaan diri adalah dapat
mengendalikan diri; mampu mengontrol diri; suatu
kekuatan dalam diri seseorang untuk menjauhkan diri
dari dosa dan tidak menuruti keinginan daging. Kita
harus dapat menguasai diri dalam hal apa?
Pikiran.2 Korintus 10:5b; Mazmur 119:105; Kolose 3:1.
Lidah atau ucapan. Amsal 21:23; Yakobus 3:5b.
Mata. Matius 6:22-23.
42
seseorang mendengar nasihat dan didikan,35 dari
Tuhan sendiri. Menjadi orang yang bijaksana tiada
jalan lain selain harus melekat kepada Tuhan,
menyediakan banyak waktu untuk bersekutu dengan-
Nya dan merenungkan firman-Nya. Semakin kita
menyukai Taurat Tuhan semakin kita dibentuk
menjadi pribadi yang bijak. Inilah yang dirasakan
Daud, “Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku
merenungkannya sepanjang hari. Perintah-Mu
membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-
musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku
lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab
peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. Aku lebih
mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku
memegang titah-titah-Mu.” (Mazmur 119:97-100).
Lalu apa hasil dari pada kebijaksanaan yang benar
itu?
Pertama, bijaksana dalam mengambil keputusan,
kedua, bijaksana dalam mengelola segala sesuatu,
ketiga, bijakasana dalam menghadapi segala problem
yang ada baik dari dalam maupun dari luar, keempat,
bijaksana dalam mengatur dan menempatkan diri
dimanapun kita berada.
3. Bertanggung jawab
37 Larry Stout, Time For A Change, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014), hlm. 172
45
kejujuran adalah suatu filter yang harus ada dalam diri
seorang pemimpin masa depan.
D. Belajar bersosialisasi
Sebagai pemuda mestinya memiliki kemampuan
dalam beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan
disekitarnya. Tujuannya adalah agar tumbuh sikap rasa
peduli dan rasa kebersamaan didalam dirinya. Lihatlah
dizaman sekarang, kita ada di zaman teknologi yang
cukup berkembang dan zaman sekarang ini telah
disalahgunakan seolah-olah globalisasi telah memberi
efek buruk kepada generasi muda.
Sebab,individualisme yang menyebabkan
seseorangtidak memiliki rasa kepedulian pada
lingkungan sekitarnya.Contoh umum jika ada kerja
bakti dilingkungan sekitar banyak pemuda yang
bermalas-malasan untuk tidak ikut serta dalam
kegiatan tersebut, mereka lebih memilih bermain
dirumah atau memainkan android,iphone, games dan
pokemon go.
Dalam kehidupannya seorang pemuda dituntut
dapat bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. Proses
sosialisasi pemuda didefinisikan proses yang
membantu individu melalui belajar dan penyesuaian
diri. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam
keluarga. Melalui proses sosialisasi, individu (pemuda)
akan terwarna cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan
hidupnya dengan proses sosialisasi, individu menjadi
46
tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-
tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
Kemampuan bersosialisasi secara sederhana dapat
diartikan sebagai proses komunikasi dan proses
interaksi yang dilakukan oleh seorang individu dalam
hidupnya sejak lahir sampai meninggal dunia yang erat
kaitannya dengan proses enkulturasi.38Artinya bahwa
kemampuanbersosialisasi adalah suatu proses dimana
individu mulai menerima dan menyesuaikan diri
dengan unsur-unsur kebudayaan (adat istiadat,
perilaku, bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan) masyarakat
yang dimulai dari lingkungan keluarganya dan
kemudian meluas hingga lingkungan masyarakat.
Lambat laun dengan keberhasilan penerimaan atau
penyesuaian tersebut, maka individu akan merasa
menjadi bagian dan keluarga atau masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, kedewasaan eksternal bukan hanya
ditandai dengan kemandirian dan bukan juga
kemandirian yang mengakibatkan pada individualisme
dan cuek dengan kondisi sekitarnya, tetapi
kemandirian yang kita harapkan dan sehat harus
diimbangi dengan kemampuan bersosialisasi.
Kemampuan bersosialisasi itu ditandai dengan
kemampuan seseorang membina persahabatan dengan
sebanyak mungkin orang dan bisa berinteraksi dengan
mereka. Di situlah kedewasaan seseorang mulai
38 Maryati, Kun & Suryawati, Juju, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X KTSP
BAB III
A. Pengertianmengembangkan Kepemimpinan
Menurut hemat saya bahwa definisi mengenai
kepemimpinan ini memang sangat beragam. Hal ini
dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba
mendefinisikan konsep kepemimpinan
tersebutmenurut disiplin ilmu para ahli. Namun semua
definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa
unsur yang sama dan tujuan yang sama.Sekalipun
demikian,izinkan saya untuk mencoba mendefinisikan
kepemimpinan ini.
Dalam bahasa inggris pemimpin disebut dengan
”leader”.39yang mempunyai tugas untuk me-lead
anggota disekitarnya. Kata “lead” adalah kata yang
umum terdapat dalam bahasa-bahasa kuno di Eropa
utara. Dan artinya sedikit banyak tidak berubah sampai
39 Jhon M. Echols dan Hassan Syadilly, Kamus Inggris Indonesia, (Pontianak : Gajah
40Adair john, Membina Calon Pimpinan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 4
41
Reynold Joy, Kepemimpinan Garis Terdepan, (Yoyakarta: Aditya Media), hlm. 14
42 Em Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Difa
43
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta:
Prenada Media), 2005, hlm.255.
44http://panjiwiyana.wordpress.com/2012/03/10/mengembangkan-
52
dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik
individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan
sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam
susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok
atau organisasi. Inti kepemimpinan menurut John C.
Maxwell dalam bukunya yang berjudul
“Mengembangkan Kepemimpinan di Sekitar Anda”
disana beliau mengatakan bahwa “Kepemimpinan
adalah pengaruh. Itu saja. Tidak lebih, tidak kurang.
Kalimat kepemimpinan favorit saya adalah: orang
berpikir ia seorang pemimpin dan tidak ada
seorangpun yang mengikuti, ia hanya sedang berjalan-
jalan saja.48Artinya bahawakepemimpinan yang baik
adalah saling mempengaruhi satu dengan lain sampai
mendapat atau pengikutnya.
Dari beberapa definisi tersebut di atas, ternyata
tugas pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinannya dalam organisasi tidaklahsemudah
yang kita bayangkan selama ini, karena untuk
menjalankan misi organisasi tersebut pemimpin harus
memiliki persyaratan untuk menjadi seorang
pemimpin yang bertanggung jawab terhadap segala
tugas yang diembannya untuk memenuhi tujuan dari
organisasi yang dipimpinnya. Jika pemimpin ini tidak
bisa memainkan atau tepatnya memerankan tanggung
jawabnya itu, maka kredibilitas pemimpin tersebut
49 John Adair, Membina Calon Pemimpin, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 1
54
yang tepat dalam menanam padi. Kemudian dia mulai
membajak sawah. Setelah itu ia mencari bibit yang
tepat yang dapat memberikan panen yang berlimpah
untuk lahannya, supaya tanaman ini berhasil nantinya
maka petani tersebut harus mengikuti segala proses
penanaman padi yang ada, jika petani ini tidak
mengikuti proses tersebut maka sudah pastikan dia
gagal dalam menanam. Ilustrasi ini adalah
menggambarkan kepada kita sebuah proses yang
panjang dalam menanam padi bukan?Demikian juga
dalam mengembangkan kepemimpinan itu. Dalam
mengembangkan kepemimpinan ituuntuk menjadi
lebih baik dan unggul maka diperlukan namanya
sebuah proses. Apapun yang kita kerjakan saat ini pasti
membutuhkan namanya sebuah proses. Proses yang
sedang kita jalani saat ini adalah berbicara banyak hal.
Salah satunya adalah waktu, tenaga, pikiran dan materi
dan sebagainya. Mengembangkan kepemimpinan
bukan hanya berbicara waktu, tenaga, pikiran dan
materi. Namun yang lebih penting dalam
mengembangkan kepemimpinan itu adalah
menyangkut tentang komitmen dari diri
sendiri.Dengan demikian, bagaimana cara kita
mengembangkan kepemimpinan itu. Di bawah ini ada
beberapa tips untukmengembangkanproses
kepemimpinan yang ada dalam diri sendiri sebagai
berikut:
1. Mau mendengar
55
2. Mau belajar
3. Mau dibimbing atau diarahkan
4. Mau ditempatkan ditempat yang tepat
5. Mau dididik oleh tangan yang tepat
6. Tidak suka membantah
7. Bertanggung jawab
8. Kerja keras
9. Optimis
10. Memiliki disiplin tinggi
11. Memiliki ketaatan
12. Mau bertanya tentang kekurangannya
13. Menerima kekurangannya
14. Menerima masukan dan nasihat dari orang lain
15. Menghargai pendapat orang lain
51Tom Yeakley, Character Formation For Leaders, (Bandung: Kalam Hidup, 2013),
hlm. 67
58
hebat yang tidak lagi memikirkan dirinya sendiri. Yang
ada di dalam kepalanya bukanlah masalah-masalah
dirinya sendiri melainkan bagamana tanggung jawab
ini tetap berhasil dan sukses. Itulah pemimpin yang
berorentasi pada tanggung jawabnya. Dia selalu
memikirkan kemajuan kelompok yang dipimpinnya,
dia harus mampu melakukan sesuatu untuk
mengembangkan kelompok yang dipimpinnya, harus
mampu memberikan kebaikan bagi kelompok dan
orang-orang yang dipimpinnya.
Dalam meningkatkan kemampuan diri sebagai
pemimpin kelak maka pemimpin itu harus mampu
meng-upgrade kemampuannya dengan baik, agar
kualitas dirinya semakin baik. Kemampuan, kualitas
dan potensi itu adalah modal yang harus dimiliki oleh
setiap orang yang akan menjadi pemimpin.
Berdasarkan penjelasan di atas maka saya akan
menguraikan beberapa hal yang harus dimiliki oleh
pemimpin sebagai kekuatan dalam menjalankan
kepemimpinannya, antara lain adalah:
hlm. 49
60
Lantas apa manfaaat dari kekuatan dari sebuah visi
yang kita miliki:
Pertama, menguatkan keyakinan kita, kedua,
menumbuhkan keberanian untuk bertindak, ketiga,
menggerakan kreativitas, keempat, meningkatkan
ketahanan terhadap krisis, kelima, menghasilkan maha
karya, keenam, mengukir keabadian, ketujuh, memberi
dorongan dalam jiwa melakukan setiap perkara,
kedelapan, melampaui nilai uang, kesembilan,
melampaui kepentingan diri sendiri, kesepuluh,
membangkit memangat.
Jadi, kekuatan visi dari seorang pemimpin akan
menjaga konsistensi dari organisasi atau kelompok
yang dipimpinnya. Kekuatan visi dari seorang
pemimpin akan menjaga dan menjamin organisasi
tetap pada “on the track” untuk capai tujuan meski
sedang diterpa oleh masalah.
2. Kekuatan komunikasi
Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin,
“comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Akar katanya “communis” adalah “communico” yang
artinya berbagi.54Artinya bahwa komunikasi adalah
64
“Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar
seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama
anggota. Ef. 4:25
b. Jangan mudah terpancing emosi
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu
berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum
padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan
kepada Iblis” Ef. 26-27
c. Menjaga perkataan dalam berkomunikasi tanpa
harus berdosa
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari
mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, di mana perlu, supaya mereka yang
mendengarnya, beroleh kasih karunia. Ef. 4:29-31
d. Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang
lain.
“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap
yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni
kamu. Ef. 4:32.
Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan dan uraian
di atas maka saya akan menguraikan beberapa tujuan
dalamberkomunikasi, yaitu:
Pertama, mengenal diri sendiri dan orang lain,
kedua, mengetahui dunia luar, ketiga, menciptakan dan
memelihara hubungan menjadi lebih
bermakna.keempat, mengubah sikap dan perilaku,
kelima, membangun jiwa yang lemah, keenam,
65
membantu orang lain. Inilah kekuatan dari sebuah
komunikasi.
3. Kekuatan keteladanan
“dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam
berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-
sungguh dalam pengajaranmu” Tit. 2:7.Keteladanan
berasal dari kata dasar “teladan” yang berarti sesuatu
yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh baik dari
segi perbuatan, kelakuan dan sifat, dsb.56 Jadi kekuatan
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah
kekuatan keteladanan. Melalui keteladan yang
dilakukan oleh seorang pemimpin dapat memimpin
para pengikutnya kejalan yang baik sesuai dengan visi
yang telah disepakati bersama. Keteladanan
merupakan salah satu kunci utama yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin, seperti istilah yang
diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso
sung tulada” yang artinya di depan kita menjadi
teladan.Sama dengan para pemimpin dalam Alkitab.
Pemimpin dalam Alkitab mereka berjalan di depan
para domba-domba-Nya dan domba-domba-Nya
mengikuti dari belakang. Keteladanan dari seorang
pemimpin adalah menjadi salah satu “motor”
penggerak kepada semua orang. Karena konsepnya
dalam sebuah keteladanan akan lebih bermakna
4. Kekuatan pengetahuan
Sebagai pemimpin harus memiliki pengetahuan
yang luas. Mengapa demikian? Karena ilmu
pengetahuan ibarat cahaya dalam kegelapan malam. Ia
memberi sinar bagi setiap orang untuk membedakan
jalan lurus dan bengkok, jurang dan dataran. Oleh
karena itu pemimpin harus rajin belajar agar memiliki
pengetahuan yang benar. Raja Salomo adalah
pemimpin yang berdoa kepada Tuhan memohon
hikmat dan pengetahuan. (II Tawarikh 1:10). Dalam
67
buku Amsal kita dapat membaca betapa substansialnya
Hikmat dan Pengetahuan. Nabi Hosea menulis :
Umatku binasa karena tidak mengenal Allah (My
people are destroyed for lack of knowledge. Hosea 4:6).
Kalau umat Tuhan dibinasakan karena kurang
pengetahuan, apalagi para pemimpinnya. Hikmat
(wisdom) atau Kearifan dan kebijaksanaan hanya kita
peroleh dari Tuhan. Pengetahuan dapat kita miliki
karena belajar dari Alkitab (I Timotius 3:15), belajar dari
orang-orang lain, belajar dari buku-buku dan belajar
dari sumber informasi lainnya. Pemimpin harus rajin
belajar. Sebab “belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.57Karena belajar adalah salah
satu referensi yang harus kita budayakan demi untuk
menumbuh kembangkan kemampuan kepemimpinan
kita saat ini, karena melalui belajar kita dapat banyak
hal. Pemimpin yang sukses adalah dambaan semua
orang. Namun kesuksesan yang mereka memperoleh
bukan karena mereka mampu, pintar dan hebat. Tetapi
mereka sukses karena mereka selalu berusaha untuk
terus belajar banyak hal. Apakah ketika mereka sedang
berbicara dengan orang lain atau mendengar
pembicaraan orang lain, kita dapat belajar dari apa
69
h. Memiliki waktu untuk membaca buku dan
membantu manusia dalam pengembangan IPTEK.
Memiliki ilmu pengetahuan membantu kita untuk
mengetahui segala sesuatu yang terjadidilingkungan
dimana kita hidup dan menolong kita untuk
berinteraksi dengan apa yang sedang berkembang dan
terjadi. Dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki
maka gaya hidup kita berbeda dengan hewan, kita
sebagai manusia yang memiliki pengetahuan bisa
menciptakan peradaban yang berlandaskan pada
kebenaran itu sendiri.
1. Keyakinan Anda
Keyakinan kita akan membawa kita pada suatu hal
yang selama ini belum kita merasakan dan alami.
Sebab, keyakinanadalah suatu sikap yang ditunjukkan
oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan
menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai
kebenaran.58 Karena keyakinan itumerupakan
ketergantungan yang kuat terhadaphubungan pribadi
dengan Tuhan bahwa Tuhan menyertai setiap kita. Kej.
39:13-23. Oleh sebab itu, keyakinan itu harus dibangun
melalui pengenalan akan Allah yang benar, tanpa
pengenalan Allah yang benar maka segala sesuatu akan
menjadi sia-sia karena keyakinan atau kepercayaan itu
tidak didasarkan pada kebenaran firman Allah itu
sendiri. Contohnya: pada suatu masa, manusia pernah
meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya,
belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.
Mengapa keliru? Karena keyakinan manusia selalu
didasarkan pada keyakinan diri sendiri tanpa
melibatkan kepercayaannya dan pengetahuan tentang
akan Allah. Keyakinan yang timbul berdasarkan
pengetahuan (Maz. 9:11; Rom. 10:17). Iman bukan
2008), hlm. 5
71
percaya akan sesuatu yang tidak ada buktinya,
melainkan iman beralaskan pada bukti yang paling
baik dan teguh, yaitu firman Allah.59
Melalui keyakinan yang kita miliki dapat membawa
kita dalam mengembangkan diri serta dalam
menghadapi setiap problem yang ada baik dari dalam
maupun dari luar. Keyakinan ini dapat terus dipelihara
dengan menggunakan kekuatan Ilahi dan keahlian
yang kita miliki untuk mengembangkan diri sendiri
dan orang lain. Jadi, dalam mengembangkan
kepemimpinan tersebut tidak terlepas dari keyakinan
kita pada Tuhan dan diri sendiri.
2. Komitmen anda
Seseorang yang memiliki komitmen itu lebih kuat
dibandigkan dengan hanya memiliki minat saja. Karena
tingkat komitmen merupakan kunci yang sangat
menentukan apa yang hendak kita lakukan. Komitmen
adalah suatu janji pada diri sendiri atau kepada orang
lain yang tercermin dalam tindakannya. Seseorang
yang berkomitmen adalah mereka yang dapat menepati
sebuah janji dan mempertahankan janji itu sampai
akhir, walau pun harus berkorban.60 Artinya
bahwakomitmenadalah suatu keteguhan hati untuk
berjanji kepada diri sendiri yang akan memacu dan
59
J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh, (Bandung: Kalam Hidup, 2012), hlm. 214
60Samuel T. Gunawan,http://artikel.sabda.org/makna_sebuah_integritas, di unduh
pada hari Sabtu, 8 Agustus 2016. Pukul: 6:49 Wib
72
merangsang seseorang untuk terus berjuang demi
sebuah visi yang ada. Visi itu ibaratmawar tanpa duri,
mawarnya adalah pertumbuhan, kontribusi, dan
imbalan, sedangkan durinya adalah pengorbanan.
Komitmen berarti apa yang terbaik pada hari ini
diharapkan lagi untuk hari esok. Salah satu faktor
pendukung dalam komitmen pemimpin muda adalah
dia konsisten, tegas, dan adil.Selain faktor tersebut, dia
juga harus menerapkan perilaku tepat waktu dan tepat
janji. Seorang pemimpin yangmemiliki komitmen
tinggi dia harus memanfatkan dan memandang waktu:
pertama, tepat waktu adalah “organisasi”, kedua, tepat
waktu adalah “kekuasaan”.ketiga, tepat waktu adalah
“ukuran”. keempat, tepat waktu adalah “nilai uang”.
Selanjutnya komitmen seorang pemimpin bukan
hanya diterapkan dalam pekerjaan semata, tetapi
komitmen seorang pemimpin harus diterapkan dalam
pengendalian diri agar tidak mudah terpengaruh
dengan suasana yang tidak kondusif. Lalu bagaimana
caranya agar pengendalian diri ini menjadi sebuah
komitmen pribadi, yaitu: pertama, memiliki ketabahan
hati,kedua, memiliki keuletan dalam melakukan setiap
pekerjaan, ketiga, memiliki disiplin tinggi, keempat,
memiliki hati yang mau kerja sama dengan orang lain.
Jadi, dalam mengembangkan kepemimpinan harus
disertai dengan komitmen pada diri sendiri dan orang
lain. Fil. 3:13.
3. Kasih sayang Anda
73
Kasih sayang adalah suatu sikap saling
menghormati dan mengasihi sesama ciptaan Tuhan
tanpa memandang bulu. Firman Tuhan berkata
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.
Mat. 22:39. Dasar kasih sayang ini harus berlandaskan
pada hati nurani yang luhur. Kita sebagai warga negara
yang baik sudah sepatutnya untuk terus memupuk rasa
kasih sayang terhadap orang lain tanpa membedakan
saudara, suku, ras, golongan, warna kulit, kedudukan
sosial, jenis kelamin, dan tua atau muda.
Jadi, kasih sayang ini menjadi faktor penting yang
harus dimiliki oleh seorang remaja atau pemuda dalam
mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pemimpin,
tanpa kasih sayang yang lahir dari dalam diri kita maka
kepemimpinan kita kelak akan mengalami goncangan
dan tidak akan selaras dengan tujuan yang kita
harapkan bersama. Oleh karena itu, segala sesuatu
harus didasarkan pada kasih yang benar karena Allah
telah mengasihi kita apadanya tanpa mengingat setiap
kesalahan yang pernah kita buat, tentu kita harus
mengasihi.
4. Pemahaman Anda.
Pemahaman adalah kekuatan persepsi yang arif
sehingga membuat seseorang mampu menggunakan
informasi secara efektif. Pemahaman mencakup
pengertian akan masa lalu, kesadaran akan masa
sekarang, dan visi tentang masa depan. Jadi pemimpin
74
mampu mengintegrasikan masa sekarang dengan masa
yang akan datang, kemudian memproyeksikannya
untuk membentuk masa yang akan datang.
5. Keberanian Anda
Karakteristik yang kelima dari kepemimpinan
adalah keberanian yang benar, yaitu keberanian untuk
menindaklanjuti keyakinan-keyakinan kita dengan
keteguh untuk menghadapi tantangan yang terus-
menerus; keberanian untuk berkorban dan mengambil
risiko serta tidak mementingkan diri sendiri;
keberanian untuk memberi, menikmati, dan untuk
hidup. Artinya bahwa keberanian adalah suatu sikap
untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan
kemungkinan-kemungkinan buruk. Aristoteles
mengatakan bahwa, “The conquering of fear is the
beginning of wisdom. Kemampuan menahklukkan rasa
takut merupakan awal dari kebijaksanaan.” Dan
keberanian tidak harus ditunjukkan melalui tindakan-
tindakan penuh resiko.61 Karena keberanian adalah
mengatasi kesulitan dengan gigih dan gembira; dan ini
terlihat pada orang-orang yang bergerak kearah sukses,
bukannya lari dari kegagalan.Yos 1:9b; Ibr 13:5b.Jadi,
orang-orang yang mempunyai keberanian akan
sanggup menghidupkan mimpi-mimpi dan mengubah
kehidupan pribadi sekaligus orang-orang di
sekitarnya.Keberanian bukanlah sekadar lawan kata
61Andrew Leigh, Charisma Effect, (Jakarta Selatan: Ufuk Press, 2009), hlm. 134
75
dari “ketakutan/rasa takut”, tetapi keberanian
memiliki arti yang jauh lebih dalam dari itu.
Keberanian bisa dipilih oleh kita di dalam segala
bentuk situasi hidup yang kita alami.
Lantas seperti apaciri-ciri keberanian secara umum:
adanya kemauan untuk melakukan sesuatu
percaya diri
konsistensi
optimisme
Selain ciri-ciri secara umum maka di bawah ini saya
juga menguraikan beberapaciri-ciri khusus tentang
keberanian, yaitu:
berpikir secara matang dan terukur sebelum
bertindak
mampu memotivasi orang lain
selalu tahu diri, rendah hati, dan mengisi jiwa serta
pikiran dengan pengetahuan baru menuju ke arah
yang benar
bertindak nyata
semangat
menciptakan kemajuan
siap menanggung resiko
konsisten
76
kemauan.62 Istilah lain dari motivasiadalah proses yang
menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya.63Sedangkan tekad
adalah suatu kemauan (kehendak) dari seseorang
untuk melakukan sesuatu. Jadi, motivasi dan tekad
adalahsuatu dorongan yang ditimbulkan oleh kemauan
seseorang untuk melakukan sesuatu/ perbuatan yang
baik. Artinya bahwa sebuah keputusan yang sumbernya
datang dari diri kita sendiri, yang bisa kita salurkan
untuk menggapai panggilan, mimpi, harapan, dan
tujuan hidup kita.
Dengan adanya motivasi dan tekad maka seseorang
dapat menjadi bersemangat untuk melakukan apa yang
harus ia lakukan. Tindakan motivasi memiliki tujuan
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar
timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan
sesuatu hingga dapat memperoleh hasil atau mencapai
tujuan tertentu. Artinya seorang pemimpin yang baik
harus memiliki motivasi dan juga harus mampu
memotivasi orang lain. Dia harus memiliki tekad dan
keyakinan yang besar, sehingga bawahannya yakin
padanya dan mau mengikuti perintahnya.
7. Antusiasme
62 Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
hlm. 142
63Mitchell, T. R, Research in Organizational Behavior, (Greenwich, CT: JAI Press,
64 Henry Wolmarans, Yes You Can! “Prinsip Alkitab Meraih Sukses Seperti yang
2011), hlm. 4
83
depresi karena kita akan selalu diliputi rasa bersalah.
Efesus 2:4; Yoh.14:15-18; Galatia 2:20; Efesus 2:10.
Keenam, positive Thinking. Berpikir positif akan
membuat Anda senantiasa berprasangka baik terhadap
segala hal buruk yang terjadi dalam hidup Anda. Fil.
4:6.
Ketujuh, bersukacita, berdoa dan senantiasa
bersyukur. 1 Tes. 5:16-18.
Kedelapan, mengintrospeksi diri sendiri. Mat. 7:3-5.
Oleh karena itu, sebagai manusia seharusnya kita
memiliki keyakinan yang kuat, agar prinsip-prinsip di
atas dapat berjalan dengan baik dan bisa direalisasikan
dalam kehidupan sehari-hari, oleh sebab ituada tiga
komponen penting yang harus kita pegang, yakni:
pertama, keyakinan terhadap Tuhan, kedua,keyakinan
terhadap diri sendiri, ketiga, keyakinan terhadap
potensi diri sendiri.66
Jadi, masa lalu adalah pengalaman hidup yang
sangatlah berharga dan fenomenal bagi setiap kita,
untuk itu jangan terlalu memfokuskan hidup anda
pada sebuah pengalaman masa lalu, karna anda terlahir
untuk masa kini dan masa depan. Jadi jangan biarkan
hidup anda terbelenggu oleh masa lalu. Masa kini
adalah sebuah realita dan masa depan adalah harapan
namun masa lalu adalah sebuah sejarah yang telah kita
lewati bersama.
66 Yosua L. Hadiputra, Kualitas Orang Sukses, (Yogyakarta: Andi Offset, 2008), hlm.
13-14
84
B. Mereka selalu menyalahkan situasi/ keadaan
Setiap orang pasti mempunyai masa lalu, ada yang
buruk dan ada yang baik. Masa lalu seseorang pasti
bukan perasaan senang atau sengsara yang sederhana,
tetapi percampuran dari berbagai perasaan, emosi dan
keadaan yang kurang menyenangkan. Masa lalu
seseorang bisa berpengaruh pada kehidupannya saat
ini. Kita harus mengakui hal itu bahwa setiap manusia
memiliki masalah masa lalu, namun disisi lain, kita
juga harus mengakui bahwa hidup adalah suatu
anugrah Tuhan yang diberikan kepada manusia. Dan
secara naluri manusia ingin hidup bahagia. Tetapi
dibagian lain,manusia melupakan sesuatu yang
terpenting dalam hidupnya bahwa hidup itu tak akan
selamanya bahagia dan begitu pula sebaliknya. Nah,
pada saat manusia sedang dalam kondisi yang tidak
sesuai dengan harapan seringkali mereka putus
semangat dan frustrasi. Mereka berpikir bahwa
kegagalan merupakan jalan buntu bagi mereka.
Sikap seperti ini adalah sikap yang pesmis yang
tidak mau berubah pada suatu perubahan yang
ada.Pesimis adalah sebuah sikap atau pandangan
seseorang terhadap suatu hal yang digambarkan
dengan ciri-ciri tidak yakin, murung, sedih, rasa putus
asa, tidak ada harapan dan seperti berada dalam masa-
masa yang sangat buruk.
85
Ada empat ciri-ciri orang yang pesmis,
yaitu:pertama, mereka kurangpercaya diri, kedua,
mereka jarang berkomunikasi dengan orang lain atau
lingkungan sekitarnya, ketiga, mereka beranggapan
bahwa tidak ada dukungan moril dari orang atau
lingkungan sekitarnya terhadap diri mereka sendiri,
keempat, mereka selalu berpikir bahwa mereka tidak
memiliki kemampuan bersaing dengan orang lain.
Akibat dari sikap yang pesmis itu maka
terbentuklah sikap yang selalu: pertama, menyalahkan
diri sendiri, kedua, menyalahkan orang lain, ketiga,
menyalahkan keadaan, keempat, menyalahkan Tuhan .
Lantas bagaimana cara kita untuk memenangkan
keadaan ini?
86
orang memiliki keberuntungan sendiri-sendiri.67 Sebab
menurut Ubaedy bahwa optisme ini memiliki dua
pengertian. Pertama,optimisme adalah doktrin hidup
yang mengajarkan kita untuk meyakini adanya
kehidupan yang lebih baik. Kedua, optimisme berarti
kecenderungan batin untuk merencanakan aksi untuk
mencapai hasil yang lebih bagus.68
Jadi, melalui sikap optimis yang dimiliki oleh
seseorang, mereka dapat mencapai masa depan yang
lebihbaik dari sebelumnya. Mereka tidak menemukan
alasan esok hari tidak bisa lebih dari sekarang, dan itu
benar. Keadaan dan kegagalan yang sudah pernah
terjadi dalam hidup mereka, mereka berkata bahwa hal
itu tidak akan berpengaruh terhadap diri mereka saat
ini, sebab mereka memiliki gaya hidup yang selalu,
yaitu: pertama, dikontrol kearah yang lebih baik, kedua,
memandang ke depan, ketiga, percaya terhadap diri
sendiri, keempat, melihat peluang yang ada, kelima,
membuat hidup menjadi lebih baik, keenam, berterima
kasih kepada Tuhan atas semua hal yang terjadi dalam
hidup ini, ketujuh, membuang segala perasaan
minder/rendah diri, kedelapan, menerima keadaan diri
dan berpikir positif, kesembilan, tidak selalu menuntut
apapun, kesepuluh, hidup apa adanya.
69
Charles Agyin-Asare, Dari Orang Biasa Menjadi Luar Biasa, (Yogyakarta: Andi
Offset, 2008), hlm. 60-61
70 Op.cit, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 329
88
bisa, maka bisa,71untuk melakukan demi kebaikan yang
lebih baik.
Kemajuan itudimulai dari perubahan sikap
seseorang tanpa perubahan sikap dari seseorang maka
mustahilah terjadi suatu kemajuan. Miskipun banyak
manusia yang membenci perubahan namun mau tidak
mau haruslah mengakui bahwa perubahan adalah
sumber kemajuan.72 Namun tidak sedikit orang-orang
yang mengambil keputusan untuk berubah. Mengapa
seseorang akhirnya memutuskan untuk berubah atau
mengubah dirinya?Ada beberapa faktor yang
mendorong mereka menuju perubahan itu.
Pertama, trauma atau pengalaman buruk di masa
lalu yang terus menghantui dirinya, kedua, terobsesi
dengan lingkungan sekitarnya sehingga mau tak mau
harus berubah, ketiga, sering mengalami cobaan hidup
yang sangat menyakitkan hidupnya.
Orang-orang yang memahami dan mengerti pokok
permasalahan yang mereka rasakan saat ini
kebanyakan di antara mereka:
a. Memilih untuk melangkah maju, bukan untuk
mundur atau berhenti di tengah jalan
b. Memiliki kemampuan dalam menyerap pelajaran
positif di balik setiap pemasalahan yang ada.
71
Norman Vincent Peale, Enam Sikap Pemenang, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2000), hlm. 6
72 Paulus Winarto, Hidup Berbuah, (Yogyakarta: Andi Offset, 2009), hlm. 66
89
c. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
permasalahan diri sendiri
d. Selalu berpikir positif dalam konteks peluang,
kemampuan, kemungkinan dan menjauhi pikira-
pikiran tentang keterbatasan atau ketidak-mampua.
e. Mempunyai dorongan untuk menghasilkan
perbedaan yang unik.
f. Dapat memunculkan banyak alternatif dan opsi
untuk bisa sampai pada sasaran yang ingin dicapai.
g. Memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya
mampu untuk mewujudkan apa yang ingin dicapai.
Jadi, melalui beberapafaktor di atasmemang bisa
memberi pengaruh yang berbeda-beda pada setiap kita.
Namun bagi sebagian yang lain, akan membuat mereka
terdorong bahkan terpacu untuk berubah ke arah yang
lebih baik. Tetapi bagi sebagian yang lain justru ke arah
sebaliknya.
Misalnya, mereka malah menjadi frustrasi, apatis,
atau terjerumus ke perbuatan-perbuatan negatif yang
merusak diri sendiri, misalnya menjadi pecandu
narkoba. Atau, terdorong untuk meraih kekayaan
dengan cara instan meskipun harus melanggar hukum
dan moral. Misalnya, menjadi “wanita piaraan” seorang
konglomerat atau melakukan tindakan korupsi, dll.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian dan penjelasan
di atas, saya menghimbau setiap kita untuk memiliki
sikap yang mau berubah kearah yang lebih baik
dantidak ada kata tidakbisa untuk berubah, karena
90
itulah yang Tuhan mau dari hidupkita adalah berubah.
Karena Dia mau kita hidup sesuai dengan norma-
norma dan nilai-nilai kebenaran yang ada saat ini.
Sebab Tuhan tidak akan mengubah nasib kita jika
sendiri tidak mau mengubahnya.73 Oleh karena itu,
“Bersedialah menerima perubahan tanpa
menghilangkan prinsip dan nilai Anda. 74 Itulah
sebabnya Rasul paulus berkata kepada jemaat di Roma
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga
kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna”. Rom. 12:2.
75B.D. Bartruff, Menjadi Pribadi yang Dikehendaki Tuhan, (Jakarta: BPK Gunung
D. Mereka egois
Saya tidak tahu benar atau tidak bahwa kegagalan
seorang pemimpin pada umumnya adalah karena
mereka masih memiliki keegoisan yang tinggi.Istilah
“egoism” berasal dari bahasa Yunani yakni ego yang
berarti “Diri” atau “Saya”, Dengan demikian, istilah ini
etimologis berhubungan sangat erat dengan
egoisme.Dalam kamus istilah psikologi (Kartono
dalam), egosentrisme didefinisikan sebagai
97
menyangkut diri sendiri, keasyikan terhadap diri
sendiri.78
Jadi, egoisme merupakan motivasi untuk
mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang
hanya menguntungkan diri sendiri. Hal ini sangat
bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab
bahwa “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-
orang yang berhak menerimanya, padahal engkau
mampu melakukannya.”Amsal 3:27. Ayat ini memang
sulit dikerjakan oleh orang yang egois, tapi Tuhan
meminta kita supaya jangan menahan kebaikan, karena
kita mampu memberikan kebaikan itu kepada orang
lain. Walupun pada dasarnya setiap orang memiliki
sifat egois, karena sifat tersebut merupakan sifat
alamiah seseorang untuk memenuhi kebutuhan
pribadinya. Secara alamiah sifat egois mulai timbul
ketika manusia melihat dan merasakan.
Lalu apa yang membuat seseorang egois? Berikut ini
adalah uraiannya:
Pertama, perhatian yang berlebihan (pada masa
kecil). Perhatian yang berlebihan yang diberikan oleh
orang tua semasa kecil menjadi salah satu faktor
pemicu sifat egois pada seseorang. Dengan kata lain, ia
selalu dijunjung dan diutamakan dari yang lain.
Kedua, perlindungan yang berlebihan (pada masa
kecil). Dalam menunjukkan rasa sayang kepada anak,
2005), hlm.145
101
Jadi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
bijaksana, loyalitas dan peduli kepada semua orang.
Seorang pemimpin memang harus memimpin. Baik
memimpin orang lain ataupun dirinya sendiri. Kita
harus mengakui bahwa menjadi pemimpin bukanlah
hal yang mudah, tapi bukan pula menjadi hal yang sulit
untuk dilakukan, asalkan kita tidak memiliki sikap
egois maka semuanya akan berjalan dengan baik.
Karena kemampuan memimpin adalah disaat
seseorang menghargai orang lain dan tanggung jawab
yang sudah dipercayakan kepadanya. Oleh karena itu
hindari sikap egois karena sikap egois adalah sikap
memetingkan diri sendiri.
80 Marsudi Hardono, Pelajaran Kelompok Sel, (Jakarta: GBI. Sungai Yordan, 2003),
hlm. 38
103
menghalangi pertumbuhan rohani/iman kita. Iman
tidak berhenti ketika kita mengambil keputusan
percaya dan bertobat kepada Yesus Kristus. Namun,
iman seharusnya di jalani, bertumbuh, berbuah, sampai
mencapai tingkat kedewasaan penuh. Pertumbuhan
rohani/iman adalah keharusan untuk kehidupan
rohani yang berhasil dan produktif.
Alkitab dalam 2 Petrus 3:18 dan Efesus 4:13-15
memerintahkan kita agar bertumbuh dalam kasih
karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan Yesus
Kristus, dan mencapai kedewasaan penuh.
Ada enam alasan mengapa kita harus bertumbuh
dan menghasilkan buah, sebagai berikut:
Pertama, bertumbuh dan berbuah menunjukan
bahwa kehidupan rohani kita hidup. Kedua, bertumbuh
dan berbuah menghindarkan kita dari kehidupan
rohani yang tidak efektif.Ketiga, bertumbuh dan
berbuah menghindarkan kita dari bahaya kesesatkan
(Efesus 4:13-14). Keempat, bertumbuh dan berbuah
menghindarkan kita dari kemurtadan (Ibr. 6). Kelima,
bertumbuh dan berbuah membuktikan bahwa kita
adalah pemuda Kristen yang sejati (Yohanes 15:8).
Keenam, bertumbuh dan berbuah adalah cara kita
memuliakan Tuhan (Yohanes 15:8).
Dr. Warren Wiersbe mengatakan, “persoalan
terbesar dalam masyarakat/gereja bukan soal
keuangan, tetapi soal ketidak dewasaan iman.” Artinya,
jika seseorang bersikap masa bodoh terhadap kondisi
104
pertumbuhan imannya, maka sikapnya itu akan
memunculkan banyak masalah dalam segala
aktifitasnya dan termasuk kehidupan pribadinya.Dalam
perjalanan iman menuju kedewasaaan yang penuh,
iblis dengan tipuan muslihatnya menyebarkan ranjau,
jebakan, guna menghambat pertumbuhan iman kita.
Iblis tidak akan pernah berhenti mengganggu saudara
dan saya sebelum terkapar jatuh. Itulah sebabnya,
Rasul Paulus menasihati jemaat yang ada di
Efesus,“Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam
Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.Kenakanlah
seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat
bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena
perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging,
tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan
penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu
dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Ef. 6:10-12.
Ayat ini jelas bahwa setiap kita harus berjuang
untuk melawan musuh. Sebab musuh kita bukan
sembarang musuh. Musuh saudara dan saya bukan
melawan oknum secara fisik atau secara jasmani,
bukan juga melawan darah dan daging melainkan
melawan roh jahat.
Selain penjelasan di atas, ada beberapa masalah lain
yang menjadihambatan-hambatan dalam pertumbuhan
iman kita sekarang ini? Salah satunya adalah sebagai
berikut:
105
1. Kita sering mengabaikan hubungan pribadi dengan
Tuhan Yesus, sementara kita memusatkan
perhatian pada penampilan luar.
2. Kita sering memisahkan diri dari tubuh Kristus. (1
Kor. 12:12-27; Ibr 10:24-25).
3. Kita sering menduakan Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari. (Lukas 16:13).
4. Kita sering meremehkan pengaruh dari luar
terhadap pertumbuhan rohani sendiri. (1 Kor. 15:33;
Amsal 4:14-15).
5. Kita sering tidak mengutamakan hal-hal yang
utama. (Titus 3:9-11).
6. Kita sering tidak berbagi kepada yang lain. (2 Kor
8:1-5).
7. Kita sering pakai perasaan, tetapi bukan iman.
8. Kita seringhidup dalam dosa. (Ibr 12:1).
9. Kitamasih hidup dalam kekecewaan dan kepahitan.
10. Kita masih belum menikmati kasih karunia dari
Tuhan.
Oleh karena itu, kenalilah apa yang membuat anda
tidak bertumbuh kearah yang lebih baik. Dari beberapa
uraian di atas, ada salah satu indikator yang sering kita
abaikan hari-hari ini. Salah satunya adalah kita sering
mengabaikan hubungan pribadi dengan Tuhan
Yesus.Yesus berkata “Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yoh. 14:15).
Orang yang mengasihi Tuhan akan dipelihara oleh
Tuhan sendiri. “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan
106
menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia
dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-
sama dengan dia. “(Yoh. 14:23). Tetapi “Barangsiapa
tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti Firman-Ku; dan
Firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku,
melainkan dari Bapa yang mengutus Aku” (Yoh. 14:24).
Kita taat pada perintahTuhan adalah sebagai bukti
bahwa kita mengasihi Allah dan upah dari ketaatan itu
adalah Allah mengasihi kita lebih dari pada kasih kita
itu sendiri. Dan di atas segala-galanya itu adalah bukti
bahwa kita memiliki hubungan yang intim dengan
Tuhan.
Apakah saudara percaya bahwa Yesus sebagai
penolong sejati? Sejauh manakah anda melibatkan
Yesus sebagai penolong sejati dalam masalah?
Kehadiran Yesus di dunia adalah salah satu dari
perwujudan kasih Allah kepada manusia. Dia datang
untuk memberi solusi atas setiap persoalan yang
dihadapi oleh manusia.
Oleh karena itu, bila anda sudah mengetahui
sumber-sumber yang menghambatanda untuk tidak
bertumbuh kearah yang lebih baik maka saudara
harusbergerak dan berubah dari kebiasaan itu. Untuk
mengalahkan kebiasaan itu maka perlu namanya
keyakinan yang kuat untuk mendobrak kebiasaan itu,
karena keyakinan anda akan mengubah segala-galanya.
Sebab, kita yakin bahwa semua ini akan berubah ke
107
arah yang lebih baik, jika kita memiliki beberap hal
berikut ini:
Pertama, bergerak dengan giat, aktif (Energic),
kedua, tidak gemar mengeluh (Nover Complain), ketiga,
muda belajar (Tachable), keempat, gembira, senang
(Happy), kelima, tidak terkalahkan (Undefeated),
keenam, rela berkurban (Sacrifice), ketujuh, menjadi
sumber inspirasi (Inspiring), kedelapan, berdaya guna
(Avaible), kesembilan, sikap melayani (Serving
Attitude), kesepuluh, memiliki motivasi (Motivated).81
Dari penjelasan dan uraian di atas, kita dapat
simpulkan bahwa pertumbuhan rohani seseorang
sangat berpengaruh terhadap apa yang akan
dikerjakannya. Kita semakin bertumbuh dalam iman
maka hidup kita semakin lebih baik.
BAB V
CARA MENGEMBANGKAN KEPEMIMPINAN
DALAM DIRI REMAJA PEMUDA
112
Keenam, komitmen tinggi dan bertanggung jawab.
Yosua adalah seorang yang memiliki komitmen tinggi
dan bertanggung jawab atas kepercayaan yang sudah
dipercayakan kepadanya sebelumnya, hal ini tunjukkan
ketika ia memberi perintah kepada pengatur-pengatur
pasukan bangsa itu. Yos 1:10-18.
Ketujuh, memiliki gairah (passion) untuk bekerja.
Yosua adalah seorang yang miliki gairah/Passion untuk
bekerja, hal ini tunjukkan ketika Yosua bangun pagi-
pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari
Sitim. Yos. 3:1-17.
Jadi, orang yang memiliki karakter yang baik, kita
dapat melihat lewat kehidupnya sehari-harinya, seperti
kesetiaanya, kejujurannya, kualitas kinerjanya,
sikapnya, ketulusannya dan keyakinannya pada apa
yang dikerjakannya. Orang-orang seperti ini patut
menerima perhatian dan penghargaan, sebab mereka
telah melakukan yang terbaik. “Maka kata tuannya itu
kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku
yang baik dan setia; engkau telah setia dalam
perkarakecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung
jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah
dalam kebahagiaan tuanmu”. Mat. 25:21
114
kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.86
Sedangkan menurut Soegeng Prijodarminto bahwa
disiplinadalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilai-nilai
tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam
kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses
binaan melalui keluarga, pendidikan dan
pengalaman.87
Dari pendapat di atas dapat di jelaskan bahwa
disiplin adalah suatu sikap mental yang di miliki oleh
seseorang terhadap kepatuhan, kesetiaan terhadap
tata tertib, norma dan nilai-nilai yang berlaku. Jadi
untuk memiliki karakter yang kuat/hebat, kita perlu
mengembangkan kedisiplinan diri yang benar.Tujuan
dari disiplin ini adalah untuk menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Sekolah.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/disiplin-siswa-di-sekolah/,
1999)
87Soegeng Prijodarminto, Disiplin, Kiat menuju Sukses. (Jakarta: Abadi, 1994)
115
teliti Roh Kudus dengan melihat ke dalam Kitab
suci.88Akibat dari ketidak disiplin dalam hubungan
yang baik dengan Tuhan maka tidak sedikit para
pemimpin tersebut jatuh dalam dosa.Salah satu cara
mendisiplinkan diri adalah. Pertama, mengatakan
tidak pada hal-hal yang buruk, seperti teman yang
buruk, lingkungan yang buruk, keinginan diri yang
buruk dsb. Paulus berkata: ”Janganlah kamu sesat:
Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang
baik”. 1 Kor. 15:33.
Kedua, mengerjakan apa yang harus kita kerjakan
meskipun kita sedang tidak ingin
mengerjakannya.Orang yang disiplin selalu bekerja
apapun situasi yang dihadapinya.Sekalipun sedang
”malas”, atau tidak sedang ”mood”, tetap melakukan
apa yang seharusnya dilakukannya.”Karena apapun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap
hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima
bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus
adalah tuan dan kamu hamba-Nya”. Kol 3:23-24.Itulah
sebabnya Paulus memberi nasihat: Janganlah
hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu
menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Rom. 12:11
Ketiga, bisa memanfaatkan waktu dengan
maksimal. Waktunya kerja ya keja, waktunya istirahat
88 Gary L. McIntosh & Samuel D. Rima, Overcoming The Dark Side Of Leadership
119
Orang yang berkarakter kuat adalah orang yang
mampu berhubungan dengan semua orang.Ia selalu
membuka diri dan tidak menutup diri.Ia menerapkan
prinsip berkebun dalam berhubungan dengan orang
lain.Hubungan itu seperti kebun, kalau tidak dirawat,
maka akan ”rusak” dan berantakan! Itulah sebabnya
penulis Ibrani berkata “Dan marilah kita saling
memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam
kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah
kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”.
Ibr. 10:24-25.
Lalu bagaimana cara membangun hubungan yang
baik dengan orang lain? Dalam ayat yang barusan kita
baca di atas, terdapat beberapa prinsip penting yang
harus kita lakukan dan perhatikan bersama, antara lain
adalah:
Pertama, saling memperhatikan satu dengan lain.
Kedua, saling mendorong satu dengan yang lain dalam
kasih. Ketiga, saling membantu dalam pekerjaan yang
baik. Keempat, janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah. Kelima, kita saling
menasihati. Keenam, kita harus tetap semangatdalam
melakukan segala sesuatu sampai kedatangan Tuhan
Yesus Kristus.
120
Dalam mencapai prinsip-prinsip di atas maka kita
harus memiliki prinsip berikut ini:
Pertama, komitmen untuk melakukannya.Kita
harus berkomitmen (bertekad) untuk membuat
hubungan tetap awet dan saling membangun satu
dengan yang lain.Dalam konteks pernikahan Dr. Alfred
Kinsley mengatakan: ”Barangkali tak ada yang lebih
penting dalam suatu pernikahan daripada tekad
(komitmen) bahwa perkawinan itu akan tetap
bertahan!”.
Kedua, mempertahankan hubungan yang
ada.Banyak orang pandai membuat hubungan baru
(berkenalan) tapi gagal mempertahankannya.Oleh
sebab itu orang yang tahu prinsip bersahabat, akan
berusaha mempertahankan sebuah hubungan yang
sehat."Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu,
dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal
17:17) "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan,
tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada
seorang saudara." (Amsal 18:24). Karena menurut
Samuel Butler ”Persahabatan itu seperti uang, lebih
mudah dihasilkan daripada dipertahankan!.
Prinsip utama dalam pertemanan dalam kitab ini
adalah untuk memiliki teman sejati, seseorang harus
menjadi seorang teman yang sejati pula. "Seorang
kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang
lawan mencium secara berlimpah-limpah." (Amsal 27:6)
121
"Besi menajamkan besi, orang menajamkan
sesamanya." (Amsal 27:17).
Ketiga, membangun kerjasama yang baik dengan
orang yang lain. Alkitab berulang kali mengisyaratkan
agar kita bekerjasama satu sama lain untuk mencapai
satu tujuan. Sebuah contoh yang menarik dalam
Alkitab adalah orang yang lumpuh. Orang yang
lumpuh ini ingin bertemu dengan Tuhan Yesus di
Kapernaum, tetapi keinginanuntuk bertemu dengan
Yuhan Yesus hanya sebatas keinginan saja. Sebab pada
saat itu ada begitu banyak orang mengerumuni Yesus,
sehingga tidak mungkin orang lumpuh ini bisa
menerobos kerumunan orang banyak itu Mark. 2:1-
12.Tapi kita tahu pada akhirnya dia berhasil bertemu
dengan Tuhan Yesus dan menerima mukjizat
kesembuhan itu.
Bayangkan jika seandainya orang lumpuh ini tidak
memiliki teman yang baik, memiliki hati yang
terbeban dan memiliki kerjasama yang baik maka
mustahil orang lumpuh ini mengalami mukjizat dari
Tuhan Yesus, sekalipun orang yang sakit ini memiliki
keinginan yang tinggi untuk disembuhkan oleh Tuhan
Yesus, dan kita juga percaya bahwa Allah tidak
kehabisan cara untuk menolong setiap umat-Nya,
tetapi dalam konteks membangunkerjasama kita
masih membutuhkan orang lain, agar apa yang kita
kerjakan dan lakukan berjalan dengan baik.Dengan
adanya teman-teman yang saling berbagi, kita akan
122
mampu bertahan dan tetap kuat. Betapa pentingnya
sebuah kebersamaan yang saling bantu dan saling
mengingatkan. Itulah sebabnya, Tuhan menciptakan
manusia sebagai makhluk sosial sehingga berelasi dan
bersekutu dengan sesamanya.89
89 B.S. Sidjabat, Membangun Pribadi Unggul, (Yogyakarta: Andi Offset, 2015), hlm.
115
123
Disini dijelaskan bahwaketika peristiwa keluarnya
bangsa Israel dari tanah Mesir, Yosua masih sangat
muda. (Keluaran 17:1-16). Kendatipun demikian, Musa
memilihnya menjadi asisten pribadinya. Ia
diperintahkan oleh Musa untuk membentuk pasukan
yang terdiri dari suku-suku Israel yang belum
terorganisir guna memukul mundur tentara Amalek.
Semunya itu dilakukannya dengan baik, tanpa harus
membantah apa yang diperintahkan kepadanya.
Yosua menjadi pahlawan atau pemimpin setika itu,
dia memimpin teman-temannya untuk berperang
melawan Amalek. Dia memang masih muda, namun
kemudaannya bukan berarti tidak bisa memimpin
pasukan Bangsa Isriael, justru karena dia masih muda
maka dipercayakan hal itu kepadanya untuk menjadi
pemimpin pasukan tersebut. Dalam menjalakan tugas
tersebut dia tetap didampingin oleh Musa untuk
meyakinkan dia bahwa mereka bisa mengalahkan
prajurit Amalek. Selain mereka mengandalkan
kemampuan mereka, mereka juga mengandalkan
Tuhan sebagai penolong mereka dalam berperang itu.
Dan akhirnya mereka menang karena mereka
melakukan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Lalu prinsip apa yang kita ambil dari Yosua sebagai
asisten Musa berdasarkan teks yang barusan kita baca
dalam Yosua 17:1-16.
Pertama, Yosua taat pada perintah seniornya. Kel.
17:10a. Kedua, Yosua konsisten pada komitmen
124
bersama.Kel.17:10b. Ketiga, Yosua kerja keras. Kel. 17:11-
12. Keempat, Yosua memberi hasil yang memuaskan.
Kel. 17:13.
Keberhasilan Yosua dalam mengalahkan Amalek
menjadi perhatian khusus dari Tuhan. Dia berpesan
kepada Musa untuk di "Tuliskanlah semuanya ini
dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan
ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan
menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek
dari kolong langit."Lalu Musa mendirikan sebuah
mezbah dan menamainya: "TUHANlah panji-
panjiku!"Ia berkata: "Tangan di atas panji-panji
TUHAN! TUHAN berperang melawan Amalek turun-
temurun." (Kel. 17:14-16).
Akibatdari ketaatan, komitmen, dan kerja keras
yang memuaskan dari Yosua. Tuhan mempercayai
Yosua untuk meneruskan estafet kepemimpinan dari
Musa. “Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
"Sesungguhnya sudah dekat waktunya bahwa engkau
akan mati; maka panggillah Yosua dan berdirilah
bersama-sama dengan dia dalam Kemah Pertemuan,
supaya Aku memberi perintah kepadanya." Lalu
pergilah Musa dan Yosua berdiri dalam Kemah
Pertemuan”. Ulangan 31:14.
Jadi, pelajaran yang dapat kita petik dari penjelasan
di atasadalah Anda sebagai regenerasi penerus yang
akan melanjutkan kepemimpinan berikutnya dan mau
125
tak mau Anda harus siap menerima tugas tersebut
seperti Yosua.
90 Lawrence E. Boadt, Amsal, dalam Bergant dan Karris, Tafsir Alkitab Perjanjian
91 Robert L. Alden, Tafsiran Praktis Kitab Amsal, Ajaran untuk Memiliki Kehidupan
92
Risnawaty Sinulingga, Tafsiran Kitab Amsal 1-9, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2007), hlm. 86
93loc.cit. Risnawaty Sinulingga, hlm. 86
129
lakukan tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan,
karena kita memiliki pengetahuan yang benar melalui
hubungan baik dengan Tuhan. Dengan demikian
pengetahuan yang kita miliki dapat menolong kita
untuk tetap hidup benar dan mengerjakan segala
sesuatu itu dengan baik dan tanpa kita sadari, bahwa
kita telah mempengaruhi hidup orang lain supaya
orang lainpun hidup takut akan Tuhan.
E. Mau dibimbing
Masa muda adalah masa-masa dimana
berpetualang dengan dunia sendiri. Namun, masa ini
adalah masa-masa dimana mereka sedang berekspresi
dengan hal-hal baru atau sedang mencoba untuk
melakukan segala sesuatu entah itu baik atau tidak
baik yang pasti mereka akan lakukan. Kita semua
pernah merasakan masa muda dengan berbagai gejolak
yang ada dalam diri kita saat itu. Dan tidak sedikit di
antara kita yang pernah melakukan tindakan “negatif”
yang kita anggap itu baik menurut pandangan kita
sendiri tanpa kita menyadari bahwa hal-hal itu sangat
bertentangan dengan norma-norma atau kaidah-
kaidah yang berlaku dimasyarakat. Ketika ada
pertentangan dari pihak lain karena mereka
menganggap bahwa tindakan kita itu tidak baik maka
dengan sendirinya jiwa pemberontak kitapun keluar,
karena kita merasa seolah-olah tidak ada yang
mengerti kita saat itu dan seluruh dunia seakan-akan
130
bersekongkol melawan kita. Inilah yang dirasakan oleh
pemuda-pemudi yang ada di bangsa saat ini. Mereka
menganggap bahwa orang-orang yang terdekat dengan
merekapun sepertinya tidak peduli dengan keberadaan
mereka. Kalau kita jujur sebenarnya dengan keadaaan
ini sebetulnya kitalah sumber problem itu, karena kita
yang membuat keadaan itu tidak sesuai dengan
keinginan banyak orang termasuk keluarga atau
orangtua kita sehingga tidak sedikit orang menentang
perilaku atau perbuatan-perbuatan yang tidak baik itu.
Mengapa semua ini terjadi? Karena kita sebagai
remaja dan pemuda-pemudi lebih cenderung
mengikuti keinginan kita sendiri daripada kita
mendengar dan mengikuti apa yang disarankan oleh
orangtua kepada kita, sepertinya kita merasa sudah
bisa, marasa sudah dewasa dan marasa mampu
menyelesaikan setiap permasalahan yang kita hadapi,
sehingga bimbingan dari orang yang kita anggap lebih
dewasa dan berpengalaman dari kita, kadang kita tidak
lagi menghiraukannya. Apa lagi orang yang
membimbing kita sangat gagap dengan dunia
teknologi(Gaptek). Itu memang benar bahwa orangtua
kita sangat ketinggalan dengan informasi teknologi,
tetapi apakah semudah itu kita merendahkan mereka
dengan cara itu dan kita tidak lagi mau mendengar
bimbingan mereka. Sepintar apapun Anda kalau Anda
tidak lagi mau dibimbing oleh orang yang lebih dewasa
dan berpengalaman saya pastikan Anda sedang
131
berjalan dijalan yang tidak ada ujungnya.Karena
menghaormati orang tua berarti menghargai gagasan
orang tua dan mencoba mengerti keinginan orang
tua.94 Dalam Kitab Ulangan di tegaskan bahwa
“Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang
diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu,
supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah
yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”. Ul. 5:16.
Perbuatan yang paling keji adalah ketika anak-anak
tidak berbakti kepada kedua orang tuanya. Itulah
sebabnya Paulus begitu tegas dan jelas dalam Surat
Efesus "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam
Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu
dan ibumu - ini adalah perintah yang penting." Efs 6:1-3
karena ini merupakan urat nadi utama peradaban
manusia. Ketika orang kehilangan rasa hormat kepada
apa pun dan kepada siapa pun, maka hancur lebur
pulalah peradaban. Jadi perintah menghormati orang-
tua merupakan keharusan bagi kita semua tanpa
kecuali, dengan menghormati orang tua maka secara
otomatis kita telah menaati segala perintah Tuhan. Kita
harus mengakui hal itu bahwa orang tua sebagai wakil
Allah di bumi ini, Allah telah mempercayai mereka
untuk melahirkan kita, membesarkan kita, merawat
dan membimbing kita ke jalan yang benar, agar hidup
kita kelak menjadi lebih baik dari kehidupan mereka
94
Suparno, Menjadi Pejuang Keadilan, (Yogyakarta: Kanisius, 2007, hlm. 65
132
saat ini (doa ayah dan ibu) sehingga mereka berusaha
dan berjuang dengan mati-matian untuk mencari dan
memenuhi kebutuhan kita.
Rasa hormat adalah dasar untuk mencintai, dan
salah satu cara terbaik untuk menunjukkan pada orang
tua bahwa Anda mencintai mereka adalah dengan
memperlakukan mereka dengan hormat. Salah satu
cara untuk mengingat segala kebaikan orang tua
kepada kita adalah sebagai berikut:
Pertama, Sadari dan hargai semua hal yang
dilakukan orang tua untuk Anda dari hari ke hari,
bulan ke bulan, tahun ke tahun bahwa mereka
melakukan itu hanya semata-mata untuk Anda sendiri.
Kedua, Akui dan hormati fakta bahwa mereka telah
melalui lebih banyak pengalaman hidup daripada
Anda, dan dapat memberi Anda banyak pengetahuan
tentang dunia yang Anda tinggali.
Ketiga, Sudah dimaklumi bahwa kadang orang tua
terlihat tidak tahu apa-apa dan Anda mungkin merasa
bahwa mereka tidak akan mungkin bisa memahami
hal-hal yang saat ini Anda hadapi, tetapi percayalah
apa yang saya katakan, mereka benar-benar mengerti
beberapa hal yang Anda lalui seperti tekanan teman
sebaya, masalah pertemanan, dan banyak hal lain yang
harus dihadapi pemuda seusia Anda hanya karena
mereka dahulu juga pernah muda.
Keempat, Ingat bahwa orang tua Anda mencintai
Anda lebih daripada apa pun di dunia ini, dan memiliki
133
harapan tinggi mengenai apa yang akan Anda capai
karena mereka percaya pada Anda dan ingin melihat
Anda pada tempat terbaik ketika Anda dewasa.
Kelima, Ketika Anda merasa orang tua tidak
mendengarkan atau menganggap Anda serius, ambil
waktu untuk memikirkan tentang apa yang Anda ingin
mereka tahu dan diskusikan masalah Anda dengan
tenang pada mereka dan pastikan Anda mendengarkan
pendapat mereka.
Keenam, Usahakan setiap hari untuk tidak
mengeluhkan keharusan patuh pada perintah orang
tua. Orang tua membuat banyak pengorbanan untuk
Anda, jadi hargai usaha mereka dengan rasa terima
kasih, patuh, dan sikap hormat yang positif.
Ketujuh, Bantu dan ambil tanggung jawab di rumah
dengan melakukan pekerjaan rumah tambahan ketika
Anda bisa, untuk menunjukkan bahwa Anda ingin
mengerjakan bagian Anda dalam hidup keluarga
sehari-hari.
Kedelapan, Ingat bahwa pakaian baru, mainan,
telepon seluler, dan uang saku selalu menyenangkan,
tetapi sadari berapa penghasilan orang tua Anda dan
berapa banyak yang mampu mereka keluarkan untuk
membayar berbagai hal demi kesenangan Anda.
Kesembilan, Ingat bahwa salah satu hal terpenting
yang bisa Anda lakukan untuk orang tua adalah
menjadi seseorang yang penuh cinta.
134
Kesepuluh, Ambil kesempatan untuk memberi tahu
orang tua bahwa Anda mencintai mereka.95
Jadi, melalui prinsip-prinsip di atas dengan
sendirinya kita mampu menerima segala keadaan
mereka, betapa pun buruk penampilan mereka dan
betapa pun tak membanggakannya prestasi mereka
bagi prestise kita. Namum kita tetapmengakui bahwa
mereka adalah orang tua kita yang masih memiliki hak
untuk menasihati dan menegur kita. Dan kita juga
harus mengerti bahwa dalam mendidik anak-anaknya
diwujudkan melalui pembimbingan setiap waktu. Jadi
orang tua berusaha menggunakan cara yang paling baik
menurut mereka dalam mendidik anak-anaknya.Dalam
Kitab Amsal disana ditegaskan bahwa “Didiklah orang
muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada
masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada
jalan itu. Ams. 22:6. Artinya bahwa oragtua atau orang
yang lebih dewasa dari kita masih memiliki kewajiban
untuk mengarahkan atau membimbing kita kejalan
yang benar agar saya dan saudara memiliki rasa takut
akan Tuhan. Karena “Takut akan TUHAN adalah
permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina
hikmat dan didikan. Ams. 1:7. Kata re’syith (permulaan)
dalam ayat 7 itu memiliki dua konotasi, yaitu sebagai
langkah pertama dan elemen pertama dari hikmat.
Para penafsir memberikan penjelasan yang berbeda-
95
http://id.wikihow.com/Menghormati-Orang-Tua, diunduh pada
hari Sabtu tanggl 06 Mei 2017. Pukul: 12:39
135
beda, ada yang menafsirkan sebagai “langkah pertama
bagi hikmat” ada yang menjelaskan sebagai “elemen
utama atau tertinggi dari hikmat”. Kedua pendapat ini
sesuai dengan arti harfiah dari kata ini.96 Berkaitan
dengan “takut akan Tuhan” sebagai “elemen utama”
dari pengetahuan atau hikmat maka “takut akan
Tuhan” adalah bahan pendidikan mendasar dari
seluruh pengajaran yang harus dipelajari, walaupun ada
banyak bahan pendidikan lain dalam Kitab Amsal,
apalagi di luar Kitab Amsal. Atau pada intinya dasar
dari segala pengajaran moral adalah kekudusan dan
takut akan Tuhan atau taat pada undang-undang-
Nya.97 Oleh karena itu, fungsi dari pembimbingan
adalah: Pertama, mengarahkan kita untuk mengenal
Allah yang benar. Kedua, mengarahkan mereka kejalan
yang benar agar mereka tidak menyimpang kenan atau
kekiri. Ketiga, mencegah mereka dari pengambilan
keputusan-keputusan yang berdampak pada hal yang
negatif. Lalu apa tujuannya untuk mau dibimbing?.
Tujuannya adalah agar hidup ini tetap tertib sesuai
dengan norma-norma yang berlandaskan pada
kebenaran firman Tuhan.
Lantas seperti apa ciri-ciri orang-orang yang mau
dibimbing?
96
Risnawaty Sinulingga, Tafsiran Kitab Amsal 1-9, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2007), hlm. 85
97Ibid, Risnawaty Sinulingga, hlm. 87
136
Pertama, Mau mendengar. Kedua, Tidak suka
membantah. Ketiga, Bertanggung jawab. Keempat,
Mau diarahkan. Kelima, Bertanya apa kekurangannya
DAFTAR PUSTAKA
137
Surakhmad, Winarno, Psikologi Pemuda, Bandung:
Jemmars, 1980
Wahyu, Wawasan Ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Usaha
Nasional, 1986
Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Usaha
Nasional, 1986
Singgih D. Gunarsa & Yuliana Singgih D. Gunarsa,
Psikologi Anak, Remaja, dan Keluarga, Jakarta:
Libri, 2011
Raines dan Richardson, Asas-Asas Alkitab Bagi Kaum
Muda, Bandung: Kalam Hidup, 1961
E. G. Homrighausen dan I. H. Enklaar, Pendidikan
Agama Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2004
T. G. R. Boeker, Dengan Obor Injil Memasuki Tahun
2000, Malang: Lumen Cristy, 1992
Warren Rick, The Purpose Driven Life, Malang:
Gandum Mas, 2005
Jim Lowe Bishop, Achieving Your Divine Potensial,
Yogyakarta: Andi Offset, 2008
M. Hafi Anshari, Kamus Psichologi, Surabaya: Usaha
Nasional, 1996
Majdi, Udo Yamin Efendi, Quranic Quotient, Jakarta:
Qultum Media, 2007
Wiyono, Slamet, Managemen Potensi Diri, Jakarta: PT
Grasindo, 2006
Prihadhi, Endra K, My Potensi, Jakarta: Elek Media
Komputindo, 2004
Habsari, Sri, Bimbingan & Konseling SMA kelas XI,
Jakarta: Grasindo, 2005
Johannes P. Louw, dan Eugene A. Nida, Greek-English
Lexicon of the New Testament based on Semantic
138
Domains, (New York: United Bible Societies)
1988, 1989.
Dianne Bergant, CSA dan Robert Karris, OFM, Tafsiran
Alkitab Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius,
2009
Paulus Winarto, Maximizing Your Talent, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2010
Suharto dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Semarang: Cv. Widya, 2005
Nashori, Fuad, Potensi-Potensi Manusia, Yogjakarta:
Pustaka Pelajar, 2003
Wibowo, Hery, Fortune Favor the Ready, Bandung:
OASE Mata Air Makna,2007
Sugiharso, Sugiyono, Gunawan & Karsono, Pendidikan
Kewarganegaraan, Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional. 2009
J. Oswald Sander, Kepemimpinan Rohani, Bandung:
Yayasan Kalam Hidup, 2006
Tu’u Tulus, Pemimpin Kristiani Yang Berhasil Jilid 1,
Bandung: Bina Media Informasi, 2010
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2013
Tomatala Yakub, Manusia Sukses_Manajemen Sumber
Daya Manusia Mengatasi Tantangan Menjadi
Pemimpin Yang Berhasil, Jakarta: Gandum Mas,
1998
Talizaro Tafonao, Gembala Sebagai Pengajar, Motivator
dan Inspirator, Yogyakarta: Illumination, 2016
Larry Stout, Time For A Change, Yogyakarta: Andi
Offset, 2014
139
Maryati, Kun & Suryawati, Juju, Sosiologi untuk SMA
dan MA Kelas X KTSP Standar Isi 2006, Jakarta:
Erlangga, 2007
Jhon M. Echols dan Hassan Syadilly, Kamus Inggris
Indonesia, Pontianak : Gajah Mada, University
Press,1993
Adair john, Membina Calon Pimpinan, Jakarta: Bumi
Aksara, 1993
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar
Manajemen, Jakarta: Prenada Media, 2005
George Barna, Kepemimpinan-Leaders on Leadership,
Malang: Gandum Mas, 2002
Sunindhia dan Ninik Widiyanti, Kepemimpinan dalam
Masyarakat Modern, Jakarta:Rineka Cipta, 1993
Jacobs, Jaques, Leadership, Hawai: Happer, 1990
John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan di
Sekitar Anda, Jakarta Barat: Mitra Media, 2010
John Adair, Membina Calon Pemimpin, Jakarta: Bumi
Aksara, 1993
Tom Yeakley, Character Formation For Leaders,
Bandung: Kalam Hidup, 2013
Andy Stanley, Visioneering “Bagaimana Mengubah Visi
Anda Menjadi Kenyataan”, Yogyakarta: Andi
Offset, 2016
Pudjiarto Boestam, Smart Christian Leadership,
Yogyakarta: Andi Offset, 2013), hlm. 49
Vardiansyah, Dani. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Cetakan Ke-1., Bogor: Ghalia Indonesia, 2004
Bambang Yudho, How to Build Effective
Communication, Yogyakarta: Andi Offset, 2010
140
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003
Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengantar, Jakarta: Indeks, 2008
J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh, Bandung: Kalam
Hidup, 2012
Andrew Leigh, Charisma Effect, Jakarta Selatan: Ufuk
Press, 2009
Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya,
Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Mitchell, T. R, Research in Organizational Behavior,
Greenwich, CT: JAI Press, 1997
Henry Wolmarans, Yes You Can! “Prinsip Alkitab
Meraih Sukses Seperti yang Anda Impikan,
Yogyakarta: Andi Offset, 2008
Maxlucado, Diciptakan Untuk Membuat Perbedaan,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011
Yosua L. Hadiputra, Kualitas Orang Sukses, Yogyakarta:
Andi Offset, 2008
Lopez, & Snyder, C.R,. Positive Psychological
Assessment a Handbook of Models & measures,
Washington. DC : APA, 2003
Ubaedy, A. N, “Ubah Sikap Raih Kesuksesan”. Jakarta :
Persepektif Media Komunika Vision 3, 2008.
Charles Agyin-Asare, Dari Orang Biasa Menjadi Luar
Biasa, Yogyakarta: Andi Offset, 2008
Norman Vincent Peale, Enam Sikap Pemenang, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2000
Paulus Winarto, Hidup Berbuah, (Yogyakarta: Andi
Offset, 2009), hlm. 66
141
B.D. Bartruff, Menjadi Pribadi yang Dikehendaki Tuhan,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005
Eka Darmaputera, Hidup Yang Bermakna, (Jakarta:BPK
Gunung Mulia, 2009), hlm. 19
Chaplin, J. P. 2001. Kamus Lengkap Psikologi.
Terjemahan oleh Kartini dan Kartono, Jakarta:
Raja Grafindo Perkasa, 2008
Supratik, A, Komunikasi Antarpribadi: Tinjauan
Psikologis, Yogyakarta: Kanisius, 2005
Marsudi Hardono, Pelajaran Kelompok Sel, Jakarta:
GBI. Sungai Yordan, 2003
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar BahasaIndonesia, Jakarta: Gramedia, 2008
W.J.S. Poerwodarminta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2006
Amirulloh Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter,
Jakarta:As@-Prima Pustaka, 2012\
Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter Membangun
Peradaban Bangsa, Surakarta: Yuma Pustaka
2010
Soegeng Prijodarminto, Disiplin, Kiat menuju Sukses.
Jakarta: Abadi, 1994
Gary L. McIntosh & Samuel D. Rima, Overcoming The
Dark Side Of Leadership (Menaklukan Sisi Gelap
Kepemimpinan), Malang: SAAT, 2016
B.S. Sidjabat, Membangun Pribadi Unggul, Yogyakarta:
Andi Offset, 2015
Lawrence E. Boadt, Amsal, dalam Bergant dan Karris,
Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta:
Kanisius dan Lembaga Biblika Indonesia, 2002
142
Robert L. Alden, Tafsiran Praktis Kitab Amsal, Ajaran
untuk Memiliki Kehidupan Teratur dan Bahagia,
Malang, Literatur SAAT, 2011
Risnawaty Sinulingga, Tafsiran Kitab Amsal 1-9, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2007
Suparno, Menjadi Pejuang Keadilan, Yogyakarta:
Kanisius, 2007
Risnawaty Sinulingga, Tafsiran Kitab Amsal 1-9, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2007
Internet
IommiGhiffariAraya_https://iommigaraya.wordpress.co
m/2015/11/25/tugas-2-ilmu-sosial-dasar, diakses
pada hari selasa, 21 juni 2016. Pukul. 17:20 Wib
file:///D://SABDA.org_PUBLIKASI_e-JEMMi_Edisi
Vol.013_2010., diakses pada hari selasa, 21 Juni 2016.
Pukul. 17:25 Wib
https://www.psychologytoday.com/blog/artificial-
maturity/201211/the-marks-maturity, diakses pada hari
rabu, 20 Juli 2016. Pukul. 23:48 Wib
http://panjiwiyana.wordpress.com/2012/03/10/mengem
bangkan-kepemimpinan-dalam-diri-anda 2/, diunduh
pada tanggal 28 Juli 2016 jam 12.37
Samuel T.
Gunawan,http://artikel.sabda.org/makna_sebuah_integ
ritas, di unduh pada hari Sabtu, 8 Agustus 2016. Pukul:
6:49 Wib
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/disi
plin-siswa-di-sekolah/, 1999
http://id.wikihow.com/Menghormati-Orang-Tua,
diunduh pada hari Sabtu tanggl 06 Mei 2017. Pukul:
12:39
143
http://www.mahfudztejani.com/2014/10/sumpah-
pemuda-pemuda-sebagai-aset-bangsa, diakses pada
hari senin 20 Juni 2016. Pukul. 12:51 Wib.
144