Anda di halaman 1dari 3

Natasya Tabitha Simangunsong

22010317140044
Tugas Manajemen Produksi dan Pemasaran

Industri farmasi memiliki daya saing yang tinggi dengan tingkat efisiensi dan efektivitas
yang prima yang akan memenangkan persaingan. Namun di era yang semakin kompetitif ini
ternyata tidak cukup hanya sekedar efisien dan produktif saja. Ada kata kunci lain yang
diperlukan oleh industri farmasi untuk dapat memenangkan persaingan di era revolusi industry
saat ini yaitu adaptif. Perusahaan-perusahaan yang mampu beradaptasi dengan kemajuan dan
perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat yang semakin terdestruktif dengan cepat saat
inilah yang mampu memenangkan persaingan. Sesuai dengan teori dari Charles Darwin,
organisasi yang mampu bertahan dan berumur panjang bukanlah yang terkuat, melainkan yang
paling adaptif yaitu yang selalu menyesuaikan diri terhadap berbagai macam perubahan. Salah
satu yang dapat digunakan agar perusahaan tempat kita bekerja ini memiliki tingkat efisiensi dan
produktivitas yang tinggi serta mampu beradaptasi dengan berbagai macam situasi dan kemajuan
tersebut adalah apa yang disebut dengan Operational Excellence atau opex.
Operation Excellence adalah filosofi kepemimpinan kerjasama tim dan pemecahan
masalah yang mengakibatkan perbaikan terus-menerus di seluruh organisasi dengan berfokus
pada kebutuhan pelanggan memberdayakan karyawan dan mengoptimalkan kegiatan yang ada
dalam proses.
Tujuan Operasional Excellence adalah:
1. Perbaikan kualitas (improves quality)
2. Yield (hasil) yang lebih tinggi (obtain higher yields)
3. Proses produksi lebih cepat (faster throughput)
4. Limbah/reject/sisa lebih sedikit (less waste)
Menurut para ahli di Institute of Technology Management University of St.Gallen untuk
bisa mencapai operational Excellence sebuah perusahaan harus memuliki tiga tools yaitu total
productive management, total quality management dan just in time. Output dari TPM adalah
produk perusahaan akan menjadikan mesin-mesin dapat bekerja dengan efektif dan efisien. TQM
akan menjadikan proses dalam perusahaan tersebut senantiasa menghasilkan produk sesuai
dengan harapan dari para pelanggannya. Sedangkan Just In Time akan menjadikan perusahaan
tersebut memiliki inventory serendah mungkin sehingga perusahaan lebih mudah beradaptasi
dengan berbagai perubahan yang terjadi. Jadi untuk bisa mencapai operasi Excellence suatu
perusahaan harus menetapkan Total Productive Management, Total Quality anagement, dan Just
In Time barulah bisa mencapai Operation Excellence atau keunggulan operasional.
1. Total Productive Management (TPM)
TPM merupakan “cara pandang” baru terhadap aktivitas pemeliharaan mesin/alat
produksi dalam skala produksi massal. Dalam TPM, operator mesin sekaligus sebagai
teknisi yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan mesin secara rutin, sedangkan teknisi
akan lebih berperan dalam upaya pemeliharaan yang terencana (prodictive maintenance).
Fokus utama dari TPM adalah zero error, zero work-related accident dan zero loss. Pondasi
TPM adalah 5R, yaitu:
 Ringkas, melakukan melakukan pemilihan di area kerja terhadap barang yang
dipakai, ragu-ragu dan tidak terpakai.
 Rapi, yaitu setiap item yang masih diperlukan dalam pekerjaan, tersedia tempatnya
dan jelas status keberadaan.
 Resik, yaitu membersihkan dan memeriksa sekaligus menghilangkan sumber
penyebab kotor.
 Rawat, yaitu melaksanakan standarisasi penerapan ringkas-rapi-resik di tempat kerja,
mempertahankan kondisi optimum.
 Rajin, yaitu terbiasa merawar ringkas, rapi dan resik, terbiasa melaksanakan standar
kerja.
Pilar dari TPM yaitu Improvement Activities, Planned Maintenance, Autonomous
Maintenance, Education and Training, dan Maintenance Prevention.
2. Total Quality Management (TQM)
TQM merupakan strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran
kualitas pada semua proses dalam organisasi. Menurut ISO, TQM adalah suatu pendekatan
manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas berdasarkan partisipasi semua
anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan
serta memberikan keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.
Fokus QTM adalah kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction).
Cara memenuhi kepuasan pelanggan yaitu 4T, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu dan
tepat biaya.
Lean Manufacturing adalah filosofi operasi yang akan membantu perusahaan mencapai
kecepatan dan fleksibilitas yang tinggi tujuannya untuk kepuasan pelanggan. Tujuan Lean
Manufacturing adalah improve quality, eliminate waste, reduce time, dan reduce total cost.
Six Sigma merupakan suatu pendekatan kualitas yang dikembangkan oleh sebuah
perusahaan telekomunikasi
Process Analytical Technology merupakan istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan sebuah sistem yang didesain dimana dalam satu proses produksi, alat-alat
atau mesinnya juga dilengkapi dengan berbagai macam alat control. contoh beberapa mesin
yang dilengkapi dengan proses alih teknologi misalnya kalau kita ada mesin ini Sudah
banyak sekali dijual di pasaran mesin granulasi jadi semua bahan tinggal ditemuin belum
masuk kesitu eh mesin akan jalan sendiri mengukur sendiri kemudian membuat namanya
sudah kita setting semuanya keluar ponsel jadi granul yang kering siap cetak jadi ini menjadi
sangat canggih sekali sudah kita tidak perlu harus Mengapa melihat mengecek Apakah dia
sudah glowing sudah jadi apa belum sudah memiliki kompatibilitas yang baik apa tidak
vlognya bagus apa tidak semuanya sudah ada dilengkapi dengan alat teknologi untuk
mengontrol Berapa kadar airnya Berat berapa flowability nya berapa tetap density nya
bermacam-macam ini semuanya dan semuanya jadi lengkap dalam satu alat sudah ada mesin
pengertian pengukurnya tadi ini adalah alat yang sering digunakan sudah banyak digunakan
di industri Farmasi termasuk di Indonesia kemudian kalau
3. Just In Time (JIT)
Just In Time merupakan salah satu konsep yang mendukung manajemen biaya. Dalam
konsep JIT, eliminasi biaya dilakukan dengan cara eliminasi jumlah persediaan (zero stok).
Tujuan JIT:
 Meniadakan persediaan (zero inventories)
 Meniadakan produk yang cacat (zero defect)
 Meniadakan gangguan pada skedul produksi (zero schedule intructions)
JIT merupakan salah satu pendekatan untuk mengurangi semua material yang terbuang,
segala sesuatu yang tidak memberi nilai tambah dalam suatu proses produksi, dengan
menyediakan barang yang tepat, pada waktu yang tepat. Dengan pendekatakn ini akan
menghasilkan persediaan yang rendah, biaya yang murah dan kualitas yang lebih baik.
Sistem yang digunakan untuk mencapai just in time adalah menggunakan Kanban System
yang merupakan sistem kontrol secara fisik yang berisi kartu-kartu dan wadah (container).
Dengan Kanban System akan mengurangi setup time dan lot size.

Dengan Operational Excellence:


 Better quality, meningkatkan tight-first-time
 Higher throughput, menaikkan waktu yang digunakan untuk menghasilkan nilai
tambah
 Greater Availibility, menemukan kapasitas tersembunyi dengan mrngurangi
pemeliharaan terencana dan tidak terencana.
 More productive operations and maintenance, memberi operator dan teksini
pemeliharaan alat dan informasi yang mereka butuhkan agar dapat bekerja lebih efisien
 Streamlined safety, health and environmental compliance, mengurangi upaya yang
diperlukan untuk mengelola SOP dan dokumentasi kepatuhan.
 Lower utility cost, menghemat biaya untuk listrik, WIFI dan biaya lainnya
 Less waste, mengindari pemborosan tenaga kerja, material, energy dan biaya
persediaan.
Suatu perusahaan dikatakan telah mencapai Operational Excellence jika OEE (overall
Equipment Effectiveness/Efficiency) tidak kurang dari 85%.

OEE= Availability x Perfomance x Quality

A: jumlah jam kerja efektif / jumlah jam kerja total x 100%


P: jumlah hasil sebenarnya / hasil yang seharusnya x 100%
Q: jumlah hasil yang bagus / total hasil x 100%

Anda mungkin juga menyukai