Mekanisme Uji Kompetensi
Mekanisme Uji Kompetensi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial di Indonesia merupakan kegiatan utama dalam
pelayanan sosial. Untuk menghasilkan pelayanan sosial yang berkualitas, maka penerapan
standardisasi dalam praktik pekerjaan sosial merupakan suatu yang mutlak harus
dilaksanakan. Standardisasi ini ditujukan baik kepada pelaku profesi maupun Tenaga
Kesejahteraan Sosial pemberi pelayanan. Standardisasi bagi pelaku profesi lebih
diarahkan kepada standardisasi kompetensi yang perumusannya ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri Sosial Nomor 29 Tahun 2017 Perubahan atas Peraturan Menteri Sosial
Nomor 16 Tahun 2017 Tentang Standar Nasional Sumber Daya Manusia Penyelenggara
Kesejahteraan Sosial.
1. Pengetahuan
2. Pengalaman praktik/keterampilan
3. Nilai dalam praktik pekerjaan sosial
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dipandang perlu untuk menyusun mekaisme uji
kompetensi bagi penyelenggara kesejahteraan sosial, khususnya bagi Tenaga
Kesejahteraan Sosial.
B. Tujuan
1. Tersedianya acuan teknis dalam pelaksanaan norma, standar dan prosedur kerja
kegiatan sertifikasi Tenaga Kesejahteraan Sosial.
2. Terselenggaranya kegiatan Sertifikasi Tenaga Kesejahteraan Sosial yang tepat waktu,
tepat sasaran dan akuntabel.
C. Pengertian
1. Tenaga Kesejahteraan Sosial adalah seseorang yang dididik dan dilatih secara
profesional untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial
dan/atau seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang
ruang lingkup kegiatannya di bidang kesejahteraan sosial.
A. Proses Sertifikasi
2. Penilaian Langsung
Penilaian langsung dilakukan melalui uji kompetensi
• Portofolio
• Uji Praktik
• Uji Kognitif
3. Pelatihan Sertifikasi
Pelatihan sertifikasi dilakukan melalui uji kompetensi
• Portofolio.
• Uji Kognitif
C. Peserta Sertifikasi
Tenaga Kesejahteraan Sosial dalam melaksanakan tugasnya bekerja di Pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan masyarakat.
D. Setting Praktik
Tenaga Kesejahteraan Sosial dikelompokkan dengan nama pendamping sosial meliputi:
a. pendamping sosial kelompok usaha bersama;
b. pendamping sosial program keluarga harapan;
c. pendamping sosial asistensi lanjut usia;
d. pendamping sosial anak;
e. pendamping sosial orang dengan human immunodeficiency virus/acquired immuno
deficiency syndrome;
f. pendamping sosial korban perdagangan orang;
g. pendamping sosial disabilitas berat;
h. pendamping sosial narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya;
E. Persyaratan Sertifikasi
b. Penilaian Langsung
1) Berpendidikan Diploma IV/Strata 1 non Pekerjaan sosial/non Kesejahteraan
Sosial.
2) Mempunyai pengalaman kerja minimal 2 (tiga) tahun
3) Rekomendasi organisasi profesi dan lembaga tempat bekerja.
c. Pelatihan
1) Berpendidikan Diploma IV/Strata 1 non Pekerjaan sosial/non Kesejahteraan
Sosial.
2) Mempunyai pengalaman pelatihan minimal 120 jamlat
3) Rekomendasi lembaga tempat bekerja.
Proses penentuan standar kelulusan dilakukan oleh LSPS berdasarkan hasil penilaian dari
asesor.
Uji • Sertifikasi
Penilaian dan Kompetensi Langsung
Keputusan Rekomendasi • Penilaian
Sertifikasi Portofolio
• Penilaian
Asesor
• Uji Kognitif Langsung
• Uji Praktik • Pelatihan