A. DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.
2. Undang-undang nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
3. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2013 tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Bawaslu.
4. Peraturan Bawaslu RI Nomor 10 Tahun 2014
5. Peraturan Sekretaris Jendral Bawaslu RI Nomor 01 Tahun 2013
B. PENGERTIAN
1. Tenaga Honorer adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
2. Daftar Penilaian Kinerja Tenaga Honorer adalah suatu daftar yang memuat hasil
penilaian pelaksanaan pekerjaan Tenaga Honorer di Bawaslu RI dalam jangka
waktu 1 tahun / masa kontrak yang akan digunakan untuk evaluasi kinerja
sebagai dasar perpanjangan kontrak.
3. Penilaian Kinerja Tenaga Honorer adalah suatu proses penilaian secara sistematis
yang dilakukan oleh Pejabat Penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku
kerja Tenaga Honorer.
4. Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap Tenaga Honorer pada
suatu satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.
5. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan
target yang akan dicapai oleh seorang Tenaga Honorer.
6. Uraian Tugas adalah suatu paparan semua tugas jabatan yang merupakan tugas
pokok pemangku jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja
dengan menggunakan perangkat kerja dalam kondisi tertentu.
7. Kegiatan Tugas Jabatan adalah tugas pekerjaan yang wajib dilakukan dalam
rangka pelaksanaan fungsi jabatan.
8. Target adalah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas
jabatan.
9. Tugas Tambahan adalah tugas lain atau tugas-tugas yang ada hubungannya
dengan tugas jabatan yang bersangkutan dan tidak ada dalam SKP yang
ditetapkan.
10. Kreativitas adalah kemampuan Tenaga Honorer untuk menciptakan sesuatu
gagasan/metode pekerjaan yang bermanfaat bagi unit kerja, organisasi, atau
negara.
11. Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh
Tenaga Honorer atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
12. Pejabat penilai adalah atasan langsung dari Tenaga Honorer yang dinilai dalam
unit kerja.
13. Atasan Pejabat Penilai adalah atasan dari atasan langsung Tenaga Honorer dalam
satu unit kerja.
C. KETENTUAN UMUM
1. Tenaga Honorer di lingkungan Bawaslu RI diikat dengan perjanjian kerja.
2. Tenaga Honorer di lingkungan Bawaslu RI terdiri atas:
a. Tenaga Honorer bidang teknis yakni Tenaga Honorer yang ditugaskan untuk
mengerjakan bidang teknis pengawasan dan penindakan.
1
b. Tenaga Honorer bidang administratif yakni Tenaga Honorer yang ditugaskan
untuk mengerjakan tugas-tugas administratif.
c. Tenaga Honorer pendukung yakni Tenaga Honorer yang ditugaskan untuk
mengerjakan bidang pekerjaan keamanan, kebersihan, dan perlengkapan.
3. Atasan langsung menyusun Sasaran Kinerja Tenaga Honorer di dalam unit
kerjanya yang mencakup rincian tugas dan tanggung jawab, target kinerja dalam
bentuk kuantitatif dan kualitatif, dan tenggat waktu pencapaian target kinerja.
4. Atasan langsung melakukan penilaian kinerja Tenaga Honorer setiap akhir tahun,
atau menjelang berakhirnya perjanjian kerja.
5. Penilaian Kinerja Tenaga Honorer dilaksanakan secara sistematis yang
penekanannya pada tingkat capaian sasaran kerja pegawai atau tingkat capaian
hasil kerja yang telah disusun dan disepakati bersama antara Tenaga Honorer
dengan Pejabat Penilai.
6. Penilaian Kinerja Tenaga Honorer secara strategis diarahkan sebagai
pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan untuk mencapai hasil
kerja yang disepakati dan bukan penilaian atas kepribadian seseorang Tenaga
Honorer. Unsur perilaku kerja yang mempengaruhi prestasi kerja yang dievaluasi
harus relevan dan berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan dalam
jenjang jabatan setiap Tenaga Honorer yang dinilai.
7. Penilaian Kinerja Tenaga Honorer bertujuan untuk menjamin objektivitas
pembinaan Tenaga Honorer yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan
sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.
8. Penilaian Kinerja Tenaga Honorer dilakukan berdasarkan prinsip objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Prinsip penilaian obyektif yakni
penilaian mengenai keadaan yg sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau
pandangan pribadi. Prinsip terukur berarti bahwa penilaian dilakukan dengan
menggunakan metode dan parameter yang jelas dan pasti. Prinsip akuntabel
berarti bahwa penilaian kinerja dilakukan melalui cara dan metode yang jelas dan
dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip partisipatif berarti bahwa sistem penilaian
kinerja ini dibangun dengan cara yang memungkinkan pihak yang dinilai untuk
memberikan pendapat dan/atau keberatan terhadap hasil penilaian yang
dianggap tidak sesuai dengan fakta disertai bukti yang memadai untuk kemudian
diverifikasi. Prinsip transparan berarti bahwa proses penilaian ini dilakukan
secara terbuka oleh atasan langsung dan memberi ruang kepada pihak yang dinilai
untuk melihat hasil penilaiannya.
9. Atasan langsung menggunakan hasil penilaian kinerja Tenaga Honorer sebagai
bahan pertimbangan dalam mengusulkan perpanjangan perjanjian kerja dan/atau
insentif kerja.
10. Atasan langsung melaporkan hasil penilaian kinerja Tenaga Honorer di dalam unit
kerjanya kepada Sekjend Bawaslu RI melalui Bagian SDM Bawaslu RI.
D. TUJUAN PENILAIAN
Penilaian kinerja Tenaga Honorer bertujuan untuk:
1. Pembinaan dan pengawasan Tenaga Honorer di lingkungan Bawaslu RI
2. Rencana pengembangan sumber daya manusia
3. Pelatihan dan peningkatan pendayagunaan Tenaga Honorer sesuai tugas dan
fungsinya.
4. Dasar untuk perpanjangan kontrak kerja
5. Dasar untuk pemberian insentif kerja sesuai dengan ketentuan dan kemampuan
lembaga.
2
E. KEWENANGAN PENILAIAN
1. Atasan langsung dari Tenaga Honorer berwenang melakukan penilaian kinerja
Tenaga Honorer di lingkungan unit kerjanya.
2. Pimpinan Bawaslu RI selaku Atasan langsung menilai kinerja Tenaga Honorer
bidang tehnis yang meliputi Tenaga Ahli dan Tim Asistensi.
3. Kepala sub-bagian selaku Atasan langsung menilai kinerja Tenaga Honorer bidang
administratif dan Tenaga Honorer bidang pendukung.
F. RUANG LINGKUP PENILAIAN
1. Penilaian sasaran kerja: metode untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja
pegawai dalam suatu organisasi untuk mengetahui pencapaian kerja terhadap target
yang telah ditentukan. Untuk dapat melakukan penilaian sasaran kerja, maka harus
dipastikan bahwa organisasi telah menentukan sasaran kerja bagi masing-masing
pegawai, atau yang lazim disebut sebagai target kinerja, yang akan dijadikan acuan
dalam melakukan penilaian ini.
Sasaran kerja meliputi: kuantitas, kualitas, dan waktu.
2. Penilaian perilaku kerja, mencakup:
a. Orientasi pelayanan, yakni sikap dan perilaku Tenaga Honorer dalam
mengedepankan tugas dan kewajiban yang telah disepakati dalam SKP Tenaga
Honorer.
b. Integritas, yakni sikap dan perilaku Tenaga Honorer dalam menjunjung tinggi
kode etik penyelenggara pemilu.
c. Komitmen, yakni kemauan Tenaga Honorer dalam mendukung pencapaian
tujuan organisasi.
d. Disiplin, yakni sikap dan perilaku Tenaga Honorer dalam mematuhi ketentuan
dan peraturan kerja.
e. Kerja sama, yakni sikap dan perilaku Tenaga Honorer dalam menjalankan tugas
dengan menjunjung tinggi asas kebersamaan.
G. PEMBOBOTAN
1. Ukuran pembobotan untuk Tenaga Honorer bidang teknis:
a. SKP: 70%
b. Perilaku kerja: 30%
2. Ukuran Pembobotan untuk Tenaga Honorer bidang administrasi dan pendukung:
a. SKP: 60%
b. Perilaku kerja: 40%
3. Nilai prestasi:
NO SEBUTAN ANGKA
4
b. Penyusunan target SKP paling sedikit meliputi aspek kuantitas, kualitas,
dan waktu sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis kegiatan pada
masing-masing unit kerja.
7) SKP memuat unsur:
i. Rincian tugas, yang disertai dengan target capaian baik secara
kuantitatif atau kualitatif dan tenggat waktu pencapaiannya.
ii. Selain tugas jabatan, apabila ada tugas tambahan terkait jabatan maka
dapat dimasukkan sebagai tugas tambahan dan/atau kreatifitas dalam
pelaksanaan kegiatan Tugas Jabatan.
8) Atas Langsung memberikan penjelasan kepada Tenaga Honorer atas
rancangan SPK bagi Tenaga Honorer yang bersangkutan.
9) Tenaga Honorer dapat meminta penjelasan atas rancangan SKP yang
disusun untuk yang bersangkutan.
10) Tenaga Honorer yang bersangkutan menandatangani rancangan SKP. Dalam
hal SKP yang telah disusun tidak ditandatangani oleh Tenaga Honorer yang
bersangkutan, maka keputusannya diserahkan kepada Atasan Pejabat
Penilai dan bersifat final.
11) Atasan langsung menandatangani SKP untuk Tenaga Honorer di
lingkungannya setelah Tenaga Honorer dimaksud menandatangi SKP.
12) Atasan Langsung menyerahkan Salinan SKP yang telah ditandatangani
kepada Bagian SDM Bawaslu RI untuk dilaporkan kepada Sekretaris Jendral
Bawaslu RI sebagai rencana operasional pelaksanaan tugas jabatan.
13) Bagian SDM menyimpan SKP sebagai data bahan penilaian kinerja pegawai.
14) Format SKP dapat disusun sebagai berikut:
VI. KEGIATAN/TUGAS
TAMBAHAN
15) Kolom dalam SKP Tenaga Honorer diisi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kolom I diisi dengan data Atasan Langsung yang terdiri atas Nama, NIP,
Pangkat/Golongan, Jabatan, dan Unit Kerja
5
b. Kolom II diisi dengan data Tenaga Honorer yang terdiri atas Nama,
Jabatan, Nomor Kontrak Kerja, Unit Kerja, dan Uraian Tugas
c. Kolom III diisi dengan Kegiatan/Tugas Jabatan yang diberikan oleh
Atasan Langsung kepada Tenaga Honorer yang berisi rincian tugas
sebagai penerjemahan secara rinci atas uraian tugas.
d. Kolom IV diisi dengan bobot kegiatan yang disusun dengan cara
menentukan prosentase nilai kegiatan sesuai dengan tingkat
kepentingan dan/atau kesulitannya. Total jumlah bobot dari masing-
masing kegiatan secara kumulatif adalah 10.
e. Kolom V diisi dengan Target dari masing-masing kegiatan
f. Kolom VI diisi dengan Tugas Tambahan yang dibebankan kepada
Tenaga Honorer (jika ada).
2. Pelaksanaan Penilaian:
a) Bagian SDM menyampaikan kepada unit kerja di lingkungan Bawaslu RI formulir
DPKTenaga Honorer untuk dapat dilakukan penilaian atas Tenaga Honorer yang
bertugas di
6
unit kerja tersebut paling lambat tanggal 30 bulan juni, dan 31 desember setiap
tahunnya.
b) Atasan langsung melakukan penilaian kinerja paling lambat 7 hari kerja setelah
formulir DPK Tenaga Honorer diterima.
c) Pejabat Penilai melakukan penilaian kinerja Tenaga Honorer di lingkungan unit
kerjanya berdasarkan tingkat pencapaian Sasaran Kinerja Tenaga Honorer.
d) Tata Cara Penilaian : Penilaian dalam DPK Tenaga Honorer dinyatakan dengan
sebutan angka dengan kategorisasi sebagai berikut :
KEGIATAN/TUG
AS TAMBAHAN
e) Penilaian atas SKP dilakukan dengan menghitung tingkat capaian SKP yang telah
ditetapkan untuk setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan, yang diukur dengan
4 (empat) aspek yaitu aspek kuantitas, kualitas, dan waktu sebagai berikut:
7
Kriteria Nilai Keterangan
(1) Setiap keterlambatan kurang dari 1 bulan dari target, maka diberi
nilai (-5)
(2) Setiap keterlambatan 1 bulan dari target, maka diberi nilai (-10)
(3) Setiap keterlambatan kelipatan 1 bulan, maka diberi nilai (-20)
Contoh 1:
Persentase efisiensi waktu lebih cepat dari yang ditargetkan Seorang
Tenaga Honorer bernama Lola Juwita, jabatan sebagai Tim Asistensi.
Pada awal tahun yang bersangkutan menyusun SKP dengan atasan
langsungnya sesuai dengan penetapan kinerja/RKT tahun 2014 antara
lain melakukan kegiatan menyusun Rancangan Peraturan Bawaslu tahun
2015 dengan target waktu 6 (enam) bulan dengan realisasi waktu 5
(lima) bulan.
Dalam hal demikian, maka penilaian atas aspek waktu Lola adalah 100.
Contoh 2:
Persentase efisiensi waktu lebih cepat dari yang ditargetkan Seorang
Tenaga Honorer bernama Lola Juwita, jabatan sebagai Tim Asistensi.
Pada awal tahun yang bersangkutan menyusun SKP dengan atasan
langsungnya sesuai dengan penetapan kinerja/RKT
8
tahun 2014 antara lain melakukan kegiatan menyusun Rancangan
Peraturan Bawaslu tahun 2015 dengan target waktu 6 (enam) bulan
dengan realisasi waktu 6 (enam) bulan.
Dalam hal demikian, maka penilaian atas aspek waktu Lola adalah 90.
Contoh 3:
Persentase efisiensi waktu lebih lambat dari yang ditargetkan Seorang
Tenaga Honorer bernama Lulu, jabatan sebagai Tim Asistensi. Pada awal
tahun yang bersangkutan menyusun SKP dengan atasan langsungnya
sesuai dengan penetapan kinerja/RKT tahun 2014 antara lain melakukan
kegiatan menyusun Rancangan Peraturan Bawaslu tahun 2015 dengan
target waktu 6 (enam) bulan dengan realisasi waktu 6 (enam) bulan
lebih 15 hari.
Dalam hal demikian, maka penilaian atas aspek waktu Lulu adalah
sebagai berikut:
f) Penyusunan SKP bagi Tenaga Honorer yang kegiatannya dilakukan dengan tim
kerja, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. jika kegiatan yang dilakukan merupakan tugas jabatannya, maka dimasukkan
ke dalam SKP yang bersangkutan; dan
2. jika kegiatannya bukan merupakan tugas jabatannya, maka kinerja yang
bersangkutan dinilai sebagai tugas tambahan.
g) Hasil penilaian harus disampaikan kepada Tenaga Honorer yang bersangkutan
dan apabila disetujui maka atasan langsung dan Tenaga Honorer yang
bersangkutan menandatangani formulir DPK Tenaga Honorer tersebut untuk
selanjutnya disampaikan kepada Atasan Pejabat Penilai.
h) Selanjutnya DPK Tenaga Honorer yang telah ditandatangani Atasan Pejabat
Penilai disampaikan kepada bidang SDM untuk mendapatkan verifikasi dan
penetapan hasil penilaian DPK Tenaga Honorer.
i) Apabila Tenaga Honorer berkeberatan dengan hasil penilaian atasan langsung,
dapat mengajukan keberatan dengan menyampaikan isi keberatan pada kolom
yang telah disediakan dalam formulir DPK Tenaga Honorer.
(a) Penilaian DPK Tenaga Honorer yang mengandung unsur keberatan dari
Tenaga Honorer harus diketahui oleh Atasan Pejabat Penilai
(b) Atasan Pejabat Penilai melakukan verifikasi dan klarifikasi terhadap
keberatan yang diajukan oleh Tenaga Honorer dan selanjutnya hasilnya
diserahkan kepada Bagian SDM.
9
c) Kriteria penilaian kinerja dipergunakan sebagai dasar pertimbangan perpanjangan
kontrak kerja Tenaga Honorer dengan sebutan Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang atau
Kurang sekali.
d) Perpanjangan kontrak hanya dapat dilakukan apabila hasil DPKTenaga Honorer
pegawai mendapatkan nilai paling rendah CUKUP.
e) Bagian SDM dapat mengusulkan kegiatan peningkatan kapasitas bagi Tenaga
Honorer dengan mengacu kepada hasil penilaian DPK Tenaga Honorer.
10
Lampiran 1
11
V. KEGIATAN TUGAS TAMBA
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Januari 2015
12
PENILAIAN SASARAN KINERJA TENAGA HONORER
BAWASLU RI Lampiran 2
Contoh
a. Tugas Tambahan
b. Kreativitas
Nilai Capaian SKP 188
*****)
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas = RO x 100 = 1 x 100 = 100
TO 1
Aspek kualitas = RK x 100 = 70 x 100 = 70
TK 100
Aspek waktu = TW - RW x 100
= 2 bulan x 3 bulan = > 1 bulan
= 90 – (10)
13
Jumlah ketiga aspek tersebut dijumlahkan = 100 + 70 + 80 = 250
Hasil penjumlahan dikalikan dengan bobot kegiatan = 250 x 1 = 250
**) Angka ini diperoleh dengan menjumlahkan ketiga aspek tersebut dibagi 3
(tiga) aspek yang ada = (100 + 70 + 80) x 10 (bobot) : 3 = 250 x
10 : 3 = 833
***) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas = RO x 100 = 12 x 100 = 100
TO 12
Aspek kualitas = RK x 100 = 80 x 100 = 80
TK 100
Aspek waktu = TW – RW
= 12 bulan x 12 bulan = sesuai target
= 90
Jumlah ketiga aspek tersebut dijumlahkan = 100 + 80 + 90 = 270
Hasil penjumlahan dikalikan dengan bobot kegiatan = 270 x 2 = 540
*****) Angka ini diperoleh dengan menjumlahkan ketiga aspek tersebut dibagi 3
(tiga) aspek yang ada = (100 + 80 + 90) x 2 (bobot) : 3 = 270 x 2 : 3 = 180
*****) Angka ini diperoleh dari penjumlahan angka di kolom 12 dibagi 5 kegiatan
14
Lampiran 3
CONTOH ISIAN FORMULIR PENILAIAN PERILAKU TENAGA HONORER
BAWASLU RI
Nama/NIP dan
No. Tanggal Uraian Paraf
Pejabat Penilai
1 2 3 4
15
Lampiran 4
1. YANG DINILAI
a. N a m a
b. Pangkat, golongan ruang
c. Nomor Kontrak
d. Jabatan / Pekerjaan
e. Unit Organisasi
2. PEJABAT PENILAI
a.Nama
b. NIP
d. Jabatan / Pekerjaan
e . Unit Organisasi
a.Nama
b. NIP
d. Jabatan / Pekerjaan
e . Unit Organisasi
16
4. UNSUR YANG DINILAI JUMLA
4. Disiplin
b. Perilaku
Kerja
5. Kerjasama
Jumlah**)
Nilai rata - rata ***)
Nilai Perilaku Kerja****) ........................................ x 40 %
6 TANGGAPAN PEJABAT
7 REKOMENDASI
PEJABAT PENILAI,
17
PETUNJUK PENGISIAN
FORMULIR PENILAIAN PRESTASI KERJA TENAGA HONORER
b Cukup jelas.
b Cukup jelas.
b Cukup jelas.
3.
c Tulislah pangkat/golongan terakhir Atasan Pejabat Penilai.
18
5 Tulislah nilai Kerjasama sesuai dengan nilai, angka,
dan sebutan
Tulislah jumlah nilai angka dari semua aspek yang dinilai, yaitu
**)
jumlah nilai dari aspek orientasi pelayanan sampai dengan
aspek kepemimpinan.
19
No. Nomor Lajur Uraian
Nama
Nama/NIP dan
No. Tanggal Uraian Paraf Pejabat
Penilai
1 2 3 4
PETUNJUK PENGISIAN
FORMULIR BUKU CATATAN PENILAIAN PERILAKU KERJA
TENAGA HONORER BAWASLU RI
21