Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA TENAGA HONORER

DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILU REPUBLIK INDONESIA

A. DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.
2. Undang-undang nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
3. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2013 tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Bawaslu.
4. Peraturan Bawaslu RI Nomor 10 Tahun 2014
5. Peraturan Sekretaris Jendral Bawaslu RI Nomor 01 Tahun 2013

B. PENGERTIAN
1. Tenaga Honorer adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
2. Daftar Penilaian Kinerja Tenaga Honorer adalah suatu daftar yang memuat hasil
penilaian pelaksanaan pekerjaan Tenaga Honorer di Bawaslu RI dalam jangka
waktu 1 tahun / masa kontrak yang akan digunakan untuk evaluasi kinerja
sebagai dasar perpanjangan kontrak.
3. Penilaian Kinerja Tenaga Honorer adalah suatu proses penilaian secara sistematis
yang dilakukan oleh Pejabat Penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku
kerja Tenaga Honorer.
4. Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap Tenaga Honorer pada
suatu satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.
5. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan
target yang akan dicapai oleh seorang Tenaga Honorer.
6. Uraian Tugas adalah suatu paparan semua tugas jabatan yang merupakan tugas
pokok pemangku jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja
dengan menggunakan perangkat kerja dalam kondisi tertentu.
7. Kegiatan Tugas Jabatan adalah tugas pekerjaan yang wajib dilakukan dalam
rangka pelaksanaan fungsi jabatan.
8. Target adalah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas
jabatan.
9. Tugas Tambahan adalah tugas lain atau tugas-tugas yang ada hubungannya
dengan tugas jabatan yang bersangkutan dan tidak ada dalam SKP yang
ditetapkan.
10. Kreativitas adalah kemampuan Tenaga Honorer untuk menciptakan sesuatu
gagasan/metode pekerjaan yang bermanfaat bagi unit kerja, organisasi, atau
negara.
11. Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh
Tenaga Honorer atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
12. Pejabat penilai adalah atasan langsung dari Tenaga Honorer yang dinilai dalam
unit kerja.
13. Atasan Pejabat Penilai adalah atasan dari atasan langsung Tenaga Honorer dalam
satu unit kerja.

C. KETENTUAN UMUM
1. Tenaga Honorer di lingkungan Bawaslu RI diikat dengan perjanjian kerja.
2. Tenaga Honorer di lingkungan Bawaslu RI terdiri atas:
a. Tenaga Honorer bidang teknis yakni Tenaga Honorer yang ditugaskan untuk
mengerjakan bidang teknis pengawasan dan penindakan.

1
b. Tenaga Honorer bidang administratif yakni Tenaga Honorer yang ditugaskan
untuk mengerjakan tugas-tugas administratif.
c. Tenaga Honorer pendukung yakni Tenaga Honorer yang ditugaskan untuk
mengerjakan bidang pekerjaan keamanan, kebersihan, dan perlengkapan.
3. Atasan langsung menyusun Sasaran Kinerja Tenaga Honorer di dalam unit
kerjanya yang mencakup rincian tugas dan tanggung jawab, target kinerja dalam
bentuk kuantitatif dan kualitatif, dan tenggat waktu pencapaian target kinerja.
4. Atasan langsung melakukan penilaian kinerja Tenaga Honorer setiap akhir tahun,
atau menjelang berakhirnya perjanjian kerja.
5. Penilaian Kinerja Tenaga Honorer dilaksanakan secara sistematis yang
penekanannya pada tingkat capaian sasaran kerja pegawai atau tingkat capaian
hasil kerja yang telah disusun dan disepakati bersama antara Tenaga Honorer
dengan Pejabat Penilai.
6. Penilaian Kinerja Tenaga Honorer secara strategis diarahkan sebagai
pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan untuk mencapai hasil
kerja yang disepakati dan bukan penilaian atas kepribadian seseorang Tenaga
Honorer. Unsur perilaku kerja yang mempengaruhi prestasi kerja yang dievaluasi
harus relevan dan berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan dalam
jenjang jabatan setiap Tenaga Honorer yang dinilai.
7. Penilaian Kinerja Tenaga Honorer bertujuan untuk menjamin objektivitas
pembinaan Tenaga Honorer yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan
sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.
8. Penilaian Kinerja Tenaga Honorer dilakukan berdasarkan prinsip objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Prinsip penilaian obyektif yakni
penilaian mengenai keadaan yg sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau
pandangan pribadi. Prinsip terukur berarti bahwa penilaian dilakukan dengan
menggunakan metode dan parameter yang jelas dan pasti. Prinsip akuntabel
berarti bahwa penilaian kinerja dilakukan melalui cara dan metode yang jelas dan
dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip partisipatif berarti bahwa sistem penilaian
kinerja ini dibangun dengan cara yang memungkinkan pihak yang dinilai untuk
memberikan pendapat dan/atau keberatan terhadap hasil penilaian yang
dianggap tidak sesuai dengan fakta disertai bukti yang memadai untuk kemudian
diverifikasi. Prinsip transparan berarti bahwa proses penilaian ini dilakukan
secara terbuka oleh atasan langsung dan memberi ruang kepada pihak yang dinilai
untuk melihat hasil penilaiannya.
9. Atasan langsung menggunakan hasil penilaian kinerja Tenaga Honorer sebagai
bahan pertimbangan dalam mengusulkan perpanjangan perjanjian kerja dan/atau
insentif kerja.
10. Atasan langsung melaporkan hasil penilaian kinerja Tenaga Honorer di dalam unit
kerjanya kepada Sekjend Bawaslu RI melalui Bagian SDM Bawaslu RI.

D. TUJUAN PENILAIAN
Penilaian kinerja Tenaga Honorer bertujuan untuk:
1. Pembinaan dan pengawasan Tenaga Honorer di lingkungan Bawaslu RI
2. Rencana pengembangan sumber daya manusia
3. Pelatihan dan peningkatan pendayagunaan Tenaga Honorer sesuai tugas dan
fungsinya.
4. Dasar untuk perpanjangan kontrak kerja
5. Dasar untuk pemberian insentif kerja sesuai dengan ketentuan dan kemampuan
lembaga.

2
E. KEWENANGAN PENILAIAN
1. Atasan langsung dari Tenaga Honorer berwenang melakukan penilaian kinerja
Tenaga Honorer di lingkungan unit kerjanya.
2. Pimpinan Bawaslu RI selaku Atasan langsung menilai kinerja Tenaga Honorer
bidang tehnis yang meliputi Tenaga Ahli dan Tim Asistensi.
3. Kepala sub-bagian selaku Atasan langsung menilai kinerja Tenaga Honorer bidang
administratif dan Tenaga Honorer bidang pendukung.
F. RUANG LINGKUP PENILAIAN
1. Penilaian sasaran kerja: metode untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja
pegawai dalam suatu organisasi untuk mengetahui pencapaian kerja terhadap target
yang telah ditentukan. Untuk dapat melakukan penilaian sasaran kerja, maka harus
dipastikan bahwa organisasi telah menentukan sasaran kerja bagi masing-masing
pegawai, atau yang lazim disebut sebagai target kinerja, yang akan dijadikan acuan
dalam melakukan penilaian ini.
Sasaran kerja meliputi: kuantitas, kualitas, dan waktu.
2. Penilaian perilaku kerja, mencakup:
a. Orientasi pelayanan, yakni sikap dan perilaku Tenaga Honorer dalam
mengedepankan tugas dan kewajiban yang telah disepakati dalam SKP Tenaga
Honorer.
b. Integritas, yakni sikap dan perilaku Tenaga Honorer dalam menjunjung tinggi
kode etik penyelenggara pemilu.
c. Komitmen, yakni kemauan Tenaga Honorer dalam mendukung pencapaian
tujuan organisasi.
d. Disiplin, yakni sikap dan perilaku Tenaga Honorer dalam mematuhi ketentuan
dan peraturan kerja.
e. Kerja sama, yakni sikap dan perilaku Tenaga Honorer dalam menjalankan tugas
dengan menjunjung tinggi asas kebersamaan.
G. PEMBOBOTAN
1. Ukuran pembobotan untuk Tenaga Honorer bidang teknis:
a. SKP: 70%
b. Perilaku kerja: 30%
2. Ukuran Pembobotan untuk Tenaga Honorer bidang administrasi dan pendukung:
a. SKP: 60%
b. Perilaku kerja: 40%
3. Nilai prestasi:
NO SEBUTAN ANGKA

1 Sangat Baik 91 s/d


100
2 Baik 76 s/d 90
3 Cukup 61 s/d 75
4 Kurang 51 s/d 60
5 Kurang < 50
Sekali

H. KELENGKAPAN DOKUMEN PENUNJANG PENILAIAN


1. Dokumen kepegawaian Tenaga Honorer termasuk Uraian Tugas
2. Formulir penilaian Tenaga Honorer
3. Foto copy surat perjanjian kerja
4. Dokumen Sasaran Kerja Tenaga Honorer
3
I. METODE PENILAIAN
Penilaian dilakukan oleh atasan langsung. Metode ini merupakan cara penilaian kinerja
yang dilakukan oleh atasan langsung selaku pejabat penilai. Metode ini merupakan
metode penilaian utama yang diterapkan untuk menilai kinerja Tenaga Honorer di
lingkungan Bawaslu RI.

J. PROSEDUR PENILAIAN OLEH ATASAN LANGSUNG


1. Pra-Penilaian
Sebelum dilakukan penilaian kinerja Tenaga Honorer di lingkungan Bawaslu RI,
diperlukan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai. Sasaran
Kerja Pegawai disusun secara spesifik untuk masing-masing tugas jabatan,
sedangkan Perilaku Kerja Pegawai disusun dan berlaku untuk seluruh pegawai.
a) Penyusunan Sasaran Kerja:
1) Atasan langsung menyusun Sasaran Kerja Tenaga Honorer di
lingkungannya masing-masing dengan mengacu kepada Uraian Tugas
masing-masing.
2) SKP merupakan rancangan pelaksanaan kegiatan tugas jabatan sesuai
dengan rincian tugas, tanggung jawab dan/atau wewenang Tenaga Honorer
(jika ada) sesuai dengan struktur dan tata kerja organisasi.
3) SKP disusun setap tahun pada awal Januari.
4) Dalam menyusun SKP, atasan langsung memastikan bahwa seluruh bidang
tugas unit kerja terbagi habis.
5) Dalam menyusun SKP harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Jelas. Kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas.
b. Dapat diukur. Kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur secara
kuantitas dalam bentuk angka seperti jumlah satuan, jumlah hasil, dan
lain-lain maupun secara kualitas seperti hasil kerja sempurna, tidak ada
kesalahan, tidak ada revisi dan pelayanan kepada masyarakat
memuaskan, dan lain-lain.
c. Relevan. Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas
jabatan masing-masing.
d. Dapat dicapai. Kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan
kemampuan Tenaga Honorer.
e. Memiliki target waktu Kegiatan yang dilakukan harus dapat ditentukan
waktunya.
6) Target
a. Setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan hams ditetapkan target yang
akan diwujudkan secara jelas, sebagai ukuran prestasi kerja. Dalam
menetapkan target meliputi aspek sebagai berikut:
1. Kuantitas (Target Output). Dalam menentukan Target Output (TO)
dapat berupa dokumen, konsep, naskah, surat keputusan, paket,
laporan, dan lain-lain.
2. Kualitas (Target Kualitas). Dalam menetapkan Target Kualitas (TK)
harus memprediksi pada mutu hasil kerja yang terbaik, target
kualitas diberikan nilai paling tinggi 100 (seratus).

3. Waktu (Target Waktu). Dalam menetapkan Target Waktu (TW)


harus memperhitungkan berapa waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya bulanan, triwulan,
kwartal, semester, dan tahunan.

4
b. Penyusunan target SKP paling sedikit meliputi aspek kuantitas, kualitas,
dan waktu sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis kegiatan pada
masing-masing unit kerja.
7) SKP memuat unsur:
i. Rincian tugas, yang disertai dengan target capaian baik secara
kuantitatif atau kualitatif dan tenggat waktu pencapaiannya.
ii. Selain tugas jabatan, apabila ada tugas tambahan terkait jabatan maka
dapat dimasukkan sebagai tugas tambahan dan/atau kreatifitas dalam
pelaksanaan kegiatan Tugas Jabatan.
8) Atas Langsung memberikan penjelasan kepada Tenaga Honorer atas
rancangan SPK bagi Tenaga Honorer yang bersangkutan.
9) Tenaga Honorer dapat meminta penjelasan atas rancangan SKP yang
disusun untuk yang bersangkutan.
10) Tenaga Honorer yang bersangkutan menandatangani rancangan SKP. Dalam
hal SKP yang telah disusun tidak ditandatangani oleh Tenaga Honorer yang
bersangkutan, maka keputusannya diserahkan kepada Atasan Pejabat
Penilai dan bersifat final.
11) Atasan langsung menandatangani SKP untuk Tenaga Honorer di
lingkungannya setelah Tenaga Honorer dimaksud menandatangi SKP.
12) Atasan Langsung menyerahkan Salinan SKP yang telah ditandatangani
kepada Bagian SDM Bawaslu RI untuk dilaporkan kepada Sekretaris Jendral
Bawaslu RI sebagai rencana operasional pelaksanaan tugas jabatan.
13) Bagian SDM menyimpan SKP sebagai data bahan penilaian kinerja pegawai.
14) Format SKP dapat disusun sebagai berikut:

SASARAN KERJA TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN BAWASLU RI


NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI YANG DINILAI
1 Nama 1 Nama
2 NIP 2 Jabatan
3 Pangkat/G 3 Nomor
ol Kontrak
4 Jabatan 4 Unit Kerja
5 Unit Kerja 5 Uraian Tugas
NO III. KEGIATAN/TUGAS JABATAN IV. V. TARGET
Bobot KUANTITAS/ KUALITA WAKTU
OUTPUT S/ MUTU

VI. KEGIATAN/TUGAS
TAMBAHAN

15) Kolom dalam SKP Tenaga Honorer diisi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kolom I diisi dengan data Atasan Langsung yang terdiri atas Nama, NIP,
Pangkat/Golongan, Jabatan, dan Unit Kerja
5
b. Kolom II diisi dengan data Tenaga Honorer yang terdiri atas Nama,
Jabatan, Nomor Kontrak Kerja, Unit Kerja, dan Uraian Tugas
c. Kolom III diisi dengan Kegiatan/Tugas Jabatan yang diberikan oleh
Atasan Langsung kepada Tenaga Honorer yang berisi rincian tugas
sebagai penerjemahan secara rinci atas uraian tugas.
d. Kolom IV diisi dengan bobot kegiatan yang disusun dengan cara
menentukan prosentase nilai kegiatan sesuai dengan tingkat
kepentingan dan/atau kesulitannya. Total jumlah bobot dari masing-
masing kegiatan secara kumulatif adalah 10.
e. Kolom V diisi dengan Target dari masing-masing kegiatan
f. Kolom VI diisi dengan Tugas Tambahan yang dibebankan kepada
Tenaga Honorer (jika ada).

b) Penyusunan Perilaku Kerja Pegawai


1. Nilai perilaku kerja Tenaga Honorer dinyatakan dengan angka dan
sebutan sebagai berikut:
91 – 100 : Sangat Baik
76 - 90 : Baik
61 - 75 : Cukup
51 - 60 : Kurang
50 ke bawah : Buruk
2. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek:
a. orientasi pelayanan;
b. integritas;
c. komitmen;
d. disiplin; dan
e. kerjasama.
3. Cara menilai perilaku kerja dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat
penilai terhadap Tenaga Honorer yang dinilai.
4. Penilaian perilaku kerja dapat mempertimbangkan masukan dari Pejabat
Penilai lain yang setingkat di lingkungan unit kerja masing-masing.
5. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 (seratus)
6. Penilaian Perilaku Kerja Tenaga Honorer dibuat menurut contoh sebagai
berikut:
Nama/NIP dan
No. Tanggal Uraian Paraf
Pejabat Penilai
1 2 3 4

1. Penilaian perilaku kerjanya adalah


sebagai berikut:
Orientasi Pelayanan =
Integritas =
Komitmen =
Disiplin =
Kerjasama =
Jumlah =
Nilai Rata-Rata =

2. Pelaksanaan Penilaian:
a) Bagian SDM menyampaikan kepada unit kerja di lingkungan Bawaslu RI formulir
DPKTenaga Honorer untuk dapat dilakukan penilaian atas Tenaga Honorer yang
bertugas di
6
unit kerja tersebut paling lambat tanggal 30 bulan juni, dan 31 desember setiap
tahunnya.
b) Atasan langsung melakukan penilaian kinerja paling lambat 7 hari kerja setelah
formulir DPK Tenaga Honorer diterima.
c) Pejabat Penilai melakukan penilaian kinerja Tenaga Honorer di lingkungan unit
kerjanya berdasarkan tingkat pencapaian Sasaran Kinerja Tenaga Honorer.
d) Tata Cara Penilaian : Penilaian dalam DPK Tenaga Honorer dinyatakan dengan
sebutan angka dengan kategorisasi sebagai berikut :

DAFTAR PENILAIAN KINERJA TENAGA HONORER


BAWASLU RI
NO KEGIATAN BO TARGET REALISASI PEN NIL
TUGAS JABATAN BO GHI AI
T TUN CAP
GAN AIA
KUANT KUALI WAKTU KUA KUA WAK N
ITAS/ TAS/ NTI LIT TU SKP
OUTPU MUTU TAS AS/
T / MU
OUT TU
PUT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

KEGIATAN/TUG
AS TAMBAHAN

e) Penilaian atas SKP dilakukan dengan menghitung tingkat capaian SKP yang telah
ditetapkan untuk setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan, yang diukur dengan
4 (empat) aspek yaitu aspek kuantitas, kualitas, dan waktu sebagai berikut:

1) Aspek kuantitas : penghitungannya menggunakan rumus:

Realisasi Output (RO)


-------------------------------- x
100 Target Output (TO)

2) Aspek kualitas :penghitungannya menggunakan rumus:

Realisasi Kualitas (RK)


-------------------------------- x 100
Target Kualitas (TK)

Untuk menilai apakah output berkualitas atau tidak dengan menggunakan


pedoman sebagai berikut:

7
Kriteria Nilai Keterangan

Hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi,


91 - 100 dan pelayanan di atas standar yang ditentukan dan lain-lain.

Hasil kerja mempunyai 1 (satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil,


76 - 90 tidak ada kesalahan besar, revisi, dan pelayanan sesuai
standar yang telah ditentukan dan lain-lain.

Hasil kerja mempunyai 3 (tiga) atau 4 (empat) kesalahan


61 - 75 kecil, dan tidak ada kesalahan besar, revisi, dan pelayanan cukup
memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain.

Hasil kerja mempunyai 5 (lima) kesalahan kecil dan ada


51 - 60 kesalahan besar, revisi, dan pelayanan tidak cukup
memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain.
50 ke Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 (lima) kesalahan kecil dan ada
bawah kesalahan besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di
bawah standar yang ditentukan dan lain-lain.

3) Aspek waktu, penghitungannya dilakukan dengan ketentuan:


(a) Jika kegiatan diselesaikan lebih cepat dari jangka waktu yang ditetapkan,
diberikan nilai sangat baik (100)
(b) Jika kegiatan diselesaikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan,
diberikan nilai baik (90)
(c) Dalam hal kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol), dan
diberikan nilai sangat buruk (0)
(d) Jika kegiatan diselesaikan lebih lambat dari jangka waktu yang
ditetapkan diberikan nilai cukup hingga buruk dengan menggunakan
rumus penghitungan:

(1) Setiap keterlambatan kurang dari 1 bulan dari target, maka diberi
nilai (-5)
(2) Setiap keterlambatan 1 bulan dari target, maka diberi nilai (-10)
(3) Setiap keterlambatan kelipatan 1 bulan, maka diberi nilai (-20)

Contoh 1:
Persentase efisiensi waktu lebih cepat dari yang ditargetkan Seorang
Tenaga Honorer bernama Lola Juwita, jabatan sebagai Tim Asistensi.
Pada awal tahun yang bersangkutan menyusun SKP dengan atasan
langsungnya sesuai dengan penetapan kinerja/RKT tahun 2014 antara
lain melakukan kegiatan menyusun Rancangan Peraturan Bawaslu tahun
2015 dengan target waktu 6 (enam) bulan dengan realisasi waktu 5
(lima) bulan.
Dalam hal demikian, maka penilaian atas aspek waktu Lola adalah 100.

Contoh 2:
Persentase efisiensi waktu lebih cepat dari yang ditargetkan Seorang
Tenaga Honorer bernama Lola Juwita, jabatan sebagai Tim Asistensi.
Pada awal tahun yang bersangkutan menyusun SKP dengan atasan
langsungnya sesuai dengan penetapan kinerja/RKT
8
tahun 2014 antara lain melakukan kegiatan menyusun Rancangan
Peraturan Bawaslu tahun 2015 dengan target waktu 6 (enam) bulan
dengan realisasi waktu 6 (enam) bulan.
Dalam hal demikian, maka penilaian atas aspek waktu Lola adalah 90.

Contoh 3:
Persentase efisiensi waktu lebih lambat dari yang ditargetkan Seorang
Tenaga Honorer bernama Lulu, jabatan sebagai Tim Asistensi. Pada awal
tahun yang bersangkutan menyusun SKP dengan atasan langsungnya
sesuai dengan penetapan kinerja/RKT tahun 2014 antara lain melakukan
kegiatan menyusun Rancangan Peraturan Bawaslu tahun 2015 dengan
target waktu 6 (enam) bulan dengan realisasi waktu 6 (enam) bulan
lebih 15 hari.
Dalam hal demikian, maka penilaian atas aspek waktu Lulu adalah
sebagai berikut:

Target Waktu (6 bulan) – Realisasi Waktu (7 bulan) = > 15 hari = -5

Nilai efisiensi waktu = 90 – (-5) = 85

f) Penyusunan SKP bagi Tenaga Honorer yang kegiatannya dilakukan dengan tim
kerja, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. jika kegiatan yang dilakukan merupakan tugas jabatannya, maka dimasukkan
ke dalam SKP yang bersangkutan; dan
2. jika kegiatannya bukan merupakan tugas jabatannya, maka kinerja yang
bersangkutan dinilai sebagai tugas tambahan.
g) Hasil penilaian harus disampaikan kepada Tenaga Honorer yang bersangkutan
dan apabila disetujui maka atasan langsung dan Tenaga Honorer yang
bersangkutan menandatangani formulir DPK Tenaga Honorer tersebut untuk
selanjutnya disampaikan kepada Atasan Pejabat Penilai.
h) Selanjutnya DPK Tenaga Honorer yang telah ditandatangani Atasan Pejabat
Penilai disampaikan kepada bidang SDM untuk mendapatkan verifikasi dan
penetapan hasil penilaian DPK Tenaga Honorer.
i) Apabila Tenaga Honorer berkeberatan dengan hasil penilaian atasan langsung,
dapat mengajukan keberatan dengan menyampaikan isi keberatan pada kolom
yang telah disediakan dalam formulir DPK Tenaga Honorer.
(a) Penilaian DPK Tenaga Honorer yang mengandung unsur keberatan dari
Tenaga Honorer harus diketahui oleh Atasan Pejabat Penilai
(b) Atasan Pejabat Penilai melakukan verifikasi dan klarifikasi terhadap
keberatan yang diajukan oleh Tenaga Honorer dan selanjutnya hasilnya
diserahkan kepada Bagian SDM.

K. TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN


a) Penandatanganan perpanjangan kontrak kerja dilakukan apabila Bagian SDM sudah
memperoleh hasil DPK Tenaga Honorer yang sudah ditandatangani dan disetujui
oleh semua pihak (Tenaga Honorer/Atasan Penilai/Atasan Pejabat Penilai).
b) Dokumen DPK Tenaga Honorer dimasukkan ke dalam lampiran dokumen
perpanjangan kontrak bagi Tenaga Honorer.

9
c) Kriteria penilaian kinerja dipergunakan sebagai dasar pertimbangan perpanjangan
kontrak kerja Tenaga Honorer dengan sebutan Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang atau
Kurang sekali.
d) Perpanjangan kontrak hanya dapat dilakukan apabila hasil DPKTenaga Honorer
pegawai mendapatkan nilai paling rendah CUKUP.
e) Bagian SDM dapat mengusulkan kegiatan peningkatan kapasitas bagi Tenaga
Honorer dengan mengacu kepada hasil penilaian DPK Tenaga Honorer.

10
Lampiran 1

SASARAN KERJA TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN BAWASLU RI


Contoh Isian
NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI YANG DINILAI

1 Nama 1 Nama XXXX


2 NIP 2 Jabatan Staf Administrasi
3 Pangkat/G 3 Nomor ……
ol Kontrak
4 Jabatan 4 Unit Kerja Subbagian Data dan Informasi
5 Unit Kerja 5 Uraian Tugas 1. melakukan pengumpulan dan
inventarisasi data dan informasi
kelembagaan dan dokumen naskah
dinas;
2.melakukan pengolahan data dan
informasi;
3.menyiapkan dan menyajikan bahan
informasi yang dibutuhkan oleh unit
kerja lain di lingkungan Bawaslu;
4. memberikan pelayanan sistem
komputer dan sistem komunikasi
data
NO III. KEGIATAN TUGAS Bobo IV. TARGET
JABATAN t
KUANTITAS/ KUALITA WAKTU
OUTPUT S/ MUTU

1. melakukan pemetaan jenis 1 1 laporan 100 2 bln


data dan informasi
kelembagaan dan dokumen
naskah dinas;
2. melakukan pengumpulan dan 2 12 laporan 100 12 bulan
pendokumentasian data dan
informasi kelembagaan
3. melakukan pengolahan data 3 1000 data 100 12 bln
dan informasi;
4. menyiapkan dan menyajikan 3 200 bahan 100 12 bln
bahan informasi yang informasi
dibutuhkan oleh unit kerja
lain di lingkungan Bawaslu;
1 12 laporan 100 12 bln
5. melakukan input data ke
dalam sistem komputer dan
sistem komunikasi data

11
V. KEGIATAN TUGAS TAMBA

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Januari 2015

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
KETUA,

DR. MUHAMMAD, S.IP.,M.Si

12
PENILAIAN SASARAN KINERJA TENAGA HONORER
BAWASLU RI Lampiran 2
Contoh

I.KEGIATAN TUGAS Bob TARGET Bob REALISASI PENGHI NILAI


NO. JABATAN ot Kuant/ Kual/ ot Kuant/ Kual/ Waktu - CAPAIAN
Mutu Waktu TUNGA SKP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. melakukan pemetaan jenis data dan informasi kelembagaan 1 1 laporan 100 2 bln 1 1 laporan 70 3 bln 250 *) 83 **)
2. melakukan pengumpulan dan pendokumentasian data dan 2 12 laporan 100 12bulan 2 12 laporan 80 12bulan 540***) 180****)
informasi kelembagaan
3. melakukan pengolahan data dan informasi; 3 1000 data 100 12 bln 3 1000 data 100 12 bln 870 290
4 menyiapkan dan menyajikan bahan informasi yang 3 200 bahan 100 12 bln 3 200 bahan 100 12 bln 870 290
dibutuhkan oleh unit kerja lain di lingkungan Bawaslu; informasi informasi
melakukan input data ke dalam sistem komputer dan sistem 1 12 laporan 100 12 bln 1 12 laporan 100 12 bln
5 komunikasi data 290 96
II. Tugas Tambahan dan Kreativitas

a. Tugas Tambahan

b. Kreativitas
Nilai Capaian SKP 188
*****)
Keterangan:
*) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas = RO x 100 = 1 x 100 = 100
TO 1
Aspek kualitas = RK x 100 = 70 x 100 = 70
TK 100
Aspek waktu = TW - RW x 100
= 2 bulan x 3 bulan = > 1 bulan
= 90 – (10)
13
Jumlah ketiga aspek tersebut dijumlahkan = 100 + 70 + 80 = 250
Hasil penjumlahan dikalikan dengan bobot kegiatan = 250 x 1 = 250

**) Angka ini diperoleh dengan menjumlahkan ketiga aspek tersebut dibagi 3
(tiga) aspek yang ada = (100 + 70 + 80) x 10 (bobot) : 3 = 250 x
10 : 3 = 833
***) Angka ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
Aspek kuantitas = RO x 100 = 12 x 100 = 100
TO 12
Aspek kualitas = RK x 100 = 80 x 100 = 80
TK 100
Aspek waktu = TW – RW
= 12 bulan x 12 bulan = sesuai target
= 90
Jumlah ketiga aspek tersebut dijumlahkan = 100 + 80 + 90 = 270
Hasil penjumlahan dikalikan dengan bobot kegiatan = 270 x 2 = 540

*****) Angka ini diperoleh dengan menjumlahkan ketiga aspek tersebut dibagi 3
(tiga) aspek yang ada = (100 + 80 + 90) x 2 (bobot) : 3 = 270 x 2 : 3 = 180

*****) Angka ini diperoleh dari penjumlahan angka di kolom 12 dibagi 5 kegiatan

14
Lampiran 3
CONTOH ISIAN FORMULIR PENILAIAN PERILAKU TENAGA HONORER
BAWASLU RI
Nama/NIP dan
No. Tanggal Uraian Paraf
Pejabat Penilai
1 2 3 4

1. 2 Januari 2014 Penilaian SKP sampai dengan akhir


s.d. Juni 2014 = 89,04, sedangkan
penilaian perilaku kerjanya adalah Kepala Suba bagian
30 Juni 2014
sebagai berikut:
Orientasi Pelayanan= 85 (Baik)
Integritas = 80 (Baik)
Komitmen = 84 (Baik) Drs. Amrul
Disiplin = 85 (Baik) NIP........................
Jumlah = 421 ...........
Nilai Rata-Rata = 84,2 (Baik)

15
Lampiran 4

PENILAIAN PRESTASI KERJA


TENAGA HONORER BAWASLU RI

BAWASLU RI JANGKA WAKTU PENILAIAN


BULAN ................................................................s.d. ........................... 20

1. YANG DINILAI

a. N a m a
b. Pangkat, golongan ruang
c. Nomor Kontrak
d. Jabatan / Pekerjaan
e. Unit Organisasi

2. PEJABAT PENILAI

a.Nama

b. NIP

c. Pangkat, golongan ruang

d. Jabatan / Pekerjaan

e . Unit Organisasi

3. ATASAN PEJABAT PENILAI

a.Nama

b. NIP

c. Pangkat, golongan ruang

d. Jabatan / Pekerjaan

e . Unit Organisasi

16
4. UNSUR YANG DINILAI JUMLA

a. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)/


1. Orientasi Pelayanan
2 . Integritas
3. Komitmen

4. Disiplin
b. Perilaku
Kerja
5. Kerjasama

Jumlah**)
Nilai rata - rata ***)
Nilai Perilaku Kerja****) ........................................ x 40 %

Nilai Prestasi Kerja ( )

5. KEBERATAN DARI PEGAWAI (bila ada)

6 TANGGAPAN PEJABAT

7 REKOMENDASI

PEJABAT PENILAI,

.................. Nama ................................


NIP.

10. DITERIMA TANGGAL, ................


TENAGA HONORER YANG
DINILAI,

17
PETUNJUK PENGISIAN
FORMULIR PENILAIAN PRESTASI KERJA TENAGA HONORER

No. Nomor Lajur Uraian

a Tulislah nama lengkap Tenaga Honorer yang dinilai.

b Cukup jelas.

Tulislah pangkat/golongan terakhir Tenaga Honorer yang


1. c dinilai.

d Tulislah nama jabatan Tenaga Honorer yang dinilai.

Tulislah unit organisasi dari Tenaga Honorer yang


e bersangkutan.

a Tulislah nama lengkap pejabat penilai.

b Cukup jelas.

2. c Tulislah pangkat/golongan terakhir Pejabat Penilai.

d Tulislah nama jabatan pejabat penilai.

e Tulislah unit organisasi kerja pejabat penilai.

a Tulislah nama lengkap atasan pejabat penilai.

b Cukup jelas.

3.
c Tulislah pangkat/golongan terakhir Atasan Pejabat Penilai.

d Tulislah nama jabatan atasan pejabat penilai.


e Tulislah unit organisasi atasan pejabat penilai.

a Tulislah capaian SKP/Nilai Prestasi Akademik dikalikan 60%

1 Tulislah nilai orientasi pelayanan sesuai dengan nilai,


angka, dan sebutan

4. 2 Tulislah nilai Integritas sesuai dengan nilai, angka, dan


b
3 Tulislah nilai Komitmen sesuai dengan nilai, angka, dan

4 Tulislah nilai Disiplin sesuai dengan nilai, angka, dan


Sebutan

18
5 Tulislah nilai Kerjasama sesuai dengan nilai, angka,
dan sebutan

Tulislah nilai Kepemimpinan sesuai dengan nilai, angka,


dan sebutan.
6

*) Coret yang tidak perlu

Tulislah jumlah nilai angka dari semua aspek yang dinilai, yaitu
**)
jumlah nilai dari aspek orientasi pelayanan sampai dengan
aspek kepemimpinan.

19
No. Nomor Lajur Uraian

Tulislah nilai rata-rata yaitu jumlah nilai angka dibagi


jumlah aspek yang dinilai.
Contoh :
***)
Apabila yang dinilai adalah seorang pimpinan dengan
jumlah nilai angka = 540, maka untuk mendapatkan nilai
rata-rata yaitu 540 dibagi 6 unsur = 90, dengan demikian
nilai rata-rata yang bersangkutan adalah 90 sebutan
(baik).
****) Tulislah nilai perilaku kerja yaitu nilai rata-rata dikalikan
40%.

Tulislah nilai prestasi kerja yaitu jumlah nilai capaian SKP


ditambah dengan nilai perilaku kerja
Apabila ada keberatan dari Tenaga Honorer yang dinilai atas
sebagian
atau keseluruhan nilai yang terdapat dalam formulir
penilaian prestasi kerja, maka Tenaga Honorer yang
bersangkutan
-
menulis keberatannya dengan alasan-alasan pada lajur
ini. Tulislah tanggal, bulan, dan tahun keberatan itu
dibuat pada tempat yang telah tersedia, apabila tidak ada
keberatan maka lajur ini dengan sendirinya tidak perlu
Apabila ada keberatan dari Tenaga Honorer yang dinilai, maka
- Pejabat
Penilai menuliskan tanggapan-tanggapan atas keberatan
Apabila ada keberatan dari Tenaga Honorer yang dinilai, maka
atasan
Pejabat Penilai mengukuhkan nilai yang sudah dibuat oleh
- Pejabat Penilai atau mengubahnya apabila mempunyai
alasan-alasan yang kuat.
Tulislah tempat dibuat keputusan atasan Pejabat Penilai
atas keberatan tersebut.

- Tulislah rekomendasi Pejabat Penilai apabila diperlukan


sebagai bahan pembinaaan Tenaga Honorer yang dinilai.
Tulislah tanggal, bulan dan tahun pembuatan Penilaian
- Prestasi Kerja oleh Pejabat Penilai, kemudian dibubuhkan
tanda tangan, nama dan NIP dan Pejabat Penilai.
Tulislah tanggal, bulan dan tahun penerimaan Formulir
- Penilaian Prestasi Kerja oleh Pegawai Negeri Sipil yang
dinilai, kemudian dibubuhkan tanda tangan, nama dan
NIP dari Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.
Tulislah tanggal, bulan dan tahun penerimaan Formulir
_ Penilaian Prestasi Kerja oleh atasan Pejabat Penilai,
kemudian dibubuhkan tanda tangan, nama dan NIP
atasan Pejabat Penilai.
20
Lampiran 4

BUKU CATATAN PENILAIAN PERILAKU KERJA TENAGA HONORER


BAWASLU RI

Nama

Nama/NIP dan
No. Tanggal Uraian Paraf Pejabat
Penilai
1 2 3 4

PETUNJUK PENGISIAN
FORMULIR BUKU CATATAN PENILAIAN PERILAKU KERJA
TENAGA HONORER BAWASLU RI

No. Lajur Uraian


1 2 3
1. 1 Cukup jelas.
2. 2 Tulislah tanggal, bulan dan tahun pencatatan penilaian
perilaku kerja.
3. 3 Tulislah capaian SKP yang telah direalisasikan dan
perilaku kerja oleh Tenaga Honorer yang dinilai.
4. 4 Tulislah nama, NIP dan paraf Pejabat Penilai pada setiap
dilakukan monitoring dan evalusasi.

21

Anda mungkin juga menyukai