PEDATI - Model Revisi 4 6-8-17 - Edit - Dikti
PEDATI - Model Revisi 4 6-8-17 - Edit - Dikti
ii
DAFTAR ISI …… ii
BAB 1. PENDAHULUAN
DAFTAR
A. LATAR BELAKANG …… 1
B. RASIONAL PENGEMBANGAN MODEL ……
2
ISI
C. TUJUAN …… 4
DAFTAR Lampiran 1:
LAMPIRAN
Daftar Kata Kerja Operasional …… 58
Lampiran 2:
Contoh Rumusan Capaian
Pembelajaran …… 61
Lampiran 3:
Contoh Pemetaan dan Pengorganisasian Materi/Bahan
Kajian …… 63
Lampiran 4:
Contoh Pemilihan Aktivitas Pembelajaran Sinkron dan Asinkron …… 67
Lampiran 5:
Contoh Rancangan Pembelajaran Asinkron …… 69
Lampiran 6:
Contoh Alur Pembelajaran Asinkron …… 73
Lampiran 7:
Contoh Rancangan Aktivitas Pembelajaran Sinkron Langsung …… 75
Lampiran 8:
Contoh Alur Pembelajaran Sinkron Langsung …… 76
Lampiran 9:
Contoh Rancangan Aktivitas Pembelajaran Sinkron Maya …… 77
Lampiran 10:
Contoh Alur Pembelajaran Sinkron Maya …… 78
1
A. LATAR BELAKANG
BAB 1.
Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan
PENDAHULUAN Tinggi memfasilitasi penerapan
Massive Open Daring Course
(MOOCs) melalui program
Pembelajaran Daring Indonesia
Terbuka dan Terpadu (PDITT). Saat ini,
berganti nama menjadi Sistem
Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA)
Indonesia. PDITT/SPADA telah diluncurkan oleh
Wakil Presiden RI pda tanggal 15 Oktober 2014. Tujuan utama
SPADA adalah menerapkan teknologi pendidikan, khususnya
blended learning sebagai wahana alih kredit (credit transfer) untuk
memecahkan salah satu tantangan pendidikan tinggi dewasa ini
yaitu meningkatkan akses terhadap pendidikan tinggi yang
bermutu. Melalui SPADA, mahasiswa dari perguruan tinggi tertentu
dapat mengikuti suatu mata kuliah daring yang ditawarkan oleh
perguruan tinggi lain. Nilai yang diperoleh melalui pembelajaran
blended dengan perguruan tinggi lain (credit learning) dapat
dialihkan (credit transfer) dengan nilai sama di perguruan tinggi
dimana ia terdaftar sebagai mahasiswa.
Tabel 1.
Kesenjangan Rancangan Pembelajaran Mata Kuliah
Daring/Terbuka pada SPADA Indonesia
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB 2.
pembelajaran blended ini
dikembangkan dalam konteks
program SPADA (Sistem
Pembelajaran Daring) Indonesia
KONTEKS yang diselenggarakan oleh
Direktorat Pembelajaran,
PENGEMBANGAN Direktorat Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan, Kementerian
MODEL Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi. Oleh karena itu, sebelum
membahas lebih jauh tentang model ini,
akan dijelaskan terlebih dahulu hal-hal
yang terkait dengan SPADA Indonesia.
Gambar 1.
Layanan SPADA Indonesia
7
A. E-LEARNING DAN
HUBUNGANNYA DENGAN
PEMBELAJARAN BLENDED
B. PEMBELAJARAN BLENDED
“Seting belajar, adalah situasi dan kondisi dimana suatu peristiwa belajar bisa
terjadi.”
- Smaldino, 2008
Gambar 3.
Kuadran Seting Belajar
Sinkron Maya (SM); adalah pembelajaran yang terjadi dalam situasi dimana
antara yang belajar dan membelajarkan berada pada waktu yang sama,
tetapi tempat berbeda-beda satu sama lain. Aktivitas belajar dalam SM
dapat terjadi melalui teknologi sinkron seperti video conference, audio-
conference atau web-based seminar (webinar).
Tabel 2.
Tabel Seting Belajar dan Aktivitas Pembelajaran
Seting Belajar
Sinkron Asinkron
Sinkron Sinkron Maya Asinkron Mandiri Asinkron
Langsung (SM) (AM) Kolaboratif
(SL) (AK)
Aktivitas Pembelajaran
Ceramah Kelas virtual Membaca Partisipasi
Diskusi Konferensi (reading) dalam diskusi
Praktek audio Menonton melalui forum
Workshop Konferensi (video, diskusi daring.
Seminar video webcast) Mengerjakan
Praktek lab Web-based Mendengar tugas
Proyek seminar (audio, individu/kelom
individu/kelom (webinar) audiocast) pok melalui
pok Studi daring penugasan
dll. Simulasi/prakte daring.
k Publikasi
Latihan individu atau
Role play kelompok
Tes (melalui wiki,
Publikasi/jurnal blog, dll).
(wiki, blog, dll)
(disajikan dalam
bentuk digital dan
daring).
15
BAB 4.
Model, secara umum, dalam
bahasa awam, dapat dikatakan
sebagai contoh atau pola
sebagai patokan untuk dapat
PEDATI: MODEL DESAIN diikuti. Mengacu pada Miarso
SISTEM PEMBELAJARAN (1998), Gustafson (2002) dan
Prawiradilaga (2007), model dapat
BLENDED didefinisikan sebagai representasi
suatu proses dan/atau ide kompleks
yang dapat memberikan gambaran
prosedur kerja yang sistematis dan logis dalam
bentuk grafis dan/atau naratif dimana struktur unsur-unsur utama
serta hubungan antar unsur tersebut tercantum secara jelas.
Gambar 4.
Model Desain Sistem Pembelajaran Blended
17
B. KOMPONEN PEDATI
A. MERUMUSKAN
CAPAIAN
PEMBELAJARAN BAB 5.
1. Capaian Pembelajaran PROSEDUR DESAIN
Langkah awal dalam SISTEM
merancang
pembelajaran
sistem
blended
PEMBELAJARAN
adalah merumuskan BLENDED
capaian pembelajaran.
Capaian pembelajaran yang
dimaksud di sini adalah capaian
pembelajaran mata kuliah. Capaian pembelajaran mata
kuliah adalah:
Tabel 3.
Perbandingan Unsur-unsur Capaian Pembelajaran
menurut Mager, Kemp et.al., dan Dick, Carey & Carey
Tabel 4.
Kriteria Prilaku dalam Rumusan Capaian Pembelajaran
(Mager, 1984)
Kriteria Keterangan
S = Specific Secara jelas menyatakan prilaku khusus
yang harus dikuasai mahasiswa.
M = Measurable Prilaku khusus tersebut dapat diukur
pencapaianya dengan indikator
keberhasilan yang jelas.
A = achieveable Prilaku tersebut adalah prilaku yang
memungkinkan dapat dicapai oleh
mahasiswa.
R = Relevant Prilaku yang akan dicapai tersebut harus
relevan dan kontekstual dengan
penerapan pengetahuan, keterampilan
dan atau sikap dalam kehidupan atau
pekerjaan senyatanya kelak.
T = Time Bound Dapat dicapai dalam suatu kurun waktu
tertentu.
Template 1: (A-B-C-D)
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat (A) -----------B)----
------------ ------------------(C)------------------ --------------------(D)-----------------
Contoh:
Setelah mengikuti mata kuliah desain pembelajaran, mahasiswa (A)
dapat menulis rumusan capaian pembelajaran (B) berdasarkan
empat model template yang dicontohkan (C) dengan memenuhi
empat unsur capaian pembelajaran yang baik (D)
Template 2: (A-B-D-C)
Mahasiswa dapat (A) ---------------(B)--------------- ------------(D)-----------------
-------------------(C)----------------------
Contoh:
Mahasiswa (A) dapat menulis rumusan capaian pembelajaran (B)
yang memenuhi empat unsur capaian pembelajaran yang baik (D)
berdasarkan template 1, template 2, template 3 dan template 4(C).
Template 3: A-C-B-D
Diberikan -------------------------(C)-----------------------, mahasiswa dapat (A) ------------
-------------------(B)------------------------- ----------------------(D)----------------------------
Contoh:
Diberikan beberapa template contoh rumusan capaian
pembelajaran (C), mahasiswa dapat menulis rumusan capaian
pembelajaran (B) yang memenuhi empat unsur capaian
pembelajaran yang baik (D)
24
Template 4: B-C-D
-----------------------(B)-------------------- --------------------------(C)---------------------------
------------------(D)-------------------------------------
Contoh:
dapat menulis rumusan capaian pembelajaran (B) berdasarkan
empat model template yang dicontohkan (C) dengan memenuhi
empat unsur capaian pembelajaran yang baik (D)
Contoh 1:
Mahasiswa dapat memahami tahapan penderita postif HIV
berdasarkan standar WHO.
Penjelasan:
Kata memahami tidak spesifik, sulit diukur, karena tidak
menggunakan kata kerja aktif)
Contoh 2:
Mahasiswa memperoleh pengetahuan tentang strategi
pembelajaran.
Penjelasan:
Kata memperoleh pengetahuan tentang sesuatu dan menujukan
proses, bukan hasil belajar.
Capaian Pembelajaran:
Diberikan satu tujuan pembelajaran yang dipilih sendiri,
secara kelompok, mahasiswa dapat membuat rancangan
strategi pembelajaran untuk satu sesi pertemuan
menggunakan pendekatan TANDUR (quantum teaching)
dengan baik.
Subcapaian Pembelajaran:
1. Mahaiswa dapat menjelaskan teknik mengelola kelas
menurut pendekatan TANDUR dengan baik.
2. Mahasiswa, secara kelompok dapat memilih aktivitas
pembelajaran untuk unsur T (tumbuhkan), A (alami), N
(Namai), D (Demonstrasikan), U (ulangi) dan R (rayakan)
dengan baik berdasarkan tujuan dan karakteristik materi
tertentu.
3. Mahasiswa dapat memberikan contoh unsur T (tumbuhkan),
A (alami), N (Namai), D (Demonstrasikan), U (ulangi) dan R
(rayakan) dengan baik berdasarkan suatu tujuan
pembelajaran tertentu.
Capaian Pembelajaran:
Subcapaian Pembelajaran:
Subpokok
Pokok Bahasan Pokok Materi
bahasan
Rancangan Pendekatan Pengertian pendekatan TANDUR
Strategi TANDUR Kelebihan dan kelemahan
Pembelajaran pendekatan TANDUR
dengan
Unsur-unsur TANDUR
Pendekatan
TANDUR
Aktivitas Aktivitas TUMBUHKAN
Pembelajaran Aktivitas ALAMI
dengan Aktivitas NAMAI
Pendekatan
Aktivitas DEMONSTRASIKAN
TANDUR
Aktivitas ULANGI
Aktivitas RAYAKAN
Aktivitas T-A-N-D-UR
Gambar 5.
Kriteria Pemilihan Aktivitas Pembelajaran Sinkron dan Asinkron
(sumber: http://www.queensu.ca/teachingandlearning/modules/active/
documents/Dales_Cone_of_Experience_summary.pdf, diunduh, 17 Januari
2017)
28
SL SM
Membaca
Mengingat (teks) - - V
Mengerti Abstrak
Mendengar
(audio) - - V
Menganalisis Melihat
(visual) Ikonik - - V
Berpartisipasi
aktif Enaktif - V -
(Manipulatif)
Memodelkan
Menerapkan
dan V - -
Menilai
menerapkan
Mencipta
Mempaktekan Konkrit
langsung
V - -
dalam situasi
nyata
Aktivitas Pembelajaran
Capaian Pokok Subpokok
Sinkron Asinkron
Pembelajaran Bahasan Bahasan
SL SM
Berdasarkan Strategi Strategi - - V
tujuan Pembelajaran Pembelajar
pembelajaran an
yang telah Pendekatan - - V
ditentukan, Pembelajar
mahasiswa an
dapat menyusun Metode - - V
strategi Pembelajar
pembelajaran an
berdasarkan Merancang V - -
pendekatan strategi
pembelajaran pembelajar
tertentu dengan an
baik.
Gambar 6.
Alur Pembelajaran menurut Horton (2006)
Membaca Teks:
doc, pdf, html, epub,
dll.
Learnativity (2001)
Contoh:
1. Untuk menjelaskan konsep tentang mamalia, dapat
disajikan dengan teks atau audio (V), tapi akan lebih
mudah dipahami jika disajikan dengan menggunaan
visual (VV) dan akan lebih baik lagi jika disajikan dengan
video (VVV).
2. Untuk menjelaskan suatu prinsip seperti hukum Newton 2,
dapat disajikan dengan teks atau audio, tapi kurang
tepat. Orang akan mudah memahami hukum Newton 2
jika disajikan dengan visual. Tapi, akan jauh lebih mudah
dipahami jika disajikan dengan video, animasi atau
bahkan dengan simulasi.
Contoh:
1. Prinsip
Untuk menjelaskan suatu prinsip, katakanlah, hukum
Arschimides, akan lebih tepat menggunakan simulasi.
Namun mengingat keterbatasan waktu, biaya dan
tenaga, maka dipilih video atau animasi sebagai pilihan
kedua. Namun, jika waktu, tenaga dan biaya juga
terbatas untuk membuat video atau animasi, maka
pilihan ketiga jatuh pada visual berupa ilustrasi dan lain
sebagainya.
2. Konsep
Untuk menjelaskan tentang suatu konsep pembelahan
sel (mitosis atau meiosis), sebagai contoh, media/aset
digital yang tepat adalah animasi. Karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, animasi tentang pembelahan
sel tersebut tidak mungkin dikembangkan sendiri. Oleh
karena itu, pilihan yang diambil adalah dengan
memanfaatkan animasi tentang meiosis dan mitosis yang
telah ada di internet. Dalam hal ini, kita beperan sebagai
kurator media/asset digital. Untuk hal ini pula, agar
memperhatikan hak atas kekayaan intelektual.
Media
No. Contoh
Digital
Link artikel, sepenggal tulisan/bacaan (pdf,
1. Teks
doc, xls), instruksi penjelasan sendiri.
2. Audio Rekaman suara (mp3, mp4), audiocast, dll.
Slide presentasi, infografis, ilustrasi, komik,
3. Visual
diagram, tabel, grafik, sketsa, dll.
4. Video Rekaman video, videografis (MP4, flv, mov, dll)
Animasi video, animasi dalam bentuk swf, html,
5. Animasi
dll.
Simulator, games, augmented reality, virtual
6. Simulasi
reality
37
Sisipkan: Aktivitas AM
1. slide presentasi tentang prosedur desain (mempelajari
pembelajaran slide presentasi
2. link terkait tentang prosedur desain dan link terkait)
pembelajaran di http://don~clark.com/…
…. … …
Pertemuan ke : 1
Pokok Bahasan: Menyusun Strategi Pembelajaran
FORMAT
DESAIN SISTEM
PEMBELAJARAN BLENDED
50
B. Peta Kompetensi
(gambarkan peta kompetensi dalam bentuk mindmap, diagram
pohon atau matriks/tabel sesuai selera masing-masing)
C. Daftar Referensi
Daftar Referensi yang digunakan:
(Tuliskan: pengarang, judul buku, penerbit, tahun terbit)
1.
2.
3.
4.
5.
dst…
51
D. Materi/Bahan Kajian
(Tulsikan organisasi materi/bahan kajian (mulai dari pokok bahasan,
subpokok bahasan dan pokok materi) dengan format sebagai berikut
SL SM
52
Pokok Bahasan 1:
Subpokok Bahasan 1: ………………………………………………….
Alur Pembelajaran:
dan seterusnya
54
Capaian Pembelajaran:
Capaian Pembelajaran:
INTI
PENUTUP/TINDAK
LANJUT
Total Waktu
INTI
PENUTUP/TINDAK
LANJUT
Total Waktu
Lampiran 1:
Daftar Kata Kerja Operasional
A. Domain Kognitif
C1 C2 C3
Mengingat Memahami Mengaplikasikan
Mengutip Memperkirakan Menegaskan
Menebitkan Menceritakan Menentukan
Menjelaskan Merinci Menerapkan
Memasagkan Megubah Memodifikasi
Membaca Memperluas Membangun
Menamai Menjabarkan Mencegah
Meninjau Mnconthkan Melatih
Mentabulasi Mengemukakan Menyelidiki
Memberi kode Menggali Memproses
Menulis Mengubah Memecahkan
Menytakan Menghitung Melakukan
Menunjukkan Menguraikan Mensimulasikan
Mendaftar Mempertahankan Mengurutkan
Menggambar Mngartikan Membiasakan
Membilang Menerangkan Mengklasifikasi
Mengidentifikasi
Menghafal
Mencatat
Meniru
C3 C4 C5
Menganalisis Mengevaluasi Mencipta
Memecahkan Membandingkan Mengumpulkan
Meganalisis Menilai Mengatur
Menimpulkan Mengarahkan Erancang
Mengaitkan Mengukur Membuat
Mentransfer Meangkum Merearasi
Mengedit Mendukung Memperjelas
Menemukan Memilih Mengarang
Menyeleksi Memproyeksikan Menyususn
Mengoreksi Mengkritik Mengode
Mendeteksi Mengarahkan Mengkombinasikan
Menelaah Memutukan Memfasilitasi
Mengukur Memisahkan Mengkonstruksi
Membangunkan Menimbang Merumuskan
Merasionalkan Menghubungkan
Mendiagnosis Menciptakan
Memfokuskan menampilkan
Memadukan
59
B. Domain Psikomotor
P1 P2 P3
Meniru Manipulasi Presisi
Menyalin Membuat kembali Menunjukkan
Mengikuti Membangun Melengapi
Mereplikasi Melakukan Menyempurnakan
Mengulangi Melaksanakan Mengkalibrasi
Mematuhi Menerapkan
Mengendalikan
Mengaktifkan Mengoreksi
Mengalihkan
Menyesuaikan Mendemonstrasikan
Menggabungkan Merancang Menggantikan
Mengatur Memilah Memutar
Mengumpulkan Melatih Mengirim
Menimbang Memperbaiki Memindahkan
Memperkecil Mengidentifikasikan Mendorong
Mengubah Mengisi Menarik
Menempatkan Memproduksi
Memanipulasi Mencampur
Mencampur Mengoperasikan
Mengemas
Membungkus
P4 P5
Artikulasi Naturalisasi
Membangun Mendesain
Mengatasi Menentukan
Menggabungkan Mengelola
Beradaptasi
Memodifikasi
Merumuskan
Mengalihkan
Mempertajam
Membentuk
Memadankan
Menggunakan
Memulai
Menyetir
Menjelaskan
Menempel
Menskestsa
Mendengarkan
60
C. Domain Afektif
A1 A2 A3
Menerima Merespon Menghargai
Mengikuti Menyenangi Mengsumsikan
Menganut Menyambut Meykinkan
Mematuhi Mendukung Memperjelas
Meminati Maporkan Menekankan
Memilih Menyumbang
Menampilkan Mempercayai
Menyetujui
Mengatakan
A4 A5
Mengrganisasikan Mengkaraterisasi menurut Nilai
Mengubah Membiasakan
Menata Mengubah perilaku
Membangun Berakhlak mulia
Membentuk pendapat Melayani
Memadukan Membuktikan
Mengelola Memecahkan
Merembuk
Menegoisasi
61
Lampiran 2:
Contoh Rumusan Capaian Pembelajaran
Contoh 1:
Mata Kuliah : Riset Operasi
Dosen/Penyusun : DR. Ir. R. Abdoel Djamali, M.Si.
Contoh 2:
Mata Kuliah : Fisika Dasar
Dosen/Penyusun : Muhammad Nur Hudha, M.Pd.
Lampiran 3:
Contoh Pemetaan dan Pengorganisasian Materi/Bahan Kajian
Capaian
Pokok Subpokok
No Pembelajara Pokok-pokok Materi
Bahasan Bahasan
n
1 Mahasiswa Identitas diri 1. Identitas 1.1 Apa itu konselor
mampu dan konselor 1.2 Siapa itu konselor
membanding identitas 2. Bimbingan 1.3 Bagaimana
kan identitas profesi konseling dan konselor bekerja
diri dan konselor psikoterapi 2.1 Keterkaitan
identitas 3. Profesi-profesi antara konseling
profesi kesehatan dan psikoterapi
konselor mental 2.2 Perbedaan
dengan antara konseling
tepat dan psikoterapi
3.1 Profesi konselor
3.2 Profesi terapis
3.3 Profesi
psikoanalisis
3.4 Profesi psikiatris
3.5 Profesi psikolog
3.6 Profesi
psikoterapis
3.7 Profesi pekerja
sosial
2 Mahasiswa Konselor 1. Pribadi sebagai 1.1 Definsi pribadi
mampu sebagai instrumen 1.2 Pribadi konselor
membanding pribadi dan terpenting 1.3 Pribadi dalam
kan profesi dalam kerja kerja professional
menjelaskan profesional konselor
konselor konselor 2.1 Definisi sakit
sebagai 2. Konselor 2.2 Perbedaan sakit
pribadi dan sebagai pribadi jasmani dan
profesi yang memiliki rohani
dengan daya 2.3 Keterkaitan
tepat penyembuh antara sakit
3. Karakteristik jasmani dan
personal rohani
konselor yang 2.4 Konselor sebagai
efektif pribadi
penyembuh
3.1 Definisi konselor
efektif
3.2 Karakteristik
personal konselor
efektif
64
Capaian
Pokok Subpokok
No Pembelajara Pokok-pokok Materi
Bahasan Bahasan
n
3 Mahasiswa Pentingnya 1. Personal 1.1 Definisi personal
mampu eksplorasi therapy therapy
menjelaskan pengalama sebagai 1.2 Pentingnya
pentingnya n dalam eksplorasi diri eksplorasi diri
eksplorasi proses sebagai bekal bagi seorang
pengalaman konseling menjadi konselor
dalam proses konselor 1.3 Personal therapy
konseling 2. Bukti-bukti hasil sebagai
dengan penelitian eksplorasi diri
tepat tentang sebagai bekal
pentingnya menjadi konselor
pengalaman 2.1 Hasil penelitian
personal tentang
therapy personal therapy
di negara Barat
2.2 Hasil penelitian
tentang
personal therapy
di Indonesia
4 Mahasiswa Nilai-nilai 1. Nilai-nilai 1.1 Nilai-nilai konselor
mampu konselor konselor dan dalam proses
menjelaskan dalam proses konseling konseling
peranan nilai- proses 2. Peran nilai 2.3 Peran nilai dalam
nilai konselor konseling dalam proses proses konseling
dalam proses konseling 2.4 Efek negatif
konseling 3. Peran nilai proses konseling
dengan dalam tanpa nilai
tepat pengembanga 3.1 Peran nilai dalam
n tujuan-tujuan pengembangan
konseling tujuan-tujuan
konseling
5 Mahasiswa Isu yang 1. Isu-isu yang 1.1 Kecemasan diri
mampu dihadapi sering dihadapi sendiri
menjelaskan konselor konselor 1.2 Tuntutan dan
isu yang pemula pemula harapan konseli
dihadapi 2. Cara 1.3 konseli yang
konselor mengatasi isu- memiliki
pemula isu yang sering komitmen
dengan dihadapi rendah
tepat konselor 1.4 Kehilangan diri
pemula ketika proses
konseling
2.1 Cara mengatasi
isu-isu yang
sering dihadapi
konselor pemula
65
Capaian
Pokok Subpokok
No Pembelajara Pokok-pokok Materi
Bahasan Bahasan
n
6 Mahasiswa Kiat-kiat 1. Empati dan 1.1 Definisi empati
mampu mengemba cara 1.2 Cara
menjelaskan ngkan pengembanga mengembangkan
kiat-kiat karakteristik nnya empati
mengemban konselor 2. Genuineness 2.1 Definisi
gkan yang efektif dan cara genuineness
karakteristik pengembanga 2.2 Cara
konselor yang nnya mengembangka
efektif secara 3. Acceptance n genuineness
tepat dan cara 3.1 Definisi
pengembanga acceptance
nnya 3.2 Cara
4. Opened- mengembangka
Mindedness n acceptance
dan cara 4.1 Definisi opened-
pengembanga mindedness
nnya 4.2 Cara
mengembangka
n opened-
mindedness
7 Mahasiswa Isu-isu etik 1. Penempatan 1.1 Konseli sebagai
mampu dalam kepentingan subyek
mendesmons praktik konseli di atas 1.2 Penempatan
trasikan isu-isu konseling kepentingan kepentingan
etik dalam konselor konseli di atas
praktik 2. Pengambilan kepentingan
konseling keputusan yang konselor
secara etis 2.1 Pengambilan
bertanggung 3. Hak Informed keputusan yang
jawab Consent etis
4. Dimensi-dimensi 2.2 Tahap
konfidensialitas pembuatan
keputusan yang
etis
3.1 Hak Informed
Consent
4.1 Dimensi-dimensi
konfidensialitas
8 Mahasiswa Sikap 1. Pribadi konselor 1.1 Definisi konseling
mampu konselor dan lintas budaya
menunjukkan dalam keterkaitannya 1.2 Pribadi konselor
sikap konselor perspektif dengan dan
yang tepat lintas konseling sadar keterkaitannya
dalam budaya budaya dengan
perspektif 2. Pemusatan konseling sadar
lintas budaya pada faktor budaya
individu dan 2.1 Budaya konseli
faktor sebagai pusat
66
Capaian
Pokok Subpokok
No Pembelajara Pokok-pokok Materi
Bahasan Bahasan
n
lingkungan 2.2 Pemusatan pada
dalam faktor individu
konseling dan faktor
3. Menghindari lingkungan
sikap-sikap dalam konseling
prasangka dan 3.1 Menghindari
stereotip sikap-sikap
prasangka dan
stereotip
67
Lampiran 4:
Contoh Pemilihan Aktivitas Pembelajaran Sinkron dan Asinkron
Setting
Capaian Pokok Subpokok Pembelajaran
Pembelajaran Bahasan Bahasan Sinkron
Asink
SL SM
Mahasiswa dapat Linier Model linier - - V
membuat model Program programming
Linier Programming ming Solusi linier - - V
(LP) dengan benar programming
menggu-nakan Software aplikasi V - -
metode grafik & QM untuk
metode simplex menyelesaikan
yang dikerjakan model linier
secara manual programming
maupun
menggunakan
software QM
Mahasiswa dapat Transpor- Model transportasi - - V
membuat model tasi Solusi transportasi - - V
Transportasi Software aplikasi V - -
(Transportation) QM untuk
dengan benar menyelesaikan
dengan berbagai model transportasi
metode solusi yang
dikerjakan secara
manual &
menggunakan
software QM
Mahasiswa dapat Penuga- Model penugasan - - V
membuat model san Solusi penugasan - - V
Penugasan Software aplikasi V - -
(Assignment) QM untuk
dengan benar menyelesaikan
dengan cara model penugasan
menghitung manual
& menggunakan
software QM
Mahasiswa dapat Teori Model teori - - V
membuat model Permain- permainan
Teori Permainan an Solusi teori - - V
(Game Theory) permainan
68
Setting
Capaian Pokok Subpokok Pembelajaran
Pembelajaran Bahasan Bahasan Sinkron
Asink
SL SM
dengan benar Software aplikasi V - -
dengan berbagai QM untuk
metode secara menyelesaikan
manual & software model teori
QM permainan
Mahasiswa dapat Peramala Model peramalan - - V
menyelesaikan n Solusi peramalan - - V
kasus Peramalan Software aplikasi V - -
(Forecasting) QM untuk
dengan benar yang menyelesaikan
dikerjakan secara model peramalan
manual & software
QM
Mahasiswa dapat Analisis Model analsis - - V
menyelesaikan Keputusa keputusan
kasus Analisis n Solusi analsis - - V
Keputusan (Decision keputusan
Analysis) dengan Software aplikasi V - -
benar baik secara QM untuk
manual atau menyelesaikan
menggunakan model analsis
software QM keputusan
Mahasiswa dapat Manajem Model - - V
menyelesaikan en Proyek manajemen
kasus Project proyek
Management Solusi manajemen - - V
dengan proyek
menggunakan Software aplikasi V - -
software QM QM untuk
menyelesaikan
model
manajemen
proyek
69
Lampiran 5:
Contoh Rancangan Pembelajaran Asinkron
Lampiran 6:
Contoh Alur Pembelajaran Asinkron
Lampiran 7:
Contoh Rancangan Aktivitas Pembelajaran Sinkron Langsung
SubPokok Pokok
Bahasan Materi Metode Media Asesmen
Estimasi Two Stay Two Slide tentang Kuis
Stray instruksi aktifitas
belajar
mahasiswa
Uji Think Pair Lembar Kerja Tugas Individu:
Hipotesis Share Siswa menganalisa
Sampel hipotesis
Tunggal Video cara beberapa
menguji permasalahan
hipotesis sampel yang
tunggal disediakan
menggunakan dosen,
SPSS sehingga
Uji Presentasi Slide Presentasi memperoleh
Hipotesis dan tanya keputusan
Sampel Jawab yang tepat.
Para-
Ganda Video cara
metrik
menguji
hipotesis sampel
ganda
menggunakan
SPSS
ANOVA STAD Slide tentang Tugas
dan instruksi aktifitas Kelompok :
bukan belajar Setiap
ANOVA mahasiswa kelompok
bertukar
Video permasalahan
perhitungan untuk dianalisa
Regresi ANOVA, bukan menggunakan
ANOVA dan pendekatan
regresi pada komputasi
SPSS
76
Lampiran 8:
Contoh Alur Pembelajaran Sinkron Langsung
Lampiran 9:
Contoh Rancangan Aktivitas Pembelajaran Sinkron Maya
Pokok
Pokok Materi Metode Media Asesmen/Penilaian
Bahasan
Konsep a. Definisi dan Penjelasan, Slide Pre tes sebelum
dasar pengertian uraian, PPT, mengawali
etika tentang gambar video perkuliahan :
Bisnis etika; Untuk mengukur
b. Norma Penjelasan, Slide kemampuan
umum uraian PPT mahasiswa secara
tentang individual
etika;
c. Hakekat Penjelasan, Slide Tugas kelompok :
bisnis; diskusi PPT Diberikan topik
d. Sudut Penjelasan, Slide tentang urgensi
pandang uraian PPT bisnis terhadap
bisnis; etika untuk dibahas
e. Pemahaman Penjelasan, Slide dalam kelompok
mengenai uraian PPT kecil yang berisi 3-5
etika dalam orang mahasiswa
bisnis;
f. Pentingnya Penjelasan, Slide
etika bisnis uraian, PPT
diskusi
78
Lampiran 10:
Contoh Alur Pembelajaran Sinkron Maya