Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Nirmana 3d

Nirmana 3d adalah suatu prinsip-prinsip kebenaran yang dapat menjadi acuan


terhadap proses perancangan desain atau karya tiga dimensi. Beberapa prinsip atau
asas tersebut diaplikasikan terhadap berbagai elemen/unsur yang tersedia. Elemen titik
dideretkan menjadi garis, lalu garis tersebut membentuk suatu bidang, kemudian
bidang tersebut diulang secara teratur untuk membentuk patung abstrak geometris.

Perbedaan nirmana 3d dan nirmana 2d?

Prinsipnya nirmana 3d sama saja dengan nirmana 2d (dwimatra). Hanya ada beberapa
tambahan elemen dan prinsip unik saja. Sebetulnya berbagai elemen dan prinsip
tersebut juga terdapat pada nirmana 2d, namun keberadaannya tidak lebih
berpengaruh dibandingkan kehadirannya di nirmana 3d. Artikel ini akan membahas
beberapa elemen dan prinsip unik yang perlu diperhatikan ketika merancang desain
tiga dimensi.

Unsur-unsur nirmana 3d

Empat unsur dasar yang membentuk objek 3d masih sama, yaitu: titik, garis, bidang 
dan ruang. Berbeda dengan bidang 2d yang memiliki ruang atau kedalaman maya,
pada objek tiga dimensi kedalaman tersebut adalah nyata. Saat kedalaman menjadi
nyata, artinya ada hal lain yang perlu diperhatikan, misalnya ruang kedalaman tersebut
dapat dimasuki oleh seseorang, seperti pada desain arsitektur. Bagaimana pengalaman
seseorang ketika memasuki kedalaman tersebut haruslah menjadi salah satu parameter
penting yang diperhatikan.

Sorotan utama pada unsur-unsur nirmana 3d adalah bidang yang memiliki volume
atau disebut juga sebagai bangun ruang 3d. Volume terdiri dari beberapa bidang 2D
yang memiliki sifatnya masing-masing. Oleh karena itu, dapat dikatakan kita
membutuhkan tenaga ekstra untuk mendesain suatu objek 3d. Karena secara tidak
langsung kita juga sedang merancang berbagai objek dua dimensi yang membentuk
objek 3d.Terdapat beberapa bangun ruang yang unik dan harus mendapatkan
perhatian lebih ketika merancang nirmana 3d. Bentuk-bentuk unik tersebut akan
dijelaskan dibawah ini.

Serial Planes

Pada objek 2d titik dapat dideretkan untuk menjadi suatu garis. Kemudian beberapa
garis dapat dideretkan menjadi suatu bidang. Pada nirmana 3d suatu bidang dapat
dideretkan untuk menjadi serial planes atau bidang berderet (berseri). Serial planes
adalah salah satu elemen paling unik dari nirmana 3d. Maka dari itu biasanya unsur ini
adalah salah satu hal yang dibahas paling awal ketika berbicara mengenai nirmana 3d.

Wall Structure

Bentuk kubus adalah salah satu bentuk yang paling banyak digunakan pada saat
merancang nirmana tiga dimensi. Bentuk ini dapat menjadi building block dari semua
bentuk lain. Misalnya kubus jika ditumpukan satu sama lain diatas dan dibawahnya
akan membentuk Kolom (column). Setelah itu sebuah column dapat dideretkan dan
membentuk dinding (wall). Sebuah bidang persegi panjang 2d juga dapat
di extrude atau diberi tambahan dimensi ketiga agar memiliki kedalaman dan menjadi
dinding.
Dinding dapat diatur menurut karakteristik dan sifatnya yaitu: ukuran, daya
ketertutupan, daya lihat, pemisah, hingga latar belakangnya. Dinding berfungsi
sebagai separator, membuat suasana tertutup, memberikan privasi, keamanan, dsb.

Wall structure selain dapat terdiri dari kubus, bisa juga dibentuk menggunakan unit-
unit yang memiliki space atau disebut spatial unit. Spatial unit Intinya adalah bentuk
kubus yang kopong dan variasi kosong lainya. Bentuk terdistorsi juga dapat digunakan
untuk membentuk dinding, namun perlu diperhatikan apakah bentuk tersebut dapat
bertumpuk dan berjejer dengan aman satu sama lain.

Prism & Cylinders (Prisma dan Silinder)

Prisma adalah bangun ruang tiga dimensi dengan ujung yang sama, alas dan tutup
tersebut dapat berupa bujursangkar, segitiga, hexagon, jajar genjang dan lain-lain
kecuali lingkaran. Jika tutup dan alas prisma terdiri dari sebuah lingkaran, maka
disebut cylinders (tabung). Dapat dikatakan juga prisma adalah bangun ruang yang
mempunyai penampang melintang yang selalu sama baik dalam bentuk maupun
ukuran. Sementara tabung adalah bangun ruang tiga dimensi dengan ujung (alas dan
tutup) lingkaran identik.

Polyhedral Structures

Polyhedral adalah ruang bangun tiga dimensi dengan permukaan polygon, tepian datar
yang bersudut tajam. Kata polyhedron berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly-
(batang) + -hedron (dudukan, permukaan). Sederhananya struktur polyhedral adalah
struktur yang terdiri dari bidang segitiga yang minimal memiliki empat permukaan
poligon identik.
Polyhedron terdiri dari unit bidang segitiga, karenanya struktur ini adalah struktur
yang terkuat. Segitiga sangat sulit untuk terdistorsi dari bentuk aslinya karena
memiliki sudut tetap dan mampu mendistribusikan beban secara merata ke berbagai
sudut lainnya.

Jenis Polyhedral:

1. Tetrahedron (Empat permukaan)


2. Octahedron (Delapan permukaan)
3. Dodecahedron (Dua Belas permukaan)
4. Icosahedron (Dua puluh permukaan)

Polyhedron merupakan bagian dari platonic solid. Platonic solid adalah bangun ruang
yang terdiri dari bidang yang memiliki lebar dan panjang yang sama disemua
permukaannya. Betul, kubus adalah salah satu platonic solid. Semua platonic solid
adalah Polyhedral, kecuali kubus.

Triangular Planes

Tetrahedron, octahedron dan polyhedron lain dibangun dari triangular planes (bidang
segitiga). Semua polyhedron dapat menjadi building block untuk berbagai bentuk lain
seperti piramida misalnya. Namun berbeda dengan kubus yang berjenis wall structure,
polyhedron membentuk triangular planes atau bidang segitiga 3d.
Berbeda dengan wall structure yang menggunakan kubus untuk membentuk
strukturnya, diperlukan bidang datar segitiga untuk membangun triangular planes.
Untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan konstruksi dengan triangular planes,
kita dapat menggunakan potongan tipis karton dan membaginya menjadi serangkaian
segitiga sama sisi.

Mass and Space (Massa & Ruang) pada nirmana 3d

Dalam nirmana dwimatra, berat dan ruang hanya memberi sugesti kepada pemirsa.
Namun dalam nirmana 3d unsur ini dapat terasa secara langsung. Massa adalah wujud
materi atau benda yang dianggap membentuk suatu tubuh, mengisi ruang. Sementara
ruang adalah ranah negatif dari massa atau sesuatu yang kosong. Massa dan ruang
selalu ada bersama-sama, tidak ada ruang yang dapat terwujud tanpa massa, begitu
juga sebaliknya.

Prinsip prinsip Nirmana 3d

Semua prinsip-prinsip seni rupa dan desain 2d masih berlaku pada nirmana 3d. Hanya
saja perbedaan titik sumbu Z yang nyata memberikan pengaruh besar juga terhadap
beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan dalam merancang nirmana 3d.
Terdapat beberapa prinsip tambahan juga yang dapat digunakan. Berikut ini adalah
beberapa prinsip tersebut.

Haptic (Sentuhan)

Haptic adalah bentuk komunikasi nonverbal yang melibatkan sentuhan, atau tepatnya
pengalaman sentuhan. Sentuhan langsung terhadap objek 3d memainkan peran
penting dalam nirmana 3d. Bahkan pengalaman belajar pertama anak usia dini adalah
melalui kesadaran sentuhan, diikuti dengan indra penciuman, mendengar dan
mencicipi, baru visual.
Apresiasi kita terhadap produk palu yang baik misalnya, cenderung lebih ditentukan
oleh sentuhan langsung terhadap objeknya daripada pertimbangan visual. Salah satu
yang membuat kita tertarik pada produk tersebut adalah kekokohan dan jenis material
yang dapat dirasakan melalui sentuhan.

Form Follows Function

Bentuk mengikuti fungsi adalah prinsip yang banyak ditekankan pada seni arsitektur
modern di abad ke-20. Prinsipnya adalah bentuk bangunan atau objek harus
didasarkan pada fungsi atau tujuannya. Meskipun terdengar sangat modern dan
praktis, sebetulnya hal serupa dapat dilihat di alam. Misalnya sesuatu yang indah
seperti bunga tetap memiliki fungsi praktisnya, yaitu memancing lebah untuk
menebarkan benihnya.

Ergonomic / Ergonomis

Bentuk yang di desain harus kompatibel atau sesuai dengan siapa yang akan
berinteraksi atau menggunakannya. Hal ini masih berhubungan dengan haptic atau
sentuhan. Objek yang kita rancang harus natural dan nyaman untuk digunakan atau
disentuh. Hal ini juga berlaku pada karya seni murni 3d yang memberikan opsi untuk
berinteraksi, agar pemirsa tidak ragu untuk mencobanya.

Proporsi pada nirmana 3d

Proporsi pada nirmana dwimatra hanya berpengaruh pada keseimbangan visual saja.
Namun pada nirmana 3d hal ini menjadi sangat krusial. Sesuatu yang tidak
proporsional dapat menjadi tidak kokoh dan mudah rubuh. Apalagi jika berbicara soal
konstruksi arsitektur. Maka dari itu proporsi menjadi hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam merancang nirmana 3d.

Referensi

1. Wong, Wucius. (1977). Principles of three-dimensional design. Van Nostrand


Reinhold Co: New York.
2. El-Dardiry, Dalia. (2010). 3D Design Method, Design of Experience.
University of Dammam: Dammam. Diakses 10 Agustus 2019.

Anda mungkin juga menyukai