Benar Sejarah Pendidikan Masa Hindu Kelompok 2
Benar Sejarah Pendidikan Masa Hindu Kelompok 2
Oleh: Meli Asma Desti, Korinta Faulin Sitompul dan Lidia Nia Kurniawan
Pendahuluan
Agama Hindu-Budha tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi kita, karena
kedua agama tersebut mempengaruhi perkembangan awal sejarah Indonesia.
Agama Hindu merupakan suatu kepercayaan yang diciptakan oleh bangsa Arya
yaitu bangsa pengembara dari utara yang masuk ke India melalui celah Kaibar dan
menduduki lembah sungai Gangga dan Yamuna. Bangsa Arya mendesak bangsa
Dravida. Sedangkan agama Budha muncul setelah agama Hindu. Awalnya hanya
sebagai suatu ajaran dalam rangka mencari kebenaran yang dilakukan pertama kali
oleh Sidharta.
Oleh sebab itu maka setiap peserta didik harus mengetahui bagaimana
pendidikan yang pertama kali pada zaman Hindu-Budha. Melalui proses
pembelajaran sejarah pendidikan, maka para peserta didik akan lebih mengetahui
bagaimana perkembangan pendidikan dari zaman lampau ke zaman sekarang.
Peserta didik dapat memahami cara apa digunakan dalam proses pembelajaran
Hindu-Budha yang mana terdapat dua sifat pengajaran yaitu istana sentris dan
populis. Serta juga terdapat berbagai Institusi serta sumber pembelajaran yang ada
pada masa Hindu-Budha.
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut: (1) Bagaimana Pengajaran yang bersifat Istana
Sentris dan Populis pada zaman Hindu-Budha? (2) Apa saja Institusi dan sumber
pembelajaran pada masa Hindu-Budha?.
Pembahasan
Seorang peziarah dari China yang bernama I Ching, ketika melewati Sumatera
pada abad ke-7 M ia mendapati banyak sekali kuil-kuil Budha dimana di dalamnya
berdiam para cendekiawan yang mengajarkan beragam ilmu. Kuil-kuil tersebut
tidak saja menjadi pusat transmisi etika dan nilai-nilai keagamaan, seni dan ilmu
pengetahuan. Lebih dari seribu Biksu Budha yang tinggal di Sriwijaya itu
dikatakan oleh I-Ching menyebarkan ajaran seperti yang juga dikembangkan
sejawatnya di Madhyadesa (India). Bahkan, di antara para guru di Sriwijaya
tersebut sangat terkenal dan mempunyai reputasi internasional, seperti Sakyakirti
dan Dharmapala. Sementara dari pulau Jawa muncul nama Djnanabhadra. Pada
masa itu, para peziarah Budha asal China yang hendak ke tanah suci India, dalam
perjalanannya kerap singgah dulu di nusantara ini untuk melakukan studi
pendahuluan dan persiapan lainnya (Ipan Harahab, 2012).
Sejarah agama Hindu-Budha di Indonesia berbeda dengan sejarahnya di
India. Disini, kedua agama tersebut dapat tumbuh berdampingan dan harmonis.
Bahkan ada kecenderungan syncretism antara keduanya dengan upaya memadukan
figur Syiwa dan Budha sebagai satu sumber yang Maha Tinggi. Sebagaimana
tercermin dari satu bait syair Sotasoma karya Mpu Tantular pada zaman Majapahit
“Bhinneka Tunggal Ika”, yakni dewa-dewa yang ada dapat dibedakan, tetapi itu
sejatinya adalah satu (tunggal).
1. Kerajaan Sriwijaya
2. Kerajaan Holing (Chopo)
Tujuan pendidikan identik dengan tujuan hidup yaitu manusia hidup untuk
mencapai moksa bagi agama Hindu, dan manusia mencapai nirwana bagi agama
Budha. Karena itu secara umum tujuan akhir adalah mencapai moksa atau nirwana.
Secara khusus mungkin dapat dibedakan sebagai berikut : (1) Bagi kaum
Brahmana (kasta tertinggi), pendidikan bertujuan untuk menguasai kitab suci
(Weda untuk Hindu dan Tripitaka untuk Budha) sebagai sumber kebenaran dan
pengetahuan yang universal. (2) Bagi golongan Ksatria sebagai raja yang
berkuasa, pendidikan bertujuan untuk memiliki pengetahuan teoritis yang berkaitan
tentang pengaturan pemerintahan (kerajaan). (3) Bagi rakyat biasa, pendidikan
bertujuan agar warga masyarakat memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk
hidup, sesuai dengan pekerjaan yang secara turun temurun. Misalnya keterampilan
bercocok tanam, pelayaran, perdagangan, seni pahat dan sebagainya.
2. Berpusat pada religi, karena kehidupan atas dasar kepercayaan dan keagamaan
menguasai segala-galanya.
5. Populis yaitu pendidikan yang didasari oleh kebudayaan masyarakat Hindu Budha itu
sendiri. Dimana kembali lagi ke Istana Sentris.
E. Jenis-jenis Pendidikan
Ada Beberapa jenis pendidikan pada zaman Hindu Budha dapat dibedakan
menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :
1. Pendidikan Intelektual
Kegiatan pendidikan ini dikhususkan untuk menguasai kitab-kitab suci.
Veda dipelajari oleh kaum Brahmana, dan kitab Tripitaka dipelajari oleh penganut
Budha. Pada waktu itu hanya golongan Brahmanalah yang berhak mempelajari
kitab suci Veda. Pendidikan intelektual juga berkaitan dengan penguasaan doa dan
mantera, yang berkaitan dengan penguasaan alam semesta, pengabdian kepada
Syiwa dan Budha Gautama.
2. Pendidikan Kesatriaan
3. Pendidikan Keterampilan
Pendidikan pada waktu itu masih bersifat informal, belum ada pendidikan
formal dalam bentuk sekolah seperti yang kita kenal sekarang ini. Namun dengan
demikian ada beberapa tempat yang biasa dijadikan sebagai lembaga pendidikan.
2. Pura
3. Pertapaan
4. Keluarga
Pada waktu itu pendidikan keluarga juga ada sampai sekarang juga tapi
hanya pendidikan sebagai informal. Dalam keluargalah akan terjadi partisipasi
dalam menyelesaikan pekerjaan orang tua yang dilakukan anak-anak dan anggota
keluarga lainnya.
Pada masa kejayaan kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia ini telah terjadi
perkembangan ilmu pengetahuan dan karya seni yang sangat tinggi. Seperti telah
dikemukakan pada kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu kerajaan Budha yang
terbesar di Indonesia, pada saat iru telah berdiri lembaga pendidikan setaraf
“perguruan tinggi”. Perguruan tinggi tersebut dapat menampung berates-ratus
mahasiswa biarawan Budha dan adapat belajar dengan tenang, mereka tinggal di
asrama-asrama khusus.
Sistem dan metode sesuai yang ada di India, sehingga biarawan Cina dapat
belajar di sriwijaya sebelum melanjutkan belajar di India. Di Sriwijaya terkenal
mahaguru yang berasal dari India yaitu Dharmapala dan mengajarkan agama
Budha Mahayana. Dipulau Jawa pada waktu Mataram diperintah oleh seorang ratu
terdapat sekolah agama Budha yang dipimpin oleh orang Jawa yaitu Janadabra.
Pada sekitar abad ke-14 sampai kira-kira abad ke-16 menjelang jatuhnya
kerajaan Hindu di Indonesia, kegiatan pendidikan tidak lagi dilakukan secara
meluas seperti sebelumnya tetapi dilakukan oleh para guru kepada siswanya yang
jumlahnya terbatas dalam suatu padepokan. Pendidikan pada zaman tersebut, mulai
dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi pada umumnya
dikendalikan oleh para pemuka agama. Namun demikian pendidikan dan
pengajaran tidak dilaksanakan secara formal, sehingga seorang siswa yang belum
puas akan ilmu yang diperolehnya dapat mencari dan pindah dari guru yang satu ke
guru yang lainnya. Kelompok bangsawan, ksatria dan kelompok elit lainnya
mengirimkan anak-anaknya kepada guru untuk dididik atau guru diundang untuk
datang mengajar anak-anak mereka ( Umar Titahardja, 2010).
Penutup
Daftar Pustaka
Pratama, Asri. 2008. Masa Hindu Budha di Indonesia. Solo: Tiga Serangkai.