Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRACEREBRAL HEMATOMA (ICH) -TREPANASI

BEDAH SYARAF

OLEH:

ANGGIA FARADIAN A. AMd.Kep

PELATIHAN PERAWAT PERIOPERATIF KAMAR OPERASI

RSUD Dr. SYAIFUL ANWAR MALANG

GELOMBANG 2

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRACEREBRAL HEMATOMA (ICH) -TREPANASI

BEDAH SYARAF

Malang, Oktober 2021

Mengetahui,
Peserta Pelatihan Pembimbing OK 601

(Anggia Faradian A. A.Md.Kep) (Zafkar Effendy ,SST)

1. JUDUL
Laporan pendahuluan ICH dengan Trepanasi

2. TUJUAN PUSTAKA/TEORI
1) Definisi
Intracerebral Hematome (ICH) adalah perdarahan yang terjadi pada jaringan otak
biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak.
2) Etiologi
Etiologi dari Intra Cerebral Hematom menurut Suyono (2010) adalah :
1) Kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala
2) Fraktur depresi tulang tengkorak
3) Gerak akselerasi dan deselerasi tiba-tiba
4) Cedera penetrasi peluru
5) Jatuh
6) Kecelakaan kendaraan bermotor
7) Hipertensi
8) Malformasi Arteri Venosa
9) Aneurisma
10) Distrasia darah
11) Obat
12) Merokok
3) Anatomi (gambar) normal

4) Perubahan bentuk anatomi

5) Patofisiologi(pathway)
Perdarahan intraserebral ini dapat disebabkan oleh karena ruptur arteria serebri
yang dapat dipermudah dengan adanya hipertensi. Keluarnya darah dari pembuluh
darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau didekatnya, sehingga
jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan. Darah yang keluar dari
pembuluh darah sangat mengiritasi otak, sehingga mengakibatkan vosospasme pada
arteri disekitar perdarahan, spasme ini dapat menyebar keseluruh hemisfer otak dan
lingkaran willisi, perdarahan aneorisma-aneorisma ini merupakan lekukan-lekukan
berdinding tipis yang menonjol pada arteri pada tempat yang lemah. Makin lama
aneorisme makin besar dan kadang-kadang pecah saat melakukan aktivitas.
Dalam keadaan fisiologis pada orang dewasa jumlah darah yang mengalir ke
otak 58 ml/menit per 100 gr jaringan otak. Bila aliran darah ke otak turun menjadi 18
ml/menit per 100 gr jaringan otak akan menjadi penghentian aktifitas listrik pada
neuron tetapi struktur sel masih baik, sehingga gejala ini masih revesibel. Oksigen
sangat dibutuhkan oleh otak sedangkan O2 diperoleh dari darah, otak sendiri hampir
tidak ada cadangan O2 dengan demikian otak sangat tergantung pada keadaan aliran
darah setiap saat. Bila suplay O2 terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan fungsi
otak, bila lebih lama dari 6-8 menit akan tejadi jelas/lesi yang tidak putih lagi
(ireversibel) dan kemudian kematian. Perdarahan dapat meninggikan tekanan
intrakranial dan menyebabkan ischemi di daerah lain yang tidak perdarahan, sehingga
dapat berakibat mengurangnya aliran darah ke otak baik secara umum maupun lokal.
Timbulnya penyakit ini sangat cepat dan konstan dapat berlangsung beberapa menit,
jam bahkan beberapa hari.

Trauma kepala, frakturdepresi tulang tengkorak, hipertensi, malformasi arteri


Venora, aneurisma, distrasi darah, obat, merokok

Pecahnya pembuluhdarah otak

Darah masuk ke dalam jaringan otak

Darah membentuk massa atau hematoma

Gangguan Fungsi otak menurun Reflek menelan


aliran darah ↓ menurun
dan oksigen ke Impuls sensorik dan ↓
Tekanan pada
otak motoric terganggu Anoreksia
Penatalaksanaan jaringan otak
↓ ↓ ↓
Trepanasi/ ↓
Pernafasan Inkotenesia urine B5=Ketidakseinbangan
Kraniotomi Peningkatan TIK
dangkal ↓ kebutuhan nutrisi
↓ ↓
↓ B4= Retensi urin
Luka insisi bedah Gangguan
Penggunaan
↓ darah dan
otot
Post dientri oksigen ke otak
pernafasan Kelemahan otot progresif
Mikroorganisme ↓
↓ ↓
↓ B3= Gangguan
B1= Pola nafas ADL dibantu
B2=Risiko Perfusi
tidak efektif ↓
infeksi Jaringan
6) Penatalaksanaan medis B6= Hambatan mobilitas fisik
Serebral
1) Vitamin K, biasanya diberikan secara infuse.
2) Transfusi atau platelet.
3) Transfusi darah yang telah mempunyai sel darah dan pengangkatan platelet
(plasma segar yang dibekukan).
4) Pemberian infus pada produk sintetis yang serupa pada protein di dalam darah
yang membantu darah untuk menggumpal (faktor penggumpalan).
5) Operasi untuk mengangkat penumpukan darah dan menghilangkan tekanan di
dalam tengkorak, bahkan jika hal itu bisa menyelamatkan hidup, jarang dilakukan
karena operasi itu sendiri bisa merusak otak. Juga, pengangkatan penumpukan
darah bias memicu pendarahan lebih, lebih lanjut kerusakan otak menimbulkan
kecacatan yang parah. Meskipun begitu, operasi ini kemungkinan efektif untuk
pendarahan pada kelenjar pituitary atau pada cerebellum
7) Tekhnik instrumentasi
1) Persiapan Ruangan Operasi
a) Menyiapkan bahan habis pakai dan mengebon ke depo farmasi.
b) Memasang perlak dan duk pada meja operasi.
c) Mengambil bahan-bahan steril dan meletakkan di meja linen, meja mayo dan tempat kom
d) Menempatkan tempat sampah sehingga mudah dijangkau.
e) Memastikan mesin suction, couter, lampu operasi, meja operasi dapat berfungsi dengan
baik.
2) Persiapan pasien
a) Pasien dipersiapkan dalam keadaan bersih dan menggunakan gaun, penutup rambut
khusus kamar opersi.
b) Pastikan SP (surat persetujuan ) operasi sudah ditanda tangani.
c) Pastikan perhiasan yang menempel pada pasien, gigi palsu serta kosmetik sudah dilepas.
d) Memasukkan pasien keruang operasi.
e) Memindahkan pasien ke meja operasi dan mengatur posisi.
Persiapan alat Meja Mayo: Bahan Habis Pakai:
Basic Instrumen: Set tambahan:  Larutan desinfektan
 Desinfeksi klem  Cauter bipolar/monopolar  Kasa steril
 Doek klem  Raspatorium  Watches
 Handvat mess no.4/3  Desektor  Bone wax
 Handvat mess panjang  Dendy klem  Surgical
 Pinset chirrugis  Boor set  Spongostan/lyostip
 Pinset anatomis  Knable tang /bone  Spuit 10cc
 Klem van pean bengkok rongeours b/s/k  Ventrikel katheter
mosquito  Mental scalp haemostasis  Adrenalin 1:200.000 (gr/ml)
 Klem van kocher clips  Sufratul
 Naldvoelder  Separator dura  Hypafic
 Wound hak tajam  Pinset dura chirrurgies  Mess no.24/10/11
 Langenbeck  Galea/spring haak  Sterile drapes
 Gunting metzenbaum  Brain spatula/ maliable  Redon drain
 Gunting benang lurus caliber  NS
kasar/prepare  Dura haak  Selang suction
 Dura sonde  Benang Zide 2,0 : untuk
 Elevator
 Gigli saw fiksasi v catheter
 Gunting dura  Benang absorbable 2,0 :
untuk menjahit soft tissue
Persiapan Meja Linen: Persiapan troli Waskom:  Benang non absorbable
 Doek kecil 5  Waskom 2 no.3,0: untuk jahit kulit
 Doek besar lubang 1  Cucing 4  Benang non absorbable
 Doek besar 1  Bengkok 2 atraumatic no. 3,0: untuk hit
 Gaun operasi 5 steach
 Handuk 5  Zide no. 3,0: untuk fiksasi
drain

Melaksanakan prosedur sign in:


 Mengkonfirmasi identitas, area operasi, tindakan operasi, lembar persetujuan dan
riwayat alergi.
 Mendampingi pasien masuk kamar operasi , lalu pindahkan ke meja operasi
 Menanyakan kepada tim anastesi apakah obat-obatan telah diperiksa kesiapannya?
 Menanyakan kepada tim anastesi apakah pulse oksimeter pada pasien berfungsi
dengan baik?
 Menanyakan kepada operator adakah penyulit airway/resiko aspirasi dan
kehilangan darah lebih dari 500 cc?
1) Mengatur posisi supine bawah kepala diganjal dengan bantal bulat (donat)
2) Posisi sedikit head up (15-30)
3) Ganjal punggung dengan bantal kecil bila posisi kepala miring
4) Pasang body strapping
5) Tim anastesi memberikan pembiusan general anastesi
6) Perawat instrument melakukan cuci tangan bedah, gowning dan gloving
7) Operator mencuci tangan
8) Perawat instrument memberi handuk dan memakaikan gaun operasi dan sarung
tangan steril kepada tim operasi
9) Perawat sirkuler memasang folley kateter dan mencukur area operasi dan
pencucian area operasi dengan cairan sabun dan pasang arde pada pasien
10) Antisepsis area operasi dengan memberikan pada operator cucing + bengkok +
deppers untuk desinfeksi dengan betadin
11) Melakukan drapping lapangan operasi dengan doek lalu fiksasi dengan doek klem
12) Berikan spuit 10 cc yang berisi campuran adrenalin 1/200.000 dan lidokain kepada
operator/asisten operator
13) Memasang pensil couter, dan kanula suction dan difiksasi dengan duk klem
14) Peralatan didekatkan kepada pasien

Melaksanakan prosedur time out


 Mengkonfirmasi bahwa semua tim telah memperkenalkan nama dan tugas
masingmasing: Sudah
 Operator:………., Asisten.op……., Asisten Anastesi….., Perawat
sirkuler……., Perawat Instrumen……
 Mengkonfirmasi nama pasien, jenis tindakan dan area yang akan di operasi: Sudah
 Nama: ……, Tindakan: Trepanasi , Area Kepala
 Apakah antibiotic profilaksis telah diberikan paling tidak 60 menit sebelum operasi ?
Sudah jam………
 Antisipasi kejadian kritis:
 Operator
 Apakah ada tindakan darurat atau procedure di luar standart operasi yang akan
dilakukan ? ………
 Berapa lama operasi …….
 Anasthesi
 Apakah ada perhatian khusus mengenai pembiusan pada pasien ini ?........
 Instrumen
 Apakah peralatan sudah di sterilisasi ? Sudah
 Apakah ada perhatian khusus pada peralatan ? Tidak ada
1) Berikan mess 1 dan pinset chirrurgies kepda operator untuk insisi kulit, subkutis
2) Berikan couter/monopolar untuk rawat perdarahan
3) Berikan mess 2 kepada operator untuk insisi fasia dan otot, dan berikan dandy klem
untuk mengontrol perdarahan
4) Berikan mess 2, pinset cirrurgie kepada operator dan wound haak tajam kepada
asisten
5) Berikan raspatorium atau cauter monopolar untuk membebaskan periosterium kan
kasa basah untuk membungkus SCALP
6) Berikan spring haak atau doek kecil untuk mempertahankan scalp terbuka
7) Berikan boor kepada operator dan langenbeeck, spuit 10cc isi NS kepada asisten
8) Berikan adson/desector kepada operator dan masquito bengkok untuk mengambil
tulang pada daerah yang di boor
9) Berikan pengantar duraa/pelindung giggle, masukan gigli dan pasang handle gigli,
spull NS, lalu siap melakukan pemotongan cranium
10) Berikan knable tang untuk meratakan tulang (b/p)
11) Berikan benang non absorbable3,0 untuk menggantung dura (heat stich)
12) Berikan separator dura untuk membersihkan tosel/hematom pada epidural (bila
perdarahan epidural)
13) Berikan speed mes no 11 untuk membuka dura (bila ada kelainan intracerebral)
14) Berikan gunting dura untuk perlebar dura
15) Evakuasi cloth B perdarahan sub dural hematoma
16) Bila ICH/Tumor otak, maka berikan bipolar untuk evakuasi cloth/tumor pada lokasi
hematom/tumor
17) Rawat perdarahan dengan bipolar+wathes
18) Berikan surgical sesuai ukuran untuk hemoistasis perdarahan
19) Rawat perdarahan dengan menggunakan cauter bipolar dan tutup dengan waches
basah dengan NS.

Melaksanakan prosedur sign out


Perawat membacakan:
 Jenis tindakan, apakah menggunakan implant ? Apakah ada masalah dengan implant?
………..
 Kecocokan jumlah instrument , kasa jarum sebelum dan sesudah operasi:………..
 Label pada specimen (membacakan identitas pasien, jenis specimen, register, ruangan
yang tertera pada label)………
 Adakah permasalahan pada alat-alat yang digunakan? ……..
 Instrumen+anastesi+operator
 Apa yang menjadi perhatian khusus pada saat masa pemulihan (recovery)? ……

1) Berikan benang absorbable 3,0 , naldfolder, dan pinset kepada operator untuk menjahi
dura
2) Berikan benang absorbable 2,0 untuk menjahit fasia/fat
3) Berikan benang non absorbable 3,0 untuk menjahir kulit.
4) Membersikan luka operasi dengan menggunakan kasa basah lalu kasa kering
5) Berikan desinfektan dan tutup dengan kasa steril
6) Tutup luka operasi dengan hepafix
7) Lepaskan semua doek dari pasien
8) Jauhkan alat-alat dari pasien
9) Operasi selesai
10) Alat direndam menggunakan scairan terizyme, lakukan penyikatan, lalu pembilasan
dan keringkan menggunakan handuk
11) Tata alat dan bungkus menggunakan 2 lapis kain, kemudian tali , dan beri labeling
warna biru dan tulis nama, tanggal, barang
12) Melakukan proses sterilisasi

3. DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/369355106/woc-ich oleh rizal diakses tanggal
03/10/2021
https://id.scribd.com/doc/312744436/8-Lp-Trepanasi oleh Ismail Rasmin diakses tanggal
03/10/2021
Sudoyo,2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1,2,3, Edisi ke 4. Internal
Publishing, Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah edisi 3 volume 8.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai