Reidu Tio Christian - UTS Keuangan Negara
Reidu Tio Christian - UTS Keuangan Negara
2017310108
3. Reformasi APBN
a. Termasuk bidang penerimaan perpajakan dan PNBP, reformasi belanja
dan TKDD.
b. Meningkatkan kualitas belanja ( spending better) yang focus pada
pelaksanaan program prioritas.
c. Menjaga kesehatan dan ketahana fiskal dalam jangka menengah hingga
panjang.
d. Prioritas Pembangunan Nasional
Mempercepat pembangunan dengan mendahulukan bidang TIK
(Teknologi Informasi Komunikasi), kesehatan, pendidikan, infrastruktur,
ketahanan, pangan, pariwisata, dan perlindugan social untuk mendorong
tercapainya sasaran pembangunan tahun 2021.
b. Kebijakan Ekonomi Nasional 2021
- Kesehatan = 25,40 T
a. Pengadaan vaksin COVID-19
b. Imunisasi, Sarpras, Lab,Litbang
c. Cadangan Bantuan Iuran BPJS untuk PBPU/BP.
- Insentif Usaha = 20,40 T
a. Pajak DTP
b. Pembebasan PPh 22 impor
c. Percepetan Pengembalian Pendapatan PPN
- Pembiayaan Korporasi = 14,9 T
a. PMN kepada lembaga penjaminan (LPEI)
b. PMN pada BUMN yang menjalankan Penugasan
c. Penjaminan backstop loss limit
- UMKM = 48,8 T
a. Subsidi bunga KUR reguler
b. Dukungan Pembiayaan terhadap KUMKM
c. Penempatan Dana di perbankan
d. Penjaminan loss limit
e. Cadangan Pembiayaan PEN
- Sektor K/L & Pemda = 136,6 T
a. Dukungan pariwisata
b. Ketahanan pangan
c. Pengembangan ICT
2
d. Pinjaman ke daerah
Page
f. Kawasan industry
g. Cadangan Belanja PEN
- Perlindungan social = 110,2 T
a. PKH 10 jt KPM
b. Kartu sembako 18,8 jt KPM @ 200 ribu
c. Pra kerja ->vokaso offline & online
d. Dana Desa BLT Desa dan mendukung BUMDes
e. Bantuan Sosial Tunai 10 juta KPM @200 ribu selama 6 bulan.
B. Pengertian Keuangan Negara
Undang Undang republic Indonesia Nomor 17 tahun 2003, menjelaskan
bahawa keuangan negara adlah hak dan kewajibban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang
yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut. Keuangan negara adalah aspek terpenting dalam proses
penyelenggaraan negara. Proses pembangungan tidak akan berjalan lancar
apabila keuangan negara terganggu atau tidak stabil. Wujud pengelolaan
keuangan negara tercermin Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
APBN disusun oleh pemerintah dan dibahas bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan dari DPD. (pratama, 2020). Presiden memegang
kekuasaan pengelolaan keuangan negara. Beberapa lembaga membantu
presiden mengelola keuangan negara. Dalam pasal 6 ayat 2 UU RI no 17 tahun
2003 menyebutkan arti dari kekuasaan yang dimiliki oleh presiden.
Dikuasakan pada Menteri Keuangan selaku pengelola fiscal dan waki
pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan.
Dikuasakan pada Menteri atau pemimpin lembaga selaku pengguna anggaran
atau pengguna barang kementerian negara atau lembaga yang dipimpinnya.
Diserahkan pada Gubernur, bupati, atau wali kota selaku kepala pemerintah
daerah untuk mengelolal keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah
dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Tidak termasuk kewenangan dibidang keuangan, yang meliputi antara lain
mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur undang undang.
negara.
4
- Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat
pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan main,
termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya. Peranan
pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak dapat
menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi,
pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah mutlak
diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.
(sukasada, 2019)
RAPBN 2021 dibuat untuk membantu mengembalikan kestabilan ekonomi negara yang
sempat turun di tahun 2020 karena pandemic COVID 19. Dalam RAPBN 2021 ada banyak
anggaran yang menurun dari tahun sebelumnya karena adanya penurunan cashflow pasar
dimana penurunan ini menyebabkan banyak masalah finasial bagi banyak negara. Oleh
karena itu pemerintah memulai pemulihan ekonomi dari tahun ini adalah pilihan terbaik. Bila
terlambat maka ekonomi negara ini akan semakin hancur dan akan menghambat banyak
rencana untuk menyejahterakan masyarakat dalam negeri. RAPBN 2021 juga memiliki
beberapa asumsi makro yang akan menjadi harapan dari realisasi RAPBN 2021. Asumsi
makro RAPBN 2021 adalah permulaan dari rencana awal untuk melakukan pemulihan
ekonomi Indonesia. Selain itu RAPBN 2021 juga memiliki beberapa kekurangan untuk
memulai pemulihan. Seperti kekurangan dana dan terlalu banyak belanja tidak langsung yang
harus dikeluarkan untuk memulihkan ekonomi masyarakat yang terkena dampak dari Pandemi
COVID-19.
C. Kesimpulan
RAPBN 2021 adalah rancangan APBN yang sangat jauh berbeda dibanding tahun
sebelumnya dan tahun 2021 adalah tahun yang sulit bagi banyak negara karena harus
memulai pemulihan ekonomi dengan benar dan cepat agar rencana rencana pembangunan
yang sudah direncanakan namun tidak dapat dimulai karena pandemic jadi bisa dimulai.
5
Page
6
RAPBN 2021 juga akan menjadi awal dari RAPBN di tahun tahun selanjutnya dengan tujuan
pemulihan ekonomi negara.
Daftar pustaka
6
Page
7
Pelayanan dasar :
Konektivitas :
Pembangunan jalan : 678,0 KM, Jembatan : 13,1 KM, Jalur KA 378 KM’SP, Bandara : 10 unit
TI dan Informasi
Palapa ring :
7
Page
8
- barat 40%
- tengah 30% - timur 30%
Tidak semua barang dan jasa yang diperlukan oleh pemerintah bisa disediakan oleh
pemerintah itu sendiri. Dalam hal ini, pemerintah memerlukan barang dan jasa yang
biasanya diadakan oleh pihak swasta.
Pengadaan ini harus diatur bukan saja agar pengadaannya bisa berjalan dengan
efektif dan bisa dipertanggungjawabkan tetapi juga harus bisa membantu pemerintah
dalam hal peningkatan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan juga
peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan.
(1) efisien,
(2) efektif,
1. Kualitas terbaik;
2. Penyerahan tepat waktu;
3. Kuantiutas terpenuhi;
4. Mampu bersinergi dengan barang/jasa lainnya; dan
5. Terwujudnya dampak optimal terhadap keseluruhan pencapaian
kebijakan atau program.
1. PBJ harus transparan dan dapat diakses oleh seluruh calon peserta;
2. Kondisi yang memungkinkan masing-masing calon peserta mempu
melakukan evaluasi diri berkaitan dengan tingkat kompetitipnya serta
peluang untuk memenangkan persaingan;
3. Dalam setiap tahapan dari proses pengadaan harus mendorong
terjadinya persaingan sehat;
4. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa harus secara aktif
menghilangkan hal-hal yang menghambat terjadinya persaingan
yang sehat;
5. Dihindarkan terjadinya conflict of interest; dan
6. Ditegakkannya prinsip non diskriminatif secara ketat.
(4) transparan,
(6) akuntabel.
Pemilihan penyedia barang > Pendaftaran > Pemberian penjelasan> Pemasukkan dokumen
> Evaluasi Dokumen kualifikasi> Pembuktian kualifikasi > Hasil kualifikasi> Pengumuman
hasil prakualifikasi> Persyaratan teknis> koreksi aritmatik> system gugur > evaluasi kualitas>
evaluasi Pagu anggaran> penetapa dan pengumuman hasil pemilihan> sanggah> tindak
lanjut pemilihan gagal> penyediaan langsung barang> penyusuna dan persiapan kontrak>
kontrak> perubahan kontrak> ketentuan pemberian uang muka> pemberian prestasi kerja>
pembayaran sebelum pekerjaan diterima> penyesuaian harga> pemutusan kontrak> keadaan
kahar > ketentuan penyelesaian pekerjaan > pelaporan
Dokumen kerangka acuan kerja (KAK). Dokumen yang memuat latar belakang, nama
pengadaan barang atau jasa, sumber dana dan perkiraan biaya, rentang waktu pelaksanaan,
hingga spesifikasi teknis.
Dokumen riwayat harga perkiraan sementara juga bisa jadi dasr mengulik wajar atau tidaknya
suatu pengadaan. Dokumen tesebut bisa mengungkap sumber informasi yang digunakan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam menyusun HPS.
Pembahasan
Pengadaan barang dan jasa pemerintah sudah diatur dengan baik dalam undang undang
undang dan juga sudah ada data detail untuk anggaran belanja untuk setiap rencana yang
dibutuhkan. Selain itu pengadaan barang dan jasa juga memiliki beberapa kelemahan
diantaranya pada 2 dokumen penting yaitu dokumen kerangka acuan kerja dan dokumen
harga perkiraan sementara. Untuk saat ini pengadaan barang dan jasa pemerintah
pelaksanaannya secara nyata masih belum maksimal dan jelas tidak bisa dinikmati
masyarakat termasuk para pegawai pemerintahan karena bagi beberapa orang disana yang
serius mengerjakannya malah diubah oleh mereka yang ingin mendahulukan kepentingan
kelompok atau pribadi daripada kepentingan negara.
Pengadaan barang dan jasa pemerintahan tidak bisa menghindari adanya campur tangan dari
mereka yang ingin mendahulukan kepentingan kelompok atau individu dibanding kepentingan
nasional. Selain itu banyak juga praktik praktik yang jauh dari yang sudah direncanakan di
RAPBN dan lainnya. Untuk sarannya adalah proses seleksi APN agar bisa meminimalisir
kemungkinan kritis dalam pelaksanaan rencana.
Daftar pustaka
https://pa-barabai.go.id/kesekretariatan/pengadaan-barang-dan-jasa.html
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/02/497e2_PPBJ-Modul_04-
07__Materi_04__versi_9.2.pdf
12
Page