Xi mia 1
DisusuN OLEH:
Edi Suharmono
Pada label yang tertera pada botol cuka makan umumnya terdapat informasi kadar cuka
tersebut. Misalkan, pada suatu botol cuka tertulis 25% asam cuka, bagaimana cara
memastikan kebenaran dari kadar tersebut? Penentuan kadar asam cuka dapat dilakukan
dengan prosedur eksperimen menggunakan metode titrasi.
Dalam menentukan kadar asam cuka, metode titrasi yang digunakan adalah titrasi asam basa.
Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang
diketahui kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang
diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai
titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri.
Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Keadaan di
mana titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut
titik akhir titrasi. Jadi, untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik
akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat
diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang
mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen.
Sebagai contoh, 40 mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit.
Berikut kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut.
Kurva titrasi asam basa: HCl dengan NaOH.
Sumber: Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature
of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education
Sebagai contoh, 40 mL larutan CH3COOH 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit
demi sedikit. Berikut kurva titrasi berwarna biru yang menggambarkan perubahan pH selama
titrasi tersebut dibandingkan dengan kurva titrasi HCl dengan NaOH yang berwarna merah.
Kurva titrasi CH3COOH dengan NaOH dan titrasi HCl dengan NaOH
(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th
edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)
Sebagai contoh, 40 mL larutan NH3 0,1 M ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M sedikit demi
sedikit. Berikut ditampilkan kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi
tersebut
1. Menuliskan persamaan reaksi netralisasi yang terjadi, misal antara larutan asam A dengan
larutan basa B
2. Menyatakan perbandingan jumlah mol asam A dan basa B yang bereaksi agar tepat habis
bereaksi
Jika valensi dari asam A dan basa B yang bereaksi diketahui, konsentrasi larutan asam/basa
juga dapat dicari dengan rumus:
Berapa konsentrasi dari larutan asam asetat CH3COOH jika diketahui untuk titrasi 25 mL
larutan CH3COOH tersebut diperlukan 15 mL larutan NaOH 0,05 M agar mencapai titik
ekivalen?
Jawab:
Sebanyak 40 mL larutan asam sulfat 0,25 M dititrasi dengan suatu basa bervalensi satu, dan
ternyata dibutuhkan 57 mL basa tersebut. Berapakah kemolaran basa yang digunakan
tersebut?
Jawab:
Reaksi netralisasi terjadi antara asam sulfat H2SO4 (asam kuat bervalensi dua) dengan suatu
basa bervalensi satu.
Referensi
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2009. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI Jilid 2. Jakarta:
Esis.
McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications (11th
edition). Toronto: Pearson Canada Inc.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 2005. SeribuPena Kimia SMA Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter
and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education.