Puji syukur kehadirat Allah S.W.T karena atas anugerah dan karunia-Nya modul Mata
Kuliah Kalkulus sebagai pendukung pembelajaran mahasiswa dapat diselesaikan. Modul ini
disusun dengan menempatkan mahasiswa sebagai pusat kegiatan belajar (Student Centered
Learning) dengan dilengkapi juga latihan-latihan soal untuk menguji pehamaman mahasiswa
terkait dengan konsep-konsep Kalkulus Dalam modul ini dijelaskan mulai dari Sistem
Bilangan, Fungsi, Limit dan Kekontinuan Fungsi serta Turunan Fungsi dan Aplikasinya.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Dekan Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura yang telah memberikan kesempatan dalam
hal pembuatan modul melalui penyediaan dana PNBP DIPA Fakultas MIPA;
2. Ketua Jurusan Matematika Fakultas MIPA yang juga telah memberikan kesempatan untuk
membuat modul ini;
3. Semua pihak yang terlibat langsung maupun tak langsung dalam penyusunan modul.
Akhirnya, penulis berharap agar modul ini memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh
karena itu, kritik dan saran masih penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan modul
dikemudian hari.
Pontianak, 30 Juni
2020
Penyusun.
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
KALKULUS (MPM-101)
GANJIL 2020/2021
CAPAIAN PEMBELAJARAN
DESKRIPSI MATA KULIAH
ANALISIS INSTRUKSIONAL
RENCANA PERKULIAHAN MINGGUAN
KONTRAK PERKULIAHAN
PRODI MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
1.1 Deskripsi Mata Kuliah
1. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis sistem bilangan, pertidaksamaan dan nilai mutlak, fungsi, limit dan
kekontinuan(PP-1)
2. Mahasiswa mampu memahami rumus-rumus turunan (PP-1)
3. Mahasiswa mampu menguasai konsep-konsep dasar kalkulus (PP-3)
4. Mahasiswa mampu menggunakan prinsip dan konsep dalam sistem bilangan untuk menyelesaikan masalah
pertidaksamaan dan nilai mutlak (KK-1)
5. Mahasiswa mampu menyelesaikan operasi fungsi, menghitung limit dan menerapkan konsep limit pada kekontinuan
fungsi(KK-1)
6. Mahasiswa mampu menghitung turunan fungsi dan menyelesaikan masalah pengoptimuman (kk-1).
Diskripsi Singkat MK Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar matematika yang meliputi konsep sistem bilangan, pertidaksamaan dan nilai
mutlak, fungsi, limit dan kekontinuan, turunan dan terapannya pada masalah pengoptimuman. Dalam mata kuliah ini, penekanan
lebih banyak pada aspek penghitungan.
Pokok Bahasan 1. Sistem BIlangan, Pertidaksamaan dan nilai mutlak
2. Relasi dan Fungsi
3. Limit Fungsi
4. Kekontinuan Fungsi
5. Turunan
6. Terapan Turunan
Pustaka Utama :
[1]. Purcell, E. J. & Varberg, D., 1994. Kalkulus dan Geometri Analitis. 4th ed. I Nyoman Susila, Bana Kartasasmita, Rawuh,
penerjemah. Jakarta: Erlangga.
[2]. Stewart, J. 2001. Kalkulus. 4th ed. I Nyoman Susila & Hendra Gunawan, penerjemah. Jakarta:Erlangga.
Pendukung :
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
[3]. Tim Dosen Kalkulus, 2020, Kalkulus, Program Studi Matematika Universitas Tanjungpura
Media Pembelajaran Software : Hardware :
Matakuliah Syarat -
1.2 Capaian Pembelajaran
Menguasai konsep-konsep ilmu sains dasar (konsep Mahasiswa mampu menguasai konsep-konsep
matematika, fisika, kimia, biologi dan IT) (CP-PP 3) dasar kalkulus
ke dalam bilangan Irasional. Untuk selanjutnya, himpunan bilangan rasional digabung dengan
himpunan bilangan irasional disebut dengan himpunan bilangan real (nyata), yang dinotasikan
dengan ℝ. Pada Gambar 1, terdapat juga ℂ, yang menyatakan notasi himpunan bilangan
kompleks, dinyatakan dengan
ℂ = {𝑧|𝑧 = 𝑎 + 𝑖𝑏 , 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ},
dengan 𝑖 = √−1. Bilangan 𝑎 disebuat bagian real dari 𝑧 dan 𝑏 merupakan bagian imajiner dari
𝑧.
2
Perhatikan diagram pada Gambar 1.1. Coba diskusikan dengan rekan Anda pola hubungan
antar himpunan bilangan tersebut. Himpunan mana yang merupakan himpunan bagian dari
himpunan yang lain.
ℕ ℤ ℚ ℝ ℂ
Dalam mata kuliah Kalkulus ini, kita akan memfokuskan diri pada himpunan bilangan real.
Himpunan bilangan real (ℝ) memenuhi sifat-sifat medan (field/lapangan). Berikut sifat-sifat
medan:
Untuk setiap 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℝ memenuhi aksioma berikut:
1. Sifat Komutatif
𝑥 + 𝑦 = 𝑦 + 𝑥; 𝑥𝑦 = 𝑦𝑥.
2. Sifat Assosiatif
𝑥 + (𝑦 + 𝑧 ) = (𝑥 + 𝑦 ) + 𝑧 ;
𝑥 (𝑦𝑧) = (𝑥𝑦)𝑧.
3. Sifat Distributif
𝑥 (𝑦 + 𝑧) = 𝑥𝑦 + 𝑥𝑧.
4. Terdapat elemen identitas
a. Terdapat 0 ∈ ℝ sehingga berlaku 𝑥 + 0 = 0 + 𝑥 = 𝑥,
b. Terdapat 1 ∈ ℝ sehingga berlaku 1𝑥 = 𝑥1 = 𝑥.
5. Terdapat unsur balikan atau invers
a. Setiap bilangan nyata 𝑥 mempunyai balikan aditif (−𝑥), sehingga 𝑥 + (−𝑥 ) =
(−𝑥 ) + 𝑥 = 0.
1
b. Setiap bilangan nyata 𝑥 ≠ 0 mempunyai balikan perkalian (𝑥 atau 𝑥 −1 ) sehingga
1 1
𝑥∙𝑥 = 𝑥∙𝑥 = 1.
3
Diskusikan dengan rekan Anda, tentang sifat-sifat medan tersebut, jika kita mengganti 𝑥, 𝑦, 𝑧
dengan suatu bilangan real.
Dalam himpunan bilangan nyata ada himpunan bagian yang dinamakan himpunan bilangan
positif. Perhatikan bahwa untuk setiap himpunan bilangan nyata 𝑥, hanya tepat satu diantara 3
pernyataan yang dipenuhi:
i. 𝑥 positif
ii. 𝑥=0
iii. – 𝑥 postif
Aturan tersebut disebut trikotomi. Jika – 𝑥 bilangan positif maka 𝑥 dikatakan bilangan negatif.
Setelah kita mempunyai himpunan bilangan real serta operasinya, kemudian akan didefinisikan
urutan bilangan seperti berikut:
Definisi urutan
Perhatikan pernyataan berikut:
x y y − x bilangan positif.
Definisi di atas dibaca ‘𝑥 kurang dari 𝑦 jika dan hanya jika selisihnya menghasilkan bilangan
positif’. Sebagai contoh, kita mempunyai pernyataan : 2<3. Hal ini berarti 3 − 2 = 1
merupakan bilangan positif.
Setelah kita mengetahui definisi urutan bilangan, maka kita dapat mengurutkan bilangan-
bilangan dan menyatakannya dalam suatu garis bilangan. Hal ini berarti garis bilangan muncul
setelah adanya urutan bilangan. Sebagai ilustrasi, dalam garis bilangan, angka 2 diletakkan di
sebelah kiri angka 3, karena mempunyai sifat urutan 2<3. Perhatikan garis bilangan pada
Gambar 1.2 berikut :
2 3
Gambar 1.2. Ilustrasi urutan bilangan pada garis bilangan
Sifat-sifat yang melekat pada urutan bilangan adalah sebagai berikut:
a. Trikotomi
Jika 𝑥, 𝑦 bilangan real maka hanya satu diantara 3 pernyataan berikut berlaku:
i. x y
ii. x= y
iii. x y.
4
b. Sifat Ketransitifan
x y dan y z x z .
c. Sifat Penambahan
x y y+ z y+ z.
d. Sifat Perkalian
x y dan z 0 xz yz ,
x y dan z 0 xz yz .
1.2 PERTIDAKSAMAAN
5
Tabel 1.1 Himpunan bilangan real dalam notasi selang dan garis bilangan
Notasi Himpunan Notasi Garis bilangan
Selang
x | a x b a, b a
selang tutup
b
x | a x b a, b) )
a b selang setengah buka/
selang setengah tutup
x | a x b (a, b (
a b selang setengah buka/
selang setengah tutup
x | x 3 3, )
3
x | x 3 (−∞, 3)
)
3
ℝ (− , )
Sebagaimana himpunan, terdapat beberapa operasi pada selang, yaitu sebagai berikut :
1. Irisan, Notasi:
2. Gabungan, Notasi
6
Contoh:
( )
1. 2,5 (3,7) =
2 3 5 7
Himpunan bilangan yang memenuhi keduanya adalah x | 3 x 5 atau dapat
juga dituliskan {𝑥 |3 < 𝑥 dan 𝑥 ≤ 5}.
( )
2 3 5 7
solusinya didapatkan dari himpunan bilangan yang memenuhi salah satu selang.
Untuk no 3 sampai 8, coba Anda buat dalam garis bilangan. Cocokkan dengan
jawaban yang tersedia.
3. 2,5 2,7 = 5 = 5,5
4. 2,5) (2,7) =
5. 2,5 (5,7) =
6. 2,5 5,7) = 2,7)
7. 2,5) 5,7) = 2,7)
8. (2,5 8,10)) (3,9 = (3,5 8,9
(
)
2 3 5 8 9 10
7
Penyelesaian soal-soal pertaksamaan
Bentuk himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut:
1. 2x + 4 −4 x + 10
2. 3x + 5 6x − 12
3. 2x + 4 3x − 5 4x + 10
Jawab:
1. 2 x + 4 −4 x + 10
Dengan memindahkan ruas, kita dapatkan:
2 x + 4 x 10 − 4
6x 6
x 1
Himpunan penyelesaian (HP) = (− ,1)
(Latihan: gambarkan dalam garis bilangan)
2. 3x + 5 6 x − 12
3x − 6x −5 − 12
− 3x −17
17
x
3 ingat!!! Pertidaksamaan jika dikali atau dibagi dengan bilangan
negatif maka tanda berbalik arah.
17
Himpunan penyelesaian (HP) = ,
3
(Latihan: gambarkan dalam garis bilangan)
3. 2 x + 4 3x − 5 4 x + 10
Pertidaksamaan tersebut dapat ditulis:
2 x + 4 3x − 5 dan 3x − 5 4 x + 10
Pertaksamaan tersebut diselesaikan masing-masing sebagai berikut:
2 x + 4 3x − 5
2x − 3x −4 − 5
8
− x −9
x9
dan
3x − 5 4 x + 10
3x − 4x 5 + 10
− x 15
x −15 ,
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
x 9 dan x −15
Perangkai ‘dan’ dapat juga diartikan sebagai irisan. Jika dinyatakan dalam garis
bilangan maka akan menghasilkan himpunan penyelesaian:
( HP = (9, )
− 15 9
1 5
Masukkan titik uji, yang merupakan titik-titik diantara selang (−∞, 1), (1,5) dan , (5, ∞),
misalnya x = 0 , x = 2 , x = 6 .
(0 − 5)(2 − 2.0) = −10
Jadi pada selang (−∞, 1] dengan titik uji 𝑥 = 0 memiliki nilai negatif (-).
(2 − 5)(2 − 2.2) = −3. −2 = 6
Jadi pada selang [1,5] dengan titik uji 𝑥 = 2 memiliki nilai positif (+).
(6 − 5)(2 − 2.6) = 1. (−10) = −10
9
Jadi pada selang [5, ∞) dengan titik uji 𝑥 = 6 memiliki nilai negatif (-).
+++++
1 5
Kemudian yang diinginkan dari soal adalah solusi yang menghasilkan yang lebih dari nol, atau
nilai positif. Dari hasil penghitungan di atas maka selang dengan hasil positif adalah 1,5
Jadi HP = 1,5
b. ( x − 5) 0 dan (2 − 2 x ) 0
x5 dan x 1 1 5
HP = [1,5]
HP gabungan dari a dan b adalah 1,5 = 1,5
Jawab: Untuk menyelesaikan soal dengan tipe seperti ini, tentukan terlebih dahulu titik
pembuat nol di penyebut dan tiitk pembuat nol pada pembilang.
Titik pembuat nol di pembilang x = −1
Titik pembuat nol di penyebut x=4
−1 4
10
++++
(++++
−1 4
Dari soal yang diinginkan adalah lebih besar atau sama dengan nol, maka pilih selang
bertanda positif. Jadi himpunan penyelesaian yang didapat adalah
HP = (− ,−1 (4, ).
)
---- ++++ ----
1
HP = (− ,0) ,
1
5
0 5
Nol tidak ikut menjadi penyelesaian karena penyebut tidak boleh sama dengan
nol.
11
Jawab:
x − 2 x +1
− 0
x2 x+3
(x + 3)(x − 2) − x 2 (x + 1) 0
x 2 (x + 3)
x 2 + x − 6 − x3 − x 2
0
x 2 (x + 3)
− x3 + x − 6
0
x 2 (x + 3)
(x + 2)(− x 2 + 2 x − 3) 0
x 2 ( x + 3)
(x + 2)(− ( x 2 − 2 x + 3) ) 0
x 2 (x + 3)
(x + 2)− (x − 12 + 2) 0
x 2 ( x + 3)
(x + 2)(− 2 − (x − 1)2 ) 0
x 2 (x + 3)
Catatan:
ab 0 dan b 0 maka haruslah a 0
(x + 2)(−2 − ( x − 1) 2 )
0
x 2 ( x + 3)
(x + 2) 0
x 2 (x + 3)
++++
) - - - - - + + + + )( ++++
−3 −2 0 12
Himpunan penyelesaian yang diinginkan adalah yang positif. Sehingga HP
= (−,−3) − 2,0) (0, ) .
(x + 1)(x + 3) − x(2 − x) 0
(2 − x )( x + 3)
x 2 + 4x + 3 − 2x + x 2
0
(2 − x )( x + 3)
2x 2 + 2x + 3
0
(2 − x )( x + 3)
3
2 x 2 + x +
2
0
(2 − x )( x + 3)
1 5
2
2 x+ +
2 4
0
(2 − x )( x + 3)
1
Pembilang selalu 0 , maka haruslah 0
( 2 − x)( x + 3)
----
( ++++++
)- - - -
−3 2
Jadi didapat HP = (−3,2)
13
9. Tentukan himpunan penyelesaian dari
2
x +1
x
Jawab:
2
x +1
x
− (x + 1) 0
2
x
2 − x( x + 1)
0
x
2 − x2 − x
0
x
− x2 − x + 2
0
x
(
− x2 + x − 2 ) 0
x
− ( x − 1)( x + 2)
0
x
( x − 1)( x + 2)
0
x
Pembuat nol di pembilang x = 1 , x = −2
---- ++++
(- - - ++++
−2 0 1
14
1.3 NILAI MUTLAK, AKAR KUADRAT DAN KUADRAT
Definisi
x, jika x 0
| x |=
− x, jika x 0
Nilai mutlak x dapat dipandang sebagai jarak x dari titik asal, karena jarak selalu tak negatif
jadi | x | 0 .
Contoh:
x − 2 , jika x − 2 0
| x − 2 |=
− (x − 2) , jika ( x − 2) 0
Contoh:
Tentukan HP dari pertidaksamaan berikut:
| 2x − 1 | 5
Jawab:
Dengan menggunakan sifat-sifat nilai mutlak, didapatkan:
15
| 2x −1 | 5 − 5 2x − 1 5
− 5 2x − 1 dan 2x −1 5
2x − 4 dan 2x 6
x −2 dan x3
−2 −3
Latihan:
1. | 2 x − 5 | 3x
x
2. +7 5
3
3. | x |+ x 2
4. 2 | x | + | x − 1 | 2
5. | 2 x + 5 | 3x − 7
Jawaban latihan
1. | 2 x − 5 | 3x
− 3x 2 x − 5 3x
− 3x 2 x − 5 dan 2 x − 5 3x
(1) (2)
Pertidaksamaan (1) dan (2) diselesaikan masing-masing, menghasilkan
(1) − 3x 2 x − 5
⟺ − 5x − 5
⟺ x 1
(2) 2 x − 5 3x
⟺−x 5
⟺ x −5
16
Dari hasil (1) dan (2) didapatkan
−5 1
x
2. +7 5
3
x x
+ 7 − 5 atau + 7 5
3 3
(1) (2)
Pertidaksamaan (1) dan (2) diselesaikan masing-masing, menghasilkan
x x
(1) + 7 − 5 ⟺ − 12 ⟺ x −36
3 3
x x
(2) + 7 5 ⟺ − 2 ⟺ 𝑥 > −6
3 3
Dari hasil (1) atau (2) didapatkan
) (
− 36 −6
3. | x |+ x 2
Jawab:
− 2 | x | +x 2
− 2 | x | + x dan | x | +x 2
(1) (2)
Pertidaksamaan (1) dan (2) diselesaikan masing-masing, menghasilkan
(1) − 2 | x | + x
− 2 | x | +x ⟺ − 2 − x | x |
⟺ | x| −2− x
17
⟺ 𝑥 ≤ −(−2 − 𝑥 ) atau 𝑥 ≥ (−2 − 𝑥 )
⟺ ℝ atau 2𝑥 ≥ −2
⟺ ℝ atau 𝑥 ≥ −1
(2) | x | +x 2
| x | +x 2 ⟺ | x | 2 − x
⟺ − (2 − x) x 2 − x
⟺ − (2 − x) x dan x 2 − x
⟺ ℝ dan 2 x 2
⟺ 2x 2
⟺𝑥≤1
Dari hasil (1) dan (2) didapatkan himpunan penyelesaian (−∞, 1]
1
4. 2 | x | + | x −1 | 2
Jawab:
Dari definisi nilai mutlak diperoleh
𝑥, 𝑥 ≥ 0
|𝑥| = { ;
−𝑥, 𝑥 < 0
𝑥 − 1, 𝑥≥1
|𝑥 − 1| = {
−(𝑥 − 1), 𝑥<1
Untuk melihat rumus mana yang digunakan, maka kita bagi selang menjadi 3 bagian
seperti berikut:
| x |= − x | x |= x | x |= x
| x − 1 |= −( x − 1) | x − 1 |= 1 − x | x − 1 |= x − 1
x0 0 0 x 1 1 x 1
Pertidaksamaannya
(i) Untuk 𝒙 < 0
− 2 x − ( x − 1) 2
− 2x − x +1 2
− 3x 1
1
x−
3
18
1
Himpunan penyelesaiannya: HP = − , 0
3
(ii) Untuk 0 x 1
2x +1− x 2
x 1
(iii) Untuk x 1
2x + x −1| 2
3x 3
x 1
5. |2𝑥 + 5| ≤ |3𝑥 − 7|
Jawab:
|2𝑥 + 5| ≤ |3𝑥 − 7| ⟺
(2 x + 5)2 (3x − 7 )
2
4 x 2 + 20x + 25 9 x 2 − 42x + 49
0 5 x 2 − 62x + 24
5 x 2 − 62x + 24 0
(5 x − 2) ( x − 12) 0
Pembuat nol dari pertidaksamaan di atas adalah
2
x= , x = 12
5
Hasil tersebut dinyatakan dalam garis bilangan, kemudian dilakukan uji tanda dengan
menggunakan titik uji tertentu sehingga didapatkan:
+++
Jadi himpunan
------
++++ adalah
penyelesaiannya
2 2
= − , 12, ) 12
5 5
19
LATIHAN
7. 1 + 𝑥 + 𝑥 2 + 𝑥 3 + ⋯ + 𝑥 99 ≤ 0
𝑥−2 𝑥+1
8. 𝑥2
≤ 𝑥+3
9. |𝑥 2 − 𝑥 | ≤ 2
10. |𝑥 2 − 𝑥 − 1| ≤ 1
11. |2𝑥 − 5| ≤ 3𝑥
12. 2 ≤ |𝑥 2 − 𝑥 | < 6
13. 2 ≤ 𝑥 2 − |𝑥 | < 6
14. 3|𝑥 | − |𝑥 − 1| ≤ 5
15. |𝑥 − 2| ≤ 𝑥 |𝑥 |
(𝑥 2 +1)|𝑥+1|
16.
3−|𝑥|
≥0
20
BAB II SISTEM KOORDINAT
Sistem koordinat adalah suatu cara/metode untuk menentukan letak suatu titik. Ada beberapa
macam sistem koordinat: Sistem Koordinat Cartesius, Sistem Koordinat Kutub, Sistem
Koordinat Tabung, dan Sistem Koordinat Bola. Pada mata kuliah ini akan dibicarakan tentang
Sistem Koordinat Cartesius dan Sistem Koordinat Kutub saja.
5 P
O X
3
Gambar 2.1 Sistem Koordinat Kartesian Dua Dimensi
Letak sebarang titik pada bidang dinyatakan dengan pasangan berurutan ( x, y) . Titik P( x, y)
mempunyai arti bahwa jarak titik P ke sumbu-x dan sumbu-y masing-masing adalah y dan x
. Apabila x 0 (atau y 0) maka titik P berada di sebelah kiri (atau sebelah bawah) titik asal
O dan apabila x 0 (atau y 0) maka titik P terletak di sebelah kanan (atau sebelah atas)
titik asal O. Dalam hal ini, x disebut absis titik P sedangkan y disebut ordinat titik P.
Jika dilihat dari gambar 2.1 diatas, koordinat P mempunyai jarak pada sumbu X yang disebut
absis sebesar 3 dan mempunyai jarak pada sumbu Y yang disebut ordinat sebesar 5.
Sedangkan d merupakan jarak dari pusat sumbu koordinat (O) ke titik P.
Rumus jarak diturunkan dari rumus Phytagoras
21
Jarak antara P & Q
Q(x2,y2)
d ( P, Q) = ( x 2 − x1 ) 2 + ( y 2 − y1 ) 2
P(x1,y2) R(x2,y1)
𝑥1 𝑥2
Dari Gambar 2.1 jarak antara pusat sumbu koordinat ke titik P adalah
d ( P, O) = (3 − 0) 2 + (5 − 0) 2 = 34 .
Oleh ke dua sumbu, bidang datar (bidang koordinat) terbagi menjadi 4 daerah (kwadran), yaitu
kwadran I, kwadran II, kwadran III, dan kwadran IV (lihat Gambar 2.2).
Kwadran II Kwadran I
x 0, y 0 x 0, y 0
( x − h) 2 + ( y − k ) 2 = r
(x,y) Persamaan Lingkaran dengan pusat (h,k) dan jari-jari r, adalah:
( x − h) 2 + ( y, k ) 2 = r 2
(h,k)
22
Contoh:
1. Tentukan persamaan lingkaran dengan pusat (2,-1) dan melalui (5,3).
Jawab:
Jari-jari lingkaran
r = (5 − 2) 2 + (3 − (−1)) 2 = 25 = 5
Persamaan lingkaran
( x − 2) 2 + ( y − (−1)) 2 = 5 2
( x − 2) 2 + ( y + 1) 2 = 25
x 2 + y 2 + 2x −10 y + 25= 0
Jawab:
( x 2 + 2 x) + ( y 2 − 10 y ) + 25 = 0
( x + 1) 2 − 1 + ( y − 5) 2 = 0
( x + 1) 2 + ( y − 5) 2 = 1
Latihan
1. Tentukan persamaan dua buah lingkaran yang berjari-jari 5 satuan, melalui (0,0), dengan
pusatnya terletak pada garis x + y = 1 .
Jawab:
Dik: r = 5 melalui latihan (0 , 0) dan pusatnya terletak pada garis x + y =1
Misalkan pusat lingkaran di (h,k),
x+ y =1
x=h y=k
h + k =1
h = 1− k
23
( x − h) 2 + ( y − k ) 2 = 25
( x − (1 − k )) 2 + ( y − k ) 2 = 25
x 2 − 2 x(1 − k ) + (1 − k ) 2 + ( y − k ) 2 = 25
(0,0) x 2 − 2 x + 2kx + 1 − 2k + k 2 + y 2 − 2 yk + k 2 = 25
x 2 + y 2 + (2k − 2) x − 2ky + 2k 2 − 2k + 1 = 25 .......( i)
Karena lingkaran tersebut melalui (0,0) maka (0,0) harus memenuhi persamaan …(i)
0 + 0 + 0 − 0 + 2k 2 − 2k + 1 = 25
2k 2 − 2k − 24 = 0
k 2 − k − 12 = 0
(k − 4)(k + 3) = 0
k = 4 atau k = −3
untuk k = 4
( x − h) 2 + ( y − 4) 2 = 25 melalui (0,0)
h 2 + 16 = 25
h 2 = 25 − 16
h2 = 9
h =3
Jadi persamaan lingkarannya:
( x − 3) 2 + ( y − 4) 2 = 25 , ( x + 3) 2 + ( y − 4) 2 = 25
Untuk k = −3
( x − h) 2 + ( y + 3) = 25
Melalui (0,0) , maka:
h 2 + 9 = 25
h 2 = 16
h = 4
Jadi persamaan lingkarannya
( x − 4) 2 + ( y + 3) 2 = 25
( x + 4) 2 + ( y + 3) 2 = 25
Jadi persamaan lingkaran yang memenuhi adalah
24
( x + 3) 2 + ( y − 4) 2 = 25
( x − 4) 2 + ( y + 3) 2 = 25
Sebagai ilustrasi, perhatikan gambar berikut:
M
P( x 1 , y1 )
x1 x2
1
( x 2 − x1 )
2
Gambar 2.3 Titik Tengah Ruas Garis
1
( x1 + x2 ) , ( y1 + y 2 )
1
2 2
25
Contoh:
Tentukan persamaan lingkaran dengan garis tengah AB dengan A = (− 1, 2) dan B = (3, 8)
y − y1 = m ( x − x1 ) atau
y 2 − y1 y 2 − y1
y − y1 = ( x − x1 ) y − y2 = ( x − x2 )
x2 − x1 x2 − x1
y − y1 x − x1 y − y2 x − x2
= =
y 2 − y1 x2 − x1 y 2 − y1 x2 − x1
y − y1 x − x1
b. Persamaan garis yang melalui titik A ( x1 , y1 ) dan B ( x 2 , y2 ) adalah =
y 2 − y1 x 2 − x1
Latihan:
Tentukan nilai k sehingga garis 4 x + ky = 5
a. melalui titik (2,1)
b. sejajar sumbu y
c. sejajar garis 6 x − 9 y =10
d. mempunyai perpotongan x dan perpotongan y yang sama.
e. Tegak lurus garis y − 2 = 2 ( x + 1)
26
Jawab :
a. 𝑘 = −3
b. kemiringan
ky = 5 − 4 x
5 4
y= − x
k k
k =0
6 10
c. 6x − 9 y = 10 y= x−
9 9
2
kemiringan garisnya
3
4 2 − 12
Agar sejajar dengan 6 x − 9 y = 10 maka − = k= = −6
k 3 2
d. Misalkan garis tersebut memotong sumbu x di (a,0) dan memotong sumbu y di (0, a)
x = a, y=0 4a + 0 = 5 x = 0, y = a
5
a= 0 + ka = 5
4
5 4
k = = 5. = 4
a 5
e. 2 x + 4
m = 2 4 1
− =−
mg . m = − 1 k 2
1 k =8
mg = −
2
Pada sistem koordinat Cartesius, letak titik pada bidang dinyatakan dengan pasangan
( x, y) , dengan x dan y masing-masing menyatakan jarak berarah ke sumbu-y dan ke sumbu-x.
Pada sistem koordinat kutub, letak sebarang titik P pada bidang dinyatakan dengan pasangan
bilangan real (r , ) , dengan r menyatakan jarak titik P ke titik O (disebut kutub) sedangkan
adalah sudut antara sinar yang memancar dari titik O melewati titik P dengan sumbu-x positif
(disebut sumbu kutub) (lihat Gambar 2.4).
27
P•(r, )
O
1.2.4 (b)). Mudah ditunjukkan pula bahwa koordinat (− 3, 4 3) pun juga menggambarkan titik
P (lihat Gambar 1.2.4 (c)). Pada koordinat yang terakhir, jarak bertanda negatif. Hal ini
dikarenakan titik P terletak pada bayangan sinar OP .
3 3
3 + 2k
3
(a) (b)
P(−3, 4 3)
4 3
28
P
(c)
Secara umum, jika (r , ) menyatakan koordinat kutub suatu titik maka koordinat titik
tersebut dapat pula dinyatakan sebagai berikut:
(r , + 2k ) atau (− r, + (2k + 1) ) dengan k bilangan bulat.
Kutub mempunyai koordinat (0, ) dengan sebarang bilangan.
2.3 Hubungan Antara Sistem Koordinat Cartesius dan Sistem Koordinat Kutub
P( x, y) = (r, )
x x
O
29
y x
(1.2) r = x2 + y2 = arcsin = arccos
r r
Contoh
1. Nyatakan ke dalam system koordinat Cartesius.
2 5
a. A 4, b. B − 5, c. C − 3,−
3 4 6
Penyelesaian: Dengan menggunakan persamaan (1.1):
2 2
a. x = 4 cos = −2 y = 4 sin =2 3.
3 3
(
Jadi, A − 2,2 3 . )
5 5
b. x = −5 cos =− 2 y = −5 sin =− 2.
4 2 4 2
5 5
Jadi, dalam system koordinat Cartesius B − 2 ,− 2.
2 2
5 3 5 3
c. x = −3 cos − = 3 y = −3 sin − = .
6 2 6 2
3 3
Jadi, C 2 , .█
2 2
lain, maka r = − x 2 + y 2 .
30
Contoh
2. Nyatakan ke dalam sistem koordinat kutub:
a. P(4,−4) b. Q(−4,4)
Penyelesaian: Dari persamaan (1.3), diperoleh:
a. r = 4 2 + (−4) 2 = 4 2
4 3 7
= arctan = atau
−4 4 4
Selanjutnya, karena letak titik P di kwadran IV, maka:
7
r = 4 2 dengan = , atau
4
3
r = −4 2 dengan = .
4
7 3
Jadi, P 4 2 , atau P − 4 2 , .
4 4
b. r = (−4) 2 + 4 2 = 4 2
− 4 3 7
= arctan = atau
4 4 4
Selanjutnya, karena letak titik Q di kwadran II, maka:
3
r = 4 2 dengan = , atau
4
7
r = −4 2 dengan = .
4
3 7
Jadi, Q 4 2 , atau Q − 4 2 , .█
4 4
Contoh
3. Nyatakan persamaan r = 2a sin ke dalam sistem koordinat Cartesius.
Penyelesaian: Jika ke dua ruas persamaan di atas dikalikan dengan r maka diperoleh:
r 2 = 2a(r sin )
31
x 2 + y 2 = 2ay
x 2 + y 2 − 2ay = 0,
Contoh
r 2 cos2 + 4r 2 sin 2 = 16
r 2 (1 + 3 sin 2 ) = 16. █
Latihan
Untuk soal 1 – 8, nyatakan masing-masing dengan dua koordinat yang lain, satu dengan r 0
dan yang lain dengan r 0 .
1. (6, 3) 2. (− 3, 2 5) 3. (5,− 4) 4. (5, 7 4)
d = r 2 + R 2 − 2rR cos( − )
32
BAB III RELASI DAN FUNGSI
3.1. Relasi
A. Pengertian Relasi
Sebelum kita membahas pengertian relasi, terlebih dahulu membahas tentang
pasangan terurut dan perkalian kartesian. Notasi (𝑎, 𝑏) disebut pasangan terurut apabila
tulisan tersebut memperhatikan urutan penulisan. Artinya bahwa (𝑎, 𝑏) ≠ (𝑏, 𝑎) untuk
𝑎 ≠ 𝑏.
Misalkan 𝐴 dan 𝐵 himpunan tak kosong. Hasil kali kartesian dari dua himpunan 𝐴
dan 𝐵, ditulis 𝐴 × 𝐵 adalah semua pasangan terurut (𝑎, 𝑏) dengan 𝑎 ∈ 𝐴 dan 𝑏 ∈ 𝐵.
Contoh 2. Misalkan 𝐴 = {1,2,4} dan 𝑅 = {(𝑎, 𝑏)|𝑎 habis membagi 𝑏}, maka
𝑅 = {(1,1), (1,2), (1,4), (2,2), (2,4), (4,4)}.
Dari Contoh 2 dapat diambil salah satu anggota dari 𝑅, yaitu (2,4) ∈ 𝑅. Artinya bahwa
2 habis membagi 4 dan dituliskan 2𝑅4.
33
Ada beberapa istilah yang perlu diingat kembali sehubungan dengan pengertian
relasi, yaitu peta, prapeta, daerah asal (domain), dan daerah hasil (range).
Misalkan 𝑅 relasi dari himpunan 𝐴 ke 𝐵 maka peta dari 𝑥 ∈ 𝐴 oleh relasi 𝑅 adalah
semua 𝑦 ∈ 𝐵 sehingga (𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅. Jika 𝑦 ∈ 𝐵 maka prapeta dari 𝑦 oleh 𝑅 adalah semua
𝑥 ∈ 𝐴 sehingga (𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 disebut dengan daerah asal atau domain dari 𝑅. Kemudian
himpunan yang terdiri dari atas semua 𝑦 ∈ 𝐵 sehingga (𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 disebut derah hasil
atau range dari 𝑅.
Perhatikan Gambar 3.2 berikut.
𝑅: 𝐴 → 𝐵
𝑅
𝑥 𝑦
𝐴 𝐵
B. Macam-Macam Relasi
Ada beberapa macam relasi yang akan dibahas di sini, yaitu relasi refleksi, relasi
simetri, relasi transitif, dan relasi ekuivalen.
1. Relasi Refleksi
Diberikan himpunan tak kosong 𝐴 dan relasi 𝑅 dari 𝐴 ke 𝐴. Relasi 𝑅 disebut
relasi refleksi jika (𝑎, 𝑎) ∈ 𝑅 untuk setiap 𝑎 ∈ 𝐴.
Contoh 4. Misallkan 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐} dengan 𝑅1 = {(𝑎, 𝑎), (𝑎, 𝑏), (𝑐, 𝑐 )} dan 𝑅2 =
{(𝑎, 𝑎), (𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎), (𝑏, 𝑏), (𝑐, 𝑐 )}. Relasi 𝑅1 bukan relasi refleksi karena 𝑏 ∈ 𝐴,
tetapi (𝑏, 𝑏) ∉ 𝑅1 . Relasi 𝑅2 merupakan relasi refleksi.
34
2. Relasi Simetri
Diberikan himpunan tak kosong 𝐴 dan relasi 𝑅 pada 𝐴. Relasi 𝑅 disebut relasi
simetri jika (𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅 maka (𝑏, 𝑎) ∈ 𝑅 untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐴.
Dari Contoh 4 dapat dilihat bahwa relasi 𝑅1 bukan merupakan relasi simetri karena
(𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅1, tetapi (𝑏, 𝑎) ∉ 𝑅1 . Relasi 𝑅2 merupakan relasi simetri.
3. Relasi Transitif
Diberikan himpunan tak kosong 𝐴 dan relasi 𝑅 pada 𝐴. Relasi 𝑅 disebut relasi
transitif jika (𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅 dana (𝑏, 𝑐 ) ∈ 𝑅 maka (𝑎, 𝑐 ) ∈ 𝑅 untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐴.
Contoh 5. Misallkan 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐} dengan 𝑅3 = {(𝑎, 𝑎), (𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎)} dan 𝑅4 =
{(𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎)}. Relasi 𝑅3 relasi transtif, sementara relasi 𝑅4 bukan merupakan
relasi transitif karena (𝑎, 𝑏), (𝑏, 𝑎) ∈ 𝑅4 , tetapi (𝑎, 𝑎) ∉ 𝑅4 .
4. Relasi Ekuivalen
Diberikan himpunan tak kosong 𝐴 dan relasi 𝑅 pada 𝐴. Relasi 𝑅 disebut relasi
ekuivalen jika 𝑅 merupakan relasi refleksi, simetri, dan transitif.
Diantara Contoh 4 dan 5 yang merupakan relasi ekuivalen hanya 𝑅2 , karena relasi
𝑅2 mencakup relasi refleksi, simetri, dan transitif.
Relasi merupakan perumuman dari fungsi. Artinya bahwa suatu fungsi dapat dikatakan
sebagai relasi.
3.2. Fungsi
A. Pengertian Fungsi
Misalkan 𝐴 dan 𝐵 adalah himpunan. Fungsi 𝑓: 𝐴 → 𝐵 adalah aturan yang
memasangkan atau mengaitkan setiap anggota di 𝐴 dengan tepat satu anggota di 𝐵.
Himpunan 𝐴 dinamakan daerah asal atau daerah definisi atau domain dari fungsi
𝑓 dan ditulis 𝐷𝑓 dan himpunan 𝐵 dinamakan daearah kawan atau kodomain dari
fungsi 𝑓. Anggota 𝑦 ∈ 𝐵 yang terkait dengan 𝑥 ∈ 𝐴 dinamakan peta dari 𝑥 dan
dituliskan dengan 𝑓(𝑥). Anggota 𝑥 ∈ 𝐴 dinamakan variabel bebas dan 𝑦 yang
tergantung dari 𝑥 dinamakan variabel tak bebas. Himpunan semua 𝑓(𝑥), 𝑥 ∈ 𝐴
dinamakan daerah hasil atau range dari fungsi 𝑓 dan ditulis 𝑅𝑓 .
Suatu fungsi disebut fungsi bernilai real atau fungsi real jika 𝐵 ⊂ ℝ. Pembahasan
selanjutnya dibatasi untuk 𝐴, 𝐵 ⊂ ℝ. Penulisan 𝑦 = 𝑓(𝑥) menyatakan 𝑦 terkait dengan
𝑥 dinamakan aturan fungsi. Pada kasus aturan fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) diberikan lebih dahulu,
maka daerah asal fungsi 𝑓 adalah
35
𝐷𝑓 = {𝑥 ∈ ℝ|𝑓(𝑥 ) ada (terdefinisi)}
dan daerah hasilnya adalah
𝑅𝑓 = {𝑓 (𝑥 ) ∈ ℝ|𝑥 ∈ 𝐷𝑓 }.
36
Gambar 3.5. Grafik fungsi 𝑓
Penyelesaian:
Berdasarkan Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa titik (2, −4), (3, −4) dan (4,6) berada di
grafik 𝑓, maka 𝑓 (2) = −4, 𝑓 (3) = −4, dan 𝑓 (4) = 6.
37
c) 𝑓 (𝑥 ) = √4 − 𝑥 2
Penyelesaian:
1
a) Karena mempunyai nilai atau terdefinisi ketika 𝑥 ≠ 1. Maka daerah asal
𝑥−1
1
Gambar 3.6. Grafik fungsi 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) =
𝑥−1
Berdasarkan Gambar 3.6 dapar dilihat bahwa daerah nilai dari fungsi 𝑓 adalah
𝑅𝑓 = ℝ − {0}.
b) Diketahui bahwa 𝑥 2 ≥ 0 untuk setiap 𝑥 ∈ ℝ maka 𝑥 2 + 1 ≥ 1 > 0. Sehingga
1
𝑥 2 + 1 ≠ 0 untuk setiap 𝑥 ∈ ℝ. Akibatnya nilai selalu ada atau terdefinisi
𝑥 2 +1
38
dan untuk menentukan daerah hasil dari suatu fungsi dapat menggunakan grafik
fungsinya.
1
Gambar 3.7. Grafik fungsi 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥2 +1
Berdasarkan Gambar 3.7 dapar dilihat bahwa daerah nilai dari fungsi 𝑓 adalah
𝑅𝑓 = (0,1].
c) Akar dari suatu bilangan ada atau terdefinsi jika bilangan tersebut tak negatif,
maka √4 − 𝑥 2 terdefinisi untuk 4 − 𝑥 2 ≥ 0. Jadi daerah asal dari fungsi 𝑓
adalah
𝐷𝑓 = {𝑥 ∈ ℝ|−2 ≤ 𝑥 ≤ 2} = [−2,2].
Diketahui daerah asal dari fungsi 𝑓 adalah 𝐷𝑓 = [−2,2]
−2 ≤ 𝑥 ≤ 2
0 ≤ 𝑥2 ≤ 4
−4 ≤ −𝑥 2 ≤ 0
0 ≤ 4 − 𝑥2 ≤ 4
0 ≤ √4 − 𝑥 2 ≤ 2
0 ≤ 𝑓 (𝑥 ) ≤ 2
Jadi daerah hasil dari fungsi 𝑓 adalah
𝑅𝑓 = [0,2]
dan selain itu untuk menentukan daerah hasil dari suatu fungsi dapat
menggunakan grafik fungsinya.
39
Gambar 3.8. Grafik fungsi 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = √4 − 𝑥 4
Berdasarkan Gambar 3.8 dapat dilihat bahwa daerah hasil dari fungsi 𝑓 adalah
𝑅𝑓 = [0,2].
Suatu fungsi 𝑓 dan 𝑔 dikatakan sama, ditulis 𝑓 ≡ 𝑔, jika 𝐷𝑓 = 𝐷𝑔 = 𝐷 dan 𝑓 (𝑥 ) =
𝑔(𝑥) untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐷.
𝐷𝑓 𝐷𝑓 ∩ 𝐷𝑔 𝐷𝑔
40
Contoh 9. Misalkan 𝑓(𝑥 ) = √1 − 𝑥 2 dan 𝑔(𝑥 ) = 𝑥 2 . Tentukan 𝑓 + 𝑔, 𝑓 − 𝑔, 𝑓𝑔, 𝑓/𝑔
beserta daerah asalnya.
Penyelesaian:
Daerah asal dari fungsi 𝑓 adalah [−1.1] dan daerah asal fungsi 𝑔 adalah ℝ.
(𝑓 + 𝑔)(𝑥 ) = 𝑓(𝑥 ) + 𝑔(𝑥 ) = √1 − 𝑥 2 + 𝑥 2 dan 𝐷𝑓+𝑔 = [−1,1] ∩ ℝ = [−1,1]
C. Sifat-Sifat Fungsi
1. Fungsi Injektif
Suatu fungsi 𝑓: 𝐴 → 𝐵 dikatakan fungsi injektif atau fungsi satu-satu jika dan
hanya jika untuk setiap 𝑥1 , 𝑥2 ∈ 𝐴 dan 𝑓 (𝑥1 ) = 𝑓 (𝑥2 ) berlaku 𝑥1 = 𝑥2 .
Contoh 10. Tentukan manakah fungsi berikut ini yang merupakan fungsi injektif?
a) 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 2𝑥, 𝑥 ∈ ℝ
b) 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 , 𝑥 ∈ ℝ
Penyelesaian:
a) 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 2𝑥, 𝑥 ∈ ℝ
Ambil sebarang 𝑥1 , 𝑥2 ∈ ℝ,
𝑓(𝑥1 ) = 𝑓 (𝑥2 )
2𝑥1 = 2𝑥2
𝑥1 = 𝑥2
Jadi, 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 2𝑥, 𝑥 ∈ ℝ adalah fungsi injektif.
b) 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 , 𝑥 ∈ ℝ
Terdapat 𝑥1 = −2 dan 𝑥2 = 2 sedemikian sehingga 𝑓 (𝑥1 ) = 𝑓(𝑥2 ) = 4.
Jadi, 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 , 𝑥 ∈ ℝ bukan fungsi injektif.
2. Fungsi Surjektif
Suatu fungsi 𝑓: 𝐴 → 𝐵 dikatakan fungsi surjektif atau pada jika dan hanya jika
untuk setiap 𝑦 ∈ 𝐵 terdapat 𝑥 ∈ 𝐴 sedemikian sehingga 𝑦 = 𝑓(𝑥) atau Contdengan
kata lain 𝑅𝑓 = 𝐵.
41
Contoh 11. Himpunan 𝐴 = {1,2,3} dan 𝐵 = {𝑎, 𝑏}
42
𝑔
43
ganjil jika memenuhi 𝑓 (−𝑥 ) = −𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐷𝑓 . Grafik fungsi ganjil
simetri terhadap titik asal 𝑂(0,0).
Gambar 3.13a. Grafik fungsi genap Gambar 3.13b. Grafik fungsi ganjil
44
Gambar 3.14a. Grafik fungsi linear Gambar 3.14b. Grafik fungsi kuadrat
4. Fungsi Invers
Fungsi yang memetakan setiap anggota 𝐴 ke diri sendiri disebut dengan fungsi
identitas, disimbolkan dengan 𝑖𝐴 . Fungsi identitas, yaitu 𝑖𝐴 (𝑥 ) = 𝑥 untuk setiap 𝑥 ∈
𝐴.
Misalkan fungsi 𝑓: 𝐴 → 𝐵 ⊆ ℝ . Fungsi 𝑓 −1 : 𝐵 → 𝐴 dikatakan invers dari
fungsi 𝑓 jika 𝑓 −1 ∘ 𝑓 = 𝑖𝐴 dan 𝑓 ∘ 𝑓 −1 = 𝑖𝐵 . Suatu fungsi dikatakan invertibel jika
45
mempunyai invers. Jika fungsi 𝑓 injektif pada 𝐴, maka 𝑓 −1 ada sebagai fungsi yang
terdefinisi pada 𝑓(𝐴).
Misalkan daerah asal dari fungsi 𝑓 adalah 𝐷𝑓 dan daerah hasil dari fungsi 𝑓
adalah 𝑅𝑓 , maka daerah asal fungsi 𝑓 −1 adalah 𝑅𝑓 dan daerah hasil dari fungsi 𝑓 −1
adalah 𝐷𝑓 dan berlaku untuk sebaliknya.
Contoh 13. Diberikan 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥/(1 − 𝑥). Tentukan 𝑓 −1 (𝑥) dan daerah hasil
dari fungsi 𝑓.
Penyelesaian
Fungsi 𝑓 injektif, karena
𝑓 (𝑥1 ) = 𝑓 (𝑥2 )
𝑥1 𝑥2
= , 𝑥1 , 𝑥2 ≠ 1
1 − 𝑥1 1 − 𝑥2
𝑥1 (1 − 𝑥2 ) = 𝑥2 (1 − 𝑥1 )
𝑥1 − 𝑥1 𝑥2 = 𝑥2 − 𝑥1 𝑥2
𝑥1 = 𝑥2 untuk setiap 𝑥1 , 𝑥2 ∈ 𝐷𝑓
Langkah 1:
𝑥
𝑦= , 𝑥≠1
1−𝑥
𝑦 (1 − 𝑥 ) = 𝑥
𝑦 − 𝑦𝑥 = 𝑥
𝑥 + 𝑥𝑦 = 𝑦
𝑥 (1 + 𝑦 ) = 𝑦
𝑦
𝑥=
1+𝑦
Langkah 2:
𝑦
𝑓 −1 (𝑦) =
1+𝑦
Langkah 3:
𝑥
𝑓 −1 (𝑥 ) = .
1+𝑥
Menentukan daerah hasil dari fungsi 𝑓 dapat menggunakan domain dari fungsi
𝑓 −1 .
𝑅𝑓 = 𝐷𝑓−1 = ℝ − {1}.
46
Gambar 3.16. Grafik fungsi 𝑓 dan 𝑓 −1
5. Fungsi Komposisi
Misalkan fungsi 𝑓: 𝐷𝑓 → 𝑅𝑓 dan 𝑔: 𝐷𝑔 → 𝑅𝑔 yang memenuhi 𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 ≠ ∅,
fungsi komposisi dari 𝑓 dan 𝑔, ditulis 𝑔 ∘ 𝑓 (𝑓 dilanjutkan 𝑔) adalah fungsi yang
aturannya (𝑔 ∘ 𝑓 )(𝑥 ) = 𝑔(𝑓 (𝑥 )). Daerah asal dan daerah hasil fungsi 𝑔 ∘ 𝑓 adalah
𝐷𝑔∘𝑓 = {𝑥 ∈ 𝐷𝑓 |𝑓 (𝑥 ) ∈ 𝐷𝑔 } dan 𝑅𝑔∘𝑓 = {𝑦 ∈ 𝑅𝑔 |𝑦 = 𝑔(𝑠), 𝑠 ∈ 𝑅𝑓 }
atau dengan misalkan 𝐴 = 𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 ≠ ∅, maka daerah asal dan daerah hasil fungsi
𝑔 ∘ 𝑓 adalah
𝐷𝑔∘𝑓 = 𝑓 −1 (𝐴) dan 𝑅𝑔𝑜𝑓 = 𝑔(𝐴)
47
Karena 𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 = (−∞, 9] ∩ [0, ∞) = [0,9] ≠ ∅, maka fungsi 𝑔 ∘ 𝑓 terdefinisi
𝑓 (𝑥 ) = 𝑎 𝑥
dengan 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1 untuk 𝑥 ∈ ℝ.
Bentuk khusus dari fungsi eksponensial yaitu dengan menggantikan 𝑎 dengan
bilangan Euler (𝑒),
𝑓 (𝑥 ) = 𝑒 𝑥
yang dikenal dengan fungsi eksponensial natural.
48
Gambar 3.18. Grafik fungsi ekponensial natural
7. Fungsi Logaritma
Fungsi logaritma meruapakan invers dari fungsi eksponensial. Misalkan 𝑎 > 0
dan 𝑎 ≠ 1, 𝑦 = 𝑎𝑥 ⇔ 𝑥 = log 𝑎 𝑦.
Bentuk khusus dari fungsi logaritma yaitu dengan menggantikan 𝑎 dengan
bilangan Euler (𝑒),
𝑓 (𝑥 ) = ln 𝑥
yang dikenal dengan fungsi logaritma natural.
49
8. Fungsi Trigonometri
Perhatikan gambar lingkaran berjari-jari satu di
sebelah kiri. Titik 𝐴(𝑥, 𝑦) berapa pada lingkaran dan
sudut 𝑡 terbentuk dari sumbu 𝑥 positif dengan segmen
̅̅̅̅. Nilai sudut 𝑡 bernilai positif jika arah
garis 𝑂𝐴
berlawanan jarum dan bernilai negatif jka searah jarum
Gambar 3.20. Lingkaran jam.
Besar sudut selalu dinyatakan dalam satuan radian. Hubungan radian dengan
𝜋
derajat, yaitu 𝜋 = 180° atau 1° = 180 rad.
Misalkan 𝑡 merupakan bilangan real yang menentukan titik 𝐴(𝑥, 𝑦). Maka
sin 𝑡 = 𝑦 dan cos 𝑡 = 𝑥
Suatu fungsi dikatakan fungsi periodik jika terdapat bilangan positif 𝑇
sedemikian sehingga 𝑓 (𝑥 + 𝑇) = 𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥 anggota dari domain 𝑓.
Bilangan positif terkeci 𝑇 disebut periode dari 𝑓.
Besar satu putaran lingkaran sama dengan 2𝜋 maka sudut 𝑡 + 2𝜋 dan 𝑡
menyatakan posisi titik 𝐴 yang sama di lingkaran. Sehingga
sin(𝑡 + 2𝜋) = sin 𝑡 dan cos(𝑡 + 2𝜋) = cos 𝑡.
Jadi fungsi sin dan cos merupakan fungsi periodik dengan periode 2𝜋.
Fungsi sin merupakan fungsi ganjil, karena sin(−𝑡) = − sin 𝑡 dan fungsi cos
merupakan fungsi genap cos(−𝑡) = cos 𝑡.
Berikut disajikan grafik dari fungsi sin 𝑡 dan cos 𝑡
50
Fungsi-Fungsi Trigonometri Lainnya
sin 𝑡 cos 𝑡
tan 𝑡 = cot 𝑡 =
cos 𝑡 sin 𝑡
1 1
sec 𝑡 = csc 𝑡 =
cos 𝑡 sin 𝑡
Berikut ini daerah definisi dan daerah hasil dari fungsi-fungsi trigonometri
Daerah Definisi
Fungsi Daerah Hasil 𝑹𝒇
(Domain) 𝑫𝒇
𝑓(𝑡) = sin 𝑡 𝐷𝑓 = ℝ 𝐷𝑓 = [−1,1]
𝑓 (𝑡) = cos 𝑡 𝐷𝑓 = ℝ 𝐷𝑓 = [−1,1]
Gambar 3.22a. Grafik fungsi tan 𝑡 Gambar 3.22b. Grafik fungsi cot 𝑡
Gambar 3.22c. Grafik fungsi sec 𝑡 Gambar 3.22d. Grafik fungsi csc 𝑡
51
Sifat-Sifat Penting Fungsi Trigonometri:
❖ sin2 𝑥 + cos 2 𝑥 = 1, 1 + tan2 𝑥 = sec2 𝑥 dan 1 + cot 2 𝑥 csc2 𝑥
❖ sin(𝑥 + 𝑦) = sin 𝑥 cos 𝑦 + cos 𝑥 sin 𝑦
❖ sin(𝑥 − 𝑦) = sin 𝑥 cos 𝑦 − cos 𝑥 sin 𝑦
❖ cos(𝑥 + 𝑦) = cos 𝑥 cos 𝑦 − sin 𝑥 sin 𝑦
❖ cos(𝑥 − 𝑦) = cos 𝑥 cos 𝑦 + sin 𝑥 sin 𝑦
❖ sin 2𝑥 = 2 sin 𝑥 cos 𝑥 dan cos 2𝑥 = cos 2 𝑥 − sin2 𝑥
𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
❖ sin 𝑥 + sin 𝑦 = 2 sin ( ) cos ( )
2 2
𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
❖ sin 𝑥 + sin 𝑦 = 2 sin ( ) cos ( )
2 2
𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
❖ cos 𝑥 + cos 𝑦 = 2 cos ( 2
) cos ( )
2
Latihan I
1) Diberikan himpunan 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑} dan 𝐵 = {1,2}, Tentukan 𝐴 × 𝐵?
2) Diberikan himpunan 𝐴 = {𝑥 ∈ ℤ|𝑥 ≤ 8} . Tentukan
a) 𝑅1 = {(𝑎, 𝑏)|𝑎 ≤ 𝑏}
b) 𝑅2 = {(𝑎, 𝑏)|𝑎 > 𝑏}
c) 𝑅3 = {(𝑎, 𝑏)|𝑎 = 𝑏 + 1}
d) 𝑅4 = {(𝑎, 𝑏)|𝑎 + 𝑏 ≤ 6}
Latihan II
1) Tentukan 𝐷𝑓 , 𝑅𝑓 dan gambarkan grafik dari fungsi berikut
a) 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 + √𝑥
3𝑥 2 , 𝑥 < 0
b) 𝑓 (𝑥 ) = {
𝑥 − 2, 𝑥 ≥ 0
𝑥−1
c) 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥+1
52
BAB IV LIMIT FUNGSI
1. Pengertian Limit
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kalimat “Jangan kau mendekati zina”
atau “Kita hampir memasuki kota Pontianak”. Kata-kata yang dicetak miring pada kalimat
tersebut mempunyai pengertian yang sama dengan kata “limit fungsi” di matematika.
Untuk memahami pengertian limit fungsi, diawali dengan meninjau fungsi berikut.
𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 3 + 1
Apa yang terjadi dengan 𝑓 (𝑥 ) apabila 𝑥 cukup dekat dengan 1 ? Perhatikan Tabel 1.1. berikut.
Tabel 1.1. Sebaran 𝑓 (𝑥 ) untuk 𝑥 → 1
𝒙>𝟏 𝒙<𝟏
𝒙 𝒇 (𝒙 ) = 𝒙 𝟑 + 𝟏 𝒙 𝒇 (𝒙 ) = 𝒙 𝟑 + 𝟏
2 9 0,5 1,125
1,05 2,15763 0,95 1,85738
1,001 2,003 0,999 1,997
1,0001 2,0003 0,9999 1,9997
Grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) diberikan pada Gambar 3.1. di bawah ini
53
𝑥2 − 4
𝑓 (𝑥 ) =
𝑥−2
Perhatikan bahwa fungsi tersebut tidak terdefinisi di 𝑥 = 2 karena di titik ini 𝑓 (𝑥 ) berbentuk
0
. Tapi, apa yang terjadi dengan 𝑓 (𝑥 ) apabila 𝑥 cukup dekat dengan 2 tetapi 𝑥 ≠ 2?
0
Sama dengan fungsi sebelumnya, untuk menjawab pertanyaan ini kita dapat melakukan 2
hal. Yang pertama, mencari nilai-nilai 𝑓 (𝑥 ) untuk 𝑥 yang cukup dekat dengan 2 dan yang
kedua adalah dengan mensketsakan grafik fungsi 𝑓.
Nilai-nilai 𝑓 (𝑥 ) untuk 𝑥 yang cukup dekat dengan 2 dapat dilihat pada Tabel 1.2. berikut.
Tabel 1.2. Sebaran 𝑓(𝑥) untuk 𝑥 → 2
𝒙>𝟐 𝒙<𝟐
𝒙𝟐 − 𝟒 𝒙𝟐 − 𝟒
𝒙 𝒇 (𝒙 ) = 𝒙 𝒇 (𝒙 ) =
𝒙−𝟐 𝒙−𝟐
3 5 1,5 3,5
2,05 4,05 1,95 3,95
2,001 4,001 1,999 3,999
2,0001 4,0001 1,9999 3,9999
Selanjutnya, sketsa dari grafik fungsi tersebut adalah
𝑥 2 −4
Gambar 4.2. Grafik 𝑓 (𝑥 ) = , 𝐷𝑓 = 𝑅 − 2
𝑥−2
Dari tabel dan grafik terlihat bahwa apabila 𝑥 cukup dekat dengan 2, maka nilai 𝑓 (𝑥 ) mendekati
4. Secara matematis, hal tersebut dituliskan dengan
𝑥2 − 4
lim =4
𝑥→2 𝑥 − 2
𝑥 2 −4
dan dibaca “limit 𝑥−2
untuk 𝑥 mendekati 2 adalah 4”.
54
Dari kedua contoh di atas, terlihat bahwa limit 𝑓(𝑥) untuk 𝑥 mendekati 𝑐 mungkin ada
walaupun 𝑓 tidak terdefinisikan di 𝑐. Berikut diberikan definisi limit.
Definisi 1.1. Limit 𝑓 (𝑥 ) untuk 𝑥 mendekati 𝑐 adalah 𝐿, ditulis:
𝑙𝑖𝑚 𝑓 (𝑥 ) = 𝐿
𝑥→𝑐
jika untuk setiap 𝑥 yang cukup dekat dengan 𝐿, tetapi 𝑥 ≠ 𝑐, maka 𝑓(𝑥) mendekati 𝐿.
Perhatikan bahwa.
(lim 𝑓 (𝑥 ) = 𝐿) ≡ (𝑥 → 𝑐 ⟹ 𝑓 (𝑥 ) → 𝐿)
𝑥→𝑐
kecilnya) terdapat bilangan 𝛿 > 0 sedemikian sehingga untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐷𝑓 dengan 0 <
|𝑥 − 𝑐 | < 𝛿 berlaku |𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜀.
Untuk lebih memahami definisi di atas, berikut diberikan ilustrasi dalam bentuk gambar.
Untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝛿 > 0 sedemikian sehingga 0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿 berlaku |𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜀
Contoh
1. Dengan menggunakan 𝛿, 𝜀, buktikan bahwa lim (5𝑥 − 11) = 4
𝓍→3
55
Analisis Pendahuluan
Misalkan diberikan 𝜀 > 0 sebarang, akan dicari 𝛿 > 0, sehingga berlaku
0 < |𝑥 − 3| < 𝛿 ⇒ |(5𝑥 − 11) − 4| < 𝜀
Pandang pertidaksamaan di sebelah kanan
|(5𝑥 − 11) − 4| < 𝜀 ⇔ |5𝑥 − 15| < 𝜀
⇔ |5(𝑥 − 3)| < 𝜀
⇔ |5 ∥ 𝑥 − 3| < 𝜀
𝜀
⇔ |𝑥 − 3| <
5
Bukti Formal
𝜀
Misalkan diberikan 𝜀 > 0 sebarang, pilih 𝛿 = 5 , maka
𝜀
0 < |𝑥 − 3| < 𝛿 ⇒ |(5𝑥 − 11) − 4| = |(5𝑥 − 15)| = |5(𝑥 − 3)| = 5|𝑥 − 3| < 5
5
=𝜀
𝜀
Jadi, untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝛿 = 5 sedemikian sehingga untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐷𝑓 dengan
Analisis Pendahuluan
Misalkan diberikan 𝜀 > 0 sebarang, akan dicari 𝛿 > 0 sehingga berlaku
0 < |𝑥 + 2| < 𝛿 ⇒ |(5 − 6𝑥 ) − 17| < 𝜀
Pandang pertidaksamaan di sebelah kanan:
|(5 − 6𝑥 ) − 17| < 𝜀 ⇔ |6𝑥 − 12| < 𝜀
⇔ |6 ∥ 𝑥 + 2| < 𝜀
⇔ 6|𝑥 + 2| < 𝜀
𝜀
⇔ |𝑥 + 2| =
6
Bukti Formal
𝜀
Misalkan diberikan 𝜀 > 0 sebarang, pilih 𝛿 = 6 , maka:
Analisis Pendahuluan
56
Misalkan diberikan 𝜀 > 0 sebarang, akan dicari 𝛿 > 0, sehingga berlaku
𝑥 2 + 5𝑥 − 6
0 < |𝑥 − 1| < 𝛿 ⇒ | − 7| < 𝜀
𝑥−1
Pandang pertidaksamaan di sebelah kanan:
𝑥 2 + 5𝑥 − 6
| − 7| < 𝜀 ⇔ |(𝑥 + 6) − 7| < 𝜀
𝑥−1
⇔ |𝑥 − 1| < 𝜀
Bukti Formal
Misalkan diberikan 𝜀 > 0 sebarang, pilih 𝛿 = 𝜀, maka:
𝑥 2 + 5𝑥 − 6 (𝑥 − 1)(𝑥 + 6)
0 < |𝑥 − 1| < 𝛿 ⇒ | − 7| = | − 7| = |𝑥 − 1| < 𝛿 = 𝜀
𝑥−1 𝑥−1
Jadi, untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat 𝛿 = 𝜀 sedemikian sehingga untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐷𝑓 dengan
𝑥 2 +5𝑥−6
0 < |𝑥 − 1| < 𝛿 berlaku | 𝑥−1
− 7| < 𝜀
4. Buktikan lim (𝑥 2 − 9) = 0
𝑥→3
Analisis Pendahuluan
Misalkan diberikan 𝜀 > 0 sebarang akan dicari 𝛿 > 0, sehingga berlaku
0 < |𝑥 − 3| < 𝛿 ⇒ |𝑥 2 − 9| < 𝜀
Karena |𝑥 2 − 9| = |𝑥 − 3||𝑥 + 3| maka faktor |𝑥 − 3| dapat dibuat sekecil mungkin
(karena < 𝛿 ). Selanjutnya tinggal membatasi |𝑥 + 3|.
Pilih 𝛿 ≤ 1. Selanjutnya, |𝑥 + 3| < 𝛿 mengimplikasikan
|𝑥 + 3| = |(𝑥 − 3) − 6|
≤ |𝑥 − 3| + 6 ≤ 1 + 6 = 7
𝜀
Agar |𝑥 2 − 9| = |𝑥 − 3||𝑥 + 3| < 𝜀, maka pilih 𝛿 ≤ .
7
Bukti Formal
𝜀
Misalkan diberikan 𝜀 > 0 sebarang, pilih 𝛿 = 𝑚𝑖𝑛 {1, 7} , maka:
57
LATIHAN
Untuk soal no 1-2, gunakan grafik berikut untuk mengestimasi masing-masing limit jika ada.
1.
2.
3.
Untuk soal no 4-5, lengkapilah tabel berikut dan selanjutnya gunakanlah untuk mengestimasi
nilai limit fungsi yang diberikan.
58
3𝑥 2 +2𝑥−1
4. lim
𝑥→−1 𝑥+1
√1+ℎ−1
5. lim
ℎ→0 ℎ
7. lim 𝑥 2 = 1
𝑥→−1
8. lim √𝑥 = 2
𝑥→4
𝑥+2
9. lim 𝑥−1 = −2
𝑥→1
𝑥 2 −1
10. lim =2
𝑥→−1 𝑥−1
2. Limit Sepihak
Mudah dipahami bahwa lim √𝑥 tidak ada, karena √𝑥 tidak terdefinisi untuk 𝑥 < 0.
𝑥→0
Namun, apabila 𝑥 > 0 maka lim √𝑥 ada dan nilainya sama dengan 0. Hal ini membawa kita
𝑥→0
2. Nilai-nilai 𝑥 yang dekat dengan 𝑐 tetapi lebih besar dari 𝑐, disebut 𝑥 mendekati 𝑐 dari
kanan. Apabila 𝑥 mendekati 𝑐 dari kanan maka limit fungsi 𝑓-nya disebut limit kanan dan
ditulis 𝑙𝑖𝑚+ 𝑓 (𝑥 ) (dibaca limit 𝑓 untuk 𝑥 mendekati 𝑐 dari kanan).
𝑥→𝑐
Suatu fungsi 𝑓 mempunyai limit untuk 𝑥 mendekati 𝑐 jika dan hanya jika limit kiri dan
limit kanannya ada dan sama.
Teorema 2.2. 𝑙𝑖𝑚 𝑓 (𝑥 ) = 𝐿 jika dan hanya jika 𝑙𝑖𝑚− 𝑓 (𝑥 ) 𝑑𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑚+ 𝑓 (𝑥 ) = 𝐿.
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
Akibat 2.3. Jika 𝑙𝑖𝑚− 𝑓 (𝑥 ) ≠ 𝑙𝑖𝑚+ 𝑓(𝑥 ) maka 𝑙𝑖𝑚 𝑓 (𝑥 ) tidak ada.
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
59
Untuk lebih memahami konsep limit sepihak, berikut diberikan beberapa contoh.
Contoh.
𝑥 2 −4
1. Dari contoh sebelumnya dimana 𝑓(𝑥 ) = dapat disimpulkan bahwa
𝑥−2
𝑥 − 1, 𝑥 ≤ 2
2. Diberikan 𝑓 (𝑥 ) = { 𝑥, 2 < 𝑥 ≤ 4
2𝑥 − 4, 𝑥 > 4
Tentukan:
a. lim 𝑓(𝑥 )
𝑥→2
b. lim 𝑓(𝑥 )
𝑥→4
Penyelesaian.
a. Perhatikan bahwa lim− 𝑥 − 1 = 1 dan lim+ 𝑥 = 2
𝑥→2 𝑥→2
LATIHAN
1. Misalkan diberikan fungsi f dengan grafiknya sebagai berikut:
Tentukan
a. lim 𝑓 (𝑥 ) h. 𝑓 (−2)
𝓍→−3−
b. lim 𝑓 (𝑥 ) i. lim 𝑓 (𝑥 )
𝓍→−3+ 𝓍→4
c. lim 𝑓 (𝑥 ) j. 𝑓 (−1)
𝓍→−3
60
d. 𝑓 (−3) k. lim 𝑓 (𝑥 )
𝓍→1
e. lim 𝑓 (𝑥 ) l. 𝑓 (1)
𝓍→−2−
f. lim 𝑓 (𝑥 ) m. lim 𝑓 (𝑥 )
𝓍→−2+ 𝓍→2−
3. Sifat-Sifat Limit
Beberapa sifat limit fungsi disajikan untuk membantu dalam menghitung nilai limit fungsi
yang rumit.
Teorema 3.1 (Teorema Limit Utama) Andaikan n bilangan bulat positif, k konstanta, f dan
g adalah fungsi-fungsi yang mempunyai limit di c. Maka
1) lim 𝑘 = 𝑘
𝑥→𝑐
2) lim 𝑥 = 𝑐
𝑥→𝑐
3) lim 𝑘 ∙ 𝑓 (𝑥 ) = 𝑘 ∙ lim 𝑓 (𝑥 )
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
61
𝑓 (𝑥 ) lim 𝑓(𝑥)
6) lim = 𝑥→𝑐 , asalkan lim 𝑔(𝑥 ) ≠ 0
𝑥→𝑐 𝑔(𝑥) lim 𝑔(𝑥)
𝑥→𝑐
𝑥→𝑐
𝑛 𝑛
7) Untuk 𝑛 ∈ ℕ : a. lim(𝑓 (𝑥 )) = (lim 𝑓(𝑥 ))
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
−𝑛 −𝑛
b. lim(𝑓(𝑥 )) = (lim 𝑓 (𝑥 )) , asalkan lim 𝑓 (𝑥 ) ≠ 0
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
Teorema 3.2. (Teorema Substitusi) Jika f suatu fungsi polinomial atau fungsi rasional maka
𝑙𝑖𝑚 𝑓 (𝑥 ) = 𝑓 (𝑐 ) asalkan 𝑓 (𝑥 ) terdefinisi. Untuk kasus fungsi rasional nilai penyebut di c
𝑥→𝑐
tidak nol.
Contoh
1. lim (𝑥 2 − 5𝑥 + 4) = lim 𝑥 2 − lim 5𝑥 + lim 4
𝑥→1 𝑥→1 𝑥→1 𝑥→1
= lim 𝑥 2 − 5 lim 𝑥 + 4
𝑥→1 𝑥→1
2
=1 −5+4
=0
2. Tentukan (jika ada)
(2𝑥 2 −3𝑥−2)
a. lim
𝑥→2 𝑥−2
𝑥+1
b. lim
𝑥→−1 (𝑥 2 +2𝑥+1)
𝑥 2 +3
c. lim
𝑥→2 𝑥−2
Penyelesaian
0
a. Bentuk 0, maka fungsi harus difaktorkan
(2𝑥 2 − 3𝑥 − 2) (𝑥 − 2)(2𝑥 + 1)
⇒ lim = lim = lim (2𝑥 + 1) = 5
𝑥→2 𝑥−2 𝑥→2 𝑥−2 𝑥→2
𝑥+1 𝑥+1
b. lim = lim
𝑥→−1 (𝑥 2 +2𝑥+1) 𝑥→−1 (𝑥+1)2
1
lim karena pembilang 0 dan penyebut mendekati nol, maka dikatakan
𝑥→−1 (𝑥+1)
1
lim ( )
tidak ada
𝑥→−1 𝑥+1
𝑥 2 +3 4+3 7
c. lim = = 0 = tidak ada
𝑥→2 𝑥−2 0
3. Tentukan:
a. lim √𝑥 − 1
𝑥→1
62
b. lim √𝑥 − 1
𝑥→3
√𝑥+3−2
c. lim
𝑥→1 √2−𝑥−𝑥
𝑥−4
d. lim
𝑥→4 √𝑥−2
Penyelesaian
𝑥|𝑥 − 1 ≥ 0
a. 𝐷𝑓 = {
𝑥|𝑥 ≥ 1
Limit dari arah kiri tidak ada, dari arah kanan nilai fungsinya 0, lim √𝑥 − 1 tidak
𝑥→1
terdefinisi
Jadi lim √𝑥 − 1 = tidak ada
𝑥→1
b. lim √𝑥 − 1 = √2 ⇒ √lim (𝑥 − 1) = √2
𝑥→3 𝑥→3
(𝑥 + 3) − 4 1
= lim ∙
𝑥→1 √2 − 𝑥 − 𝑥 √𝑥 + 3 + 2
𝑥−1 (√2 − 𝑥 + 𝑥)
= lim ∙
𝑥→1 (√2 − 𝑥 − 𝑥)(√𝑥 + 3 + 2) (√2 − 𝑥 + 𝑥)
𝑥 − 1(√2 − 𝑥 + 𝑥)
= lim
𝑥→1 ((2 − 𝑥 ) − 𝑥 2 )(√𝑥 + 3 + 2)
𝑥 − 1(√2 − 𝑥 + 𝑥)
= lim
𝑥→1 (𝑥 − 1)(−𝑥 − 2)(√𝑥 + 3 + 2)
(√2 − 𝑥 + 𝑥)
= lim
𝑥→1 (−𝑥 − 2)(√𝑥 + 3 + 2)
(√2 − 1 + 1)
=
(−1 − 2)(√1 + 3 + 2)
2 1
= =−
−3(4) 6
𝑥−4 (√𝑥−2)(√𝑥+2)
d. lim = lim = lim √𝑥 + 2 = 4
𝑥→4 √𝑥−2 𝑥→4 √𝑥−2 𝑥→4
63
Teorema 3.3. (Teorema Apit) Misalkan f, g, dan h adalah fungsi-fungsi sehingga
f ( x) g ( x) h( x) untuk semua x di dalam interval terbuka yang memuat c, kecuali mungkin
di c. Jika 𝑙𝑖𝑚 𝑓(𝑥 ) = 𝑙𝑖𝑚 ℎ (𝑥 ) = 𝐿 maka 𝑙𝑖𝑚 𝑔(𝑥 ) = 𝐿.
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
Contoh
Diketahui |𝑔(𝑥 ) − 2| ≤ 3(𝑥 − 1)2 ,untuk setiap x. Gunakan Teorema Apit untuk menentukan
lim 𝑔(𝑥 ).
𝑥→1
Penyelesaian
|𝑔(𝑥 ) − 2| ≤ 3(𝑥 − 1)2
⟺ −3(𝑥 − 1)2 ≤ 𝑔(𝑥 ) − 2 ≤ 3(𝑥 − 1)2
⟺ 2 − 3(𝑥 − 1)2 ≤ 𝑔(𝑥 ) ≤ 3(𝑥 − 1)2 + 2
⟺ lim 2 − 3(𝑥 − 1)2 = 2|𝑔(𝑥 ) − 2| ≤ 3(𝑥 − 1)2
𝑥→1
Teorema 3.4. (Teorema Limit Fungsi Trigonometri) Untuk setiap bilangan real 𝑐 dalam
daerah asal fungsi.
1) lim sin 𝑡 = sin 𝑐
𝑡→𝑐
64
Contoh
Hitunglah
𝑡
1. lim sin 2𝑡
𝑡→0
1−cos 𝑡
2. lim
𝑡→0 tan 𝑡
sin 5𝜃
3. lim tan 2𝜃
𝑡→0
Penyelesaian
𝑡 2𝑡 1 2𝑡
1. lim sin 2𝑡 = lim 2sin 2𝑡 = 2 lim sin 2𝑡
𝑡→0 𝑡→0 𝑡→0
Sehingga diperoleh
𝑡 1 2𝑡 1 1
lim = lim = ∙1=
𝑡→0 sin 2𝑡 2 𝑡→0 sin 2𝑡 2 2
1−cos 𝑡
1−cos 𝑡 1−cos 𝑡 𝑡 𝑡 0
2. lim = lim ∙ 𝑡 = lim tan 𝑡 = lim 1 = 0
𝑡→0 tan 𝑡 𝑡→0 tan 𝑡 𝑡→0 𝑡
𝑡→0
LATIHAN
1. Hitunglah limit fungsi berikut jika ada.
a. lim (𝑥 2 − 20)
𝑥→5
𝑥+2
b. lim 𝑥−3
𝑥→0
𝑥 2 +2𝑥−8
c. lim
𝑥→2 𝑥 2 −4
𝑥 2 −4
d. lim
𝑥→2 3−√𝑥 2 +5
3
𝑢 ⁄2 −1
e. lim
𝑢→1 1−𝑢
1⁄ −1⁄
𝑥 2
f. lim
𝑥→2 𝑥−2
𝑥 𝑛 −𝑎𝑛
g. lim
𝑥→−𝑎 𝑥+𝑎
3
√1+𝑥−1
h. lim
𝑥→0 𝑥
65
𝑓 (𝑥 )
a. lim 𝑓 (𝑥 ) jika | 𝑥
| ≤ 1 untuk 𝑥 ≠ 0
𝑥→0
b. lim 𝑔(𝑥 ), jika diketahui |𝑔(𝑥 ) − 3| < 5(𝑥 + 2)2 , untuk setiap x.
𝑥→−2
3. Hitunglah
1−cos 𝑥
a. lim
𝑥→0 𝑥 sin 3𝑥
𝑥3
b. lim 3 sin22𝑥
𝑥→0
sin(𝑎−𝑥)
c. lim
𝑥→𝑎 𝑥−𝑎
𝑥 tan 5𝑥
d. lim cos 2𝑥−cos 7𝑥
𝑥→0
1 1
e. lim ( − )
𝑥→0 sin 𝑥 tan 𝑥
Dari Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa apabila nilai 𝑥 semakin dekat dengan 0, maka nilai
2 2
𝑓 (𝑥 ) = 𝑥3 menjadi semakin besar. Bahkan nilai 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥3 akan menjadi besar tak terbatas
2
apabila 𝑥 mendekati 0, baik dari sisi kiri maupun sisi kanan. Grafik fungsi 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥3 dapat
66
2
Gambar 4.3. Grafik fungsi 𝑓 (𝑥 ) = , 𝐷𝑓 = ℝ − {0}
𝑥3
2
Dalam hal ini, dikatakan bahwa limit 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥3 untuk 𝑥 mendekati 0 adalah tak hingga,
ditulis
2
lim =∞
𝑥→0 𝑥 3
terdapat bilangan 𝛿 > 0 sehingga untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐷𝑓 dengan sifat 0 < |𝑥 − 𝑐 | < 𝛿 berlaku
𝑓 (𝑥 ) > 𝑀 (atau 𝑓 (𝑥 ) < −𝑀).
Contoh
3
1. lim =∞
𝑥→−2 |𝑥+2|
1
2. lim =∞
𝑥→1 (𝑥−1)3
Dalam berbagai aplikasi sering dijumpai kasus bagaimana nilai 𝑓 (𝑥 ) apabila nilai 𝑥 cukup
1
besar. Sebagai contoh, bagaimana nilai 𝑓 (𝑥 ) = 2+𝑥 apabila nilai 𝑥 cukup besar? Perhatikan
67
𝟏
𝒙 𝒇 (𝒙 ) =
𝟐+𝒙
10000 0,000100
100000 0,000010
1000000 0,000001
Dari Tabel 4.2. terlihat bahwa, semakin besar nilai 𝑥, maka nilai 𝑓(𝑥) semakin kecil
mendekati 0. Dalam hal ini dikatakan
1
lim =0
𝑥→∞ 2 + 𝑥
Penyelesaian.
1. Dengan membagi pembilang dan penyebut dengan 𝑥 3 (pangkat tertinggi), diperoleh
𝑥2 + 𝑥 − 7 1 1 7
𝑥2 + 𝑥 − 7 3 (𝑥 + 2 − 3 ) (0 + 0 − 0)
lim = lim 3 𝑥 = lim 𝑥 𝑥 =
𝑥→∞ 𝑥 3 − 7𝑥 2 + 5 𝑥→∞ 𝑥 − 7𝑥 2 + 5 𝑥→∞ 7 5 (1 − 0 + 0)
(1 − +
𝑥 𝑥3 )
𝑥3
=0
2. Dengan membagi pembilang dan penyebut dengan 𝑥 4 (pangkat tertinggi), diperoleh
4
3𝑥 4
3𝑥 𝑥 4 = lim 3 3
lim = lim = =3
𝑥→−∞ 1 + 𝑥 4 𝑥→−∞ 1 + 𝑥 4 𝑥→−∞ 1 0+1
+ 1
𝑥4 𝑥4
LATIHAN
Untuk soal 1-6 tentukan nilai limitnya jika ada. Jika tidak ada terangkan alasannya.
1. lim √2 − 𝑥
𝑥→2−
1
2. lim
𝑥→2 (𝑥−2)2
𝑥+2
3. lim
𝑥→−2 |𝑥+2|
68
7𝑥 2 −5𝑥+11
4. lim
𝑥→−∞ 3𝑥 5 +4𝑥 2−11𝑥+21
7. Tentukan lim 𝑓(𝑥), lim 𝑓(𝑥) dan lim 𝑓(𝑥) jika diberikan
𝑥→−1 𝑥→0 𝑥→3
2𝑥 − 1, 𝑥≤0
2
𝑥 + 3𝑥
𝑓 (𝑥 ) = { , 0<𝑥<3
𝑥 2 − 3𝑥
−5𝑥 + 1, 𝑥≥3
69
70
1
BAB I KEKONTINUAN FUNGSI
fungsi 𝑓 kontinu di 𝑐.
Definisi 1.1. (Definisi Kontinu di Satu Titik) Fungsi f dikatakan kontinu di c jika 𝑙𝑖𝑚 𝑓(𝑥 ) =
𝑥→𝑐
𝑓 (𝑐 )
Definisi di atas secara implisit mensyaratkan tiga hal agar fungsi f kontinu di c yaitu:
i. 𝑓 (𝑐 ) ada
ii. lim 𝑓(𝑥 ) harus ada
𝑥→𝑐
lim 𝑓 (𝑥 ) = lim (𝑥 2 ) = 22 = 4
𝑥→2+ 𝑥→2
lim 𝑓 (𝑥 ) ≠ lim+ 𝑓 (𝑥 )
𝑥→2− 𝑥→2
2
Karena lim 𝑓(𝑥 ) tidak ada, maka 𝑓 (𝑥 ) tidak kontinu di 𝑥 = 2
𝑥→2
❖ Untuk 𝑥 = 4
i. 𝑓 (4) = 42 = 16
ii. lim 𝑓(𝑥 ) = lim− 𝑥 2 = 16 = lim+ 3𝑥 + 4 = lim+ 𝑓 (𝑥 )
𝑥→4− 𝑥→4 𝑥→4 𝑥→4
Jadi 𝑓 (𝑥 ) kontinu di 𝑥 = 4
𝑥 2 −1
2. Diberikan 𝑓 (𝑥 ) = . Apakah 𝑓 kontinu di 𝑥 = 1? Jika tidak, definisikan fungsi 𝑓 agar
𝑥−1
kontinu di 𝑥 = 1.
Penyelesaian
𝑓 tidak kontinu di 𝑥 = 1 karena 𝑓 (1) tidak ada/tidak terdefinisi.
Agar 𝑓 kontinu di 𝑥 = 1 maka didefinisikan fungsi sebagai berikut
𝑥2 − 1
𝑓 (𝑥 ) = { 𝑥 − 1 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≠ 1
2, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 = 1
𝑓 (𝑥 ) kontinu di 𝑥 = 1
3. Tentukan konstanta a dan b agar 𝑓 kontinu di 𝑥 = 0 dan di 𝑥 = 1 dengan
−1, 𝑥≤0
𝑓(𝑥 ) = {𝑎𝑥 + 𝑏, 0<𝑥<1
1, 𝑥≥1
Penyelesaian
Agar 𝑓 kontinu di 𝑥 = 0, maka haruslah lim− 𝑓 (𝑥 ) = lim+ 𝑓 (𝑥 ) = 𝑓 (0)
𝑥→0 𝑥→0
⇒ lim−(−1) = lim+(𝑎𝑥 + 𝑏) = −1
𝑥→0 𝑥→0
−1 = 𝑎 ∙ 𝑐 + 𝑏 = −1
𝑏 = −1 (1)
Agar 𝑓 kontinu di 𝑥 = 1 maka haruslah lim− 𝑓 (𝑥 ) = lim+ 𝑓 (𝑥 ) = 𝑓(1)
𝑥→1 𝑥→1
𝑎+𝑏=1 (2)
Dari (1) dan (2) diperoleh
𝑎+𝑏 = 1
𝑎−1=1
∴𝑎=2
3
Definisi 2.1. (Kekontinuan Pada Selang)
1) 𝑓 kontinu pada selang buka (𝑎, 𝑏) jika 𝑓 kontinu di setiap titik pada (𝑎, 𝑏)
2) 𝑓 kontinu pada selang tutup [𝑎, 𝑏], jika
o 𝑓 kontinu pada (𝑎, 𝑏)
o 𝑓 kontinu kanan pada 𝑎 yaitu 𝑙𝑖𝑚+ 𝑓 (𝑥 ) = 𝑓(𝑎)
𝑥→𝑎
Contoh
Tentukan konstanta 𝑎 dan 𝑏 agar:
𝑎𝑥 2 +𝑏
, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 2
𝑓 (𝑥 ) = { 𝑥−2
2 − 3𝑥, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 2
kontinu pada ℜ
Penyelesaian
Dari 𝑥 ≠ 2, yaitu (−∞, 2), 𝑓 kontinu (𝑓 fungsi rasional) dan di (2, ∞) , 𝑓 kontinu, karena 𝑓
fungsi polinomial.
Agar 𝑓 kontinu di 𝑥 = 2 maka
lim 𝑓 (𝑥 ) = lim+ 𝑓 (𝑥 ) = 𝑓 (2)
𝑥→2− 𝑥→2
2
𝑎𝑥 + 𝑏
lim− = lim+(2𝑥 − 3) = −4
𝑥→2 𝑥−2 𝑥→2
𝑎𝑥 2 +𝑏
Agar lim− , maka lim− 𝑎𝑥 2 + 𝑏 = 0
𝑥→2 𝑥−2 𝑥→2
⟹ 4𝑎 + 𝑏 = 0 ⟹ 𝑏 = −4𝑎 (1)
𝑎𝑥 2 +𝑏 𝑎𝑥 2 +4𝑎 𝑎(𝑥−2)(𝑥+2)
Sehingga lim− = lim− = lim−
𝑥→2 𝑥−2 𝑥→2 𝑥−2 𝑥→2 𝑥−2
⟹ lim− 𝑎(𝑥 + 2) = 4𝑎
𝑥→2
Jadi 4𝑎 = −4 ⟹ 𝑎 = −1 (2)
Dari (1) dan (2) diperoleh
𝑏 = −4𝑎 = −4(−1) = 4
Contoh
3
Diberikan fungsi 𝑔(𝑥 ) = (𝑥 2 + 5𝑥 − 1) √4𝑥 − 1 . Selidiki apakah 𝑔 kontinu?
Penyelesaian
Fungsi 𝑔 kontinu di setiap bilangan real karena 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 + 5𝑥 − 1 fungsi polinom dan
3
ℎ(𝑥 ) = √4𝑥 − 1 kontinu di setiap bilangan real.
Contoh
1. Misalkan
1 − 2𝑥, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 1
𝑓 (𝑥 ) = {
𝑥, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 1
𝑥 2, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 0
𝑔 (𝑥 ) = {
𝑥, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 0
Tentukan lim f ( g ( x) )
x→ c
Penyelesaian
lim 𝑔(𝑥 ) = 0
𝑥→0−
lim 𝑔(𝑥 ) = 0
𝑥→0+
∴ lim 𝑔(𝑥 ) = 0
𝑥→0
5
lim 𝑓 (𝑥 ) = 1
𝑥→0+
𝑓(0) = 1
∴ lim 𝑓 (𝑔(𝑥)) = 𝑓 (0) = 1
𝑥→0
lim (𝑓 ° 𝑔)(𝑥 ) = 1
𝑥→0+
Teorema 2.4. (Teorema Nilai Antara (TNA)) Jika 𝑓 kontinu pada [𝑎, 𝑏] dan 𝑤 bilangan
diantara 𝑓(𝑎) dan (𝑏) , maka terdapat sebuah bilangan 𝑐 diantara 𝑎 dan 𝑏 sehingga 𝑓(𝑐 ) =
𝑤.
Contoh
1. Dengan menggunakan TNA, tunjukkan bahwa bilangan yang memenuhi persamaan 𝑥 3 +
𝑥 2 − 2𝑥 = 1 terletak pada [−1,1]
6
Penyelesaian
Karena 𝑓 fungsi polinomial, maka 𝑓 kontinu pada [−1,1]
𝑓 (−1) = −1 + 1 + 2 = 2
𝑓 (1) = 1 + 1 − 2 = 0
𝑤 = 1 diantara 2 dan 0
Menurut TNA terdapat c diantara -1 dan 1 sehingga 𝑓 (𝑐 ) = 1
2. Misal fungsinya 𝑥 3 + 𝑥 2 − 2𝑥 − 1 = 0
Karena 𝑓 fungsi polinomial maka 𝑓 kontinu pada [−1,1]
𝑓 (−1) = 1 disini dengan 𝑤 diantara 𝑓(−1) dan 𝑓(1)
𝑓 (1) = −1 jadi menurut TNA, terdapat 𝑐 diantara -1 dan 1 sehingga 𝑓 (𝑐 ) = 𝑤
Dengan menggunakan TNA, tunjukkan bahwa 𝑥 3 + 𝑥 2 − 2𝑥 = 0 mempunyai akar real
diantara 𝑐 dan 1.
Catatan: 𝑐 disebut akar 𝑓 jika 𝑓 (𝑐 ) = 0
Penyelesaian
Karena 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3 + 𝑥 2 − 2𝑥 fungsi polinomial maka 𝑓 kontinu pada [0,1]
𝑓 (0) = −2 𝑓 (1) = 2
Jadi 𝑤 = 0 diantara 𝑓(0) dan 𝑓(1) menurut TNA, terdapat 𝑐 diantara 0 dan 1 , sehingga
𝑓 (𝑐 ) = 0
Misalkan dituliskan sebagai 𝑥 3 + 𝑥 2 = 2 mempunyai AKAR real diantara 0 dan 1, maka
haruslah 𝑓 (𝑐 ) = 0
LATIHAN
Untuk soal 1-6, nyatakan apakah fungsi yang ditunjukkan kontinu atau tidak di titik yang
diberikan, jika tidak jelaskan sebabnya.
𝑥+4
1. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥−2 ; −2, 0
𝑥 2 −4𝑥+4
2. 𝑓 (𝑥 ) = ; 2, −2
6
𝑥−3
3. 𝑔(𝑥 ) = 𝑥2 −9 ; 3, −3
3
4. ℎ(𝑥 ) = 𝑥2 +4 ; 2, −2
𝑥 + 2, 𝑥 ≥ 2
5. 𝐹 (𝑥 ) = { ; 2, 0
𝑥 2, 𝑥 < 2
1
, 𝑥≠0
6. 𝑓 (𝑥 ) = {𝑥 ; 0, −1
0, 𝑥 = 0
Untuk soal 7-13, tentukan titik-titik dimana, jika memang ada, fungsi berikut diskontinu
7
7. 𝑓 (𝑥 ) = 2𝑥 2 − 3
𝑥 2 +3𝑥−4
8. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥+4
2
(𝑥 2 −1)
9. 𝑓 (𝑥 ) = 5
𝑥4
10. 𝑓 (𝑥 ) =
𝑥 4 −1
2𝑥 + 1, 𝑥 ≥ −1
11. 𝑝(𝑥 ) = {
1, 𝑥 < −1
𝑥 − 3, 𝑥 > 2
12. ℎ(𝑥 ) = {
3 − 2𝑥, 𝑥 < 2
𝑥, 𝑥 < 0
13. 𝐹 (𝑥 ) = { 2𝑥, 0 ≤ 𝑥 ≤ 1⁄3
3𝑥 2 , 𝑥 > 1⁄3
Untuk soal 14-15, tentukan nilai 𝑎 dan 𝑏 agar fungsi-fungsi berikut kontinu pada ℝ.
𝑎𝑥 2 −3
, 𝑥 > −5
14. 𝑓 (𝑥 ) = { 𝑥+5
𝑏𝑥 + 2, 𝑥 ≤ −5
tan 𝑎𝑥
, 𝑥<0
tan 𝑏𝑥
15. 𝑔(𝑥 ) = { 4, 𝑥 = 0
𝑎𝑥 + 𝑏, 𝑥 > 0
2𝑥, 0 ≤ 𝑥 ≤ 3
16. Jika 𝑓(𝑥 ) = { maka tunjukkan bahwa 𝑓 kontinu pada [0,7]
15 − 𝑥 2 , 3 < 𝑥 ≤ 7
17. Gunakan Teorema Nilai Antara untuk membuktikan bahwa 𝑥 3 + 3𝑥 − 2 = 0
mempunyai suatu penyelesaian real antara 0 dan 1.
8
BAB II TURUNAN
𝑑𝑦 ∆𝑦 𝑓(𝑥+∆𝑥)−𝑓(𝑥)
= 𝑓 ′ (𝑥0 ) = lim = lim Jika limit ini ada
𝑑𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
adalah
𝑑𝑦 ∆𝑦 𝑓(𝑥+∆𝑥)−𝑓(𝑥)
𝑑𝑥
= 𝑓 ′ (𝑥0 ) = lim = lim
∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
terbukti.
Dalam mencari turunan biasanya indeks 0 dilenyapkan (dihilangkan) dan turunan fungsi 𝑦 =
𝑓(𝑥) terhadap 𝑥 adalah
𝑑𝑦 ∆𝑦 𝑓(𝑥+∆𝑥)−𝑓(𝑥)
𝑑𝑥
= 𝑓 ′ (𝑥 ) = lim = lim
∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
Fungsi 𝑓 dikatakan diferensiabel (dapat dideferensialkan) pada 𝑥0 jika turunan 𝑓 ′(𝑥0 ) ada.
Sebuah fungsi dikatakan diferensiabel pada sebuah himpunan jika fungsi itu diferensiabel
pada setiap titik dari himpunan tersebut. Proses mendapatkan turunan sebuah fungsi disebut
diferensiasi.
9
Contoh 2. Dapatkan turunan dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 2
Penyelesaian 2.
(𝑥+∆𝑥)2−𝑥 2 𝑥 2 +2𝑥∆𝑥+(∆𝑥)2 −𝑥 2 2𝑥∆𝑥+(∆𝑥)2
𝑓 ′(𝑥 ) = lim = lim = lim = 2𝑥
∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
… … …
… … …
… … …
∆𝑦 𝑓 (𝑥 + ∆𝑥 )𝑛 − 𝑓(𝑥)𝑛
𝑓 ′(𝑥 ) = lim = lim = 𝑛𝑥 𝑛−1
∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
Bukti :
Jika 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 𝑛 maka,
∆𝑦 𝑓 (𝑥 + ∆𝑥 )𝑛 − 𝑓(𝑥)𝑛
𝑓 ′(𝑥 ) = lim = lim =
∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
𝑛 𝑛
∆𝑦 𝐶 𝑥 𝑛−𝑖 ∆𝑥 𝑖 − 𝑥 𝑛
lim = lim ∑ 𝑖
∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
𝑖=1
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
∆𝑦 𝐶 𝑥 𝑛 + 𝐶 𝑥 𝑛−1 ∆𝑥 + 𝐶 𝑥 𝑛−2 ∆𝑥 2 + ⋯ + 𝐶 ∆𝑥 𝑛 − 𝑥 𝑛
lim = lim 0 1 2 𝑛
∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−2 2 𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) 𝑛−3 3
𝑥 𝑛 + 𝑛𝑥 𝑛−1 ∆𝑥 + 2! 𝑥 ∆𝑥 + 𝑥 ∆𝑥 + ⋯ + ∆𝑥 𝑛 − 𝑥 𝑛
= lim 3!
∆𝑥→0 ∆𝑥
𝑛 ( 𝑛 − 1 ) 𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) 𝑛−3 3
∆𝑦 𝑛𝑥 𝑛−1 ∆𝑥 + 2! 𝑥 𝑛−2
∆𝑥 2
+ 3! 𝑥 ∆𝑥 + ⋯ + ∆𝑥 𝑛
lim = lim
∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
∆𝑦 𝑛 ( 𝑛 − 1) 𝑛 ( 𝑛 − 1)(𝑛 − 2) 𝑛−3 2
lim = lim 𝑛𝑥 𝑛−1 + 𝑥 𝑛−2 ∆𝑥 + 𝑥 ∆𝑥 + ⋯ + ∆𝑥 𝑛−1
∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 2! 3!
∆𝑦
𝑓 ′(𝑥 ) = lim = 𝑛𝑥 𝑛−1 + 0 + 0 + ⋯ + 0 = 𝒏𝒙𝒏−𝟏 ∎
∆𝑥→0 ∆𝑥
Terbukti :
Atau dapat dibuktikan dengana cara lain. Perhatikan :
𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 maka 𝑓 ′(𝑥 ) = 1𝑥 0
10
𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 maka 𝑓 ′(𝑥 ) = 2𝑥
𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 3 maka 𝑓 ′(𝑥 ) = 3𝑥 2
⋮ ⋮
𝒇(𝒙) = 𝒙𝒏 maka 𝒇′ (𝒙) = 𝒏𝒙𝒏−𝟏
𝑑𝑦
Simbol turunan dapat ditulis sebagai berikut : 𝑑𝑥 = 𝑦 ′ = 𝑓 ′(𝑥 ) = 𝐷𝑥
Diassumsikan c dan n adalah konstanta, maka 𝑢, 𝑣, dan 𝑤 adalah fungsi yang dapat diturunkan
terhadap 𝑥
𝑑 (𝑐 )
1. 𝑑𝑥
= 0 catatan bahwa turunan konstanta adalah nol
𝑑 (𝑥 )
2. =1
𝑑𝑥
𝑑 (𝑥 𝑛 )
3. 𝑑𝑥
= 𝑛𝑥 𝑛−1
𝑑 1 1
4. ( )= ; (𝑥 ≠ 0)
𝑑𝑥 𝑥 𝑥2
𝑑 𝑑𝑢
5. (𝑐𝑢) = 𝑐
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 (𝑢±𝑣±𝑤±⋯ ) 𝑑 (𝑢 ) 𝑑 (𝑣 ) 𝑑 (𝑤 )
6. = ± ± ±⋯
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 (𝑢.𝑣) 𝑑(𝑢) 𝑑(𝑣)
7. 𝑑𝑥
= 𝑣+𝑢 = 𝑢′ 𝑣 + 𝑢𝑣 ′
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑(𝑢) 𝑑(𝑣)
𝑑 𝑢 𝑣−𝑢 𝑢′ 𝑣−𝑢𝑣 ′
𝑑𝑥 𝑑𝑥
8. (𝑣 ) = =
𝑑𝑥 𝑣2 𝑣2
Catatan ∶
𝑑𝑢
𝑢′ = adalah turunan pertama 𝑢 terhadap 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑣
𝑣′ = adalah turunan pertama 𝑣 terhadap 𝑥
𝑑𝑥
a. Contoh-contoh Kasus
𝑑𝑦
Contoh. 1. Tentukan 𝑑𝑥 ; jika 𝑦 = 4𝑥 2 + 2𝑥 + 3
Penyelesaian :
𝑦 = 4𝑥 2 + 2𝑥 + 3
𝑑𝑦
𝑑𝑥
= 4.2𝑥 2−1 + 2(1)𝑥 1−1 + 0 = 8𝑥 + 2(1) = 8𝑥 + 2∎
𝑑𝑦
Contoh. 2. Tentukan ; jika 𝑦 = 4𝑥 5 + 4𝑥 4 − 10𝑥 2 − 6
𝑑𝑥
Penyelesaian :
𝑦 = 4𝑥 5 + 4𝑥 4 − 10𝑥 2 − 6
11
𝑑𝑦
= 4.5𝑥 5−1 + 4.4𝑥 4−1 − 10.2𝑥 2−1 − 0 = 20𝑥 4 + 16𝑥 3 − 20𝑥 1 ∎
𝑑𝑥
𝑑𝑦
Contoh. 3. Tentukan 𝑑𝑥 ; jika 𝑦 = 5𝑥 2/5 + 3𝑥 2/3 − 7𝑥 2/7 − 16
Penyelesaian :
2 5 2 3 2 7 2
𝑦 = 5𝑥 2/5 + 3𝑥 2/3 − 7𝑥 7 − 16 = 𝑥 5−1 + 𝑥 3−1 − 𝑥 7−1 − 0
2 2 2
−1 −1 −1
5 3 7
2 2 2
𝑑𝑦 2 2 2
= 5 (5) 𝑥 5−1 + 3 (3) 𝑥 3−1 − 7 (7) 𝑥 7 −1 = 2𝑥 −3/5 + 2𝑥 −1/3 − 2𝑥 −5/7
𝑑𝑥
2 2 2
Dapat ditulis sebagai berikut : 𝑦 ′ = 5 +3 −7 ∎
√𝑥 3 √𝑥 √𝑥 5
𝑑𝑦
Contoh. 4. Tentukan 𝑑𝑥 ; jika 𝑦 = (𝑥 − 5)2
Penyelesaian :
𝑦 = 𝑥 2 − 10𝑥 + 25
𝑑𝑦
= 2𝑥 2−1 − 10(1)𝑥 1−1 + 0 = 2𝑥 − 10 ∎
𝑑𝑥
Contoh. 5. Tentukan 𝑦 ′ = 𝑒 𝑥 (𝑥 + 2)
Penyelesaian : gunakan rumus 7
Misalkan
𝑢 = 𝑒𝑥 𝑣 = 𝑥+2
′ 𝑥
𝑢 =𝑒 𝑣′ = 1
𝑦 ′ = 𝑢′ 𝑣 + 𝑢𝑣 ′ = 𝑒 𝑥 (𝑥 + 2) + 𝑒 𝑥 (1) = 𝑥𝑒 𝑥 + 2𝑒 𝑥 + 𝑒 𝑥 = 𝑥𝑒 𝑥 + 3𝑒 𝑥 = 𝑒 𝑥 (𝑥 + 3)∎
𝑒𝑥
Contoh. 6. Tentukan 𝑦 ′ = 𝑥+2
Penyelesaian :
Dari contoh 5 diperoleh : 𝑢 = 𝑒𝑥 𝑣 =𝑥+2
′ 𝑥
𝑢 =𝑒 𝑣′ = 1
′
𝑢′ 𝑣 − 𝑢𝑣 ′ 𝑒 𝑥 (𝑥 + 2) − 𝑒 𝑥 (1) 𝑥𝑒 𝑥 − 𝑒 𝑥 𝑒 𝑥 (𝑥 − 1)
𝑦 = = = = ∎
𝑣2 (𝑥 + 2)2 (𝑥 + 2)2 (𝑥 + 2)2
b. Latihan - Latihan
Tentukan 𝑦 ′ dari fungsi berikut ini :
1. 𝑦 = 𝑥 3 − 2𝑥 2 − 𝑥 + 2 6. 𝑦 = (𝑥 − 1)2 (𝑥 − 2)
2. 𝑦 = 3𝑥 2 − 2𝑥 − 1 7. 𝑦 = (𝑥 2 − 3)3 (5𝑥 + 4)
3 2 (𝑥 2 +3)
3
3. 𝑦 = 𝑥2 − 𝑥 − 1 8. 𝑦 = (𝑥−4)
1 2
4. 𝑦 = 𝑥3 − 𝑥2 − 5 (𝑥 2 +3)
9. 𝑦 = (𝑥+7)4
5. 𝑦 = (5𝑥 − 4)2 (5𝑥 + 4)
𝑒 2𝑥 (𝑥 2 −1)
10. 𝑦 = (𝑥+1)4
12
C. Turunan Fungsi Transeden :
Turunan fungsi transendan adalah turunan yang bukan fungsi Aljabar seperti :
B. 1. Turunan trigonometri
𝑑 𝑑
1. (𝑠𝑖𝑛 𝑎𝑥 ) = 𝑎cos 𝑥 6. (𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑥 ) = −𝑎𝑐𝑜sec2 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 𝑑
2. (𝑐𝑜𝑠 𝑎𝑥 ) = −𝑎sin 𝑥 7. (sinh 𝑎𝑥 ) = 𝑎𝑐𝑜𝑠ℎ a𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 𝑑
3. (𝑠𝑒𝑐 𝑎𝑥 ) = 𝑎sec a𝑥 tan 𝑎𝑥 8. (cosh 𝑎𝑥 ) = 𝑎𝑠𝑖𝑛ℎ a𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 𝑑
4. (𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝑎𝑥 ) = −𝑎𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 a𝑥 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑥 9. (sech 𝑎𝑥 ) = −𝑠𝑒𝑐ℎ a𝑥 tanh 𝑎𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 𝑑
5. (𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑥 ) = asec 2 a𝑥 10. 𝑑𝑥 (cosech 𝑎𝑥 ) =
𝑑𝑥
−𝐶𝑜𝑠𝑒𝑐ℎ a𝑥 Cotanh 𝑎𝑥
sec 2𝑥−tan 3𝑥
Contoh 10. Tentukan 𝑦 ′𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝑥
Penyelesaian :
13
sec 2𝑥−tan 3𝑥 𝑢 𝑢′ 𝑣−𝑢𝑣 ′
𝑦= =𝑣 maka 𝑦 ′ = 𝑣2
𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝑥
2
2 (sec 2𝑥 tan 2𝑥 − 𝑠𝑒𝑐 3𝑥) 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝑥 − [sec 2𝑥 − tan 3𝑥]( − 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝑥 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝑥)
𝑦′ =
(𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝑥 )2
2 (sec 2𝑥 tan 2𝑥 − 𝑠𝑒𝑐 23𝑥) + [sec 2𝑥 − tan 3𝑥]( 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝑥)
𝑦′ = ∎
𝐶𝑜𝑠𝑒𝑐 𝑥
sinh 2𝑥−tanh 3𝑥
Contoh 12. Tentukan 𝑦 ′ Jika 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥
Penyelesaian : jika 𝑦 = 𝑓(𝑥)
sinh 2𝑥 − tanh 3𝑥 𝑢
𝑦= =
𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥 𝑣
′ ′
𝑢 𝑣 − 𝑢𝑣
𝑓 ′ (𝑥 ) =
𝑣2
′
[2cosh 2x − 3sech2 3x](𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥 ) − [sinh 2𝑥 − tanh 3𝑥 ](−𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛ℎ 𝑥 )
𝑓 (𝑥) =
(cosech 𝑥 )2
[2cosh 2x − 3sech2 3x](𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥 ) + [sinh 2𝑥 − tanh 3𝑥 ](𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛ℎ 𝑥 )
𝑓 ′(𝑥) =
(cosech 𝑥 )2
14
2. cos h 𝑥 + 2sin h 𝑥 𝑆𝑒𝑐 (2𝑥+1)
7. co s(2𝑥+1)
3. 𝑠𝑒𝑐 (2𝑥 + 1) − 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 (1 − 2𝑥) 3 2
8. 𝑡𝑎𝑛 (𝑥 − 1)
4. 𝑡𝑎𝑛 (𝑥 2 ) + 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝑥 2
9. 𝑆𝑖𝑛ℎ 5𝑥 ( 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛ℎ 5𝑥)
5. 𝑡𝑎𝑛ℎ (𝑥 2 ) + 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛ℎ 𝑥 2 𝑡𝑎𝑛ℎ 𝑥 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥
10. 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥
B. 2. Turunan Logaritma
𝑑 1 𝑑 1
1. (ln 𝑥 ) = 4. (log 𝑥 ) =
𝑑𝑥 x 𝑑𝑥 x ln 10
𝑑 𝑑 1
2. (𝑒 𝑎𝑥 ) = ae𝑎𝑥 5. ( 𝑎log 𝑥 ) =
𝑑𝑥 𝑑𝑥 x ln 𝑎
𝑑 1 𝑑
3. (ln a 𝑥 ) = 6. (𝑎𝑥 ) = a𝑥 ln 𝑎
𝑑𝑥 x 𝑑𝑥
1 2𝑥 3𝑥 2
𝐷𝑥 = − 2 + 3 / ∎
(𝑥 + 1) ln 10 (𝑥 − 2) ln 5 𝑥 ln 7
(𝑥−2)5
Contoh 15. Tentukan 𝑦 ′ Jika 𝑦 = ln (
𝑥+1)3
Penyelesaian :
(𝑥 − 2)5
𝑦 = ln = ln(𝑥 − 2)5 − 𝑙𝑛 (𝑥 + 1)3
(𝑥 + 1)3
1 4
1
𝐷𝑥 = 5 ( 𝑥 − 2) − 3(𝑥 + 1)2
(𝑥 − 2)5 (𝑥 + 1)3
5(𝑥 − 2)4 3(𝑥 + 1)2 5 3
𝐷𝑥 = − = − ∎
(𝑥 − 2) 5 (𝑥 + 1) 3 (𝑥 − 2) (𝑥 + 1)
15
2𝑥
𝑢′ = 1 +
2√𝑥 2 +1
1 ′ 1 𝑥
𝐷𝑥 = .𝑢 = (1 + )
𝑢 𝑥 + √𝑥 2 + 1 √𝑥 2 + 1
1 √𝑥 2 + 1 + 𝑥 1
𝐷𝑥 = ( )= ∎
2
𝑥 + √𝑥 + 1 2
√𝑥 + 1 2
√𝑥 + 1
b. Latihan-Latihan : Tentukan 𝑫𝒙
1. 𝒚 = 𝐥 𝐧(𝒙 − 𝟏)𝟑 + 𝒍𝒏(𝒙 − 𝟐) − 𝐥 𝐧(𝒙 − 6. 𝒚 = 𝟐𝟑𝒙
𝟑) 7. 𝒚 = 𝒙𝒙
2. 𝒚 = 𝐥𝐧𝟐 (𝒙 − 𝟏)𝟑 + 𝐥𝐧𝟑 (𝒙 − 𝟐)𝟑 8. 𝒚 = 𝒙𝟓 (𝒂 + 𝟑𝒙)𝟑
3. 𝐲 = 𝒂𝐥𝐨 𝐠(𝟑𝒙𝟐 − 𝟓) 9. 𝒚 = 𝒙𝟓 (𝒂 − 𝟐𝒙)𝟐
4. 𝐲 =
𝟏
𝒆−𝒙 (𝟑 𝒔𝒊𝒏 𝟓𝒙 − 𝒄𝒐𝒔 𝟑𝒙) 10. 𝒚 = (𝒂 − 𝟐𝒙)𝟐(𝒂 + 𝟑𝒙)𝟑
𝟏𝟎
(𝒙−𝟏)𝟐
5. 𝐲 = 𝟓√ 𝟒 𝟑
( √(𝒙−𝟐)𝟑 )( √(𝒙−𝟑)𝟕)
Jika 𝑦 = 𝑓(𝑤) dan 𝑤 = 𝑔(𝑥) dua fungsi yang diferensiabel, maka 𝑦 dapat dinyatakan
𝑑𝑦
sebagai fungsi komposisi dari 𝑓 dan 𝑔 . 𝑦 = 𝑓 (𝑤) = (𝑓 [𝑔(𝑥 )]) dan = 𝑓 ′ (𝑤 ). 𝑤 ′
𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑤
= .
𝑑𝑥 𝑑𝑤 𝑑𝑥
Bukti :
Misalkan ∆𝑥 adalah pertambah untuk 𝑥, ∆𝑤 dan ∆𝑦 merupakan pertambah untuk 𝑤 dan 𝑦,
maka
∆𝑤 = 𝑔′ (𝑥 )∆𝑥 +∈1 ∆𝑥 = (𝑔′ (𝑥 ) +∈1 )∆𝑥, dimana, ∈1 → 0, bila ∆𝑥 → 0
∆𝑦 = 𝑓 ′(𝑤)∆𝑤 +∈2 ∆𝑤 = (𝑓 ′(𝑥 ) +∈2 )∆𝑤, dimana, ∈2 → 0, bila ∆𝑤 → 0
Jika dikalikan (∆𝑤)(∆𝑦) maka diperoleh [(𝑔′(𝑥 ) +∈1 )∆𝑥 ] [(𝑓 ′(𝑤) +∈2 )∆𝑤]
∆𝑦
= 𝑔′(𝑥 ). 𝑓 ′(𝑤) +∈1 𝑔′ (𝑥 ) +∈2 𝑓 ′ (𝑤)+∈1 ∈2
∆𝑥
∆𝑦
= 𝑔 ′ (𝑥 ). 𝑓 ′ (𝑤 )
∆𝑥
16
Cara mendeferesial fungsi 𝑦 terhadap 𝑥 disebut aturan rantai atau turunan fungsi dari
fungsi. Dengan notasi Leibniz
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑤
=
𝑑𝑥 𝑑𝑤 𝑑𝑥
Untuk jelasnya perhatikan bentuk 𝑠𝑖𝑛 (2𝑥 + 5) maka turunan fungsinya adalah
𝑐𝑜𝑠 (2𝑥 + 5) turunan dari 2𝑥 + 5 adalah 2 maka turunan fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑠𝑖𝑛 (2𝑥 + 5)
menjadi 𝑓 ′(𝑥) = 2 𝑐𝑜𝑠 (2𝑥 + 5).
Dengan menggunakan symbol 𝑤 adalah (2𝑥 + 5), maka 𝑓 (𝑥 ) = sin 𝑤, turunan dari
sin 𝑤 adalah cos 𝑤. Turunan dari 𝑤 = 2𝑥 + 5 adalah 2
𝑑(𝑓 (𝑥 )) 𝑑(sin 𝑤)
= = 𝑓 ′(𝑤). 𝑤 ′ = cos 𝑤 . 2 = cos(2𝑥 + 5)
𝑑𝑥 𝑑𝑤
17
Penyeleasian :
𝑑𝑦
Terlebih dahulu dicari ketika 𝑡 = 4
𝑑𝑡
1
𝑦 = 𝑥 3 − 3𝑥 + 5 𝑥 = 2 √𝑡 + 3
𝑑𝑦 𝑑𝑥 1 1
𝑑𝑥
= 3𝑥 2 − 3 = 3(𝑥 2 − 1) = 4( )
𝑑𝑡 √𝑡
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥 2
1 1 3(𝑥 2 − 1)
= . = 3(𝑥 − 1) [ ( )] =
𝑑𝑡 𝑑𝑥 𝑑𝑡 4 √𝑡 4√𝑡
1 1
Ketika 𝑡 = 4, maka 𝑥 = 2 √𝑡 + 3 = 2 √4 + 3 = 4 dan
𝑑𝑦 3(𝑥 2 −1) 3(42 −1) 45
= = = 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑑𝑡 4√𝑡 4√4 8
b. Latihan- Latihan
Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut ini :
1. 𝑦 = 𝑒 3−𝑥 6. 𝑦 = cos 3𝑥
2. 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛5 (2𝑥 − 1) 7. 𝑦 = 𝑙𝑛 𝑐𝑜𝑠 𝑥 . 𝑒 2𝑥+1
3. 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠 𝑥 2 8. 𝑦 = 𝑙𝑜𝑔 (2𝑥 − 1)
4. 𝑦 = 𝑒 sin 𝑥 9. 𝑦 = (4𝑥 2 − 2𝑥 + 5)3
5. 𝑦 = 𝑙𝑛 𝑐𝑜𝑠 3𝑥 10. 𝑦 = tan(𝑥 2 − 2𝑥 + 1)5
B. Turunan Invers
Dua fungsi 𝑓 dan 𝑔 sedemikian rupa hingga 𝑔(𝑓 (𝑥 )) = 𝑥 dan 𝑓(𝑔(𝑦)) = 𝑦 dikatakan sebagai
fungsi-fungsi invers . fungsi-fungsi invers membalikkan pengaruh satu sama lain. Jik diketahui
persamaan 𝑦 = 𝑓(𝑥), maka rumus invers dari 𝑓 dengan menyelesaikan persamaan
𝑥 dalam bentuk 𝑦 atau 𝑥 = 𝑓(𝑦), fungsi invers dinotasikan 𝑓 −1 (𝑥)
Rumus fungsi dari invers :
𝑑𝑥 1
=
𝑑𝑦 𝑑𝑦
𝑑𝑥
a. Contoh-contoh Kasus
Contoh 28. Tentukan turunan dari fungsi invers jika 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 2 ; 𝑥 ≥ 0
Penyelesaian :
Jika 𝑦 = 𝑥 2 , maka invers adalah 𝑥 = √𝑦 , jadi
18
1
𝐷𝑦 = 𝑓 −1 (𝑥 ) =
2√𝑦
Contoh 29. Tentukan turunan fungsi invers atau 𝑓 −1 (𝑥) jika 𝑦 = 3𝑥 + 2
Penyelesaian :
𝑦−2
Dicari invers dari 𝑦 = 3𝑥 + 2 maka inversnya adalah 𝑥 = 3
𝑑𝑥 1 𝑑𝑥 1
=3 maka; 𝑑𝑦 = 1 =3
𝑑𝑦
3
𝒙 = 𝒔𝒊𝒏 𝒚
𝑑𝑥
= cos 𝑦
𝑑𝑦
𝑑𝑦 1 1 1
= = =
𝑑𝑥 cos 𝑦 √1 − 𝑠𝑖𝑛2 𝑦 √1 − 𝑥 2
b. Latihan-Latihan
19
C. Turunan Fungsi Implisit
b. Latihan-Latihan :
Tentukan turunan pertama dari fungsi :
1. 3𝑥 2 𝑦 − 4𝑥𝑦 − 3𝑥 2 + 1 = 0 6. sin 𝑦 + 𝑥 2 𝑦 3 − cos 𝑦 = 2𝑦
2. 𝑥 3 − 3𝑦 2 + 𝑦 3 = 1 di titik (2, −1) 7. 𝑦 3 − 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑦 + 𝑦 2 𝑥 = 8
𝜋
3. 𝑥 2 + 2𝑥𝑦 + 3𝑦 2 = 4 8. 𝑥 𝑐𝑜𝑠(𝑦 2 + 1) = 0 di titik (0, 2 )
4. 𝑥 2 − 4𝑥 + 5𝑦 − 8 = 0 9. 𝑐𝑜𝑠(𝑦 2 + 𝑥 ) = 2
5. 𝑦 2 + 𝑥 3 − 𝑦 3 + 6 = 𝑦 10. 𝑥𝑦 𝑠𝑖𝑛 𝑦 = 1
20
D. Turunan Tingkat Tinggi
Operasi penurunan mengambil sebuah fungsi 𝑓 dan menghasilkan sebuah fungsi 𝑓 ′, jika f
diturunkan menghasilkan 𝑓 ′′, dan 𝑓 ′′diturunkan lagi menghasilkan𝑓 ′′′ dan seterusnya.
𝑑𝑦
Turunan pertama 𝑦 ′ , 𝑓 ′ (𝑥 ), , 𝐷𝑥 𝑦
𝑑𝑥
𝑑2 𝑦
Turunan kedua 𝑦 ′′ , 𝑓 ′′(𝑥 ), 𝑑𝑥2 , 𝐷𝑥2 𝑦
𝑑3 𝑦
Turunan ketiga 𝑦 ′′′ , 𝑓 ′′′ (𝑥 ), 𝑑𝑥3 , 𝐷𝑥3 𝑦
𝑑𝑛 𝑦
Turunan ke-n 𝑦 𝑛 , 𝑓 𝑛 (𝑥 ), 𝑑𝑥𝑛 , 𝐷𝑥𝑛 𝑦
𝑛 = aksen 1, 2, 3, iv,v , ….., jika ditulis pakai angka sebagai berikut (1), (2), … , (𝑛)
a. Contoh-contoh Kasus
21
𝑦 ′′ = 2(2 sec 𝑥) sec 𝑥 tan 𝑥 (2) = 8 𝑠𝑒𝑐 2𝑥 tan 𝑥 ∎
b. Latihan - Latihan
1. 𝑓 (𝑥 ) = 3𝑥 4 − 2𝑥 2 + 𝑥 − 5 ; 𝑦 ′′′ 6. 𝐵uktikan turunan ke n dari 𝑦 = 𝑥2
1
1
2. 𝑓 (𝑥 ) = +4 ; 𝑦 (4) (−1)𝑛 [𝑛+1]!
√𝑥 adalah 𝑦 (𝑛) =
2𝑥−1 𝑥 𝑛+2
3. 𝑓 (𝑥 ) = ; 𝐷𝑥2 1
𝑥+2 7. Buktikan turunan ke n dari 𝑓(𝑥 ) = 3𝑥+2
4. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑎𝑟𝑐 tan 𝑥 ; 𝐷𝑥2 (−1)𝑛3𝑛[𝑛]!
5. 𝑓 (𝑥 ) = sec 𝑥 adalah 𝑓 (𝑛) (𝑥) = (3𝑥+2)𝑛+1
Contoh 36. Sebuah tangga kaki bersandar pada dinding vertical , dapat dilihat pada gambar
2.1. Jika bagian bawah tangga bergeser menjauhi dasar tembok pada laju 3 kaki/detik. Seberapa
cepat puncak tangga bergerak ke bawah sepanjang dinding saat dasar tangga berjarak 7 kaki
dari dasar tembok ?
25
Gambar 2.1.
Penyelesaian :
Misalkan 𝑥 adalah jarakbagian bawah tangga dari dasar tembok, dan misalkan 𝑦 adalah
jarak puncak tangga dari dasar tembok . karena bagian bawah tangga bergerak menjauhi
𝑑𝑥 𝑑𝑥
dasar tembok pada laju 3 kaki/detik , = 3 , Harus ditentukan saat 𝑡 = 7 . dilihat
𝑑𝑡 𝑑𝑡
dari gambar 1. Bahwa tangga merupakan sisi miring (segitiga), maka menurut rumus
phitogras : 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑅2 dimana 𝑅 = 25, maka
𝑥 2 + 𝑦 2 = (25)2 = 625
Merupakan hubungan antara 𝑥 dan 𝑦 . mendeferensialkan terhadap 𝑡 pada kedua sisi, maka
diperoleh :
22
𝑥 2 + 𝑦 2 = 625 …….. (1)
𝑑𝑥 𝑑𝑦
2𝑥 + 2𝑦 =0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑦
Dimana diperoleh 𝑑𝑡 = 3, maka 2𝑥(3) + 2𝑦 𝑑𝑡 = 0. Jadi 6𝑥 + 2𝑦 𝑑𝑡 = 0
𝑑𝑦
3𝑥 + 𝑦 𝑑𝑡 = 0 ………. (2)
𝑑𝑦
Ini persamaan yang dibutuhkan untuk , untuk 𝑥 = 7 maka diperoleh
𝑑𝑡
(7)2 + 𝑦 2 = 625 maka 𝑦 = 24
𝑑𝑦 𝑑𝑦 21 7 𝑑𝑦
3(7) + (24) =0 , = − = − , karena < 0, maka tangga turun sebesar
𝑑𝑡 𝑑𝑡 24 8 𝑑𝑡
7
𝑘𝑎𝑘𝑖/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 pada saat bagian bawah tangga berjarak 7 kaki dari dasar tembok.
8
Contoh 37. Gas keluar dari sebuah balon berbentuk bulat pada laju (kecepatan) 2
𝑘𝑎𝑘𝑖 3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. Seberapa cepat bagian permukaan akan menyusut bila jari-jarinya 12 kaki
Penyelesaian :
4
Bola berjari-jari 𝑟 dengan volume bola 𝑣 = 3 𝜋𝑟 3 dan luas pemukaan bola 𝑆 = 4𝜋𝑟 2 .
4
𝑣 = 3 𝜋𝑟 3 dan 𝑆 = 4𝜋𝑟 2 .
𝑑𝑣 𝑑𝑆
= 4𝜋𝑟 2 dan = 8𝜋𝑟
𝑑𝑟 𝑑𝑟
𝑑𝑉 𝑑𝑉 𝑑𝑉 𝑑𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝑉
𝑑𝑡
= −2 , karena = = (4𝜋𝑟 2 ) 𝑑𝑡 , kemudian subtitusikan = −2 ; maka
𝑑𝑡 𝑑𝑟 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑟 𝑑𝑟 1
(4𝜋𝑟 2 ) = −2 ; 𝑑𝑡 = − 2𝜋𝑟 2 ;
𝑑𝑡
𝑑𝑆 𝑑𝑆 𝑑𝑟 𝑑𝑠 1 4 𝑑𝑠 4 1
= 𝑑𝑟 𝑑𝑡 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑡 = 8𝜋𝑟 (− 2𝜋𝑟 2 ) = − 𝑟 , Jika 𝑟 = 12, maka 𝑑𝑡 = − 12 = − 3, jadi bidang
𝑑𝑡
1
permukaan menyusut sebesar 3 𝑘𝑎𝑘𝑖 2 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 .
23
Contoh 38. Aair mengalir dari corong keucut pada laju 1 𝑖𝑛𝑐𝑖 3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘. Jika jari-jari dasar
corong adalah 4 inci dan tinggi 8 inci, tentukan laju turunnya ketiggian air ketika posisinya 2
inci dari puncak. Lihat gambar 2.2.
A 4 B
D r E 8
Gambar 22.
Penyelesaian :
𝑟 ℎ 1
Perhatikan titik A ke B dan titik A ke C merupakan segitiga sama = 4 = 8 , maka 𝑟 = 2 ℎ
1
Rumus volume kerucut : 𝑉 = 3 𝜋𝑟 2 ℎ ; dimana 𝑟 = 𝑗𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ; ℎ 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Misalkan r adalah jari-jari dan h adalah tinggi permukaan air pad waktu 𝑡 , dan misalkan 𝑉 =
adalah volume air dalam keucut. lihat gambar 2,
1 2 )
1 1 2 1
(
𝑉 = 𝜋𝑟 ℎ = (𝜋 ( ℎ) ℎ = 𝜋ℎ3
3 3 2 12
Jadi
𝑑𝑉 1 𝑑ℎ
= 4 𝜋ℎ2 𝑑𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑉 𝑑ℎ 4
𝑑𝑡
= −1 , jadi = − 𝜋ℎ2
𝑑𝑡
Jika pemukaan air adalah 2 inci dafi atas , ℎ = 8 − 2 = 6
𝑑ℎ 1
Maka saat itu = − 9𝜋 , jadi permukaan air turun pada laju 1/9π inci
𝑑𝑡
perdetik
Contoh 39. Pasir jatuh dari sebuah lubang membentuk gundukan kerucut yang
4
ketinggiannya selalu sama dengan 3 jari-jari dari alasnya.
a) Seberapa cepat volme kerucut betambah ketika jari-jari alasnya 3 kaki dan bertambah
pada laju 3 inci/menit ?
24
b) Seberapa cepat jari-jari bertambah ketika jati-jari alasnya 6 kaki dan volumenya
bertambah pada laju 24 𝑘𝑎𝑘𝑖 3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Penyelesaian :
a. Soal-soal
1. Kapal A berlayar ke selatan pada 16 mil/jam, dan kapal B , 32 mil di sebelah
selatan A, berlayar ketimur pada 12 mil/jam.
a. Pada laju berapa keduanya salaing mendekat atau menjauh pada akhir dari
1 jam
b. Pada akhir dari 2 jam
c. Kapankah keduanya berhenti saling mendekat, dan berapa jauhkan
keduanya pada waktu itu ?
2. Sebuah selokan persegi Panjang memiliki 8 kaki, dan lebar 2 kaki , dan kedalaman
4 kaki. Jika air mengalir pada laju 2 𝑘𝑎𝑘𝑖 3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 . Seberapa cepat pemukaan air
naik ketika dalam airnya 1 kaki ?
3. Jari-jari bola adalah 𝑟 pada saat 𝑡 Tentukan jari-jarinya ketika laju perubahan luas
1
pemukaan bola dan laju perubahan jari-jari adalah sama [𝑟 = 𝜋]
8
4. Suatu cairan mengalir ke dalam tangki silinder vertical yang mempunyai jari-jari
6 kaki pada laju 8 𝑘𝑎𝑘𝑖 3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. Seberapa cepat permukaan air naik ?
5. Seorang laki-laki setinggi 5 kaki berjalan pada laju 4 kaki/detik langsung menjauhi
lampu jalan terletak 20 kaki di atas jalan.
a. Pada laju berapa ujung bayangannyaa bergerak (16/3 kaki/detik)
b. Pada laju berapa Panjang bayang berubah ? (4/3 kaki/detik)
25
18. 𝑒 𝑥
2 +𝑦 2
−𝑦 = 0 29. 𝑎𝑙𝑜𝑔 (1 + 𝑥 2 )
𝑦2 𝑥 = 𝑎𝑐𝑜𝑠ℎ3 𝑢
19. 𝑥 − 𝑐𝑜𝑠 𝑥 2 + + 3𝑥 5 = 4𝑥 5 30. {
𝑥 𝑦 = 𝑎 𝑠𝑖𝑛3 𝑢
20. 𝑥 = 𝑎 𝑐𝑜𝑠 3 𝑣 ; 𝑦 = 𝑏 𝑠𝑖𝑛3 𝑣 31. 𝑥 = 𝑢3 − 𝑢 ; 𝑦 = 4 − 𝑢2
10𝑡 5(𝑡 2 −1)
21. 𝑥 = 1+𝑡 2 ; 𝑦= 32. 𝑥 = 𝑣𝑒 2𝑣 ; 𝑦 = 𝑣 2 𝑒 −𝑣
1+𝑡 2
22. 𝑥 = 𝑎(𝑐𝑜𝑠 𝑢 + 𝑢𝑠𝑖𝑛 𝑢) 33. 𝑥 = 𝑣 + 𝑣 2 ; 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛 𝑣
23. 𝑦 = 𝑎𝑟𝑐 𝑐𝑜𝑠 𝑥 34. (𝑠𝑖𝑛 𝑥)𝑥
24. 𝑦 = 𝑎𝑟𝑐 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 35. 𝑦 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑛ℎ
C. Soal-Soal Tambahan
1. Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut ini :
1
a. 𝑦 = 𝑥 2 + 𝑥 − 6 d. 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠 𝑥 ( )
sin x
b. 𝑦 = 𝑒 2 + 𝑒 𝑥 + 3 𝑠𝑖𝑛 𝑥 – 𝑐𝑜𝑥 e. 𝑦 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑎𝑛 𝑥
dy
6. Tentukan jika 𝑥 3 + 𝑦 3 – 3𝑥𝑦 2 = 8
dx
e x − e−x e x + e−x
7. Buktikan turunan dari sinh x adalah cosh x ; ( sinh x = ; cosh = )
2 2
dy
8. Buktikan bahwa (2𝑥 + 𝑦) = 𝑥 + 𝑥 + 2𝑦 jika (𝑥 – 𝑦)3 = 𝐴(𝑥 + 𝑦)
dx
26
13. Sebuah bola di lemparkan ke atas dengan kecepatan 40ft/s, ketinggian bola setelah t
detik memenuhi persamaan ℎ = 40𝑡 − 16𝑡 2 . Tentukan kecepatan bola saat 𝑡 =
𝑎, 𝑡 = 1, dan 𝑡 = 2.
14. Sebuah partikel bergerak lurus memenuhi persamaan 𝑠 = 4𝑡 3 + 6𝑡 + 2 dengan 𝑠
menyatakan jarak yang ditempuh oleh objek dari titik asal sampai waktu t detik.
Tentukan kecepatan partikel pada saat 𝑡 = 𝑎, 𝑡 = 1
Daftar Pustaka
1. Sudaryono, 2015., “Kalkulus Diferensial dan Integral” Edidi pertama. Prenadamedia
Group. Jakarta
3. Susanto, Gunawan, 1977, “ Soal dan Penyelesaian Analisa I “, diktat. Delta Teknik
Group Jakarta.
4. Ayres Frank, JR, Elliot Mendelson, 2006, “Kalkulus” Edisi Keempat, Penerbit
Erlangga, Jakarta . (terjemahan)
27
BAB III PENERAPAN TURUNAN
Sebuah fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) kontinu dalam selang interval 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏 dan dapat diturunkan. Nilai
ekstrim fungsi tersebut diperoleh untuk 𝑦 ′ = 0 diperoleh nilai 𝑥𝑖 sebagai absis (𝑥) dari titik
ekstrim dan dengan mensubtitusikan absis tersebut diperoleh ordinat ( 𝑦 ) titik 𝑦𝑖 .
𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐵𝑒𝑙𝑜𝑘
(A)
(C)
𝑦 = 𝑓(𝑥)
𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
B
𝑥
0 𝑥1 𝑥2 𝑥3
Jika 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) , turunan pertama nya 𝑦 = 𝑓 ′(𝑥). Dapat dilihat pada gambar 3.2.
𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑑𝑦 (B)
𝑑𝑥 𝑦 = 𝑓 ′ (𝑥)
𝑥
0 𝑥1 𝑥2 𝑥3
𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
A
28
Jika 𝑦 = 𝑓 ′ (𝑥 ), maka turunan kedua adalah 𝑦 = 𝑓 ′′(𝑥). Dapat dilihat pada gambar 3.3
𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
A
2
𝑑 𝑦
(B)
𝑦 = 𝑓 ′′ (𝑥)
𝑑𝑥 2
𝑥
0 𝑥1 𝑥2 𝑥3
𝑑𝑦
B. Turunan pertama atau untuk mencari nilai Maksimum dan nilai Minimum.
𝑑𝑥
Diketahui Diketahui 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) grafik akan turun atau grafiknya naik jika :
𝑑𝑦
a. Jika 𝑑𝑥 > 0 merupakan fungsi naik
𝑑𝑦
b. Jika 𝑑𝑥 < 0 merupakan fungsi turun
𝑑𝑦
c. Jika 𝑑𝑥 = 0 merupakan titik ekstrim.
29
C. Turunan Kedua untuk mencari titik Maksimum dan titik Minimum.
Defenisi .1
𝑑2𝑦
𝑎. 𝑦 ′′ = 2 > 0 𝑃 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑖𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑑𝑥
′′
𝑑2𝑦
𝑏. 𝑦 = 2 < 0 𝑃 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑖𝑚 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑑𝑥
𝑑2 𝑦
𝑐. 𝑦 ′′ = 𝑑𝑥2 = 0 𝑃 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑖𝑚 𝑛𝑜𝑛 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 (titik belok)
E. Contoh-contoh Latihan :
1
Contoh 40. Selidiki harga maksimum dan minimum dari 𝑦 = 3 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 3𝑥 + 1
Penyelesaian :
1
𝑦 = 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 3𝑥 + 1
3
𝑦 ′ = 𝑥 2 − 4𝑥 + 3
𝑦 ′ = 0 maka (𝑥 − 3)(𝑥 − 1) = 0
Nilai 𝑥1 = 3 dan 𝑥2 = 1
𝑑𝑦
Syarat ektrim 𝑑𝑥 = 𝑦 ′ = 0
a. Untuk 𝑥1 = 1,
𝑑𝑦
maka 𝑥 < 1, ambil 𝑥 = 0 ; 𝑑𝑥 = (02 ) − 4(0) + 3 = + > 0 (naik)
𝑑𝑦
maka 𝑥 > 1, ambil 𝑥 = 2 ; = (22 ) − 4(2) + 3 = − < 0 (turun)
𝑑𝑥
ada perubahan tanda dari + ke - fungsi tersebut adalah fungsi maksimum
untuk 𝑥 = 1 , maka
1
𝑦 = 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 3𝑥 + 1
3
1 1
𝑦 = (1)3 − 2(1)2 + 3(1) + 1 = 2
3 3
7
Titik maksimum (1, )
3
30
b. Untuk 𝑥1 = 3,
𝑑𝑦
maka 𝑥 < 3, ambil 𝑥 = 2 ; 𝑑𝑥 = (22 ) − 4(2) + 3 = − < 0 (turun)
𝑑𝑦
maka 𝑥 > 3, ambil 𝑥 = 4 ; 𝑑𝑥 = (42 ) − 4(+) + 3 = + > 0 (naik)
ada perubahan tanda dari - ke + , maka fungsi tersebut adalah minimum
untuk 𝑥 = 3 , maka
1
𝑦 = 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 3𝑥 + 1
3
1
𝑦 = (3)3 − 2(3)2 + 3(3) + 1 = 1
3
Titik minimum (3,1)
Contoh 41. Tentukan titik maksimum atau titik minmum dari fungsi 𝑦 = 𝑥 3 − 3𝑥 + 2
Penyelesaian :
𝑦 = 𝑥 3 − 3𝑥 + 2
𝑦 ′ = 3𝑥 2 − 3 ; 𝑦 ′ = 0
3𝑥 2 − 3 = 0 maka 𝑥1.2 = ±1
a. Untuk nilai 𝑥 = 1,
𝑥 < 1, maka 𝑥 = 0; 𝑦 ′(0) = 3(0)2 − 3 = − ; < 0 (turun)
𝑥 > 1, maka 𝑥 = 2; 𝑦 ′(2) = 3(2)2 − 3 = + ; < 0 (naik)
Perubahan tanda dari − ke + ini merupakan titik Minimum
Jika 𝑥 = 1 , maka 𝑦 = 𝑥 3 − 3𝑥 + 2 = (1)3 − 3(1) + 2 = 0
Jadi titik minimum adalah (1,0)
1
Contoh 42. Selidiki harga maksimum dan minimum dari 𝑦 = 3 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 3𝑥 + 1
menggunakan turunan kedua
𝑑𝑦
Penyelesaian : syarat ekstrim jika 𝑑𝑥 = 0
1 3
𝑦= 𝑥 − 2𝑥 2 + 3𝑥 + 1
3
𝑦 ′ = 𝑥 2 − 4𝑥 + 3
𝑦 ′′ = 2𝑥 − 40
0 = 𝑥 2 − 4𝑥 + 3 maka (𝑥 − 3)(𝑥 − 1) = 0 , titik 𝑥1 = 3 dan 𝑥1 = 1
a. Untuk 𝑥 = 3 , maka 𝑦 ′′ (3) = 2(3) − 4 = 2 (+) ; > 0 [𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚]
untuk 𝑥 = 3 , maka
1
𝑦 = 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 3𝑥 + 1
3
31
1
𝑦= (3)3 − 2(3)2 + 3(3) + 1 = 1
3
Titik minimum (3,1)
1
𝑦 = 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 3𝑥 + 1
3
1 1
𝑦 = (1)3 − 2(1)2 + 3(1) + 1 = 2
3 3
7
Titik maksimum (1, 3)
b. Untuk 𝑥 = −2, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑦 ′′ = 2(−2) + 1 = −3 , (-) < 0 jadi fungsi memiliki nilai
maksimum.
Untuk 𝑥 = −2 , maka 𝑦(1) = 2(−2)3 + 3(−2)2 − 12 (−2) + 1 = 21
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ (−2,21)
32
𝑥3 𝑥2
Contoh 44. Tentukan titik balik dari fungsi grafik 𝑦 = 3
− 2
−2𝑥+5
Penyelesaian : ini gambaran kalian lanjutkan penyelesaian. Lihat contoh 1 caranya. Selamat
bekerja .
𝑑𝑦
1. Titik balik diberikan pada pesamaan 𝑑𝑥 = 0
𝑑𝑦
2. Jenis titik baliknya diperoleh dengan ,mensubtitusikan akar-akar persaman 𝑑𝑥 =
𝑑2 𝑦
0 𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑥2 .
𝑥3 𝑥2
𝑦 = 3 − 2 −2𝑥+5
𝑦′ = 𝑥2 − 𝑥 − 2
𝑦 ′′ = 2𝑥 − 1
𝑑𝑦
Titik belok diberikan pada = 0 maka 𝑥 2 − 𝑥 − 2 = 0 maka nilai akar-akarnya adalah
𝑑𝑥
(𝑥 − 2)(𝑥 + 1) jadi titik belok ada pada titik 𝑥 = 2 dan 𝑥 = 1
Untuk 𝑥 = 2 maka
23 22
𝑓 (𝑥 ) = 𝑓(2) = − − 2(2) + 5
3 2
8 8
𝑓 (2) = − 2 − 4 + 5 = jadi ordinat 5/3 atau 𝑦 = 5/3
3 3
𝑦 ′′ = 2𝑥 − 1 => 2(2 − 1 = 3 memiliki nilai minimum 𝑦 ′′ > 0 atau
Untuk nilai 𝑥 = −1
(−1)3 (−1)2
𝑓 (𝑥 ) = 𝑓 (−1) = − − 2(−1) + 5
3 2
−1 1 5 37
𝑓 (−1) = −2+2+ 5 = −6+7 = jadi ordinat 37/6 atau 𝑦 = 37/6
3 6
𝑑2 𝑦 1
Pada titik belok 𝑑𝑥2 = 0 => 2𝑥 − 1 = 0 maka 𝑥 = 2
Titik belok bisa terjadi jika ada perubahan tanda
Mari kita cek
1
Untuk 𝑥 = 2 + 𝑎 , 𝑎 ∈ 𝑁
𝑑2 𝑦 1
𝑦 ′′ = 𝑑𝑥 2
= 2𝑥 − 1 => 2 (2 + 𝑎) − 1 = 1 + 2𝑎 − 1 = 2𝑎 positif
1
Untuk 𝑥 = 2 − 𝑎 , 𝑎 ∈ 𝑁
𝑑2 𝑦 1
𝑦 ′′ = = 2𝑥 − 1 => 2 (2 − 𝑎) − 1 = 1 − 2𝑎 − 1 = −2𝑎 negatif
𝑑𝑥 2
𝑑2 𝑦 1
Ada perubahan tanda pada 𝑦 ′′ = artuinya titik belok terjadi pada 𝑥 =
𝑑𝑥 2 2
1 1
1 𝑥3 𝑥2 ( )3 ( )2 1 1 1 1
𝑓( ) = − −2𝑥+5 = 2
− 2
−2( )+ 5 = − +4=
2 3 2 3 2 2 24 8 6
33
1 1
titik belok (2 , 6)
Untuk 𝑥 = 0 maka
Ambil 𝑥 = 𝑎 => 60(𝑎)2 (𝑎 − 1) = + + − = −
Ambil 𝑥 = −𝑎 => 60(−𝑎)2 (−𝑎 − 1) = + + − = −
Tidak ada perubahan tanda dapat disimpulkan bahwa di titik 𝑥 = 0 tidak titik ekstrim (belok).
Untuk 𝑥 = 1 maka
Ambil 𝑥 = 1 − 𝑎 => 60(1 − 𝑎)2 (1 − 𝑎 − 1) = + + − = −
Ambil 𝑥 = 1 + 𝑎 => 60(1 + 𝑎)2 (1 + 𝑎 − 1) = + + + = +
Ada perubahan tanda dapat disimpulkan bahwa di titik 𝑥 = 1 ada titik ekstrim (belok).
𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 3𝑥 5 − 5𝑥 4 + 𝑥 + 4
𝑦 = 𝐹 (1) = 3(1)5 − 5(1)4 + 1 + 4 = 3 − 5 + 5 = 3
Maka titik belok terjadi pada titik (1,3)
𝑑𝑦
𝑑𝑥
= 0 maka 3𝑥 2 − 6𝑥 − 9 = 0 , maka 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 = 0
(𝑥 − 3)(𝑥 + 1) = 0 , nilai 𝑥1 = 3 dan 𝑥2 = −1
34
F. Latihan- Latihan soal
1. Tentukan titik kritis, maksimum, minimum dan interval naik atau turun, jika ada dari
1 1
𝑓 (𝑥 ) = 3 𝑥 3 + 2 𝑥 2 − 6𝑥 + 8
3. Biaya bahan bakar untuk menjalankan lokomotif sewbanding dengan kuadrat kecepatanya
dan sebesar 25 dollar perjam untuk keceapatan 25 mil per jam . Biaya lainnya 100 dolaar
per jam, tidak bergantung kecepatan. Tentukan kecepatan yang meminimalkan biaya per
mil.
4. Gunakan trunan kedua untuk menentukan fungsi ekstrem relative
a. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 (12 − 2𝑥 )2
250
b. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 + 𝑥
c. 𝑓 (𝑥 ) = (𝑥 − 2)2/3
5. Sebuah bola dilemparkan ke atas, tinggi bola pada 𝑡 detik dinyatakan dengan persamaan
𝑦(𝑡) = −5𝑡 2 + 40 𝑡 (dalam meter) Hiutn tinggi maksimum yang dapat dicapai (4 meter).
L
L
G. Daftar Pustaka
1. Sudaryono, 2015., “Kalkulus Diferensial dan Integral” Edidi pertama. Prenadamedia
Group. Jakarta
3. Susanto, Gunawan, 1977, “ Soal dan Penyelesaian Analisa I “, diktat. Delta Teknik
Group Jakarta.
4. Ayres Frank, JR, Elliot Mendelson, 2006, “Kalkulus” Edisi Keempat, Penerbit
Erlangga, Jakarta . (terjemahan)
35
7. https://asimtot.files.wordpress.com/2010/05/turunan-titik-ekstrim-minimum-
maksimum-dan-titik-belok.pdf tanggal 5/5/2020. Pukul 10.10 WIB
8. https://soalfismat.com/penyelesaian-contoh-soal-nilai-stasioner-nilai-minimum-dan-
maksimum/
9. https://asimtot.wordpress.com/2010/10/29/keberadaan-maksimum-dan-minimum-dan-
titik-kritis/
36