HASIL PENELITIAN
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur
umur > 35 tahun sebanyak 5 orang (10,0%) dan umur < 20 tahun sebanyak
3 orang (4,0%).
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi pemberian ASI Eksklusif
49
50
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Inisiasi Menyusui Dini
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi pengetahuan
responden (44,0%).
51
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Paritas
(40,0%).
52
Tabel 4.7
Hubungan IMD Dengan Pemberian
ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa ibu menyusui yang tidak IMD dan
(70,4%). Sedangkan ibu menyusui yang tidak IMD dan memberikan ASI
menyusui yang IMD dan tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu
Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,011 (p-value < α = 0,05) yang
Tabel 4.8
Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian
ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa ibu menyusui yang tidak bekerja
ASI secara Eksklusif yaitu sebanyak 19 responden (82,6%). Selain itu ibu
menyusui yang bekerja dan tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu
(17,4%).
Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,003 (p-value < α = 0,05) yang
Tabel 4.9
Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian
ASI Eksklusif
kurang baik dan tidak memberikan ASI secara Eksklusif yaitu sebanyak 2
(87,0%). Selain itu ibu menyusui yang pengetahuan baik dan tidak
Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,000 (p-value < α = 0,05) yang
Tabel 4.10
Hubungan paritas dengan Pemberian
ASI Eksklusif
Selain itu ibu menyusui dengan paritas multipara dan tidak memberikan
Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,032 (p-value < α = 0,05) yang
4.3 Pembahasan
Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja
tanpa tambahan cairan lain (susu formula, jeruk, madu, air putih, air teh)
dan tanpa tambahan makanan padat (pisang, bubur, susu, dan lain-lain).
dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir (Roesli, 2008).
berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu
(42,0%).
58
ASI eksklusif, dan hanya memberikan susu formula. Pada kelompok ibu
yang tidak bekerja keinginan untuk memberikan ASI eksklusif lebih tinggi
dibandingkan pada ibu yang bekerja. Menurut Amiruddin (2006) tidak ada
hubungan antara ibu yang bekerja di luar rumah dengan pemberian ASI
eksklusif.
(40,0%).
Ibu dengan jumlah persalinan lebih dari satu kali akan mengalami
peningkatan jumlah ASI pada hari keempat postpartum jauh lebih tinggi
yang mempunyai paritas >1 kali berpeluang 2,333 kali lebih besar
(42,9%), dan yang memiliki >1 anak 48 responden (57,1%), dari hasil
Selain itu ibu menyusui yang IMD dan tidak memberikan ASI secara
< α = 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan IMD dengan pemberian ASI
menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui (Roesli, 2012). Isapan
bayi yang penting dalam meningkatkan kadar ank ar prolaktin, yaitu ank
akan mendapatkan ank are dan faktor pertumbuhan sel usus, ank are
dada ibu dengan cara menempelkan bayi pada payudara ibu, dalam hal ini
bukan untuk pemberian zat gizi tetapi agar bayi dapat belajar untuk
menyusu dan mengenal putting ibu, selain itu rangsangan hisapan dari
keluar, tetapi interaksi ini akan membuat bayi merasa tenang dan nyaman,
pengeluaran hormone oksitosin dan prolaktin, selain itu bayi juga belajar
menyusu dini karena telah terlatihnya reflek menghisap bayi sejak awal
sehingga membantu merangsang ASI segera keluar ank arena sifat ASI
61
diterapkannya inisiasi menyusu dini yang berarti telah melatih bayi untuk
usaha bayi untuk mendapatkan ASI maka akan semakin cepatASI keluar.
Selain itu, penting bagi ibu mendapat dukungan untuk menyusui selama
Selain itu ibu menyusui yang bekerja dan tidak memberikan ASI secara
< α = 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan pekerjaan dengan pemberian
sumber ketenangan dan setres yang besar bagi para ibu bekerja. Mulai dari
peraturan kerja yang kaku, bos yang tidak bijaksana, beban kerja yang
pemberian ASI. Tidak ada upaya penyiapan rungan khusus untuk tempat
menyusui atau memompa ASI saat ibu bekerja. Di tempat umum seperti
plasa, pertokoan atau bandara banyak tidak tersedia tempat khusus untuk
menyusui bayi. Apalagi di daerah perkotaan harga sewa lahan yang sangat
dengan kondisi ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga dapat menyusui
bayinya kapan saja, dimana saja, pun dapat dilakukan dengan cara yang
paling alamiah, alias langsung dari sumbernya, karena secara fisik ibu
rumah tangga selalu dekat dengan bayinya. Kapanpun bayinya lapar, dia
ASI eksklusif pada ibu bekerja sangat erat kaitannya dengan kebijakan-
kebijakan yang ada di tempat kerja. Pada ibu yang bekerja sebagai
karyawan swasta rata-rata mendapat cuti bersalin hanya 1-2 bulan saja dan
responden merasa ASI kurang atau ingin melatih bayi mengkonsumsi susu
banyak cara yang dapat dilakukan oleh ibu, seperti misalnya memeras susu
dengan pompa ASI dan sebagainya, namun terkadng sebagai wanit karir
Dari hasil penelitian terdapat ibu menyusui yang tidak bekerja dan
tabel 4.3 diketahui bahwa ibu menyusui yang tidak bekerja dan tidak
Sedangkan ibu menyusui yang tidak bekerja dan memberikan ASI secara
Selain itu ibu menyusui yang bekerja dan tidak memberikan ASI
sebanyak 3 (17,6%).
yang berarti bahwa ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
bayinya, selain itu faktor usia yang lebih muda, ibu cenderung masih
65
kurang baik dan tidak memberikan ASI secara Eksklusif yaitu sebanyak 2
(87,0%). Selain itu ibu menyusui yang pengetahuan baik dan tidak
didapatkan p-value = 0,000 (p-value < α = 0,05) yang berarti bahwa ada
(Notoatmojo, 2018).
bayi yang diberikan Asi Eksklusif lebih jarang terkena sakit dibandingkan
dengan bayi yang tidak diberi Asi Eksklusif, teknik menyusui yang benar,
responden (21,7%). Selain itu ibu menyusui dengan paritas multipara dan
Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,032 (p-value < α = 0,05) yang
ibu primipara. Oleh karena itu, ibu menyusui perlu diberi penjelasan
dan grand multipara, karena ibu akan belajar dari dari pengalaman
Eksklusif, manfaat Asi, cara menyusui yang baik dan benar, gizi ibu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
23 responden (46,0%).
(48,0%).
value = 0,011
p-value = 0,003
69
value = 0,000
value = 0,032
5.2 Saran
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dan gamaran untuk peneliti
bagi ibu menyusui yang bekerja. Ibu yang bekerja dapat menyiasati
70