Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat


Analisis univariat dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin bayi (0-30 bulan), kejadian
stunting ,riwayat pemberian ASI eksklusif, usia ibu saat hamil, usia kehamilan ibu, paritas, status
gizi ibu saat hamil (LILA), tinggi badan ibu, tinggi badan ayah, riwayat anemia ibu saat hamil,
riwayat diare pada bayi, riwayat ISPA pada bayi, status pendidikan ibu, dan berat badan lahir
rendah (BBLR) dan panjang badan lahir.

4.1.1 Jenis Kelamin Bayi


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori jenis kelamin seperti yang disajikan pada tabel 4.1.1 berikut.

Tabel. 4.1.1 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Laki-laki 122 52,4
Perempuan 111 47,6
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 122(52,4%) anak dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 111 (47,6%) anak.
4.1.2 Kejadian Stunting
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori kejadian stunting seperti yang disajikan pada tabel 4.1.2berikut.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Menurut Kejadian Stunting

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Stunting 164 70,4
Tidak Stunting 69 29,6
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang mengalami stunting sebanyak
164 (70,4%) anak dan tidak mengalami stunting sebanyak 69 (29,6%) anak.

4.1.3 Pemberian ASI Eklusif


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori pemberian asi eklusif seperti yang disajikan pada tabel 4.1.3berikut.

Tabel 4.1.3. Distribusi Frekuensi Menurut Riwayat Pemberian ASI Eksklusif

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 200 85,8
Tidak 33 14,2
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang diberi Asi Eklusif sebanyak
200 (85,5%) anak dan tidak diberi Asi Eklusif sebanyak 33 (14,2%) anak.
4.1.4 Usia Ibu Saat Hamil
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori usia ibu saat hamil seperti yang disajikan pada tabel 4.7 berikut

Tabel 4.1.4 Distribusi Frekuensi Menurut Usia Ibu Saat Hamil

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Berisiko 73 31.3
Tidak beresiko 160 68,7
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang mempunyai usia berisiko saat
hamil adalah sebanyak 73 (31,3%) orang dan proporsi sampel yang mempunyai usia tidak
berisiko saat hamil adalah sebanyak 160 (68,7%) orang.

4.1.5 Usia Kehamilan Ibu


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori usia kehamilan ibu seperti yang disajikan pada tabel 4.1.5berikut.

Tabel 4.1.5 Distribusi Frekuensi Menurut Usia Kehamilan Ibu

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Kurang Bulan 198 85
Cukup Bulan 35 15
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang memiliki ibu dengan riwayat
melahirkan dalam usia kurang bulan adalah sebanyak 198 (85%) anak dan yang memiliki ibu
dengan riwayat melahirkan dalam usia cukup bulan adalah sebanyak 35 (15%) anak.
4.1.6 Riwayat Paritas
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori paritas seperti yang disajikan pada tabel 4.1.6 berikut.

Tabel 4.1.6 Distribusi Frekuensi Menurut Riwayat Paritas

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Primipara 79 33,9
Multipara 114 48,9
Grande Multipara 40 17,2
Total 233 100

Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang primipara sebanyak 79
(33,9%)orang ,Multipara sebanyak 114 (48,9%)orang , dan Grande Multipara sebanyak 40
(17,2%) orang.

4.1.7 Status Gizi Saat Hamil (LILA)


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori status gizi ibu saat hamil seperti yang disajikan pada tabel 4.17 berikut

Tabel 4.1.7 Distribusi Frekuensi Menurut status gizi saat hamil(LILA)

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Kurang 104 44,6
Baik 129 55,4
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang memiliki ibu dengan status gizi
kurang saat hamil adalah sebanyak 104 (44,6%) anak dan yang memiliki ibu dengan status gizi
baik saat hamil adalah sebanyak 129 (55,4%) anak.
4.1.8 Tinggi Badan Ibu
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori status gizi ibu saat hamil seperti yang disajikan pada tabel 4.1.8 berikut

Tabel 4.1. 8. Distribusi Frekuensi Menurut Tinggi Badan Ibu

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Kurang 99 42,5
Normal 134 57,5
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel tinggi badan ibu yang kurang
sebanyak 99 (42,5%) orang dam proposi sampel tinggi badan ibu yang normal sebanyak 134
(57,7%) orang

4.1.9 Tinggi Badan Ayah


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori status gizi ibu saat hamil seperti yang disajikan pada tabel 4.1.9 berikut

Tabel 4.1.9.Distribusi Frekuensi Menurut Tinggi Badan Ayah

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Kurang 81 34,8
Normal 152 65,2
Total 233 100

Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel tinggi badan ayah yang kurang
sebanyak 81 (34,8%) orang dam proposi sampel tinggi badan ibu yang normal sebanyak 152
(65,2%) orang

4.1.10 Riwayat Anemia Saat Hamil


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori riwayat anemia ibu saat hamil seperti yang disajikan pada tabel 4.1.10 berikut
Tabel 4.1.10. Distribusi Frekuensi Menurut Riwayat Anemia Saat Hamil

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 84 36,1
Tidak 149 63,9
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang memiliki ibu dengan riwayat
anemia saat hamil adalah sebanyak 84 (36,1%) anak dan proporsi sampel yang ibunya tidak
memiliki riwayat anemia saat hamil adalah sebanyak 149(64,7%) anak.

4.1.11 Riwayat Diare Pada Bayi


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori riwayat diare bayi seperti yang disajikan pada tabel 4.1.11 berikut

Tabel 4.1.11. Distribusi Frekuensi Menurut Riwayat Diare Pada Bayi

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Berisiko 67 28,8
Tidak berisiko 166 71,2
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang memiliki riwayat diare yang
berisiko adalah sebanyak 67 (28,8%) anak dan proporsi sampel yang memiliki riwayat diare
yang tidak berisiko adalah sebanyak 166 (71,2%) anak.

4.1.12 Riwayat ISPA Pada Bayi


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori riwayat ISPA bayi seperti yang disajikan pada tabel 4.1.12 berikut

Tabel 4.1.12. Distribusi Frekuensi Menurut Riwayat ISPA Pada Bayi

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 19 8,2
Tidak 214 91,8
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang memiliki riwayat ISPA yang
berisiko adalah sebanyak 19 (8,2%) anak dan proporsi sampel yang memiliki riwayat ISPA yang
tidak berisiko adalah sebanyak 214 (91,8%) anak

4.1.13 Riwayat Status Pendidikan Ibu


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori status pendidikan ibu seperti yang disajikan pada tabel 4.1.13 berikut.

Tabel 4.1.13. Distribusi Frekuensi Menurut Status Pendidikan Ibu

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Rendah 129 55,4
Tinggi 104 44,6
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang memiliki ibu dengan status
pendidikan rendah adalah sebanyak 129 (55,4%) anak dan proporsi sampel yang ibunya
memiliki status pendidikan tinggi adalah sebanyak 104(44,6%) anak.

4.1.14 Riwayat Berat Badan Lahir Rendah( BBLR )


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan
kategori riwayat BBLR seperti yang disajikan pada tabel 4.1.14 berikut

Tabel 4.1.14. Distribusi Frekuensi Menurut Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Kurang 55 23,6
Normal 178 76,4
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang mempunyai riwayat BBLR adalah
sebanyak 55 (23,6%) anak dan yang tidak mempunyai riwayat BBLR sebanyak 178 (76,4%)
anak.

4.1.15 Riwayat Panjang Badan Lahir


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi data responden berdasarkan kategori
riwayat Panjang Badan Lahir seperti yang disajikan pada tabel 4.1.15 berikut

Tabel 4.1.15 Distribusi Frekuensi Menurut Panjang Badan Lahir

Frekuensi
Kategori
Jumlah (n) Persentase (%)
Pendek 75 32,2
Normal 158 67,8
Total 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa proporsi sampel yang mempunyai riwayat Panjang Badan
Lahir Pendek adalah sebanyak 75 (32,2%) anak dan Tinggi badan lahir normal sebanyak 158
(67,8%) anak.

4.2 Hasil Analisis Bivariat


Analisis bivariat variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini
menggunakan rumus Chi Square, dimana uji tersebut digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Berikut ini adalah hasil analisis bivariat.

4.2.1 Hubungan Riwayat ASI Eklusif Dengan Kejadian Stunting Bayi Usia 0-30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisis hubungan riwayat
pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada bayi usia 0-30 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Cakranegara

Tabel. Hubungan riwayat ASI eksklusif dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan

Kategori Kejadian stunting p-value


Stunting Tidak stunting Total
N % N % N %
Ya 143 61,4 57 24,5 200 85,8 0,359
Tidak 21 9,0 12 5,2 33 14,2
Total 164 70,4 69 29,6 233 100

Pada tabel di atas diketahui bahwa bayi usia 0-30 bulan yang mengalami stunting
sebagian besar diberi ASI Eksklusif yaitu sebanyak 143 responden (61,4%) dan 57 responden
(24,5%) bayi yang diberi ASI Eksklusif tidak mengalami stunting. Pada bayi stunting yang tidak
diberi ASI Eksklusif yaitu sebanyak 21 responden (9,0%) dan sebanyak 12responden (9.0%)
yang tidak diberi ASI Ekslusif tidak mengalami stunting. Berdasarkan tabel di atas, diketahui
bahwa nilai p-value sebesar 0,359 (>0,05). Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan statistik tidak
terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada bayi
usia 0-30 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.
4.2.2 Hubungan Usia Ibu Saat Hamil Dengan Kejadian Stunting Bayi Usia 0-30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisis hubungan usia ibu saat
hamil dengan kejadian stunting pada bayi usia 0-30 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Cakranegara.

Tabel. Hubungan usia ibu saat hamil dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan

Kejadian stunting
Kategori Ya Tidak Total p-value
N % N % N %
Berisiko 56 24,0 17 7,3 73 31,3 0,153
Tidak berisiko 108 46,4 52 22,3 160 68,7
Total 164 70,4 69 29,6 233 100

Pada tabel di atas diketahui bahwa bayi yang mengalami stunting memiliki ibu dengan
usia yang berisiko saat hamil yaitu sebanyak 56 responden (24,0%) dan 17 responden
(7,3%) yang memiliki memiliki ibu dengan usia berisiko saat hamil namun tidak mengalami
stunting. Pada bayi stunting yang memiliki ibu dengan usia tidak berisiko saat hamil yaitu
sebanyak 108 responden (46,4%) dan sebanyak 52 responden (22,3%) yang memiliki ibu
dengan usia tidak berisiko saat hamil dan bayi tidak mengalami stunting.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,153 (>0,05). Dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan statistic tidak terdapat hubungan usia ibu saat hamil dengan
kejadian stunting pada bayi usia 0-30 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.
4.2.3 Hubungan Usia Kehamilan Ibu Dengan Kejadian Stunting Bayi Usia 0-30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisis hubungan usia
kehamilan ibu dengan kejadian stunting pada bayi usia 0-30 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Cakranegara.

Tabel Hubungan usia kehamilan ibu dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan

Kejadian stunting
Kategori Ya Tidak Total p-value
N % N % N %
Kurang 134 57,5 64 27,5 198 85,0 0,031
Cukup bulan 30 12,9 5 2,1 35 15,0
Total 164 70,4 69 29,6 233 100

Pada tabel di atas diketahui bahwa bayi yang mengalami stunting sebagian besar memiliki
ibu dengan riwayat usia kehamilan kurang bulan yaitu sebanyak 134 responden (57,5%) dan 64
responden (27,5%) yang memiliki ibu dengan riwayat usia kehamilan kurang bulan namun bayi
tidak mengalami stunting. Pada bayi stunting yang memiliki ibu dengan riwayat usia kehamilan
cukup bulan yaitu sebanyak 30 responden (70,4%) dan sebanyak 5 responden (2,1%) tidak
mengalami stunting yang memiliki ibu dengan riwayat usia kehamilan cukup bulan.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,031 (>0,05). Dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan statistic tidak terdapat hubungan usia ibu saat hamil dengan
kejadian stunting pada bayi usia 0-30 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.
4.2.4 Hubungan Paritas Dengan Kejadian Stunting Bayi Usia 0-30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisis hubungan paritas
dengan kejadian stunting pada bayi usia 0-30 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara

Tabel. Hubungan paritas dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan

Kejadian stunting
Kategori Ya Tidak Total p-value
N % N % N %
Primipara 45 19,3 34 14,6 79 33,9 0,105
Multipara 87 37,3 27 11,6 114 48,9
Grandemultipar 32 13,7 8 3,4 40 17,2
a
Total 164 70,4 69 29,6 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa bayi yang mengalami stunting sebagian besar
memiliki ibu dengan primipara yaitu sebanyak 45 responden (19,3%) dan sebanyak 34
responden (96,6%) tidak mengalami stunting yang memiliki ibu dengan primipara. Pada bayi
stunting yang memiliki ibu dengan multipara sebanyak 87 responden (37,3%) dan sebanyak 27
responden (11,6%) tidak mengalami stunting. Pada bayi stunting yang memiliki ibu dengan
Grandemultipara sebanyak 32 responden (13,7%) dan sebanyak 8 responden (3,4%) tidak
mengalami stunting.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,105 (>0,05). Dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian sunting bayi usia 0-
30 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.

4.2.5 Hubungan Status Gizi Ibu Saat Hamil (LILA) Dengan Kejadian Stunting Bayi Usia 0-
30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil Hubungan status gizi ibu saat
hamil (LILA) dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Cakranegara
Tabel. Hubungan status gizi ibu saat hamil (LILA) dengan kejadian sunting bayi usia 0-30
bulan

Kejadian stunting
Kategori Ya Tidak Total p-value
N % N % N %
Kurang 87 37,3 17 7,3 104 44,6 0.000
Baik 77 33 52 22,3 129 55,4
Total 164 70,4 69 29,6 233 100

Pada tabel di atas diketahui bahwa bayi yang mengalami stunting sebagian besar
memiliki ibu dengan status gizi kurang saat hamil yaitu sebanyak 87 responden (37,3%) dan
sebanyak 17 responden (7,3%) tidak mengalami stunting yang memiliki ibu dengan status gizi
kurang saat hamil. Pada bayi stunting yang memiliki ibu dengan status gizi baik saat hamil yaitu
sebanyak 77 responden (33%) dan sebanyak 52 responden (22,3 %) tidak mengalami stunting
dan memiliki ibu dengan status gizi normal saat hamil

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,000 (<0,05). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan status gizi ibu saat hamil (LILA) dengan kejadian sunting
bayi usia 0-30 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.

4.2.6 Hubungan Tinggi Badan Ibu Dengan Kejadian Stunting Bayi Usia 0-30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil Hubungan tinggi badan ibu
dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara

Tabel. Hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan

Kejadian stunting
Kategori Ya Tidak Total p-value
N % N % N %
Kurang 87 37,3 12 5,2 99 42,5 0,000
Normal 77 33 57 24,5 134 57,5
Total 164 70,4 69 29,6 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa bayi yang mengalami stunting sebagian besar
memiliki ibu dengan tinggi badan yang kurang yaitu sebanyak 87 responden (37,3%) dan
sebanyak 12 responden (5,2%) tidak mengalami stunting yang memiliki ibu dengan tinggi badan
kurang. Pada bayi stunting yang memiliki ibu dengan tinggi badan normal yaitu sebanyak 22
responden (37,9%) dan sebanyak 53 responden (91,4%) tidak mengalami stunting dan memiliki
ibu dengan tinggi badan normal.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,000 (<0,05). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian sunting bayi usia 0-30
bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.

4.2.7 Hubungan Tinggi Badan Ayah Dengan Kejadian Stunting Bayi Usia 0-30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil Hubungan tinggi badan ayah
dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara.

Tabel. Hubungan tinggi badan ayah dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan

Kejadian stunting
Kategori Ya Tidak Total p-value
N % N % N %
Kurang 69 29,6 12 5,2 81 34,8 0,000
Normal 95 40,8 57 24.5 152 65,2
Total 164 70,4 69 29,6 233 100

Pada tabel di atas diketahui bahwa bayi yang mengalami stunting memiliki Ayah dengan
tinggi badan yang kurang yaitu sebanyak 69 responden (29,6%) dan sebanyak 12 responden
(5,2%) tidak mengalami stunting yang memiliki ayah dengan tinggi badan kurang. Pada bayi
stunting yang memiliki ayah dengan tinggi badan normal yaitu sebanyak 95 responden (40,8%)
dan sebanyak 57 responden (24,5%) tidak mengalami stunting dan memiliki ayah dengan tinggi
badan normal.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,000 (<0,05). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan tinggi badan ayah dengan kejadian sunting bayi usia 0-30
bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.

4.2.8 Hubungan Riwayat Anemia Ibu Saat Hamil Dengan Kejadian Stunting Bayi Usia 0-
30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil Hubungan riwayat anemia ibu
saat hamil dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Cakranegara.

Table 21. Hubungan riwayat anemia ibu saat hamil dengan kejadian sunting bayi usia 0-30
bulan

Kejadian stunting
Kategori Ya Tidak Total p-value
N % N % N %
Ya 61 26,2 23 9,9 84 36,1 0,575
Tidak 103 44,2 46 19,7 149 63,9
Total 164 70,4 69 29,6 233 100

Pada tabel di atas diketahui bahwa balita yang mengalami stunting dan memiliki ibu
dengan riwayat anemia saat hamil yaitu sebanyak 61 responden (26,2%) dan sebanyak 23
responden (9,9%) tidak mengalami stunting yang memiliki ibu dengan riwayat anemia saat
hamil. Pada bayi stunting yang memiliki ibu dengan riwayat tidak anemia saat hamil yaitu
sebanyak 103 responden (44,2%) dan sebanyak 46 responden (19,7%) tidak mengalami stunting
dan memiliki ibu dengan riwayat tidak anemia saat hamil.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,575 (>0,05). Dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan data statistik tidak terdapat riwayat anemia ibu saat hamil
dengan kejadian stunting bayi usia 0-30 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.
4.2.9 Hubungan Riwayat Diare Dengan Kejadian Stunting Bayi Usia 0-30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil Hubungan riwayat diare pada
bayi dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara.

Tabel. Hubungan Riwayat diare pada bayi dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan

Kejadian stunting
Kategori Ya Tidak Total p-value
N % N % N %
Berisiko 53 22,7 14 6,0 67 28,8 0,064
Tidak berisiko 111 47,6 55 23,6 166 71,2
Total 164 70,4 69 29.6 233 100

Pada tabel di atas diketahui bahwa bayi yang mengalami stunting dan memiliki berisiko
mengalmi diare yaitu sebanyak 53 responden (22,7%) dan sebanyak 14 responden (6,0%) tidak
mengalami stunting yang memiliki resiko riwayat diare. Pada bayi stunting yang memiliki
riwayat diare tidak berisiko diare yaitu sebanyak 111 responden (47,6%) dan sebanyak 55
responden (23,6%) tidak mengalami stunting dan tidak berisiko diare.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,064 (>0,05). Dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan data statistik tidak terdapat hubungan riwayat diare dengan
kejadian stunting bayi usia 0-30 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.

4.2.10 Hubungan Riwayat ISPA Dengan Kejadian Stunting Bayi Usia 0-30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil Hubungan ISPA pada bayi
dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara.
Tabel. Hubungan ISPA pada bayi dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan

Kejadian stunting
Kategori Ya Tidak Total p-value
N % N % N %
Berisiko 16 6,9 3 1,3 29 8,2 0,168
Tidak berisiko 148 63,5 66 28,3 214 91,8
Total 164 70,4 69 29,6 233 100

Pada tabel di atas diketahui bahwa bayi yang mengalami stunting dan memiliki berisiko
mengalami ISPA yaitu sebanyak 16 responden (6,9%) dan sebanyak 3 responden (1,3%) tidak
mengalami stunting yang memiliki resiko mengalami ISPA. Pada bayi stunting yang memiliki
riwayat ISPA tidak berisiko yaitu sebanyak 148 responden (63,5%) dan sebanyak 69 responden
(29,6%) tidak mengalami stunting dan tidak berisiko ISPA.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,168 (>0,05). Dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan data statistik tidak terdapat hubungan riwayat ISPA dengan
kejadian stunting bayi usia 0-30 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.

4.2.11 Hubungan Status Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Stunting Bayi Usia 0-30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil Hubungan status Pendidikan
ibu dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara.

Tabel. Hubungan status pendidikan ibu dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan

Kejadian stunting
Kategori Ya Tidak Total p-value
N % N % N %
Rendah 133 48,5 8 3,4 121 51,9 0,000
Tinggi 51 21,9 61 26,2 112 48,1
Total 164 70,4 69 29,6 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa bayi yang mengalami stunting sebagian besar
memiliki ibu dengan status pendidikan rendah yaitu sebanyak 133 responden (48,5%) dan
sebanyak 8 responden (3,4 %) tidak stunting yang memiliki ibu dengan status pendidikan
rendah. Pada bayi stunting yang memiliki ibu dengan status pendidikan tinggi yaitu sebanyak 51
responden (44,8%) dan sebanyak 61 responden (26,2 %) tidak stunting dan memiliki ibu dengan
status pendidikan yang tinggi.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,000 (<0,05). Dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan data statistik terdapat hubungan status Pendidikan ibu dengan
kejadian stunting bayi usia 0-30 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.

4.2.12 Hubungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Dengan Kejadian Stunting Bayi
Usia 0-30 Bulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui
hubungan antara variabelnya. Tabel berikut ini menjelaskan hasil Hubungan berat badan lahir
rendah (BBLR) dengan kejadian sunting bayi usia 0-30 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Cakranegara.
Tabel. Hubungan berat badan lahir rendah (BBLR) dengan kejadian sunting bayi usia 0-30
bulan

Kejadian stunting
Kategori Ya Tidak Total p-value
N % N % N %
Ya 34 14,6 21 9 55 23,6 0,111
Tidak 130 55,8 48 20,6 178 76,4
Total 164 70,4 69 29,6 233 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa bayi yang mengalami stunting sebagian besar memiliki
riwayat BBLR yaitu sebanyak 34 responden (14,6%) dan hanya 9 responden yang memiliki
riwayat BBLR namun tidak mengalami stunting. Pada balita stunting yang tidak memiliki
riwayat BBLR yaitu sebanyak 130 responden (55,8%) dan sebanyak 48 responden (20,6%) yang
tidak memiliki riwayat BBLR tidak mengalami stunting.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,111(>0,05). Dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan data statistik tidak terdapat hubungan BBLR dengan kejadian
stunting bayi usia 0-30 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara.

4.5 PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai