KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
a. Keselamatan Kerja
Undang-undang Republik Indonesia tentang Keselamatan Kerja
12
dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan material,
konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia.
146) bahwa:
kerja dari resiko kecelakaan dan kerusakan mesin atau alat kerja untuk
kecelakaan.
b. Kesehatan Kerja
13
faktor-faktor lain yang berbahaya, meningkatkan efisiensi kerja dan
dimana manusia dalam keadaan sehat, barang dalam keadaan baik tidak
cacat, alat-alat kerja dalam keadaan baik tidak ada kekurangan atau
apapun.
penyakit umum.
meningkat.
14
Dari pengertian keselamatan kerja dan kesehatan kerja diatas
1) Faktor Manusia
dari aspek tenaga kerja, keluaran, ketahanan fisik dan mental. Ada
a) Ergonomi
b) Psikologi Kerja
15
2) Faktor Peralatan dan Perlengkapan
cat, dan (2) lampu dan alat penerangan ternyata efisiensi dan
ruangan.
16
pengendalian kebisingan dan getaran yang biasa adalah
sebagai berikut:
atas 95 decibel.
telinga.
c) Pengendalian suhu
kerja.
17
bengkel. Guna mengalirkan udara yang telah disejukkan,
d) Sarana
(Kuswara, 2015:89).
18
Persyaratan P3K menurut peraturan Permenakertrans
kerja untuk:
19
7) Mencegah dan mengendalikan timbul dan menyebar luasnya suhu,
penyimpangan barang
sumber atau pusat dari suatu pengoperasian kerja dan sumber daya
20
manusia merupakan pencegah terjadinya kecelakaan yang
sebagai berkut:
produktifitas nasional.
21
5) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi
kerja.
2. Kecelakaan Kerja
dikehendaki dan tidak diduga yang dapat menimbulkan korban jiwa dan
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
22
menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau
kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
1) Faktor manusia
a) Umur pekerja
23
mendapatkan kecelakaan yang lebih rendah dibandingkan
b) Pengalaman bekerja
d) Lama bekerja
24
e) Kelelahan
pekerja.
2) Faktor pekerjaan
meliputi:
a) Jam kerja
25
3) Faktor lingkungan
meliputi:
a) Lingkungan fisik
b) Lingkungan kimia
c) Lingkungan biologi
26
penyakit seperti infeksi, allergi, dan sengatan serangga maupun
menyebabkan kematian.
besar, baik itu kerugian material dan fisik. Menurut Cecep Dani Sucipto
adalah:
nafkah bagi keluarga dan hilangnya kasih sayang orang tua terhadap
putra-putrinya.
27
3) Kerugian bagi negara
pasaran.
mengetahui hari kerja yang hilang atau kejadian fatal pada setiap
28
ketinggian maka harus mengetahui resiko terjaduh atau bekerja di
berbahaya.
29
pengaman mesin agar pekerja tidak langsung kontak dengan
30
pencegahan perlu disediakan sarana untuk menanggulangi
a) Penyediaan P3K
c) Bentuk aktifitas
31
diperlukannya sebuah pelatihan-pelatihan dengan adanya
akibat kerja. Suatu cedera dan penyakit dapat terjadi akibat tejadinya
upaya perlindungan baik dari aspek ekonomi, politik, sosial, teknis, dan
32
kecelakaan kerja dapat mengakibatkan korban jiwa, cacat, kerusakan
dikenakan namun fungsi dari alat ini sangatlah besar karena dapat
pelindung telinga seperti ear plug atau ear muff juga masih banyak
sebagai berikut:
1) Tenaga kerja dapat bekerja dengan perasaan lebih aman karena dapat
33
3) Tenaga kerja dapat memperoleh derajat kesehatan yang sesuai hak
(No. 167), dan rekomendasi (No. 175). Selain itu tujuan dari APD adalah
kondisi bahaya dan dapat mengurangi tejadinya resiko yang lebih besar.
34
memakainya. Karena itu dibuatlah desain yang ergonomis sehingga
membantu untuk memastikan kondisi kerja yang aman dan sehat melalui
35
Lanjutan tabel 1.
Benda-benda Muka Tameng plastik
besar Sarung tangan kulit
Jari, tangan, lengan
beterbangan berlengan panjang
Tubuh Jaket atau jas kulit
Pelindung dari kulit, berlapis
Betis, tungkai, mata kaki
logam dan tahan api
Goggles, kacamata sisi
Mata
kanan kiri tertutup
Debu
Muka Penutup muka dari plastik
Alat pernafasan Respirator / masker khusus
Sarung tangan plastik, karet
Tangan
berlengan panjang
Basah dan air
Tubuh Pakaian khusus
Kaki, tungkai Sepatu bot karet
Terpeleset, Sepatu anti slip, kayu
Kaki
jatuh (gabus)
Kepala Topi plastik, logam
Sarung tangan kulit dilapisi
Jari, tangan, lengan
logam berlengan panjang
Terpotong,
Tubuh Jaket kulit
tergosok
Betis, tungkai Celana kulit
Sepatu dilapisi baja, zool
Matakaki, kaki
kayu
Topi plastik, karet, pici (kap)
Kepala
kapas atau wol
Barrier cream, pelindung
Muka
Dermatitis plastic
atau radang Barrier cream, sarung
Jari, tangan, lengan
kulit tangan karet, plastik
Tubuh Penutup karet, plastic
Betis tungkai, matakaki, Sepatu karet, zool kayu,
kaki sandal kayu (bakiak)
Kepala Topi plastik
Sarung tangan karet tahan
Jari, tangan, lengan samapai 10.000 volt selama
Listrik
3 menit
Tubuh, betis, tungkai, Pelindung dari karet
matakaki, kaki
36
Lanjutan tabel 1.
Bahan Kaki Sepatu kayu
peledak
Kepala Pici, terutama wanita yang
berambut panjang
Jari, tangan, lengan Sarung tangan tahan api
Mesin-mesin
Jaket dari karet, plastik,
Tubuh
zeildoek
Betis, matakaki Celana tahan api atau dekker
Goggles, kacamata dengan
Sinar silau Mata filter khusus atau lensa
polaroid
Goggles, penutup muka,
Mata kacamata dengan filter
Percikan api khussus
dan sinar Penutup muka dengan
Muka
silau pada kacamata filter khusus
pengelasan Jaket tahan api (asbes) atau
Tubuh
kulit
Kaki Sepatu dilapisi baja
Kepala Topi khusus
Penyinaran Goggles, kacamata dengan
Mata
sedang filter lensa
muka Pelindung muka khusus
Kapala Topi khusus
Penyinaran Goggles dengan filter
kuat Mata, muka khusus dari logam atau
plastik
Sarung tangan karet, dilapisi
Jari, tangan, lengan
Penyinaran timah hitam
radioaktif Jaket karet atau kulit, dilapisi
Tubuh
timah hitam
Gas atau Alat pernafasan Respirator khusus
aerosol
Seluruh badan Pakaian khusus
radioaktif
Pelindung khusus,
Gaduh suara telinga dimasukan ke lubang telinga
atau penutup lubang telinga
Sumber : Anizar, 2009
37
e. Perawatan Alat Pelindung Diri
diderita jika tidak mengenakannya. Alat yang kotor atau pun rusak bukan
alat tersebut.
38
Kesehatan Kerja diatur dalam peraturan pemerintah No. 50 Tahun 2012
adalah :
39
1) Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur
K3 di perusahaan.
bidang K3.
pelaksanaan audit.
kerja juga harus selalu dikaji ulang dan ditingkatkan secara terus
40
a) Tahap persiapan
41
K3 saja namun harus dilaksanakan oleh seluruh staf dan
karyawan perusahaan.
42
peranan diluar dari tugas pokoknya dan terlibat secara
SMK3.
43
(6) Peninjauan sistem
44
lama setiap prosedur itu akan diperiksa,
melakukan penerapan.
penerapan
kerja.
45
sistem yang telah ditulis. Adapun cara penerapan sistem
tersebut.
46
seperti Sucofindo melakukan sertifikasi terhadap
2) Kebijakan SMK3
47
a) Harus sesuai dengan lingkungan dan besar resiko K3
perusahaan.
K3 perusahaan.
dengan K3.
48
harus dilaksanakan secara optimal sehingga kebutuhan yang
49
1) Persyaratan OHSAS 18001
K3 yang teridentifikasi.
50
c) Dalam sistem pembelian barang dan jasa beserta prosedur
Hasil yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Indra Tri Juniarto dengan judul Implementasi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di SMK Piri Sleman 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
Perencanaan tidak berjalan sesuai dengan SMK3. Skor rata-rata 17,18 dari skor
maksimal 40 dengan persentase 50% yang memilih kategori kurang sesuai oleh
guru dan skor rata-rata 18,91 dari skor maksimal 32 dengan persentase 64,05%
yang memilih kategori kurang sesuai oleh peserta didik. (2) Penerapan, terdapat
tiga indikator: (a) Jaminan kemampuan K3 dalam kategori sesuai. Skor rata-rata
18,33 dari skor maksimal 24 dengan persentase 83,33% yang memilih kategori
sesuai oleh guru dan skor rata-rata 24,09 dari skor maksimal 32 dengan
persentase 84,27% yang memilih kategori sesuai oleh peserta didik. Tetapi data
sesuai SMK3. (b) Sarana prasarana dalam kategori sesuai. Skor rata-rata 34,33
dari skor maksimal 48 dengan persentase 50% yang memilih kategori sesuai oleh
guru dan skor rata-rata 26,05 dari skor maksimal 40 dengan persentase 70,78%
yang memilih kategori sesuai oleh peserta didik. (c) Sumber bahaya dalam
83,34% yang memilih kategori sesuai oleh guru dan skor rata-rata 19,88 dari
skor maksimal 32 dengan persentase 50,56% yang memilih kategori sesuai oleh
51
peserta didik. (3) Evaluasi K3 tidak berjalan sesuai dengan SMK3. Skor rata-
rata 24,83 dari skor maksimal 40 dengan persentase 50% oleh guru dan 10 dari
diantaranya yaitu minimya dokumentasi yang ada dan tidak adanya organisasi
secara tertulis tentang K3, pembuatan tujuan dan program secara tertulis tentang
K3, membuat data tentang kecelakaan kerja, dan mengadakan evaluasi tentang
dokumentasi yang ada di bengkel dapat dilengkapi yang akan berdampak pada
52
Penelitian yang dilakukan oleh Eko Wibowo Saputro dengan judul
yaitu kurangnya kesadaran dari peserta didik akan pentingnya K3, tidak adanya
kepada peserta didik akan pentingnya K3 dan peserta didik di himbau selalu
menggunkan APD saat praktek. Perlunya tim khusus yang menangani K3 dan
udangan. Dalam penggunaan alat peserta didik harus ikut menjaga dan merawat
agar alat tidak mudah rusak dan perlunya penggantian alat bila ada yang rusak
serta penambahan alat agar peserta didik tidak harus saling bergantian dalam
53
Kesehatan Kerja di Bengkel Praktik SMK Negeri 1 Sedayu 2016. Hasil
kesehatan kerja pada setiap bengkel praktik; (2) faktor pendukung adalah
khusus yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kewajiban yang jelas
C. Kerangka Berpikir
dalam suatu organisasi perusahaan maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu
perlunya suatu sistem yang mengatur tentang K3 yaitu sistem manajemen K3.
Sistem manajemen K3 telah ada dan diterapkan di SMK Ma’arif 1 Wates namun
harus diperhatikan dengan baik karena jika hal tersebut tidak diperhatikan
dengan baik maka akan menimbulkan berbagai resiko dan dapat merugikan baik
peserta didik maupun pihak sekolah. Dalam kegiatan praktek yang ada di
54
sosialisasi tentang K3, kedisiplinan penggunaan alat pelindung diri (ADP).
K3 yang baik sehingga lingkungan kerja dapat tercipta aman dan efisien,
D. Pertanyaan Penelitian
dalam indikator:
a. Jaminan kemampuan K3
a. Faktor pendukung
b. Faktor penghambat
Wates?
55