Anda di halaman 1dari 24

Laporan Praktikum

MORFOLOGI TUMBUHAN

“UJI SACHS DAN UJI PIGMEN WARNA”

OLEH

KELOMPOK : II (DUA)

KELAS : D3-B FARMASI 2021

ASISTEN : ISNAINI ARDILLAH

LABORATORIUM FARMASIBAHAN ALAM

JURUSAN FARMASI

FAKULTASOLAHRAGADANKESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
Lembar pengesahan

MORFOLOGI TUMBUHAN

“UJI SACHS DAN UJI PIGMEN WARNA”

OLEH

KELOMPOK : II (DUA)

KELAS : B-D3 FARMASI 2021

1. Refo Akbar Palima (821321057)

2. Dela Puspita Rahman (821321045)

3. Fatmawaty Gusfriani Pakaya (821321050)

4. Indriyati Nani (821321044)

5. Priska Eka Diva (821321067)

6. Siti Anggraini Dunggio (821321055)

Gorontalo, 18 November 2021


NILAI
Mengetahui Asisten

ISNAINI ARDILLAH
KATA PENGANTAR
Assalamualaiku Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Plasmolisis” ini
dengan baik. Adapun tujuan penulisan laporan pengamatan ini disusun sebagai
wadah untuk mendukung proses belajar mengajar dan menambah wawasan
mahasiswa pada jurusan farmasi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggung jawab yang telah
memberikan arahan kepada kami sehingga penyusunan laporan praktikum
“Plamolisis” ini dapat dibuat dengan sebaik-baiknya kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunan sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini
Kami mohon maaf jika di dalam laporan praktikum ini terdapat kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik yang maha kuasa. Semoga laporan
praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Gorontalo, 18 November 2021

Kelompok II

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................2
1.3 Manfaat..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3
2.1 Dasar Teori...........................................................................................3
2.2 Uraian Tanaman....................................................................................5
2.3 Uraian Bahan........................................................................................6
BAB III METODE PRAKTIKUM...................................................................9
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan..........................................................9
3.2 Alat Dan Bahan.....................................................................................9
3.3 Prosedur Kerja .....................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN...........................................................11
4.1 Hasil......................................................................................................11
4.2 Pembahasan..........................................................................................11
BAB V PENUTUP...........................................................................................13
5.1 Kesimpulan...........................................................................................13
5.2 Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik
formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi/pembukuan obat
serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinyaserta
penggunaannya yang aman. Farmasi dalam bahasa yunani disebut pharmakon
yang berarti medica atau obat ada banyak berbagai macam bahan yang dapat
enjadi sumber bahan baku dalam obat-obatan, salah satunya adalah tumbuhan,
ilmu yang mempelajari tumbuhan adalah botani farmasi.
Botani farmasi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan
tumbuhan. Botani farmasi ini tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan
tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukkan apakah fungsi masing-
masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha
mengetahui dari mana asal bentuk susunan tubuh dari tumbuhan.
Susunan tubuh tumbuhan merupakan salah satu dari sekian banyak hal
mengetahui tumbuhan itu sendiri. Tumbuhan di muka bumi dan menunjukkan
keanekaragaman yang berbeda-beda di setiap bentuknya mulai dari bentuk cirri-
ciri akar batang dan daun serta sel-sel.
Sel merupakan unit kecil penyusun kehidupan. Adapun komponen penyusun
sel antara lain, dinding sel ,inti sel, sitoplasma dan organel yang larut di dalamnya.
Dasar pengetahuan yang digunakan dalam usaha mendapatkan suatu senyawa
yang terdapat dalam jaringan tumbuhan (Ekstraksi) disebut Plasmolisis.
Plasmolisis merupakan dasar pengetahuan yang di gunakan dalam usaha
mendapatkan senyawa yang terdapat dalam jaringan tumbuhan (Ekstraksi).
Plasmolisis dapat di artikan sebagai peristiwa terlepasnya plasma dari dinding sel
apabila sel yang hidup tersebut di letakkan dalam suatu larutan yang hipertonis
terhadap cairan sel. Larutan yang dapat menimbulkan plasmolisis pada suatu sel
di sebut Plasmolitikum.
Peristiwa plasmolisis dapat di terangkan sebagai berikut: Apabila sel yang
mempunyai vakuola besar di letakkan dalam larutan gula atau garam yang pekat
atau hipertonis terhadap cairan sel tumbuhan (Cairan sel setara dengan 0,98%
1
NaCl). Maka terjadi pengaliran air dalam vakuola sel keluar. Akibatnya dinding
sel yang semula tegang dan terbentang kemudian akan mengerut, sehingga
volume dari sel dan juga volume dari vakuola menjadi berkurang. Oleh karena itu
pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan tentang Plasmolisis.
1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apakah yang di maksud dengan
plasmolisis.
2. Agar mahasiswa dapat mengeahui bagaimana proses terjadinya plasmolisis.
1.3 Manfaaat
Mahasiswa dapat mengetahui apakah yang di maksud dengan plasmolisis,
serta bagaimana proses terjadinya plasmolisis.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Peristiwa plasmolisis adalah peristiwa keluarnya cairan sel melalui
membrane sel akibat dari pengaruh gradient konsentrasi. Peristiwa plasmolisis ini
terjadi jika sel dimasukkan ke dalam larutan yang hipertonis terhadap plasma sel,
menyebabkan air merembes ke luar dinding sel. Hal ini terjadi karena deficit
tekanan difusi di dalam suatu sel lebih rendah dari deficit tekanan difusi yang ada
di sekitar sel, sehingga air akan meninggalkan sel sampai deficit tekanan difusi di
dalam dan deficit tekanan difusi di luar sel sama besar. (dwijo seputro.1990:77).
Peristiwa plasmolisis ini terjadi karena adanya perpindahan molekul dari
kerapatan rendah ke kerapatan tinggi. Perpindahan molekul ini dinamakan
osmosis. Osmosis merupakan bagian dari transport pasif. Secara umum
perpindahan molekul atau ion melewati membrane terdiri atas 2 macam, yaitu:
1. Transport pasif
adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel.
Perpindahan tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke rendah.
Contohnya difusi, osmosis dan difusi terfasilitasi.
a. Difusi
adalah penyebaran molekul zat dari konsetrasi (kerapatan) tinggi ke
konsentrasi rendah, tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat
berdifusi hingga dicapai kerapatan yang sama dalam suatu ruangan, misalnya
setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas didalam medium
udara), molekul sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air di gelas
meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air), hingga kerapatan
zat itu merata.
b. Osmosis
adalah perpindahan ion atau molekul dari kerapatan rendah ke kerapatan
tinggi dengan melewati suatu membran. Osmosis dapat didefinisikan sebagai
difusi lewat membran. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang
bernama osmometer.

3
c. Transport aktif
adalah perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energi dari sel
itu. Perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi.
Contohnya pompa Natrium (Na+)-Kalium (K+), endositosis dan eksositosis.
Dalam hal ini proses osmosis dapat membahayakan suatu sel. Sel yang
mempunyai sitoplasma pekat (berarti kerapatan airnya rendah), bila berada dalam
kondisi hipotonik akan kemasukan air hingga tekanan osmosis sel menjadi tinggi.
Keadaan yang demikian dapat memecahkan sel tersebut. Dikatakan bahwa sel itu
mengalami lisis, yaitu hancurnya sel karena rusaknya atau robeknya membran
plasma.
Sebaliknya, jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik dibandingkan
sel tersebut, maka air dalam sel akan mengalami osmosis keluar sel. Sel akan
mengalami krenasi yang menyebabkan sel berkeriput karena kekurangan air.
Pada sel tumbuhan, keluarnya air dalam sitoplasma ke luar sel menyebabkan
volume sitoplasma mengecil. Akibatnya, membran plasma akan terlepas dari
dinding sel. Peristiwa lepasnya membran plasma dari dinding sel disebut
plasmolisis. Plasmolisis yang parah menyebabkan kematian sel.
Plasmolisis biasanya terjadi pada kondisi yang ekstrim, dan jarang terjadi di
alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada
larutan bersalinitas tinggi ataupun larutan pekat untuk menyebabkan ekosmosis.
Plasmolisis adalah suatu proses yang secara riil bisa menunjukkan bahwa sel
sebagai unit terkecil kehidupan ternyata terjadi sirkulasi keluar masuk suatu zat,
artinya suatu zat atau materi bisa keluar dari sel, dan bisa masuk melalui
membrannya.
Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam, ternyata
sungguh dinamis dengan lingkungannya, jika memerlukan materi dari luar maka
ia harus mengambil materi itu dengan segala cara, yaitu mengatur tekanan agar
terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar itu bisa masuk.
Kondisi sel tidak selalu berada pada keadaan yang normal yang dengan
mudah ia mengaturnya ia bisa mencapai homeostatis (seimbang). Terkadang sel
juga bisa berada di lingkungan yang ekstrem menyebabkan semua isi sel

4
dipaksakan keluar karena diluar tekanan lebih besar, jika terjadi demikian maka
terjadilah lisis (plasmolisis) yang menyebabkan sel itu mati.
Pada umumnya tumbuhan yang digunakan untuk mengamati terjadinya
proses plasmolisis adalah tumbuhan Rhoeo discolor. Tumbuhan ini memiliki sel
yang berbentuk heksagonal dan terdapat pigmen antosianin yang menyebabkan
bagian bawah tumbuhan ini berwarna ungu. Bagian bawah yang berwarna ungu
inilah yang nantinya akan diamati di bawah mikroskop dan nantinya dapat dengan
jelas terlihat adanya proses plasmolisis.
2.2 Uraian Tanaman
2.2.1 Adam Hawa
a. Klasifikasi
Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Sub divisi : Spermatophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Commelinales

Famili : Commelinaceae Adam Hawa


(Rhoeo discolor)
Genus : Rhoeo

Spesies : Rhoeo discolor

b. Morfologi
Adam hawa adalah nama tanaman yang popular di Indonesia dengan nama
adam hawa, bangka-bangkaan atau sasongkokan. Tanaman ini memiliki daun
seperti daun nenas hanya saja tidak berduri dan banyak mengandung air.
Daun memeluk batang dengan lebar daun 3 – 6 cm dan panjang daun 30 cm.
Permukaan daun bagian atas berwarna hijau pekat, sedang bagian bawah berwarna
merah keunguan.
Batang tanaman ini kasar namun tidak berbulu berwarna kecoklatan tidak
bercabang. Dapat berkembangbiak dengan biji dan stek batang.
Perkembangbiakannya sangat mudah pada kondisi media yang minim unsur hara

5
sekalipun. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dengan perawatan yang minim
(Ida, 2015)
c. Manfaat / Khasiat
Tumbuhan Adam Hawa memiliki banyak kegunaan bagi manusia. Selain
dari digunakan sebagai tanaman hias karena keunikan fisiologisnya, ternyata daun
adam hawa ini dapat dijadikan sebagai obat. Sifat kimia dan efek farmakologis
yang dimilikinya berupa rasa manis, sejuk dan dapat digunakan sebagai anti
radang, memelihara paru, mencairkan dahak, anti batuk, anti diare, membersihkan
darah. Selain kegunaan diatas, daun adam hawa juga dapat dimanfaatkan sebagai
obat mimisan, obat berak darah, terkilir atau memar, serta sebagai obat flu.
d. Kandungan
Salah satu tanaman yang mengandung senyawa antioksidan yaitu tanaman
adam hawa (Rhoe discolor) yang termasuk dalam familia commelinaceae.
Kandungan kimia daun tanaman adam hawa merupakan senyawa-senyawa
flavonoid, antosianin, saponin, karotenoid, terpenoid, kumarin, dan steroid
(Rosales-Reyes et al., 2007).
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Alkohol (Dirjen POM,1979)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol
Rumus Molekul : C2H5OH
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 46 g/mol


Pemerian : Cairan tak berwarna jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberikan nyala api biru yang
tidak berasap.
Kelaruran : Sangat mudah larut dalam air, dalam klorofom P,
dan dalam eter P
6
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari
cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
2.3.2 Aquadest (FI Edisi III Hal 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest, air suling
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 18,02 g/mol


Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan : Zat pelarut
2.3.3 KOH (Dirjen POM,1979)
Nama Resmi : Kalii Hydroxydum
Nama Lain : Kalium Hidroksida
Rumus Molekul : KOH
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 56,1056


Pemerian : Batang, pelet atau bongkahan, putih, sangat mudah
meleleh basah
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian alir, dalam 3 bagian etanol
(95%) P, sangat mudah larut dalam etanol mutlak P
mendidih
Penyimpanan : Di rak atau lemari yang tahan korosi
Kegunaan : Digunakan sebagai komponen basa dalam
formulasi sabun cair dengan konsentrasi 16%
7
2.3.4 NaCl (Dirjen POM,1979)
Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama Lain : Natrium Klorida
Rumus Molekul : NaCl
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 58,44


Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau, dan rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih, dan dalam kurang lebi 10 bagian gliserol
P, sukar larut dalam etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sampel
2.3.5 NaOH (Kemenkes RI, 2014)
Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 40,00


Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping,
kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur, putih, mudah meledak basah. Sangat alkalis
dan korosif. Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Natrium hidroksida digunakan dalam pembuatan
garam natrium dan deterjen, pengaturan pH, dan
sintesis organik
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum tentang plasmolisis dilaksanakan pada hari tanggal 18 November
2021 Pada pukul 10.30-selesai. Bertempat di Laboratorium Bahan Alam, Jurusan
Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan plasmolisis adalah cover glass, kaca
preparat, mikroskop, pipet, penjepit/pinset dan silet.
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan plasmolisis adalah Aquadest,
Alkohol 70%, Daun adam hawa (Rhoe discolor folium), NaCl, NaOH, KOH, dan
tisu.
3.2 ProsedurKerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan sampel, cover glass, dan kaca preparat menggunakan alkohol
70 %
3. Disiapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaannya.
4. Disiapkan sampel lalu di iris sebanyak 5 sayatan dengan lapisan tidak terlalu
tebal / tidak terlalu tipis.
5. Diambil sampel lalu di iris sebanyak 5 sayatan dengan lapisan tidak terlalu
tebal / tidak terlalu tipis lalu di letakkan di atas kaca preparat.
6. Diambil satu sayatan di tetesi aquadest lalu di tutup menggunakan cover
glass.
7. Diletakkan di preparatdan di amati sampel yang belum pernah di celupkan
di dalam larutan untuk di jadikan perbandingan.
8. Diambil 5 sayatan sampel lalu masing-masing di celupkan di dalam larutan
tersebut selama 15 menit
9. Selama 15 menit di ambil dan di letakkan di kaca preparat.
10. Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran lemah atau kuat.

9
11. Dokumentasikan berdasarkan setiap sampel apabila terjadi perubahan atau
tidak.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Pelarut Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah Literatur
1 KOH 1

(Badrum tamam,
Perbesaran 4 Perbesaran 10
2020)
2 KOH 4

(Badrum tamam,
Perbesaran 4 Perbesaran 10
2020)
3 NaCl

Perbesaran 4 Perbesaran 10 (Winda astuti,


2013)
4 NaOH

Perbesaran 4 Perbesaran 10 (Rona lasikasari,


2012)

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah tentang Plasmolisis. Sebelum kita melakukan
praktikum ini kita harus mengetahui alat dan bahan yang akan di gunakan. Alat
yang digunakan yaitu : cover glass, cutter, kaca preparat, mikroskop, pipet, dan
silet. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah Aquadest, Alkohol 70%,
Daun adam hawa (Rhoe discolor folium), NaCl, NaOH, KOH, dan tisu.

11
Pada percobaan kali ini untuk sampel adam hawa, yang pertama kita
lakukan adalah mengiris daun adam hawa setipis mungkin dengan irisan
membujur. Tujuan sampel diiris tipis agar dapat terlihat jelas sel-sel yang terdapat
dalam tumbuhan tersebut (Setjo, S. 2004). Setelah sampel diiris tipis, kemudian
diletakkan diatas kaca objek dan ditetesi dengan air menggunakan pipet. Tujuan
ditetesi air untuk menjaga lingkungan sel agar tetap segar (Setjo, S. 2004).
Kemudian ditutup dengan menggunakan kaca penutup agar sel yang diamati
mudah terlihat jelas karena bentuk kaca penutup yang yang tipis dan transparan.
Kemudian diamati di mikroskop dengan perbesaran dari lemah ke perbesaran
kuat. Digunakan pembesaran lemah terlebih dahulu untuk memfokuskan
pengamatan dan mempermudah pengamatan gunakanlah pembesaran objektif
lemah terlebih dahulu untuk pengamatan awal, setelah fokus didapat lalu
mengganti dengan pembesaran kuat agar semakin jelas (Yulilina, 2016).

BAB 5
PENUTUP
12
5.1 Kesimpulan
1. Plasmolisis merupakan dasar pengetahuan yang digunakan dalam usaha
dalam mendapatkan suatu senyawa yang terdapat dalam jaringan
tumbuhan (ekstraksi). Plasmolisis dapat diartikan sebagai peristiwa
terlepasnya plasma dari dinding sel apabila sel yang hidup tersebut
diletakkan dalam suatu larutan yang hipertonis terhadap cairan sel.
2. Proses hipertonis yaitu keadaan dimana suatu larutan memiliki konsentrasi
yang lebih tinggi daripada larutan zat yang ada di dalamnya, jika
dimasukkan sel tumbuhan maka sal tersebut akan mengalami plasmolisis
(sitoplasma mengkerut). Proses hipotonis yaitu keadaan dimana sebuah
larutan memiliki konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan zat
yang ada di dalam larutan tersebut, jika dimasukkan sel tumbuhan maka
sel tumbuhan akan mengalami sel turgid (dinding sel membengkak) akibat
dari banyaknya larutan hipotonik yang masuk ke dalam sel. Proses isotonis
yaitu keadaan dimana sebuah larutan memiliki konsentrasi zat yang sama
dengan zat yang ada di dalam larutan tersebut.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Jurusan
Agar kiranya dari pihak jurusan dapat meningkatkan fasilitas-fasilitas yang
ada pada laboratorium yang digunakan.
5.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Agar kiranya dapat meningkatkan kelengkapan alat-alat yang ada dalam
laboratorium. Agar para praktikan dapat lebih mudah, cepat dan lancar dalam
melakukan suatu percobaan atau penelitian.
5.2.3 Saran Untuk Asisten
Kami mengharapkan agar kiranya dapat terjadi kerja sama yang lebih baik
lagi antar asisten dan praktikan saat berada di dalam laboratorium maupun di luar
laboratorium. Sebab. kerja sama yang baik akan lebih mempermudah proses
penyaluran pengetahuan dari asisten kepada praktikan.
5.2.4 Saran Untuk Praktikan

13
Kami berharap agar kiranya kepada sesame praktikan dapat menyimak
dengan baik saat asisten memberikan arahan agar mempermudah kita
menyelesaikan praktik tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Ida (2015). Reduplikasi Pada Karangan Siswa Kelas VII B SMP N 1 Teras
Boyolali. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rosales-Reyes et al., 2007. Aqueous Crude Extract of Rhoeo discolor, A Mexican
Medicinal Plant, Decrease the Formation of Liver Preneoplastic Foci in
Rats. Journal of Ethnopharmacology, 381-386.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen.
Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta:
Kementerian Kesehatan R
Badrum tamam 2020. Plasmolisis pada tanaman rhoe discolor
Rona lasikasari,2012. Proses plasmolisis dan deplasmolisis
Yulilina, 2016. Biologi umum
Setjo, S., Krtini, E., Saptasari, M., dan Sulisetijono. (2004). Common Textbook.
Anatomi Tumbuhan.

15
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Alat dan Bahan
1. Alat
No Nama Alat Gambar Fungsi

1 Cutter Digunakan untuk memotong


sterofoam

2 Cover glass Digunakan sebagai penutup


preparat

3 Kaca preparat Digunakan untuk meletakkan


sampel

4 Mikroskop Digunakan sebagai alat untuk


mengamati suatu sampel

5 Pinset Digunakan untuk menjepit


sampel

6 Pipet Digunakan sebagai alat tetes

7 Silet Sebagai alat untuk mengiris


sampel

16
2. Bahan
No Nama Bahan Gambar Fungsi

1 Alkohol 70 % Untuk membunuh


mikroorganisme

2 Aquadest Untuk melindungi


lingkungan sel agar

3 Adam hawa Digunakan sebagai sampel

4 KOH 1 Digunakan sebagai pelarut

5 KOH 4 Digunakan sebagai pelarut

6 NaCl Digunakan sebagai pelarut

7 NaOH Digunakan sebagai pelarut

8 Tisu Untuk membersihkan kaca


preparat dan cover glass

17
Lampiran 2 : Diagram Alir
1. Daun Adam hawa dengan larutan NaCl

Daun Adam Hawa


(Rhoeo discolor)

Disiapkan alat dan bahan


Dibersihkan sampel menggunakan alkohol 70%
Diiris daun adam hawa setipis mugkin
Dimasukkan di dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl
Didiamkan selama 15 menit, lalu diletakkan dikaca preparat
dan tutup menggunakan cover glass
Diamati di mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat
Difoto bagian-bagian tumbuhan yang telah diamati dan
dicatat hasil pengamatan dengan perbesaran berapa

2. Daun Adam hawa dengan larutan NaOH

Daun Adam Hawa


(Rhoeo discolor)

Disiapkan alat dan bahan


Dibersihkan sampel menggunakan alkohol 70%
Diiris daun adam hawa setipis mugkin
Dimasukkan di dalam tabung reaksi yang berisi larutan
NaOH
Didiamkan selama 15 menit, lalu diletakkan dikaca preparat
dan tutup menggunakan cover glass
Diamati di mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat
Difoto bagian-bagian tumbuhan yang telah diamati dan
dicatat hasil pengamatan dengan perbesaran berapa

18
3. Daun Adam hawa dengan larutan KOH 1

Daun Adam Hawa


(Rhoeo discolor)

Disiapkan alat dan bahan


Dibersihkan sampel menggunakan alkohol 70%
Diiris daun adam hawa setipis mugkin
Dimasukkan di dalam tabung reaksi yang berisi larutan KOH
1
Didiamkan selama 15 menit, lalu diletakkan dikaca preparat
dan tutup menggunakan cover glass
Diamati di mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat
Difoto bagian-bagian tumbuhan yang telah diamati dan
dicatat hasil pengamatan dengan perbesaran berapa

4. Daun Adam hawa dengan larutan KOH 4

Daun Adam Hawa


(Rhoeo discolor)

Disiapkan alat dan bahan


Dibersihkan sampel menggunakan alkohol 70%
Diiris daun adam hawa setipis mugkin
Dimasukkan di dalam tabung reaksi yang berisi larutan KOH
4
Didiamkan selama 15 menit, lalu diletakkan dikaca preparat
dan tutup menggunakan cover glass
Diamati di mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat
Difoto bagian-bagian tumbuhan yang telah diamati dan
dicatat hasil pengamatan dengan perbesaran berapa

19
Lampiran 3 : Skema Kerja

Dibersihkan alat Diiris daun adam Dimasukkan


yang akan hawa setipis kedalam tabung
digunakan mungkin reaksi, lalu diamkan
selama 15 menit
disetiap larutan

Diamati dibawah Diletakkan dikaca


mikroskop preparat, tutup
dengan micro
glass

20

Anda mungkin juga menyukai