Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PROYEK SOSIAL

PEMBERDAYAAN PETERNAK MADU TRIGONA DI DESA PADABEUNGHAR – “RURAL


DEVELOPMENT FOR SUSTAINABLE AGRICULTURE WITH SPIRIT COLLABORATION”

NAMA TIM PENGUSUL :

1. Riyan Rudyana
2. Ardiansah Pratama Putra
3. Tata Setiana
4. Desnastiyas Lusiana
5. Hadid Prayuda

Kompetisi Program PFmuda


Pertamina Foundation
2021
Profil Peserta PFmuda 2021

1 Nama Pengusul Riyan Rudyana


2 Tempat/Tgl Lahir Indramayu/ 29 September 1991
3 Pendidikan Terakhir S1
4 Pekerjaan Peternak Klanceng
5 Tlp dan Alamat Email Tlp. 083824117556 Email : agadesaindonesia@gmail.com
6 Alamat Rumah/ Domisili Jl Jend Sudirman RT/RW 04/08 Lemah Mekar Indramayu 45212
7 Organisasi yang diikuti/ BEM,
pernah diikuti (jika ada) Pemuda Pelopor
8 Pengalaman Pengerjaan 1. Belum Pernah Mengerjakan Proyek Sosial
Proyek Sosial 2. Ada, sebutkan: NGO dan Fasilitator Desa
9 Pernah ikut lomba 1. Belum pernah ikut lomba/ kompetisi
(sejenis PFmuda) 2. Pernah, sebutkan: Pemuda Pelopor Jawa Barat

Proyek Sosial Yang diajukan Saat Ini


PEMBERDAYAAN PETERNAK MADU TRIGONA DI DESA PADABEUNGHAR – “RURAL
Judul Proyek Sosial DEVELOPMENT FOR SUSTAINABLE AGRICULTURE WITH SPIRIT COLLABORATION”
Kategori Isu Sosial 1. Kemiskinan 7. Teknologi/ Aplikasi/ Platform
(Yaitu isu sosial 2. Pendidikan/ Pelatihan 8. Disabilitas/ kebutuhan khusus
bidang? ... ) 3. Kesehatan 9. Kewirausahaan/ ekonomi
Kewirausahaan/ 4. Penanganan Covid-19 10. Pariwisata & seni-budaya
ekonomi 5. Lingkungan 11. Masyarakat terisolir/ adat
6. Energi 12. Lainnya, sebutkan ………………..
Lokasi Proyek Desa Padabeunghar Kec. Pasawahan Kab. Kuningan
Nilai Yg diusulkan Rp 150.000.000 Lama Proyek 1 tahun
Anggota Tim Pengusul 1. Ryan Rudyana 4. Desnasetias Lusiana
(jika ada) 2. Ardiansah Pratama Putra 5. Hadid Prayuda
3. Tata Setiana
Mentor/ Pembimbing Nama: …………………………….….; Tlp………………………………………
(jika ada) Pekerjaan : ………………………………………………………………………..
Produk/ Hasil Dari Diversifikasi Kemasan Madu, Edutrip Trigona, dan Suplay Stup Koloni
Proyek Sosial
Manfaat Proyek bagi Masyarakat lebih peduli terhadap ekonomi, lingkungan, dan kesehatan.
Masyarakat
Bab 1: PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Istilah merger mungkin sudah tidak asing lagi setelah perusahaan unicorn asal
Indonesia Gojek dan Tokopedia bergabung menjadi GOTO, salah satu upaya merger ini
agar pengembangan menjadi lebih usaha menjadi lebih baik. Merger bisa bentuknya
bermacam-macam, salah satunya apa yang dilakukan Agradesa. Agradesa adalah proyek
yang diinisiasi beberapa pemuda-pemudi Jawa Barat dengan background dan pengalaman
yang berbeda. Perbedaan itu menciptakan banyak diskusi sehingga terciptalah salah satu
konsep bertujuan ikut andil dalam memajukan pertanian di Indonesia. Agradesa berdiri dari
tahun 2019 dan hingga saat ini anggota yang aktif berjumlah 5 orang.
Salah satu agenda dari Agradesa adalah menghimpun produk dari petani serta
merger dengan pengusaha lokal yang ada di wilayah Jawa Barat. Saat ini, wilayah
konsentrasi implmentasi adalah Kabupaten Kuningan. Salah satu produk yang saat ini
sedang dikembangkan adalah madu trigona/ madu teweul/ madu klanceng. Madu ini
dihasilkan dari lebah Trigona sp. Lebah Trigona sp termasuk dalam lebah tak bersengat
sehingga cukup mudah dalam budidaya. Partner bisnis dalam produksi madu klanceng
Agradesa adalah Teweul Balap yang berlokasi di desa Padabeunghar Kecamatan
Pasawahan Kabupaten Kuningan. Teweul balap berdiri sejak 2017 dengan usaha yang
dilakukan adalah jual beli madu dan stup.
Menurut penuturan Teweul Balap, jumlah koloni yang tersedia di alam liar saat ini
semakin berkurang. Perlu diketahui jika sarang asli dari lebah trigona biasa ditemukan di
hutan tropis dan kawasan gunung. Keberadaan usaha Teweul Balap berada di desa di
bawah kaki Gunung Ciremai menjadi salah satu alasan dimulainya bisnis ini. Koloni asli
biasanya ditemukan di bambu-bambu dan pengambilan biasanya dilakukan oleh
Pembolang.
Teweul Balap membudidayakan koloni asli tersebut di kotak stup dengan cara
pemecahan koloni. Koloni yang siap panen kemudian diambil madunya kemudian
dikondisikan lagi. Jumlah koloni yang semakin menurun di alam liar dikhawatirkan akan
mengganggu keseimbangan ekosistem alam yang ada dan bisnis menjadi tidak
berkelanjutan. Hal ini tidak diharapkan karena kebutuhan dari madu sendiri di wilayah
Kuningan cukup tinggi terutama saat pandemi di tahun belakangan ini.
Agradesa dan Teweul Balap berkolaborasi untuuk dapat memecakan kekhawatiran
tersebut, sehingga menginisiasi untuk mengurangi pengambilan koloni di alam liar dan
menambah koloni dengan cara pemecahan koloni. Target dari upaya tersebut dapat tercapai
jika jumlah koloni yang dihasilkan cukup besar, sehingga koloni yang memproduksi dan
yang dilepas berjumlah banyak. Upaya-upaya yang akan dilakukan diantaranya
penambahan stup (sebagai modal awal) dan pengayaan media pakan. Penambahan area
pengayaan seperti taman bunga dirasa perlu dilakukan selain itu dapat menambah kesan
estetis di area budidaya. Penambahan stup juga dilakukan guna selain untuk meningkatkan
produksi madu yang dihasilkan juga untuk memenuhi permintaan stup. Selama bisnis ini
berjalan, permintaan stup dapat dikategorikan menjadi 2 kategori, yakni kategori
dinas/institusi dan swasta, dengan berbagai macam kebutuhan.
Salah satu cita-cita dari Agradesa dalam memajukan pertanian Indonesia adalah
andil dalam pemberdayaan masyarakat. Selaras dengan cita-cita Indonesia dan dunia yang
terangkum didalam SDGs (Sustainable Development Goals) salah satunya terciptanya
kemandirian desa. Mengupayakan warga desanya tingga di desa, memajukan desanya
secara langsung dengan memiliki ketahanan ekonomi dan pangan. Sejak awal terbentuk,
Agradesa sudah mendampingi masyarakat dalam menggali potensi yang dimilikinya, di
dalam prosesnya encouraging terhadap masyarakat juga dilakukan agar masyarakat bisa
memahami betul dan bangga terhadap desanya. Bahwa kesejahteraan, lapangan
pekerjaan, sumber pendapatan, kemudahan akses tidak hanya ada di kota melainkan juga
tersedia di desa. Salah satu hasilnya beberapa produk yang dimiliki oleh Agradesa berasal
dari re-branding produk desa dampingan. Harapannya, kegiatan ini dapat menciptakan
wirausaha local baru terutama yang berada di daerah pegunungan. Warga desanya dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri juga dapat menjualnya. Namun tidak hanya itu, masyarakat
juga dapat memberikan andil di kegiatan konservasi di desanya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengembangan bisnis yang berada di desa, sehingga tercapai desa mandiri.
2. Upaya penambahan kapasitas produksi agar dapat memenuhi permintaan dan
pemenuhan.
3. Upaya untuk menaggulangi masalah populasi dari koloni alami yang berasal dari
hutan yang semakin berkurang
4. Pengembangan produk pasca panen budidaya madu lebah Trigona sp, terutama
madu baik pengembangan kemasan, produk hingga produk turunan.

C. Tujuan & Manfaat Proyek Sosial


Tujuan kegiatan ini secara garis besar adalah pengembangan unit usaha madu yang dmiliki
oleh Teweul Balap melalui Agradesa, pengembangan itu meliputi kegiatan :
1. Penambahan stup dan fasilitas (rak)
2. Pengayaan pakan meliputi perancangan, pembangunan dan penanaman tanaman
bunga untuk pakan.
3. Pengembangan produk diversikasi madu, baik dari segi kemasan maupun pengolahan
4. Kegiatan pemberdayaan masyarakat terkait budidaya, penanganan pasca panen hingga
pendampingan bisnis

Manfaat yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah peningkatan kapasitas bisnis madu
yang dimiliki oleh Teweul Balap, kegiatan dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan
serta sosial.
Bab-2: METODE PELAKSANAAN

A. Lokasi Proyek
Lokasi proyek terpusat di Usaha Teweul Balap Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan.
B. Waktu atau Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan proyek ini akan berlangsung selama satu tahun. Sedangkan proses pendampingan dapat berlanjut selama usaha dapat berjalan.
C. Alat dan Bahan
D. Pelaksana Proyek

Riyan Rudyana (CEO


Kang Uba (Owner Teweul Agradesa) Ketua
Balap, Pembina)

Desnastiyas Lusiana Ardiansah Pratama


Tata Setiana (Head
(Head of Product Putra (Head of Hadid (Head of
of Site and Facility
Departement, Market and Funding Digital Marketing)
Development)
Sekertaris) Relation, Bendahara)

E. Gambar Design Proyek/ Bagan/ Alur Proyek


Assessment

Assessment perlu dilakukan guna mengetahui dan mendalami kondisi bisnis yang saat ini sudah berjalan untuk kemudian dikembangkan
lagi. Asesment dilakukan dengan mengacu kondisi ketika Teweul Balap sudah merger dengan Agradesa, sehingga menghasilkan beberapa
perubahan kemungkinan yang akan terjadi, jika dibandingkan usaha sendiri terutama dalam pengembangan bisnis. Tools yang digunakan
untuk assessment ini adalah analisis SWOT. Berikut Hasilnya:
• Bisnis penjualan stup dan madu sudah berjalan 5 tahun
STRENGTH • Lokasi berada di dataran tinggi

WEAKNESS • Lahan Terbatas

OPPORTUNITY • Tren masyarakat pentingnya konsumsi madu dan budidaya lebah Trigona meningkat

• Usaha dan Produk Kompetitor


THREATNESS • Populasi dari koloni murni semakin sedikit

Pembuatan Konsep

Setelah dilakukan assessment, konsep dari usaha bisnis yang baru ini mulai disusun, dengan menggunakan tools Business Model Canvas
sehingga konsep menjadi terarah dengan mengingat visi-misi dari bisnis ini. Berikut Business Model Canvas yang telah disusun
Key Partners Key Activities Value Propositions Customer Relationships

Pembolang Pembelian Koloni Murni, Pembuatan Stup Kayu Madu dan Stup : Variasi Produk Online : Market Place
Reseller Budidaya, Pemecahan Koloni, Pemanenan sesuai kebutuhan Social media, dan digital content
Pelepasan Jatah Koloni ke alam liar Kontribusi bisnis terhadap lingkungan, ekonomi, Offline : Workshop, Seminar, Pameran, Display di toko oleh-oleh
Pengembangan Produk, Pemasaran social dan Pendidikan. dan tempat wisata,
Kegiatan Sosial Masyarakat Sustainable business produksi terkontrol dari hulu
ke hilir
Key Resources Customer Segments Channels

Produksi : Koloni Murni, kayu untuk stup, bibit, tanah, air, kemasan dan alat pengolahan madu Madu : Semua Kalangan Instansi : Dinas Kehutanan Kabupaten Kuningan,
Stup dan Pakan : Individu, swasta, instansi Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Edukasi & Pendampingan:Komunitas, organisasi, Swasta :
instansi dan swasta Masyarakat desa Padabeunghar dan kecamatan
Pasawahan
Revenue Streams Cost Structure

Aset, penjualan madu dan stup, penjualan dan pemeliharaan vegetasi kegiatan pelatihan dan Variable cost :
pendampingan (konsultasi) Pembuatan stup, pembelian stup murni, pembuatan taman, penyedian bibit dan kebutuhan lainnya, pembuatan kemasan
dan produk baru, kegiatan pelepasan koloni, kegiatan masyarakat dan pemasaran
Fixed cost :
Gaji karyawan dan tukang, listrik dan sumber daya lain
Bab-3: RENCANA PELAKSANAAN

A. Gambaran Detail Pelaksanaan Proyek

1. Penambahan Stup
Kegiatan penambahan stup ini tidak sekedar membuat kotak stup, namun juga
bagaimana pengambilan koloni ori dari hutan yang kemudian dipindahkan ke stup
kayu. Urgensi kegiatan ini adalah karena stup yang dikelola akan berkorelasi dengan
nilai hasil dan manfaatnya
2. Pengayaan dan Pembuatan Taman
Secara konsep besar, proyek ini tidak hanya di 3 kegiatan utama, namun kedepannya
akan dibuat eduwisata madu. Telah dibuat site plan (terlampir di lampiran) yang
didesain untuk pembangunan tempat budidaya saat ini. Salah satu yang diutamakan
adalah pembangunan taman. Taman terdiri dari sebagian besar lahan untuk
menanam bunga dan tanaman lain serta kolam sebagai penampung kebutuhan air
dan menumbuhkan eceng gondok. Pengayaan pakan ini agar lebah optimal dalam
memproduksi madu dan bereproduksi.
3. Pengembangan Produk
Sebelumnya madu dijual dalam kemasan botol berbagai macam ukuran, setelah
keterlibatan Agradesa, terdapat variasi lain dalam kemasan. Madu yang telah dipanen
kemudian dibagi dan dialokasikan diantaranya untuk dijual di berbagai kemasan dan
beberapa untuk proses pengembangan produk turunan madu. Penelitian produk
turunan dilakukan selama 1-2 bulan untuk kemudian akan dipasarkan.
Berikut rencana pengembangan madu :

ProdukTurunan Kemasan
 Minuman Sehat (Produk
dicampur dengan rempah-
rempah)
 Selai Roti
 Sabun

Sumber : google.com

4. Pemecahan Koloni
Kegiatan ini baru bisa dilaksanakan setelah 6 bulan budidaya, sebanyak 20% dari
koloni di awal budidaya diambil kemudian dilepas di alam liar di sekitar wilayah site.
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan konservasi, selain menjaga kestabilan
populasi koloni asli, juga menyeimbangkan ekosistem yang ada.
5. Pemberdayaan Masyrakat
Secara langsung keterlibatan terhadap masyarakat umum dengan sosialisasi manfaat
lebah untuk alam kehidupan, edu trip wisata madu, pendampingan usaha hingga pola
kemitraan usaha di masyarakat.

B. Hasil Proyek Sosial


Indikator capaian program adalah dengan bertambahnya jumlah stup sebanyak 500 yang
dikelola akan berkorelasi dengan nilai hasil dan manfaatnya. Penambahan jumlah
produksi madu perbulan 100 kg per bulan, dan 50 orang mitra budidaya lebah klanceng
dan masyarakat yang sudah teredukasi tentang budidaya lebah klanceng/trigona. Proses
sosial dari pengadaan sarana dan pra-sarana penunjang produksi klanceng ini bentuk
proses usaha keberlanjutan yang dijalankan setelah melakukan trial & error selama 8
bulan terakhir. Setahun setelah mendapat support dari program ini harapannya bisnis ini
memiliki 4000 stup kolon ilebah yang salah satunya didapat dari proses pemecahan
koloni.

C. Penerima Manfaat

Nilai manfaat secara langsung selain mengembangkan usaha Teweul Balap yang dimiliki
oleh salah satu warga desa di Kuningan, harapannya akan memberikan efek domino
kemajuan unit usaha di desa yang berkaitan dengan budidaya madu Teweul.
Pengembangan ini tentunya akan memberikan lapangan kerja baru untuk masyarakat
desa sehingga secara tidak langsung ikut memajukan desanya sendiri yang selaras
dengan Sustainable Development Goals. Kegiatan ini juga sinergis memberikan nilai
manfaat bagi lingkungan dimana upaya menyeimbangkan ekosistem dengan pelepasan
koloni kealam liar.
Bab-4: RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

A. Rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan


No Kegiatan Jangka Waktu Penuh ( 1 Tahun)
Unit Frekuensi Harga Satuan Jumlah
I. Pengadaan Stup 100.000.000
I.1 Koloni ori 500 Pcs 2 Kali 75.000 75.000.000
I.2 Kotak Stup 500 Pcs 2 Kali 25.000 25.000.000
II Pengadaan Taman dan Pakan 11.500.000
II.1 Bunga AMP 25 Pcs 2 Kali 20.000 1.000.000
II.2 Bunga Matahari 25 Pcs 2 Kali 10.000 500.000
II.3 Pembuatan taman 1 Pkt 2 Kali 5.000.000 10.000.000
III Pengadaan Alat dan Bahan Penunjang 17.400.000
III.1 Rak Stup 3 Pcs 2 Kali 2.500.000 15.000.000
III.2 Tiang Stup 20 Pcs 2 Kali 60.000 2.400.000
IV Sosialisasi, edukasi, dokumentasi 9.000.000
IV.1 Sosialisasi 1 Pkt 2 Kali 2.000.000 4.000.000
IV.2 Edukasi 1 Pkt 2 Kali 2.000.000 4.000.000
IV.3 Dokumentasi 1 Pkt 2 Kali 500.000 1.000.000
V Lain Lain (meliputi pendampingan dan belanja ilmu) 12.100.000
Subtotal 150.000.000

B. Rekapitulasi Anggaran
1. Anggaran yang diajukan
Anggaran yang diajukan dalam proyek sosial ini adalah anggaran yang
ditujukan untuk menambah jumlah stup yang tersedia dan anggaran untuk
mengedukasi masyarakat.
2. Swadaya/ bantuan pihak lain
Sebelum kebutuhan untuk pengembangan, jumlah stup yang telah dimiliki
oleh Agradesa dan Teweul Balap sebanyak 100 stup. Dengan jumlah
sebanyak 100 sehingga belum memungkinkan untuk pemecahan koloni.
3. Bantuan Pihak Lain
-
4. Dll
-
Bab-5: KEBERLANJUTAN PROYEK SOSIAL

A. Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial


Kolaborasi dengan berbagai stakeholder serta upaya konservasi menjadi kunci
keberlanjutan proyek social ini. Hadirnya Agradesa memberikan inovasi dan
menjadi akselerator bagi wirausaha local dalam mengembangkan usahanya.

B. Sumber dana untuk operasional Keberlanjutan


1. Penjualan stup/koloni, maksudnya adalah penjualan stup dapat dilakukan
setelah terjadi pemecahan koloni (pemecahan koloni dapat dilaksananakan
setelah 6 bulan). 50% pemecahan untuk dijadikan penjualan, 50% untuk
asset, dimana dari angka tersebut 20% untuk pelepasan koloni. Penjualan
koloni didapat bukan dari alam tetapi dari pemecahan koloni.
2. Penjualan madu dan produk turunannya.Satu stup koloni didapatkan kurang
lebih 50 ml madu murni dan membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 4 bulan.
3. Penjualan vegetasi dari kegiatan pengayaan pakan.

C. Pelaksanaan Pasca Proyek


Setelah proyek selesai akan diteruskan dengan program “edutrip lebah trigona”.
Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai ekonomi,
kesehatan dan lingkungan. Edutrip merupakan suatu kegiatan yang
menggabungkan kegiatan usaha dengan edukasi yang didesain sesuai
kebutuhan, dalam hal ini berkaitan dengan lebah trigona.
Dalam pelaksanaanya program ini dapat dilaksanakan secara daring ataupun
luring sesuai dengan kondisi pandemi saat ini. Selain itu Agradesa akan secara
rutin mengedukasi masyarakat melalui berbagai medsos yang tersedia.
Melalui program ini diharapkan masyarakat mulai peduli terhadap ekonomi,
peduli terhadap kesehatan dan peduli terhadap lingkungan. Tentunya
pelaksanaan pasca proyek ini dapat terlaksana setelah jumlah stup kita memadai
sehingga kita memiliki modal yang cukup untuk mengedukasi dan mendampingi
masyarakat.
Bab-6: KESIMPULAN & PENUTUP

A. Ukuran Keberhasilan Proyek


Keberhasilan proyek ini diukur menggunakan tools SMART goals. Berikut
hasilnya:
Dalam proses selama setahun pengembangan yang dapat diukur adalah
 adanya penambahan jumlah stup sesuai target dan penambahan jumlah
diversivikasi madu.
 Selain itu proyek ini dapat dikatakan berhasil jika alat/isntrumen serta
sistemasi untuk mengedukasi masyarakat telah terbentuk. Hasil dari
edukasi ini adalah berkurangnya pengambilan koloni dari alam dan lebih
memilih pengambiloan dai pemecahan koloni.
 Penataan taman untuk sarana eduwisata kedepannya

B. Penutup
Kesimpulan dari gagasan kami adalah kami mencoba membuat sistemasi yang
bermanfaat bagi masyarakat dan berkelanjutan bagi para pelaku usaha di bidang
ekonomi, lingkungan dan kesehatan. Khususnya berkaitan dengan permaduan
dan perlebahan, karena bagi kami hal ini tidak terlepas dari ketiga bidang
tersebut.
Segala saran dan kritik sangatlah kami harapkan dari berbagai pihak, karena
kami menyadari gagasan kami masih jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik
dapat menjadi acuan kami sebagai pembelajaran agar lebih baik kedepannya.
Semoga gagasan kami dapat diterima dan bermanfaat bagi semuanya.

Anda mungkin juga menyukai