Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL LOMBA INOVASI DAERAH

KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2021

SABUN BAYAM MERAH (CURA)


SOLUSI UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN LIMBAH
MINYAK
(INOVASI BENTUK LAINNYA)

INOVATOR: 1. RINI SIAGIAN (KETUA)


2. NURIZA MELANIE ZARA YANTI
3. ZAHWA CAMILLA

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI BANTEN


SMK NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN
JL. Raya Pamulang 2 Benda Barat 7, Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan
Orisinalitas Inovasi Masyarakat dan tidak
pernah memenangi lomba Pernyataan Sejenis

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini ,


1. Nama Ketua Tim : Rini Antika Siagian
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 29 Mei 2004
3. Nama Lembaga : SMK NEGERI 5 Kota Tangerang Selatan
4. Pendidikan Terakhir : SMP
5. Alamat Kantor : SMK NEGERI 5 Kota Tangerang Selatan
6. No.Telp : 0895604989901
7. E-mail : siagianrini76@gmail.com
8. Alamat Rumah : JL. Haji Siman RT.004/009
9. Anggota Tim : 1. Nuriza Meilanie Zara Yanti
2. Zahwa Camila

Menyatakan bahwa:
1. Proposal inovasi yang berjudul “SABUN BAYAM MERAH SOLUSI UNTUK
MENGURANGI PENCEMARAN LIMBAH MINYAK” Merupakan proposal milik dan
ciptaan saya/kami belum pernah didanai oleh lembaga lain maupun memenangi
juara lomba sejenis.
2. Hasil proposal dapat diterapkan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan
masyarakat di wilayah Kota Tangerang Selatan.

Tangerang Selatan Pada tanggal : 29 Oktober, 2021


Yang Membuat Pernyataan,

Rini Antika Siagian


LEMBAR PENGUSULAN

Judul Inovasi : “CURA SOLUSI UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN


LIMBAH MINYAK”
Inovasi Bidang : BIDANG LAINNYA
Lokasi Bidang : SMK NEGERI 5 Kota Tangerang Selatan

Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Inovasi

Lembaga Pelaksana Inovasi SMK NEGERI 5 Kota Tangerang Selatan

Ketua Tim Inovasi Rini Antika Siagian

Nama Lembaga SMK NEGERI 5 Kota Tangerang Selatan

Unit Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah

Alamat JL. Raya Pamulang 2 Benda Barat 7, Kec.


Pamulang, Kota Tangerang Selatan

Telepon/HP/e-mail (021) 7406229

Tangerang Selatan, 29 Oktober 2021


PESERTA
I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Minyak goreng merupakan salah satu komoditas yang sangat penting dan dibutuhkan
bagi masyarakat banyak sedangkan minyak goreng yang sudah dipakai atau yang biasa
disebut dengan minyak jelantah adalah minyak limbah yang berasal dari jenis-jenis minyak
goreng, seperti minyak jagung. Disebut Minyak jelantah apabila digunakan kembali untuk
menggoreng. Menurut penelitian oleh para ahli dari University of the Basque Country di
Spanyol, minyak jelantah mengandung senyawa organik aldehid, senyawa ini diketahui
dapat berubah menjadi zat karsinogen dalam tubuh manusia sehingga dapat merusak
kesehatan, terlebih dapat mengakibatkan penyakit kanker. Di sisi lain, apabila minyak
goreng bekas dibuang ke lingkungan, hal tersebut dapat mencemari lingkungan.
Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan pembuatan sabun dapat menjadi salah satu
alternatif menanggulangi pencemaran yang diakibatkan limbah minyak.

Perkembangan peradaban zaman tidak akan menjadi lebih indah dan bermanfaat bila
tidak diimbangi dengan pengetahuan pengolahan limbah domestik. Limbah adalah buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik. Pengetahuan
adalah unsur penting yang wajib dimiliki setiap manusia dari Tuhan. Oleh karena itu, kami
generasi muda yang mencintai lingkungan tergabung dalam satu kelompok bermaksud
mengadakan suatu kegiatan: mengolah, melakukan penelitian, dan memanfaatkan limbah
domestik berupa minyak jelantah menjadi suatu produk yang bermanfaat dan bernilai. Serta
tak lain untuk menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan pengetahuan dalam mengolah
suatu limbah menjadi lebih berharga.

Dampak Minyak jelantah bagi lingkungan jika dibuang ke parit atau tanah dapat terserap
bumi akan menggumpalkan dan menutup pori-pori tanah, tanah akan menjadi keras dan
tidak bisa lagi mendukung aktivitas manusia. Pada gilirannya, pencemaran ini dapat
menyebabkan banjir. Limbah minyak jelantah yang dibuang sembarangan di saluran air
tanpa dikelola terlebih dahulu akan menyebabkan penyumbatan pada saluran air atau
drainase. Saluran air yang kotor dan tersumbat ini nantinya bisa menjadi tempat
berkembang biak bakteri dan berisiko menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, untuk
mengatasi masalah volume limbah minyak jelantah yang tinggi, kami melakukan penelitian
yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dengan jalan mengolah limbah minyak
jelantah menjadi sabun yang ramah lingkungan bagi masyarakat luas.

Di tahun 2019 konsumsi minyak goreng Indonesia menghasilkan 13 juta ton minyak
jelantah di Indonesia. 1 liter minyak jelantah bisa mencemari 1 juta air permukaan bila
masuk ke sungai akan mencemari dan membunuh biota air hingga menyebabkan krisis air,
alhasil minyak akan mengapung dipermukaan beresiko menghalangi sinar matahari,
menyebabkan tumbuhan laut tidak bisa berfotosintesis. Kandungan oksigen terlarut di
perairan menjadi menurun. Dengan kesadaran dan rasa empati yang kami rasakan, kami
membuat penelitian bagaimana cara mengurangi pencemaran tersebut dan tidak merugikan
pihak manapun serta memiliki potensi yang sangat besar untuk mengatasi masalah
lingkungan juga mengandung nilai kewirausahaan. Maka dengan adanya Lomba INOVASI
DAERAH 2021, kami mempersembahkan produk “Sabun Bayam Merah” yang khas dari
tangsel dengan produk sabun bayam merah yang bermula dari minyak jelantah menjadi
produk kaya manfaat dan bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar.

Landasan Teori

Klasifikasi Bayam Merah sebagai berikut:

● Keluarga : Plantae
● Divisi : Magnoliophyta
● Kelas : Magnoliopsida
● Bangsa : Caryophyllales
● Suku : Amaranthaceae
● Marga : Amaranthus
● Jenis : Amaranthus tricolor L

Bayam merah memiliki kandungan anthocyani yang memberikan warna merah keunguan
pada sayuran ini dan memiliki sifat antioksidan, manfaat bayam merah juga kaya akan
vitamin C yang bisa mendukung produksi kolagen pada kulit. Kolagen ini berperan sebagai
antioksidan pelindung kulit. Dengan begitu, manfaat bayam merah sebagai penunjang
proses peremajaan kulit sudah tidak diragukan lagi. Vitamin C dalam bayam merah akan
bekerja meregenerasi sel kulit mati dan digantikan dengan sel-sel baru sehingga kulit
tampak lebih cerah serta sehat.

b. Ruang Lingkup Inovasi


Kami melakukan penelitian produk CURA di lab Farmasi SMKN 5 Kota Tangerang Selatan
serta kami selaku pelajar dengan berdasarkan lingkungan sekolah akan membagikan
produk kami kepada warga yang ada dalam ruang lingkup sekolah. Ide penamaan produk
terjadi di lab sekolah. Produk ini kami namakan sebagai CURA, yang diambil dari bahasa
latin yang artinya adalah peduli, yang dimaksudkan peduli dalam tim kami ialah peduli
terhadap lingkungan sekitar.

Bayam dapat menjadi sumber vitamin dan mineral nabati yang sangat handal, sedangkan
bayam biji mampu menyediakan protein nabati berkadar lysine tinggi. Asam amino tersebut
biasanya berkadar rendah dalam tanaman lainnya. Kadar asam amino dalam biji bayam
tersebut lebih tinggi dibanding dengan yang dikandung dalam susu. Daya hidup yang kuat
dari tanaman bayam, meskipun hanya menerima masukan pertanian terbatas, ditambah
dengan kemampuannya untuk tetap tumbuh subur beradaptasi dengan agroekosistem
marjinal menjadikan tanaman bayam sebagai sumber pasokan nutrisi yang berkualitas
tinggi, berkesinambungan dalam kualitas yang dikehendaki. Meskipun begitu tanaman
bayam yang sederhana tetapi multiguna tersebut belum banyak diusahakan di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian yang sifatnya masih embrional terbukti bahwa bayam sangat
adaptif dengan agroekosistem Indonesia yang mengandung antioksidan, vitamin C dan A
serta menyehatkan kulit.

Sudah jelas banyak artikel yang menuliskan khasiat bayam merah untuk kulit serta produk
sabun dari minyak jelantah memang sudah ada yang membuat namun inovasi ini belum ada
di pasaran, apalagi menggunakan minyak jelantah yang masih diragukan penggunaannya.
Dengan adanya penelitian inovasi baru kami, kami harap sabun CURA dapat menyatukan 2
kombinasi (limbah dan nabati) menjadi perpaduan sempurna dan berkualitas.

Dilansir dari https://finance.detik.com/ bahwa kota Tangsel juga memiliki pertanian bayam
di Serua Farm Pamulang. Jenis yang paling banyak ditanam adalah bayam sayur di
Indonesia. Nama lokal untuk bayam cabut tersebut bermacam-macam. Ada yang menyebut
bayam sekul, bayam sekop, bayam kakap, bayam putih, bayam plastik, bayam prada,
bayam sutera dan lain-lainnya. Warna daun kebanyakan hijau, baik hijau, baik hijau tua
maupun hijau muda. Tetapi yang berwarna merah atau kemerahan, kemungkinan sudah
kawin campur yang sukar dilacak lagi tetuanya. Meskipun biasanya diusahakan sebagai
bayam cabut, ada sebagian jenisnya yang dibiarkan tumbuh lebih lama untuk diambil bijinya.
Sebagian ditanam di pekarangan, dibiarkan tumbuh lebih lama untuk dipelihara sebagai
bayam sayur petik.

c. Tujuan dan Sasaran


Tujuan kami membuat produk CURA adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi pencemaran limbah domestik berupa minyak jelantah.
2. Berbagi pengetahuan umum tentang pengolahan minyak jelantah.
3. Membangun jiwa kewirausahaan.
4. Agar masyarakat mengetahui dampak negatif minyak goreng bekas terhadap
kesehatan dan lingkungan sehingga meminimalisir efek negatif minyak jelantah bagi
kesehatan maupun lingkungan.

Adapun tujuan yang didapat dari penelitian ini adalah mengetahui cara membuat sabun
padat dengan bahan baku minyak goreng jelantah dengan bayam merah, Melakukan 3
penelitian yang berbeda, agar mendapatkan hasil yang terbaik dan maksimal.

Sasaran kami membuat produk CURA yakni untuk Masyarakat luas terutama ibu rumah
tangga, seluruh warga sekolah seperti guru dan seluruh staf sekolah, pelajar dan lain-lain.
II. Rencana Inovasi
a. Input
1. Jumlah dana keseluruhan yang dibutuhkan ialah sekitar
2. Yang akan terlibat dalam pengolahan produk ini adalah tenaga Farmasi atau orang
yang ahli pada bidang tersebut berjumlah 3 orang
3. Peralatan yang digunakan yaitu:

No Nama Alat Jumlah Harga Total


Satuan

1 Gelas Beaker 8 buah Rp. 58.000 Rp.


464.000

2 Batang Pengaduk Kaca 1 buah Rp. 6.000 Rp. 6.000

3 Gelas Ukur 1 Buah Rp. 78.000 Rp. 78.000

4 Cetakan Sabun 1 buah Rp. 65.000 Rp. 65.000

5 Spatula 1 buah Rp. 10.000 Rp. 10.000

6 Timbangan 1 buah Rp. 30.000 Rp. 30.000

7 Gelas Beaker Plastik 1 buah Rp. 20.000 Rp. 20.000

Total : Rp.
673.000

4. Bahan yang digunakan


Bahan yang kami gunakan cukup mudah yaitu:

No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga

1 MInyak Jelantah 200ml 200ml -

2 Bayam Merah Bubuk 1,023g 1,023g Rp. 2.000

3 Arang Aktif 125mg 1250mg Rp. 20.000

4 NaOH 32g 32g Rp. 10.000

5 Pewangi 10ml 10ml Rp. 30.000

6 Aquadest 80ml 80ml Rp. 500

Total: Rp. 62.500

b. Proses
Setelah diteliti, kami menggunakan penelitian sebagai berikut untuk mendapatkan hasil
yang maksimal:
1. Optimasi sabun curah
2. Formulasi sabun cura, menggunakan formula yang paling optimum
3. Siapkan alat dan bahan.
4. Siapkan minyak sebanyak 200 ml dan tuangkan kedalam gelas beaker.
5. Masukkan Arang Aktif sebanyak 1.250mg kedalam minyak jelantah.
6. Rendam selama 2 hari.
7. Setelah 2 hari, siapkan NaOH sebanyak 32 gram dan Campurkan dengan
Aquadest sebanyak 80 ml. Aduk hingga mencari dan merata.
8. Masukan campuran NaOH dan Aquadest kedalam minyak yang sudah
direndam dengan Norit. Tukang sedikit demi sedikit.
9. Aduk terus hingga mengental.
10. Setelah itu masukan bayam bubuk sebanyak 1,023 gram.
11. Aduk hingga merata, masukkan Essential oil sebanyak 10 ml.
12. Aduk hingga merata dan mengental.
13. Tuangkan kedalam cetakan dan diamkan selama 2 hari.
14. Sabun siap dipakai.
15. Penyuluhan

c. Output
Diperoleh sabun yang ramah lingkungan dari bahan tidak terpakai limbah minyak jelantah
dan ekstrak bayam merah. Mengolah limbah minyak jelantah dengan serbuk bayam merah
menjadi sabun dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya cuci tangan.
Orang yang sering malas mencuci tangan dan malas menggunakan sabun akan lebih
termotivasi dan sadar untuk mencuci tangan dan menggunakan sabun. Adanya produk yang
memiliki nilai jual dari bahan yang tidak terpakai.

d. Outcome
Efek jangka panjang yang kami perkirakan:
1. Kemungkinan besar jumlah pencemaran lingkungan mengenai minyak jelantah akan
berkurang.
2. Membuka peluang usaha baru.
3. Masyarakat mengetahui dan terampil mengaplikasikan teknologi tepat guna
pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cuci.
4. Limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak yang tinggi dapat
dimanfaatkan menjadi sabun cuci yang ramah lingkungan.

III. Realisasi Inovasi


Kami mengadakan sosialisasi cara mencuci tangan dengan baik dan benar dengan
menggunakan hasil produk kami yaitu CURA pada tanggal 5 November 2021 di SMK Negeri
5 Tangerang Selatan pada pukul 13.00. Menurut kami sosialisasi ini sangat penting
terutama bagi pelajar, dan masa pandemi seperti ini. Masih banyak orang kurang akan
kesadaran tentang pentingnya cuci tangan, maka dengan sosialisasi yang kami adakan
semakin tahu tentang pentingnya mencuci tangan serta mengubah limbah menjadi barang
yang berguna dan sangat membantu mengurangi pencemaran lingkungan.

Topik yang dibahas:


1. Perkenalan Tim.
2. Presentasi Sabun CURA.
3. Penyuluhan Mencuci Tangan Yang Tepat.

Anda mungkin juga menyukai