Anda di halaman 1dari 3

Tugas Bahasa Indonesia tentang teks editorial di surat kabar

Nama : Muhammad Abdul Gafur

Kelas : XII IPA1

absen :15

koran Kompas edisi Sabtu, 17 Oktober 2020.

Tajuk Rencana: Pendidikan dalam UU Cipta Kerja

Jumat (16/10/2020), ada berita tentang pendidikan, dalam konteks RUU Cipta Kerja
yang disetujui DPR dan pemerintah untuk disahkan menjadi UU.

Ada pandangan bernuansa keberatan atas pengaitan pendidikan dengan usaha


komersial. Menurut Guru Besar Universitas Negeri Jakarta Hafid Abbas, negara ini
lahir karena memperlakukan pendidikan bukan sebagai alat komersialisasi.
Kekhawatiran Prof Hafid merujuk pada Paragraf 12 RUU Cipta Kerja yang
menyebutkan (Ayat 1) ”Pelaksanaan perizinan pada sektor pendidikan dapat
dilakukan melalui perizinan berusaha sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
(UU) ini.”

Kita sepandangan, prinsip dasar pendidikan adalah upaya untuk menghasilkan insan
unggul Indonesia, yang selain berkeahlian baik, juga berkarakter luhur. Namun, dalam
perjalanan penyelenggaraan pendidikan, kita juga mengamati bahwa untuk mencapai
tujuan itu dibutuhkan biaya yang makin lama makin besar. Dalam peribahasa Jawa
disebutkan, jer basuki mawa bea. Keunggulan itu ada ongkosnya.

Di Indonesia, pendidikan diselenggarakan bersama antara sekolah negeri yang didanai


pemerintah dan sekolah yang diselenggarakan badan swasta. Keduanya mengemban
misi dan idealisme sama, tetapi jalur praksisnya berbeda.

Juru Bicara Tim Kajian Akademis RUU Cipta Kerja Federasi Guru Independen
Indonesia Halimson Redis mengamati, saat ini masih ada sekolah swasta di pinggiran
dengan fasilitas minim dan kesejahteraan guru terabaikan. Terhadap pengamatan itu
tersirat kesan: pertama, oleh sebab keterbatasan dan harus menjunjung idealisme,
sekolah sulit berkembang karena dikelola dengan manajemen nonkomersial.

Namun, dipandang dari sisi lain; kedua, bisa juga ditarik kesimpulan, menurut ilmu
manajemen, sekolah yang masih berfasilitas dan berkesejahteraan minim ini belum
terkelola dengan baik atau dengan manajemen ”profesional”.

Kita belajar dari sekolah dan perguruan tinggi di luar negeri yang punya reputasi
bagus, uang kuliah per tahun bisa mencapai lebih dari 50.000 dollar AS atau sekitar Rp
750 juta. Sekadar melihat biayanya, kita bisa serta-merta menyebut, itu sih sudah
terlalu komersial. Namun, kita paham, reputasi atau mutu dibangun dengan menggaji
guru, dosen, dan guru besar dengan baik. Segala sesuatu mesti sepadan dengan hasil
yang ingin dicapai. ”Anda memanen apa yang Anda semaikan”.

Menyongsong Revolusi Industri 4.0, yang ditandai dengan merebaknya aplikasi


teknologi baru, seperti kecerdasan buatan, mahadata, juga internet untuk segala,
dibutuhkan laboratorium baru dengan investasi tidak kecil. Sekolah dan perguruan
tinggi negeri bisa mengandalkan dana dari pemerintah, tetapi sekolah dan perguruan
tinggi swasta harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan yang ada.

Kita sepandangan, prinsip dasarnya pendidikan tidak dikomersialisasi. Namun, kita


perlu realistis menyikapi kebutuhan, justru untuk membuat pendidikan di Indonesia
tetap unggul, berdaya saing, dan mencapai tujuan secara mandiri.

Penerapan manajemen yang jitu—efektif tanpa terkesan komersial—dibutuhkan untuk


pendidikan yang unggul.

Struktur teks editorial :

 Peristiwa / pengenalan isu

ada berita tentang pendidikan, dalam konteks RUU Cipta Kerja yang disetujui
DPR dan pemerintah untuk disahkan menjadi UU.

 Argument

Kita sepandangan, prinsip dasar pendidikan adalah upaya untuk


menghasilkan insan unggul Indonesia, yang selain berkeahlian baik, juga
berkarakter luhur. Namun, dalam perjalanan penyelenggaraan pendidikan, kita
juga mengamati bahwa untuk mencapai tujuan itu dibutuhkan biaya yang
makin lama makin besar. Dalam peribahasa Jawa disebutkan, jer basuki
mawa bea. Keunggulan itu ada ongkosnya.

 Penegasan ulang

Kita sepandangan, prinsip dasarnya pendidikan tidak dikomersialisasi.


Namun, kita perlu realistis menyikapi kebutuhan, justru untuk membuat
pendidikan di Indonesia tetap unggul, berdaya saing, dan mencapai tujuan
secara mandiri.

Penerapan manajemen yang jitu—efektif tanpa terkesan komersial—


dibutuhkan untuk pendidikan yang unggul.
Kalimat fakta :

 Paragraf pertama, “Paragraf 12 RUU Cipta Kerja yang menyebutkan (Ayat 1)”

 Paragraf kelima, tepatnya pada kalimat “Juru Bicara Tim Kajian Akademis
RUU Cipta Kerja Federasi Guru Independen Indonesia Halimson Redis
mengamati, saat ini masih ada sekolah swasta di pinggiran dengan fasilitas
minim dan kesejahteraan guru terabaikan.”

 Paragraf ketujuh mengenai uang kuliah per tahun bisa mencapai lebih dari
50.000 dollar AS atau sekitar Rp 750 juta

Kalimat opini:

 Paragragf ketiga, “Kita sepandangan, prinsip dasar pendidikan adalah upaya


untuk menghasilkan insan unggul Indonesia, yang selain berkeahlian baik,
juga berkarakter luhur.” (penilaian)

 Paragraf sembilan yang memual kalimat “Kita sepandangan, prinsip dasarnya


pendidikan tidak dikomersialisasi.” (kritik)

Anda mungkin juga menyukai