Anda di halaman 1dari 31

Apa Gunanya Banyak Baca Buku,

Kalau Mulut Kau Bungkam Melulu

-Wiji Thukul

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga
Kajian Student Loan Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) Manajemen Bisnis Institut
Teknologi Sepuluh Nopember dapat diselesaikan. Kajian ini merupakan sebuah karya
dengan tujuan untuk mencerdaskan para pembaca khususnya KM ITS yang dapat
menjadi rujukan dalam menyikapi isu yang bergulir.

Terimakasih disampaikan kepada seluruh teman-teman yang telah membantu


mewujudkan hasil kajian ini. Tentunya, penulisan kajian ini telah dikaji secara
mendalam, walaupun tidak lepas dari kekurangan.

Demikian sedikit kata sambutan dan pengantar dari kami untuk para pembaca. Kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun, sehingga kami dapat
menjadi semakin baik. Tentu saja, kami menyadari betul akan kekurangan di sana dan
sini karena kurangnya ilmu dan pengalaman kami.

Surabaya, 11 April 2018

Tim Kajian

KAJIAN STUDENT LOAN

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
1. Konstitusi
[1]
Pendidikan merupakan elemen dasar dari hak asasi manusia. Di dalam hak atas
pendidikan terkandung berbagai elemen yaitu hak ekonomi, sosial dan budaya serta
juga hak sipil dan politik. Hak atas pendidikan adalah hak asasi manusia dan sarana
yang mutlak diperlukan demi terpenuhinya hak-hak yang lain. Penyelenggaran
pendidikan hingga selesai merupakan prasyarat untuk mendapatkan hak atas
pekerjaan, dengan asumsi bahwa dengan pendidikan yang tinggi, maka akan mudah
mendapatkan pekerjaan. Bahkan pendidikan juga seringkali dikaitkan dengan isu hak
perempuan, dan pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting untuk
pemberdayaan perempuan.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor XVII/MPR/ 1998


tentang Hak Asasi Manusia menegaskan jaminan hak atas pendidikan. Pasal 60
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU No. 39
Tahun 1999) memperkuat dan memberikan perhatian khusus pada hak anak untuk
memperoleh pendidikan sesuai minat, bakat dan tingkat kecerdasannya. Penegasan
serupa tentang hak warga negara atas pendidikan juga tercantum dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU No.
20 Tahun 2003).

Hak atas pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia di Indonesia, tidak
sekedar hak moral melainkan juga menjadi hak konstitusional. Hal ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 28 C ayat (1) UUD 1945 (pasca perubahan), yang menyatakan:
“setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak memperoleh pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia”. Pasal 32 ayat (2) UUD 1945 (pasca perubahan) juga
merumuskan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar,
sedangkan pemerintah wajib membiayainya. Pasal 31 ayat (3) dan (4) menegaskan
bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk mengusahakan penyelenggaraan
pengajaran nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
memprioritaskan anggaran sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD.

Salah satu cita-cita luhur bangsa Indonesia yang tertuang di dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 adalah "mencerdaskan kehidupan bangsa". Mengawal
pergerakan Indonesia untuk mensejajarkan diri dengan negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Cina dan India, maka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang diformulasi dalam bentuk pendidikan formal, merupakan prasyarat
utama. Bahkan dimensi mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki pengaruh
resonansi yang ekskalaktif untuk berbagai sendi kehidupan. Baik ekonomi, sosial,
maupun politik.

Disebutkan bahwa "pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan


dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”
[2]
Lebih dari itu berdasarkan UU. No 12 Tahun 2012 pasal 76 yang berbunyi Pasal
76 yang berbunyi:

(1) Pemerintah,Pemerintah Daerah, dan/atau Perguruan Tinggi berkewajiban


memenuhi hakMahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi untuk dapat
menyelesaikan studinyasesuai dengan peraturan akademik.
(2) Pemenuhanhak Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan caramemberikan:
a. beasiswakepada Mahasiswa berprestasi;
b. bantuan atau membebaskan biaya Pendidikan; dan/atau
c. pinjamandana tanpa bunga yang wajib dilunasi setelah lulus dan/atau
memperolehpekerjaan.
(3) PerguruanTinggi atau penyelenggara Perguruan Tinggi menerima pembayaran
yang ikutditanggung oleh Mahasiswa untuk membiayai studinya sesuai dengan
kemampuanMahasiswa, orang tua Mahasiswa, atau pihak yang membiayainya.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemenuhan hak Mahasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat(1) sampai dengan ayat (3) diatur dalam Peraturan Menteri.

Pada pasal 76 ayat (2) c terdapatsistem student loan dalam pemenuhan hak
mahasiswa. Ini menjadi masalah tersendiri ketika opsi ini menjadi opsi prioritas yang
dilakukan PTN dalam rangka pemenuhan hak mahasiswa. Beban ekonomi berupa
hutang yang ditanggung ketika mereka lulus akan memberatkan mahasiswa yang
kurang mampu secara finansial.
2. Finansial
Hal yang menyebabkan mahalnya biaya Perguruan Tinggi adalah rendahnya
anggaran untuk pendidikan, yaitu hanya 20% dari APBN. Dan apabila dirasakan
setiap pergantian pejabat atau penguasa negara, regulasi pendidikan di Indonesia
selalu berubah-ubah baik dari segi fundamentalnya maupun sistem-sistemnya.
Perubahan perubahan inilah yang memperlambat kemajuan pendidikan di Indonesia,
karena untuk membangun sebuah sistem pendidikan yang baik, ialah dengan
menanam perlahan pada awal dan membuat master plan jangka panjang, dan tentunya
dilaksanakan dengan baik.

[1] “Tanggung Jawab Pemerintah Untuk Memberikan Pendidikan Kepada Anak Terlantar Dalam
Perspektif Undang-Undang Perlindungan Anak” diakses 07 April 2018
https://media.neliti.com/media/publications/176701-ID-tanggung-jawab-pemerintah-untuk-memberik.p
df (jurnal)
[2]
”Undang-Undang No.12 Tahun 2012” diakses 07 April 2018
http://diktis.kemenag.go.id/prodi/dokumen/UU-Nomor-12-Tahun-2012-ttg-Pendidikan-Tinggi.pdf

I.2 Fokusan Masalah (Lingkup Masalah)


[3]
Pemerataan pendidikan dalam arti pemerataan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan telah lama menjadi masalah yang mendapat perhatian. Pemerataan
pendidikan mencakup dua aspek penting yaitu equality dan equity. Equality atau
persamaan mengandung arti persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan,
sedangkan equity bermakna keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang
sama diantara berbagai kelompok dalam masyarakat. Akses terhadap pendidikan yang
merata berarti semua penduduk usia sekolah telah memperoleh kesempatan

pendidikan, sementara itu akses terhadap pendidikan telah adil jika antarkelompok
bisa menikmati pendidikan secara sama. Artinya tidak ada kesenjangan antar mereka
yang memiliki uang dengan mereka yang tidak memiliki uang. Penerapan student loan
yang kini menjadi polemik menjadi fokusan utama yang mempertanyakan apakah
student loan ditujukan untuk orang-orang tertentu atau mewajibkan seluruh mahasiwa
yang sedang menempuh dan atau yang akan menempuh perkuliahan.
[3] “Pemerataan akses pendidikan bagi rakyat” diakses 07 April 2018
https://media.neliti.com/media/publications/54658-ID-pemerataan-akses-pendidikan-bagi-rakyat.pdf
https://pusattesis.com/tag/pemerataan-hak-pendidikan/

I.3 Landasan Awal


Lulusan pendidikan tinggi belum menjadi jaminan bisa memasuki pasar kerja dan
dunia industri. Hal ini antara lain diakibatkan masih adanya kesenjangan kompetensi
maupun ketidaksesuaian dengan kebutuhan pasar kerja. Wakil Ketua Forum Rektor
Indonesia (FRI), Asep Saefuddin. mengatakan kesenjangan itu muncul karena secara
umum masih banyak lulusan perguruan tinggi yang belum sesuai dengan kebutuhan
lapangan kerja.
[4]
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dari Agustus 2016 hingga Agustus 2017
jumlah angkatan kerja bertambah 2,62 juta orang dengan tingkat partisipasi angkatan
kerja (TPAK) mencapai 0,33 persen. Tetapi, peningkatan angkatan kerja tersebut juga
diikuti jumlah pengangguran yang bertambah menjadi 10 ribu orang. Jika di total
jumlah pengangguran tersebut mencapai 7,04 juta orang. Artinya Agustus 2017
sebanyak 121,02 juta orang penduduk bekerja dan sebanyak 7,04 juta orang
menganggur. Capaian tersebut membuat tingkat pengangguran terbuka menjadi 5,50
persen menurun dari 2016 yang mencapai 5,61 persen. Sementara itu dari segi tempat
tinggal, TPT diperkotaan lebih tinggi dibandingkan pedesaan di mana BPS mencatat
pada Agustus 2017 di kota mencapai 6,79 persen, dan di desa sebesar 4, 01 persen.
Dibandingkan setahun lalu, TPT wilayah perdesaan mengalami penurunan 0,50 poin
dan di kota mengalami peningkatan 0,19 poin dari tahun 2016.
Padahal untuk mengatasi hal tersebut banyak cara yang harus dilakukan oleh
pemerintah antara lain dengan Menyelenggarakan bursa pasar kerja;Meningkatkan
keterampilan tenaga kerja (Berdasar pada HDI);Mendirikan pusat-pusat latihan
kerja;Memperluas lapangan kerja; dan masih banyak lagi
[4] “ Tingkat Pengangguran Terbuka” diakses 07 April 2018
https://www.bps.go.id/pressrelease/2017/11/06/1377/agustus-2017--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt-
-sebesar-5-50-persen.html

BAB II

ISI
II.1 Kondisi Pendidikan Indonesia

II.1.1 Peningkatan Kualitas Pendidikan Sebelum Pemerintahan Jokowi


Pendidikan di Indonesia sebelum masa pemerintahan Presiden Jokowi
(2014-2019), yakni pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(2009-2014) mengalami peningkatan dilihat dari aspek sains, matematika dan
membaca. Peningkatan pendidikan ini dapat dilihat dari peringkat Indonesia pada
PISA yang mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke tahun 2015

Pada tahun 2012, Programme for International Student Assessment, disingkat


PISA melakukan survey kepada siswa-siswi berumur 15 tahun yang rata-rata sekolah
pada tingkat SMP kelas IX atau SMA kelas X. Program ini digagas oleh Organisation
for Economic Co-operation and Development (OECD) yang terbentuk tahun 1961 dan
berpusat di Paris, Perancis.
[5]
Berdasarkan PISA test yang dilaksanakan pada tahun 2012, Indonesia berada di
peringkat ke 64 dari 65 Negara, dengan skor dalam bidang matematika sebesar 375,
bidang membaca dan membaca sebesar 396, serta bidang sains dan pemikiran
saintifik sebesar 382.
[6]
Sedangkan pada tahun 2015, menurut rilis dari Kementerian Kebudayaan dan
Pendidikan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud,
Totok Suprayitno, menyampaikan bahwa peningkatan capaian Indonesia tahun 2015
cukup memberikan optimisme, meskipun masih rendah dibanding rerata OECD.
Berdasar nilai rerata, terjadi peningkatan terbesar pada kompetensi sains, yakni dari
382 poin pada tahun 2012 menjadi 403 poin di tahun 2015. Dalam kompetensi
matematika meningkat dari 375 poin di tahun 2012 menjadi 386 poin di tahun 2015.
Kompetensi membaca belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, dari 396 di
tahun 2012 menjadi 397 poin di tahun 2015. Peningkatan tersebut mengangkat posisi
Indonesia 6 peringkat ke atas bila dibandingkan posisi peringkat kedua dari bawah
pada tahun 2012.
[5] “PISA 2012 Results,” diakses 9 April 2018,
https://www.theguardian.com/news/datablog/2013/dec/03/pisa-results-country-best-reading-maths-sci
ence
[6] “Peringkat dan Capaian PISA Indonesia Mengalami Peningkatan,” diakses 9 April 2018,
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/peringkat-dan-capaian-pisa-indonesia-mengalami-pe
ningkatan

II.1.2 Kinerja Pemerintahan Jokowi Dalam Peningkatan Pendidikan

Jokowi merancang sembilan agenda yang disebut dengan Nawacita. Di dalam


sembilan agenda ini, Jokowi juga menyebutkan mengenai aspek pendidikan,
diantaranya:

1. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program Indonesia


Pintar, melalui wajib belajar 12 tahun bebas pungutan

2. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.


Membangun sejumlah science and technopark di kawasan politeknik dan
SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini.
3. Melakukan revolusi karakter bangsa, antara lain:

- Membangun pendidikan kewarganegaraan

- Menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional


[7]
Tahun pertama kepemimpinan Jokowi menorehkan prestasi pada bidang
pendidikan dengan membangun sekolah baru sejumlah 231 unit, ruang kelas baru
sejumlah 5.983 ruang, SD/SMP di daerah 3T sejumlah 580 unit, dan lembaga PAUD
sejumlah 69.569 unit. Selain itu, pembinaan guru karakter dilakukan pada 3,6 juta
guru. Kartu Indonesia Pintar (KIP) juga telah dibagikan kepada 11 juta anak kurang
mampu untuk melanjutkan sekolah sampai tamat SMA/SMK.

[8]
Tahun kedua pemerintahan Jokowi lebih berpretasi dibidang pendidikan dengan
melakukan Peningkatan akses dan infrastuktur pendidikan dengan:

a) Merehabilitasi 11.663 ruang belajar pada jenjang SD, SMP, SMA/SMK, SLB
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

b) Membangun 14.223 ruang belajar baru pada jenjang SD, SMP, SMA/SMK,
SLB untuk meningkatkan daya tampung siswa.

c) Mendistribusikan KIP pada 17.927.308 anak kurang mampu melanjutkan


sekolah sampai tamat SMA/SMK, d) membangun sekolah baru SD, SMP,
SMA/SMK, SLB sejumlah 726 unit pada wilayah-wilayah dengan angka
partisipasi pendidikan rendah.

Selanjutnya, peningkatan produktivitas melalui pendidikan vokasi dilakukan


dengan:

a) Program Keahlian Ganda terhadap 15.000 guru dilakukan untuk memenuhi


kekurangan guru produktif,

b) Pengiriman 30 guru SMK untuk training ke Jerman dan mendatangkan 10 orang


senior expert Jerman ke SMK,

c) Pilot project pendidikan vokasi terintegrasi di Batam, Solo, Malang, Mataram,


Makassar, Tuban, Sidoarjo, Semarang, Jayapura, Metro, dan Cikarang Barat.
Selain itu, pembangunan sekolah garis depan sejumlah 144 unit dan penyediaan
7.000 Guru Garis Depan yang tersebar di 31 provinsi yang masih terdapat daerah
3T. Terakhir, pebguatan kebudayaan dalam pendidikan dengan seniman masuk
sekolah yang dihadiri 1.440 siswa, Workshop 3.300 guru sejarah, dan belajar
bersama maestro yang diikuti 299 siswa.
[9]
Tahun Ketiga pemerintahan Jokowi berbagai pencapaian telah diraih di bidang
pendidikan, yaitu:

a) Revisi Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum 2017.


Pemerintah tidak lagi memberikan silabus kepada guru, melainkan sekolah
yang harus membuat dan mengembangkan sendiri berdasarkan pedoman yang
ada. Dalam hal penilaian juga mengalami perubahan yang signifikan, seperti

pada pengambilan nilai pengetahuan diambil dari penugasan harian, penilaian


tengah semester, dan penilaian akhir semester. Sedangkan untuk penilaian
Kompetesi Dasar ketrampilan diambil dari nilai proses, produk, dan proyek.
Lebih lanjut, 3 hal yang ingin dicapai pada penggunaan kurikulum 2017, yaitu:
kualitas karakter, kompetensi, dan literasi. Kualitas karakter ini diperlukan untuk
menghadapi kondisi lingkungan yang terus berubah. Sedangkan, kompetensi yang
diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan yang kompleks dengan cara
penerapan 4C (Critical, Creative, Communication, dan Collaboration). Dan untuk
kegiatan literasi diperlukan dalam penerapan ketrampilan inti untuk kegiatan
sehari-hari seperti pembiasaan membaca, berhitung, dll.
b) Sampai Bulan April sudah terdistribusi 17 juta KIP kepada siswa yang kurang
mampu.
c) Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2017 berjalan lancar. UNBK
diikuti oleh 30.557 sekolah dengan perincian SMP/MTs sejumlah 11.096
sekolah, SMA/MA sejumlah 9.652 sekolah, dan SMK sejumlah 9829 sekolah.

Dari data di atas dapat dilihat bahwa sejauh 3 tahun pencapaian Jokowi,
pemerintahan Jokowi memenuhi satu persatu Nawacita-nya secara perlahan dan
bertingkat tiap tahunnya. Mulai dari pendistribusian KIP, pembangunan dan
peningkatan infrastuktur pendidikan, hingga merevisi kurikulum di Indonesia.
Pada pemerintahan Jokowi juga terjadi peningkatan dalam Bidik Misi. Bidik Misi
adalah program pemerintah bagi calon mahasiswa yang tidak mampu dalam bidang
ekonomi dan memiliki potensi akademik untuk melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi.

[10]
Peningkatan kuota Bidik Misi dari tahun 2017 yang masih sejumlah 80 ribu
menjadi 90 ribu di tahun 2018. 5Peningkatan uang tunjangan per bulan Bidik Misi
pada tahun 2017, dari sebelumnya 600 ribu di 2016 menjadi 650 ribu di tahun 2017.
Peningkatan kuota maupun uang tunjangan bidikmisi diterapkan untuk memfasilitasi
bangsa Indonesia agar mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Serta mengurangi
jumlah buta huruf, pengangguran dan sebagainya dalam visi jangka panjangnya.
Adapun tujuannya meningkatkan produktivitas bangsa Indonesia agar dapat bersaing
dan tidak tertinggal dengan negara lain.
[7]
“Pencapaian 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK,” diakses 8 April 2018,
http://ksp.go.id/pencapaian-1-tahun-pemerintahan-Jokowi-jk/
[8]
“2 Tahun Jokowi-JK,” diakses 8 April 2018,
http://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2016/03/2-TAHUN-JOKOWI-JK-UPDATE-17-OKT-2016-KSP
.pdf
[9]
“17 Juta Kartu Indonesia Pintar Sudah Terdistribusi,” diakses 8 April 2018,
http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2017/04/28/17-juta-kartu-indonesia-pintar-sudah-terdistrib
usi-400036
[10]
“Kuota Bidik Misi Meningkat,” diakses 8 April 2018,
https://nasional.sindonews.com/read/1272155/144/kuota-bidikmisi-tambah-jadi-90000-mahasiswa-1
515478705

II.1.3 Kinerja Pihak Swasta Dalam Peningkatan Pendidikan


Peningkatan pendidikan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi pihak
swasta juga ikut berkontribusi dalam meningkatkan pendidikan nasional. Pihak swasta
memberikan CSR (Corporate Social Responsibility) yang mana merupakan kontribusi
suatu perusahaan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan nya
baik dalam aspek operasional, sosial maupun lingkungan itu sendiri.

Sejumlah perusahaan besar yang memiliki CSR di bidang pendidikan adalah Astra
International, Telkom, Semen Indonesia, BRI, BCA dan sebagainya. CSR merupakan
salah satu bentuk tanggung jawab sosial dari perusahaan, dan dapat menjadi investasi
besar bagi perusahaan. 1Astra bahkan membangun SMK khusus sebagai program
CSR-nya, yakni SMKN 2 Gedangsari.

Adapun beasiswa dari BCA Finance diberikan kepada mahasiswa program S1


yang telah/sedang menempuh semester 2. 2Pemenang beasiswa BCA Finance berhak
mendapatkan bantuan finansial sebesar Rp 3.000.000 hingga lulus kuliah atau
semester delapan. Tidak seperti kebanyakan beasiswa korporasi lainnya, pemenang
beasiswa BCA Finance bebas dari ikatan dinas apapun, namun bagi yang bidang
studinya sesuai dengan kebutuhan BCA Finance, mereka akan diberikan prioritas
untuk mengikuti seleksi program penerimaan karyawan.

CSR perusahaan swasta sangat berkontribusi dalam peningkatan pendidikan di


Indonesia. Dengan memberikan berbagai beasiswa baik terikat maupun tidak terikat,
perusahaan swasta membantu bangsa Indonesia mengenyam pendidikan lebih mudah.

II.2. Konsep Penerapan Student Loan

II.2.1 Konsep Utang


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “utang adalah kewajiban
membayar kembali apa yang sudah diterima”
Menurut Kieso (2013) utang adalah kemungkinan pengorbanan masa de pan (untuk
memberikan barang atau jasa) atas manfaat ekonomi suatu entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu.
Menurut periode pelunasan, utang dibagi menjadi dua, yaitu utang janga
pendek/lancar (dapat dilunasi dalam jangka waktu satu tahun) dan utang jangka
panjang (dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun).

Risiko Utang Jangka Panjang


1. Semakin lama jangka waktu peminjam dana dan pelunasannya maka risiko
untuk kemampuan membayar semakin tinggi
2. Hanya dapat memperoleh sumber dana yang terbatas dari hasil pinjaman
3. Hutang merupakan beban tetap yang harus ditanggung oleh peminjam
4. Kemungkinan nilai saham perusahaan akan turun akibat tingkat tinggi atau
rendah jumlah pinjaman
[11]
Perbedaan Kredit Tanpa Agunan (KTA) dan kredit dengan agunan

1. Bunga pinjaman

Kredit Tanpa Agunan (KTA) memberikan bunga pinjaman yang lebih besar daripada
pinjaman dengan agunan karena bank tidak mengetahui risiko.
2. Jumlah pinjaman
Pada kredit dengan agunan, jumlah pinjaman sangat beragam hingga mencapai
milyaran rupiah dan jumlah ini tergantung pada jenis jaminan yang diberikan.
Biasanya pinjaman yang diberikan berkisar antara 70% - 80% dari estimasi harga
jaminan. Oleh karena itu, semakin bernilai jaminan yang diberikan, semakin tinggi
pinjaman yang diperoleh.
Sedangkan pada KTA, peminjam hanya mendapatkan pinjaman yang terbatas, seperti
pada KTA Bank Mandiri, peminjam (debitur) hanya dapat memperoleh kredit mulai
lima juta rupiah hingga lima ratus juta rupiah. Batasan tersebut dibuat karena bank
tidak mengetahui estimasi kelayakan kondisi keuangan debitur.
3. Tenor pinjaman
Tenor pinjaman adalah jangka waktu yang diberikan untuk pelunasan kredit atau
dikenal sebagai plafon pinjaman. Pada KTA, tenor kredit biasanya sangat singkat (1-2
tahun). Sedangkan pada kredit dengan agunan, tenor kredit dapat mencapai 25 tahun,
Hal ini berkaitan dengan jumlah kredit yang diperoleh, semakin tinggi jumlah kredit
maka semakin lama pula tenor pinjaman.
4. Tujuan pinjaman
KTA sesuai dengan peminjam yang membutuhkan dana dengan jumlah yang tidak
seberapa tetapi bersifat segera. Biasanya, peminjam akan mengajukan kredit tanpa
agunan ini jika mempunyai kebutuhan yang bersifat mendesak, seperti biaya
perawatan rumah sakit atau biaya pendidikan.
[11]
“Perbedaan Kredit dengan Agunan dan Tanpa Agunan” diakses pada 9 April 2018,
https://www.suara.com/bisnis/2016/12/06/200300/perbedaan-kredit-dengan-agunan-dan-tanpa-agunan

II.2.2 Konsep SBI Bank Indonesia
Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disingkat SBI adalah surat berharga
dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang berjangka waktu pendek.

Sama seperti T-Bills atau Treasury Bond yang dikeluarkan oleh pemerintah
Amerika. Karena dikeluarkan oleh pemerintah, SBI paling stabil, return paling
kompetitif dan risk-free dari gagal bayar. Maka dari itu, bunga yang diterapkan ke
SBI hanya berupa bunga yang sama dengan perkiraan inflasi (dengan margin sedikit).
Suku bunga SBI adalah suku bunga atas penempatan dana bank pada Bank
Indonesia. Suku bunga SBI ini merupakan alat bagi Bank Indonesia untuk
menerapkan operasi pasar terbuka. Pergerakan suku bunga SBI akan
mempengaruhi besarnya jumlah dana bank umum yang ditempatkan di Bank
Indonesia.

Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh
mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Tingkat suku bunga SBI atau
seritifikat bank Indonesia sangatlah berpengaruh pada tingkat suku
bunga pada bank. Dengan semakin menurunnya suku bunga SBI perbankan
akan terdorong untuk menurunkan suku bunga kreditnya untuk pembiayaan pada
sektor riil dan diharapkan sektor tersebut dapat berkontribusi lebih pada
perkembangan ekonomi secara umum. Suku bunga kredit merupakan sumber
pendapatan terbesar bank, serta mempunyai peranan penting dalam
penentuan profitabilitas kegiatan pemberian kredit (Siswanto, 2008).

- Korelasi Bunga SBI Bank Indonesia dengan pemberian pinjaman


Bila bunga pinjaman<Bunga SBI, maka dapat dikatakan peminjam merugi (Secara
nilai uang, bukan nominal)

Kebijakan suku bunga SBI yang diumumkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai
pedoman bagi untuk bank - bank umum milik pemerintah dalam mengambil
kebijakan penyaluran kredit, walaupun kemudian dijadikan juga sebagai landasan
bagi bank- bank lainnya. Penetapan tingkat bunga ini selanjutnya dianggap sebagai
tingkat suku bunga dasar atau tingkat suku bunga acuan (Sinungan, 2000).

SBI diterbitkan oleh BI sebagaisalah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, kegiatan
transaksi di pasar uang yangdilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam
rangka pengendalian moneter.Tingkat suku bunga ini ditentukan oleh mekanisme
pasar berdasarkan sistem lelang.SBI merupakan instrumen yang menawarkan return
yang cukup kompetitif sertabebas risiko (risk free) gagal bayar. Fakta
mengungkapkan bahwa saat ini banyakinstitusi keuangan sudah menganggap SBI
sebagai salah satu instrumen investasiyang menarik (Ferdian, 2008). Suku bunga SBI
yang terlalu tinggi membuatperbankan betah menempatkan dananya di SBI
ketimbang menyalurkan kredit(Sugema, 2010).
[]Kade Purnama Dewi, I Wayan Ramantha, PENGARUH LOAN DEPOSIT RATIO, SUKU BUNGA SBI, DAN
BANK SIZE TERHADAP NONPERFORMING LOAN, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.3 (2015):
909-920 Bali
[] Agus Hariyanto, PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA DAN INFLASI TERHADAP
KREDIT PADA BANK UMUM DI INDONESIA, Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi 19.32 (2015)
(PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/ 12 /PBI/2016 TENTANG OPERASI MONETER)

II.2.3 Konsep BNI Fleksi

BNI Fleksi di ITS adalah fasilitas pinjaman yang dikhususkan bagi penerima
beasiswa yang difungsikan untuk menalangi dana mahasiswa sebelum beasiswa dapat
dicairkan. Semua mahasiswa penerima beasiswa dapat mengajukan pinjaman BNI
Fleksi tanpa dibedakan latar belakang dan status sosialnya. Mahasiswa yang dapat
memanfaatkan pinjaman ini diwajibkan untuk memiliki rekening BNI, baik yang
berupa KTM-BNI maupun rekening BNI regular. Nominal pinjaman maksimal yang
dapat dipinjam mahasiswa adalah sesuai dengan nominal beaasiswa yang diperoleh
mahasiswa tersebut. Persyaratan bagi mahasiswa penerima beasiswa yang ingin
mengajukan pinjaman adalah melampirkan surat keterangan menerima beasiswa dari
BAAK, fotokopi kartu tanda mahasiswa (KTM), dan fotokopi kartu tanda penduduk
(KTP).
[11]
Mahasiswa yang tidak memperoleh beasiswa dapat menerima pinjaman BNI
Fleksi regular. Program ini menargetkan orang tua mahasiswa sebagai peminjam.
Menurut pihak BNI, program BNI Fleksi hasil kerja sama BNI-ITS berbeda dengan
BNI Fleksi pada umumnya. Namun, bunga yang diterapkan pada kedua program
tersebut kemungkinan sama. BNI juga hanya bekerja sama dengan beberapa pihak
tertentu dan tidak diterapkan pada semua universitas.
[Wawancara CS BNI, 6 April 2018)
Produk BNI Fleksi
BNI Fleksi merupakan Fasilitas Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang ditujukan
untuk kegiatan pendidikan bagi mahasiswa serta dosen. Fasilitas ini dapat digunakan
untuk memenuhi biaya Pendidikan Sarjana (S1) hingga pendidikan doktoral (S3)baik

di luar negeri maupun dalam negeri. Produk ini dibuat untuk meningkatkan kualitas
pendidikan mahasiswa dan dosen di Indonesia.
Produk pinjaman khusus pendidikan ini dapat membantu mahasiswa dan dosen
dalam menyelesaikan masalah keuangannya serta menyelesaikan tugas pendidikan
dan proyek penelitian.
BNI Fleksi Program Biaya Penelitian Dosen adalah fasilitas pinjaman lunak yang
diperuntukkan bagi seluruh dosen ITS yang telah mendapatkan persetujuan dan
rekomendasi dari ITSuntuk dimanfaatkan sebagai dana penelitian.
Pola pemberian BNI Fleksi -Pendidikan bagi Dosen dan mahasiswa dibagi menjadi
dua,
Pertama, BNI Fleksi Mahasiswa Berprestasi yang merupakan Dosen dan Mahasiswa
Aktif S1/ S2/ S3 penerima beasiswa. Beberapa syarat yang perlu dipenuhi antara lain
adalah penyaluran beasiswanya tersebut dilakukan melalui BNI, melampirkan surat
rekomendasi dari ITS yang menjelaskan bahwa Dosen Penelitian adalah penerima
beasiswa, dan memiliki kontrak dengan pemberi beasiswa.
Kedua, Pola BNI Fleksi Mahasiswa dimana penerima BNI Fleksi merupakan Dosen
dan Mahasiswa Aktif S2 dan S3 yang telah bekerja dan menyalurkan gajinya melalui
BNI. Penerima pola pembiayaan ini dapat memperoleh skim grace period (skema
yang memungkinkan Dosen Peneliti hanya membayar bunga dalam kurun waktu
tertentu) atau skim reguler.

Informasi Persyaratan Pemohon

Persyaratan Keterangan

Kriteria Debitur • WNI


• Berstatus pegawai tetap
• Nasabah payroll BNI

Usia Min. 21 tahun


Maks. 55 tahun (saat kredit lunas) *)
*) untuk pegawai aktif yang mempunyai usia pensiun tertentu
dibuktikan dengan Surat Keterangan / Surat Keputusan dari Instansi /
Perusahaan yang berwenang maka jangka waktu kreditnya dapat
disesuaikan dengan masa pensiunnya maksimal 65 tahun harus lunas
serta tetap memperhatikan batas maksimum jangka waktu kredit.

Suku Bunga
Jangka Waktu Suku Bunga
flat/bulan

5 tahun 0,78%

7-8 tahun 0,88%

10 tahun 0,91%

Biaya-biaya

Biaya Administrasi Rp. 0,-

Biaya Provisi Rp. 0,-

Biaya penutupan Rp. 15.000,-


rekening

Perhitungan - Hutang pokok yang belum dibayar


Penyelesaian - Tunggakan pokok, bunga, denda dan tagihan lainnya (jika ada)
Sebelum Jatuh - Bunga pada bulan berjalan
Tempo (PSJT) - Selisih lebih antara perhitungan bunga secara flat dengan efektif
- Biaya penalty PSJT 2% dari sisa outstanding

Denda Keterlambatan membayar angsuran (hutang pokok dan atau bunga)


Keterlambatan dikenakan denda tunggakan sebesar 2,5% (dua koma lima persen)
per bulan dihitung dari besarnya angsuran yang tertunggak.

Biaya Asuransi Jiwa Premi dikenakan sesuai plafon, usia dan jangka waktu

Lain-lain - Mengajukan BNI Fleksi sesuai penawaran BNI dan mengikatkan


diri dengan BNI
- Pencairan ke rekening non payroll (pegawai BNI) dan rekening
payroll (perusahaan lain)
- Tidak akan memindahkan payroll s.d kredit lunas
- Mengijinkan BNI untuk mendapatkan dan memeriksa informasi
yang diperlukan
- Pencairan 1 x 24 jam
- Saldo blokir 1x angsuran
- Cetak perjanjian kredit, layanan dan penyelesaian pengaduan
nasabah hubungi BNI call 1500046
KETENTUAN
• Apabila tidak ditentukan lain, setiap bunga yang ditawarkan oleh PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk (selanjutnya disebut Bank) kepada Calon
Debitur/Debitur dapat berubah mengikuti kondisi pasar perbankan dan

kebijakan intern Bank yang akan diberitahukan secara umum melalui Kantor
Bank, tanpa pemberitahuan sebelumnya.
• Pencairan fasilitas BNI Fleksi yang disetujui Bank akan dilakukan dengan cara
pengkreditan ke rekening tabungan atas nama Calon Debitur yang ada di Bank,
setelah sebelumnya dilakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada Calon
Debitur melalui telepon.
• Pembayaran angsuran fasilitas BNI Fleksi dilakukan dengan cara pendebetan
rekening tabungan Debitur yang ada di Bank.
• Angsuran kredit wajib dibayar secara teratur. Angsuran dimaksud harus telah
dilunaskan paling lambat pada akhir bulan.
• Apabila pada akhir bulan tersebut jatuh pada hari libur, yakni hari dimana
Bank tidak beroperasi untuk menjalankan usahanya dan pada saat itu Bank
Indonesia tidak buka untuk menyelenggarakan kliring antar bank, maka
angsuran kredit dibayar paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari libur
dimaksud.
• Calon Debitur/Debitur tidak diperbolehkan untuk memberikan imbalan dalam
bentuk apa pun kepada seluruh petugas Bank yang terkait dalam proses
pengajuan kredit ini.
[12]”
BNI Gandeng ITS Terbitkan Kredit Pendidikan” diakses pada 8 April 2018,
http://www.bni.co.id/id-id/beranda/berita/siaranpers/articleid/3869/bni%20gandeng%20its%20t
erbitkan%20kredit%20pendidikan

II.2.4 Konsep marketing student loan di Amerika Serikat
Student Loan Marketing Association (biasanya disebut Sallie Mae) didirikan pada
tahun 1972 sebagai perusahaan yang disponsori oleh pemerintah dan mulai
diswastanisasi pada tahun 1997 dan pada tahun 2004 ketika kongres mengakhiri
piagam federal, perusahaan ini resmi lepas dari pemerintah. Pada tahun 2005, Sallie
Mae membawahi 53 entitas yang berpenghasilan sebanyak $250,000 saat pelantikan
kedua Presiden George W. Bush.
Pada Agustus 2006, Sallie Mae mengakuisisi Upromise, sebuah perusahaan yang
memberikan diskon bagi konsumen merk tertentu, yang dapat diterapkan pada
rekening tabungan perguruan tinggi. Sallie Mae dan Upromise berencana memasarkan
paket keuangan komprehensif kepada orang tua dan mahasiswa, termasuk rencana
investasi, informasi bantuan keuangan, dan student loan.
Pada tanggal 17 September 2010, diumumkan bahwa Sallie Mae akan
memperoleh pinjaman yang diasuransikan secara federal dari penyedia student loan
milik citigroup senilai $ 28 miliar. Pada 25 Februari 2014, Sallie Mae mengumumkan
nama baru untuk produk student loannya yaitu “Navient”.[13]
Ketika Sallie Mae (SLM Corporation) diprivatisasi oleh pemerintah, perusahaan
tersebut berhasil memonopoli pasar dengan menguasai sepertiga dari pasar kredit
pendidikan di Amerika Serikat. Cara yang dilakukan Sallie Mae adalah menyuap
universitas di Amerika Serikat agar tidak menggunakan fasilitas kredit pendidikan
dari pemerintah dan menjadikan perusahaan tersebut sebagai satu-satunya perusahaan
yang bekerja sama dengan universitas untuk menyalurkan kredit pendidikan. Selain
itu, Sallie Mae juga menempatkan pegawainya sebagai customer service di universitas
yang menjawab pertanyaan-pertanyaan mahasiswa, sehingga mereka berpikir bahwa
saran yang diberikan adalah dari pegawai universitas.
Perusahaan tersebut juga menggelontorkan dana untuk mensponsori pelayaran
mewah (fancy cruise) bagi para pegawai bantuan pendidikan (financial aid) di

perguruan tinggi, yang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah serta mengeluarkan
jutaan dolar untuk melakukan lobi-lobi di kongres, menghalangi ditegakkannya
"consumer protections rule"[14]
[13] “
Sallie Mae” diakses pada 10 April 2018, https://en.wikipedia.org/wiki/Sallie_Mae#History
[14]
“Who Got Rich off the Student Debt Crisis” diakses pada 9 April 2018,
https://www.revealnews.org/article/who-got-rich-off-the-student-debt-crisis/
II.2.5 Etika Student Loan di Amerika
Warga Amerika berhutang hampir 1,3 triliun dolar AS dalam utang pinjaman
mahasiswa yang tersebar di antara 43 juta peminjam. Untuk mengilustrasikan
besarnya krisis utang pinjaman mahasiswa, pertimbangkan hal-hal berikut. Rata-rata
kelas lulusan 2016 berhutang $ 37.172 dalam utang pinjaman mahasiswa, naik enam
persen dari tahun sebelumnya. Angka itu terus meningkat dengan setiap kelas
kelulusan yang menghasilkan lebih banyak utang daripada kelas sebelumnya (Student
Loan Hero) . Menurut Biro Perlindungan Finansial Konsumen Amerika, satu dari
empat peminjam pinjaman mahasiswa mengalami kenakalan atau gagal bayar atas
pinjaman merek (Market Watch).

Sumber: sevenpillarsinstitute.org

Perguruan tinggi nirlaba memainkan peran besar dalam krisis utang pinjaman
mahasiswa mengingat mereka mencapai 42% dari pertumbuhan pendaftaran
pendidikan postsecondary dalam dekade terakhir menurut National Bureau of
Economic Research. “Jumlah utang yang dimiliki oleh mereka yang menghadiri
perguruan tinggi nirlaba telah meningkat dari $ 39 miliar pada tahun 2000 menjadi
$ 229 miliar pada tahun 2014 — yang lebih disebabkan oleh peningkatan tingkat
pinjaman di sekolah-sekolah tersebut daripada peningkatan dalam pendaftaran” (The
Atlantic ). Perguruan tinggi nirlaba telah berada di bawah pengawasan para pembuat
undang-undang dan pendukung konsumen untuk menggelembungkan penempatan
kerja dan tingkat kelulusan untuk membujuk siswa yang rentan, biasanya orang

dewasa dengan keluarga yang tidak punya waktu atau uang untuk menghadiri
universitas tradisional, untuk mendaftar dan mengambil pinjaman besar.
Pada tahun 2015, Sekolah Tinggi Korintus yang bertanggung jawab atas Everest
Institute, Wyotech, dan Heald College, menghadapi tuntutan hukum $ 530 juta yang
diajukan oleh Biro Perlindungan Keuangan Konsumen (CFPB) untuk peminjaman
predator, memerangkap siswa menjadi pinjaman pribadi yang disebut sebagai
"Pinjaman Kejadian", dengan suku bunga setinggi 15%. CFPB juga menuduh
Korintus menetapkan uang sekolah dan biaya untuk program gelar sarjana mereka
dengan kisaran $ 60.000 - $ 75.000, untuk memaksa mahasiswa mengambil pinjaman
dari program di mana Corinthian memperoleh sebagian dari biaya pemberi pinjaman
itu. Sejak gugatan itu, Sekolah Tinggi Korintus telah menjual atau menutup sebagian
besar sekolahnya, meninggalkan sebagian besar siswa yang menghadiri salah satu
lembaga mereka untuk menanyakan tentang kelayakan mereka untuk pengampunan
pinjaman.
[15]
“ Ethics of US Student Loan Debt” diakses 11 April 2018
https://sevenpillarsinstitute.org/ethics-us-student-loan-debt-2/

II.2.6 Mekanisme student loan di Amerika Serikat

Scott-Tudent Debt (S-Tudent Debt) akan memasuki dunia perkuliahan, orang


tuanya Formers Tudent dan Lotsa Debt memiliki penghasilan $50.00 per tahun, sama
seperti rata-rata penghasilan rumah tangga pada umumnya. Scott mengajukan bantuan
mahasiswa melalui FAFSA yang dcngan ajaibnya bisa menghitung besar nominal
yang harus dibayarkan oleh keluarga Scott dan sisa nominal yang harus Scott
bayarkan atau menjadi hibah untuknya. Scott kemungkinan tidak memenuhi syarat
untuk mendapatkan Pell Grants, dana hibah federal yang utama, karena penghasilan
orang tuanya yang tinggi. Dia mungkin juga bisa menerima beasiswa langsung dari
universitasnya, Big U, atau dari kantor hibah negara bagian. Setelah jumlah yang
tepat dihitung, Scott meminjam uang yang dia butuhkan langsung dari pemerintah
federal melalui pinjaman Stafford atau pinjaman Perkins, atau orang tuanya dapat
meminjam pinjaman PLUS. Pendanaan tambahan dapat diperoleh melalui program
federal work-study. Jika Scott memaksimalkan opsi pinjaman federalnya, dia juga
dapat beralih ke pasar pinjaman mahasiswa swasta.

Ketika di sekolah, Scott tidak harus mulai melunasi pinjamannya. Setelah lulus
dan mendapatkan sedikit jeda waktu, bagaimanapun, Scott perlu membayar kembali
uang itu - dengan bunga. Sebagian dari pinjaman itu berbunga saat dia bersekolah;
sebagian yang lain tidak. Rencana pembayaran standar adalah program 10 tahun
pembayaran bulanan tetap, tanpa memandang pendapatan. Jika Scott mendaftar di
sekolah pascasarjana atau tidak dapat menemukan pekerjaan, dia dapat menunda
pembayaran pinjaman langsung untuk sementara waktu. Penundaan penangguhan
habis setelah tiga tahun, dan pinjaman mahasiswa tidak bisa dilepaskan karena
kebangkrutan sehingga ia akan terus membawa hutang ditambah bunga sampai mati
atau sampai lunas.[16]

[16]
“Risky Business: Why Student Loans Are The Worst Way To Fund College” diakses pada 10 April
2018,
https://www.forbes.com/sites/joshfreedman/2014/02/10/risky-business-why-student-loans-are-the-wors
t-way-to-fund-college/#efa1c30447a0

II.2.7 Pengaruh student loan pada makroekonomi Amerika Serikat


Menurut Federal Reserve Bank of New York perkembangan student loan di Amerika
Serikat melebihi gabungan dari auto loan, kartu kredit, dan Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) pada tahun 2003. Hal ini disebabkan oleh melonjaknya biaya pendidikan tinggi
dan lebih banyak pemuda berbondong-bondong untuk memperoleh gelar sarjana.
Perkembangan student loan yang berbunga tinggi ini melebihi laju inflasi dan
peningkatan penghasilan lulusan perguruan tinggi. Bagaimanapun, masalah student
loan hari ini tidak hanya memberikan efek negatif bagi peminjam yang berusaha
melunasi utangnya namun juga memberikan efek samping bagi perekonomian AS
secara keseluruhan.

1. Tingkat kepemilikan rumah pada usia 30 tahun


Perubahan presentase kepemilikan rumah tahun 2010-2016

Sumber: Rieder (2017)


Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepemilikan rumah di
Amerika Serikat (AS) menurun setiap tahunnya. Student loan menjadi beban bagi
para peminjam karena mereka harus berjuang melunasi hutang-hutang mereka. Lebih
dari 70% pembeli rumah mengatakan bahwa student loan adalah penyebab mereka
menunda untuk membeli rumah.
Dari sisi ekonomi, menurunnya permintaan bangunan rumah menyebabkan lebih
sedikitnya pekerjaan yang tersedia. Menurut National Association of Home Builder,
setiap dua rumah yang dibangun, satu pekerjaan tetap diciptakan.
Pembelian rumah ini hanya salah satu contoh bagaimana student loan dapat
membatasi konsumsi generasi muda sehingga menjadi benturan bagi pertumbuhan
ekonomi AS. Generasi muda adalah salah satu penggerak utama bagi pertumbuhan
ekonomi di AS, karena mereka meningkatkan produktivitas dan tingkat konsumsi
mereka secara signifikan setelah mereka lulus dan memasuki usia 30-40 tahun. Besar
konsumsi dan produktivitas mereka memang lebih kecil daripada yang berusia 50
tahun ke atas, namun peningkatan tingkat konsumsi dan produktivitas mereka lebih
cepat daripada orang yang berusia 50 tahun ke atas, mendorong pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB). Namun, ketika generasi muda dibebani dengan nominal utang

yang tidak proporsional, tingkat pertumbuhan konsumsi mereka secara keseluruhan


lebih rendah daripada yang seharusnya. Dengan konsumsi yang mencapai 70% dari
PDB AS, pertumbuhan ekonomi juga tumbuh di bawah potensinya.
2. Student Loan Balances in America

Sumber: Rieder (2017)


Student loan menjadikan peminjam bekerja lebih lama, dalam usia yang
seharusnya sudah pensiun. Hal ini dapat berpotensi menyebabkan generasi muda
menjadi lebih susah dalam mendapatkan pekerjaan. Selain memaksa pensiun dini,
backlogging pekerjaan dan mobilitas karier untuk generasi muda, beban bunga juga
semakin menurunkan rata-rata konsumsi.
3. Earning and Unemployment rates in America

Sumber: Rieder (2017)


Gelar sarjana masih merupakan keharusan untuk memastikan prospek kerja dan
pendapatan yang lebih baik. Mereka yang tidak berpendidikan tinggi mempunyai
potensi pengangguran yang lebih tinggi dan penghasilan yang lebih renda. Beberapa
orang yang tidak mampu kuliah tanpa pinjaman akan berkecil hati untuk mencari
pendidikan yang lebih tinggi karena biaya kuliah ditambah bunga yang lebih tinggi
dari gelar yang mereka peroleh. Hal ini membuat mereka semakin tidak memiliki
persiapan keterampilan di tempat kerja yang akan mereka tempati dan menyebabkan
semakin memburuknya kesenjangan sosial.
Singkatnya, beban pinjaman mahasiswa yang terus bertambah bukan hanya
menjadi kesulitan bagi peminjam. Ini adalah angin sakal jangka panjang yang utama
bagi perekonomian AS yang memerlukan solusi kebijakan fiskal yang baik.[17]

[17]
“The economic side effects of the student loan crisis (in 3 charts)” diakses pada 10 April 2018,
https://www.blackrockblog.com/2017/06/28/student-loan-crisis/

II.3 Perbedaan Konsep Konsumtif dan Produktif


II.3.1 Defenisi Konsumsi
[18]
Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, bahasa Inggris consumption, ialah
suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda,
baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara
langsung. [18]Dalam memenuhi kebutuhannya, konsumen seringkali didorong oleh
motif tertentu untuk mendapatkan produk/jasa yang dibutuhkannya. Motif konsumsi
yang berkembang pada masyarakat modern saat ini adalah lebih banyak berdasarkan
emosional motif daripada rasional motif. Mahasiswa merupakan pelajar yang belajar
di Perguruan Tinggi, jenjang pendidikan setelah masa Sekolah Menengah Atas.
Dilihat dari sudut usia, mahasiswa yang berkisar antara umur 19 tahun merupakan
tahap golongan remaja akhir (masa dewasa dini). Gaya hidup mahasiswa ini tak jauh
berbeda pula dengan pelajar sekolah menengah, mereka masih cenderung
berubah-ubah karakternya untuk mencapai tujuan menemukan jati diri. Mahasiswa
sering berkumpul menghabiskan waktu luang mereka untuk berbagi informasi dan
pengalaman.
[19]
Pendidikan dapat dipandang sebagai konsumsi, sebagai investasi, dan sebagai
konsumsi dan investasi secara komplementer. Pendidikan sebagai konsumsi adalah
pendidikan sebagai hak dasar manusia. Atau merupakan salah satu hak demokrasi
yang dimiliki oleh setiap warga negara. Sehingga sampai tingkat tertentu pengadaan
harus dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu maka di banyak negara pendidikan
dasar (SD dan SLTP) dijadikan sebagai pendidikan wajib belajar. Sebagai
konsekuensinya pendidikan pada tingkat ini pendidikan bukan hanya sebagai hak,
tetapi juga sebagai kewajiban bagi setiap warga negara pada tingkat umur tertentu (di
Indonesia antara 6 sampai 15 tahun).
Dilihat dari segi sifat kebutuhan, pengadaannya pendidikan pada tingkat ini
merupakan barang publik. Kemudian dilihat dari motivasinya, maka pendidikan
sebagai konsumsi ini dimotivasi oleh keinginan untuk memuaskan kebutuhan akan
pengembangan kepribadian, kebutuhan sosial, kebutuhan akan pengetahuan dan
pemahaman. Selanjutnya mengenai orientasi waktunya adalah sekarang. Permintaan
pendidikan ini dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan disposibel.
Pendidikan sebagai investasi bertujuan untuk memperoleh pendapatan neto atau
rate of return yang lebih besar di masa yang akan datang. Biaya pendidikan dalam
jenis pendidikan ini dipandang sebagai jumlah uang yang dibelikan untuk
memperoleh atau ditanamkan dalam sejumlah modal manusia (human capital) yang
dapat memperbesar kemampuan ekonomi di masa yang akan datang. Pendidikan
sebagai investasi didasarkan atas anggapan bahwa manusia merupakan suatu bentuk
kapital (modal) sebagaimana bentuk-bentuk kapital lainnya yang sangat menentukan
terhadap pertumbuhan produktivitas suatu bangsa. Melalui investasi dirinya seseorang
dapat memperluas alternatif untuk kegiatan-kegiatan lainnya sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa yang akan datang.
[18]
”Defenisi Konsumsi” diakses pada 11 April 2018, https://id.wikipedia.org/wiki/Konsumsi
[19]
”Ekonomi pembangunan” diakses pada 11 april 2018,
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ekonomi-pembangunan/article/view/18453

[19]
” Pendidikan sebagai konsumsi dan investasi” diakses pada 11 April 2018,
https://massofa.wordpress.com/2008/01/28/pendidikan-sebagai-konsumsi-dan-investasi-ekonomi/

II.3.2 Definisi Pertumbuhan Ekonomi


[20]
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Rakyat dikatakan semakin sejahtera jika setidak-setidaknya outputper kapita meningkat.
[21]
Dalam literatur ekonomi makro, tingkat kesejahtraan tersebut diukur dengan Growth
Domestic Product (GDP) per kapita. Makin tinggi GDP per kapita, makin sejahtra
masyarakat.Agar GDP per kapita terus meningkat, maka perekonomian harusterus bertumbuh
dan harus lebih tinggi dari pada tingkat pertambahan penduduk. Jika pertambah penduduk
suatu Negara adalah 2% pertahun, maka pertumbuhan GDP harus lebih besar dari 2% per
tahun. Distribusi pendapatan yang baik adalah yang makin merata. Tetapi tanpa adanya
pertumbuhan ekonomi, yang terjadi bukan pemerataan pendapatan tetapi justru pemerataan
kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi akan menghasilkan perbaikan distribusi pendapatan bila
memenuhi setidak-tidaknya dua syarat, yaitu memperluas kesempatan kerja dan
meningkatkan produktivitas. Dengan meluasnya kesempatan kerja, maka akses rakyat untuk
memperoleh penghasilan makin besar. .Jika salah satu faktor tersebut terpengaruh maka
otomatis pertumbuhan ekonomi terganggu. Tingkat konsumsi misalnya akan sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan juga akan terpengaruh oleh tingkat
keterampilan dan tingkat kesehatan dan tingkat daya saing tenaga kerja. Sebagai negera yang
terbuka maka Pertumbuhan ekonomi dipengaurhi oleh fluktuasi perekonoiman global. Dalam
ABAC Dialogue, Presiden menegaskan pentingnya pembangunan ekonomi yang terbuka dan
inklusif guna mengatasi masalah ketimpangan yang terjadi di sejumlah negara di dunia.
Apalagi Indonesia dinilai telah berhasil menerapkan sistem pembangunan inklusif melalui
sejumlah program perlindungan sosial di Tanah Air.

[20]
” Definisi Pertumbuhan Ekonomi”, diakses pada 10 April 2018,
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
[21]
” Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi”, diakses pada 10 April 2018,
https://www.scribd.com/doc/108544128/PENTINGNYA-PERTUMBUHAN-EKONOMI

II.3.3 Korelasi pemberian kredit sebagai “konsumsi”, dalam pertumbuhan ekonomi
Bagaimana peran kredit perbankan dalam pertumbuhan ekonomi? Tinggi
[22]

rendahnya kredit perbankan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suku bunga perbankan.
Jika suku bunga turun maka permintaan terhadap kredit meningkat, ceteris paribus
dan sebaliknya. Kenaikan permintaan kredit perbankan tersebut akan mendorong
investasi, khususnya investasi langsung, dan pada akhirnya dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Adanya investasi langsung tersebut,
misalnya pendirian pabrik, dapat menimbulkan efek pengganda berupa penyerapan
tenaga kerja, permintaan bahan baku, hasil produksi, dan pembayaran pajak. Proses
efek pengganda itulah yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada tingkatan
daerah maupun nasional. Di sisi lain, kredit perbankan tidak selalu mendorong
pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Kredit perbankan berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi dapat terjadi jika syarat tertentu dapat terpenuhi.
Syarat termaksud adalah terwujudnya kualitas modal fisik atau kualitas infrastruktur
sudah mencapai tingkat tertentu sehingga mampu mendorong produktivitas dan daya
saing di sektor riil. Selanjutnya beberapa kajian menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi justru yang mendorong pertumbuhan kredit perbankan. Hal tersebut
dimungkinkan terjadi karena pertumbuhan ekonomi saat ini dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi pada tahun selanjutnya. Kondisi tersebut dipastikan akan

mendorong permintaan investasi dan tentu membutuhkan dukungan kredit perbankan.


Mungkinkah kredit perbankan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi?
Dari beberapa studi, kemungkinan tersebut dapat terjadi. Jika alokasi dan
pemanfaatan kredit perbankan tidak efektif dan tidak efisien. Dengan kata lain kredit
yang digunakan untuk investasi sebagian besar mengalami ‘kebocoran’.
Bagaimanakah yang terjadi di Indonesia? kajian kausalitas antara kredit perbankan
dengan pertumbuhan ekonomi selama periode tahun 2000 - 2012. Berdasarkan uji
kausalitas Granger, hasil studi tersebut menunjukkan terjadi hubungan kausalitas dua
arah antara kredit perbankan dengan pertumbuhan ekonomi. Ini berarti terjadi
hubungan kausalitas, kredit perbankan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi juga berpengaruh positif terhadap
kredit perbankan.
[22]
” Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi”, diakses pada 10 April 2018,
http://krjogja.com/web/news/read/39790/Kredit_Perbankan_dan_Pertumbuhan_Ekonomi

II.3.4 Definisi produktif


Dilihat dari arti kata, produktif adalah suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu,
berupa hal baru yang didapat dari membaca, benda, tulisan, dan hal baik lainnya.
Untuk menemukan hal yang lebih baik atau menghasilkan sesuatu bisa berupa barang
atau jasa yang bernilai dan memenuhi kebutuhan masyarakat diluar sana.
[23]
Produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang
dan jasa bagi kebutuhan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba
terbatas. Kesehatan kerja yang optimal dapat dicapai antara lain dengan
menyesuaikan antara beban kerja, kapasitas kerja, dan beban tambahan akibat
lingkungan kerja. Tercapainya keadaan kesehatan yang optimal, dapat mewujudkan
produktivitas kerja yang tinggi. Menurut ekonom klasik Adam Smith, pertumbuhan
ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan ekonomi dan
pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas
sektor-sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya. Produktivitas dapat
ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan, pelatihan dan manajemen yang lebih
baik. Teori mengenai pertumbuhan ekonomi ini semakin berkembang sampai pada
teori pertumbuhan endogen yang mengasumsikan bahwa teknologi bersifat endogen,
pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh pertumbuhan sumber daya manusia.
Berdasarkan teori yang ada maka terdapat keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi
dan produktivitas yang dibuktikan dari hasil analisis korelasi kedua variabel tersebut
sebesar 85 persen. Hasil dari Granger Causality Test menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi produktivitas tenaga kerja dan tidak
sebaliknya.
[23]
” Konsep Produktifitas” diakses pada 10 April 2018,
http://www.iseisby.or.id/attachments/article/179/Paper%20Dian%20Panjaitan,%20Tanti%20Novianti,
%20Sri%20Retno.pdf

II.3.5 Definisi HDI (Human development Index)


[24]
HDI atau Human Development Index adalah sebuah alat statistik yang
digunakan untuk mengukur pencapaian suatu negara secara garis besar dalam dimensi
sosial atau ekonomi. Diciptakan oleh ekonom Pakistan, Mahbub ul Haq pada tahun
1990 untuk digunakan mengukur perkembangan suatu negara oleh United Nations
Development Program (UNDP). Berfokus pada peningkatan dalam Sumber Daya
Manusia, memberikan kesempatan mendapatkan kekayaan dan kemakmuran yang
semakin besar bagi orang-orang yang belum beruntung, serta memberikan semakin
banyak pilihan bagi orang-orang. Disamping dihadapkan pada krisis keuangan yang

cukup tinggi, Indonesia juga dihadapkan pada masalah lainnya yang sangat serius,
yaitu masih rendahnya pembangunan manusia. Rendahnya pembangunan manusia
tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau dikenal dengan Human
Development Index(HDI) yang dikeluarkan oleh United Nations Development
Programme (UNDP). Padahal pembangunan manusia merupakan salah satu indikator
bagi kemajuan suatu negara. Suatu negara dikatakan maju bukan saja dihitung dari
pendapatan domestic bruto saja tetapi juga mencakup aspek harapan hidup serta
pendidikan masyarakatnya.Hal ini sejalan dengan paradigma pembangunan yang
berkembang pada tahun 90-an yaitu paradigma pembangunan yang berpusat pada
manusia (Human Centered Development). Secara konsep, pembangunan manusia
adalah upaya yang dilakukan untuk memperluas peluang penduduk untuk mencapai
hidup layak, yang secara umum dapat dilakukan melalui peningkatan kapasitas dasar
dan daya beli. Pada tataran praktis peningkatan kapasitas dasar adalah upaya
meningkatkan produktivitas penduduk melalui peningkatan pengetahuan dan derajat
kesehatan. Pembangunan manusia didefinisikan tidak hanya dilihat dari aspek
peningkatan atau kesejahteraan saja tetapi didefinisikan sebagai “the process of
enlarging people’s choices”. Laporan tersebut juga menekankan pada prinsipnya the
choices yang tersedia bagi seseorang dapat berubah untuk periode-periode mendatang.
Pada esensinya laporan tersebut telah memuat tiga dimensi penting dalam
pembangunan yaitu terkait dengan aspek pemenuhan kebutuhan akan hidup panjang
umur (Longevity) dan hidup sehat (healthy lif), untuk mendapatkan pengetahuan (the
knowledge) dan mempunyai akses kepada sumber daya yang bisa memenuhi standar
hidup. Longevity diukur dari angka harapan hidup, knowledge direpresentasikan oleh
ukuran angka melek huruf dewasa dan rata-rata sekolah sementara akses terhadap
sumber daya diukur dari paritas kekuatan daya beli rill terhadap pendapatan perkapita.
[24]
”Konsep HDI” diakses pada 10 April 2018,
https://www.kompasiana.com/ianmursito/human-development-dan-kemiskinan_54f3cf657455137a2b6
c80b8

II.3.6 Korelasi pemberian kredit sebagai “produktif”, dalam peningkatan HDI


[25]
Asumsi yang digunakan dalam teori human capital adalah bahwa pendidikan
formal merupakan faktor yang dominan untuk menghasilkanmasyarakat
berproduktivitas tinggi. Teori human capital dapat diaplikasikandengan syarat adanya
sumber teknologi tinggi secara efisien dan adanyasumber daya manusia yang dapat
memanfaatkan teknologi yang ada. Teori inipercaya bahwa investasi dalam hal
pendidikan adalah investasi dalamrangka meningkatkan produktivitas masyarakat.
Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan lapangan
kerja yang cukup untuk mengejar pertumbuhan angkatan kerja lebih-lebih bagi negara
berkembang terutama Indonesia dimana pertumbuhan angkatan kerja lebih cepat dari
pertumbuhan kesempatan kerja. Pemanfaatan sumber daya manusia yang ada pada
sektor industri, merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan pada sektor industri
tersebut. Berhasil tidaknya suatu organisasi kerja dalam mencapai tujuan akan
tergantung pada unsur manusianya.Pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada
pertumbuhan produktivitas, yaitu produktivitas total yang seimbang antara
pertumbuhan investasi modal dan pertumbuhan SDM (human capital/ knowledge)
akan menghindarkan dari pertumbuhan ekonomi yang semu.
[25]
”Hubungan HDI dan Produktifitas” diakses pda 10 April,
http://www.iseisby.or.id/attachments/article/179/Paper%20Dian%20Panjaitan,%20Tanti%20Novianti,
%20Sri%20Retno.pdf

II.3.7 Alokasi APBN untuk Pendidikan


[26]
Dari total anggaran belanja sebesar Rp2.220 triliun pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2018, pemerintah sebagaimana tertuang dalam
Lampiran XIX Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 107 Tahun 2017 tentang Rincian
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2018 (tautan: Perpres
Nomor 107 Tahun 2017-Batang Tubuh) telah mengalokasikan Rp444,131 triliun untuk
pendidikan.

Anggaran tersebut terdiri atas: 1. Anggaran Pendidikan melalui belanja Pemerintah Pusat
sebesar Rp149,680 triliun; 2. Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana
Desa sebesar Rp279,450 triliun; dan 3. Anggaran Pendidikan melalui Pembiayaan sebesar
Rp15 triliun.

Dalam Lampiran XIX Perpres Nomor 107 Tahun 2017 itu disebutkan, Anggaran
Pendidikan melalui belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp149,680 triliun tersebar di 20
kementerian/lembaga (K/L) adalah Rp145,957 triliun. Sedangkan sisanya sebesar Rp3,723
triliun masuk di BA BUN.

Dari 20 K/L yang mengalokasikan anggaran pendidikan, Kementerian Agama (Kemenag)


memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp52,681 triliun, disusul oleh Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebesar Rp40,393 triliun, dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sebesar Rp40,092 triliun.

Adapun Anggaran Pendidikan yang dialokasikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana
Desa terdiri atas: 1. Dana Alokasi Umum (DAU) yang diperkirakan untuk anggaran
pendidikan sebesar Rp153,228 triliun; 2. Dana Transfer Khusus sebesar Rp121,404 triliun
dan 3. Otonomi Khusus (Otsus) yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan sebesar
Rp4,817 triliun.

Mengenai Dana Transfer Khusus sebesar Rp121,404 triliun itu, terdiri atas: a. Dana
Alokasi Khusus (DAK) Fisik Rp9,137 triliun; b. DAK Pendidikan Rp9,137 triliun; cdan c.
DAK Non Fisik sebesar Rp112,266 triliun, yang terdidi atas: 1. Tunjangan Profesi Guru (TPG)
PNSD Rp58,293 triliun; 2. Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNSD Rp978,110
miliar; 3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp46,695 triliun; 4. Bantuan Operasional
Penyelenggaraan (BOP) PAUD Rp4,070 triliun; 5. Dana Peningkatan Pengelolaan Koperasi,
UKM, dan Ketenagakerjaan Rp100 miliar; dan 6. Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah
Khusus Rp2,129 triliun.

Sedangkan Anggaran Pendidikan melalui Pembiayaan terdiri atas: a. Dana


Pengembangan Pendidikan Nasional sebesar Rp5 triliun; dan 2. Dana Pendidikan melalui
SWF sebesar Rp 10 triliun.
[26]
” Alokasi APBN sektor pendidikan tahun 2017” diakses pada 10 April 2018,
http://setkab.go.id/apbn-2018-total-anggaran-pendidikan-rp444131-triliun-terbanyak-di-kemenag-rp52
681-triliun/

II.3.8 Apa itu GDP


GDP atau Gross Domestic Product adalah indikator ekonomi untuk menilai total
dari segala sesuatu yang dihasilkan seseorang dan perusahaan di negara yang mereka
tempati. Tidak peduli apakah mereka warga negara dan perusahaan milik asing
selama mereka dalam batas-batas negara tersebut pemerintah menghitung nilai
tersebut menjadi GDP negara itu. GDP yang tinggi belum tentu
mengimplementasikan kemakmuran masyarakat yang bagus oleh karena itu GDP
memiliki kekurangan yaitu tidak dapat mengukur pemerataan kekayaan. Dengan
melihat data pertumbuhan riil domestic bruto (GDP-real growth rate) sebagai data

acuan yang mencerminkan pendapatan nasional di Indonesia dimana Indonesia selalu


mencatatkan trend positif selama tahun 2003 hingga 2010 (sesuai CIA World
Factbook). Dan walaupun secara global, terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi
dunia yang terutama terjadi sejak tahun 2008 hingga 2010 yang disebabkan oleh krisis
Amerika Serikat dan krisis Eropa, namun Indonesia masih mencatatkan nilai
pertumbuhan positif dengan nilai sebesar 6,30% di tahun 2008; 6,10% di tahun 2009;
dan 4,50% di tahun 2010. Hal ini seiring dengan peningkatan tingkat melek huruf usia
15 tahun ke atasa yang bergerak dari angka 87,1 persen pada tahun 1995 menjadi 91,7
persen pada 2002. Serta juga didukung dengan Angka Partisipasi Murni (APM)
jenjang SD/MI untuk anak usia 7–12 tahun dari 88,7 persen pada 1992 menjadi antara
92–93 persen antara tahun 2000 hingga tahun 2003. Artinya dapat disimpulkan bahwa
pendidikan di Indonesia berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi, hal ini
terutama didorong dengan jalur perbaikan standar hidup menjadi USD 2010 (pada
tahun 2008) dengan melalui perbaikan sumber daya manusia (human capital).

GDP = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + (Ekspor - Impor)


Konsumsi dan Investasi dalam persamaan diatas adalah jumlah uang yang
dibelanjakan untuk membeli barang dan jasa akhir (siap pakai). Ekspor dikurangi
impor (juga dikenal sebagai ekspor bersih) melalui persamaan ini dapat diartikan
sebagaiselisih dari nilai barang yang diproduksi didalam negeri tetapi tidak
dikonsumsi di dalam negeri dikurangi dengan nilai barang yang ada yang dikonsumsi
buatan luar negeri (import).

Komponen dari GDP antara lain adalah : C, I, G, N dan X. Penjelasan mengenai


variabel tersebut adalah
C adalah Private Consumption yang disebut juga sebagai pengeluaran konsumen
dalam perekonomian. Pengeluaran yang termasuk dalam Private Consumption untuk
rumah tangga adalah makanan, biaya sewa, biaya kesehatan, dll. I didefinisikan
sebagai Investasi Bisnis yang mencakup modal. Contoh yang termasuk dalam
Investasi untuk bisnis adalah pertambangan, pembelian software, atau pembelian
mesin dan perlengkapan untuk industri. G atau Government adalah jumlah dari nilai
barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah. Jumlah tersebut termasuk gaji karyawan,
pembelian senjata untuk militer, dll. Komponen yang tidak termasuk dalam
komponen G adalah Transfer Pembayaran, untuk jaminan sosial dan uang
kesejahteraan bagi penduduk yang tidak bekerja. X atau Eksport Kotor. Ekspor
disini mencakup produk suatu negara, termasuk barang dan jasa untuk konsumsi luar
negeri.
M atau Import Kotor. Impor adalah jumlah dari nilai barang dan jasa luar negeri yang
dikonsumsi oleh penduduk dalam negeri. NX yang juga disebut sebagai Net Ekspor
didapat dari Ekspor Kotor dikurangi dengan Import Kotor. Rumus yang berlaku
adalah NX = X - M. GDP dirilis per kuarter, dan angka data ini menunjukkan
persentase pertumbuhan dari kuarter sebelumnya. Laporan GDP terbagi dalam 3 rilis:
1) advanced – rilis pertama; 2) preliminary – revisi pertama; dan 3) final – revisi
kedua dan terakhir. Revisi-revisi inilah yang biasanya berdampak signifikan bagi
market.
Jika GDP (persentase) naik dibandingkan dengan data pada periode sebelumnya
maka nilai mata uang negara yang bersangkutan cenderung mengalami kenaikan. Hal
ini disebabkan karena GDP menggambarkan nilai seluruh transaksi suatu negara
secara umum. Jika siklus transaksi perekonomian stabil maka dapat dipastikan

perekonomian akan berjalan dengan lancar. Sentimen positif ini dapat memicu
kenaikan nilai mata uang lokal.
Perhatikan juga Core GDP yaitu GDP yang telah dikoreksi dengan memasukkan
faktor inflasi didalamnya. Indikator Core GDP merupakan salah satu indikator kelas
A yang dapat mempengaruhi pergerakan mata uang.


Sumber: belajarforex.com/indikator-fundamental/gdp-gross-domestic
[27]
” Belajar GDP” diakses pada 10 April 2018,
http://belajarforex.com/indikator-fundamental/gdp-gross-domestic-product.html

II.3.9 Cara mendongkrak GDP


[28]
Penyebab GDP bisa naik karena perusahaan atau orang bekerja sehingga
menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak. GDP bisa turun karena perusahaan
atau orang bekerja menghasilkan lebih sedikit barang dan jasa. Lalu yang
mempengaruhi perusahaan atau orang menghasilkan lebih banyak atau lebih sedikit
barang dan jasa adalah permintaan. Kalau permintaan naik maka perusahaan atau
orang menghasilkan barang dan jasa yang banyak, begitu juga sebaliknya.
Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan luar biasa komposisi GDP
Indonesia. Indonesia berubah dari negara yang perekonomiannya sangat bergantung
pada pertanian menjadi negara yang perekonomiannya lebih seimbang, di mana sektor
manufaktur (sejenis industri) kini lebih dominan daripada sektor pertanian. Hal ini
juga menyiratkan bahwa Indonesia mengurangi ketergantungan tradisionalnya pada
sektor ekspor primer. Kendati begitu, perlu dicatat bahwa semua sektor utama ini
mengalamai ekspansi selama periode yang disebutkan.

[29]
Salah satu karakteristik yang menonjol dari Indonesia adalah bahwa bagian
barat negara ini memiliki kontribusi pertumbuhan GDP yang secara signifikan lebih
besar. Jawa (terutama area Jabodetabek) dan Sumatra, bersama-sama, berkontribusi
untuk lebih dari 80% total GDP Indonesia. Sektor Jasa atau services merupakan
salah satu sektor prioritas dalam perekonomian Indonesia, di mana setiap tahunnya
kontribusi sektor jasa terhadap PDB Nasional selalu mengalami peningkatan.

Board of Advisors Indonesia Services Dialogue (ISD) Mari Elka Pangestu


mengatakan dalam 10 tahun terakhir, kontribusi sektor jasa terhadap PDB terus naik,
pada tahun 2000 kontribusi sektor jasa meningkat dan ia memperkirakan pada tahun
ini, kontribusi sektor jasa terhadap PDB cenderung meningkat di angka double digit.

[28]
” Angka Ekonomi Makro dan PDB Indonesia” diakses pada 9 April 2018,
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/produk-domestik-bruto-in
donesia/item253
[29]
” Indonesia fokus pada sektor jasa” diakses pada 10 April 2018,
http://www.beritasatu.com/ekonomi/353695-sudah-saatnya-indonesia-fokus-di-sektor-jasa.html

II.3.10 Target perkreditan di tahun 2017


[30]
Target penggunaan kredit pada tahun 2017 dengan usaha dari bank yang harus
memenuhi target kredit sebesar 11,89%. Artinya, bank perlu menggelontorkan kredit
sekitar Rp 390 triliun di kuartal terakhir ini untuk mencapai target. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) mencatat perbankan hanya membukukan pertumbuhan kredit 8%
per Oktober 2017 menjadi Rp 4.588,5 triliun. Di periode sama tahun lalu, kredit
perbankan tercatat Rp 4.246,9 triliun. Akan tetapi kredit perbankan belum mampu
melaju kencang karena kredit investasi hanya tumbuh 5,39%. Sementara itu, kredit
modal kerja tumbuh 8%, dan kredit konsumsi naik 10%. Dan pada saat itu masih
banyak debitur yang hanya sekadar membayar kredit dibanding melakukan penarikan
kredit. Selain itu, pertumbuhan ekonomi domestik dan regional yang masih lambat
menjadi penghambat penyaluran kredit. Serta, kondisi rasio kredit bermasalah
atau non performing loan (NPL) yang tinggi turut menyurutkan pemberian kredit.
[30]
” Target kredit pemerintah 2017” diakses 11 April 2018,
http://keuangan.kontan.co.id/news/bank-harus-kerja-keras-penuhi-target-kredit-1189

II.3.11 Capaian perkreditan di tahun 2017


[31]
Bank Indonesia (BI) menyatakan, pertumbuhan kredit perbankan sepanjang
tahun 2017 hanya mencapai 8,1 persen. Akan tetapi, angka tersebut sejalan dengan
target pertumbuhan kredit yang telah dipatok bank sentral untuk tahun 2017, yakni
berkisar antara 8-10 persen. Masih ada kesempatan pertumbuhan kredit mencapai
double digit atau dua angka pada tahun 2017. Meski sudah memenuhi target yang ada,
akan tetapi realisasi pertumbuhan kredit lebih rendah dari target yang dicantumkan
dalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Pertumbuhan kredit sangat pesat terjadi pada
akhir tahun 2017. Ini didorong oleh kredit konsumsi (KK) dan kredit modal kerja
(KMK). Masih ada kesempatan pertumbuhan kredit mencapai double digit atau dua
angka pada tahun 2017
[31]
” Pertumbuhan kredt tahun 2017” diakses pada 11 April 2018,
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/12/150750626/pertumbuhan-kredit-tahun-2017-capai-81-pe
rsen

II.3.12 Target perkreditan di tahun 2018


[32]
Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan kredit pada 2018 sebesar
10%-12% secara tahunan atau year on year (yoy). Proyeksi ini lebih tinggi dari
realisasi 2017 sebesar 8%-9%. target kredit 2018 bisa tercapai karena NPL sudah
turun baikgross maupun net. Selain NPL sudah turun, BI melihat upaya bank dan
korporasi untuk memperbaiki kinerjanya sudah mulai terlihat hasilnya. Target 2018
ini juga didorong oleh kondisi politik pada 2018 ini. Bank Indonesia akan menyikapi
dengan kebijakan makroprudensial, dan kebijakan utamanya itu adalah di rasio
intermediasi makroprudensial. Jadi kita mendorong agar perbankan bisa tumbuh
dengan kualitas yang baik menuju ke rasio pinjaman terhadap pihak ketiganya di
kisaran 80-92%.
[32]
” Target kredit pemerintah 2018” diakses pda 11 April 2018,
https://www.cnbcindonesia.com/market/20180221151455-17-5004/strategi-bi-agar-bank-bisa-capai-tar
get-kredit-12-di-2018

http://keuangan.kontan.co.id/news/strategi-bi-untuk-capai-target-kredit-10-12-di-2018

BAB III

PENUTUP
Kasus Student Loan sesungguhnya cukup menarik untuk dibahas karena
pemerintah kali ini telah menempuh banyak hal untuk mensukseskan
program kerja mereka. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dari hal
ini. Kita ketahui semua bahwa Indonesia di era Presiden Jokowi memiliki
program yang banyak, terutama program pembangunan infrastruktur.

Meski demikian, program lain nampak masih perlu dikritik. Selain itu
pendapatan negara sedang dipompa melalui perpajakan negara dimana
pemerintah benar-benar mencari banyak celah dari pajak.

Selain itu juga, kenaikan harga merupakan cara lain pemerintah untuk
mendapatkan dana segar. Namun yang sangat mencengangkan adalah
pemerintah akan merambah ke sektor pendidikan dimana student loan akan
menjadi salah satu caranya. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa
pemerintah membutuhan dana yang sangat besar demi pembangunan negara
dengan memanfaatkan banyak cara.

Pendidikan yang menjadi sektor penting dalam kehidupan manusia


sekarang. Dimana, bisa saja pendidikan saat ini menjadi sebuah kebutuhan
primer bagi setiap manusia untuk melanjutkan kehidupan kecuali mereka
ingin membuka bisnis yang di Indonesia masih sangat minim ketertarikan
rakyat terhadap dunia ini. Pendidikan yang masih memiliki standar yang
rendah, kualitas pengajar yang masih banyak di bawah standar selain itu
juga fasilitas yang dimiliki masih rendah.

Jika program student loan memang benar-benar akan di terapkan di


Indonesia semua kalangan yang peduli akan pendidikan harus benar-benar
melihat dan menjinjau program tersebut. Dikarenakan program ini akan
memiliki cabang-cabang permasalahan di masa mendatang sama halnya
dengan negara-negara yang sudah menerapkan program tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
[1]“Tanggung Jawab Pemerintah Untuk Memberikan Pendidikan Kepada Anak Terlantar Dalam
Perspektif Undang-Undang Perlindungan Anak” diakses 07 April 2018
https://media.neliti.com/media/publications/176701-ID-tanggung-jawab-pemerintah-untuk-memberik.p
df (jurnal)
[2]”Undang-Undang No.12 Tahun 2012” diakses 07 April 2018
http://diktis.kemenag.go.id/prodi/dokumen/UU-Nomor-12-Tahun-2012-ttg-Pendidikan-Tinggi.pdf
[3] “Pemerataan akses pendidikan bagi rakyat” diakses 07 April 2018
https://media.neliti.com/media/publications/54658-ID-pemerataan-akses-pendidikan-bagi-rakyat.pdf
https://pusattesis.com/tag/pemerataan-hak-pendidikan/
[4] “ Tingkat Pengangguran Terbuka” diakses 07 April 2018
https://www.bps.go.id/pressrelease/2017/11/06/1377/agustus-2017--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt-
-sebesar-5-50-persen.html
[5] “PISA 2012 Results,” diakses 9 April 2018,
https://www.theguardian.com/news/datablog/2013/dec/03/pisa-results-country-best-reading-maths-sci
ence
[6] “Peringkat dan Capaian PISA Indonesia Mengalami Peningkatan,” diakses 9 April 2018,
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/peringkat-dan-capaian-pisa-indonesia-mengalami-pe
ningkatan
[7]“Pencapaian 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK,” diakses 8 April 2018,
http://ksp.go.id/pencapaian-1-tahun-pemerintahan-Jokowi-jk/
[8]“2 Tahun Jokowi-JK,” diakses 8 April 2018,
http://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2016/03/2-TAHUN-JOKOWI-JK-UPDATE-17-OKT-2016-KSP
.pdf

[9]“17 Juta Kartu Indonesia Pintar Sudah Terdistribusi,” diakses 8 April 2018,
http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2017/04/28/17-juta-kartu-indonesia-pintar-sudah-terdistrib
usi-400036
[10]“Kuota Bidik Misi Meningkat,” diakses 8 April 2018,
https://nasional.sindonews.com/read/1272155/144/kuota-bidikmisi-tambah-jadi-90000-mahasiswa-1
515478705
[11]
“Perbedaan Kredit dengan Agunan dan Tanpa Agunan” diakses pada 9 April 2018,
https://www.suara.com/bisnis/2016/12/06/200300/perbedaan-kredit-dengan-agunan-dan-tanpa-agunan
[12]”BNI Gandeng ITS Terbitkan Kredit Pendidikan” diakses pada 8 April 2018,
http://www.bni.co.id/id-id/beranda/berita/siaranpers/articleid/3869/bni%20gandeng%20its%20terbitka
n%20kredit%20pendidikan
[13] “Sallie Mae” diakses pada 10 April 2018, https://en.wikipedia.org/wiki/Sallie_Mae#History
[14]“Who Got Rich off the Student Debt Crisis” diakses pada 9 April 2018,
https://www.revealnews.org/article/who-got-rich-off-the-student-debt-crisis/

[15]“ Ethics of US Student Loan Debt” diakses 11 April 2018


https://sevenpillarsinstitute.org/ethics-us-student-loan-debt-2/

[16]“Risky Business: Why Student Loans Are The Worst Way To Fund College” diakses pada 10 April
2018,
https://www.forbes.com/sites/joshfreedman/2014/02/10/risky-business-why-student-loans-are-the-wors
t-way-to-fund-college/#efa1c30447a0

[17]“The economic side effects of the student loan crisis (in 3 charts)” diakses pada 10 April 2018,
https://www.blackrockblog.com/2017/06/28/student-loan-crisis/

[18]”Defenisi Konsumsi” diakses pada 11 April 2018, https://id.wikipedia.org/wiki/Konsumsi


[19]”Ekonomi pembangunan” diakses pada 11 april 2018,
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ekonomi-pembangunan/article/view/18453
[19]” Pendidikan sebagai konsumsi dan investasi” diakses pada 11 April 2018,
https://massofa.wordpress.com/2008/01/28/pendidikan-sebagai-konsumsi-dan-investasi-ekonomi/

[20]” Definisi Pertumbuhan Ekonomi”, diakses pada 10 April 2018,


https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
[21]” Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi”, diakses pada 10 April 2018,
https://www.scribd.com/doc/108544128/PENTINGNYA-PERTUMBUHAN-EKONOMI
[22]” Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi”, diakses pada 10 April 2018,
http://krjogja.com/web/news/read/39790/Kredit_Perbankan_dan_Pertumbuhan_Ekonomi
[23]” Konsep Produktifitas” diakses pada 10 April 2018,
http://www.iseisby.or.id/attachments/article/179/Paper%20Dian%20Panjaitan,%20Tanti%20Novianti,
%20Sri%20Retno.pdf
[24]”Konsep HDI” diakses pada 10 April 2018,
https://www.kompasiana.com/ianmursito/human-development-dan-kemiskinan_54f3cf657455137a2b6
c80b8
[25]”Hubungan HDI dan Produktifitas” diakses pda 10 April,
http://www.iseisby.or.id/attachments/article/179/Paper%20Dian%20Panjaitan,%20Tanti%20Novianti,
%20Sri%20Retno.pdf
[26]” Alokasi APBN sektor pendidikan tahun 2017” diakses pada 10 April 2018,
http://setkab.go.id/apbn-2018-total-anggaran-pendidikan-rp444131-triliun-terbanyak-di-kemenag-rp52
681-triliun/
[27]” Belajar GDP” diakses pada 10 April 2018,
http://belajarforex.com/indikator-fundamental/gdp-gross-domestic-product.html
[28]” Angka Ekonomi Makro dan PDB Indonesia” diakses pada 9 April 2018,
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/produk-domestik-bruto-in
donesia/item253

[29]” Indonesia fokus pada sektor jasa” diakses pada 10 April 2018,
http://www.beritasatu.com/ekonomi/353695-sudah-saatnya-indonesia-fokus-di-sektor-jasa.html
[30]” Target kredit pemerintah 2017” diakses 11 April 2018,
http://keuangan.kontan.co.id/news/bank-harus-kerja-keras-penuhi-target-kredit-1189
[31]” Pertumbuhan kredt tahun 2017” diakses pada 11 April 2018,
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/12/150750626/pertumbuhan-kredit-tahun-2017-capai-81-pe
rsen
[32]” Target kredit pemerintah 2018” diakses pda 11 April 2018,
https://www.cnbcindonesia.com/market/20180221151455-17-5004/strategi-bi-agar-bank-bisa-capai-tar
get-kredit-12-di-2018

http://keuangan.kontan.co.id/news/strategi-bi-untuk-capai-target-kredit-10-12-di-2018

Anda mungkin juga menyukai