Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH BALANCE EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN

POSTURAL PADA LANSIA


(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Burneh)
Agus Priyanto1, Dany Pramuno Putra2 Rusliyah3, dkk

ABSTRAK

Lansia merupakan kelompok umur yang paling beresiko mengalami gangguan


keseimbangan postural. Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan kepada 10 responden
didapatkan 4 lansia mengalami keseimbangan tubuh yang baik dan 6 lansia mengalami
gangguan keseimbangan. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh Balance Exercise
terhadap keseimbangan postural pada lansia.
Desain penelitian menggunakan Quasy Eksperiment. Variabel independen adalah
Balance exercise dan variabel dependen adalah keseimbangan postural pada lansia. Populasi
228 responden dan sampel 30 responden. Teknik sampling menggunakan simple random
sampling dengan metode lotrey technique. Uji statistik menggunakan uji Mann Whitney.
Penelitian ini telah di lakukan uji kelaikan Etik yang di laksanakan oleh KEPK STIKes
Ngudia Husada Madura.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan keseimbangan postural pada lansia
sebelum dan sesudah dilakukan Balance Exercise. Hasil uji Mann Whitney didapatkan p-
value : 0.000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara Balance
Exercise terhadap keseimbangan postural pada lansia.
Pada penelitian selanjutnya masih terdapat beberapa faktor lain seperti gangguan psikologis

dan aktivitas fisik pada penelitian ini,oleh sebab itu kiranya peneliti lain melanjutkan

penelitian tentang faktor tersebut

Kata Kunci: Balance Exercise, Keseimbangan Postural Pada Lansia

19
Latar Belakang Masalah karena hanya terjadi memar dan keseleo
Lansia merupakan kelompok umur (Nurf’idah, 2012).
yang paling beresiko mengalami gangguan Dari studi pendahuluan dapat
keseimbangan postural karena lansia disimpulkan bahwa data jumlah lansia di
mengalami kemunduran atau perubahan Puskesmas Burneh Bangkalan pada tahun
morfologis pada otot yang menyebabkan 2016-2018 mengalami peningkatan. Dari
perubahan fungsional otot dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada
terjadinya penurunan kekuatan dan tanggal 20 Maret 2019 kepada 10 responden
kontraksi otot (Lazdia dkk, 2018). Lansia lansia terdapat 4 lansia yang mengalami
dengan gangguan keseimbangan postural keseimbangan tubuh yang baik seperti
akan sangat beresiko untuk terjadinya jatuh. berdiri tanpa support dengan mata tertutup
Jatuh adalah ketidak mampuan untuk dengan persentase 40%, dan terdapat 6 lansia
mempertahankan pusat kekuatan anti yang mengalami gangguan keseimbangan
gravitasi pada dasarr penyanggah tubuh seperti tampak dari tanda atau gejala dimana
(misalnya, kaki saat berdiri,) atau memberi reponden mengalami gangguan bahwa
respon secara cepat pada setiap responden tidak bisa berdiri dengan kedua
perpindahan posisi atau keadaan statis kaki rapat dengan persentase 60%.
(Lazdia dkk, 2018). Dengan mengetahui Berdasarkan hasil pemeriksaan nilai skor
faktor resiko jatuh sendiri maka kita dapat tertinggi banyak lansia yang mengalami
mencegah terjadinya jatuh dan penyulitnya. gangguan kesulitan untuk berdiri dengan
Keseimbangan postural kedua kaki rapat. Dari hasil studi
(balance/stability) didefinisikan sebagai pendahuluan di atas dapat disimpulkan
kemampuan tubuh untuk memelihara pusat bahwa masih banyak lansia yang mengalami
dari masa tubuh dengan batasan stabilitas gangguan keseimbangan postural.
yang ditentukan dengan dasar penyangga. Balance exercise merupakan
Batasan stabilitas adalah tempat pada suatu intervensi fisioterapi yang dapat mengatasi
ruang dimana tubuh dapat menjaga posisi permasalahan yang dihapi lansia yang
tanpa berubah dari dasar penyangga. Batasan mempengaruhi keseimbangan postural
ini dapat berubah sesuai dengan tugas, (Kusnanto, 2015). Latihan balance exercise
biomekanik secara individual dan aspek merupakan aktifitas fisik yang dilakukan
lingkungan. Keseimbangan berdiri diartikan untuk meningkatkan kestabilan tubuh dengan
sebagai kemampuan untuk berdiri tanpa meningkatkan kekuatan otot ekstremitas
bantuan, tanpa terjatuh atau merubah dasar bawah (Nyman, 2013). Balance exercise
penyangga atau menggunakan tangan dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 5
(Suhartono, 2009). Berdasarkan data yang minggu adalah frekuensi yang optimal, dan
ditemukan di Panti Werdha Hargodelali dapat meningkatkan keseimbangan postural
Surabaya didapatkan sekitar 60% lansia dari lansia dan mencegah timbulnya jatuh
39 penghuni panti pernah mengalami jatuh (Skelton, 2015). Madureira et al., (2016)
pada tahun 2011, kejadian jatuh tersebut menyatakan bahwa latihan keseimbangan
mengakibatkan 3 lansia dari 23 lansia yang fungsional dan statis, mobility dan
jatuh tersebut dirawat dirumah sakit karena 2 menurunkan frekuensi terjatuh pada lansia
lansia mengalami fraktur femuralis dan 1 dengan osteoporosis. Keseimbangan tubuh
lansia mengalami fraktur panggul dan lebih baik pada lansia yang diberikan latihan
sisanya dirawat sendiri oleh petugas panti keseimbangan dibandingkan kelompok

20
kontrol dimana perbedaan rata-rata Pendidik Perlakuan Kontrol
keseimbangan sangat bermakana (Maryam et No an Freku Persentase Freku Persentase
Terakhir ensi (%) ensi (%)
al., 2010).
1 Laki-
7 46.6 7 46.6
laki
METODE PENELITIAN 2 Perempu
an 8 53.4 8 53.4
Desain penelitian quasi eksperimen Total 15 100 15 100
dengan pendekatan pre-post test control Sumber : Data Primer
design. Jumlah populasinya 228 responden Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian
yang mengalami diabetes melltus dan jumlah besar responden kelompok perlakuan pada
sampel 30 responden. Teknik sampel jenis kelamin perempuan dengan jumlah 8
menggunakan simple random sampling, orang (53,4%). Sedangkan kelompok kontrol
instrumen penelitian menggunakan cheklist. pada jenis perempuan berjumlah 8 orang
Uji statistik menggunakan uji Paired T (53,4%).
Testdan Mann Withneydengan (p<0,05) 4.1.3 Karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan
HASIL PENELITIAN Tabel 4.3 Karakteristik
4.1 Data Umum responden berdasarkan tingkat
4.1.1 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di wilayah kerja
umur Puskesmas Burneh
Tabel 4.1 Karakteristik responden Pendidik Perlakuan Kontrol
berdasarkan usia di wilayah kerja No an Freku Persenta Freku Persenta
Terakhir ensi se (%) ensi se (%)
Puskesmas Burneh.
1 SD 4 26.3 4 26.3
Perlakuan Kontrol
2 SMP 7 46.4 10 66.3
N Usia Freku Persenta Freku Persenta
o ensi se (%) ensi se (%) 3 SMA 4 26.3 1 6.4
1 Lanjut Total 15 100 15 100
Usia
15 100 15 100 Sumber : Data Primer
(>60
tahun) Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa bahwa
Total 15 100 15 100
hampir setengahnya responden kelompok
Sumber : Data Primer
perlakuan pada tingkat pendidikan SMP
Berdasarkan tabel 4.1 dengan jumlah 7 orang (46,6%). Sedangkan
menunjukkan bahwa seluruhnya kelompok kontrol sebagian besar pada
responden kelompok perlakuan pada tingkat pendidikan SMP berjumlah 10 orang
usia >60 tahun dengan jumlah 15 orang (66,7%).
(100%). Sedangkan kelompok kontrol
pada usia 60-74 tahun berjumlah 15 4.2 Data Khusus
orang (100%). 4.2.1 Perbedaan keseimbangan postural
4.1.2 Karakteristik responden berdasarkan pada lansia pre and post diberikan
jenis kelamin latihan balance exercise (kelompok
Tabel 4.2 Karakteristik perlakuan) diwilayah kerja
responden berdasarkan Puskesmas Burneh
jeniskelamin di wilayah kerja Tabel 4.5 Distribusi nilai BBS reponden pre
Puskesmas Burneh and post diberikan latihan balance exercise
(kelompok perlakuan).

21
Mean±SD (Pre) 10.46±1.684
Mean±SD (Pre) 18.13±2.503
Hasil uji paired t test 0.000
sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.5 dari 154.2.3 Perbedaan balance exercise terhadap
responden yang sebelum diberikan latihan keseimbangan postural pada lansia antara
balance exercisedidapatkan bahwa nilai kelompok perlakuan dan kelompok
mean BBS pada responden yang control.
mengalami gangguan posturalPre Test Tabel 4.7 Distribusi nilai selisih BBS pada
10.46 dan Post Test 18.13. kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
Setelah dilakukan uji normalitas Mean±SD 23.00 ± 8.00
didapatkan data berdistribusi normal maka Hasil uji mann whitney p value 0,000
hasil penelitian di uji menggunakan paried Sumber : Data Primer
t test didapatkan nilai p-value 0,000 ≤ 0,05
yang artinya ada perbedaan keseimbangan Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan
postural pada lansia sebelum dan sesudah nilai mean setelah diberikan latihan
dilakukan balance exercise di Wilayah balance exercise pada kelompok perlakuan
Kerja Puskesmas Burneh. yaitu 23.00, sedangkan mean pada
4.2.2 Perbedaan keseimbangan postural pada kelompok kontrol setelah diberikan latihan
lansia pre and post diberikan latihan balance exercise yaitu 8.00. Hasil uji
balance exercise (kelompok kontrol) Mann Whitneydidapatkan hasil p-value
diwilayah kerja Puskesmas Burneh. 0.000, sehingga nilai signifikan lebih kecil
Tabel 4.6 Distribusi nilai BBS reponden pre and dari tingkat kesalahan yang ditetapkan
post diberikan latihan balance exercise peneliti yaitu 0,05 (5%), dapat
(kelompok kontrol). disimpulkan bahwa ada perbedaan
Mean±SD (Pre) 10.93±1.099 pengaruh balance exercise terhadap
Mean±SD (Pre) 8.86±1.24
Hasil uji paired t test 0.0164 keseimbangan postural pada lansia.
Sumber : Data Primer
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 4.6 dari 15 4.1 Perbedaan keseimbangan postural pada
responden kelompok kontrol yang tidak lansia sebelum dan sesudah dilakukan
diberikan balance exercise didapatkan latihan balance exercisedi wilayah kerja
bahwa nilai mean BBS yang mengalami Puskesmas Burneh
gangguan keseimbangan posturalpre Hasil penelitian dari 15 responden
test10.93 dan post test 8.866. kelompok perlakuan setelah dilakukan
Setelah dilakukan uji normalitas perhitungan menggunakan uji pairet t test
didapatkan data berdistribusi normal maka didapatkan p-value 0.000 ≤ 0.05 ada
hasil penelitian di uji menggunakan paried perbedaan keseimbangan postural pada
t test dengan p-value 0,164 ≥ 0,05 yang lansia setelah dilakukan balance exercise
artinya tidak ada perbedaaan karena responden yang melakukan balance
keseimbangan postural pada lansia exercise akan mengalami peningkatan
sebelum dan sesudah dilakukan balance keseimbangan postural, baik untuk
exercisedi Desa Burneh di Wilayah Kerja keseimbangan statis auoun keseimbangan
Puskesmas Burneh Bangkalan. dinamis, pada saat dilakukan serangkaian

22
gerakan ini ada suatu proses diotak, yang balance exercise selama 14 hari kepada
diesebut dengan central compensation, lansia di wilayah kerja Puskesmas Burneh
yaitu otak akan berusaha menyesuaikan terdapat peningkatan keseimbangan
adanya perubahan sinyal sebagai akibat postural yang signifikan dari 15 responden
dari rangkaian gerakan ini untuk dengan cara latihan balance exercise 3kali
berdaptasi (Kaesler, 2010). Pengaruh seminggu selama 14 hari menunjukkan 15
balance exercise yaitu untuk meningkatan orang mengalami peningkatan
keseimbangan postural. keseimbangan postural.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan (Masitoh, 2015). Keseimbangan 4.2 Perbedaan keseimbangan postural
postural didefinisikan sebagai kemampuan pada lansia sebelum dan sesudah
tubuh untuk memelihara pusat dari masa tanpa dilakukan latihan balance
tubuh dengan batasan stabilitas yang exercise di wilayah kerja Puskesmas
ditentukan dari dasar penyangga. Banyak Burneh
cara untuk dapat mengatasi permasalahan Berdasarkan tabel 4.6 dari 15
yang dihadapi lansia yang mempengaruhi responden kelompok kontrol setelah
keseimbangan posturalnya. Salah satunya dilakukan perhitungan menggunakan uji
yaitu dengan latihan balance exercise. paired t test didapatkan p-value 0.164>
Metode penelitian bersifat quasy 0.05 tidak ada perbedaan keseimbangan
experiment dengan pendekatan pre-post postural pada lansia tanpa dilakukan
control group desain. Variabel yang balance exercise. Pada responden yang
diamati dalam penelitian ini adalah tidak melakukan balance exercise akan
keseimbangan posturalnya dan analisa data mengalami penurunan keseimbangan
menggunakan uji paired t test dengan posturalnya. Karna usia lebih dari 60 tahun
α=0,05 dengan hasil penelitian keatas, merupakan sekelompok orang yang
menunjukkan p=0.001 ≤ 0.05. menjalin suatu proses kehidupan yang
Balance Exercise bermanfaat untuk mempunyai waktu lebih lama untuk
meningkatkan keseimbangan postural. bersadaptasi dengan berbagai stres
Balance Exercise juga bermanfaat untuk lingkungan sehingga sangat berpotensi
menurunkan terjadinya resiko jatuh pada terjadi penurunan semua kemampuan
lansia. Balance Exercise memberikan efek tubuh lebih lanjut, akan menimbulkan
peningkatan kekuatan otot ekstremitas berbagai permasalahan yang akan
bawah. Olahraga/latihan yang melibatkan mempengaruhi berbagai kelompok
kontraksi otot dapat meningkatkan penduduk lainnya termasuk keluarga
kekuatan otot hingga lebihg dari 100%. (Ceranski, 2009).
Penurunan ukuran dan kekuatan otot pada Lamanya permasalahan yang
lansia akibat degenerasi dapat dikurangi dialami oleh lansia merupakan proses
dengan latihan/olahraga teratur. Penelitian degenerasi yang menyebabkan
menunjukkan bahwa Exercise dapat kemunduran dan perubahan semua sistem.
mrningkatkan kekuatan otot (Tilarso, Khususnya perubahan sistem muskular
2009). Oleh karena itu latihan balance akan mempengaruhi perubahan fungsional
exercise sangat efektif untuk otot, yaitu penurunan dan kontraksi otot,
meningkatkan keseimbangan postural. Hal elastisitas dan fleksibelitas otot serta
ini dibuktikan dengan dilakukan latihan kecepatan waktu reaksi. Adanya

23
penurunan fungsi ini mengakibatkan responden kelompok kontrol setelah
penurunan keseimbangan, termasuk dilakukan perhitungan menggunakan uji
keseimbangan postural. Gangguan Mann Whitneydidapatkan nilai p-value
keseimbangan postural pada lansia ini juga 0.000< 0.05 sehingga ada pengaruh
disebabkan karna faktor penuaan terkait balance exercise terhadap keseimbangan
dengan proses degenerasi (Avers, 2010). postural pada lansia. Fungsi dari latiahan
Mekanisme keseimbangan postural ini mampu memberikan perubahan
yaitu visual, vestibular, proprioceptive. fisiologis pada tubuh mannusia yang lebih
Pada lansia mengalami perubahan struktur lanjut akan meningkatkan volume oksigen
mata yaitu atropi dan hialinisasi pada maksimum dan menrunkan asam laktat,
muskulus siliaris yang dapat meningkatkan pengaruh lainnya yaitu untuk sistem
amplitudo akomodasi. Hal ini dapat muskular pada anggota gerak bawah
meningkatkan ambang batas visual adalah meningkatkan maksimal muscular
sehingga dapat mematahkan impuls power yaitu untuk meningkatkan kekuatan
afferen yang kemudian dapat menurunkan kontraksi otot, meningkatnya penampang
visual manula, dan pada akhirnya akan luas otot, asupan nutrisi kedalam otot
mempengaruhi keseimbangan postural. serta memberikan efek pemeliharaan daya
Terjadi perubahan lapang kandang, tahan (Kaesler, 2010).
penurunan tajam penglihatan, sensitivitas Adanya peningkatan kekuatan otot
penglihatan kontras akibat berkurangnya pada lansia ini akan membuat tubuh
persepsi kontur dan jarak. Penurunan tajam semakin kokoh dalam menompang badan
penglihatan terjadi akibat katarak, demikian pula akan kokoh dalam
degenerasi makuler, dan penglihatan mempertahankan geraknya. hal ini yang
perifer menghilang (Gunarto, 2010). Pada akan membuat lansia semakin seimbang
kelompok kontrol tanpa pemberian latihan posturnya. Ada beberapa hal yang dapat
balance exercise.Reseptor visual ini menyebabkan gangguan keseimbangan
memberikan informasi tentang orientasi postural, diantaranya adalah usia, jenis
mata dan posisi tubuh atau kepala terhadap kelamin, aktifitas fisik, obat-obatan,
konndisi lingkungan di sekitarnya. alkohol, dan gangguan psikologis.
Gangguan keseimbangan akan tampak Dampak dari keseimbangan postural itu
lebih jelas lagi jika impuls afferen untuk sendiri, yaitu salah satunya seperti
visual ditiadakan, misalnya pada saat mata hilangnya rasa percaya diri dalam
tertutup, maka kehilangan ayunan tubuh beraktifitas karena adanya rasa takut jatuh,
(sway) menjadi berlebihan Hal ini dapat patah tulang, cedera kepala serta
menguatkan bahwa pemberian latihan kecelakaan akibat kecendrungan jatuh.
balance exercise memiliki efek yang Semuanya akan mampu menurunkan
sangat efektif dan signifikan dalam kualitas hidup dan meningkatkan
peningkatan keseimbangan postural. ketergantungan seseorang dalam
melakukan aktifitas kehidupan (Assmusen,
4.3 Pengaruh balance exercise terhadap 2008). Lansia memiliki banyak penurunan
keseimbangan postural pada lansia fisiologis tubuh, seperti penurunan
di wilayah kerja Puskesmas Burneh kekuatan otot, perubahan postur,
Berdasarkan hasil penelitian dari penurunan propiseption dan visual yang
15 responden kelompok perlakuan dan 15 dapat berpengaruh pada pengontrol

24
keseimbangannya. Lansia yang mengalami 6.2.2 Bagi Responden
penurunan fungsi ini mengakibatkan Hendaknya responden
penurunan pada keseimbangan termasuk meningkatkan keseimbangan postural
keseimbangan postural Munawwarah dan pada lansia sesuai dengan motivasi
Nindya, 2015). Peningkatan keseimbangan yang selalu di sampaikan petugas
postural dapat dilakukan untuk mencegah pada wilayah kerja puskesmas burneh
terjadinya jatuh pada lansia (Siburian, bangkalan.
2011). Menurut Ceranski (2010) ada
beberapa jenis olahraga atau latihan yang 6.2.3 Bagi Tempat Penelitian
Bagi tenaga keperawatan di tempat
direkomendasikan untuk meningkatkan
keseimbangan postural lannsia, salah penelitian untuk dapat agar dapat
satunya adalah Balance Exercise. mempertahankan BHSP, pendekatan
terapiutik meliputi komunikasi,
KESIMPULAN DAN SARAN
informasi, dan edukasi yang diberikan
6.1 Simpulan
1. Ada perbedaan keseimbangan kepada lansia meskipun pendidikannya
postural sebelum dan sesudah masih rendah pasien mampu
diberi latihan balance exercise di mengetahui bagaimana cara
wilayah kerja Puskesmas Burneh. meningkatkan Balance Exercise dan
2. Tidak ada perbedaan keseimbangan bisa menyeimbangkan postural.
postural sebelum dan sesudah tanpa Supaya lansia lebih memotivasi untuk
diberi latihan balance exercise di datang konseling ke pusat kesehatan
wilayah kerja Puskesmas Burneh. terdekat.
3. Ada pengaruh latihan balance
exercise terhadap keseimbangan DAFTAR PUSTAKA
postural pada lansia di wilayah Achmanagara.2012. Hubungan Faktor
kerja Puskesmas Burneh. Internal Dan Eksternal Dengan
Keseimbangan Lansia Di Desa
6.2 Saran
Setelah mengetahui hasil dari Pamijen Sokaraja Banyumas. Tesis,
penelitian ini, peneliti memberikan Universitas Indonesia.
saran sebagai berikut : Arikunto.2013. Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
6.2.1 Bagi Peneliti Cipta.
Diharapkan bagi peneliti Avers.2010. What You Need To Know
selanjutnya perlu mengadakan About Balance And Falls.
penelitian lebih lanjut atau dengan http://www.apta.org/AM/Template.c
menambah variabel yang sudah ada fm?Section=Search&template=/CM/
dengan variabel yang baru mengenai HTMLDisplaycfm&ContentID=203
reaksi emosional agar mengetahui 96. Diakses Tanggal 8 Februari
mana yang lebih efektif dengan 2019.
menggunakan sampel yng lebih besar Ceranski.2010. Falls Prevention And
sehingga mencapai hasil penelitian Modifiable Risk Vektor.
yang lebih sempurna. http://www.rfw.org/AgingConf/2010
/Handouts/12_FallsPrevention_Cera

25
nski.tdf. Diakses Tanggal 8 Februari Perimbangan, Performa
2019. Keseimbangan, Dan Kiprah Dalam
Darmojo.2017. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Orang Dewasa Tua. Jurnal Terapi
Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FK Fisik Geriatrik 33 (2), 85-91,2010.
UI. Munawwaroh.2015. Pengaruh Square
Gleen.2015. About Strength/balance Steep Pink Exercise Terhadap
Exercercise. Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut
http://weboflife.ksc.nasa.gov/exercis Usia Di Posyandu Abadi I Gonilan.
eandaging/capter4balance.html. Universitas Muhammadiyah
Diakses Tanggal 10 Februari 2019. Surakarta.
Guiton.2014. Buku Ajar Fisiologi Notoatmodjo.2010. Metode Peneltian
Kedokteran. Jakarta: EGC. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kaesler.2010. Program Latihan Nugroho.2009. Keperawatan Gerontik
Keseimbangan Baru Untuk Dan Geriatrik. Edisi 3. Jakarta:
Kestabilan Postur Tubuh Pada EGC.
Orang Tua. Nursalam.2014. Metodologi Penelitian.
Kusnanto, dkk.2015. Peningkatan Jakarta: Selemba Medika.
Stabiliotas Postural Lansia Melalui Nyman.2013. Why Do I Need To Improve
Balance Exercise. Media Ners. My Balance. Dari
Lazdia, dkk. 2018. Balance Latihan Untuk www.balancetraining.org.uk.
Saldo Postural Lansia Di PTSW Diakses Tanggal 8 Februari 2019.
Kasih Sayang Ibu, Batu Sangkar. Padila.2013. Effectivenesse Of Kinesio
Jurnal Pendidikan Dan Klinik Taping On Balance And Foundtional
Indonesia Keperawatan Performance In Subjects With
Indonesia.2018. Plantar Fasciits.
Madureira MM at el., 2016. Balance Pudji Astuti.2013. Fisioterapi Pada
Training Program Is Highly Efective Lansia. Jakarta: EGC.
In Improving Functional Status And Setiati.2010. Gangguan
Reducing The Risk Of Fall In Elderly Keseimbangan,Jatuh,Dan Fraktur.
Women With Osteoporosis: A Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Randomize Controlled Trial. San Jilid III. Edisi IV Jakarta: Pusat
Paulo: International Osteoporosis Penerbitan Departemen FK UI.
Foundation And National Siburian.2011. Bagaimana
Osteoporosis Foundation.18:419- Memberdayakan Kemampuan Fisik
425. Lansia.www.waspada.co.id/cetak/in
Maryam.2009. Pengaruh Latihan deks/php?artikle_id=74423. Diakses
Keseimbangan Fisik Terhadap Tanggal 10 Februari 2019.
Keseimbangan Tubuh Lansia Di Skelton.1015. Latihan Untuk
Panti Sosial Tresna Uredha Wilayah Meningkatkan Keseimbangan Pada
Pemda DKI Jakarta. Jakarta:Jurnal Orang Tua. Diakses Tanggal 10
Keperawatan Profesional Indonesia. Februari 2019.
Diakses 10 Februari 2019. Suhartono.2009. Pengaruh Kelelahan Otot
Miller.2010. Efek Dari Program Latihan Anggota Gerak Bawah Terhadp
Berbasis Rumah Pada Keyakinan Keseimbangan Postural Pada

26
Subject Sehat.
http://eprints.undip.ac.id. Diakses
Tanggal 8 Februari 2019.

27

Anda mungkin juga menyukai