Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIFITAS MODIFIKASI BIOFEEDBACK DAN KEGELEXERCISE

DENGAN TERAPI YOGA TERHADAP INKONTINENSIA URIN TIPE


STRES PADA IBU PERIMENOPAUSE DI KELURAHAN
SETIANEGARA KECAMATAN SIANTAR SITALASARI

Tengku Sri Wahyuni


Prodi Kebidanan Pematangsiantar
Poltekkes Kemenkes Medan

Abstrak

Stres inkontinensia merupakan keluarnya urin yang sangat erat hubungannya dengan peningkatan
tekanan intra abdominal (bersin,batuk, tertawa, melompat atau gerakan lainnya) yang banyak terjadi
pada masa perimenopause. Hal tersebut terjadi akibat perubahan terkait proses penuaan terutama
penurunan hormon estrogen. Latihan otot dasar panggul perlu dilakukan untuk menurunkan angka
kejadian inkontinensia urin. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas modifikasi biofeedbackdan
Kegel Exercisedengan terapi Yoga terhadap inkontinensia urin tipe stres pada ibu perimenopause di
Kelurahan Setianegara Pematangsiantar.Jenis penelitianquasi eksperimenpre and post test control group
design, dengan analisa data yang digunakan uji korelasi Somers’D, dan Kolmogorov
Smirnov.Berdasarkan hasil uji statistic diketahui bahwaada hubungan umur dengan inkontinensia urin
tipe stres (p=0,02), tidak terdapat hubungan paritas (p=0,78), IMT (p=0,39) dan tidak terdapat perbedaan
efektifitas modifikasi biofeedback dan Kegel exercise dengan terapi yoga terhadap inkontinensia urin
tipe stres pada wanita perimenopause (p=0,068). Namun, modifikasi Biofeedback dan Kegel exercise
dengan terapi Yoga memberikan perubahan terhadap tingkat inkontinensia urin tipe pada ibu
perimenopause. Perlu dilakukan latihan otot dasar panggul sejak usia< 40 tahun untuk mencegah
inkontinensia urin.

Kata Kunci : Biofeedback, Kegel Exercise, Terapi Yoga, Inkontinensia urin tipe stress, Perimenopause

PENDAHULUAN biofeedback pasien dapat belajar bagaimana cara

Berdasarkan estimasi penduduk sasaran


program kesehatan di Indonesia tahun 2011 penduduk
wanita pra usia lanjut (45-59 tahun) cukup tinggi yakni
17.000.769 jiwa (Kemenkes RI, 2012). Usia pada
wanita merupakan faktor independen penting yang
berhubungan dengan prevalensi inkontinensia urin
karena berhubungan dengan ketidakseimbangan hormon
terkait menopause. Selain usia, riwayat persalinan
pervaginam, Indeks Massa Tubuh (IMT), riwayat
histerektomi, infeksi saluran kemih dan trauma
perineum juga menjadi faktor predisposisi terjadinya
inkontinensia urin (Priceet al, 2010).
Terapi populer untuk mengatasi inkontinensia
urin adalah kegel exercise yang bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan otot dasar panggul. Kegel
exercise sangat bermanfaat untuk menguatkan otot- otot
disekitar organ reproduksi dan meningkatkan tonus otot
lurik uretra dan periuretra sehingga dapat kembali ke
fungsi normal (Neumann, dkk, 2006)
Kegel exercise sering dikombinasikan dengan
tehnik biofeedback untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik. Teknik biofeedback dapat merubah suatu kejadian
kedalam bentuk signal visual ataupun auditori kemudian
signal ini dikembalikan kepada pasien. Dengan teknik
1
memanipulasi dan mengembalikan pada keadaan
fisiologis dalam tubuhnya sendiri. Hal ini terbukti dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Achirda, dkk (2015)
bahwa modifikasi tehnik biofeedback dengan kegel
exercise lebih efektif mengatasi inkontinensia urin
dengan nilai p=0,004 dibandingkan dengan kegel
exercise saja.
Berbagai penelitian terus dilakukan untuk
mendapatkan berbagai alternatif pengobatan/
penanganan untuk inkontinensia urin yang tidak hanya
efektif, tetapi juga dapat diakses dengan jumlah besar.
Salah satu intervensi yang juga memberikan manfaat
terapeutik untuk inkontinensia urin adalah yoga. Senam
yoga dalam praktiknya melibatkan fisik dan mental
yang dirancang untuk meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan dan kesejahteraan. Hasil penelitian Huang,
2014 mendapatkan bahwa Yoga memberikan efek
yang efektif untuk penanganan inkontinensia urin
dibandingkan dengan yang tidak dengan nilai p= 0,004.
Hasil survey awal berupa wawancara singkat
dengan 12 orang ibu perimenopause pada bulan
Desember 2016 di Kelurahan Setia Negara didapati 5
orang diantaranya dengan tanda dan gejala inkontinensia
urin tipe stres. Hasil suvey tersebut juga menemukan
belum pernah ada penelitian tentang inkontinensia
dengan intervensi Biofeedback dan Kegel Exercise
maupunTerapi Yoga di Kota Pematangsiantar.

2
METODE Inkontinensia Urin Tipe Stres
Ringan0016 66,7
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Sedang729,28 33,3
quasi eksperimen, dengan rancangan penelitian pre and Berat1770,80 0
post test control group design. Sampel dalam penelitian
ini masing-masing 24 orang ibu perimenopause yang Berdasarkan hasil tabel 1 diketahui responden
memenuhi syarat inklusi dan ekslusi, dan pada kelompok biofeedback dan kegel exercise mayoritas
dikelompokkan kedalam kelompok kontrol dan adalah berumur 40 – 45 tahun sebanyak 41,7% dan
intervensi. Tehnik pengambilan yang digunakan adalah minoritas umur 46 – 50 tahun (25,0%), sedangkan Pada
consecutive sampling di Kelurahan Setianegara Kota kelompok terapi yoga, mayoritas responden berumur 51
Pematangsiantar pada Juni-Agustus 2017. –
Penelitian ini dilakukan pada 48 responden 55 tahun (70,8%). Paritas responden pada kelompok
yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang terdiri biofeedback dan Kegel exercise mayoritas adalah paritas 3
dari: Usiaibu> 40 tahun– 55 tahun, Ibu yang – 4 (66,7%), sementara pada kelompok terapi yoga,
mengalami inkontinensia urine tipe stress, kelemahan mayoritas paritas responden adalah 3 - 4 (58,3%) dan
otot dasar panggul, Ibu dengan gangguan/ penyakit minoritas pada paritas 5 – 6 (16,7%). Pendidikan
ginjal dan Ibu dengan prolaps uteri. Responden dibagi responden pada kelompok biofeedback dan Kegel
menjadi dua kelompok yang mendapat perlakuan exercise mayoritas adalah SD dan SMA masing-masing
senam yoga dan perlakuan biofeedback dan kegel 33,3%, namun demikian ada 12,5% responden yang
exercise sebanyak 3x seminggu selama 8 minggu tidak lulus SD, sedangkan pada kelompok terapi yoga
masing- masing 24 responden diketahui mayoritas pendidikan responden adalah SMA
. (50,0%) dan didapati 4,2% responden yang tidak lulus
HASIL SD. Indeks masa tubuh (IMT) diketahui mayoritas
responden pada kelompok biofeedback dan Kegel
Hasil Penelitian exercisemayoritas berada pada kisaran IMT 18,50 –
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik 24,99 kg/m2 (kategori normal) sebanyak 54,2%,
Responden Penelitian sedangkan pada kelompok terapi yoga, mayoritas IMT
Variabel Perlakuan berada pada kisaran 18,50 – 24,99 kg/m2 (kategori
ModifikasiTerapi yoga normal) yaitu 45,8% dan minoritas berada pada IMT <
2
biofeedback &kegel exercise18,50 kg/m yaitu 4,2%. Inkontinensia urin tipe stres
F%F% pada responden yang mengikuti biofeedback dan kegel
exercise,mayoritas ditemukan dengan kategori berat
sebanyak 70,8%, sementara itu kejadian inkontinensia
1. Umur (Tahun) urin tipe stress pada respondenyang mengikuti terapi
40-45 1041,70 0
yoga.
46-50 625,07 29,2
Berdasarkan hasil pada tabel 2 diketahui
51-60 833,317 70,8
inkontinensia urin tipe stres kategori ringan dan sedang,
2. Paritas
4 16,7 6 banyak dialami oleh responden berumur 51 – 55 tahun,
25,0
1-2
3-4 16 66,7 14 masing-masing 75,0% dan 60,0%. Inkontinensia urin
62,5
5-6 4 16,7 4 tipe stres kategori berat justru banyak ditemukan pada
16,7
3. Pendidikan kelompok umur 40 – 45 tahun. Hasil analisis menunjukkan
Tidak Lulus SD312,514,2 p=0,02 (p<0,05), yang berarti bahwa ada hubungan
SD833,31312,5 umur dengan kejadian inkontinensia urin
SMP520,8520,8 Berdasarkan hasil pada tabel 2 diketahui
SMA833,31250,0 inkontinensia urin tipe stres kategori ringan dan sedang,
PT00312,5 banyak dialami oleh responden berumur 51 – 55 tahun,
4.Indeks Masa Tubuh masing-masing 75,0% dan 60,0%. Inkontinensia urin
<18.50 0 01 4,2tipe stres kategori berat justru banyak ditemukan pada
18.50-24.99 13 54,211 45,8
kelompok umur 40 – 45 tahun. Hasil analisis menunjukkan
25.00-29.99 11 45,810 41,7
p=0,02 (p<0,05), yang berarti bahwa ada hubungan
>30,00 0 02 8,3umur dengan kejadian inkontinensia urin tipe stress.
Riwayat Kontrasepsi Tidak pernah Kondom
Tabel 2 menunjukkan bahwa paritas 3 – 4
Pil Suntik IUD MOW 7 29,2 10 41,7
1 4,2 0 0
paling banyak mengalami inkontinensia urin tipe stres
Riwayat Persalinan
Abortus Normal Seksio sesar 5 20,8 3 pada
12,5 semua kategori, masing-masing kategori ringan
11 45,8 7 (56,2%), sedang (73,3%) dan berat (58,8%). Hasil
29,2
0 0 2 analisis menunjukkan p=0,78 (p>0,05), yang berarti
8,3
0 0 2 tidak ada hubungan paritas dengan kejadian
8,3
inkontinensia urin tipe stres pada penelitian ini,
1 4,2 1 4,2 Tabel 2 juga menginformasikan bahwa
22 91,8 21 inkontinensia urin tipe stres kategori ringan dan sedang
87,5
1 4,2 2 8,3banyak dialami oleh responden dengan IMT 18,50 –
24,99kg/m2 dan 25,00 – 29,99kg/m2, masing-masing
43,8% dan 46,7%. Inkontinensia urin tipe stres
kategori berat paling banyak dialami oleh kelompok
IMT 18,50 –
24,99kg/m2 yaitu 58,8%. Berdasarkan uji statistik Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa
diperoleh hasil p=0,39 (p>0,05), yang berarti tidak ada modifikasi biofeedback dan Kegel exercise juga
hubungan IMT dengan kejadian inkontinensia urin pada memberikan perubahan terhadap tingkat inkontinensia urin
penelitian ini. tipe stres. Dari 7 responden yang mengalami inkontinensia
urin tipe stres kategori sedang, seluruhnya (100%)
Tabel 3. Perbedaan Efektifitas Modifikasi menjadi tidak inkontinensia urin setelah mengikuti
Biofeedbackdan Kegel Exercise dengan Biofeedback dan Kegel exercise. Dari 17 responden
Terapi Yoga Terhadap Inkontinensia Urin yang mengalami inkontinensia urin tipe stres kategori
Tipe StresSetelah Intervensi berat, menjadi 7 responden (41,2%) tidak inkontinensia
Kelompok Inkontinensia Urin Tipe Stress urin dan 10 responden (58,8%) menjadi inkontinensia
Tidak Inkontinensia urine Sedang urin tipe p*
Berat sedang.

F% F%F% PEMBAHASAN
Modifikasi Biofeedback & Kegel Exercise Terapi Yoga
526,3 1356,56100
Pada penelitian ini ditemukan hubungan faktor
0,068
umur dengan inkontinensia urin tipe stres (p=0,02).
14 73,7 10 43,5 0 Kejadian
0 inkontinensia urin biasanya dikaitkan dengan
proses menua. Proses ini merupakan proses alami yang
Berdasarkan tabel 3 diperoleh hasil p=0,068, disertai dengan penurunan kondisi fisik, salah satunya
yang berarti bahwa tidakterdapat perbedaan modifikasi penurunan fungsi pada sistem perkemihan.
biofeedbackdan kegel exercise dengan terapi yoga Wiratmoko (2003) menemukan bahwa
terhadap inkontinensia urin tipe stress.Walaupun secara inkontinensia urin banyak ditemukan pada usia yang
statistik tidak terdapat perbedaan antara keduanya lebih muda (50-54 tahun) walaupun secara statistik
namun dapat dilihat keberhasilannya mengurangi tidak bermakna. Hasil berbeda dilaporkan oleh
tingkatan inkontinensia urin tipe stres berdasarkan Shakhatreh (2005) di Jordan yang meneliti kejadian
derajatnya. inkontinensia urin pada wanita umur 50-65 tahun. Ia
menemukan tidak ada hubungan umur dengan kejadian
Tabel 4.Distribusi Frekuensi Inkontinensia Urin Tipe inkontinensia urin tipe stres.
Stres Sebelum dan Sesudah Terapi Yoga Stres inkontinensia urin lebih banyak
Inkontinensia urin tipe stres sesudah Yoga ditemukan pada multiparitas dibandingkan nulliparitas.
InkontineTotal Efek persalinan. Pada penelitian ini tidak ditemukan
nsia urin hubungan paritas dengan inkontinensia urin tipe stres
Tidak
tipe stres inkontinensi Ringan Sedang
sebelum Yoga (p=0,78). Hasil penelitian yang sama juga dilaporkan
a urin F % oleh Shakhatreh (2005) di Jordan yang menemukan
f % f % f %
tidak ada hubungan paritas dengan inkontinensia urin
Ringan425,01275,00016 100 tipe stres. Ketiadaan hubungan pada penelitian ini
Sedang112,5112,5675,08 100 mungkin disebabkan oleh trend yang tidak spesifik
Total520,81354,2625,024 100 berkaitan dengan kejadian inkontinensia urin tipe stres
dimana pada paritas 1-2 ditemukan 20,8%, paritas 3-4
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa terapi sebanyak 62,5% dan paritas
Yoga mampu memberikan perubahan terhadap tingkat 5-6 sebesar 16,7%.
inkontinensia urin tipe stres. Dari 16 responden yang Peningkatan IMT adalah salah satu faktor
mengalami inkontinensia urin tipe stres kategori ringan, risiko inkontinensia urin tipe stres. Secara teoritis
setelah dilakukan terapi yoga menjadi 4 responden dinyatakan bahwa peningkatan tekanan intra abdominal
(25,0%) tidak mengalami inkontinensia urin. Dari 8 bersamaan dengan penambahan IMT mengakibatkan
responden yang mengalami inkontinensia urin tipe stres peningkatan tekanan intravesikel yang lebih tinggi
kategori sedang menjadi 1 responden (12,5%) yang secara proporsional sehingga melebihi tekanan
mengalami inkontinensia urin tipe stres kategori ringan penutupan uretra dan mengacu pada inkontinensia
dan tidak inkontinensia urin. (Magonet al, 2011). Berdasarkan uji statistik diketahui
tidak ada hubungan IMT dengan kejadian inkontinensia
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Inkontinensia Urin urin tipe stres (p=0,39) pada penelitian ini. Shakhatreh
Tipe Stres Sebelum dan Sesudah (2005) juga menemukan tidak ada hubungan
Biofeedback dan Kegel Exercise inkontinensia urin tipe stres dengan IMT. Pada
e stres sebelum modifikasi
Inkontinensia urinbiofeedback + biofeedback
tipe stres sesudah danbiofeedback
modifikasi Kegel exercise Sedang
+ biofeedback dan Kegel exercise
penelitian ini 50% responden berada pada ketegori IMT
Berat Total Total
normal.
Tidak inkontinensia urin Ringan Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi
inkontinensia urin. Secara umum penatalaksanaannya
f % f % F % adalah pemakaian peralatan yang menekan keluarnya
7 100 0 0 7 100 urin, pengobatan/medikamentosa, operasi dan latihan
7 41,2 10 58,8 17 100 penguatan otot dasar panggul (Suparman & Rompas,
14 58,3 10 41,7 24 100 2008; Magon et al, 2017). Latihan penguatan
otot dasar panggul pertama kali diperkenalkan oleh Dr.
299
Arnold Kegel tahun 1940 untuk mengatasi otot dan menenangkan (Huang et al, 2014).
inkontinensia urin tipe stres hati, meletakkan telapak Yoga sebagai alternatif
(Rahajeng, 2010). Selain inkontinensia urin dan 10 tangan di lantai, di bawah inkontinensia urin dapat
itu juga diperkenalkan responden (58,8%) bahu dan siku, tubuh dan dilakukan pada usia
Yoga untuk mengatasi menjadi inkontinensia urin pusar sampai jari-jari kaki pertengahan (45-59
keluhan inkontinensia tipe sedang. tetap di lantai, angkat tahun) dan usia lanjut
urin (Huang et al, 2014). Senam Kegel kepala dan tubuh ke atas (60-74 tahun) tanpa
Pada penelitian ini tidak merupakan salah satu perlahan seperti kobra ke komplikasi riwayat
ditemukan perbedaan terapi non farmakologis atas, bengkokkan tulang urologi, aman, fisibel dan
efektifitas modifikasi untuk mengatasi punggung ke atas (Patil et efikasi(Huang et al,
biofeedback dan Kegel inkontinensia urin bila al, 2012) 2014).
exercise dengan Yoga dilakukan secara rutin. Gerakan Yoga
untuk mengatasi Senam ini dilakukan ini ditekankan untuk Kesimpulan
inkontinensia urin tipe untuk membangun melatih kesadaran stuktur 1. Modifikasi
stres (p=0,068). Hal ini kembali kekuatan otot dasar panggul dan biofeedback dan
berarti modifikasi dasar panggul serta untuk meningkatkan kontrol Kegel exercise
biofeedback dan Kegel mencapai 40-60 kali seluruh otot-otot dasar efektif untuk
exercise dengan Yoga pengurangan terjadinya panggul, meningkatkan mengatasi
sama-sama mampu inkontinensia urin, kebugaran secara umum inkontinensia urin
mengatasi inkontinensia dilakukan selama 10 detik dan mengondisikan serta tipe stres pada ibu
urin tipe stres. setiap harinya dengan meningkatkan kesadaran perimenopause
Namun, pada melakukan minimal 10 diri penuh, pernafasan 2. Terapi yoga efektif
penelitian ini terapi yoga kali latihan. Peningkatan dalam dan relaksasi untuk mengatasi
mampu memberikan dapat dilihat dalam waktu inkontinensia urin
perubahan terhadap 4-6 minggu dengan tipe stres pada ibu
tingkat inkontinensia urin peningkatan maksimal perimenopause
tipe stres. Dari 16 selama 3 bulan (Stanley & 3. Tidak terdapat
responden yang Beare, 2006). Senam ini perbedaan
mengalami inkontinensia melibatkan kontraksi efektifitas
urin tipe stres kategori berulang otot modifikasi
ringan, setelah dilakukan pubokoksigeus, otot yang biofeedback dan
terapi Yoga menjadi 4 membentuk struktur Kegel
responden (25,0%) tidak pengokong panggul dan exercisedengan
mengalami inkontinensia mengelilingi pintu panggul terapi Yoga untuk
urin. Dari 8 responden pada vagina, eretra dan mengatasi
yang mengalami rectum (Stanley &Beare, inkontinensia urin
inkontinensia urin tipe 2006). Mekanisme tipe stres pada ibu
stres kategori sedang terjadinya peningkatan perimenopause
menjadi 1 responden kekuatan otot dasar (p=0,068)
(12,5%) yang mengalami panggul dimulai dari
inkontinensia urin tipe meningkatnya resistensi Saran
stres kategori ringan dan uretra melalui kontraksi Perlu dilakukan
tidak inkontinensia urin. aktif otot pubokoksigeus. pencegahan
Modifikasi biofeedback Kemudian kontraksi ini inkontinensia urin tipe
dan Kegel exercise juga akan menambah kekuatan stres dengan berbagai
memberikan perubahan penutupan uretra dan latihan sejak usia < 40
terhadap tingkat meningkatkan sokongan tahun.
inkontinensia urin tipe pada struktur panggul dan Diharapkan
stres. Dari 7 responden periuretra, sehingga otot- penelitian ini
yang mengalami otot dasar panggul yang ditindaklanjuti oleh
inkontinensia urin tipe tidak tampak dari luar petugas kesehatan dalam
stres kategori sedang, dapat diaktifkan secara bentuk kegiatan
seluruhnya (100%) langsung dan benar pengabdian masyarakat
menjadi tidak (Achirda dkk, 2015). sehingga lebih banyak
inkontinensia urin setelah Salah satu yang dapat merasakan
mengikuti Biofeedback gerakan Yoga yang manfaatnya
dan Kegel exercise. Dari berhubungan dengan Penelitian
17 responden yang kekuatan otot dasar lanjutan perlu
mengalami inkontinensia panggul adalah dikembangkan dengan
urin tipe stres kategori Bhuyanggasana. Gerakan jumlah sampel yang lebih
berat, menjadi 7 ini dilakukan dengan besar, waktu evaluasi
responden (41,2%) tidak telungkup, melemaskan yang lebih lama serta
300
instruktur yang Masyarakat. Nygaard, I. (2004).
Stanley, M., & Beare, P.
mengajarkan senam Jakarta: Salemba Stress Urinary
(2006). Buku
kegel maupun yoga, Medika. Incontinence.
Ajar
sebaiknya tidak hanya Daneshgari, F., & Obstet Gynecol,
Keperawatan
sebagai parktisi tapi Moore, C. 104, 607-620.
Gerontik. Jakarta:
juga punya keilmuan (2007). Patil, N., Nagaratna, R.,
EGC.
dibidang tersebut. Pathophysiology & Garner, C.
Suparman, E., &
of stress urinary (2012). Effect of
Rompas, J.
DAFTAR PUSTAKA incontinence in integrated Yoga
(2008).
women. on neurogenic
Inkontiinensia
Achirda, N., Jawi, M., Multidisciplinar bladder
urin pada
& Sugijanto. y Management dysfunction in
perempuan
(2015). of Female Pelvic patients with
menopause. Maj
Kombinasi Floor Disease , multiple sclerosis
Obstet Ginekol
Biofeedback 45-50. - A prospsective
Indones, 32 (1),
dan Kegel Huang, A. J., Jenny, H. observational case
48-54.
Exercise Lebih E., Chesney, M. series.
Tendean, H. M. (2007).
Meningkatkan A., Schembri, Complementary
Deteksi
Kekuatan Otot M., & Subak, L. Therapies in
Inkontinensia
Dasar Panggul L. (2014). A Medcine, 20 (6),
Urin pada Usia
pada Group-Based 424-430.
Post Menopause
Inkontinensia Yoga Theraphy Rahajeng. (2010). Efek
dengan
Urinae Tipe Intervention for Latihan Kegel
Menggunakan
Stres Pasca Urinary pada Kekuatan
Kuesioner IIQ-7
Partus Normal. Incontinence in Otot Dasar
dan UDI-6.
Jakarta . Women: A Pilot Panggul Ibu Pasca
JKM, 6 (2).
Bo, K., & Herbert, D. Randomized Persalinan. Jurnal
Wiratmoko, A. (2003).
R. (2013). Trial. Female Kedokteran
Pola
There is not yet Pelvic Med Brawijaya, 26 (2),
Inkontinensia
stong evidence Reconstr Surg, 120-123.
Urin Pada
that exercise 20 (3), 147-154. Sastroasmoro, S. (2011).
Wanita Usia Di
regimens other Madiyono, B., Mz Pemilihan Subjek
Atas Lima Puluh
than pelvic Moeslichan, S., Penelitian. Dalam
Tahun. Tesis,
muscle training Sastroasmoro, S., S. Sastroasmoro,
Fakultas
can reduce Budiman, I., & & S. Ismael,
Kedokteran
stress urinary Purwanto, S. Dasar- Dasar
Universitas
incontinence in (2011). Perkiraan Metodologi
Diponegoro,
women; a Besar Sampel . Penelitian Klinis
Program
systematic Dalam S. (hal. 88- 103).
Pendidikan
review. Journal Sastroasmoro, & Jakarta: Sagung
Dokter Spesialis I
of S. Ismael, Seto.
Obstetri dan
Physiotheraphy, Dasar-Dasar Shakhatreh, F. M.
Ginekologi,
59, 159-168. Metodologi (2005).
Semarang .
Dahlan, M. (2011). Penelitian Klinis Epidemiology of
Wyman, J. (2003).
Statistik Untuk (hal. 348-382). urinary
Treatment of
Kedokteran dan Jakarta: Sagung incontinence in
Urinary
Kesehatan Seto. Jordanian women.
Incontinence in
Saudi Med J, 26
Magon, N., Kalra, B., incontinence. Men and Older
(5), 830-835.
Malik, S., & Urologic Nursing, Women. A.J.N,
Chauchan, M. 26, 41-51. 103 (3), 26-
(2011). Stress Morkved, S., Bo, K., & 35.
urinary Fjortoft, T.
incontinence: (2002). Effect of
What, when, adding
why, and then biofeedback to
what? Journal of pelvic floor
Mid-life Health, 2 muscle training to
(2), 57-64. treat urodynamics
Milne, J., & Moore, K. stress
(2006). Factors incontinence.
impacting self- Obstet Gynecol ,
care for urinary 730-739.
301

Anda mungkin juga menyukai