Wawancara Wirausahawan Bengkel
Wawancara Wirausahawan Bengkel
I. Latar Belakang
Saat ini banyak orang yang memilih membuka bisnis usaha sebagai cara untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang sudah memiliki pekerjaan utama ataupun bagi
mereka yang belum memiliki pekerjaan. Bidang bisnis yang bisa dikerjakan dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan pasar saat itu ataupun dengan skill dan hobi yang
dimiliki. Untuk membuka usaha, sebenarnya tak perlu langsung membuka usaha yang besar
dan dengan modal yang besar pula. Berbisnis bisa dimulai dengan usaha berskala kecil.
Untuk keuntungan pada usaha awalnya, karena tempatnya merupakan satu-satunya tempat
tambal ban dan isi oli terdekat di sekitar kampung pilang-jayakerta bapak amad
mendapatkan keuntungan bersih kira-kira 500.000 ribu per bulannya. Setelah mendapatkan
modal yang cukup, akhirnya dia memutuskan untuk membuka kios sendiri, plus tempat
tambal ban dan ganti oli. Dari modal usaha kios dan usaha bengkel kecilnya, secara
bertahap dia membeli peralatan untuk bengkel yang lebih lengkap. Setelah dirasa cukup,
akhirnya dia berhasil membuka bengkel lebih besar. Dari usaha bengkel dan kiosnya ini,
keuntungan bersih yang dia dapatkan sudah semakin membaik; yaitu kira – kitra 3jutaan
sebulan.
BAB III
LAPORAN HASIL WAWANCARA
I. Daftar Pertanyaan :
1. Apa latar belakang Bapak memilih usaha ini?
“karena memang hobi saya suka bongkar-bongkar motor dan saya gak nyangka di mulai
dari hobi jadi sebesar ini"
2. Bagaimana sejarah perkembangan usaha ini hingga sekarang?
“Awalnya dulu pas tahun 2008, masih sepi tapi seiring berjalanya waktu semakin hari
semakin ramai, ya emang gak selalu rame tiap hari juga
3. Apa kendala yang dialami Bapak selama menjalani usaha ini?
“Kalo bicara kendala, saya kira banyak sekali kendala yang saya hadapi. Mungkin yang
pertama adalah modal. Jujur, saya tidak suka pinjam uang. Jadi semua barang-barang
bengkel ini saya beli dari uang hasil kumpul usaha. Walaupun pelan, tetapi setidaknya
akhirnya ada hasil.”
4. Bagaimana cara Bapak untuk mengatasi masalah tersebut?
“Seperti yang saya bilang tadi, saya lebih sabar aja"
5. Berapa modal yang Bapak keluarkan untuk membuka usaha ini?
“Kalo modal awal saya buka usaha dulu,Rp. 2.500.000. Sekarang, tiap bulannya saya
mungkin keluarkan modal kira-kira 2 jutaan"
6. Berapa penghasilan perbulan/perharinya?
“Kalo penghasilan bersih perbulan, dapat 5-6 juta"
7. Apakah sebelumnya Bapak pernah berpikir/ berkeinginan untuk membuka usaha lain
selain usaha-usaha yang sudah Bapak tekuni?
“belum ada, masih fokus ngejalanin bengkel"
8. Apa strategi yang bapak terapkan dalam berusaha?
“Yang pertama, saya selalu kerja jujur. Kedua, ramah dan senyum kepada orang yang
datang. Ketiga, saya tidak mengambil keuntungan yang terlalu berlebihan dari pelanggan.
Keempat, banyak-banyak relasi, sehingga kalau ada orang yang rusak motornya, orang-
orang yang sudah kenal bagaimana saya kerja disini bisa rekomendasikan ini bengkel ke
orang-orang tersebut. Kelima, kerja jangan setengah-setengah, beri yang terbaik ke
pelanggan. Dengan begitu pelanggan akan merasa nyaman dan akan datang terus ke kita.”
9. Menurut Bapak, apa tips untuk menjadi sukses”
"Lakukan seENAKmu asal jangan seENAKnya"
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Menjadi seorang pengusaha yang sukses seperti Bapak ahmad tidaklah mudah. Akan sangat
banyak rintangan untuk menjadi sukses seperti yang kita inginkan. Sukses bukanlah hal
yang instan. Dari pengalaman Bapak ahmad pelajaran penting yang dapat diteladani, yaitu
sebagai wirausahawan sejati adalah jeli melihat peluang, percaya diri, tekun, berpikiran
positif, dan berani mengambil risiko.
Mental dan semangat kewirausahaan harus ditumbuhkan sejak dini, wirausaha adalah
penyokong utama, kebangkitan ekonomi suatu negara, semakin banyak jumlah wirausaha
dalam suatu negara, semakin besar potensi negara tersebut untuk menjadi negara maju.
Menjadi wirausaha adalah hak setiap individu tanpa terkecuali.Hal yang paling dibutuhkan
dalam kewirausahaan adalah sikap dan mental wirausaha yang kokoh, penuh inovasi dan
tidak takut gagal dalam menghadapi rintangan, sehingga keberlanjutan usaha akan tetap
terjaga.