Anda di halaman 1dari 9

Dalam surat tersebut kita dapatkan bahwasanya penyusunan materi SKB perawat

CPNS didasarkan pada kebutuhan jabatan fungsional perawat dalam Permen-


PANRB Nomor 25 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka
Kreditnya.

Dalam Permen-PAN RB tersebut terdapat 3 (tiga) jabatan fungsional, yaitu perawat


ahli pertama, perawat pemula dan perawat terampil. Sementara untuk soal SKB
perawat CPNS memiliki standar isi yang relatif sama. Perhatikan tabel berikut:

Jabatan Fungsional Materi  SKB Perawat CPNS

(1) Kemampuan Umum:

 Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional


Sustainable Develompment Goals
(SDGs) Bidang kesehatan
 Sistem Kesehatan nasional
 Undang-Undang Kesehatan
 Kebiakan Dasar Puskesmas
 Standar Pelayanan Minimal
 Perilaku hidup bersih dan sehat
(1)    Perawat Ahli Pertama  penanggulangan narkoba
(2)    Perawat Pemula  imunisasi
 program CERDIK
(3)    Perawat Terampil  Program Keluarga Berencana dan
Program Keselamatan Pasien

(2) Kemampuan Khusus Pelayanan


Keperawatan;

 Asuhan keperawatan
individu/keluarga/kelompok/masyarakat
 Pengelolaan pelayanan keperawatan
 Pelaksanaan tugas khusus/tugas
lapangan/partisipasi kesehatan

Dari sekian banyak materi-materi yang akan diujikan dalam SKB perawat CPNS
saya yakin Anda telah menguasai materi khusus tersebut secara praktikal. Terlebih
bagi Anda yang saat ini sudah mengabdi sebagai perawat. Oleh karenanya Anda
bisa lebih fokus untuk memperdalam materi-materi yang bersifat umum. Karena
materi ini perlu diupdate mengikuti kebijakan baru yang dirilis oleh kementerian.

Contoh soal SKB Perawat CPNS 2021 dan pembahasan yang kami bawakan akan
fokus pada materi kemampuan khusus perawat. Oleh karenanya yang kami sajikan
sepenuhnya berupa studi kasus.

Contoh soal SKB perawat CPNS 2021 dan pembahasan berikut terdiri dari 15 butir
soal yang telah dianalisis. Silahkan Anda pelajari dengan seksama dan semoga bisa
memperkaya pengetahuan yang mendukung Anda untuk sukses CPNS 2021
Contoh Soal SKB Perawat CPNS 2021 dan
Jawabannya
Studi kasus 1
Masyarakat lingkungan tempat Anda berdinas mengeluhkan banyaknya kejadian
diare pada anak-anak dalam rentang satu tahun terakhir. Data hasil observasi
langsung didapatkan data bahwasanya masyarakat sekitar seluruhnya
mengkonsumsi air dan makanan yang dimasak hingga matang.

Maka fokus observasi lanjutan yang tepat adalah ….

A. Jenis-jenis lauk yang sering dikonsumsi


B. Pola olah raga masyarakat sekitar
C. Jenis buah dan sayur yang dikonsumsi
D. Pelayanan kesehatan yang diperlukan
E. Kebiasaan cuci tangan masyarakat

Jawaban: E
Fokus pengkajian yang tepat atas kondisi di atas adalah perilaku hidup bersih dan
sehat, sehingga yang perlu diobservasi selanjutnya adalah kebiasaan masyarakat
dalam cuci tangan.

Studi kasus 2
Pasien Anda seorang anak perempuan berusia 10 tahun. Hasil diagnosa anak
tersebut menderita ALL sejak 1 tahun yang lalu. Hasil pengkajian Anda
menunjukkan:

(1) Anak tampak lemah dan hanya berbaring


(2) Anak menyampaikan terkadang nyeri pada perut
(3) Tidak nafsu makan dan mual
(4) Tidak menghabiskan porsi makan dari RS
(5) BB anak 30kg
(6) Anak mengatakan ingin cepat pulang dari RS
(7) Orang tua sangat mengkhawatirkan kondisi anaknya

Maka masalah keperawatan yang paling mendekati kondisi anak tersebut adalah …

A. Nyeri perut
B. Hospitalisasi
C. Intoleransi aktivitas
D. Ansietas orang tua
E. Ketidakseimbangan nutrisi

Jawaban: E
Kondisi di atas lebih dekat kepada kondisi ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan
tubuh. Hal ini ditunjukkan oleh kondisi; (1), (2) ,(3), dan (4)

Studi kasus 3
Anda adalah seorang perawat komunitas di suatu klinik homecare. Salah satu tugas
Anda adalah melakukan screening kasus AIDS. Hasil menunjukkan 1 (satu) orang
remaja positif. Tindakan pertama yang paling tepat Anda lakukan adalah ….

A. Meminta klien untuk menjelaskan hasil tesnya dengan didampingi keluarga

B. menyarankan klien untuk melakukan screening lanjutan (wetern blot)

C. meminta anggota keluarga klien untuk menjelaskan aktivitas klien sebelum


tertular

D. mengkaji riwayat klien dengan fokus pada perilakunya yang berisiko tinggi

E. merujuk klien ke dokter untuk menjelaskan hasil tes tersebut

Jawaban: D

Tindakan screening tersebut masih bersifat umum. Sehingga dalam kasus di atas


langkah yang diperlukan adalah mengkaji riwayat klien terkait HIV terutama dalam
perilaku yang berisiko tinggi. Setelahnya baru penyampaian informasi hasil tes
kepada keluarga.

Contoh Soal SKB Perawat CPNS 2021 (No 4 –


15)
Studi kasus 4
Seorang lansia (wanita) berusia 68 tahun bersama keluarganya berkonsultasi ke
psikiater. Sang Lansia tidak mau berterusterang atas masalah yang dihadapinya.
Dari keluarganya tersebut didapatkan informasi;

 Kurang lebih 7 bulan lamanya mengurung diri di kamar


 Hanya 1 x mandi perhari
 Sulit diajak berbicara
 Selera makan menurun

Maka teknik yang tepat untuk mengawali treatment adalah dengan menganjurkan
….

A. keluarga untuk terus memberikan perhatian meski tanpa berbicara

B. pasien melakukan aktivitas harian secara mandiri

C. keluarga untuk memiliki perawat khusus untuk mendampinginya

D. lansia tersebut menggunakan antidepresan secara teratur

E. pengadaan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk lansia tersebut

Jawaban: A
Langkah yang tepat adalah mencoba membuka dialog terhadap masalah yang
dihadapi lansia. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan perhatian yang lebih
dari pihak keluarga.
Studi kasus 5
Anda adalah seorang perawat di rumah sakit jiwa. Dari pasien yang sudah 5 hari di
RSJ didapatkan data;

(1) laki-laki 37 tahun

(2) sekitar jam 10.00-11.00 selalu pergi ke bawah pohon

(3) aktivitas di bawah pohon berbicara dan tersenyum sendiri

(4) pasien koperatif ditunjukkan dengan mau minum obat dan bercakap-cakap

(5) pasien mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik

Tindakan selanjutnya yang paling tepat untuk pasien dengan kondisi di atas adalah
….

A. Mengajak pasien untuk bercakap-cakap

B. Mengajak pasien melakukan kegiatan sehari-hari sesuai jadwal

C. Menanyakan apakah pasien masih bisa mendengar suara

D. Melakukan evaluasi tentang cara minum obat yang benar

E. Menilai apakah sudah bisa mandiri dalam melakukan kegiatan

Jawaban: D
Untuk meningkatkan tingkat koperatif pasien dengan data seperti di atas, maka yang
perlu dijaga adalah proses konsumsi obat. Karena kondisi pasien yang sudah
membaik dapat kembali menurun jika cara minum dan dosis obat tidak tepat.

Oleh karena itu perlu dilakukan terus mengenai cara minum obat yang dilakukan
oleh pasien.

Studi kasus 6
Anda mendapati pasien seorang wanita lansia (78 tahun) dengan data sebagai
berikut:

(1) Sehari-hari tinggal bersama anak perempuan dan seorang cucu yang berusia 20
tahun

(2) Pasien merasa sedih karena sang cucu tidak pulang selama satu bulan dan
tanpa kabar

(3) Anak perempuan yang tinggal bersamanya mengalami retardasi mental dan
sudah lama berpisah dengan suaminya

(4) Sang lansia tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa untuk
memulangkan sang Cucu kembali ke rumah

Ketika Lansia tersebut berkonsultasi kepada Anda, dan ingin mencari tahu faktor
penyebab kepergian sang cucu, maka alternatif jawaban terbaik yang Anda
sampaikan adalah ….
A. Sang cucu salah pergaulan
B. Sang cucu terlalu lama dimanja
C. Kurangnya kemampuan bersosial
D. Harga diri rendah situasional
E. Kurangnya peran orang tua kandung

Jawaban: D
Dari data di atas, kondisi ibu kandung sang cucu yang mengalami retardasi mental
akibat perceraian menjadi faktor utama sang cucu merasa harga dirinya rendah, dan
menjadi kemungkinan paling besar yang mendorongnya pergi dari rumah.

Studi kasus 7
Anda bertugas di ruang UGD dengan pasien seorang ibu (38 tahun). Di dapatkan
data sebagai berikut:

(1) mengeluh pusing, pandangan, dan kaki bengkak

(2) hasil anamnesa menunjukkan status obstetri G4P3AO dengan usia kehamilan 36
minggu

(3) tekanan darah 150/90 mmHg

(4) Hasil pemeriksaan protein urine ++

(5) Edema pada kaki dan palpebra

Kesimpulan Anda atas pasien tersebut adalah ….

A. Hipertensi dalam kehamilan


B. Pre eklamsi
C. Eklamsi
D. Edema anasarka
E. Anemia

Jawaban: A
Cukup jelas

Studi kasus 8
Anda mendapatkan pasien bayi perempuan usia 8 bulan. Informasi dari orang tua
menyebutkan bahwa sang putri BAB 5 – 6 kali/ hari dalam dua hari terakhir. Setelah
dilakukan pengkajian didapatkan data:

(1) Pantat bayi sering dalam kondisi basah


(2) Membrane mukosa kering
(3) Turgor kembali > 2 detik
(4) Nadi: 130x/menit
(5) RR: 35x/menit
(6) Berat badan menurun dari 8300 gram menjadi 8000 gram

Masalah utama keperawatan pasien bayi tersebut adalah ….

A. risiko gangguan integritas kulit


B. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
C. risiko infeksi pada organ lain
D. kurang asupan makanan
E. Kekurang volume cairan

Jawaban: E
Cukup jelas!

Studi kasus 9
Anda mendapatkan pasien seorang wanita (35 tahun). Tungkai kanannya bengkak
sejak 2 (dua) tahun lalu, namun tidak merasakan nyeri. Maka diangnosa yang paling
mungkin adalah ….

A. deep vein thrombosis


B. lipedema
C. limfedema
D. edema statis
E. edema

Jawaban: C
Cukup jelas.

Studi kasus 10
Seorang laki-laki berusia 80 tahun menderita sebuah karsinoma ulseratif pada kulit
skrotum dextra. Grup kelenjar yang pertama kali akan menerima sel-sel metastatik
dari karsinoma tersebut adalah ….

A. Iliaka eksterna
B. Iliaka Interna
C. Inguinal superfisialis
D. Inguinal profunda
E. Lumbar (para-aorta)

Jawaban: C

Studi kasus 11
Anda mendapati pasien seorang laki-laki berusia 35 tahun yang mengalami luka
bakar. Seluruh ketebalan kulit terbakar pada daerah dorsum manus. Sebuah flap
rotasi dari kulit normal dan jaringan subkutaneus dibuat untuk menutupi defek
tersebut.

Maka pada lapisan manakah pembuluh darah arterial yang akan memberikan
vaskularisasi  flap tersebut ….

A. stratum basale
B. dermis bagian dalam
C. stratum corneum
D. stratum lucidum
E. lemak subkutan

Jawaban: E
Studi kasus 12
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun tidak dapat makan selama dua hari
karena penyakit gastro-intestinal. Maka sumber utama energi yang akan dioksidasi
pada otot rangka penderita tersebut adalah ….

A. kreatin fosfat otot


B. glikogen otot
C. trigliserida otot
D. asam lemak serum
E. glukosa serum

Jawaban: B

Studi kasus 13
Anda mendapati pasien perempuan (22 tahun) yang menemukan benjolan pada
kuadran lateral bawah mammae dextra. Usia benjolan kurang lebih 3 bulan. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan data:

(1) massa berdiameter 2 cm


(2) berbentuk oval
(3) padat
(4) halus
(5) mobil pada mamae
(6) tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening axilla.

Menurut Anda, jika biopsi eksisi di lakukan pada benjolan tersebut, maka
kemungkinan besar akan menunjukkan tanda-tanda penyakit ….

A. nekrosis lemak
B. fibroadenoma
C. kelainan fibrokistik mammae
D. karsinoma intraduktal
E. papilloma intraduktal

Jawaban: B

Studi kasus 14
Seorang laki-laki berusia 30 tahun yang sebelumnya dalam keadaan sehat,
menderita demam dan pruritus, berkeringat malam, serta menemukan benjolan di
atas klavikula sinistra selama tiga minggu.

Pemeriksaan fisik menunjukkan pembesaran nodus lymphatikus yang tidak nyeri,


berdiameter 3 cm, berkonsistensi kenyal dan berlokasidi regio supraklavikula.
Pemeriksaan sinar X thoraks memberi kesan adanya limfoadenopati mediastinal.

Menurut Anda penyebab penyakit pasien tersebut yang paling tepat adalah ….
A. tuberkulosis
B. karsinoma metastatik
C. penyakit hodgkin
D. sarkoidosis
E. mononukleosis infeksiosa
Jawaban: C

Studi kasus 15
Bayi perempuan, 4 bulan. terdapat benjolan kebiruan di temporal kiri. Benjolan
muncul pada usia 1 minggu dan semakin membesar secara lambat, namun bayi
tampak tidak merasa terganggu. Kadang benjolan membesar saat pasien menangis.
Saat ini diameter benjolan 4 cm.

Menurut  Anda, bentuk terapi yang paling sesuai adalah ….

A. observasi
B. eksisi massa
C. ekstirpasi
D. injeksi sklerosan
E. injeksi kortikosteroid

Jawaban: C

Tujuan 03

Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua


untuk semua usia

TARGET

1. Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari
70 per 100.000 kelahiran
2. Pada tahun 2030, mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru
lahir dan balita, dimana setiap negara menargetkan untuk mengurangi
kematian neonatal setidaknya menjadi kurang dari 12 per 1000 kelahiran dan
kematian balita menjadi serendah 25 per 1000 kelahiran
3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis, malaria, dan
penyakit tropis lainnya dan memerangi hepatitis, penyakit yang ditularkan
lewat air dan penyakit menular lainnya
4. Pada tahun 2030, mengurangi sepertiga dari kematian dini yang disebabkan
oleh penyakit tidak menular, melalui tindakan pencegahan dan pengobatan
serta menaikkan kesehatan mental dan kesejahteraan
5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan dari penyalahgunaan zat
berbahaya, termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan yang
berbahaya dari alkohol
6. Pada tahun 2020, secara global mengurangi setengah dari angka kematian
dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas
7. Pada tahun 2030, memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan
sexual dan reproduksi, termasuk untuk perencanaan, informasi, dan
pendidikan keluarga, dan mengintegrasikan kesehatan reproduksi kedalam
strategi dan program nasional
8. Mencapai cakupan layanan kesehatan universal, termasuk lindungan resiko
finansial, akses terhadap layanan kesehatan dasar yang berkualitas dan akses
terhadap obatobatan dan vaksin yang aman, efektif, berkualitas dan
terjangkau bagi semua
9. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi angka kematian dan penyakit
yang disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dan juga polusi dan
kontaminasi udara, air dan tanaha

 Menguatkan implementasi dari Kerangka Kerja Konvensi WHO mengenai


Kontrolterhadap Tembakau di semua negara, sebagaimana layaknya
 Mendukung riset dan pengembangan dari vaksin dan obat-obatan untuk
penyakit menulat dan tidak menular, yang secara khusus mempengaruhi
negara-negara berkembang, menyediakan akses terhadap obat-obatan dasar
dan vaksin yang terjangkau, sesuai dengan Deklarasi Doha mengenai
Perjanjian TRIPS dan Kesehatan Publlik, yang menegaskan hak dari negara-
negara berkembang unutk menggunakan secara penuh provisi dalam
Perjanjian Aspek Terkait Perdagangan Hak Properti Intelektual mengenai
fleksibilitas untuk melindungi kesehatan publik, dan terutama akses terhadap
obat-obatan untuk semua
 Secara substansial meningkatkan pendanaan dan untuk perekrutan,
pengembangan, training dan daya serap tenaga kerja kesehatan di negara-
negara berkembang, terutama di negara kurang berkembang dan negara
berkembang kepulauan kecil
 Menguatkan kapasitas di setiap negara, khususnya di negara berkembang
untuk peringatan dini, pengurangan resiko dan manajemen resiko kesehatan
nasional dan global

Anda mungkin juga menyukai