Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rd.

Halli Mahfudz Mahalli

NIM : 19620085

Kelas :C

A. Konsep Fiqh Tentang Ibadah

Ibadah yaitu kata yang diambil dari suku kata bahasa arab yaitu “Ibadah” yang berarti
pengabdian, penghambaan, ketundukan dan kepatuhan. Dari akar kata yang sama pula di kenal
dengan istilah ‘abd (hamba, budak) yang bermakna kekurangan, kehinaan dan kerendahan. Ibadah
juga bisa diartikan dengan taat yang artinya patuh, tunduk dengan setunduk-tunduknya, yang
artinya mengikuti semua perintah-Nya dan menjauhi segla larangan-Nya. Karena bentuk asli dari
ibadah adalah penghambaan dengan sepenuhnya kepada Alloh SWT. Ada beberapa konsep ibadah
menurut para ahli yang pertama ada menurut Abdul Wahab yaitu konsep ibadah adalah konsep
tentang seluruh perbuatan lahiriah maupun batiniah, jasmani maupun rohani untuk mendapatkan
ridho dari sang pencipta yaitu Alloh SWT. Kedua menurut Kh.Aceng Muhamad Ali Al-Fauzani dalam
fatwanya Konsep Ibadah adalah konsep bagaimana kita bisa berhubungan dengan Alloh secara baik,
yang berarti kita selaku ‘abd dapat menghambakan diri kita kepada sang pencipta dengan sebaik-
baiknya penghambaan karena kita adalah seorang hamba yang lemah seperti firman Alloh dalam
Surah fatihah ayat 5 yang artinya “ Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada
engkaulah kami meminta pertolongan” yang berarti kita harus mempersembahkan terlebih dahulu
persembahan kita yang baik untuk mendapatkan ridho dari Alloh dengan harapan Alloh akan
memberikan pertolongan kepada kita.

Ruang lingkup fqh ibadah sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwasannya manusia hidup
hanya untuk medapatkan ridho Alloh SWT., yang berbentuk dan bernilai ibadah. Hanya saja ada
ibadah yang sifatnya langsung berhubungan dengan Alloh tanpa ada perantara (Hablumminalloh)
dan ada yang tidak langsung atau melalui perantara (Hablumminannas). Ada beberapa contoh atau
bentuk ruang lingkup dari ibadah yang berhubungan langsung dengan Alloh yaitu :

1. Sholat

Secara bahasa sholat berarti do’a, rahmat, istighfar (meminta ampunan). Menurut istilah sholat itu
“Akwalun waaf ‘alun makhsusoton muftatahatun bittakbir wamukhtatamun bittaslim” yang artinya “
ucapan dan pekerjaan secara khusus yang diawali dengan takbir dan di akhiri dengan salam”. Dan
dalam syarah kitab “safinatunnaja” dijelaskan yaitu “ Assholatu hiya afdholul ‘ibadati albadaniyyah
adzohiroh waba’daha ashowmu tsummal hajji tsumma azzakatu” Sholat adalah ibadah yang utama
ibadah badaniyyah yang dzohir setelahnya adalah puasa kemudian haji kemudian zakat” serta
didalam kitab yang sama di jelaska bahwasannya “ Sholat adalah kewajiban yang fardu yang lebih
utama daripada fardu yang lain dan sunat nya pun lebih utama dibandingkan sunat yang lain”.
Firman Alloh dalam surat Al-Ankabut ayat 45 yang artinya “ Dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.

2. Haji

Secara bahasa haji adalah “menyengaja sesuatu”. Sedangkan menurut istilah haji adalah
“sengaja mengunjungi Ka’bah (Rumah Suci) untuk melakukan beberapa amal ibadah, dengan Syarat-
Syarat yang tertentu “. Permulaan wajib haji menurut pendapat ‘ulama dalm hal ini tidak sama.
Sebagian ada yang mengatakan pada tahun ke enam hijriah dan ada yang mengatakan pada tahun
kesembilan hijrah. Tetapi yang jelas haji itu diwajibkan kepada orang yang sudah kuasa dalam
segalanya, kewajbannya pun satu kali seumur hidup. Sebagaimana Firman Alloh dalam surat Al-
Imran ayat 97 yaitu “ walillahi ‘alannasi hijjulbayti manistato’a ilayhisabila” artinya “ mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Alloh, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitulloh” dan ayat tersebut di perkuat dengan sabda nabi yaitu “ Bunyial islam ‘ala
khomsin syahadati an lailaha illalloh wannamuhammadarrosululloh wa iqomissholat waita izzakat
wahijjul baiti wasowmu romadon” artinya “ Islam itu ditegakkan di atas lima dasar. (1) Dua kalimat
Syahadat (Syahadatain) (2) Mendirikan sholat lima waktu (3) mengeluarkan/membayar Zakat (4)
Mengerjakan Haji ke Baitulloh (5) berpuasa didalam bulan Ramadhan.

3. Zakat

Secara bahasa zakat artinya”membersihakan”. Sedangkan menurut istilah zakat artinya “kadar
harta yang tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat”.
Hukum zakat adalah suatu rukun dalam islam, fardhu ‘ain atas setiap manusia atau orang yang cukup
syarat-syaratnya. Pertama kali diwajibkan zakat dimulai pada tahun kedua dalam hijriah. zakat itu
yang pertama ada zakat Mall dan ada zakat Fitrah. jikalau zakat Mall harus memenuhi beberapa
syarat untuk dapat mengeluarkannya seperti dalam zakat ternak contoh nya adalah kambing untuk
dapat mengeluarkan kewajiban zakatnya yaitu harsu orang yang islam, orangnya merdeka bukan
seorang hamba, kepemilikan yang sempurna artinya milik sendir bukan milik orang lain, harus
mencapai nisobnya yaitu kambing itu harus berjumlah 40 kambing, dan sudah satu taun lamanya.
Dan jikalau zakat fitrah itu tidak seperti zakat Mall yaitu yang penting dalam satu taun sekali kita
mengeluarkan atau mebayar zakat dengan apa yang menjadi bahan pokok makanan di suatu negara
itu contohnya dinegara kita yaitu beras itu diwajibkan kepada bayi sampai orang tua dengan ukuran
yaitu kalau madzhab imam syafi’i dan jumhur ‘ulama indinesia yaitu 2,5 kg dengan tujuan kita
membesihkan diri kta dari semua noda dan dosa.

4. Puasa

Secara bahasa puasa artinya “ menahan diri dari segala sesuatu”, seperti menahan makan,
minum, nafsu, dan dari segala sesuatu perbuatan yang tercela. Sedangkan menurut istilah artinya “
menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai
terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat. Pertama kali puasa diwajibkan yaitu sama
dengan zakat yaitu pada tahun kedua dalam hijriah. Dalam puasa ada empat macam yaitu :

1. Puasa wajib, yaitu puasa dalam bulan Ramadhan, puasa kafarat, dan puasa nadzar
2. Puasa sunat
3. Puasa makruh
4. Puasa haram, yaitu pada hari tasyrik
B. Konsep Fiqh Tentang Muamalah

Fikih Muamalah (FM) terdiri atau di ambil dari dua suku kata yaitu pertama Fiqh dan yang kedua
Muamalah. Fiqh merupakan bentuk kata benda dari kata Fuqaha yang berarti mendalami sesuatu.
Fuqaha merupakan bentuk kata kerja yang menuntut kesungguhan seseorang dalam memahami dan
mendalami sesuatu. Tak heran, jika tak kurang dari 19 ayat menggunakan kata fiqh yang
kesemuanya dalam bentuk kata kerja. Sedangkan kata Muamalah berasal dari kata ‘amala yang
berarti berurusan (dagang), bergaul dengannya. Dalam muamalah ini harus ada interaksi antara dua
pihak disebut sebagai muamalah. Muamalatpun diartikan sebagai hukum syar’i yang mengatur
hubungan kepentingan individu dengan yang lainnya. Pengertian muamalah pada mulanya
sangatlah luas sebagaimana yang di rumuskan oleh Muhammad Yusuf Musa, yaitu “peraturan-
peraturan Alloh yang harus di ikuti dan di ta’ati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga
kepentingan manusia”. Namun belakangan ini pengertian muamalah lebih banyak dipahami sebagai
aturan-aturan Alloh yang mengatur hubungan manusia dengan manusia (hablumminannas) dalam
memperoleh dan mengembangkan harta benda atau lebih tepatnya dapat dikatakan sebagai aturan
islam tentang kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia (Fiqh Muamalah Maliyah). Jadi fiqh
muamalah adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan hubungan sesama
manusia dalam urusan kebendaan, hak-hak kebendaan serta penyelesaian perselisihan diantara
mereka. Dapat dilihat disini bahwa fiqh muamalah dapat dipahami sebagai hukum perdata islam
tetapi terbatas pada hukum kebandaan dan hukum perikatan. Ada beberapa contoh atau bentuk
fiqh muamalah yang di berikan pada tugas kali ini yaitu :

1. Ahwal Syakhsiyah
Ahwal syakhsiyah atau hukum keluarga adalah hukum yang telah dilaksanakan dalam dunia
islam bahkan didalam kehidupan sudah menjadi adat, sehingga kesadaran untuk
menerapkan hukum ini di dunia islam khususnya sangat tinggi, baik di negara-negara yang
mayoritas islam atau minoritas. Cakupan didalam hukum ini antara lain meliputi (1)
Pernikahan (2) Waris (3) Wasiat (4) Wakaf dzurri (keluarga). Yang dari masing-masing itu
mepunyai pengertian yaitu:
a. Pernikahan adalah perubahan status yang tadinya haram menjadi halal, yaitu
menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan perempuan yang didalamnya
mempunyai syarat dan rukun serta menetapkan hak-hak dan kewajiban bagi keduanya.
b. Waris atau mawaris yang mengandung pengertian tentang hak-hak dan kewajiban ahli
waris terhadap harta warisannya, menentukan siapa saja yang berhak menerima
terhadap harta tersebut, bagaimana cara pembagiannya masing-masing. Fiqh mawaris
disebut juga ilmu faraidh karena berbicara bagian-bagian tertentu yang menjadi hak ahli
waris.
c. Wasiat adalah pesan seseorang terhadap sebagian hartanya yang diberikan kepada
orang lain atau lembaga tertentu, sedangkan pelaksanaannya ditangguhkan setelah ia
meninggal dunia.
d. Wakaf adalah penyisihan harta benda yang kekal dan mungkin diambil manfaatnya
untuk maksud kebaikan. Dalam kitab fiqh dikenal adanya wakaf dzurri yaitu wakaf untuk
keluarga, dan wakaf khairi yaitu wakaf untuk kepentingan Umum.
2. Ekonomi dan keuangan Islam
Tujuan dasar dari fiqh muamalah pada prinsipnya adalah untuk memenuhi untuk memenuhi
kesejahteraan orang-orang dikehidupan dunia dan akhirat. Pemenuhan kebutuhan menurut
pandangan ekonomi islam adalah penting dan diperlukan, akan tetapi hal itu bukan
merupakan tujuan yang hakiki manusia. Kehidupan akherat yang mestinya menjadi tujuan
akhir manusia yang harus dicapai dengan mengupayakan kebaikan dalam kehidupan di
dunia ini. Tujuan diatas mengungkapkan bahwa aspek ekonomi atau perso’alan yang
berkaitan dengan kelansungan hidup umat manusia menempati kedudukan utama dalam
(syariah) islam. Islam tidak meminta kita untuk menjadi orang yang sholeh terpisah dari
urusan dunia. Islam juga tidak mengajarkan kepda kita bahwa urusan akhirat dan dunia di
pisahkan, namun islam mengajarkan atau membawa hidup untuk selamat dunia dan akhirat
serta membawa kebahagian dalam kehidupan keduanya. Sebagaimana firman Alloh dalam
Al-Qur’an aya 77 (ayat qur’an dan artinya bisa dilihat dalam Al-qur’an terjemah) namun dari
ayat tersebut bisa dipetik sebuah pesan moralnya akan nilai kemanusiaan yang harus
dikedepankan keislamannya. Dan seperti itulah (orang-orang) islam seharusnya. Syariat
islam juga memberikan pendistribusian sumber daya yang adil dan waja, serta pemenuhan
kebutuhan orang-orang lemah secara ekonomi sebagai bagian dari keta’atan, ibadah, dan
keimanan.

3. Hubungan Internasional
Islam sebagai sebuah agama yang komprehensif tidak berbicara dalam seputar tentang
ibadah dan aqidah, tetapi berbicara tentang yang lainnya salah satu contohnya adalah
hubungan antara suatu negara dengan negara yang lainnya. Islam memberikan dasar global
ideal tentang hubungan bilateral maupun multilateral yaitu “al’adalah al ‘alamiyyah
(keadilan universal) dan juga memprioritaskan al silm (damai) sebagaimana mengkristal
dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8 dan Al-Anfal ayat 61 ( AyatAl-Qur’an dan artinya bisa di
liat di Qur’an terjemah). Metode dakwah yang dijalankan Rosulillah SAW.,tidak lepas dari
dua unsur di atas (yang tercantum dalam dua ayat tersebut) baik pada fase dakwah Rosul di
Makkah sebelum hijrah maupun pada fase dakwah Rosul di Madinah setelah hijrah.
Meskipun begitu tidak mengabaikan masalah-masalah sosial lain yang dilandasi keadilan dan
kedamaian. Dengan demikian setelah kita melihat dari asas atau dasar dan sejarah, islam
mengedepankan cara-cara damai dalam membangun hubungan internasional, khususnya
pada masa damai. Adapun perang dalam islam adalah aksi defensif bukan ofensif yang
merupakan alternatif terakhir manakala alternatif-alternatif damai telah dilakukan
mengalami deadlock dan keadaan umat islam teraniaya dan terancam. Nilai nilai humanisme
akan menjadi bingkai utama dalam menegakan hubungan internaisonal meskipun dalam
keadaan, sebelum dan sesudah perang. Hubungan internasional merupakan kekuasaan
kepala negara untuk mengatur negara dalam hal hubungan internasional, masalah teritorial,
nasioanalitas, ektradisi, tahanan, pengasingan tawanan politik, pengusiran warga negara
asing. Jumhur ulama membagi negara kedalam dua bentuk yaitu “ dar al-islam dan dar al-
harb”. Syekh Wahab Zuhaili, guru besar hukum islam dari Damaskus, menyebutkan tujuh
basis etika yang harus diperhatikan oleh pemerintahan muslim ketika dalam hubungan
internasional (antar negara) yaitu: (1) memelihara kedaulatan negara (2) memperkuat kerja
sama antar negara muslim (3) memelihara perdamaian dunia (4) memelihara kemulian HAM
(5) kerja sama antar negara (6) mendakwahkan islam (7) menjaga islam dari berbagai
serangan dan hujatan.
4. Hukum Pidana-perdata
Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum hukum yang berlaku disuatu negara
yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan perbuatan-perbuatan
mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang dengan disertai ancaman dan sanksi yang
berupa pidana bagi yang melanggar aturan tersebut, dan menentukan kapan dan dalam hal
apa kepada mereka pelanggar larangan- larangan itu dan dapat dikenakan atau dijatuhi
pidana sebagaimana yang telah diancamkan. Hukum pidana dalam islam lebih dikenal
dengan istilah “Jarimah”. Jarimah adalah perbuatan pidana atau tindak pidana. Kata lain
yang sering digunakan atau nama lain dari jarimah ialah jinyah. Namun dikalangan ahli fiqh
istilah jarimah pada umumnya digunakan untuk semua pelanggaran terhadap perbuatan-
perbuatan yang dilarang oleh syara’ baik menegenai jiwa ataupun yang lainnya. Sedangkan
jinayah digunakan untuk menyebutkan perbuatan pelanggaran yang menegenai jiwa atau
anggota badan seperti membunuh dan melukai anggota badan tertentu. Jarimah memiliki
tiga unsur yaitu: (1) Formal atau al-Rukn al-Syar’iy yaitu ketentuan nash yang
melarang,memerintah, serta mengancam perbuatan bagi yang melanggarnya, (2) Materil
atau al-Rukn al-Madi yaitu tingkah laku atau perbuatan yang berbentuk jarimah ketentuan
yang formal (3) Moril atau al-Rukn al Adabiy yaitu pelakunya apabila mukallaf yaitu
perbuatannya dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Meskipun jarimah terbagi
kedalam tiga unsur namun jarimah memiliki unsur-unsur tersendiri dan inilah yang
dinamakan sebagai unsur jarimah. Ditinjau dari sisi berat dan ringannya jarimah dapat dibagi
menjadi 3 yaitu (1) jarimah Hudud (tindak pidana Hudud) yaitu tindak pidana yang paling
berat dan serius dalam hukum pidana islam. (2) Tindak Pidana Qisos / Diyat yaitu tindak
pidana yang diancam hukuman qisos atau diyat yang mana ketentuannya sudah di atur oleh
syara’. Tetapi hukuman ini menyangkut HAM sehingga dapat dimaafkan oleh pihak keluarga
yang bersangkutan. (3) Tindak pidana Ta’zir yaitu dengan memberikan hukuman berupa
pelajaran untuk tidak mengulangi perbuatannya.
5. Hukum konservasi alam, pelestarian hewan dan tumbuhan
Isu dunia tentang kerusakan alam lingkungan dari berbagai aspek yang berkaitan kerusakan
tersebut, mulai dari perubahan cuaca, pemanasan global, dan yang lainnya makin
mendorong para ilmuan untuk mencari solusi yang tepat untuk menekan atau
menanggulangi keadaan tersebut. Sehingga ayat yang mengatakan manusia sebagai khilafah
dimuka bumi mejadi penguat bahwa konverensi alam dalam islam diwajibkan. Karena dalam
ayat tersebut mengatakan peran manusia dalam islam adalah khilafah, sejatinya adalah
makhluk yang didelegasikan Alloh untuk memakmurkan bumi. Kontekstualisasi peran
khilafah inilah yang menjadikan awal mula untuk manusia menjaga lingkungan hidup
(konservasi Alam) dan konteks khilafah juga manusia harus dapat menyelaraskan dunia dan
akhirat. Karena manusia adalah makhluk yang bersentuhan langsung dengan alam maupun
makhluk lain. Meskipun alam diciptakan untuk hidup manusia tetapi manusia tidak dapat
melakukan alam dengan semena-mena. Dalam berinteraksi dengan alam manusia
mempunyai atau harus memperhatikan rambu-rambu yang tertuang dalam Al-Qur’an
maupun dalam Sunnah. Rambu atau prinsip itu adalah : “Tauhid, amanah, islah, rahmah,
‘adalah, iqtisad, ri’ayah, hirasah, hafazah, dan yang lainnya yang menjadikan prinsip manusia
dalam berinteraksi dengan alam. Terutama dalam pemeliharaan pelestarian hewan dan
tumbuhan. Hewan dan tumbuhan harus dijaga semata-mata menjaga kekuasaan Alloh SWT.
Dikarenakan banyak hewan dan tumbuhan yang punah karena ulah tangan manusia maka
dari itu konservasi terhadap alam dan pelestarian terhadap hewan dan tumbuhan khususnya
sangat diwajibkan dengan alasan kita mempunyai tugas atau di embani tugas oleh Sang
Kholiq yaitu sebagai Kholifah Fil Ard ( pemimpin di muka bumi).

Sumber Bacaan/ Referensi


1. Kitab Syarah Safinatunnaja
2. Tafsir Al-Qur’an Tematik, Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik,
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat KEMENAG RI,
Aku Bisa, Jakarta, 2012
3. Tafsir Al-Qur’an Tematik, Pelestarian Lingkungan Hidup, Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat KEMENAG RI, Aku Bisa, Jakarta, 2012
4. Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Penerbit Sinar Baru Algensido, Bandung, 2018
5. Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2002
6. Angrayni, Lysa, Hukum Pidana Dalam Presfektif Islam dan Perbandingannya
dengan Hukum Pidana di Indonesia, UIN Sultan Syarif Riau, Jurnal Hukum Islam
Vol.17 No.1, 2015

Anda mungkin juga menyukai