Anda di halaman 1dari 26

Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare

Kepemimpinan Strategis (KS)

UJIAN AKHIR SEMESTER I

Nama : Abdillah Satari Rahim


NIM : 120200102001
Mata Kuliah : Kepemimpinan Strategis (KS)
Program Studi : Peperangan Asimetris
Dosen : Letjen TNI (Purn) Dr. I Wayan Midhio, M.Phil
Letjen TNI (Purn) Dr. Yoedhi Swastanto, M.B.A.
Tanggal : Kamis, 17 Desember 2020

1. Blok Ambalat yang secara geografis berbatasan langsung antara


Indonesia dengan negara Malaysia, yang kaya akan potensi sumber
daya alam, menjadikan Blok Ambalat menjadi rawan konflik antar
kedua negara. Malaysia dan Indonesia masih saling klaim atas
sengketa kepemilikan terhadap Blok Ambalat, dimana kedua negara
merasa sebagai negara yang mempunyai hak kepemilikan atas
wilayah perairan Ambalat. Menyelesaikan sengketa internasional
antar negara setidaknya dapat dilakukan melalui lima cara. Lima cara
itu menurut United Nations Charter (UN Charter) antara lain negosiasi,
mediasi, konsiliasi, arbitrase, dan yudisial. Melalui negosiasi, kedua
negara dapat melakukan perundingan untuk menyelesaikan sengketa
secara damai tanpa melibatkan pihak ketiga.

Pertanyaan

Bagaimana pandangan mahasiswa sebagai calon pemimpin kedepan


tentang klaim atas sengketa kepemilikan terhadap Blok Ambalat oleh
pemerintah Malaysia, ditinjau dari perpektif negosiasi dan komunikasi
dalam kepemimpinan strategis?

1
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

Jawab:
Permasalahan utama di Blok Ambalat dilandasi karena adanya
tumpang tindih kebijakan terhadap pemberian konsesi dan hak eksplorasi
pada ladang minyak dan gas yang berada di wilayah laut tersebut. Dengan
munculnya peta Malaysia yang menjadi dasar klaim secara sepihak oleh
pemerintah Malaysia atas Blok Ambalat sejak tahun 1979 yang pada
kenyataannya juga mendapat protes dari negara-negara tetangga seperti
Singapura, Filipina, China, Thailand, dan Vietnam.1
Dalam upaya penyelesaian perselisihan sengketa atas kepemilikan
Blok Ambalat baik Indonesia maupun Malaysia hingga saat ini masih terus
mengupayakan langkah-langkah diplomasi sebagai jalan damai (peacefull
settlement) mengakhiri persengketaan yang terjadi di Blok Ambalat.
Tercatat bahwa Pemerintah Indonesia dan Malaysia beberapa kali telah
melakukan upaya negosiasi dalam bentuk hubungan bilateral untuk
membahas upaya-upaya penyelesaian sengketa Blok Ambalat. Salah
satunya ialah kunjungan bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke
Malaysia pada tahun 2009 untuk membahas langkah apa yang ingin
diupayakan baik Indonesia maupun Malaysia dalam upaya untuk
menyelesaikan permasalahan ini.2
Upaya ini dilakukan untuk mencegah timbulnya konflik antar kedua
negara agar eskalasinya tidak semakin memanas. Meskipun dari laporan
yang sudah ada sejak tahun 2002 hingga tahun 2007 tercatat bahwa
Malaysia sudah sering melakukan pelanggaran-pelanggaran kedaulatan di
wilayah Indonesia. Pelanggaran - pelanggaran tersebut tidak lain adalah
penyerangan terhadap kapal-kapal nelayan Indonesia yang beraktifitas
disekitar kawasan tersebut.3
Dalam upaya menyelesaikan sengketa Blok Ambalat setidaknya
dapat dilakukan melalui lima cara. Lima cara itu menurut United Nations

1
Kumparan. 2018. Analisa Sengketa Wilayah Ambalat. https://kumparan.com/fadil-alif/analisa-
sengketa-wilayah-ambalat/full. Diakses pada 17 Desember 2020.
2
Ibid.
3
Ibid.

2
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

Charter (UN Charter) antara lain negosiasi, mediasi, konsiliasi, arbitrase,


dan yudisial. Ke lima cara tersebut merupakan implementasi dari upaya
diplomasi antar negara yang sedang bertikai untuk mencari solusi atau jalan
keluar melalui jalan damai (peacefull settlement).4
Dalam mewujudkan hal itu, maka pemerintah kedua Negara haruslah
secepatrya membuat garis-garis batas wilayah yang jelas dan pasti
menyangkut wilayah laut yang berada di perbatasan. Kemudian dilanjutkan
dengan pembuatan suatu perjanjian (agreement) tentang kesepakatan
kedua Negara menyangkut wilayah laut resmi yang akan menjadi milik
mereka selanjufirya di ratifikasi sehingga perjanjian tersebut akan menjadi
landasan hukum kuat dan mengikat untuk mencegah meletusnya suatu
konflik atau sengketa lain pada masa mendatang.5
Persengketaan perebutan wilayah antara Indonesia dan Malaysia
sebenarnya bukan pertama kali saja ini terjadi. Sejarah mencatat Indonesia
dan Malaysia sudah beberapa kali terlibat dalam persengketaan
kepemilikan wilayah. Diantaranya adalah permasalahan sengketa yang
terjadi di pulau Sipadan dan Ligitan. Dimana babak akhir penyelesaian
masalah perselisihan sengketa pulau Sipadan dan Ligitan dimenangkan
oleh Malaysia atas Indonesia melalui Mahkamah Internasional
(International Court of Justice) PBB yang dilaksanakan di Kuala Lumpur
pada tahun 2002.6
Diberikannya kedaulatan atas Sipadan dan Ligitan kepada Malaysia
oleh ICJ akhirnya dimanfaatkan oleh Malaysia untuk melakukan eksploitasi
yang lebih jauh terhadap kedaulatan Indonesia. Kedaulatan Malaysia atas
Sipadan dan Ligitan menjadi salah satu alasan lainnya atas klaim Malaysia
terhadap Blok Ambalat. Dimana Malaysia mengkaim dirinya sebagai

4
Taufik M. 2018.Konflik Perbatasan Indonesia Dan Malaysia(Studi Kasus: Sengketa Blok
Ambalat). Universitas Pendidikan Indonesia.
5
Ferdi .2010. Sbngketa Perbatasan Laut Antara Indonesia - Malaysia Pada Blok Ambalat Di Tinjau
Dari Hukum Internasional. -turrul llmiah Tambua Edisi Khusus.
6
Kumparan. 2019. Memahami Sengketa Ligitan-Sipadan. https://kumparan.com/gulardi-
nurbintoro/memahami-sengketa-ligitan-sipadan-1qg1xz8wqnw/full. Diakses pada 17 Desember
2020

3
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

negara kepulauan dengan dasar bahwa mereka telah memiliki hak


pengelolaan atas dua pulau yaitu Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan.
Sehingga Merekan memiliki Hak terhadap Blok Ambalat karna dianggap
masih masuk ke dalam wilayah kepulauan Sipadan dan Ligitan.7
Menyikapi hal ini Indonesia harus lebih berhati-hati dalam
penyelesaian sengketa Ambalat sehingga tidak terulang kejadian seperti
Sipadan dan Ligitan untuk kedua kalinya. Pemerintah Indonesia melalui
para pememimpin selaku pemegang pemangkuh kepentingan baik
Presiden, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, dan seluruh
pemerintah yang bertanggung jawab wajib mengintensifkan perundingan
bilateral dengan Malaysia terutama masalah perbatasan maritim salah
satunya Ambalat sehingga sengketa ini tidak berlarut larut dan
mendapatkan kesepakatan yang mengikat secara hukum bagi kedua belah
pihak.8
Adapun langkah–langkah yang dapat diambil yaitu mempersiapkan
bukti dan diplomasi yang kuat bahwa Ambalat adalah bagian dari hak
berdaulat Republik Indonesia, selain itu peningkatan kapasitas diplomat
dan team perundingan juga harus lebih diperhatikan. Pemerintah Indonesia
juga perlu meningkatkan penjagaan di kawasan perbatasan dengan
menempatkan TNI AL dan TNI AU, selain itu Indonesia juga harus tegas
terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Malaysia.

• Peran Pemimpin Strategis terhadap klaim atas sengketa


kepemilikan terhadap Blok Ambalat oleh pemerintah Malaysia,
ditinjau dari perpektif negosiasi dan komunikasi dalam
kepemimpinan strategis.

7
Kumparan. 2018. Analisa Sengketa Wilayah Ambalat. https://kumparan.com/fadil-alif/analisa-
sengketa-wilayah-ambalat/full. Diakses pada 17 Desember 2020.
8
Yusvitasari D. 2020. Strategi Pemerintah Indonesia Dalam Penyelesaian Sengketa Tentang
Penetapan Batas Laut Antara Indonesia Dan Malaysia Di Blok Ambalat. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1

4
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

Dalam konteks kepemimpinan strategis kunjungan bapak Presiden


Susilo Bambang Yudhoyono ke Malaysia pada tahun 2009 akibat konflik
yang terus memanas antara kedua belah pihak di kawasan tersebut sejak
tahun 2002 hingga tahun 2007 untuk membahas prosedur penyelesaian
sengketa Blok Ambalat melalui jalan damai (peacefull settlement) dalam
bentuk negosiasi adalah sebuah bentuk pengambilan keputusan (Biltus)
yang tepat dan bijak. Hal ini menurut saya adalah salah satu bentuk
pengambilan keputusan strategis Indonesia dalam upaya meredam konflik
sengketa Blok Ambalat yang semakin memanas pada waktu itu. Disisi lain
upaya negosiasi ini juga merupakan satu langkah yang bijak untuk tetap
menjaga hubungan diplomasi yang baik dengan Malaysia untuk merebut
atau mempertegas kembali kedaulatan Indonesia di atas Blok Ambalat.
Peran komunikasi kepemimpinan strategis menjadi kunci dalam
menjaga hubungan diplomasi yang baik antara Pemerintah Indonesia dan
Malaysia dalam penyelesaian sengkata yang terjadi di Blok Ambalat.
Komunikasi kepemimpinan strategis juga memiliki peran yang penting
untuk menjaga dan meningkatkan hubungan antara para pemangku
pemegang kepentingan di Indonesia serta komponen pertahanan
negara(KEMHAN, dan TNI) agar tidak terjadi miss-komunikasi dan
disintegrasi antar setiap komponen dalam mengintensifkan perundingan
bilateral dengan Malaysia dan perlindungan kedaulatan maritim NKRI di
wilayah Blok Ambalat.
Saat ini Indonesia dan Malaysia masih mengupayakan metode
diplomasi hubungan bilateral antar kedua negara sebagai media
penyelesaian konflik sengketa Blok Ambalat (MEANS). Melalui negosiasi
dan komunikasi (WAYS) Pemerintah Indonesai dan Pemerintah Malaysia
berharap dapat menemukan solusi atau pun jalan tengah dalam
menyelesaikan masalah ini yang terjadi di Blok Ambalat (ENDS).

5
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

2. Pada hakekatnya penggunaan kekuasaan dalam politik bertujuan


untuk mengatur kepentingan masyarakat seluruhnya, bukan untuk
kepentingan pribadi ataupun kelompok. Dalam konteks organisasi,
pasti akan terjadi konflik kepentingan antara kepentingan diri sendiri,
kepentingan organisasi dan kepentingan karyawan secara individu.

Pertanyaan:

Bagaimana upaya Mahasiswa untuk memberikan pembatasan


pimpinan terhadap penggunaan kekuasaan dan politik dalam
organisasi yang dipimpinnya, agar tumbuh kepercayaan bawahan dan
pemegang pemangku kepentingan terhadap pimpinan organisasi
dalam rangka menyeimbangkan kepentingan individu karyawan dan
kepentingan seorang pemimpin, serta kepentingan organisasi?
Jawab:

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk


mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo, 2003). 9 Kekuasaan merupakan
kapasitas yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi cara berpikir dan
berperilaku orang lain sesuai dengan yang diinginkannya. Kekuasaan
tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dibedakan menjadi
kekuasaan formal dan kekuasaan personal. Kekuasaan biasanya identik
dengan politik. Politik sendiri diartikan sebagai upaya untuk ikut berperan
serta dalam mengurus dan mengendalikan urusan masyarakat.10
Penyalahgunaan kekuasaan pada dunia politik yang kerap dilakukan
oleh pelaku politik menimbulkan pandangan bahwa tujuan utama
berpartisipasi politik hanyalah untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal,

9
Suswanto Y. 2020. Politik & Kekuasaan Kepemimpinan Strategis. Hal. 23. Tidak dipublikasikan.
10
Dhiana Paramita P. Keterkaitan Antara Politik Dan Kekuasaan Dalam Organisasi.

6
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

pada hakekatnya penggunaan kekuasaan dalam politik bertujuan untuk


mengatur kepentingan semua orang yang ada dalam organisasi, bukan
untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok. Untuk itu, adanya
pembatasan kekuasaan sangat diperlukan agar tumbuh kepercayaan
anggota organisasi terhadap pemegang kekuasaan dan terciptanya
keadilan serta kenyamanan dalam kehidupan berorganisasi.11

Politik dan kekuasaan adalah sesuatu yang ada dan dialami dalam
kehidupan setiap organisasi, tetapi agak sulit untuk mengukurnya akan
tetapi penting untuk dipelajari dalam perilaku keorganisasian, karena
keberadaannya dapat mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada dalam
organisasi. Politik dan kekuasaan tidak hanya terjadi pada sistem
pemerintahan, namun politik juga terjadi pada organisasi formal, badan
usaha, organisasi keagamaan, kelompok, bahkan pada unit keluarga.
Politik adalah suatu jaringan interaksi antarmanusia dengan kekuasaan
diperoleh, ditransfer, dan digunakan. Politik dijalankan untuk
menyeimbangkan kepentingan individu karyawan dan kepentingan seorang
pemimpin, serta kepentingan organisasi. Ketika keseimbangan tersebut
tercapai, kepentingan individu akan mendorong pencapaian kepentingan
organisasi.12
Pada hakekatnya penggunaan kekuasaan dalam politik bertujuan
untuk mengatur kepentingan masyarakat seluruhnya, bukan untuk
kepentingan pribadi ataupun kelompok. Untuk itu, adanya pembatasan
kekuasaan sangat diperlukan agar tumbuh kepercayaan masyarakat
terhadap pemegang kekuasaan dan terciptanya keadilan serta
kenyamanan dalam kehidupan. Politik dan kekuasaan dijalankan untuk
menyeimbangkan kepentingan individu karyawan dan kepentingan seorang
pemimpin, serta kepentingan organisasi.13

11
Ibid.
12
Ibid.
13
Ibid.

7
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

• Upaya pembatasan pimpinan dalam pengunaan kekuasaan


Dalam upaya pembatasan pengguanaan kekuasaan kepada
pemimpin yang paling utama dilakukan adalah dengan membentuk disiplin,
etika dan moral ditingkat pejabat / seorang pemimpinial organisasi selaku
pengambil keputusan, untuk menangkal terjadinya penyalahgunaan
kekuasaan dalam membuat suatu kebijakan / aturan organisasi yang
diambil penuh dengan nuansa kepentingan pribadi dan golongan/kelompok
(abuse of power). Sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan bawahan
dan pemegang pemangku kepentingan organisasi tersebut. Ini bertujuan
untuk membentuk suatu lingkungan / budaya strategis di dalam suatu
orgnaisasi. Dengan menegedepankan budaya disiplin, etika, dan moral
pada setiap komponen organisasi dari yang tertinggi sampai yang terendah
diharapkan bisa menciptakan suatu sinergitas untuk menciptakan
kepercayaan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya di dalam
sebuah organisasi. Sehingga potensi penyalahgunaan kekuasaan oleh
para pemimpin dapat dihilangkan.
Selanjutnya langkah yang dapat dilakukan dalam pembatasan
pimpinan dalam penggunaan kekuasaan adalah dengan membentuk suatu
struktur kekuasaan di dalam organisasi yang bertujuan agar semua tugas
atau kekuasaan tidak hanya dilimpahkan pada suatu kekuasaan tertinggi
pada suatu organisasi, melainkan kekuasaan tersebut dibagi lagi kedalam
beberapa devisi/bidang yang terorganisir dalam sebuah struktur pemisahan
kekuasaan salah satu yang mendasari pemisahan kekuasaan dalam suatu
organisasi tentunya adalah untuk menghindari suatu pihak yang berkuasa
untuk menyalahgunakan kekuasaan yang telah diberikan. Atau yang biasa
disebut dengan Trias Politica.
Semua ini dapat dicapai melalui suatu kebijakan / aturan umumu yang
mendasar dasar dalam sebuah organisasi yang harus dipahami dan
dipatuhi oleh setiap komponen organisasi tersebut. Sehingga kepercayaan

8
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

anggota terhadap pemimpinnya dapat terbentuk dan dilindungi secara sah


melalui peraturan-peraturan organisasi yang berlaku.

3. Perkembangan tekonologi, pada era Revolusi Industri 4.0 di masa


depan, peran pertahanan dan keamanan dalam transformasi digital
menjadi semakin signifikan yaitu dengan meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia yang berintegritas, serta bermotivasi tinggi
untuk mewujudkan kekuatan militer yang efektif bagi pertahanan dan
keamanan suatu negara.
Salah satu Budaya Strategis Indonesia dalam mengimplementasikan
sistem pertahanan rakyat semesta adalah adalah perang gerilya yang
ditetapkan sebagai cara penting dalam peperangan bagi bangsa
Indonesia mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari
kepulauan.

Pertanyaan:

Bagaimana pandangan Mahasiswa tentang peran pertahanan dan


keamanan terhadap budaya strategis perang gerilya bangsa Indonesia
dihadapkan di era Revolusi Industri 4.0, apakah budaya strategis
perang gerilya bangsa Indonesia masih relevan untuk diterapkan pada
masa depan? Berikan alasan dan penjelasannya.
Jawab:

Salah satu tantangan bagi pemimpin strategis sebagai pemimpin


modern di era kemajuan / perkembangan informasi dan teknologi (IT) saat
ini adalah bagaimana pemimpin tersebut menjaga keaslian jati dirinya dan
jati diri orang-orang atau pun organisasi yang dipimpinnya. Namun secara

9
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

bersamaan juga berkepentingan untuk mengembangkan hal tersebut


selaras dengan perkembangan dan perubahan zaman itu sendiri.14
Indonesia sendiri selaku negara merdeka dan memiliki kedaulatan
memiliki 5 ciri buadaya strategis yang tentunya berbeda dengan budaya-
budaya strategis yang dimiliki oleh negara lain. Ke lima budaya strategi situ
meliputi:15
1. Penerapan budaya gotong royong, saling tolong menolong
tetap dapat tercipta dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.
2. Budaya politik bebas-aktif Membebaskan diri dari pengaruh
blok-blok yang ada dalam politik internasional.
3. Sistem perekonomian koperasi dalam budaya gotong royong.
4. Budaya musyawarah Indonesia yang diadopsi di Asia
Tenggara yang dikenal sebagai ASEAN Way.
5. Budaya pertahanan Indonesia yang dibekali oleh pemahaman
mengenai wawasan nusantara diperkuat dengan sistem
pertahanan hankamrata.

Hal ini direalisasikan mengingat kultur atau budaya Indonesia memiliki


ciri dan budaya sendiri yang khas yang terbagi dalam sejumlah etnik &
melahirkan paham etnosentrime sebagai sifat individu yang cenderung
merendahkan budaya lain, sehingga diperlukan sebuah budaya strategis
yang mampu menangkal berbagai sifat egoisme. Budaya strategi Indonesia
memiliki beberapa parameter yang mencakup, ideologi, politik luar negeri,
penyelesaian konflik, ekonomi, dan pertahanan, yang pada akhirnya
menghasilkan sebuah doktrin pertahanan negara yang memberikan arah
bagi pengelolaan sumber daya pertahanan untuk mencapai tujuan
keamanan nasional.16

14
Suswanto Y. 2020. Kepemimpinan strategis dalam modern. Hal. 9. Tidak dipublikasikan.
15
Suswanto Y. 2020. Kepemimpinan Strategis dalam Budaya Strategis. Hal 30. Tidak
dipublikasikan
16
Op. Cit hal 28

10
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

Pada bidang pertahanan, budaya strategis Indonesia seperti yang


telah disebutkan bahwa budaya pertahanan Indonesia diterapkan dengan
metode perang gerilya . Konsep Guerillia Wafrae strategies (GWS)
dijelaskan oleh Nasution melalui bukunya yang berjudul Pokok-pokok
Gerilja (1954). Ia mengatakan bahwa “Perang Gerilya Adalah Perang
Rakyat Semesta. Di mana syarat utama keberhasilannya terletak pada
kekompakan serta rasa saling percaya antara militer dan rakyat”.17
Menurut Nasution, “perang bukan hanya usaha angkatan perang saja,
melainkan usaha rakyat semesta yang tidak bisa dipungkiri. Selama
Revolusi Kemerdekaan Indonesia, TNI ditopang rakyat sipil dalam
menghadapi tentara Belanda yang persenjataannya jauh lebih kuat. Tanpa
bantuan rakyat, jangankan menang, TNI bahkan tak berarti apapun”.18
Gagasan konsep dan strategi Guerillia Wafrae strategies (GWS) yang
dicanangkan oleh Jenderal AH Nasution tersebut kemudian melahirkan
suatu implikasi kebijakan pertahanan oleh pemerintah yang selanjutnya
disebut sebagaia Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta
(SISHANKAMRATA).

• Strategi Perang Gerilya dihadapkan pada revolusi industry 4.0


Republik Indonesia mengenal suatu sistem pertahanan yang
melibatkan seluruh komponen rakyat, sebuah konsep yang
mendayagunakan berbagai hal yang dimiliki bangsa untuk membela dan
mempertahankan tanah air nya dari ancaman dan serangan musuh. Sistem
dan konsep ini disebut dengan Perang Rakyat Semesta. Sayangnya
Konsepsi ini belum meninggalkan kerangka utama Perang Rakyat semesta

17
Siregar R. 2019. Jenderal Besar Ah Nasution, Ahli Strategi Perang Gerilya Diakui Dunia [Online].
Tersedia Di Https://Daerah.Sindonews.Com/Artikel/Jatim/6693/Jenderal-Besar-Ah-Nasution-Ahli-
Strategi-Perang-Gerilya-Diakui-Dunia-
1?Showpage=All#:~:Text=Ide%20dasarnya%20adalah%20menggunakan%20segala,Gerilya%20a
dalah%20perang%20rakyat%20semesta%22. Diakses Pada 14 Desember 2020
18
Matanasi P. 2019. Doktrin Hankamrata: Gagasan Nasution Yang Dilanjutkan Soeharto [Online].
Tersedia Di Https://Tirto.Id/Doktrin-Hankamrata-Gagasan-Nasution-Yang-Dilanjutkan-Soeharto-
Elwr. Diakses Pada 14 Desember 2020.

11
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

yang masih berpatron pada buku masterpiece karangan Jenderal Abdul


Haris Nasution berjudul Pokok-Pokok Perang Gerilya.19
Perang Rakyat Semesta yang lebih menitik beratkan pada
perlawanan/pertahanan secara fisik, dengan metode-metode tradisional,
yang mengandalkan serangan berbentuk militer (Simetris, Konvensional,
Hard Power) terhadap ancaman lawan sudah tidak begitu relevan lagi bila
dihadapkan pada ancaman dewasa ini yang telah bermetamorfosa ke
dalam berbegai bentuk serangan yang diakibatkan oleh hadirnya Revolusi
Industri 4.0. Ancaman yang ditimbulkan berupa serangan dalam bentuk
serangan non militer (Asyimetris, Softpower, Smartpower, Proxy War,
Cyber Warfare) dan Gabungan keduanya atau Perang Hybrida.
Perkembangan dan kemajuan teknologi menghadirkan tantangan
baru dalam bidang pertahanan dan militer. Revolusi industri 4.0 secara
tidak langsung memberikan ancaman baru yang dapat mengganggu
keamanan dan kedaulatan negara dalam bentuk serangan-serangan nir-
militer /non-konvensional. Tidak hanya itu perkembangan revolusi industri
4.0 juga membawa perubahan terhadap perang konvensional. Dimana
penggunaan senjata dan peralatan tempur yang digunakan dalam metode
perang konvensional semakin canggih yang memungkinkan para aktor
negara melakukan ancaman atau serangan konvensional terhadap
musuhnya dari jarak jauh melalui serangan misil, serangan udara, atau pun
serangan nuklir.
Dikutip dari media cetak elektronik Republika.co.id Bapak Susilo
Bambang Yudhoyono selaku salah satu pemimpin strategis yang dimiliki
Indonesia yang juga pernah menjadi Presiden Republik Indonesia dalam
satu kesempatan saat memberikan pengarahan kepada perwira tinggi dan
menengah TNI di Akademi Militer TNI Magelang memngeluarkan

19
Kompasiana. 2015. Modernisasi Doktrin Perang Rakyat Semesta.
https://www.kompasiana.com/kasamago/55c96ed984afbd2c0558e592/modernisasi-doktrin-perang-
rakyat-semesta. Diakses pada 18 Desember 2020.

12
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

pernyataan “Pertanyaannya apakah masih relevan pola pkir seperti itu


(strategi perang gerilya), apakah masih tepat dan cocok?”.20
berkaca pada hal tersebut, sudah seyogyanya Konsepsi Perang
Rakyat Semesta sedikit di ubah, ditambah dan dipoles agar mampu
bertahan dalam menghadapi dinamika perkembangan zaman saat kini.
Perang Gerilya yang melibatkan seluruh komponen bangsa dengan ruh
patriotisme dan bela negaranya tetap dijadikan pondasi utama untuk
kemudian ditambahkan dengan konsepsi baru dimana perang semesta tak
melulu memakai fisik tenaga tradisional melainkan mengerahkan pula
kekuatan intelektual, komunikasi, baik melalui sarana militer dan non militer
yang disediakan negara maupun yang dimiliki masing-masing individu yang
saling terikat membentuk senjata dan barrier yang dapat menggantikan
Alutsista canggih manapun.
Meskipun dikatakan bahwa Pemimpin strategis harus mampu
mempertahankan keaslian / jati diri organisasi yang dipimpinnya. Namun
dalam menjawab tantangan perkembangan / kemajuan perubahan zaman
perlu dipertimbangkan untuk melakukan beberapa perubahan pada
pengelolaan sumber daya pertahanan untuk mencapai tujuan keamanan
nasional.

4. Keputusan strategis adalah keputusan untuk menjawab tantangan


dan perubahan lingkungan yang bersifat jangka panjang dan
mengandung karakteristik khusus yang membedakan keputusan
strategis dengan keputusan keputusan yang lain.
Keberadaan pemimpin salah satunya adalah mampu membuat
keputusan strategis yang cepat dan efektif, mampu mengantisipasi,
menghindari masalah-masalah dan harus bersikap fleksibel untuk
menghadapi perkembangan lingkungan dan keadaan yang terus

20
Republika. 2011. SBY: Saat Ini Perang Gerilnya tak Relevan Lagi.
https://republika.co.id/berita/nasional/umum/11/07/13/lo9mbl-sby-saat-ini-perang-gerilnya-tak-
relevan-lagi. Diakses pada 18 Desember 2020.

13
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

menerus berubah. Ketepatan membuat keputusan seorang


pemimpinial sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan
atau kegagalan organisasi.
Untuk itu diperlukan pemahaman terhadap konsep membuat
keputusan dan bagaimana seorang pemimpin mengambil keputusan
strategis menyangkut bagaimana, menggariskan langkah-langkah
dalam proses pengambilan keputusan, bagaimana dan mengapa
pengambilan keputusan tersebut dilakukan dalam kegiatan seorang
pemimpinial.

Pertanyaan:

Bagaimana pandangan mahasiswa terhadap apa Langkah-langkah


dalam pengambilan keputusan strtategis dalam manajemen
organisasi? Berikan alasan dan jelaskan.
Jawab:
Pengambilan keputusan adalah suatu proses memilih suatu alternatif cara
bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi, untuk menemukan
dan menyelesaikan masalah organisasi yg memerlukan serangkaian
tindakan dan membutuhkan beberapa langkah. Keputusan strategis berarti
pilihan strategis, pilihan dari beberapa altenatif strategis. Strategis
berkaitan dengan lingkungan eksternal, keputusan strategis ialah
merumuskan hubungan organisasi dengan lingkungannya. Keputusan
strategis adalah keputusan yang mengandung risiko besar. Keputusan
strategis memiliki peranan yang sangat besar dalam mengendalikan suatu
organisasi yang mempengaruhi keseluruhan tubuh organisasi dan
lingkungan tempat organisasi berada.21
Proses Keputusan pada dasarnya memadukan antara hasil pemilihan
kriteria & hasil indentifikasi alternatif utk membuat suatu keputusan.22

21
Suswanto Y. 2020. Pengambilan Keputusan Strategis. Hal 58. Tidak dipublikasikan
22
Op. Cit. Hal. 6.

14
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

• Langkah-langkah Pengambilan Keputusan


Dalam pengambilan keputusan diawali dengan adanya masalah. Masalah
merupakan pintu perbedaan antara keadaan perbedaan yang ada dan
keadaan perbedaan yang dikehendaki. Hal ini merupakan awal dari
langkah-langkah pengambilan keputusan. tahap-tahap proses
pengambilan kepuusan meliputi :
(a) identifikasi dan mendiagnose masalah:
(b) mengumpulkan dan menganalisis masalah;
(c) pengembangan altematif keputusan:
(d) mengevaluasi altematif keputusan;
(e) pemilihan keputusan terbaik;
(f) menyusun implementasi keputusan;
(g) mengevaluasi hasil hasil keputusan.

Hunger (1990) menyebutkan langkah-langkah dalam proses


pengambilan keputusan strategis terdiri atas 10 langkah yang kemudian ia
bagi ke dalam 4 Fase sebagai berikut:
• Fase I :
1. Evaluasi kinerja organisasi, tujuan, sasaran, dan
perumusan masalah.
• Fase II :
2. Mengamati lingkungan internal
3. Mengamati lingkungan eksternal
• Fase III:

15
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

4. Melakukan analisis SWOT untuk melihat kekuatan,


kelemahan, tantangan, dan peluang yang ada.
5. Mereview Kembali tujuan dan sasaran organisasi
6. Merusumuskan alternatif-alternatif strategis.
7. Pemilihan alternatif (keputusan)
8. Otorisasi keputusan strategis.

• Fase IV:
9. Implementasi keputusan yang diambil
10. Evaluasi dan pengontrolan keputusan yang diambil

Dalam kaitannya langkah-langkah pengambilan keputusan strategis


seperti yang telah dijabarkan di atas maka dapat diamati dalam setiap
langkah pengambilan keputusan tersebut memiliki maksud dan tujuan
sebagai berikut.
Pertama, bahwa sebelum sesuatu dapat disebut sebagai masalah
seorang pemimpin harus sadar akan perbedaannya, harus bertindak dan
harus memiliki sumber-sumber yang diperlukan sebelum mengambil
tindakan. Seorang pemimpin harus menyadari setiap kesenjangan yang
ada. Sehingga, dalam hal ini seorang pemimpin harus membandingkan
antar kondisi masalah saat ini dengan standar yang telah ada. Standar
dapat berupa kinerja terdahulu, dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kedua, bahwa setelah seorang pemimpin mengidentifikasi masalah
yang membutuhkan perhatian maka kriteria keputusan penting perlu
dilakukan apakah yang relevan dalam suatu keputusan. Setiap
pengambilan keputusan perlu memiliki kriteria untuk mengarahkan
keputusan-keputusannya.
Ketiga, bahwa kriteria yang telah ditentukan dalam langkah terdahulu,
tidak semuanya mempunyai bobot yang sama pentingnya. Oleh karenanya
para pengambil keputusan hendaknya melakukan analisis untuk

16
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

menimbang kelebihan dan kekurangan dari daftar kriteria terdahulu


kemudian memberi bobot pada setiap butir-butir tersebut dan memberi label
prioritas yang tepat dalam keputusan tersebut.
Keempat, bahwa langkah ini diharapkan agar pengambil keputusan
mendapatkan altematif-alternatif yang dapat dilaksanakan sehingga dapat
digunakan sebagai alternatif dalam menyelesaikan masalah yang ingin
dipecahkan. Dalam hal ini altematif-altematif tersebut tidak untuk dievaluasi
tapi hanya dicatat sebagai bahan pengambilan keputusan.
Kelima, setelah altematif-altematif teridentifikasi, pengambil keputusan
secara kritis harus menganalisis masin-masing altematif yang telah
disajikan pada tahap sebelumnya. Perlu dilakukakan analisis antara
Kekuatan dan kelemahan setiap altematif menjadi jelas setelah
diperbandingkan dengan kriteria dan bobot seperti yang telah dilakukan
pada langkah kedua dan ketiga. Setiap altematif dievaluasi, dinilai dengan
kriteria tersebut.
Keenam, langkah ini merupakan langkah penting karena memilih
altematif terbaik di antara altematif yang terdaftar / disediakan dan dinilai.
Sebab, dalam hal ini seorang pemimpin telah menentukan semua faktor-
faktor yang terkait dalam keputusan tersebut, memberi bobot,
mengidentifikasi altematif-altematif yang dapat dilakukan. Jadi, seorang
pemimpin sebagai pengambil keputusan harus memilih altematif yang
memiliki angka atau bobot paling tinggi yang diperoleh dari langkah kelima.
Ketujuh, bahwa seorang pemimpin walaupun dalam proses pemilihan
tersebut telah selesai dalam langkah terdahulu, keputusan tersebut masih
bisa gagal seandainya keputusan tersebut tidak dilaksanaan sebagaimana
mestinya. Oleh karena itu, seorang pemimpin dalam langkah ketujuh
sebagai pengambil keputusan hendaknya memberi perhatian penuh agar
dalam melaksanakan keputusan tersebut hasil-hasil keputusan tersebut
dapat terealisasi / terwujud sebagaimana mestinya.
Kedelapan, bahwa langkah ini merupakan langkah dalam proses
pengambilan keputusan yang menilai hasil keputusan, untuk melihat

17
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

apakah masalahnya telah terpecahkan atau terselesaikan. Apakah


altematif yang dipilih dalam langkah keenam dan telah dijalankan dalam
langkah ketujuh mencapai hasil yang diharapkan? Oleh karena itu perlu
fungsi kontrol, karena bisa saja dari hasil evaluasi, masalah tersebut ternyata
masih ada. Seorang pemimpin kemudian harus memilah-milah kembali
dengan baik secara hati-hati apa yang keliru dalam hal ini, apakah
perumusannya tidak benar? Apakah kesalahan dalam mengevaluasi
alternatif-aftefnatif yang kemudian menjadi pilihan sudah sesuai? Apakah
altematif yang tepat telah dipilih tapi pelaksanaannya salah atau tidak
benar?.
Dari menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut seorang pemimpin
akan kembali ke tahap dimana akar permasalahan yang muncul dalam
proses pengambilan keputusan ini. Atau bisa juga terjadi bahwa langkah-
langkah tersebut harus diulang atau dilakukan kembali dari awal untuk
memulai seluruh proses Iangkah-langkah pengambilan keputusan dari
awal.

• Pandangan tentang langkah-langkah pengambilan keputusan


Dalam proses pengambilan keputusan yang telah dijabarkan
sebelumnya terdapat beberapa poin penting yang harus menjadi perhatian
utama bagi seorang pemimpin dalam mengambil keputusan. Hal ini
berkaitan dengan kefektifan proses pengambilan keputusan tersebut. Meski
secara keseluruhan setiap prosesyang dilakukan untuk pengambilan
keputusan sudah tepat bila dilakukan sebagaimana mestinya namun ada
beberapa pokok-pokok pemikiran yang harus diutamakan oleh pemimpin.
Yang pertama adalah penentuan alternatif solusi penyelesaian masalah
yang diangkat atau yang disajikan sebelum masuk ke tahap penilaian
alternatif tersebut. Dimana alternatif-alternatif strategis yang dipilih aruslah
benar-benar tepat dan sesuai dengan kebutuhan masalah yang dihadapi.
Sebagai contoh dalam kasus sengketa pulau Sipadan dan Ligitan antara
Malaysia dan Indonesia kedua negara dalam proses diplomasinya melalui

18
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

Mahkamah Internasional PBB mengajukan klaim masing-masing terhadap


landasan pengakuan mereka terhadap ke dua pulau tersebut. Indonesia
dalam rangka meyakinkan para hakim Mahkamah Internasional
mengajukan tiga argumentasi sebagai landasan klaim Indonesai terhadap
pulau Sipadan dan Ligitan. Namun ke 3 klaim tersebut dinilai oleh
Mahkamah Internasional masih kurang tepat dijadikan sebagai lanadan
pengakuan Indonesia terhadap pulau Sipadan dan Ligitan.
Dari hal ini kita dapat melihat bahwa pengambilan keputusan diplomat
Indonesia dalam upaya meyakinkan Mahkamah Internasional atas
pengakuan kedaulatan Indonesia terhadap kedua pulau tersebut ternyata
tidak dapat membuat Indonesia memenangkan kedaulatannya atas pulau
Sipadan dan Ligitan.
Lebih buruknya lagi Mahkamah Internasional bahkan menolak kedua
klaim succession Indonesia dan Malaysia. Kedua negara dianggap tidak bisa
memberikan bukti kuat bahwa Sultan Bulungan ataupun Sultan Sulu
menguasai kedua pulau tersebut. Dengan demikian, sekalipun Indonesia
dan Malaysia dianggap sebagai penerus dari kedua kesultanan tersebut,
Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan tidak termasuk wilayah yang kemudian
diwariskan kepada Indonesia dan Malaysia.
Hal ini menjadi bukti bahwa ketidak relevanan pengangkatan klaim
succession sebagai alternatif landasan klaim yang kemudian diputuskan
diangkat / dibawa ke dalam siding Mahkamah Internasional tidak mampu
membwa ke dua negara mendapatkan poin pengakuan atas pulau Sipadan
dan Ligitan oleh Mahkamah Internasional.
Selain penentuan alternatif solusi penyelesaian masalah, hal penting
lainnya adalah tahap implementasi, evaluasi, dan kontrol. bagaimana
pemimpin dapat mengontrol dan mengawasi keberlangsungan dan
keberlanjutan atau jalannya kebijakan-kebijakan (keputusan) yang telah
diberlakukan (dipilih). Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia dari tahap
pemerintahan pusat hingga tingkat pemerintahan daerah di bawahnya masih
terdapat pelanggaran-pelanggaran pematuhan kebijakan yang

19
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

menyebabkan diintegrasi peraturan antara satu tingkat pemerintahan


dengan tingkat pemerintahan di bawahnya.
Sebagai penutup landasan pemilihan pengambilan keputusan strategis
apabila dilaksanakan sesuai langkahnya dengan tepat akan menghasilkan
suatu hasil yang baik. Namun apabila terdapat langkah yang dilakukan tidak
mempedomani langkah-langkah pengambilan keputusan tersebut akan
menimbulkan masalah baru yang kembali harus segera diatasi. Hal itu
tentunya akan membuat proses penyelesaian masalah akan terganggu
implikasinya adalah terjadinya perlambatan kemajuan bagi organisasi.

5. Dalam pemberitaan KOMPAS.com - Minggu (6/12/2020). Menteri


Kesehatan RI, DR Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa 1,2 juta
vaksin Covid-19 Sinovac tahap pertama telah tiba. Namun saat ini,
masih menunggu izin penggunaan oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM). "Pemerintah hanya akan menyediakan vaksin yang
terbukti aman dan lolos uji klinik," kata Terawan pada keterangan pers
yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN),

Pertanyaan.

Mahasiswa diasumsikan sebagai salah satu Staf Ahli BNBP yang


bertugas untuk memberikan saran konsep kepada Kepala BNPB
terhadap rencana pendistribusian dan pelaksanaan penyuntikan
vaksin Covid 19. Bagaimana konsep “Pemikiran strategis dan
perencanaan strategis” dalam menyiapkan kebijakan dan langkah
strategis terhadap program implementasi vaksin covid 19 ini sebagai
bahan pengambilan keputusan Kepala BNPB?

20
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

Jawab:
Dalam menyiapkan kebijakan dan langkah strategis terhadap program
implementasi vaksin covid 19 ini sebagai bahan pengambilan keputusan
Kepala BNPB maka dipandang perlu adanya suatu bentuk saran konsep
“pemikiran strategis dan perencanaan strategis” berikaitan dengan proses
pengambilan keputusan strategis oleh kepala BNPB selaku pemimpin
organisasi.
Pemikiran strategis pada dasarnya adalah suatu bentuk koordinasi
pikiran-pikiran kreatif menjadi suatu perspektif bersama yang
memungkinkan organisasi melangkah ke masa depan dengan suatu sikap
untuk memenuhi kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Hal ini
bertujuan untuk membantu kepala BNPB mengeksploitasi tantangan-
tantangan di masa depan, baik yang dapat diramalkan maupun yang tidak,
bukan hanya mempersiapkan diri untuk satu kemungkinan di yang akan
terjadi kedepannya. Pemikiran strategis membentuk dasar bagi
pengambilan keputusan strategis, karena tanpa dasar pemikiran strategis,
keputusan dan tindakan setelahnya kemungkinan akan terpecah-pecah
dan tidak sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pemikiran strategis adalah sebuah proses formulasi rencana dan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal vital, pervasif, dan
berkesinambungan. Dengan adanya konsep pemikiran strategis
pencapaian target dalam menyiapkan kebijakan dan langkah strategis
terhadap program implementasi vaksin covid 19 ini sebagai bahan
pengambilan keputusan Kepala BNPB dapat dikontrol sehingga persoalan-
persoalan atau problem-problem penghambat perkembangan dapat
disikapi serta diselesaikan dengan cepat dan tepat sasaran.
Dalam menyusun suatu konsep pemikiran dan perencanaan strategis
dalam menyiapkan kebijakan dan langkah strategis terhadap program
implementasi vaksin covid 19 dipandang perlu adanya keterlibatan
berbagai pihak yang dinilai ahli dibidangnya. Hal ini dianggap penting
mengingat bahwa pemikiran strategis adalah sebuah proses formulasi

21
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

dalam menyusun rencana dan kegiatan-kegiatan strategis membutuhkan


pandangan umum dan pandangan khusus dari setiap komponen yang
memiliki kepentingan dan memiliki keahlian untuk menunjang keberhasilan
dalam menyusun / membentuk pemikiran strategis dan perencanaan
strategis.
Berfikir strategis tidak dapat lepas dari berencana strategis, dalam
artian memformulasikan strategi kebijakan dan langkah strategis terhadap
program implementasi vaksin Covid 19. Untuk dapat mewujudkannya, perlu
adanya pemikiran strategis dalam menciptakan formula strategi.
Pada dasarnya, formulasi strategi dan implementasi strategi
merupakan dua unsur pokok dalam manajemen strategis. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Sharplin (1985) bahwa manajemen strategik
merupakan proses formulasi dan implementasi rencana dan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal vital, pervasif, dan
berkesinambungan bagi suatu organisasi. Maka, faktor-faktor lingkungan
eksternal maupun internal organisasi (BNPB) sangat diperhitungkan dalam
meformulasikan konsep kebijakan strategi implementasi vaksin covid 19.23
Formulasi strategi merupakan perencanaan (planning) yang sering
disebut dengan istilah perencanaan stratejik (strategic planning). Strategi
adalah rencana yang menyangkut hal-hal vital, dan / atau secara terus-
menerus penting dalam organisasi (Sharplin, 1985). Perencanaan ini
bersifat luas dan jangka panjang.24
Formulasi strategi, dalam hal ini yang merupakan kerangka berfikir
strategis dalam pengimplementasian vaksin covid 19, memiliki lima langkah
pokok, yaitu; (1) perumusan misi (mission determination), (2) asessmen
lingkungan (environmental assesment), (3) asesmen organisasi
(organizational assesment), (4) perumusan tujuan (objective setting), dan
(5) penentuan strategi (strategy setting).25

23
Arif Rifa’I A. Urgensi Berfikir Strategis Dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Di
Indonesia
24
Ibid.
25
Ibid.

22
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

Pertama, perumusan misi, Menurut Sharplin Misi secara umum


adalah ”alasan keberadaan”, yaitu deskripsi tentang apa yang hendak
dicapai dan untuk siapa. Misi berkaitan erat dengan tujuan, jenis produk
(service), teknologi dan customer (pasar). Formulasi misi, menurut Pearce
dan Robinson didasarkan atas beberapa unsur, antara lain; customer
(pasar), produk (jasa), wilayah geografis, teknologi, kepedulian terhadap
kelangsungan hidup (survival), filsafat, konsep diri, dan kepedulian image
publik.26
Kedua, asesmen lingkungan, terdiri dari dua unsur yaitu asesmen
lingkungan eksternal dan asesmen lingkungan internal (asesmen
organisasi). Asesmen lingkungan eksternal meliputi identifikasi dan
evaluasi aspek-aspek sosial (soscial faced), budaya, politis, ekonomi dan
teknologi, serta kecenderungan yang mungkin berpengaruh pada
organisasi dan misinya. Hasil dari asesmen lingkungan eksternal adalah
sejumlah peluang yang harus dimanfaatkan oleh organisasi (opportunities)
dan ancaman besar yang harus dicegah (threats). Sedangkan asesmen
lingkungan internal (organisasi), terdiri dari penentuan persepsi yang
realistis atas segala kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)
organisasi. Analisis lingkungan internal dan eksternal sering disebut
dengan istilah analisis SWOT.27
Ketiga, perumusan tujuan, dalam merumuskan terdapat dua
karakteristik pokok untuk tujuan yang efektif, yaitu; (1) tujun harus
menantang (challenging) tetapi dapat dicapai (attainable), (2) tujuan harus
spesifik, lebih bersifat kuantitatif dan dapat diukur. Lebih lanjut, Pearce dan
Robinson (1985) berpendapat bahwa tujuan hendaknya dapat diterima
(acceptable), lentur (flexible), dapat diukur (measurable), memberi motivasi
(motivating), cocok (suitable), dapat dimengerti (understandable) dan dapat
dijangkau (achievable).28

26
Ibid.
27
Ibid.
28
Ibid.

23
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

Keempat, penentuan strategi, ketika tujuan telah dirumuskan atau


arah telah ditentukan, strategi atau rencana untuk mencapai tujuan harus
dibuat. Banyak organisasi yang merumuskan strategi atau rencana terbatas
pada pembiayaan. Padahal strategi harus mencakup semua aspek penting
organisasi. Langkah dalam merumuskan strategi dapat didasarkan pada
hasil analisis lingkungan (SWOT), yaitu dengan membentuk empat strategi,
yaitu; (1) strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluan),
(2) strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari
peluang), (3) strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari
ancaman), dan (4) Strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari
ancaman) (lihat tabel 1).29
Dengan langkah-langkah strategis di atas kebijakan dan langkah
strategis terhadap program implementasi vaksin covid 19 ini sebagai bahan
pengambilan keputusan Kepala BNPB akan mudah menghasilkan saran /
konsep perencanaan strategis yang baik dan terukur.

29
Ibid.

24
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

Daftar Pustaka

Arif Rifa’I A. Urgensi Berfikir Strategis Dalam Pengembangan Lembaga


Pendidikan Islam Di Indonesia.
Dhiana Paramita P. Keterkaitan Antara Politik Dan Kekuasaan Dalam
Organisasi.
Ferdi .2010. Sbngketa Perbatasan Laut Antara Indonesia - Malaysia Pada
Blok Ambalat Di Tinjau Dari Hukum Internasional. -turrul llmiah
Tambua Edisi Khusus.
Kompasiana. 2015. Modernisasi Doktrin Perang Rakyat Semesta.
https://www.kompasiana.com/kasamago/55c96ed984afbd2c0558e59
2/modernisasi-doktrin-perang-rakyat-semesta. Diakses pada 18
Desember 2020.
Kumparan. 2018. Analisa Sengketa Wilayah Ambalat. tersedia di
https://kumparan.com/fadil-alif/analisa-sengketa-wilayah-ambalat/full.
Diakses pada 17 Desember 2020.
Kumparan. 2019. Memahami Sengketa Ligitan-Sipadan. Tersedia di
https://kumparan.com/gulardi-nurbintoro/memahami-sengketa-ligitan-
sipadan-1qg1xz8wqnw/full. Diakses pada 17 Desember 2020
Matanasi P. 2019. Doktrin Hankamrata: Gagasan Nasution Yang
Dilanjutkan Soeharto [Online]. Tersedia Di Https://Tirto.Id/Doktrin-
Hankamrata-Gagasan-Nasution-Yang-Dilanjutkan-Soeharto-Elwr.
Diakses Pada 14 Desember 2020.
Republika. 2011. SBY: Saat Ini Perang Gerilnya tak Relevan Lagi.
https://republika.co.id/berita/nasional/umum/11/07/13/lo9mbl-sby-
saat-ini-perang-gerilnya-tak-relevan-lagi. Diakses pada 18 Desember
2020.
Siregar R. 2019. Jenderal Besar Ah Nasution, Ahli Strategi Perang Gerilya
Diakui Dunia [Online]. Tersedia Di

25
Ujian Akhir Semester I - Assymmetric Warfare
Kepemimpinan Strategis (KS)

Https://Daerah.Sindonews.Com/Artikel/Jatim/6693/Jenderal-Besar-
Ah-Nasution-Ahli-Strategi-Perang-Gerilya-Diakui-Dunia-
1?Showpage=All#:~:Text=Ide%20dasarnya%20adalah%20menggun
akan%20segala,Gerilya%20adalah%20perang%20rakyat%20semest
a%22. Diakses Pada 14 Desember 2020.
Suswanto Y. 2020. Kepemimpinan strategis dalam modern. Hal. 9. Tidak
dipublikasikan.
Suswanto Y. 2020. Kepemimpinan Strategis dalam Budaya Strategis. Hal
30. Tidak dipublikasikan.
Suswanto Y. 2020. Pengambilan Keputusan Strategis. Hal 58. Tidak
dipublikasikan.
Suswanto Y. 2020. Politik & Kekuasaan Kepemimpinan Strategis. Hal. 23.
Tidak dipublikasikan.
Taufik M. 2018.Konflik Perbatasan Indonesia Dan Malaysia (Studi Kasus:
Sengketa Blok Ambalat). Universitas Pendidikan Indonesia.
Yusvitasari D. 2020. Strategi Pemerintah Indonesia Dalam Penyelesaian
Sengketa Tentang Penetapan Batas Laut Antara Indonesia Dan
Malaysia Di Blok Ambalat. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Undiksha Vol. 8 No. 1.

26

Anda mungkin juga menyukai