Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 7:

Muhammad Rafi Al-Azhim (H1051221102)


Muhammad Razan Hamizan (H1051221030)
Michael Mido Reta Pratama (H1051221037)
Cahaya Pramesti Ramadhanty (H1051221044)
Maulidya Firda Hanifah (H1051221028)
Nadya Tri Kumalasari (H1051221078)

Kasus yang berkaitan dengan konsep Wawasan Nusantara adalah konflik perbatasan antara Indonesia dan
Malaysia, terutama terkait dengan Pulau Sipadan dan Ligitan.

Latar Belakang Kasus:


Pulau Sipadan dan Ligitan terletak di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Laut Sulu, bagian dari
wilayah perairan yang kaya sumber daya alam seperti ikan dan gas alam. Kedua negara mengklaim
kedaulatan atas pulau-pulau tersebut, dan perselisihan mengenai batas perbatasan mereka telah
berlangsung sejak awal abad ke-20.
Analisis Kasus:
Pentingnya Sumber Daya Alam: Salah satu faktor yang mendorong perselisihan ini adalah pentingnya
sumber daya alam di sekitar pulau-pulau tersebut. Kedua negara memiliki kepentingan ekonomi dan
strategis dalam mengklaim wilayah tersebut. Prinsip Wawasan Nusantara mendorong Indonesia untuk
menjaga kedaulatannya atas wilayah tersebut demi mengendalikan sumber daya alamnya.
Diplomasi dan Penyelesaian Damai: Meskipun perselisihan ini telah memunculkan ketegangan di antara
kedua negara, Indonesia terus berusaha untuk menyelesaikan konflik ini melalui diplomasi. Prinsip
Wawasan Nusantara menekankan pentingnya penyelesaian damai atas konflik dan kerjasama antar-negara
di wilayah Asia Tenggara. Indonesia telah terlibat dalam sejumlah perjanjian dan pembicaraan dengan
Malaysia untuk mencari solusi yang adil.
Pentingnya Hukum Internasional: Prinsip Wawasan Nusantara juga mencerminkan pentingnya mengikuti
norma dan hukum internasional dalam menyelesaikan konflik. Indonesia telah mengajukan kasus ini ke
Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan perselisihan perbatasan, menunjukkan komitmen
Indonesia untuk menggunakan jalur hukum internasional dalam menyelesaikan konflik tersebut.
Isu Nasionalisme dan Identitas: Kasus ini juga mencerminkan bagaimana isu nasionalisme dan identitas
dapat menjadi faktor dalam perselisihan perbatasan. Kedaulatan terhadap wilayah seperti Sipadan dan
Ligitan dapat dianggap sebagai elemen penting dari identitas nasional dan kedaulatan Indonesia.
Pengaruh Regional: Perselisihan perbatasan ini tidak hanya memengaruhi hubungan bilateral antara
Indonesia dan Malaysia, tetapi juga memiliki dampak regional. Ketegangan di antara dua negara ini dapat
memengaruhi stabilitas di Asia Tenggara dan merusak upaya kerjasama regional.

Kasus perselisihan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia terkait dengan Pulau Sipadan dan Ligitan
mencerminkan bagaimana prinsip-prinsip Wawasan Nusantara memengaruhi kebijakan luar negeri dan
diplomasi Indonesia. Konflik ini menunjukkan betapa pentingnya penyelesaian damai, penggunaan
hukum internasional, dan diplomasi dalam menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia di
wilayahnya.

Anda mungkin juga menyukai