Kelompok 4 Makalah Kebijakan Dividen
Kelompok 4 Makalah Kebijakan Dividen
KEBIJAKAN DIVIDEN
Disusun Oleh :
Paramitha Nuraismi (1117040035)
Wafi Iqbal Wahyutama (1117040040)
Dewi Aditya (1117040041)
Regita Nadya (1117040048)
Palupi Kusuma (1117040050)
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Jl. Teknik Kimia Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya
Telp/fax. (031) 5947186 Email: ppns-its@ppns.ac.id
Laman : www.ppns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebijakan Dividen”
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang
telah memberikan kepada kami berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh
karena itu, kami bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
investasinya. Dalam kasus perusahaan membukukan laba namun pembagian
dividen rendah, mungkin disebabkan karena manajemen concern tentang
kelangsungan hidup perusahaan melakukan penahanan (retained) laba untuk
melakukan ekspansi atau membutuhkan kas untuk operasi perusahaan.
2
1.3 TUJUAN PENULISAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dividen sama dengan nilai pasar saham sebelum pembayaran dividen. Dengan
kata lain, penurunan harga pasar saham karena pembelanjaan eksternal sama
dengan kenaikan harga saham karena pembayaran dividen. Jadi pemegang
saham dikatakan indifferent antara dividen dan laba ditahan.
Secara matematis dibuktikan sebagai berikut:
1
P0 = 1+ 𝑘 (D1 + P1)
Keterangan:
P0 = Harga pasar perlembar saham pada waktu 0
k = Tingkat kapitalisasi perusahaan pada suatu kelas risiko
D1 = Dividen persaham pada waktu 1
P1 = Harga pasar perlembar saham pada waktu 1
Anggap N adalah jumlah saham pada waktu 0, dan M adalah jumlah
saham baru yang dijual pada waktu 1 dengan harga P1
1
NP0 = [ND1 + (N+M)P1 +
1+ 𝑘
MP1]
Jumlah saham baru yang diterbitkan untuk membelanjai investasi:
MP1 = I – (X – ND1)
Keterangan:
I = Total investasi baru pada periode 1.
X = Total laba perusahaan pada periode tersebut.
Dengan mensubstitusi persamaan di atas, maka diperoleh persamaan:
1
NP0 = [(N+M)P1 – I + X]
1+ 𝑘
5
implikasi bahwa dividen adalah irrelevant, yaitu investor indifferent antara
dividen dan laba ditahan.
6
Selain pertimbangan pengaruh dividend payout terhadap harga saham, faktor-
faktor lain yang perlu dipertimbangkan manajemen dalam menentukan dividend
payout adalah:
1. Dana yang dibutuhkan perusahaan
Apabila di masa yang akan datang perusahaan merencanakan untuk
melakukan investasi yang membutuhkan dana yang besar, maka
perusahaan dapat memperolehnya melalui penyisihan laba ditahan.
Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, maka semakin
besar pula bagian laba yang ditahan di perusahaan atau semakin kecil
dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham
2. Likuiditas
Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai atau dividen saham.
Perusahaan hanya mampu membayar dividen tunai jika tingkat likuiditas
(cash ratio) yang dimiliki perusahaan mencukupi. Semakin tinggi tingkat
likuiditas perusahaan, semakin besar dividen tunai yang mampu dibayar
perusahaan kepada pemegang saham, dan sebaliknya.
5. Pengendalian perusahaan
Jika perusahaan membayar dividen yang besar, kemungkinan perusahaan
memperoleh dana dengan menjual saham baru untuk membiayai peluang
investasi yang dinilai menguntungkan. Dalam kondisi demikian kendali
pemegang saham lama atas perusahaan kemungkinan akan berkurang, jika
pemegang saham lama tidak berjanji untuk membeli tambahan saham baru
yang diterbitkan perusahaan.
7
persyaratan tersebut adalah pembatasan pembayaran dividen yang tidak
boleh melampaui jumlah tertentu yang disepakati.
7. Inflasi
Semakin tinggi tingkat inflasi, maka semakin turun daya beli mata uang.
Perusahaan harus mampu menyediakan dana yang lebih besar untuk
membiayai operasi maupun investasi perusahaan pada masa yang akan
datang.
Stabilitas dividen
Perusahaan yang membayar dividen stabil dari waktu ke waktu
kemungkinan dinilai lebih baik daripada perusahaan yang membayar dividen
berfluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar dividen secara stabil
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut yang juga stabil dan
sebaliknya, perusahaan dengan dividen tidak stabil mencerminkan kondisi
keuangan perusahaan yang kurang baik.
8
Target payout ratio
Sejumlah perusahaan mengikuti kebijakan target dividend payout ratio
jangka panjang. Hal ini akan mengakibatkan besarnya jumlah dividen yang
berfluktuasi atau dividennya tidak stabil. Perusahaan hanya akan
meningkatkan dividend payout ratio, jika pendapatan perusahaan meningkat
dan perusahaan merasa mampu untuk mempertahankan kenaikan pendapatan
tersebut dalam jangka panjang.
9
Keterangan
Nilai dividen saham yang dibagikan 2000 x Rp 2500
= Rp 5.000.000
Alokasi pada perkiraan saham biasa 2000 x Rp 1000
= Rp 2.000.000
Alokasi pada perkiraan Agio 2000 x (Rp 2500 - Rp 1500) = Rp
3.000.000
10
jumlah modal maupun struktur modal, tetapi hanya mengubah jumlah saham
yang beredar dan nilai nominal saham.
Contoh
Sebelum pemecahan saham , perusahaan CITRA memiliki modal sebagai
berikut:
- Saham biasa (40.000 lembar @1.000) Rp 40.0000.000
- Agio Rp 10.000.000
- Agio Rp 10.000.000
Reverse Split
Reverse Split merupakan kebalikan dari pemecahan saham , yaitu tindakan
perusahaan untuk menggabungkan dua atau lebih lembar saham menjadi satu.
Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan harga pasar saham ,apabila
dipertimbangkan harga pasar saham sudah terlampau rendah. Harga pasar
saham yang terlalu rendah mengesankan kondisi perusahaan yang kurang
baik.
11
Apabila tidak ada pajak dan biaya transaksi , kedua alternatif tersebut
secara teoritis tidak bedanya bagi pemegang saham. Dengan pembelian
saham, maka jumlah saham yang beredar akan berkurang sehingga akan
mendorong terjadinya peningkatan harga pasar saham. Secara teoritis, capital
gain yang diperoleh dari pembelian saham kembali sama dengan dividen atau
membeli saham kembali.
-EPS Rp 40
-P/E ratio 15
Istilah yang sering dipakai di subab ini adalah dividen dan capital gain.
Perbedaan dari keduanya adalah dividen adalah pembagian laba perusahaan
kepada para pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
Sedangkan, capital gain adalah keuntungan yang didapat hanya oleh para
pemegang saham biasa. Cara memperoleh keuntungan ini adalah dengan
membeli saham diwaktu harga rendah dan menjual kembali pada harga tinggi
(sehingga ada gap, dan gap ini disebut sebagai Capital Gain). Kemudian dari
kasus perusahaan RINJANI, ada 2 alternatif yang dipertimbangkan dalam
mendistribusikan dana kepada para pemegang saham, antara lain :
12
Rp630 (harga lama = Rp600). Maka jumlah saham yang dapat kembali
(dibeli) sebanyak 2.381 lembar (Rp1.500.000/Rp630). Pada alternative
kedua, perusahaan memperoleh laba per saham setelah pembelian kembali
adalah :
Jika P/E ratio 15 kali, maka harga pasar saham sama dengan Rp630 per
saham (15 x Rp42). Namun, harga pasar saham sebelum pembelian
kembali saham sama dengan Rp600 per saham (P/E x EPS = 15 x Rp40).
Sedangkan, capital gain yang diperoleh pemegang saham setelah
pembelian kembali saham sama dengan Rp30 (harga pasar saham setelah
pembelian kembali – harga pasar saham sebelum pembelian kembali =
Rp630 – Rp600)
13
penhasilan yang diatas normal ( extraordinary earnings ) kepada
pemegang saham.
Dapat digunakan sebagai strategi untuk mengacau usaha
pengambil – alihan perusahaan ( yang biasanya dilakukan dengan
cara membeli saham sebanyak –banyaknya hingga mencapai
jumlah saham mayoritas ) stock repuchase dapat menggagalkan
usaha ini.
Mengubah struktur modal perusahaan. Misalnya, perusahaan ingin
meningkatkan rasio hutang dengan cara menggunakan hutang baru
untuk membeli kembali saham yang beredar.
Saham yang ditarik kembali dapat dijual kembali ke pasar jika
perusahaan membutuhkan tambahan dana.
(https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/13/makalah-kebijakan-dividen/)
Keterangan :
Px = Harga pasar per saham setelah distribusi
14
D = Jumlah dana yang akan didistribusikan
S = Jumlah saham yag beredar sebelum distribusi
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
(https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/13/makalah-kebijakan-dividen/)
17