Anda di halaman 1dari 5

SISTEM SARAF OTONOM

a. Sistem Saraf otonom ialah system saraf yang tidak dapat dikendalan
oleh kemauan kita melalui otak. Sistem saraf otonom dapat
mengendalikan beberapa organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah,
ginjal, pupil mata, lambung dan usus. Sistem saraf ini dapat dipacu
(induksi) atau dihambat (inhibisi) oleh senyawa obat . (Syaifuddin, 2013).

b. Sistem saraf otonom dibedakan menjadi 2 sistem yaitu system saraf


parasimpatis dan simpatis :
A. Sistem saraf Parasimpatis diperantarai oleh neurontransmitter
asetilkolin yang berinteraksi dengan reseptor muskarinik dan
nikotinik. Obat-obat yang bekerja pada system saraf parasimpatis
dibagi menjadi :
a. Parasimpatomimetik
Obat-obat parasimpatomimetik mengaktivasi saraf parasimpatis,
di mana efek yang muncul serupa dengan efek yang ditimbulkan
jika asetilkolin berikatan dengan reseptor .
-Bekerja pada reseptor nikotinik, contohnya nikotin dan
tuborcurarin
-Berkerja pada reseptor muskarinik, terbagi menjadi : Kerja
langsung pada reseptor contohnya piolokarpin, karbakol, dan
arekolin. Kerja tidak langsung melalui penghambatan enzim
asetilkolinesterase contohnya : Fisostigmin, Neostigmin.
b. Parasimpatolitik
Obat parasimpatolitik bertindak sebagai antagonis pada reseptor
muskarinik, contoh obatnya : atropine, scopolamine, ipratropium

B. Sistem Saraf Simpatis


Aktivasi system saraf simpatis diperantarai oleh neurontransmitter
(epinefrin dan norepinefrin) yang berinteraksi dengan reseptor
adrenergik alfa dan beta. Obat-obat yang bekerja pada system saraf
simpatis dibagi menjadi :
a. Simpatomimetik
Obat simpatomimetik dapat mengaktivasi reseptor simpatis
sehingga menimbulkan efek yang sama jika reseptor berikatan
dengan epinefrin atau norepinefrin. Pengoolongan obat
simpatomimetik :
-Kerja langsung pada reseptor : Fenilefrin (alfa 1), Klonidin dan
guanifazin (alfa-2), dopamine (beta-1), salbutamol dan terbutaline
(beta-2), epinefrin (reseptor alfa dan beta)
-Kerja tidak langsung : amfetamin, selegilin dan kokain
b. Simpatolitik
Obat simpatolitik memiliki efek yang berbeda dengan aktivasi
epinefrin pada reseptornya, kadang berlawanan. Contoh obat
simpatolitik : prazosin (alfa-1 bloker), yohimbine (alfa-2 bloker),
atenolol (beta-1 bloker), propranolol (beta-1 dan beta-2 bloker).
PERHITUNGAN DOSIS

Perhitungan Dosis

Cara I : Perhitungan dosis berdasarkan Body Surface Area (BSA)

Contoh untuk perhitungan

glibenklamid 5mg pada mencit

Dosis untuk mencit :

Dosis untuk mencit 20g :

Pembuatan larutan stok

Pembuatan larutan stok :

Berat glinbenklamin yang di butuhkan untuk 5 ml larutan stok :


Berat glibenklamid yang di ambil dari tablet :

volume pemberian untuk mencit 23g :


Cara II : Menggunakan Faktor Konversi

Dosis manusia x factor konversi = dosis untuk hewan coba

Pembuatan larutan stok :

Berat obat yang di timbang dari sediaan :

Volumer pemberian :

Contoh:

Hitunglah dosis glibenklamid 5mg untuk hewan coba mencit

Dosis : Dosis manusia x factor konversi

5 mg x 0.0026 = 0.013mg/20g mencit

Pembuatan larutan stok :

Berat tablet glibenkalmid yang di timbang :

Volume pemberian untuk mencit 25g :

untuk 25 gram mencit

Anda mungkin juga menyukai