Anda di halaman 1dari 2

4.

3 Analisis Layout Sekarang dan Usulan


Hasil pengamatan dan analisis yang dilakukan pada video rekaman perakitan LEGO
berbentuk buldoser, terlihat adanya beberapa tata letak yang kurang memperhatikan prinsip-
prinsip keefektifan kerja, misalnya kurangnya perhatian pada letak benda berdasarkan
importance of use principle, sequence of use principle, dan frequency of use principle. Namun,
ada tata letak yang sesuai dengan prinsip keefektifan kerja, misalnya adalah memposisikan main
body yang akan dirakit pada urutan pertama, karena main body menjadi bagian utama dan
terpenting dalam perakitan LEGO buldoser.
Layout yang sekarang dikatakan kurang memperhatikan keefektifan kerja karena
praktikan mengamati bahwa perakit terlihat kesulitan saat merakit bagian - bagian LEGO
buldoser. Kesulitannya yaitu, jarak jangkauan perakit dalam mengambil bagian-bagian LEGO
dikarenakan peletakan bagian-bagian LEGO yang kurang tepat. Hal tersebut membuat tenaga
dan waktu yang dibutuhkan menjadi lebih banyak sehingga praktikan tidak dapat bekerja dengan
optimal. Gerakan-gerakan yang tidak efektif seharusnya dapat diminimalisir supaya perakit dapat
bekerja lebih optimal. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir gerakan-gerakan tidak
efektif dan juga pembuangan tenaga sia-sia, dengan mengubah layout kerja dan mengikuti
prinsip kaizen.
Prinsip kaizen yang digunakan dalam hal ini adalah dengan melakukan prinsip layout
kerja berdasarkan sequence of use (urutan penggunaan). Mendekatkan jarak benda kepada
perakit dapat menjadi solusi supaya tidak ada tambahan tenaga serta menghemat waktu perakit
dalam mencapai salah satu komponen LEGO. Pada desain layout yang baru, komponen LEGO
diletakan sesuai dengan urutan yang ingin digunakan terlebih dahulu dan tangan mana yang lebih
dominan digunakan dalam menjangkau dan mengambil komponen LEGO. Desain layout usulan
baru menggunakan prinsip kaizen berdasarkan urutan penggunaan dengan pertimbangan perakit
ketika menggunakan tangan kanannya sebagai tangan dominan sehingga benda-benda yang
berada dalam layout usulan memiliki urutan dari mengambil body dari LEGO terlebih dahulu
lalu mengambil komponen dari kanan bawah menuju ke tengah dan berakhir sampai ke pojok
kiri bawah.
Prinsip kaizen berdasarkan frequency of use principle(frekuensi penggunaan) tidak
digunakan karena frekuensi penggunaan setiap komponen dari LEGO hampir semuanya hanya
sekali penggunaan. Dan terakhir, Prinsip kaizen importance of use principle(berdasarkan
kepentingan alat) juga tidak digunakan karena semua komponen pada LEGO buldoser memiliki
tingkat kepentingan yang sama dan saling mengisi bagian satu dengan bagian yang lainnya.

4.4. Analisis Perbandingan Waktu Peta Tangan Kiri dan Kanan Metode MTM
Dengan Hasil Rekaman
Pada video perakitan LEGO buldoser dibutuhkan waktu 3 menit 39 detik. Sedangkan
waktu total pada peta tangan kiri dan tangan kanan MTM adalah 195,32 detik. Apabila diubah
menjadi TMU harus dibagi dengan 0,036 detik, sehingga didapat hasilnya adalah 5.425,55 TMU.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari video rekaman perakitan LEGO, terdapat
perbedaan waktu yang signifikan antara waktu pada hasil rekaman dengan waktu dari hasil
metode MTM. Untuk mengetahui waktu hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode
MTM, digunakan tabel left hand-right hand process chart with MTM method. Data dari tabel ini
disesuaikan pada setiap gerakan yang dilakukan oleh perakit dalam rekaman perakitan LEGO.
Sehingga menghasilkan angka yang dapat dikalkulasikan dengan tujuan untuk mengetahui hasil
perhitungan waktu dari hasil rekaman video menggunakan stopwatch dengan satuannya adalah
detik. Terdapat perbedaan waktu dari hasil rekapitulasi data dengan video yang diberikan.
Perbedaan tersebut didasari pada waktu perakitan pada video dan peta tangan kiri dan tangan
kanan MTM disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perakitan yang berlangsung tidak lanjut
karena dalam video kedua tangan perakit cukup sering diam, terdapat gerakan berulang yang
dilakukan perakit, jarak bagian-bagian LEGO yang sulit untuk dijangkau oleh perakit,
dikarenakan tata letak bagian-bagian LEGO yang kurang tepat. Seharusnya barang yang
dipindahkan oleh tangan kanan harusnya berada di bagian kanan perakit agar mudah dijangkau.
Tetapi, bagian komponen tersebut berada di bagian kiri perakit. Selain itu, pada peta tangan kiri
dan tangan kanan terjadi gerakan efektif dan tidak efektif. Ketika perakit melakukan perakitan,
perakit lebih banyak menggunakan tangan kanan dibandingkan dengan tangan kiri nya. Oleh
karena itu, tangan kanan memiliki cukup banyak gerakan efektif dibandingkan dengan tangan
kiri. Tangan kiri sering tidak melakukan gerakan yang bersifat tidak efektif, yaitu diam karena
memikirkan komponen selanjutnya untuk di rakit. Oleh sebab itu, gerakan yang tidak efektif
menyebabkan kurangnya produktivitas kerja dan efesiensi waktu dalam merakit LEGO tersebut.
Dan terakhir, perbedaan waktu antara video rekaman LEGO buldoser dan waktu perakitan
dengan perhitungan menggunakan metode MTM dikarenakan layout kerja perkaitan yang belum
tertata dengan baik. Sehingga diciptakan layout usulan untuk meningkatkan efesiensi kerja dalam
perakitan LEGO buldoser. Selain itu, dapat disimpulkan pengukuran waktu dengan
menggunakan MTM lebih akurat. Hal ini disebabkan karena kita tidak menghitung perakit dalam
keadaan diam atau ketika kedua tangannya tidak melakukan gerakan apa pun untuk merakit.

Anda mungkin juga menyukai