Pertemuan 1
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya keadaan, dan mahluk hidup
, termasuk perilaku manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri. [ UU 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.]
1.2 Masalah lingkungan mulai menjadi perhatian dunia dan ramai dibicarakan di PBB
Permasalahan lingkungan menjadi perhatian dan kekhawatiran masyarakat international pada
saat PBB mengadakan peninjauan terhadap hasil gerakan Dasawarsa pembangunan Dunia ke 1 pada
tahun 1960 -1970 , guna merumuskan strategi pembangunan Dasawarsa ke 2 tahun 1970 – 1980.
Dalam pengantar laporan yang disampaikan oleh U Thant (Sekretatis jendral PBB), dinyatakan
“…untuk pertama kali dalam sejarah umat manusia telah terjadi krisis dengan jangkauan seluruh
dunia mengenai hubungan manusia dengan lingkunganya.Tanda tanda ancaman telah dapat dilihat
sejak waktu yang lama : ledakan penduduk,integrasi yang tidak memadai antara teknologi yang amat
kuat dengan keperluan lingkungan,kerusakan lahan budidaya,pembangunan tidak berencana dari
kawasan perkotaan dan bahaya kepunahan yang terus bertambah mengenai bentuk kehidupan
satwa dan tumbuhan.Jika tidak ada kesangsian apabila proses ini berlangsung terus maka kehidupan
yang akan datang di bumi ini akan terancam (Hardjasoemantri,1999)
Bisa dikatakan kondisi lingkungan pada tahun 1960an hingga 1970an sangat memprihatinkan
dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat dunia .Salah satu masalah lingkungan yang merebak
pada saat itu adalah wabah penyakit Minamata yang menyerang negara Jepang. Minamata adalah
syndrom yang merusak fungsi saraf. [Dikutip dari artikel situs web http://p3jawa.menlhk.go.id]
Indonesia adalah Negara yang turut berperan serta dalam konferensi Stockholm 1972 dengan
mengajukan pikiran berupa Indonesia’s country report, suatu dokumen resmi yang semula
disampaikan oleh forum ECAFE Seminar on development and environtment di Bangkok, tanggal 17-
23 Agustus 1971. Dari bahan penyajian untuk konferensi Stokckholm itu nyata betapa masih dininya
pengertian dan upaya Indonesia terhadap lingkungan, termasuk yuridisnya.Pada tanggal 15-18
Mei 1972atas pemrakarsa “lembaga ekologi” Unpad diadakan di Bandung Seminar Pengelolaan
Lingkungan Hidup Manusia Dan Pembangunan Nasional. [Dikutip dari laman web https://jurnal.ar-
raniry.ac.id ]
Dengan kata lain, ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
ekosistem mahluk hidup.Ruang lingkup ekologi yaitu : Individu,populasi,komunitas,ekosistem
dan biosfer.Prinsip utama ekologi yaitu : adanya interaksi,adanya saling ketergantungan, adanya
keanekaragaman,adanya keharmonisan, adanya kemampuan berkelanjutan.
1.4.2 Ekologi adalah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan tentang penyebaran
dan kepadatan mahkluk hidup.
Dalam ekologi ,sekelompok individu sejenis yang menempati suatu ruang disebut
populasi.Misal,populasi pohon cengkeh pada tahun 2005 di kulon progo,Yogyakarta.
Densitas atau kepadatan populasi menunjukan besarnya populasi dalam suatu ruang.Densitas
dalam studi atau kajian ekologi memiliki fungsi yang sangat besar,karena pengaruh populasi
terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya jenis organismenya saja tetapi juga jumlahnya
atau densitasnya.
Hubungan erat dan komplek yang terbentuk antara makhluk hidup dan lingkungan
menyatakan bahwa ekologi adalah enviromental biologi atau disebut juga biologi lingkungan.
1.5 Contoh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi beserta dampak positive dan
negatifnya
Penemuan produk DDT (Dikloro Difenil Trikoloetan)
Adalah produk yang mengandung persenyawaan kimia yang memiliki fungsi
membunuh serangga , biasanya digunakan pada sektor pertanian.Di Indonesia
digunakan secara luas pada tahun 1945 saat mengontrol malaria di daerah Jawa barat
yang dihararapkan dapat menekan kepadatan populasi Anopheles aconitus (hama) yang
tinggi di area persawahan
Namun selain berdampak positif, DDT juga menimbulkan dampak negatif yaitu : tidak
mudah terurai dan persisten di organisme maupun lingkungan, memicu terjadinya
resistansi serangga yang merupakan masalah utama yang menghambat keberhasilan
upaya pengendalian vektor penyakit tertama vektor secara kimia. [Dikutip dari laman
web https:///media.neliti.com ]