Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BUDIDAYA PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaesis guieneensis jacq.)

SMK NEGERI 1 TAPUNG HULU,KAMPAR

RIAU

OLEH :

Firli Anistia Sari

Guru pembimbing :

Vema Rohmawati Khasanah , SP.M.Si , Gr.

Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan

SMK NEGERI 1 TAPUNG HULU

RIAU
LEMBAR PENGESAHAN

BUDIDAYA PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaesis gueneensis

jacq.)

SMK NEGERI 1 TAPUNG HULU,KAMPAR

RIAU

Disetujui Oleh :

Pembimbing Sekolah : Pembimbing Lapangan :

Vema Rohmawati Khasanah , SP.M.Si , Gr. Syahril Hidayat, SP.


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat
yang tak terhingga kepada saya sehingga dapat menyeleselesaikan laporan  ini.Makalah

laporan  ini berjudul “Budidaya Pembibitan Kelapa Sawit”. Makalah ini dibuat dalam

rangka melaksanakan Prakerin.

Dalam kesempatan ini izinkan saya  berterima kasih yang tak
terhingga kepada guru pembimbing saya dalam menyeselesaikan makalah ini.Akhirnya dengan 
penuh kesadaran bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan dari penyusunan makalah ini. N
amun  harapan saya diinginkannya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. 

Oleh karena itu saya mengharapkan kritikan dan saran

dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Rimba Beringin,Oktober 2017

Firli Anistia Sari


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................... ...................... ..................... ......................i

HALAMAN PENGESAHAN .................... ....................... ....... ................ ......ii
 KATA PENGANTAR  ..................... ....................... ...... ................ ..................iii
 DAFTAR ISI..................... ....................... ...... ................ ...................... ...........iv

 BAB I PENDAHULUAN

 A.Latar Belakang ...................................... ............ .......... ......................

B.Tujuan ..................... ...................... ....... ................ ...................... .......

C.Manfaat ................... ...................... ...................... ....................... .......

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.
 
A.Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit ..................................... ........... 

B.Jenis kelapa Sawit ............................. ..................... . ....................... ...

C.Pembibitan Kelapa Sawit ...................... ...................... ...... ................

BAB III Data Kegiatan

A.Waktu dan tempat pelaksanaan………………………………………………………..

B.Metode pelaksanaan…………………………………………………………………………..

C.Pengamatan dan pengumpulan data……………………………………………………………………….

BAB IV Pelaksanaan Kegiatan

BAB V Penutup

A.Simpulan ..................... ...................... ....... ............... ...................... ....

B.Saran ..................... ...................... ...................... ...................... ...........
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia,di karenakan nilai
ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakantanaman penghasil minyak nabati terbanyak
diantara tanaman penghasilminyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga
matahari).Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha,sedangkan
tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha.Para ahli telah
membuat satu bagan yang menggambarkan multi guna kelapa sawit dengan membuat “pohon
industri kelapa sawit,” berdasarkan bagan industri dari produk hulu kelapa sawit dapat
menghasilkan jenis-jenis produk sebagai berikut:

1.Minyak sawit (CPO) yang menghasilkan carotene, tocopherol, olein,stearin, soap stok, dan free
fatty acid.

2.Inti sawit menghasilkan minyak pati dan bungkil

.3.Tempurung menghasilkan arang dan bahan baku.

4.Serat menghasilkan bahan bakar dan sumber selulosa.

5.Tandan kosong digunakan sebagai sumber selulosa dan pupuk kompos.

6.Sludge digunakan sebagai komponen makanan ternak.

Benih unggul yang dihasilkan dari tahapan pemuliaan memiliki beberapa kelas yaitu:

Benih Penjenis (breeder seed ),adalah material pembiak vegetatif yang dihasilkan langsung
oleh peneliti.Benih ini digunakan sebagai benih dasar, Benih Dasar adalah hasil turunan pertama
dari benih penjenis. Identitas genetik maupun kemurniannya dijaga baik. Benih ini merupakan
sumber dari semua benih sebar, dan yang teakhir adalah Benih Sebar, yaitu benih turunan dari
benih dasar dan benih pokok yang langsung digunakan petani untuk dibudidayakan, untuk
menghasilkan benih yang bersertifikat atau benih sebar yang terjamin mutunya,baik genetic
maupun kemurnianya,pemerintah telah menentukan ketentuan pokok Benih sebar varietas
tertentu selanjutnya akan digunakan sebagai bibit.

Prenursery merupakan tahapan pertama sebelum main nursery. Pada
tahap ini dilakukan dua tahap yaitu seleksi pertama dan seleksi kedua.Seleksi pertama dilakukan 
saat tanaman kelapa sawit berumur 2-4 minggu
setelah tanam. Tanam seleksi yang kedua dilakukan saat tanaman kelapa
sawit sesaat sebelum dipindahkan ke largebag (Tahap Main Nursery ) yaitu pada umur 3-3,5 bula
n. Pada tahap ini tanaman kelapa sawit yang abnormal,mati/rusak saat  pengangkutan 

dan kelainan genetik harus dimusnahkan.

B.Tujuan

1.Tujuan Umum

Agar siswa mengetahui dan menghayati proses pelaksanaan suatu kegiatan instansi/perusahaan
sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga  dapat  mempersiapkan diri
dalam mengisi kebutuhan pada dunia perusahaan Perkebunan, dan diharapkan akan menjadi
tenaga pelaksana yang handal

2.Tujuan Khusus

a.Agar siswa dapat menjelaskan proses pelaksanaan kerja pada dunia usaha/perusahaan.
b.Agar siswa dapat menerapkan kemampuannya sesuai dengan kemampuan yang diperoleh
selama sekolah.

c.Agar siswa dapat melaksanakan Pembibitan tanaman kelapa sawit dable stage

d.Agar siswa dapat membuat laporan PKL dengan baik dan sesuai dengan tata cara penulisan
ilmiah

C.Manfaat

1.Dapat mengetahui dan
mengikuti sistem pembibitan kelapa sawit prenursery dan main nursery2.Dapat mengetahui jenis 
kelapa sawit yang mempunyai kualitas tinggi.
3.Dapat mengetahui cara perawatan kelapa sawit di pre nursery dan mainnursery
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

1.Klasifikasi Kelapa Sawit 

Kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Embryophita Siphonagama

Kelas : Angiospermae,

Ordo : Monocotyledonae,

Famili : Arecaceae,

Subfamili : Cocoideae,

Marga : Elaesis,

Jenis ; Elaesis guineensis Jacq, Elaesis oleifera, Elaesis odora

2.Botani Kelapa Sawit

a. Kecambah

Kelapa sawit berkembang biak dengan bjji dan akan berkecambah untuk selanjutnya tumbuh
menjadi tanaman. Susunan buah kelapa sawit dari lapisan luar sebagai berikut;

1)Kulit buah yang licin dan keras ( epicarp).

2)Daging buah (mesocarp) terdiri atas susunan serabut (serat ) danmengandung minyak

3)Kulit biji (cangkang / tempurung), berwarna hitam dan keras (endocarp).

4)Daging biji (mesoperm), berwarna putih dan mengandungminyak.

5)Lembaga (embrio ). Lembaga yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua arah : Arah
tegak lurus ke atas (fototrophy), disebut plumula yang selanjutnya akan menjadi batang dan daun
kelapa sawit. Arah tegak lurus ke bawah ( geotrofi ),disebut radikula yang selanjutnya akan
menjadi akar
Plumula akan muncul setelah radikula tumbuh sekitar satu sentimeter. Akar-akar adventif
pertama muncul di sebuah cincin diatas sambungan radikula-hipokotil, kemudian membentuk
akar-akar sekunder sebelum daun pertama muncul. Bibit kelapa sawit membutuhkan waktu tiga
bulan untuk berubah menjadi organisme yang mampu memfotosintesis dan mengabsorpsi
makanan dari dalam tanah secara sempurna.

 b. Akar

Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil. Artinya,tanaman dari keluarga Araceae ini
memiliki akar serabut. Radikula pada bibit tumbuh memanjang ke bawah selama enam bulan
hingga mencapai 15 cm dan menjadi akar primer. Akar ini akan terus berkembang. Akar serabut
primer yang tumbuh secara vertikal dan horisontal di dalam tanah. Akar ini akan bercabang
menjadi akar sekunder. Selanjutnya, akar sekunder berkembang dan bercabangkembali menjadi
akar tersier, begitu seterusnya. Akar serabut kelapa sawit tumbuh di seluruh pangkal batang
hingga 50 cm di atas permukaan tanah. Akar ini terdiri dari atas akar primer, sekunder,tersier,
hingga quarter yang biasa disebut akan feeder roots. jika dirawat dengan baik, perkembangan
akar akan membantu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi kelapa sawit. Perakaran
yang kuat lebih tahan terhadap penyakit pangkal batang dan kekeringan. Perakaran tanaman
kelapa sawit dapat mencapai kedalaman 8 m dan 16 m secara horisontal.Pemeliharaan akar akan
meningkatkan absorpsi tanaman terhadap unsur hara oleh tanaman melalui akar

c.Batang dan Daun panen.

Kelapa sawit memiliki batang yang tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah fase
muda ( seedling ), terjadi Resep batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia .
Titik tumbuh terletak di pucuk batang dan terbenam didalam tajuk daun. Bentuknya seperti kubis
dan enak dimakan. Di batang terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat dan sukar
terlepas, meskipun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang
masih tertinggal di batang akan terkelupas, sehingga batang kelapa sawit tampak berwarna
hitam beruas. Kelapa sawit memiliki daun yang menyerupai bulu burung atau ayam. Di bagian
pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisinya.
Anak-anak daun tersusun berbaris dua hingga ujung daun. Di tengah-tengah setiap anak daun
terbentuk lidi sebagai tulang daun. Ujung pelapah daun sering tumbuh menyerupai buntut
benang yang mencirikan kekurangan unsur boron. Ciri lainnya, ujung daun membentuk seperti
ujung tombak. Boron merupakan unsur hara yang ada didalam tanah, tetapi kadang jumlahnya
tidak cukup untuk kebutuhan tanaman sehingga perlu ditambah melalui pemupukan
d. Bunga dan Buah

Kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mengeluarkan bunga jantan
dan betina. Bunga tersebut keluar dari ketiak atau pangkal pelepah daun bagian dalam. Bunga
jantan terbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat.Kelapa sawit
mengadakan penyerbukan bersilang ( croos pollination). Artinya, bunga betina dari pohon yang
satu dibuahi oleh bunga  jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin dan serangga
penyerbuk.

Perbandingan bunga betina dan bunga jantan sangat dipengaruhioleh pupuk dan air. Jika
tanaman kekurangan pupuk atau kekurangan air, bunga jantan akan lebih banyak keluar.
Produktivitas tanaman menjadi baik jika unsur hara dan air tersedia dalam jumlah yang cukup
dan seimbang. Kecukupan unsur hara dan air didasarkan pada analisistanah, air, dan daun sesuai
dengan umur tanaman. Sex ratio mulai terbentuk 24 bulan sebelum panen. Artinya, calon bunga
(primordial) telah terbentuk dua tahun sebelum panen. Karena itu, perencanaan produksi
dihitung minimal tiga tahun sebelumnya, sehingga perencanaan pemupukan dapat dijadwalkan.

Buah muda berwarna hijau pucat. Semakin tua berubah menjadi hijau hitam hingga kuning.
Buah sawit yang masih mentah berwarna hitam ( nigrescens), beberapa diantaranya berwarna
hijau ( virescens). Sementara itu, buah matang berwarna merah kuning ( oranye). Selanjutnya,
buah matang akan rontok (buah leles atau brondol). Keadaan ini menandakan bahwa kelapa
sawit sudah layak panen. Biasanya perintah panen diberikan berdasarkan jumlah jatuhnya
brondolan, yakni 1-2 buah per kg tandan.

B.Jenis Kelapa Sawit

Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa
jenis sebagai berikut ;

1.Dura, memiliki cangkang tebal (3-5 mm), daging buah tipis, danrendemen minyak 15-17 %.

2.Tenera, memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), daging buah tebal,dan rendemen minyak 21-
23%.

3.Pesifera, memiliki cangkang sangat tipis, daging buah tebal, biji kecildan rendemen minyak
tinggi 23-25%, tandan buah hampir selalu gugursebelum masak, sehingga jumlah minyak yang
dihasilkan sedikit
C.Pembibitan Kelapa Sawit

Pembibitan dapat dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap pekerjaan. Pembibitan satu
tahap berarti kecambah kelapa sawit langsungditanam di polibag besar atau langsung di
pembibitan utama (utama pembibitan).Pembibitan doa tahap artinya penanaman kecambah
dilakukan di pembibitan awal (prenursery ) terlebih dahulu menggunakan polibag kecil serta
naungan, kemudian dipindahkan ke utama pembibitan berumur 3-4  bulan menggunakan polibag
yang lebih besar.

Pembibitan dua tahap ( dua kali lipat tahap ) lebih banyak digunakan dan memiliki
keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pembibitan satu tahap. Jika menggunakan
pembibitan dua tahap, luasan pembibitan menjadi lebih kecil dan memungkinkan untuk dibuat
naungan. Keuntungan lainnya, penyiraman menjadi mudah, jadwal pemupukan menjadi
mudah,dan bibit terhindar dari penyinaran matahari secara langsung sehingga risiko kematian
tanaman menjadi kecil. Jika menggunakan pembibitan satu tahap (langsung menggunakan
polibag besar), luas areal yang dibutuhkan cukup besar dan penggunaan naungan tidak efektif.
Selain itu, proses penyiraman dan pengawasan menjadi lebih sulit karena tidak semua tanaman
dapat dipantau.

1. Pembibitan Awal (Prenursery)

Pembibitan awal (prenursery) merupakan tempat kecambah kelapa sawit ditanam dan
dipelihara hingga berumur tiga bulan. Selanjutnya, bibit tersebut dilakukan selama 2-3 bulan,
sedangkan pembibitan utama pembibitan selama 10-12 bulan. Bibit akan siap tanam pada umur
12-14 bulan (3 bulan diprenursery dan 9-11 bulan dimainnursery)

a.Persyaratan Lokasi

Lokasi untuk pembibitan awal baik datar atau kemiringan tanah 30 sehingga pembuatan
bedengan prenursery ini akan rata. Bagian atas bedengan baik memiliki naungan, berupa atap
buatan atau pohon. Pagar prenursery untuk mencegah hewan pengganggu masuk dan merusak
pembibitan. Lokasi harus dekat dengan sumber udara. Kondisi debet udara harus tetap dan tidak
mengandung kapur (pH netral). Lokasi harus dekat sumber media dengan bunga tanah yang
cukup untuk " tas bayi (polibag kecil),tanah tidak bercadas atau tidak berkapur, dan akses jalan
yang mudah tercapai.

 b.Pemesanan Kecambah

Seleksi dilakukan dengan memilih penggunaan kecambah yang baik dan dapat mencukupi
kebutuhan. Satu hektar lahan tanamandengan populasi 143 pohon membutuhkan kecambah 220
bijidengan asumsi kecambah yang mati dan abnormal sekitar 25%untuk kebutuhan penyulaman
sekitar 10%. Waktu pemesanankecambah diatur agar kecambah sudah tertanam di tas
bayi prenursery 13-14 bulan sebelum penanaman di lapangan. Polibag kecil yang digunakan baik
berwarna hitam, jika sudah bisa menggunakan polibag kecil berwarna putih. Polibag ukuran
panjang 14 cm, lebar 8 cm,dan tebal 0,14 cm. Selain itu, bisa juga menggunakan babybag hitam
dengan ukuran14 x22 x 0,07cm (200 lembar/kg) media tanam yang digunakan berupa campuran
topsoil dan kompos dengan perbandingan 6:1 atau campuran pasir, pupuk kandang, dan topsoil
dengan komposisi 1:1:3. Bedengan pembibitan prenursery dibuat dengan panjang 10 meter dan
lebar 1,2meter. Tinggi bedengan berkisar 0,1-0,15 meter dengan jarak antar bedengan 0,8 meter.
Satu petak prenursery tanki siram 1.000 literdapat mencukupi penyiraman 700-800 babybag
kecambah 

c.Penanaman Kecambah

Letakkan kecambah di tempat yang teduh, kemudian segera tanam ke dalam babybag.
Kecambah hanya dapat bertahan 3-5 haridi tempat penghasil kecambah. Dua hari menjelang
penanamankecambah, media tanam yang berada di dalam babybag harusdisiram setiap pagi.
Gemburkan permukaan media dengan jaritelunjuk atau dengan ibu jari, kemudian buat lubang
untukmeletakkan kecambah. Masukkan kecambah sedalam 1,5-2 cm di bawah permukaan tanah,
lalu ratakan kembali hingga menutupkecambah tersebut. Bagian bakal akar (radikula) yang
berbentukagak tumpul dan berwarna lebih kuning harus mengarah ke bawahdan bakal daun
( plumula) yang bentuknya agak tajam dan berwarnakuning muda mengarah ke atas.

d. Naungan 

Naungan atau pelindung bisa berupa pohon hidup atau naung an buatan y angterbuat dari
daun kelapa sawit. Ukuran tingggi tiang duameter (depan belakang sama) dan jarak antar tiang
tiga meter. Naungan dipertahankan hingga kecambah berdaun 2-3 helai. Setelahitu, naungan
berangsur-angsur dikurangi dari arah timur agar sinarmatahari pagi bisa lebih banyak masuk ke
bedengan. Pengurangannaungan dilakukan secara bertahap dan jangan semapai terlambatkarena
dapat mengahambat pertumbuhan tanaman. Malah, jika berhari terlalu cepat maka akan
menyebabkan tanaman menekankan.Pengurangan naungan dilakukan setelah bibit berumur 6
minggu.

e.Penyiraman dan penyiangan

Penyiraman dilakukan setiap hari secara teratur, yakni pada pagi hari saat pukul 06.00-10.30
dan sore hari dimulai pukul 15.00.Volume udara yang disiramkan sekitar 0,25-0,5 liter per
bibit.Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang tumbuh di baby polybag
menggunakan tangan. Penyiangan baik dilaksanakan dua minggu sekali.Rumput-rumput
dikumpulkan dipinggir naungan agar kering terkena sinar matahari.
f.Pemupukan

Selama tiga bulan di prenursery biasanya bibit tidak dipupuk. Namun, jika tampak gejala
kekurangan hara dengan gejala seperti daun menguning, bibit perlu dipupuk menggunakan pupk
N dalam bentuk cair. Konsentrasi pupuk urea atau pupuk majemuk sekitar 0,2% atau 2 gram per
liter air untuk 100 bibit. Pupuk diaplikasikan melalui daun dengan cara disemprot pada bibit
berumur lebih dari satu bulan atau telah memiliki tiga helai daun. Frekuensi pemupukan
dilakukan seminggu sekali.

g.Proteksi dan Seleksi

Serangan hama dan penyakit selama di prenursery biasanya belum ada. Jika ada, da pat
diberantas dengan diambil menggunakan tangan ( hand picking ). Serangan penyakit yang
berasal dari sejenis jamur dapat dikendalikan dengan fungisida yang banyak dijual di pasaran,
seperti Dithane, Sevin, dan Anthio dengan dosis sesuai yang dianjurkan.

Seleksi dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke main nursery. Seleksi bibit di prenursery
bertujuan untuk mencari bibit yang menyimpang. Bibit menyimpang dapat diakibatkan oleh
faktor genetis, kerusakan mekanis, serangan hama dan penyakit, serta kesalahan kultur teknis.
Saat berumur tiga bulan, bibit kelapa sawit yang normal biasanya berdaun 3-4 helai dan telah
sempurna bentuknya. Pengurangan bibit sejak kecambah diterima hingga dipindahkan ke main
nursery dapat mencapai 12% atau lebih. Bibit yang mati terlebih dahulu harus dikeluarkan,
kemudian bibit yang tidak normal harus dimusnahkan. Ciri bibit kelapa sawit tidak normal
sebagai berikut;

1) Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang ( narrow leaves )
2) Anak daunnya bergulung kearah longitudinal ( rolled leaves )
3) Pertumbuhan bibit memanjang ( erreted), terputar (twisted shoot), tumbuh
kerdil, lemah, dan lambat ( insufficient growth, dwarfish )
4) Daunnya kusut ( crinkled ), anak daun tidak mengembang, membulat, dan
menguncup ( collante )
5) Rusak karena serangan penyakit tajuk (crown disease )
Pertumbuhan bibit yang tidak normal juga terjadi karena kesalahan kultur
teknis. Berikut beberapa kesalahan teknis penanaman yang menyebabkan bibit
tumbuh abnormal.
1) Penanaman kecambah terbalik, bakal daun ditanam ke arah bawah.
2) Kecambah ditanam terlalu dalam sehingga pertumbuhan terlambat atau terlalu
dangkal sehingga akar menggantung.
3) Tanah mengandung bebatuan (tidak disaring), sehingga menggangu akar.
4) Tanah terlalu basah, karena air tidak terbuang dari kantong plastik atau
penyiraman tidak sempurna (terlalu keras dan banyak atau terlalu sedikit).
a. Pengangkutan Bibit
Pengangkutan atau pengiriman bibit dari dari prenursery ke main nursery
dengan memasukkan babybag ke dalam peti kayu berukuran 66,5 x 42 x 27,5 cm.
Setiap peti kayu dapat memuat 35 bibit. Pengangkutan harus berhati-hati dan bibit
harus segera ditanam di main nursery.

2.Main Nursery

a. Penentuan Lokasi
Lokasi sebaiknya dekat atau berada di pinggir jalan besar, agar pengangkutan
bibit dan pengawasannya lebih mudah. Lokasi harus bebas genangan atau banjir
dan dekat dengan sumber air untuk penyiraman. Debit dan mutu air yang tersedia
harus baik. Areal pembibitan sebisa mungkin rata atau memiliki kemiringan
maksimum 5%, tempat terbuka atau tanah lapang dan lapisan tahah topsoil cukup
tebal. Letak lokasi main nursery dekat dengan area yang ditanam dan harus jauh
dari sumber hama dan penyakit.

b.Luas, Lay Out, dan Pancang

Satu hektar pembibitan main nursery dapat menyediakan bibit untuk sekitar
50-60 hektar lahan penanaman. Setelah area diratakan menggunakan alat berat,
sekaligus untuk mengambil topsoil , tentukan dan buat jaringan jalan, parit, dan
saluran pembuangan air ( drainase ). Buat lay out petak atau bedengan
memanjang dengan arah timur ke barat. Ukuran panjang dam lebarnya
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan jaringan irigasinya (Sunarko, 2009).

c.Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi diperlukan sebagai sarana pengairan untuk menyiram bibit di


main nursery. Alat dan bahan untuk sistem penyiraman harus sudah terpasang dan
siap pakai sebelum penanaman. Instalasi penyiraman di main nursery sebagai
berikut: Secara manual, air dihisap dari sungai menggunakan pompa air dan
dialirkan ke lokasi pembibitan melalui pipa dan selang. Sprinkler menggunakan
pipa induk, pipa utama, dan pipa distribusi. Setiap sambungan dilengkapi stand
pipes yang terpasng berdiri dan ujungnya dilengkapi dengan nozzle yang
memancarkan air secara berputar. Setiap pipa distribusi memiliki 8-9 sprinkler
yang berjarak 9-18 meter. Kebutuhan air sekitar 75 m3 /ha/hari, efisiensi 30-40%
dengan pompa air berdaya pancar 45 psi. kekuatan pompa 18-20 horse power
untuk 8 hektar pembibitan.

d.Penyiapan Polibag

Polibag yang digunakan sebaiknya berwarna hitam (100% carbon black)


dengan panjang 42 cm, lebar 33 cm atau berdiameter 23 cm, dan tebal 0,15 cm.
polibag diberi lubang berdiameter 0,5 cm sebanyak dua baris. Jarak antarlubang
7,5 x 7,5 cm. Media tanam bibit menggunakan topsoil yang memiliki struktur
remah atau gembur. Jika terpaksa, gunakan topsoil yang berupa tanah liat.
Namun, media tersebut perlu dicampur dengan pasir kasar dengan perbandingan
3:2. Polibag diisi media tanam hingga penuh (sekitar 16 kg), lalu hentakkan tiga
kali agar media tanam memadat. Pengisian polibag harus selesai dikerjakan dalam
waktu dua minggu sebelum pemindahan dari prenursery.

e.Penanaman

Sehari sebelum penanaman, media tanam dalam polibag harus disiram. Bibit
dipindahkan dari prenursery setelah berdaun 2-3 helai dan berumur maksimum
tiga bulan. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang di polibag
seukuran dengan diameter babybag. Sayat babybag menggunakan pisau secara
hati-hati dari bawah ke atas agar mudah dilepas dan media tidak sampai terikut.
Masukkan bibit beserta tanahnya ke dalam lubang, lalu atur agar posisinya tegak
seperti semula. Tekan tanah disekeliling lubang agar lebih padat merata. Jika
dirasa kurang, tambahkan tanah hingga sedikit melewati leher akar. Bagian atas
polibag yang tidak diisi tanah setinggi 2-3 cm. Bagian ini memungkinkan sebagai
tempat meletakkan pupuk, air, atau mulsa. Naungan sudah tidak diperlukan lagi di
main nursery.

f.Penyiraman dan Penyiangan

Penyiraman dilakukan setiap hari secara teratur dengan jumlah yang cukup.
Jika musim kemarau, siram bibit dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari.
Kebutuhan air penyiramann sebanyak 2 liter air/bibit/hari. Permukaan tanah harus
ditutup dengan serasa organik (mulsa) untuk menghindari pemadatan permukaan
tanah, mencegah penguapan air, dan mengatur kelembapan tanah pada musim
kemarau. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh dalam
polibag, sekaligus menggemburkan tanah dengan cara menusukkan sepotong
kayu. Penyiangan lahan pembibitan(diluar polibag) dilaksanakan secara clean
weeding , yakni menggunakan garuk. Rotasi penyiangan 20-30 hari, tergantung
dari pertumbuhan gulma.

g.Pemupukan

Dosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan
bibit. Di main nursery, lebih dianjurkan untuk menggunakan pupuk mejemuk N-
P-K-Mg dengan komposisi 15-15-6-4 atau 12-12-17-2, serta ditambah Kieserite
(pupuk yang mengandung unsur Ca dan Mg).

h.Hama dan penyakit


Pengendalian hama dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan mengambil
satu per satu serangga, lalu membunuhnya. Pengendalian lain dapat dilakukan
secara kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan insektisida Sevin 85 ES dan
Tendion yang telah dilarutkan dalam air sesuai dosis yang direkomendasikan di
kemasan. Hama lain yang dapat merusak bibit di main nursery adalah babi hutan
dan landak. Hama ini aktif menyerang pada malam hari (nocturnal) secara
berkelompok dengan memakan umbut atau titik tumbuh bibit. Pencegahannya
dengan mengecat pangkal batang bibit menggunakan bahan residu, misalnya oli
bekas atau limbah pabrik yang dicampur Zn posfit. Selain itu, bisa menggunakan
umpan beracun, seperti pisang, telur, ikan busuk, dan daging babi yang telah
tertangkap.
Penyakit terkadang muncul diantaranya crown disease dan blast disease.
Penyakit yang serius jarang ditemukan saat masa pembibitan. Crown disease
adalah penyakit busuk tajuk. Gejalanya ditandai dengan daun muda yang baru
muncul mengalami pembusukan. Penyakit ini belum dapat diatasi secara kimiawi.
Usaha untuk mengurangi gejalanya dengan mengurangi pemberian pupuk yang
mengandung nitrogen, karena tanaman yang kelebihan nitrogen akan rentan
terhadap serangan virus. Blast disease merupakan penyakit busuk akar yang
disebabkan oleh serangan jamur Phytium sp. Pemberantasannya sangat sulit.
Tindakan yang dapat dilakukan hanya dengan mencabut dan membakar tanaman
yang diserang, sehingga tidak menular ke tanaman yang sehat

i.Seleksi
Seleksi di main nursery dilakukan dalam empat tahap sebagai berikut :
1) Setelah bibit dipindahkan dari prenursery.
2) Setelah bibit berumur 4 bulan.
3) Setelah bibit berumur 8 bulan.
4) Saat bibit dipindahkan ke lapangan

Ciri bibit tidak normal dan harus dibuang sebagai berikut :


1) Bibit yang memanjang kaku (errectic ), tinggi melebihi rata-rata, dan daunnya
kaku.
2) Bibit yang permukaannya rata ( flat ) dan daun muda lebih pendek.
3) Bibit yang merunduk ( limp).
4) Bibit yang daunnya tidak membelah ( fused leaflet ).
5)Anak daun pendek ( short leaflet ), sempit, dan selalu menggulung .

j.Pengangkutan Bibit
Pengangkutan bibit harus dapat menjamin bibit tidak rusak dan tidak layu
karena terkena panas atau angin kencang. Proses pengangkutan bibit dari lokasi
pembibitan main nursery ke lokasi penanaman dapat berjalan efisien melalui
pembagian tugas. Pekerjaan berikut ini seharusnya dibebankan kepada tenaga
kerja yang terpisah.
Bab III.
Data Kegiatan

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Kerja Praktek/Magang dilaksanakan selama empat bulan, terhitung mulai tanggal 3
Agustus sampai …Desember 2020 kegiatan di lapangan. Berhubung saat ini dalam keadaan
pandemic covid-19,yang tidak memungkinkan para siswa untuk melalukan kegiatan didalam
perusahaan, maka kegiatan Kerja Praktek bertempat di lahan milik sekolah SMK NEGERI 1
Tapung Hulu,kab.Kampar,prov.Riau.

2.2 Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang dilaksanakan secara mandiri,setiap siswa dibentuk kelompok dan


masing-masing kelompok ada guru pembimbing yang bertugas mengawasi dan memberikan
pengarahan . Kegiatan teknis yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan magang yaitu
mengikuti kegiatan rutin yang ada di lapangan, serta kegiatan piket harian unutuk melalukan
perawatan pada bibit kelapa sawit.

2.3 Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data yang diamati dan dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer
didapatkan dari bekerja dan pengamatan langsung di lapangan,. Pengumpulan data sekunder
dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang mendukung pelaksanaan magang dan
pengamatan yang dilakukan.

Data primer yang dikumpulkan terkait dengan hal yang mendukung teknik budidaya yang
dilakukan di lapangan. Data sekunder yang mendukung antara lain kondisi iklim lapangan,
kondisi lahan, luas areal dan tata guna lahan, kondisi tanaman dan produksi. Data sekunder
diperoleh dari hasil pengamatan dan survei mingguan.
Bab IV.
Pelaksanaan Kegiatan
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Simpulan dari makalah ini adalah saya dapat mengetahui pembibitan secara
prenursery dan main nursery, dan bagaimana cara melakukan pembibitan dua tahap, juga
mengetahui bibit yang berkualitas tinggi, serta mempelajari dalam perawatan bibit kelapa
sawit.

B. Saran
Saran saya kepada pembaca ataupun guru pembimbing agar sekiranya dapat
mengoreksi makalah ini dengan baik, dan memberikan masukan dan kritikan yang
membangun dalam makalah ini sehingga makalah ini dapat berguna bagi saya dan
pembaca.
DAFTA R PUSTAKA

Adlin U, 1992. Kelapa Sawit(Elaeis guinnensis jacq) di Indonesia. Bandar Kuala. Pusat
Penelitian Marihat
Dalimunthe, Masra. 2009. Meraup untung dari Bisnis Waralaba Bibit Kelapa Sawit. Jakarta.
Agromedia Pustaka
Fauzi, 2007. Kelapa Sawit. Jakarta. Penebar Swadaya
Hartono, 2002. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisa Usaha dan Pemasaran.
hhtp://ditjenbun.Deptan.Go.id.diakseskan tanggal 14 Maret 2010
Hartono, 2008. Kondisi Non Migas Unggulan. Jakarta. Agromedia Pustaka Lubis
Pahan, Iyung. 2008. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta. Penebar. Swadaya
Sastrosayono, 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka
Setyamidjaja, 2006. Kelapa Sawit. Yogyakarta. Kanisus
Subiantoro, 2009. hhtp://andeysubiantoro.viviti.com/entries/sda/petunjuk-praktis kelapa sawit-
231
Sukarman, 2002. www. Teknik Pembibitan Kelapa Sawit.blog
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Pengolahan dan Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia
Pustaka
Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit dengan system Kemitraan.
Jakarta. Agromedia Pustaka
LAMPIRAN

A. Rencana kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di SMK Negeri 1 Tapung Hulu

B.Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai