Anda di halaman 1dari 18

Tugas Mandiri

SINDROMA METABOLIK

Tn. B, 26 tahun, karyawan swasta mengatakan bahwa berat badannya semakin


meningkat sejak 1 tahun terakhir, sehingga mengakibatkan cepat lelah bila bekerja. Karena
pekerjaan yang mengharuskannya sering bepergian, maka ia lebih sering makan di luar
rumah dan hampir tidak pernah berolahraga. Saat ini ia berobat ke dokter keluarga karena
mendapat informasi dari internet bahwa gemuk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg. Status antropometri
didapatkan berat badan 95 kg, tinggi badan 175 cm dan indeks massa tubuh (IMT) 31 kg/m2,
lingkar perut 112 cm. Tidak didapatkan kelainan pada jantung, paru ataupun abdomen.
Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium, karena menduga bahwa
pasien tersebut sudah menderita sindrom metabolik.

Saat kunjungan kedua, Tn. B sudah membawa hasil laboratorium yang


memperlihatkan glukosa darah puasa 116 mg/dl, 2 jam setelah makan 165 mg/dl, kolesterol
total 226 mg/dl, kolesterol LDL 138 mg/dl, kolesterol HDL 36 mg/dl, trigliserida 180 mg/dl
dan asam urat 7,8 mg/dl.

Melihat kondisi tersebut, maka dokter memberikan edukasi tentang perencanaan


makan dan jenis olahraga yang sesuai.
Tugas Mandiri
1. Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindroma metabolik
1.1. Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindroma metabolik
1.2. Menjelaskan tentang patofisiologi sindroma metabolik
1.3. Menjelaskan bahaya yang terjadi akibat sindroma metabolik
1.4. Menjelaskan tentang penatalaksanaan holistik sindroma metabolik
2. Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien metabolik
2.1. Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis kelamin, usia, berat
badan, tinggi badan, aktivitas fisik dan faktor stres, dengan metoda Broca dan Harris
Benedict
2.2. Menjelaskan persentase komposisi makronutrien kerbohidrat, protein, lemak dan
menterjemahkannya dalam bentuk gram
2.3. Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein, lemak dalam bentuk bahan makanan
dengan menggunakan Daftra Komposisi Bahan Makanan Penukar (DKBM)
2.4. Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hari
2.5. Menjelaskan menyusun menu sepanjang hari
3. Memberikan edukasi tentang olahraga pada pasien sindroma metabolik
3.1. Menjelaskaan manfaat olahraga pada pasien sindroma metabolik (berdasarkan
biokimia dan fisiologi tubuh manusia)
3.2. Menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yang sesuai pada pasien sindroma
metabolik
4. Memberikan edukasi tentang ajaran Islam perihal makanan yang halal dan baik
4.1. Menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram
4.2. Menjelaskan tentang jenis, pengaturan dan cara makan yang baik sesuai ajaran Islam
5. Menghitung jumlah kalori bahan makanan yang dimakan 1 hari yang lalu, termasuk
makan besar dan selingan
1. Sindroma Metabolik
Definisi

Berdasarkan the National Cholesterol Education Program Third Adult treatment Panel
(NCEP-ATP III), Sindrom Metabolik adalah seseorang dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria
berikut: 1). Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk pria >
102 cm); 2). Peningkatan kadar trigliserida darah (≥ 150 mg/dL, atau ≥ 1,69 mmol/ L); 3).
Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L pada pria dan pada
wanita < 50 mg/dL atau <1,29 mmol/ L); 4). Peningkatan tekanan darah (tekanan darah
sistolik ≥ 130 mmHg, tekanan darah diastolik ≥ 85 mmHg atau sedang memakai obat anti
hipertensi); 5). Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa ≥ 110 mg/dL, atau ≥
6,10 mmol/ L atau sedang memakai obat anti diabetes) (Adult Treatment Panel III, 2001).

Selain kriteria berdasarkan NCEP-ATP III diatas masih ada beberapa kriteria untuk definisi
Sindrom Metabolik antara lain; kriteria World Health Organization (WHO), kriteria
International Diabetes Federation (IDF), The Universitas Sumatera UtaraAmerican Heart
Association/National Heart, Lung, and Blood Institute (AHA/NHLBI), saat ini kriteria
NCEP-ATP III telah banyak diterima secara umum.
Etiologi

Etiologi Sindrom Metabolik belum dapat diketahui secara pasti. Suatu hipotesis
menyatakan bahwa penyebab primer dari sindrom metabolik adalah resistensi insulin.
Resistensi insulin mempunyai korelasi dengan timbunan lemak viseral yang dapat ditentukan
dengan pengukuran lingkar pinggang atau waist to hip ratio. Hubungan antara resistensi
insulin dan penyakit kardiovaskular diduga dimediasi oleh terjadinya stres oksidatif yang
menimbulkan disfungsi endotel yang akan menyebabkan kerusakan vaskular dan
pembentukan atheroma. Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadi  perubahan hormonal yang
mendasari terjadinya obesitas abdominal. Suatu studi membuktikan bahwa pada individu
yang mengalami peningkatan kadar kortisol didalam serum (yang disebabkan oleh stres
kronik) mengalami obesitas abdominal, resistensi insulin dan dislipidemia. Para peneliti juga
mendapatkan bahwa ketidakseimbangan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal yang terjadi
akibat stres akan menyebabkan terbentuknya hubungan antara gangguan  psikososial  dan
infark miokard. 

Patofisiologi

Patogenesis sindrom metabolik masih tidak jelas, tetapi kelainan dasarnya adalah
resistensi insulin. Resistensi insulin didefinisikan sebagai suatu kondisi dijumpainya produksi
insulin yang normal namun telah terjadi penurunan sensitivitas jaringan terhadap kerja
insulin, sehingga terjadi peningkatan sekresi insulin sebagai bentuk kompensasi sel Beta.
Resistensi insulin ini sering mendahului onset dari diabetes tipe 2 dan mempunyai kontribusi
dalam perkembangan terjadinya keadaan hiperglikemi. Dan resistensi insulin dijumpai pada
sebagian besar pasien dengan Sindrom Metabolik

Resistensi Insulin dan hipertensi sistolik merupakan faktor yang menentukan


terjadinya disfungsi endotel. Resistensi Insulin menyebabkan menurunnya produksi Nitric
Oxide (NO) yang dihasilkan oleh sel-sel endotel, sedangkan hipertensi menyebabkan
disfungsi endotel melalui beberapa cara seperti; secara kerusakan mekanis, peningkatan sel-
sel endotel dalam bentuk radikal bebas, pengurangan bioavailabilitas NO atau melalui efek
proinflamasi pada sel-sel otot polos vaskuler. Disfungsi endotel ini berhubungan dengan stres
oksidatif dan menyebabkan penyakit kardiovaskuler.

Pada keadaan hiperinsulinemia, insulin dapat ditemukan di otak, yang akan


menghambat aktifitas sinap. Reseptor-reseptor insulin ditemukan pada daerah hipotalamus
dan hipokampus. Insulin tersebut kemungkinan berasal dari plasma dan berakses ke otak
pada daerah circumventricular (daerah yang sedikit mengandung sawar darah otak). Insulin
juga bertransportasi melewati sawar darah otak melalui reseptor spesifik dan masuk ke
jaringan syaraf secara langsung atau masuk melalui cairan serebrospinal.

Proses seluler yang berkenaan dengan disfungsi endotel menyebabkan cedera


vaskular dan aterosklerosis: Ang-II, angiotensin-II; ET-1, endothelin-1; FFA, free fatty acids;
FGF, fibroblast growth factor; ICAM, intracellular cell adhesion molecule; NO, nitric oxide;
PAI-1, plasminogen activator inhibitor-1; PDGF, platelet-derived growth factor; RAGEs,
receptor for advanced glycation end products (promotes inflammation and oxidation,
particularly in cells involved in atherogenesis); VCAM-1, vascular cell adhesion molecule-1.

Beberapa studi menunjukkan bahwa dalam keadaan hiperinsulinemia, insulin dapat


mengurangi aktifitas kolinergik yang bersifat reversibel pada neuron striatum dan dapat
mempercepat turnover dari monoamin di otak.

Bahaya

Obesitas Sentral dan Resistensi Insulin


Obesitas sentral (tipe android/abdominal/viseral) adalah suatu keadaan
ketikaterjadi penimbunan lemak secara berlebihan dan jauh melebihi normal
di daerah abdomen.Obesitar sentral merupakan faktor risiko yang sangat
berpengaruh dalam mencetuskan resitensi insulin. Dibandingkan dengan sel
lemak perifer, sel lemak sentral lebih resistenterhadap efek metabolik dari
insulin dan lebih sensitif terhadap hormon lipolitik. Dengandemikian
peningkatan pelepasan asam lemak bebas ke aliran darah yang masuk sistem
portalhati menyebabkan pertambahan substrat untuk sintesis trigliserid
hepatik dan menggangumetabolisme insulin. Sel lemak viseral dilaporkan
menghasilkan lebih banyak IL-6, T NF-  ,dan resistin sedangkan leptin dan
adiponektin dihasilkan dalam jumlah yang lebih sedikit.Obesitas dapat
mempengaruhi organ-organ yang sensitif terhadap insulindiantaranya :
Hati
Peningkatan jumlah asam lemak bebas dalam darah dapat merangsang hati
untuk melakukan glukoneogenesis. Hal ini tidak selalu menyebabkan
terjadinya peningkatanproduksi produksi glukosa hepatik sebab masih dapat
diimbangi oleh peningkatan sekresi insulin yang menurunkan glikogenolisis.
Diabetes yang tidak terkontrol, obesitasdan jaringan lemak intraabdominal
merupakan faktor pendorong kuat penyebabpeningkatan aktifitas
glukoneogenesis.b.
Otot Skelet  
Otot skelet adalah tempat penimbunan glukosa terbesar sehingga bisa
dikatakan merupakan determinan utama terjadinya resistensi insulin
denganmenurunkan oksidasi glukosa dan sintesis glikogen. Ketidakmampuan
otot skelet secararelatif untuk memetabolisme glukosa ataupun oksidasi
lemak bisa merupakanpatogenesis terjadinya resistensi insulin.  
Pankreas
Pemaparan sel beta pankreas dengan asam lemak bebas dapat
menyebabkankerusakan pada sel beta. Pemaparan akut asam lemak bebas pada
pankreasmenyebabkan peningkatan sekresi insulin. Jika pemaparan
berlangsung kronik makadapat menyebabkan gangguan pada sekresi insulin.
Defek sekresi insulin ditandai denganhilangnya sensitifitas sel beta terhadap
glukosa plasma yang melebihi normal.
Resistensi insulin pada orang yang mengalami obesitas sentral sangat
mungkin disebabkan oleh efek lipotoksisitas dari asam lemak bebas,
gluukotoksisitas dari hiperglikemikronik ataupun reaksi inflamasi yang
dicetuskan oleh sitokin-sitokin sel lemak. Selain ituaktifitas lipolisis yang
diinduksi sistem saraf simpatik dan kerja hormon insulin juga turut  berperan
dalam menggangu sensitifitas insulin dalam tubuh (Nurtanio, 2007).
Tatalaksana
Evaluasi Klinis
 
Terhadap individu yang dicurigai mengalami Sindrom Metabolik hendaklah
dilakukan evaluasi klinis, yang meliputi :
Anamnesis, tentang :
 Riwayat keluarga dan penyakit sebelumnya.
 Riwayat adanya perubahan berat badan.
 Aktifitas fisik sehari-hari.
 Asupan makanan sehari-hari
Pemeriksaan fisik, meliputi :
 Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
 Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) , menggunakan  rumus:
berat badan( kg)
tinggi badan(m 2 )
 Pengukuran lingkaran pinggang merupakan prediktor yang lebih baik
terhadap risiko kardiovaskular daripada pengukuran waist-to-hip ratio.
Pemeriksaan laboratorium, meliputi :
 Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa.
 Pemeriksaan klem euglikemik atau HOMA (homeostasis model
assessment) untuk menilai resistensi insulin secara akurat biasanya
hanya dilakukan dalam penelitian  dan tidak praktis diterapkan  dalam
penilaian klinis.
 Highly sensitive C-reactive protein
 Kadar asam urat dan tes faal hati dapat menilai adanya NASH.
 USG abdomen diperlukan untuk mendiagnosis adanya fatty liver karena
kelainan ini dapat dijumpai walaupun tanpa adanya gangguan faal hati.
Penatalaksanaan
Saat ini belum ada studi acak terkontrol yang khusus tentang penatalaksanaan
Sindrom Metabolik. Berdasarkan studi klinis, penatalaksanaan agresif terhadap
komponen – komponen Sindrom Metabolik dapat mencegah atau memperlambat onset
diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Semua pasien yang didiagnosis dengan
Sindrom Metabolik hendaklah dimotivasi untuk merubah kebiasaan makan dan latihan
fisiknya sebagai pendekatan terapi utama. Penurunan berat badan dapat memperbaiki
semua aspek Sindrom Metabolik, mengurangi semua penyebab dan mortalitas penyakit
kardiovaskular. Namun kebanyakan pasien  mengalami kesulitan dalam mencapai
penurunan berat badan. Latihan fisik dan perubahan pola makan  dapat menurunkan
tekanan darah dan memperbaiki kadar lipid, sehingga dapat memperbaiki resistensi
insulin.
 

Latihan Fisik :
Otot rangka merupakan jaringan yang paling sensitif terhadap insulin didalam
tubuh, dan merupakan target utama terjadinya resistensi insulin. Latihan fisik terbukti
dapat menurunkan kadar lipid dan resistensi insulin didalam otot rangka. Pengaruh latihan
fisik terhadap sensitivitas insulin terjadi dalam 24 – 48 jam dan hilang dalam 3 sampai 4
hari.   Jadi aktivitas fisik teratur hendaklah merupakan bagian dari usaha untuk
memperbaiki resistensi insulin. Pasien hendaklah diarahkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan  derajat aktifitas fisiknya. Manfaat paling besar dapat diperoleh bila pasien
menjalani latihan fisik sedang secara  teratur dalam jangka panjang. Kombinasi latihan
fisik aerobik dan latihan fisik menggunakan beban merupakan pilihan terbaik. Dengan
menggunakan dumbbell ringan dan elastic exercise band merupakan  pilihan terbaik
untuk latihan dengan menggunakan beban. Jalan kaki dan jogging selama 1 jam perhari
juga terbukti dapat menurunkan lemak viseral secara bermakna pada laki2 tanpa
mengurangi jumlah kalori yang dibutuhkan.
 

Diet
Sasaran utama dari diet terhadap Sindrom Metabolik adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus. Review dari Cochrane
Databasemendukung peranan intervensi diet dalam menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular. Bukti-bukti dari suatu studi besar menunjukkan bahwa diet rendah
sodium dapat membantu mempertahankan penurunkan tekanan darah. Hasil2 dari studi
klinis diet rendah lemak selama lebih dari 2 tahun menunjukkan penurunan bermakna dari
kejadian komplikasi kardiovaskular dan menurunkan angka kematian total. 
The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) merekomendasikan tekanan
darah sistolik antara 120 – 139 mmHg atau diastolik 80 – 89 mmHg sebagai stadium pre
hipertensi, sehingga modifikasi gaya hidup sudah mulai ditekankan pada stadium ini
untuk mencegah penyakit kardiovaskular. Berdasarkan studi dari the Dietary Approaches
to Stop Hypertension (DASH), pasien yang mengkonsumsi diet rendah lemak jenuh dan
tinggi karbohidrat terbukti mengalami penurunan tekanan darah yang berarti walaupun
tanpa disertai penurunan berat badan.
Penurunan asupan sodium dapat menurunkan tekanan darah lebih lanjut atau mencegah
kenaikan tekanan darah yang menyertai proses menua. Studi dari the Coronary Artery
Risk Development in Young Adults  mendapatkan bahwa konsumsi produk2 rendah
lemak dan garam disertai dengan penurunan risiko sindrom metabolik yang bermakna.
Diet rendah lemak tinggi karbohidrat dapat meningkatkan kadar trigliserida dan
menurunkan kadar HDL kolesterol, sehingga memperberat dislipidemia. Untuk
menurunkan hipertrigliseridemia atau meningkatkan kadar HDL kolesterol pada pasien
dengan diet rendah lemak, asupan karbohidrat hendaklah dikurangi dan diganti dengan
makanan yang mengandung lemak tak jenuh (monounsaturated fatty acid = MUFA) atau
asupan karbohidrat yang mempunyai indeks glikemik rendah. Diet ini merupakan pola
diet Mediterrania yang terbukti dapat menurunkan mortalitas penyakit kardiovaskular.
Suatu studi menunjukkan adanya korelasi antara penyakit kardiovaskular dan asupan biji-
bijian dan kentang. Para peneliti merekomendasikan diet yang mengandung biji-bijian,
buah-buahan dan sayuran untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Efek jangka
panjang dari diet rendah karbohidrat belum diteliti secara adekuat, namun dalam jangka
pendek, terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida, meningkatkan kadar HDL-
cholesterol dan menurunkan berat badan.
Pilihan untuk menurunkan asupan karbohidrat adalah dengan mengganti makanan yang
mempunyai indeks glikemik tinggi dengan indeks glikemik rendah yang banyak
mengandung serat. Makanan dengan indeks glikemik rendah dapat menurunkan kadar
glukosa post prandial dan insulin.
 
 
Farmakoterapi :
Terhadap pasien2 yang mempunyai faktor risiko dan tidak dapat ditatalaksana
hanya dengan perubahan gaya hidup, intervensi farmakologik diperlukan untuk
mengontrol tekanan darah dan dislipidemia. Penggunaan aspirin dan statin dapat
menurunkan kadar C-reactive protein dan memperbaiki profil lipid sehingga diharapkan
dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.  Intervensi farmakologik yang agresif
terhadap faktor2 risiko telah terbukti dapat mencegah penyulit kardiovaskular pada
penderita DM tipe 2. 
 

Pencegahan
The US Preventive Services Task Force merekomendasi konsultasi diet intensif
terhadap pasien2 dewasa yang mempunyai faktor2 risiko untuk terjadinya penyulit
kardiovaskular.  Para dokter keluarga lebih efektif dalam membantu pasien menerapkan
kebiasaan hidup sehat. The Diabetes Prevention Program telah membuktikan bahwa
intervensi gaya hidup yang ketat pada pasien prediabetes dapat menghambat progresivitas
terjadinya diabetes lebih dari 50% ( dari 11% menjadi 4,8%).
2. Menghitung Jumlah Kalori pada Pasien Sindroma Metabolik
Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien sindroma
metabolik

Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis kelamin, usia, berat
badan, tinggi badan, aktifitas fisik dan faktor stress, dengan metode broca dan Harris
Benedict

Diketahui:
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Berat Badan : 95 kg
Pekerjaan: Karyawan Swasta
Umur : 26 tahun
Tinggi Badan : 175 cm

Kebutuhan Kalori Total

• Berat Badan Ideal = (Tinggi badan – 100) ± 10%


= (175 – 100) ±10%
= 67.5 - 82.5
67.5+82.5
= 2
• Status Gizi = BB aktual ÷ BB ideal x 100%
= 95 ÷ 75 x 100%
= 126.7. Termasuk Gemuk

Broca

BBI x kebutuhan kalori per Kg BB = 75 x 25 = 1875 kal = 1900 kal

Harris Benedict

Perempuan =655+(9,6xBB)+(1,8xTB)-(4,7xU)
Laki-laki =66+(13,7xBB)+(5xTB)-(6,8xU)
Keb Kal Total = Keb. Kal. Basal + Keb. Kal. Aktifitas + Keb. Kal. Resiko Penyakit

Keb Kal Aktifitas Keb Kal Resiko Penyakit

Ringan : 10-15% Ringan : 10-15%


Sedang : 20% Sedang : 20%
Berat : 30% Berat : >30%
Bahan Makanan Ukuran Gram Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Rumah
Tangga
1 Roti Putih 4.5 iris 105 262.5 60 6 -
2 Daging Sapi 1 ptg 35 75 - 7 5
3 Mangga ¾ buah 50 50 12 - -
sedang
4 Nasi putih 3 gelas 400 700 160 16 -
5 Ikan mujair 2 ekor 80 100 - 14 4
6 Tempe 2 ptg 50 75 7 5 3
7 Sayuran 2 porsi 200 50 10 - -
8 Semangka 1 buah 180 50 12 - -
9 Tahu 2 potong 220 150 14 10 6
10 Pepaya 1 potong 110 50 12 - -
besar
11 Minyak kelapa 6 sdt 30 300 - - 30
12 Yoghurt non fat 2/3 gelas 120 75 10 7 -
TOTAL 1937 297 66 48
Keb Kal Basal = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) - (6,8 x U)

= 66 + (13,7 x75) + (5 x 175) – (6,8 x 26)

= 1791.7 =1792

Keb kal Total = KKB + (10%KKB) = 1792 + (10% x 1792) = 1971.2 = 1900 kal

Nb: karena tidak ada resiko penyakit lain, makan tidak ditambah kebutuhan kalori
resiko penyakit

Menjelaskan komposisi makronutrien karbohidrat, protein, lemak, dan


menterjemahkannya dalam bentuk gram

• Karbohidrat = 60% x Jmlh Kalori Total Kebutuhan Makanan dalam Gram


= 60% x 1900
Karbohidrat : 1gram = 4 kalori
= 1140 kalori : 4 285 gram
Protein : 1gram = 4 kalori
• Protein = 15% x Jmlh Kalori Total Lemak : 1gram = 9 kalori
= 15% x 1900
= 285 kalori : 4 71,25 gram
• Lemak = 25% x Jmlh Kalori Total
= 25% x 1900
= 475 kalori : 9 52,78 gram

Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein , lemak dalam bentuk bahan makanan
menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan Penukar ( DKBM)

Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hari


1937 kkal = 1900 kkal
 Pagi : 20%
 Snack Pagi (10.00) : 10%
 Siang : 30%
 Snack Sore : 10%
 Malam : 30%

Waktu Bahan Makanan Penukar Ukuran Rumah Menu


Tangga
Pagi Roti 1,5 P1 3 ptg Roti panggang isi
Telur 1 P2 telur, selada dan
½ P3 ½ sdm ketimun
Ketimun dan P4
selada (sekehendak)
2 P7 2 sdt
Margarin jagung
Jam 10.00 Buah 1 p5 1 ptg Jus buah
Siang Nasi 2 P1 1,5 gls Nasi
Dendeng daging 1 P2 1 ptg sedang Dendeng daging
sapi 1 bj besar sapi
Tahu 1 P3 Sayur Bayam isi
Bayam Sayur A tahu
1 Sayur B
Jeruk 1 P5
Minyak 2 P7
Jam 16.00 Buah 1 P5 1 bh Pepaya
Malam Nasi 2 P1 1,5 gls Nasi
Ikan 1 P2 1 ekor Ikan bakar
Tempe 1 P3 2 ptg sedang Tempe bacem,
Selada, timun P4 selada dan timun
(sekehendak)
Pisang 1 p5 1 buah
Minyak 2P7

3. Edukasi Tentang Olahraga


Manfaat olah raga (biokimia & faal)
Otot rangka merupakan jaringan yang paling sensitif terhadap insulin didalam tubuh,
dan merupakan target utama terjadinya resistensi insulin. Latihan fisik terbukti dapat
menurunkan kadar lipid dan resistensi insulin didalam otot rangka. Pengaruh latihan fisik
terhadap sensitivitas insulin terjadi dalam 24 – 48 jam dan hilang dalam 3 sampai 4
hari.   Jadi aktivitas fisik teratur hendaklah merupakan bagian dari usaha untuk memperbaiki
resistensi insulin. Pasien hendaklah diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan  derajat
aktifitas fisiknya. Manfaat paling besar dapat diperoleh bila pasien menjalani latihan fisik
sedang secara  teratur dalam jangka panjang. Kombinasi latihan fisik aerobik dan latihan fisik
menggunakan beban merupakan pilihan terbaik. Dengan menggunakan dumbbell ringan
dan elastic exercise band merupakan  pilihan terbaik untuk latihan dengan menggunakan
beban. Jalan kaki dan jogging selama 1 jam perhari juga terbukti dapat menurunkan lemak
viseral secara bermakna pada laki2 tanpa mengurangi jumlah kalori yang dibutuhkan.

Jenis dan Pengaturan Olahraga

Latihan jasmani yang teratur akan memberi berbagai manfaat, diantaranya :

 Memberikan lebih banyak tenaga


 Memperkuat otot dan jantung
 Meningkatkan kelenturan, kemampuan bernafas dan sirkulasi darah
 Membantu mengatur berat badan, memperbaiki tekanan darah dan profil lipid darah
 Mengurangi stres dan memperlambat proses penuaan
 Melawan dampak-dampak negatif dari kekurangan aktifitas

Prinsip latihan jasmani bagi pasien DM meliputi :

 Frekuensi : sebaiknya 3-5 kali tiap minggu


 Intensitas : ringan dan sedang (60-70% Maximum Heart Rate)
 Durasi : 30-60 menit
 Jenis : latihan jasmani yang meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan,
jogging, renang dan bersepeda.

Pemanasan (Warm up)

Tujuannya untuk menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi hingga mendekati
intensitas latihan serta menghindari cedera akibat latihan. Gerakan ini dilakukan selama 5-10
menit.

Latihan Inti (conditioning)

Usahakan denyut nadi mencapai THR (Target Heart Rate). Apabila kurang dari THR maka
pasien tidak mendapat manfaat dari latihan, bila melewati THR maka pasien kemungkinan
mendapat risiko yang tak diinginkan. Untuk menentukan THR = 75% x (220 - usia). Bila
didapatkan hasilnya adalah Z maka pasien akan melakukan latihan jasmani dengan sasaran
denyut nadi sekitar Z/menit.
Pendinginan (cooling-down)

Tujuannya untuk mencegah penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri
pada otot setelah melakukan latihan jasmani atau pusing akibat masih terkumpulnya darah
pada otot yang aktif. Latihan ini dilakukan selama 5-10 menit.

Peregangan (stretching)

Tujuannya untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang dan
menjadikan lebih elastis. Latihan ini sangat bermanfaat terutama untuk pasien DM usia
lanjut.

4. Menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram


Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang halal dan baik / Halalan Thoyyiban
Al Qur’an, Surat Al Maidah : 88 yang artinya:

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan
kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”

Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang bukan cuma halal, tapi juga baik
(Halalan Thoyyiban) agar tidak membahayakan tubuh kita. Bahkan perintah ini disejajarkan
dengan bertaqwa kepada Allah, sebagai sebuah perintah yang sangat tegas dan jelas. Perintah
ini juga ditegaskan dalam ayat yang lain, seperti yang terdapat pada Surat Al Baqarah : 168
yang artinya:

“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah
musuh yang nyata bagimu”

Pertama kita ketahui, halal itu bukan sekedar halal makanannya, tapi juga dari sumber
bagaimana mendapatkannya pun harus halal. Kalau sumbernya haram seperti korupsi,
mencuri, merampok, menggusur tanah rakyat dengan harga yang rendah, maka makanan
yang dimakan pun meski sebetulnya halal, tetap haram. Dan akan membuat si pemakannya
disiksa di api neraka. Nabi berkata:
Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama
membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)

Beberapa larangan yang terkait dengan makanan haram tersebut adalah:

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak
panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang
kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nimat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.
Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS Al Maidah : 3

Haram juga memakan keledai:

Bahwa Rasulullah saw. melarang makan daging keledai piaraan. (Shahih Muslim No.3583)

Imam Syafi’I mengharamkan hewan yang hidup di 2 alam (di air dan di darat) seperti kodok,
buaya, kura-kura, dan kepiting.

Selain halal, makanan juga harus baik. Meski halal tapi jika tidak baik, hendaknya tidak kita
makan. Di antara kriteria makanan yang baik adalah:

1. Bergizi tinggi. Makanan lengkap dan berimbang yakni makanan 4 sehat 5 sempurna
seperti nasi/jagung, lauk/pauk, sayuran, buah-buahan, dan terakhir susu. Semua makanan
tersebut mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh kita. Ada baiknya ditambah dengan herbal seperti madu, pasak bumi, habbatus
saudah, minyak zaitun, dan sebagainya agar tubuh kita sehat.
2. Tidak mengandung zat-zat yang membahayakan bagi kesehatan kita, misalnya kolesterol
tinggi atau bisa memicu asam urat kita.
3. Alami. Tidak mengandung berbagai zat kimia seperti pupuk kimia, pestisida kimia,
pengawet kimia (misalnya formalin), pewarna kimia, perasa kimia (misalnya biang
gula/aspartame, MSG, dsb)
4. Masih segar. Tidak membusuk atau basi sehingga warna, bau, dan rasanya berubah
5. Tidak berlebihan. Makanan sebaik apa pun jika berlebihan, tidak baik.

Jenis, tata cara makan yang baik sesuai ajaran islam

Jenis makanan yang baik


Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang halal dan baik / Halalan Thoyyiban
Al Qur’an, Surat Al Maidah : 88 yang artinya:
“dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan
kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”    
Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang bukan cuma halal, tapi juga baik
(Halalan Thoyyiban) agar tidak membahayakan tubuh kita. Bahkan perintah ini disejajarkan
dengan bertaqwa kepada Allah, sebagai sebuah perintah yang sangat tegas dan jelas. Perintah
ini juga ditegaskan dalam ayat yang lain, seperti yang terdapat pada Surat Al Baqarah : 168
yang artinya:
“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah
musuh yang nyata bagimu”  
Pertama kita ketahui, halal itu bukan sekedar halal makanannya, tapi juga dari sumber
bagaimana mendapatkannya pun harus halal. Kalau sumbernya haram seperti korupsi,
mencuri, merampok, menggusur tanah rakyat dengan harga yang rendah, maka makanan
yang dimakan pun meski sebetulnya halal, tetap haram. Dan akan membuat si pemakannya
disiksa di api neraka. Nabi berkata:
Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama
membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)
Sesungguhnya Allah baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik. Allah menyuruh orang
mukmin sebagaimana Dia menyuruh kepada para rasul, seperti firmanNya dalam surat Al
Mukminun ayat 52: “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan-makanan yang baik-baik dan
kerjakanlah amal yang shaleh.” Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah 172: “Hai
orang-orang yang beriman makanlah di antara rezeki yang baik-baik.” Kemudian Rasulullah
menyebut seorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan wajahnya kotor
penuh debu menadahkan tangannya ke langit seraya berseru: “Ya Robbku, Ya Robbku”,
sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia diberi makan
dari yang haram pula. Jika begitu bagaimana Allah akan mengabulkan doanya? (HR.
Muslim)
Semua yang berasal dari laut adalah halal untuk dimakan, sebagaimana ayat berikut ini:
        “Dihalalkan bagimu (ikan) yang ditangkap di laut dan makanan yang berasal dari laut”
QS Al Maidah : 94 
Beberapa ayat berikut ini menyebutkan bahwa dalam Al-Qur’an hanya sedikit yang tidak
halal. Namun dengan perkembangan teknologi, yang sedikit itu bisa menjadi banyak karena
masuk ke dalam makanan olahan secara tidak terduga sebelumnya. Beberapa larangan yang
terkait dengan makanan haram tersebut adalah:
QS Al Maidah : 3
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tecekik, yang dipukul, yang jatuh ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali kamu sempat menyembelihnya.”
QS Al Baqarah : 173
“Sesungguhnya Allah yang mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan yang
disembelih dengan nama selain Allah.”
QS Al Maidah : 4
“Dan makanlah binatang yang ditangkap dalam buruan itu untukmu dan sebutlan nama Allah
ketika melepaskan hewan(anjing) pemburunya.”
QS Al An’ am : 121
“Dan janganlah kamu makan sembelihan yang tidak menyebut nama Allah dan sesungguhnya
yang demikian itu fasik.”
QS An Nahl : 67
“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rizki yang
baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah)
bagi orang-orang yang memikirkan.”
QS Al Baqarah : 219
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi; Katakanlah : “Pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosanya lebih besar daripada
manfaatnya.”
Dari serangkaian ayat di atas, beberapa yang diharamkan adalah:
1. Bangkai
2. Darah
3. Babi
4. Binatang yang disembelih selain menyebut nama Allah
5. Khamer atau minuman yang memabukkan
Selain itu dilarang memakan binatang buas yang bertaring seperti anjing, kucing, harimau,
dan sebagainya:
Hadis riwayat Abu Tsa`labah ra., ia berkata:
Nabi saw. melarang memakan binatang buas yang bertaring. (Shahih Muslim No.3570)
Haram juga memakan keledai:
Bahwa Rasulullah saw. melarang makan daging keledai piaraan. (Shahih Muslim No.3583)
Kelima hewan ini haram dimakan, berdasarkan hadits Abu Hurairah -radhiallahu ‘anhu-,
beliau berkata:
‫َع َوالنَّ ْملَ ِة َو ْالهُ ْدهُ ِد‬
ِ ‫نَهَى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ع َْن قَ ْت ِل الصُّ َر ِد َوالضِّ ْفد‬
“Rasulullah SAW melarang membunuh shurad, kodok, semut, dan hud-hud. (HR. Ibnu Majah
dengan sanad yang shohih).
Nabi pernah bersabda “Lima jenis hewan yang harus dibunuh, baik di tanah haram maupun di
tanah biasa, yaitu : ular, kalajengking, tikus, anjing buas dan burung rajawali” (H.R. Abu
Daud) dalam riwayat lain disebutkan juga burung gagak.
Imam Syafi’ie mengharamkan hewan yang hidup di 2 alam (di air dan di darat) seperti kodok,
buaya, kura-kura, dan kepiting.
Pengaturan dan cara makan yang baik
Umat Islam sudah pada mengetahui bahwa Rasulullah, Muhammad SAW diutus sebagai
Rasul terakhir dengan misi utama untuk menyempurnakan Akhlak manusia. Sebab itu, dalam
setiap aspek kehidupan Rasul saw memberikan teladan terbaik. Salah satunya adalah
keteladanan dalam tata cara makan yang baik. Dari beberapa hadits kita dapat menyebutkan
tata cara makan yang diajarkan rasulullah, yaitu:

 Menyebut nama Allah (bismillah) kemudian makanlah dengan tangan kanan dan
makanlah dari makanan yang paling dekat denganmu.
 Disunnahkan untuk makan bersama-sama karena akan mendapat berkah dalam
makanannya.
 Makan dari pinggir jangan memulai dari tengahnya.
 Rasulullah kalau makan tidak pernah bersandar
 Rasulullah kalau makan duduk sambil lutut bertekuk.
 Membersihkan sisa-sia makanan yang menempel pada jarinya.
 Jika suapan makanan terjatuh, ambil dan bersihkan kotorannya.
 Makanan dua orang cukup untuk tiga orang dan makanan tiga orang cukup untuk
empat orang.

5. Menghitung jumlah kalori bahan makanan yang dimakan 1 hari yang


lalu, termasuk makanan besar dan selingan
Broca
BB ideal = (TB – 100) – 10%
= (175 – 100) – 10%
= 67, 5 ± 10 %
= 60, 75 – 74, 25
Kebutuhan Kalori Basal (KKB)
Harris Benedict = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) - (6,8 x U)
= 66 + (13,7 x 95) + (5 x 175) – (6,8 x 26)
= 2066

Keb kal Total = KKB + (10%KKB) = 2066 + (10% x 2066) = 2272,2 = 2000 kal

Makanan Besar

 Karbohidrat = 60 % x kalori total


= 60 % x 2000
= 1200 kalori : 4 → 300 gram
 Protein = 15 % x kalori total
= 15 % x 2000
= 300 kalori : 4 → 75 gram
 Lemak = 25 % x kalori total
= 25 % x 2000
= 500 kalori : 9 → 55,5 gram

Makanan Selingan

 Selingan (snack) = 10 % x kalori total


= 10 % x 2000
= 200 kalori

Anda mungkin juga menyukai