Tugas Mandiri Wrap Up 1
Tugas Mandiri Wrap Up 1
SINDROMA METABOLIK
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg. Status antropometri
didapatkan berat badan 95 kg, tinggi badan 175 cm dan indeks massa tubuh (IMT) 31 kg/m2,
lingkar perut 112 cm. Tidak didapatkan kelainan pada jantung, paru ataupun abdomen.
Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium, karena menduga bahwa
pasien tersebut sudah menderita sindrom metabolik.
Berdasarkan the National Cholesterol Education Program Third Adult treatment Panel
(NCEP-ATP III), Sindrom Metabolik adalah seseorang dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria
berikut: 1). Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk pria >
102 cm); 2). Peningkatan kadar trigliserida darah (≥ 150 mg/dL, atau ≥ 1,69 mmol/ L); 3).
Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L pada pria dan pada
wanita < 50 mg/dL atau <1,29 mmol/ L); 4). Peningkatan tekanan darah (tekanan darah
sistolik ≥ 130 mmHg, tekanan darah diastolik ≥ 85 mmHg atau sedang memakai obat anti
hipertensi); 5). Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa ≥ 110 mg/dL, atau ≥
6,10 mmol/ L atau sedang memakai obat anti diabetes) (Adult Treatment Panel III, 2001).
Selain kriteria berdasarkan NCEP-ATP III diatas masih ada beberapa kriteria untuk definisi
Sindrom Metabolik antara lain; kriteria World Health Organization (WHO), kriteria
International Diabetes Federation (IDF), The Universitas Sumatera UtaraAmerican Heart
Association/National Heart, Lung, and Blood Institute (AHA/NHLBI), saat ini kriteria
NCEP-ATP III telah banyak diterima secara umum.
Etiologi
Etiologi Sindrom Metabolik belum dapat diketahui secara pasti. Suatu hipotesis
menyatakan bahwa penyebab primer dari sindrom metabolik adalah resistensi insulin.
Resistensi insulin mempunyai korelasi dengan timbunan lemak viseral yang dapat ditentukan
dengan pengukuran lingkar pinggang atau waist to hip ratio. Hubungan antara resistensi
insulin dan penyakit kardiovaskular diduga dimediasi oleh terjadinya stres oksidatif yang
menimbulkan disfungsi endotel yang akan menyebabkan kerusakan vaskular dan
pembentukan atheroma. Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadi perubahan hormonal yang
mendasari terjadinya obesitas abdominal. Suatu studi membuktikan bahwa pada individu
yang mengalami peningkatan kadar kortisol didalam serum (yang disebabkan oleh stres
kronik) mengalami obesitas abdominal, resistensi insulin dan dislipidemia. Para peneliti juga
mendapatkan bahwa ketidakseimbangan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal yang terjadi
akibat stres akan menyebabkan terbentuknya hubungan antara gangguan psikososial dan
infark miokard.
Patofisiologi
Patogenesis sindrom metabolik masih tidak jelas, tetapi kelainan dasarnya adalah
resistensi insulin. Resistensi insulin didefinisikan sebagai suatu kondisi dijumpainya produksi
insulin yang normal namun telah terjadi penurunan sensitivitas jaringan terhadap kerja
insulin, sehingga terjadi peningkatan sekresi insulin sebagai bentuk kompensasi sel Beta.
Resistensi insulin ini sering mendahului onset dari diabetes tipe 2 dan mempunyai kontribusi
dalam perkembangan terjadinya keadaan hiperglikemi. Dan resistensi insulin dijumpai pada
sebagian besar pasien dengan Sindrom Metabolik
Bahaya
Latihan Fisik :
Otot rangka merupakan jaringan yang paling sensitif terhadap insulin didalam
tubuh, dan merupakan target utama terjadinya resistensi insulin. Latihan fisik terbukti
dapat menurunkan kadar lipid dan resistensi insulin didalam otot rangka. Pengaruh latihan
fisik terhadap sensitivitas insulin terjadi dalam 24 – 48 jam dan hilang dalam 3 sampai 4
hari. Jadi aktivitas fisik teratur hendaklah merupakan bagian dari usaha untuk
memperbaiki resistensi insulin. Pasien hendaklah diarahkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan derajat aktifitas fisiknya. Manfaat paling besar dapat diperoleh bila pasien
menjalani latihan fisik sedang secara teratur dalam jangka panjang. Kombinasi latihan
fisik aerobik dan latihan fisik menggunakan beban merupakan pilihan terbaik. Dengan
menggunakan dumbbell ringan dan elastic exercise band merupakan pilihan terbaik
untuk latihan dengan menggunakan beban. Jalan kaki dan jogging selama 1 jam perhari
juga terbukti dapat menurunkan lemak viseral secara bermakna pada laki2 tanpa
mengurangi jumlah kalori yang dibutuhkan.
Diet
Sasaran utama dari diet terhadap Sindrom Metabolik adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus. Review dari Cochrane
Databasemendukung peranan intervensi diet dalam menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular. Bukti-bukti dari suatu studi besar menunjukkan bahwa diet rendah
sodium dapat membantu mempertahankan penurunkan tekanan darah. Hasil2 dari studi
klinis diet rendah lemak selama lebih dari 2 tahun menunjukkan penurunan bermakna dari
kejadian komplikasi kardiovaskular dan menurunkan angka kematian total.
The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) merekomendasikan tekanan
darah sistolik antara 120 – 139 mmHg atau diastolik 80 – 89 mmHg sebagai stadium pre
hipertensi, sehingga modifikasi gaya hidup sudah mulai ditekankan pada stadium ini
untuk mencegah penyakit kardiovaskular. Berdasarkan studi dari the Dietary Approaches
to Stop Hypertension (DASH), pasien yang mengkonsumsi diet rendah lemak jenuh dan
tinggi karbohidrat terbukti mengalami penurunan tekanan darah yang berarti walaupun
tanpa disertai penurunan berat badan.
Penurunan asupan sodium dapat menurunkan tekanan darah lebih lanjut atau mencegah
kenaikan tekanan darah yang menyertai proses menua. Studi dari the Coronary Artery
Risk Development in Young Adults mendapatkan bahwa konsumsi produk2 rendah
lemak dan garam disertai dengan penurunan risiko sindrom metabolik yang bermakna.
Diet rendah lemak tinggi karbohidrat dapat meningkatkan kadar trigliserida dan
menurunkan kadar HDL kolesterol, sehingga memperberat dislipidemia. Untuk
menurunkan hipertrigliseridemia atau meningkatkan kadar HDL kolesterol pada pasien
dengan diet rendah lemak, asupan karbohidrat hendaklah dikurangi dan diganti dengan
makanan yang mengandung lemak tak jenuh (monounsaturated fatty acid = MUFA) atau
asupan karbohidrat yang mempunyai indeks glikemik rendah. Diet ini merupakan pola
diet Mediterrania yang terbukti dapat menurunkan mortalitas penyakit kardiovaskular.
Suatu studi menunjukkan adanya korelasi antara penyakit kardiovaskular dan asupan biji-
bijian dan kentang. Para peneliti merekomendasikan diet yang mengandung biji-bijian,
buah-buahan dan sayuran untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Efek jangka
panjang dari diet rendah karbohidrat belum diteliti secara adekuat, namun dalam jangka
pendek, terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida, meningkatkan kadar HDL-
cholesterol dan menurunkan berat badan.
Pilihan untuk menurunkan asupan karbohidrat adalah dengan mengganti makanan yang
mempunyai indeks glikemik tinggi dengan indeks glikemik rendah yang banyak
mengandung serat. Makanan dengan indeks glikemik rendah dapat menurunkan kadar
glukosa post prandial dan insulin.
Farmakoterapi :
Terhadap pasien2 yang mempunyai faktor risiko dan tidak dapat ditatalaksana
hanya dengan perubahan gaya hidup, intervensi farmakologik diperlukan untuk
mengontrol tekanan darah dan dislipidemia. Penggunaan aspirin dan statin dapat
menurunkan kadar C-reactive protein dan memperbaiki profil lipid sehingga diharapkan
dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Intervensi farmakologik yang agresif
terhadap faktor2 risiko telah terbukti dapat mencegah penyulit kardiovaskular pada
penderita DM tipe 2.
Pencegahan
The US Preventive Services Task Force merekomendasi konsultasi diet intensif
terhadap pasien2 dewasa yang mempunyai faktor2 risiko untuk terjadinya penyulit
kardiovaskular. Para dokter keluarga lebih efektif dalam membantu pasien menerapkan
kebiasaan hidup sehat. The Diabetes Prevention Program telah membuktikan bahwa
intervensi gaya hidup yang ketat pada pasien prediabetes dapat menghambat progresivitas
terjadinya diabetes lebih dari 50% ( dari 11% menjadi 4,8%).
2. Menghitung Jumlah Kalori pada Pasien Sindroma Metabolik
Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien sindroma
metabolik
Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis kelamin, usia, berat
badan, tinggi badan, aktifitas fisik dan faktor stress, dengan metode broca dan Harris
Benedict
Diketahui:
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Berat Badan : 95 kg
Pekerjaan: Karyawan Swasta
Umur : 26 tahun
Tinggi Badan : 175 cm
Broca
Harris Benedict
Perempuan =655+(9,6xBB)+(1,8xTB)-(4,7xU)
Laki-laki =66+(13,7xBB)+(5xTB)-(6,8xU)
Keb Kal Total = Keb. Kal. Basal + Keb. Kal. Aktifitas + Keb. Kal. Resiko Penyakit
= 1791.7 =1792
Keb kal Total = KKB + (10%KKB) = 1792 + (10% x 1792) = 1971.2 = 1900 kal
Nb: karena tidak ada resiko penyakit lain, makan tidak ditambah kebutuhan kalori
resiko penyakit
Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein , lemak dalam bentuk bahan makanan
menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan Penukar ( DKBM)
Tujuannya untuk menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi hingga mendekati
intensitas latihan serta menghindari cedera akibat latihan. Gerakan ini dilakukan selama 5-10
menit.
Usahakan denyut nadi mencapai THR (Target Heart Rate). Apabila kurang dari THR maka
pasien tidak mendapat manfaat dari latihan, bila melewati THR maka pasien kemungkinan
mendapat risiko yang tak diinginkan. Untuk menentukan THR = 75% x (220 - usia). Bila
didapatkan hasilnya adalah Z maka pasien akan melakukan latihan jasmani dengan sasaran
denyut nadi sekitar Z/menit.
Pendinginan (cooling-down)
Tujuannya untuk mencegah penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri
pada otot setelah melakukan latihan jasmani atau pusing akibat masih terkumpulnya darah
pada otot yang aktif. Latihan ini dilakukan selama 5-10 menit.
Peregangan (stretching)
Tujuannya untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang dan
menjadikan lebih elastis. Latihan ini sangat bermanfaat terutama untuk pasien DM usia
lanjut.
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan
kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”
Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang bukan cuma halal, tapi juga baik
(Halalan Thoyyiban) agar tidak membahayakan tubuh kita. Bahkan perintah ini disejajarkan
dengan bertaqwa kepada Allah, sebagai sebuah perintah yang sangat tegas dan jelas. Perintah
ini juga ditegaskan dalam ayat yang lain, seperti yang terdapat pada Surat Al Baqarah : 168
yang artinya:
“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah
musuh yang nyata bagimu”
Pertama kita ketahui, halal itu bukan sekedar halal makanannya, tapi juga dari sumber
bagaimana mendapatkannya pun harus halal. Kalau sumbernya haram seperti korupsi,
mencuri, merampok, menggusur tanah rakyat dengan harga yang rendah, maka makanan
yang dimakan pun meski sebetulnya halal, tetap haram. Dan akan membuat si pemakannya
disiksa di api neraka. Nabi berkata:
Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama
membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak
panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang
kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nimat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.
Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS Al Maidah : 3
Bahwa Rasulullah saw. melarang makan daging keledai piaraan. (Shahih Muslim No.3583)
Imam Syafi’I mengharamkan hewan yang hidup di 2 alam (di air dan di darat) seperti kodok,
buaya, kura-kura, dan kepiting.
Selain halal, makanan juga harus baik. Meski halal tapi jika tidak baik, hendaknya tidak kita
makan. Di antara kriteria makanan yang baik adalah:
1. Bergizi tinggi. Makanan lengkap dan berimbang yakni makanan 4 sehat 5 sempurna
seperti nasi/jagung, lauk/pauk, sayuran, buah-buahan, dan terakhir susu. Semua makanan
tersebut mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh kita. Ada baiknya ditambah dengan herbal seperti madu, pasak bumi, habbatus
saudah, minyak zaitun, dan sebagainya agar tubuh kita sehat.
2. Tidak mengandung zat-zat yang membahayakan bagi kesehatan kita, misalnya kolesterol
tinggi atau bisa memicu asam urat kita.
3. Alami. Tidak mengandung berbagai zat kimia seperti pupuk kimia, pestisida kimia,
pengawet kimia (misalnya formalin), pewarna kimia, perasa kimia (misalnya biang
gula/aspartame, MSG, dsb)
4. Masih segar. Tidak membusuk atau basi sehingga warna, bau, dan rasanya berubah
5. Tidak berlebihan. Makanan sebaik apa pun jika berlebihan, tidak baik.
Menyebut nama Allah (bismillah) kemudian makanlah dengan tangan kanan dan
makanlah dari makanan yang paling dekat denganmu.
Disunnahkan untuk makan bersama-sama karena akan mendapat berkah dalam
makanannya.
Makan dari pinggir jangan memulai dari tengahnya.
Rasulullah kalau makan tidak pernah bersandar
Rasulullah kalau makan duduk sambil lutut bertekuk.
Membersihkan sisa-sia makanan yang menempel pada jarinya.
Jika suapan makanan terjatuh, ambil dan bersihkan kotorannya.
Makanan dua orang cukup untuk tiga orang dan makanan tiga orang cukup untuk
empat orang.
Keb kal Total = KKB + (10%KKB) = 2066 + (10% x 2066) = 2272,2 = 2000 kal
Makanan Besar
Makanan Selingan