Anda di halaman 1dari 33

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI

BERBASIS TRI HITA KARANA TEMA ALAM SEMESTA


PEMBELAJARAN ANAK KELOMPOK B DI TK KIDS FANTASI CAMP

PROPOSAL

OLEH
DWITA DEWI JESIKA
NIM 1811061027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI
JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARJA
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................................3
C. Pembatasan Masalah...............................................................................................3
D. Rumusan Masalah....................................................................................................3
E. Tujuan Penelitian.....................................................................................................3
F. Manfaat Penelitian...................................................................................................4
G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan.................................................................5
H. Pentingnya Pengembangan..................................................................................5
I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan.............................................................5
J. Definisi Istilah...........................................................................................................6
K. Kajian Teori................................................................................................................7
1. Pembelajaran PAUD................................................................................................7
1.1 Pembelajaran PAUD..........................................................................................7
1.2 Pembelajaran Tema Alam Semesta..................................................................9
1.3 Tujuan Pembelajaran Tema Alam Semesta.....................................................9
2. Media Pembelajaran..............................................................................................10
2.1 Media Pembelajaran........................................................................................10
2.2 Media Video Animasi.......................................................................................14
2.3 Tri Hita Karana................................................................................................15
L. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan...................................................................16
M. Kerangka Berpikir.............................................................................................17
N. Perumusan Hipotesis..............................................................................................18
O. Metode Penelitian...............................................................................................18
1. Model Penelitian Pengembangan......................................................................18
2. Prosedur Penelitian Pengembangan.................................................................20
3. Uji Coba Produk................................................................................................24
3.1 Desain Uji Coba................................................................................................24
3.2 Subjek Uji Coba...............................................................................................24
3.3 Jenis Data..........................................................................................................26
3.4 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data...................................................27

ii
3.5 Metode dan Teknik Analisi Data.....................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................31

iii
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan unik. Menurut Mansur, 2011 (Ariyanti,
2016) anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangaan (koordinasi
motoric halus dan kasar), daya piker, daya cipta, bahasa dan komunikasi,
yang tercakup dalam kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional
(EQ), kecerdasan spiritual (SQ), atau kecerdasan agama atau religious
(RQ), sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada
peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan
manusia seutuhnya.
Kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini menggunakan
pembelajaran tematik yang sesuai dengan pola kerja otak. Pembelajaran
tematik membahas satu setam dari berbagai konsep dan aspek
perkembangan. Penentuan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran
sesuai dengan karakteristik anak, situasi, dan kondisi lingkungan serta
kesiapan guru mengelola kegiatan. Tema merupakan gagasan utama yang
akan digunakan untuk membingkai seluruh muatan/materi pembelajaran
selama anak mengikuti kegiatan (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak
Usia Dini, 2018). Tema yang terdapat pada taman kanak-kanak di
antaranya tamanan, alam semesta, binatang, keluargaku, negaraku. Tema
alam semesta merupakan salah satu materi yang dipelajari dan
dikembangan di taman kanak-kanak. Menurut Muyasaroh dan Sudarmih
(Munawaroh. Dkk, 2021) karena banyaknya terjadi bencana alam di
Indonesia sebagai warga Indonesia harus mampu mengurangi resiko
terjadinya bencana alam, salah satunya yaitu dimulai edukasi
penanggulangan bencana alam dari pendidikan dasar seperti game, edukasi
mitigasi kebakaran berbasis android. Pembelajaran menggunakan media
video animasi berbasis Tri Hita Karana dengan menggunakan power point
yang menarik untuk anak usia dinitema alam semesta, dengan adanya
pembelajaran menggunakan video animasi menggunakan power point
didalamnya mengenalkan kepada anak terkait dengan benda-benda langit,
gelaja alam, dan benda alam didesain menyenangkan melalui media video

1
animasi sehingga anak senang dan dengan mudah mendapatkan informasi.
Oleh karena itu menggunakan media yang membuat anak senang dan
menarik akan membuat anak cepat menerima pengetahuan baru salah
satunya adalah menggunakan media video animasi dengan power point.
Memperkenalkan materi tema alama semesta berbasis Tri Hita
Karana ini sangat penting. Guru menanamkan konsep Tri Hita Karana
dengan mengajak anak untuk melakukan kegiatan di dalam maupun di luar
lingkungan kelas. Dengan menggunakan media video animasi diharapkan
bisa memberikan materi sebaik mungkin untuk anak usia dini
memperkenalkan ajaran Tri Hita Karana tema alam semesta. Terdapat di
TK Kids Fantasi Camp peneliti melihat masih kurangnya guru dalam
menerapkan media video animasi dengan power point. Sehingga
pembelajaran menjadi membosankan, kurang menarik, dan membuat
fokus anak menjadi teralihkan.
Penggunaan media dalam pengajaran di kelas merupakan sebuah
kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat dipahami mengingat
proses belajar yang dialami siswa tertumpu pada berbagai kegiatan
menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan
masa akan datang. A. Tabrani Rusya dan Yani (Umar, 2014) menjelaskan
salah satu upaya yang harus ditempuh adalah bagaimana menciptakan
situasi belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar
pada diri siswa dengan menggerakkan segala sumber belajar dan cara
belajar yang efektif dan efisien. Dalam hal ini, media pendidikan
merupakan salah satu pendukung yang efektif dalam membantu terjadinya
proses belajar. Hal senada juga ditegaskan oleh Danim (Umar, 2014)
bahwah penggunaan alat bantu atau media dalam proses pembelajaran di
kelas, terutama dalam hal peningkatkan prestasi siswa.
Berdasarkan permasalahan yang ada pada di TK Kids Fantasi Camp
kurangnya menggunaan media video animasi dengan power point untuk
membantu proses belajar mengajar didalam kelas. Oleh sebab itu, banyak
anak-anak yang menjadi kurang konsesntrasu atau kurang menarik dengan
pembelajaran yang diberikan, karena hanya diberikan materi tanpa adanya
contoh dari materi tersebut. Model pengembangan yang digunakan yaitu

2
model pengembangan ADDIE. Selaras dengan permasalahan tersebut
maka dilakukan penelitian pengembangan dengan judul “ Pengembangan
Media Video Animasi Berbasis Tri Hita Karana Tema Alam Semesta
Pembelajaran Anak Kelompok B di TK Kids Fantasi Camp”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan atas temuan permasalahan yang dipaparkan pada latar
belakang, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kurangnya penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi dalam kegiatan pembelajaran.
2. Dalam kegiatan pembelajaran anak sulit untuk
berkonsentrasi.
3. Belum adanya media video animasi berbasis Tri Hita
Karana yang dapat menstimulasi dan mendukung proses
pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya identifikasi dari permasalahan dalam
penelitian ini, maka perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian
ini tidak terlalu luas jangkauannya dan pengkajian masalah mencakup
masalah-masalah utama yang harus dipecahkan untuk mendapatkan hasil
yang optimal. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan media video
animasi berbasis Tri Hita Karana tema alam semesta untuk pembelajaran
anak kelompok B di TK Kids Fantasi Camp.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang terlah dipaparkan, maka
permaslaahan yang dijadikan dasar pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana efektivitas media video animasi berbasis Tri
Hita Karana tema alam semesta pembelajaran anak
kelompok B di TK Kids Fantasi Camp?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:

3
1. Untuk mengetahui efektivitas media video animasi berbasis
Tri Hita Karana tema alam semesta pembelajaran anak
kelompok B di TK Kids Fantasi Camp.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis,
adapun manfaatnya yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
salah satu bahan kajian dalam upaya meningkatkan proses
belajar mengajar pada anak khusus pada tema alam
semesta serta meningkatkan kualitias pembelajaran pada
anak kelompok B di TK Kids Fantasi Camp.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Pengembangan media video animasi Berbasis Tri
Hita Karana tema alam semesta ini diharapkan dapat
membantu proses pembelajaran dan dapat memotivasi
anak. Anak akan lebih cepat memahami materi
pembelajaran, sehingga tujuan pemberlajaran dapat
tercapai.
b. Bagi Guru
Penggunaan media video animasi berbasis Tri Hita
Karana tema alam semesta dapat menjadi salah satu
alat bantu guru dalam menyampaikan materi kepada
anak.
c. Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan masukan yang positif untuk
mengoptimalkan kualitas pembelajaran bagi anak
melalui media video animasi berbasis Tri Hita
Karana.
d. Bagi Penelitian Lain

4
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
referensi dan sumber informasi untuk melakukan
penelitian yang lebih mendalam mengenai
pengembangan media video animasi berbasis Tri Hita
Karana.

G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan


Dalam penelitian pengembangan ini, produk pengembangan yang
dihasilkan adalah video animasi tema alam semesta yaitu sebagai berikut:
1. Produk ini berupa video animasi dengan tema alam semesta
untuk pembelajaran anak kelompok B di Tk Kids Fantasi
Camp yang dikemas dalam bentuk power point dan
dioperasikan menggunakan laptop atau handphone.
2. Media pembelajaran ini merupakan sebuah bahan ajar yang
dikemas untuk membantu guru dalam penyampaian materi
pembelajaran.
3. Media pembelajaran ini terdapat menu utama yang terdiri
dari pengenalan benda-banda langit.
4. Materi yang disajikan mencakup tema alam semesta untuk
anak di TK Kids Fantasi Camp. Pada setiap halaman yang
ditampilkan terdapat gambar-gambar benda langit.

H. Pentingnya Pengembangan
Anak usia dini ingin mendapatkan pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik minat dan bakat anak. Selama proses
pembelajaran guru harus mampu membangun suasana pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan agar anak tidak cepat bosan dalam
pembelajaran. Pentingnya pengembangan media video animasi berbasis
Tri Hita Karana tema alam semesta ini diharapkan anak dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. Selain
itu anak juga akan lebih mudah memahami materi yang diberikan oleh
guru.

5
I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Pengembangan media video animasi ini didasarkan pada asumsi
berikut.
1. Media video animasi ini mampu membangkitkan semangat
belajar anak, meingkatkan motivasi belajar anak,
pemahaman dan pengetahuan anak sehingga anak dapat
mengikuti pelajarn dengan baik dan kegiatan belajar anak
lebih bermakna.
2. Media video animasi ini dapat membantu guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran pada anak sehingga
kegiatan belajar dapat terlaksanakan dengan baik
Adapun keterbatasan pengembangan media video animasi yang
dibuat adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan media video animasi ini dikembangkan
berdasarkan karakteristik anak kelompok B di TK Kids
Fantasi Camp, sehingga produk hasil pengembangan ini
diperuntukkan bagi anak kelompok B di TK Kids Fantasi
Camp.
2) Materi yang di sajikan dalam media video animasi ini
terbatas pada tema alam semesta. media video animasi
yang dikembangkan memuat pengenalan benda-benda
langit.

J. Definisi Istilah
Untuk menghindari adanya kesalahpahaman terhadap istilah-istilah
kunci yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka perlu untuk
memberikan Batasan-batasan istilah sebagai berikut:
1. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang
bertujuan menghasilkan produk-produk untuk pembelajaran
yang diawali dengan analisis kebutuhan, pengembangan
produk, evaluasi produk, dan penyebaran produk (Sigit
Purnama, 2013).
2. Media video animasi adalah suatu kegiatan menghidupkan,
kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup atau

6
hanya berkesan hidup. Media video animasi ini berbasis
computer dalam suatu penyajian secara integritas. Berbasis
computer berarti bahwa program media video animasi
menggunakan computer, laptop atau handphone dalam
pengoprasiannya.
3. Model ADDIE adalah model yag digunakan untuk
merancang media video animas tema alam semesta. dalam
model ini melibatkan 5 langkah, seperti: analysis (analisis),
design (desain), develop (pengembangan), implement
(implementasi), evaluate (evaluasi).

K. Kajian Teori
1. Pembelajaran PAUD
1.1 Pembelajaran PAUD
Permen Diknas No 19 Tahun 2005 (Parapat, 2020) mengatakan
bahwa proses pembelajaran pendidikan diselenggarakan secara
Dinteraktif, menyenangkan, menantang motivasi anak didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Dalam
pendidikan anak usia dini, pembelajaran tematik merupakan salah
satu curi khas kurikulum PAUD Indonesia. Menurut Mustofa et al
(Sopacua, dkk. 2020) pembelajaran tematik adalah pembelajaran
yang memiliki satu tema untuk memayungi seluruh konsep dan
muatan pembelajaran melalui kegiatan bermain mencapai tingkat
dan kompetensi yang diharapkan.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan
pendekatan pembelajaan yang melibatkan beberapa mata pelajaran
untuk memberikan pengelaman belajar yang bermakna bagi anak.
Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang
berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu merupakan salah satu
model pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

7
bermakna bagi peserta didik. Pembelajarn terpadu didefinisikan
sebagai keterampilan, sikap, dan nilai, bai kantar mata pelajaran
maupun dalam satu mata pelajaran.
Menurut T. Raka Joni (dalam Dr. Ibadullah Malawi, M.Pd,
dkk. 2019:2) bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu system
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip keilmuan secara holistic, bermakna, dan
otentik. Pembelajaran terpadu merupakan suatu model
pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari
berbagai kompetensi dasar satu atau beberapa mata pelajaran.
Pembelajaran terpadu lebih menekankan pada penerapan
konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh
karena itu, pendidik perlu mengemas atau merancang pengalaman
belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta
didik. Berdasarkan pemaparan di atas dapatlah dipahami bawah
pembelajaran terpadu merupakan pendekatan dalam pembelajaran
dengan mengintegrasikan beberapa materi ajar dan beberapa mata
pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. Dalam
makna pengertian pembelajaran terpadu tersebut dapat dilihat
sebagai:
a. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai
mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling
serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan peserta
didik.
b. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik secara serempak.
c. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa
mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan peserta didik
akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas, dapatlah diambilan
kesimpulan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu model

8
pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari
berbagai kompetensi dasar satu atau beberapa mata pelajaran.

1.2 Pembelajaran Tema Alam Semesta


Tema alam semesta merupakan salah satu tema yang
tedapat dalam pembelajaran di taman kanak-kanak. Alam semesta
merupakan seluruh ruang dan waktu yang bergerak dan tempat kita
berasa termasuk energi dan benda yang ada didalamnya (Azzurrino
Riski, 2018). Alam semesta merupakan tempat tinggal makhluk-
nakhluk hidup dan benda lain. Pengenalan alam semesta sangat
penting untuk dikenalkan kepada anak usia dini agar anak
mengetahui macam-macam benda langit, gejala alam, dan
pergantian siang dan malam. Pengenalan alam semesta kepada
anak juga dapat memberikan motivasi agar anak berusaha untuk
menjaga lingkungan sekitarnya agar terhindar dari bencana alam
seperti banjir, tanah longsor, gempa, dan lain-lain.
Beberapa contoh benda langit yaitu planet, gejala alam
yaitu gempa bumi, longsor, tsunami, banjir, angina putting beliung.
Pengenalan sejak dini akan membuat anak-anak mengetahui
bencana alam tersebut dan bisa menghindari atau menjaga diri jika
adanya bencana alam.

1.3 Tujuan Pembelajaran Tema Alam Semesta


Dalam pengembangan media video animasi tema alam
semsta ini terdapat dua aspek perkembangan yang ingin dicapai
yaitu aspek kognitif dan aspek bahasa yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
1) Perkembangan Kognitif
Menurut Slavina ( Dadan Suryana, 2016) perkembangan
kognitif merupakan hasil proses asimilasi, akomodasi, dan
ekuilibrium. Asimilasi berkaitan dengan proses penyerapan
informasi baru ke dalam informasi yang telah ada di skema
anak. Implikasi perkembangan kognitif dalam pembelajaran

9
yang efektif di taman kanak-kanak adalah proses belajar
mengajar hendaknya ditekankan pada pengembangan struktur
kognitif melalui pemberian kesempatan pada anak untuk
memperoleh pengalaman langsung dalam berbagai aktivitas
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran dan
mengandung makna, seperti membuat bangunan dan balok,
mengamati perubahan yang terjadi dilingkungan, yang
dikaitkan dengan pengembangan dasar-dasar sains atau
berhitung dan pengembangan bahasa, baik bahasa lisan
maupun membaca dan menulis. Melalui kegiatan dengan
membuat konflik dalam piker anak, misalnya memberikan
jawaban yang salah untuk memotivasi anak memikirkan dan
mengemukakan jawaban benar.
2) Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa adalah salah satu aspek dari tahapan
perkembangan anak yang diekspresikan melalui pemikiran
anak dengan menggunakan kata-kata yang menandai
meningkatnya kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan
tahap perkembangannya. Bahasa merupakan alat untuk
berkomunikasi, dapat digunakan untuk berfikir,
mengekspresikan perasaan dan melalui bahasa dapat menerima
pikiran dan perasaan orang lain. Perkembangan bahasa dimulai
sejak bayi dan mengandalkan perannya pada pengalaman,
penguasaan, dan pertumbuhan bahasa. Pengembangan
kemampuan berbahasa bagi anak usia dini bertujuan agar anak
mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya.
Konteks pengembangan bahasa meliputi, mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis dini

2. Media Pembelajaran
2.1 Media Pembelajaran
kata media berasal dari bahasa latin “medium” yang artinya
perantara, sedangkan dalam bahasa Arab media berasal dari kata

10
“wasaila” artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesa. Media pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai berikut
( Sumiharsono dan Hasanah, 2017):
 Gerlach dan Ely mengemukakan bahwa media belajar
merupakan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
 Heinich, dkk mengemukakan bahwa media
pembelajaran merupakan pembawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan pembelajaran atau
mengandung maksud-maksud pembelajaran.
 Martin dan Briggs mengemukakan bahwa media
pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan
untuk melakukan komunikasi dengan pembelajar.
Media pembelajaran adalah alat, bahan atau segala
sumber daya yang digunakan untuk menyampaikan mater-
materi pelajaran dari pendidik kepada siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
1. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki fungsi yaitu
memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau
sukar dilihat sehingga nampak jelas dan dapat
menimbulkan pengertia atau meningkatkan persepsi
seseorang (R.M. Seolarko dalam Ruby Sumiharsono dan
Hisbiyatul Hasanah, 2017:10). Secara umum media
mempunyai kegunaan anatara lain :
 Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan
daya indra.
 Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antara murind dengan sumber belajar.
 Memungkinkan belajar mandiri sesuai dengan bakat
dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.

11
 Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama
Akan tetapi terdapat enam fungsi pokok media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar antara lain :
a. Penggunaan media belajar dalam proses belajar
mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b. Penggunaan media belajar merupakan bagian yang
integral dari keseluruhan situasi mengajar.
c. Media belajar dalam pengajaran penggunaannya
integral denga tujuan dan isi pelajaran.
d. Media belajar dalam pengajaran bukan semata-mata alat
hiburan atau bukan sekedar pelengkap.
e. Media belajar dalam pengajaran lebih diutamakan untuk
mempercepat proses belajar mengajar dan membantu
siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan
guru.
f. Penggunaan media belajar dalam pengajaran
diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
2. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran, di antaranya (Mustofa
Abi Hamid, dkk. (2020:7):
1) Membantu proses pembelajaran yang berlangsung
antara pendidik dengan peserta didik. Tidak semua
materi pembelajaran dapat disampaikan secara
verba saja, tetapi perlu alat bantu lain yang dapat
membantu mengirimkan pesan atau konsep materi
kepada peserta didik.
2) Meningkatkan minat dan motivasi peserta didik
dalam proses pembelajaran, rasa ingin tahu dan
antusiasme peserta didik meningkat, serta interaksi

12
antara peserta didik, pendidik dan sumber belajar
dapat terjadi secara interaktif.
3) Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga,
dan daya indera. Beberapa materi pembelajaran
yang kompleks membutuhkan ruang dan waktu
yang panjang untuk penyampaiannya. Oleh karena
itu, media pembelajaran dapat disesuaikan dengan
karakteristik materi, sehingga keterbatasan tersebut
dapat teratasi.
3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media belajar dibagi menjadi 4, yaitu:
a) Media Visual
Media visual adalah suatu alat atau sumber
belajar yang di dalamnya berisikan pesen, informasi
khususnya materi pelajaran yang di sajikan secara
menarik dan kreatif dan diterapkan dengan
menggunakannya indera penglihatan. Jadi media
visual ini tidak dapat digunakan untuk umum lebih
tepatnya media ini tidak dapat digunakan oleh
tunatra. Karena media ini hanya dapat di gunakan
dengan indera penglihatan saja.
b) Media Audio
Media audio adalah jenis media
pembelajaran atau sumber belajar yang berisikan
pesan atau materi pelajaran yang disajikan secara
menarik dan kreatif dan diterapkan dengan
menggunakan indera pendengaran saja.
c) Media Audio Visual
Media audio visual adalah jenia media
pembelajaran atau sumber belajar yang berisikan
pesan atau materi pembelajaran yang dibuat secara
menarik dan kreatif dengan menggunakan indera
pendengaran dan penglihatan.

13
d) Multimedia
Multimedia merupakan suatu sarana atau
media melalui penggunaan computer dalam
menggabungkan dan menyajikan suara, teks,
animasi, audio, dan video dengan alat bantu koneksi
sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi,
berkarya dan berkomunikasi.
2.2 Media Video Animasi
Animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah
gerakan. Salah satu keunggulan animasi disbanding media lain
seperti gambar statis atau teks adalah kemampuannya untuk
menjelaskan perubahan keadaan tiap waktu. Hal ini terutama
sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian
(Utami dalam Janner Simarmata, dkk. 2019:12). Animasi cocok
untuk menciptakan realitas dari sesuatu yang semu, sesuatu yang
tidak mampu ditangkap oleh realitas dalam citra visual.
Animasi menggambarkan konsep dengan gerakan,
menunjukkan proses, atau menarik perhatian ke suatu wilayah atau
elemen layar, karena animasi biasanya melibatkan grafik, mereka
sangat tergantung pada ukuran dan jenis file dari grafik yang
sedang dianimasikan (Simarmata dan Mujiarto, dalam Janner
Simarmata, dkk. 2019:13). Saat ini animasi adalah media yang
sangat popular di bidang multimedia. Seiring dengan
perkembangan teknologi seorang animator menjadi lebih mudah
untuk menerapkan prinsip animasi pada sebuah produk animasi.
Dan pengaruh prinsip animasi terhadap metode penyampaian
informasi pada khalayak umum (Siswati dan Salim, dalam Janner
Simarmata, dkk. 2019:13).
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dalam
pembelajaran berbasis animasi yaitu :
1) Pengenalan perangkat teknologi informasi dan
keomunakasi kepada siswa.

14
2) Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik
bagi pendidik atau siswa.
3) Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat
menambah motivasi belajar lebih meningkat.
4) Memberikan suasan baru untuk siswa agar lebih semangat
belajar.

2.3 Tri Hita Karana


Hakikat mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian
tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan
hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan alam
lingkungnya, dan manusia dengan sesamanya. Dengan menerapkan
falsafah tersebut di lingkungan anak usia dini, diharapkan
melahirkan generasi yang berbudaya, mencintai negeri dan bisa
berkontribusi untuk bangsa. (Arsana dan Wirastuti, 2019)
a. Hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa
Dengan konsep ini diharapkan nantinya semua proses
Pendidikan akan dilandasi oleh kesadaran akan kuasa Tuhan
yang menjadi sumber kehidupan sehingga nantinya diharapkan
anak didik yang dihasilkan menjadi insan spiritual yang selalu
mengedepankan ajaran Agama sebagai dasar menjalani hidup.
Di jenjang PAUD, konsep ini menciptakan hubungan harmonis
antara manusia dengan Tuhann diimplementasikan melalui
cara-cara sederhana. Guru-guru mengajarkan untuk melakukan
kegiatan beragama selain itu juga mengajarkan untuk saling
hormat-menghormati. Anak-anak akan diajarkan tentang cara
bedoa, saling menghormati antar sesame teman, para guru dan
juga orang tua. Karena anak masih dalam proses meniru maka
anak akan lebih cepat dan lebih mudah dalam mengajarkan
suatu hal.
Anak-anak diajarkan berdoa dengan bahasa Indonesia yang
sederhana dan mudah dimengerti dan diingat sehingga anak-
anak selalu akan bersyukur kepada setiap hikmat hal lain juga

15
bisa diterapkan dengan berdoa sebelum memulai pembelajaran
dan selesai pembelajaran atau menjelang pulang. Mengajarkan
anak-anak usia dini untuk selalu bersyukur juga bisa diterapkan
dalam proses belajar mengajar. Hal ini memang tidak mudah
namun bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana. Misalnya
dengan menyebutkan nama benda ciptaan Tuhan dan
menceritakan betapa ciptaan Tuhan itu memberi manfaat untuk
kehidupan manusia, seperti bulan, binatang, matahari, air, dan
sejenisnya.
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia
Membangun hubungan yang baik dan harmonis antara
warga sekolah, anak didik, orang tua dan masyarakat juga
menjadi bagian penting dalam pendidikan. Pada jenjang
PAUD, beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan,
menghormati orang yang lebih tua, mengajarkan pentingnya
persahabatan. Orang tua juga berperan dalam mengarahkan
anak jika terjadi kesalahpahaman sehingga anak
bersosialisasidengan baik. Guru dan orang tua juga bisa
memberikan contoh persahabatan yang ditunjukkan dalam
kehidupan sehari-hari atau dari media seperti buku cerita, acara
televisi, kartu atau film.
c. Hubungan manusia dengan lingkungan
Membangun hubungan yang baik antara anak dengan
lingkungan akan membantu sang anak untuk mencintai
lingkungan hingga ia dewasa. Banyak hal baik yang bisa
ditanamkan pada anak usia dini agar menjadi kebiasaan hinga
dewasa, salah satunya adalah kepedulian terhadap lingkungan.
Sebab, sekecil apapun perilaku tidak menjaga lingkungan bisa
berdampak buruk bagi kondisi bumi maupun kelangsung hidup
semua makhluk didalamnya.

16
L. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Kajian dalam penelitian ini dilakukan atas pertimbangan beberapa
penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan.
Hasil dari penelitian relevan digunakan sebagai gambaran kelayakan
penelitian mengenai media video animasi.
i. Artikel yang ditulis oleh Umi Wuryanti dan
Badrum Kartuwagiran pada tahun 2016
membahas mengenai pengembangan media
video animasi. Media video animasi efektif
dalam hal pengembangan video animasi karena
terbukti bahwa penggunaan film animasi
terbukti bahwa penggunaan film animasi
berpengaruh dalam suatu pembelajaran.
ii. Artikel yang ditulis oleh Ponza, Jampel,
Sudarma pada tahun 2018 mengatakan bahwa
video animasi pembelajaran berbasis powtoon
merupakan video animasi kartun yang diisi oleh
materi-materi pelajaran dan dapat dijadikan
media pembelajaran untuk peserta didik karena
sifatnya yang menarik dan terkesan lucu dan
cocok untuk peserta didik.
iii. Artikel yang ditulis oleh Agustien, et al pada
tahun 2018 mengatakan bahwa pengemasan
media video dikombinasikan dengan animasi.
Animasi adalah suatu kegiatan menghidupkan,
menggerakkan benda diam. Suatu benda diam
diberikan dorongan kekuatan, semangat dan
emosi untuk menjadi hidup dan bergerak atau
hanya yang diproyeksikan.

M. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi
dua aspek yaitu belajar tertuju pada apa yang harus dilakukan oleh siswa,

17
mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai
pemberi pelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang
didalamnya terdapat interaksi positif antara guru dengan siswa dengan
menggunakan segala potensi dan sumber yang ada untuk menciptakan
kondisi belajar yang aktif dan menyenangkan. Kegiatan yang berlangsung
di taman kanak-kanak menggunakan tema sebagai konsep pengetahuan
dan muatan pembelajaran. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan
maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan. Tema-tema yang
dapat digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan anak adalah diri
sendiri, lingkunganku, kebutuhanku, binatang, tanaman, rekreasi,
pekerjaan, air, udara, dan api.
Media video animasi adalah sebuah proses merekam dan
memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah
ilusi pergerakan yang mampu menghidupkan suatu gambar. Penggunaan
video animasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain itu,
video animasi sangat berpengaruh dalam suatu pembelajaran karena
terbukti menarik perhatian, meningkatkan retensi, dan memungkinkan
visualisasi dari konsep imajinasi, objek, dan hubungan-hubungannya.
Animasi menggambarkan konsep dengan gerakn, menunjukkan poses,
atau menarik perhatian ke suatu wilayah atau elemen layak karena animasi
biasanya melibatkan grafik, mereka sangat tergantung pada ukuran dan
jenis file dari grafik yang sering dianimasikan.

N. Perumusan Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan kesimpulan penelitian yang belum
sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran
hipotesis itu melalui penelitian. Berdasarkan kajian teori dan kerangkar
berpikir yang telah dipaparkan, maka hipotesis yang dirumuskan pada
penelitian ini adalah pengembangan media video animasi tema alam
semesta untuk pembelajaran anak kelompok B di TK Kids Fantasi Kids
layak dan efektif untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran.

18
O. Metode Penelitian
1. Model Penelitian Pengembangan
Penelitian ini mengembangkan media pembelajaran video animasi
berbasis Tri Hita Karana tema alam semesta untuk anak kelompok B
di TK Kids Fantasi Camp menggunakan model ADDIE. Model
ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik.
Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini
dikembang secara sistematis dan berpijak pada landasan teoritis desain
pembelajran. Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-
urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah
belajar yang berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik anak. Model ini terdiri atas lima langkah
yaitu (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design), (3)
pengembangan (development), (4) implementasi (implementation),
dan (5) evaluasi (evaluation). Berikut adalah penjelasan mengenai
langkah langkah model ADDIE menurut Tegeh dan Kirna (2013) :
a. Analisis (Analyze)
Pada tahap analisi (analyze) ini terdapat beberapa tahapan
kegiatan yang dituntut pada peserta didik, analisis karakteristik
pada kapasitas belajar, pengetahuan, keterampilan, sikap dan aspek
lain yang terkain pada peserta didik analisis materi yang dilakukan
sesuai denga tuntutan kompetensi.
b. Perancangan (Design)
Pada tahap perancangan (desigh) kegaiatan yang dilakukan
berkaitan dengan perencaan produk yang akan dikembangkan.
Tahapan uang dilakukan dengan mengacu pada beberapa hal yaitu
untuk siapa produk yang dikembangkan (peserta didik),
kemampuan yang ingin dipelajari (tujuan), ketepatan pemilihan
metode dan evaluasi.
c. Pengembangan (Development)
Tahap pengembangan (development) pada intinya yaitu
menerjemahkan spesifikasi produk dalam bentuk fisik, yang akan
menghasilkan prototype produk pengembangan. Kegiatan pada
tahap pengembangan yaitu pencarian dan pengumpulan sumber
atau referensi, pembuatan gambar-gambar ilustrasi, pengetikan,
pengaturan layout, penyusunan instrument evaluasi dan lain-lain.
d. Implementasi (Implementation)
Tahap ini hasil pengembangan diterapkan dalam
pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya

19
terhadap kualitas pembelajaran meliputi keefektifan, kemenarikan,
dan efesiensi pembelajaran. Implementasi merupakan tahap untuk
mengetahui kelayakan penggunaan media pembelajaran oleh anak
melalui uji coba lapangan.
e. Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data
dalam setiap tahapan yang telah dilakukan dan melihat apakah
produk yang dikembangkan telah sesuai denga harapan. Pada tahap
evaluasi ini akan membandingkan hasil dari uji coba produk yang
dilakukan oleh para ahli diantaranya yaitu ahli isi pembelajaran,
ahli media pembelajaran dan ahli desain pembelajaran. Selain itu
akan dilakukan analisis data yang diperolrh dari peserta didik
untuk mengetahui pendapat mengenai media yang telah
dikembangkan.

2. Prosedur Penelitian Pengembangan


Prosedur yang digunakan dalam pengembangan media video
animasi tema alam semesta ini terdiri dari beberapa tahap sebagai
berikut.
a. Tahap I Analisis (Analyze)
1) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan anak dalam kegiatan pembelajaran agar dapat
terlaksana dengan maksimal. Pada tahap ini, dilakukan
analisis masalah yang terdapat di sekolah yang berkaitan
dengan media pembelajaran. Dari hasil analisi yang
dilakukan didapatkan hasil bahwa kurangnya media
pembelajaran video animasi yang mendukung dalam
penyampaian materi khususnya pada tema alam semesta.
kurangnya media pembelajaran yang digunakan
menyebabkan kurang antusiasnya anak dalam mengikuti
pembelajaran sehingga hasilnya kurang maksimal. Alasan
tersebut dijadikan sebagai dasar pengembangan media
video animasi tema alam semesta untuk meningkatkan
semangat dan memaksimalkan pembelajaran.
2) Analisis Konten

20
Pada analisis konten, dilakukan pemilihan materi
yang tepat dan sesuai dengan permasalahan dan
karakteristik anak dengan produk yang akan dikembangkan
mengenai tema alam semesta untuk pembelajaran anak
kelompok B di TK Kids Fantasi Camp.
3) Penentuan KD dan KI
Berdasarkan analisis konten yang telah dilakukan maka
dapat diidentifikasi kompetensi dasar dan indicator materi
tema alam semesta untuk pembelajaran anak kelompok B di
TK Kids Fantasi Camp sebagai berikut.
a. Tahap II Perancangan (Design)
Tahap selanjutnya yaitu perancangan (design). Dimana pada tahap
ini akan merancang media pembelajaran yang aka dikembangkan
yaitu media video animasi tema alam semesta. proses perancangan
media diperlukan agar pada tahap pengembanga media video
animasi dapat dilaksanakan dengan mudah karena sudah memiliki
perencanaan yang sistematis. Perancangan yang akan dilakukan
meliputi perancangan materi macam-macam benda langit, gambar,
penyusunan jadwal dan instrument penilaian diantaranya uji ahli
media pembelajaran, uji ahli desain pembelajaran, uji ahli isi
pembelajaran, uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan.
Media video animasi ini akan dirancangan dengan baik. Dalam
media video animasi ini juga dilengkap dengan pengenalan
macam-macam benda langit, gambar, dan suara yang tentunya
akan membuat anak lebih termotivasi dalam belajar.
b. Tahap 3 Pengembangan (Development)
Pada tahap pengembangan ini meliputi beberapa tahap
pembuatan media sesuai dengan rancangan yang telah di buat. Pada
tahap ini mengacu pada kegiatan mengumpulkan bahan-bahan
pembuatan media video animasi tema alam semesta seperti materi,
referensi, desain tampilan video animasi, tulisan, ukuran dan yang
lain-lain.
c. Tahap 4 Implementasi (Implementation)

21
Setelah produk selesai di buat maka tahap selanjutnya yaitu
implementasi media pembelajaran. Tujuan dilakukan implementasi
ini yaitu untuk mengetahui kelayakan dari pengembangan media
video animasi tema alam semesta ini. Sejauh mana produk yang
dikembangkan dapat menarik dan memberikan motivasi pada anak
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Hal-hal yang perlu
dilakukan pada tahap ini yaitu sebagai berikut.
a. Validasi Produk media video animasi tema alam semesta oleh
para ahli diantaranya ahli isi pembelajaran, ahli desain
pembelajaran dan ahli media pembelajaran.
b. Uji coba produk yang dilakukan dengan uji coba perorangan,
uji kelompok kecil dan uji lapangan.
d. Tahap 5 Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi dilakukan setelah data-data pada tahap
implementasi terkumpul. Pada tahap evaluasi ini akan
membandingkan hasil dari uji coba produk yang dilakukan oleh
para ahli diantaranya yaitu ahli isi pembelajaran, ahli media
pembelajaran dan ahli desain pembelajaran. Selain itu akan
dilakukan analisis data yang diperoleh dari peserta didik untuk
mengetahui pendapat/respon mengenai media yang telah
dikembangkan.

3. Uji Coba Produk


Pada validasi produk dalam penelitian pengembangan media video
animasi tema alam semesta terdiri dari atas: (a) desain uji coba, (b)
subjek uji coba, (c) jenis data, (d) metode dan instrument pengumpulan
data dan (e) metode dan Teknik analisis data. Uji coba dilakukan untuk
mengetahui kelayakan media pembelajaran yang telah dikembangkan.
3.1 Desain Uji Coba
Pengembangan media video animasi tema alam semesta
untuk pembelajaran anak kelompok B di TK Kids Fantasi Camp ini
harus di uji tingkat validitasnya. Uji coba produk ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat validitas dan efektivitas produk yang

22
telah dikembangkan. Hasil analisis kegiatan uji coba dilaksanakan
melalui dua tahap yaitu sebagai berikut.
1) Tahap Review Para Ahli
Review pengembangan ini dinilai oleh tiga orang ahli.
Pertama adalah review ahli isi pembelajaran, kedua review
ahli desain pembelajaran, ketiga review ahli media
pembelajaran.
2) Uji Coba Produk
Setelah dilakukan review para ahli, dilanjutkan dengan uji
coba produk. Dalam uji coba produk dilakukan tiga tahapan
yaitu pertama uji coba perorangan, kedua uji coba kelompok
kecil dan ketiga uji coba lapangan.

3.2 Subjek Uji Coba


Subjek uji coba pada pengembangan media video animasi tema
alam semesta ini sebagai berikut.
(1) Tahap Review Para Ahli
Subjek uji coba pada tahap ini adalah satu orang ahli isi di
bidang studi, satu orang ahli desain pembelajaran dan satu
orang ahli media pembelajaran. Ahli isi di bidang studi dalam
penelitian pengembangan ini adalah satu orang guru kelas
kelompok B di TK Kids Fantasi Camp. Ahli desain
pembelajaran dalam penelitian pengembangan ini adalah satu
orang dosen ahli desain untuk mereview rancangan media
pembelajaran yang dikembangkan dan satu orang ahli media
pembelajaran yang diminta kesediaanya untuk mereview
rancangan media video animasi tema alam semesta.
(2) Tahap Uji Coba Peorangan
Subjek pada tahap uji coba perorangan ini adalah 3 orang
anak yang berasal dari kelompok B TK Kids Fantasi Camp.
Ketiga anak tersebut terdiri atas anak yang memiliki prestasi
belajar tinggi, sedang dan rendah. Prestasi belajar anak dilihat
dari hasil penilaian guru pada semester sebelumnya.

23
(3) Tahap Uji Coba Kelompok Kecil
Subjek pada tahap uji coba kelompok kecil ini adalah 9
orang anak kelompok B TK Kids Fantasi Camp. Kesembilan
orang anak tersebut terdiri dari 3 orang anak yang memiliki
prestasi belajar tinggi, 3 orang anak yang memiliki prestasi
belajar sedang dan 3 orang anak yang memiliki prestasi belajar
rendah.
(4) Tahap Uji Coba Lapangan
Uji coba lapangan ini melibatkan subjek dalam kelas.
Subjek uji coba pada tahap ini yaitu dengan menggunakan
seluruh anak kelompok B dalam satu kelas dengan jumlah 11
orang anak dengan prestasi belajar tinggi, prestasi belajar
sedang dan prestasi belajar rendah
(5) Tahap Uji Efektivitas Produk
Tahap uji efektivitas produk ini merupakan bagian yang
sangat penting dalam penelitian pengembangan, untuk
mengetahui apakah produk yang dikembangkan layak dan
efektif atau tidak ketika digunakan di lapangan. Subjek uji coba
produk pengembangan media pembelajaran menggunakan
seluruh anak kelompok B dalam satu kelas dengan jumlah 11
orang anak. Subjek dalam satu kelas sudah termasuk anak yang
memiliki prestasi belajar tinggi, memiliki prestasi belajar
sedang dan memiliki prestasi belajar rendah.
a. Rancangan Uji Efektivitas Produk
Uji efektivitas produk merupakan bagian yang sangat
penting dalam penelitian pengembangan, untuk mengetahui
apakah produk yang dikembangkan layak dan efektif atau
tidak ketika digunakan di lapangan. Uji efektivitas
dilakukan melalui pre test dan post test setelah sebelumnya
dilakukan uji validitas dan produk dinyatakan valid untuk
digunakan di lapangan.
b. Subjek Uji Efektivitas Produk

24
Subjek uji efektivitas produk penelitian pengembangan
media video animasi tema alam semesta ini yaitu seluruh
anak kelompok B dalam satu kelas dengan karakteristik
berbedabeda jika dilihat dari latar belakang, tingkat
kepandaian dan jenis kelamin. Setelah melakukan uji coba
lapangan maka akan terlihat seberapa efektif media yang
telah dikembangkan dalam proses pembelajaran.
3.3 Jenis Data
Data yang diperoleh dikelompokkan menjadi dua yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data
berupa penilaian deskriptif. Data kualitatif diperoleh dari hasil
penilaian ahli isi, penilaian ahli desain pembelajaran, penilaian
ahli media pembelajaran dan anak yang berupa angket, masukan,
tanggapan, kritik dan saran yang kemudian akan dianalisis. Hasil
jawaban angket oleh para ahli dan uji coba produk akan
dijabarkan dengan kriteria sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) dengan memberikan tanda
cheklist (√) pada setiap kriteria yang ada. Data kuantitatif
diperoleh melalui hasil konversi jawaban dari angket/kuesioner
yang sudah diberikan menggunakan skala likert yang dimodifikasi
menjadi skala 4 yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Data
kuantitatif yang lainnya diperoleh dari hasil tes yang diberikan
pada anak meliputi pre test dan post test. Hasil dari penilaian ahli
isi pembelajaran, penilaian ahli desain pembelajaran, penilaian
ahli media 45 pembelajaran dan tahap uji perorangan, tahap uji
kelompok kecil dan tahap uji lapangan.

3.4 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


1) Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu (a) metode obervasi, (b) metode wawancara, dan (3)
metode kuesioner/angket.
a. Observasi

25
Observasi adalah cara yang digunakan untuk
memperoleh dan mengumpulkan data dengan cara
mengadakan pengamatan dan pencacatan secara sistematis
(Agung, 2014). Pada penelitian ini metode observasi yang
digunakan yaitu observasi tidak terstruktur. Penelitian
berpartisipasi dan mengamati secara langsung keadaan yang
ada dilapangan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
b. Metode Wawancara
Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk
memperoleh dan mengumpulkan data dengan melakukan
tanya jawab dan hasil yang diperoleh dari wawancara akan
dicatat dan direkam dengan cermat (Agung, 2014). Pada
penelitian ini metode wawancara yang digunakan yaitu
wawancara tidak terstruktur.

c. Kuesioner/Angket
Kuesioner/angket merupakan cara yang digunakan
untuk memperoleh dan mengumpulkan data dengan
mengirimkan 46 daftar pertanyaan pada responden atau
subjek penelitian dengan maksud agar orang yang diberikan
draf pertanyaan tersebut mau memberikan jawaban atau
respon sesuai dengan permintaan pengguna (Agung, 2014).
2) Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian pengembangan ini berupa kuesioner/angket. Angket
yang digunakan berupa angket tertutup yang artinya pada angket
disediakan pilihan jawaban sehingga responden hanya perlu
memberikan cheklist pada setiap pertanyaan yang ada pada
angket. Instrumen ini sangat penting dan harus direncanakan
yang berguna untuk mendapatkan informasi mengenai
kelayakan produk dari data hasil review ahli isi, data hasil
review ahli media pembelajaran, data hasil review ahli desain

26
pembelajaran, dan data dari hasil uji coba perorangan, uji coba
kelompok kecil dan uji coba lapangan.

3.5 Metode dan Teknik Analisi Data


Menurut Agung (2014) dalam penelitian pengembangan
terdapat tiga analisis data yang digunakan yaitu Teknik analisis
deskriptif kualitatif, Teknik analisis deskriptif kuantitatif, dan
Teknik analisis data statistic inferensial.
1. Analisis Deskriptif Kualitatif
metode analisis deskriptif kualitatif merupakan
suatu teknik analisis yang digunakan untuk mengolah
data dengan cara menyusun secara sistematis dalam
bentuk kalimat atau kata-kata, kalimat dan kategori
mengenai suatu objek sehingga mendapatkan
kesimpulan secara umum. Teknik analisis ini digunakan
untuk mengolah data hasil uji coba ahli media
pembelajaran, ahli isi atau materi pembelajaran, ahli
desain pembelajaran, guru dan anak. Analisis 50 ini
dilakukan dengan mengumpulkan dan
mengelompokkan data seperti masukan, tanggapan,
kritik dan saran perbaikan yang terdapat dalam angket
dan wawancara. Hasil analisis data yang diperoleh
kemudian akan digunakan untuk merevisi produk yang
telah dikembangkan.
2. Analisis Deskriptif Kuantitatif
metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu cara
untuk menganalisis atau pengolahan data dengan cara
menyusun data secara sistematis dalam bentuk angka-
angka dan atau persentase, mengenai objek yang diteliti
sehingga akan memperoleh kesimpulan secara umum.
Analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk
mengelola data yang diperoleh melalui angket kedalam
bentuk skor. Jawaban dari angket yang diperoleh dari

27
masing-masing subjek akan dianalisis menggunakan
skala Likert.
3. Teknik Analisis Data Statistic Inferensial
Statistika inferensial adalah metode yang digunakan
untuk mengetahui populasi berdasarkan sample dengan
menganalisis dan menginterpretasikan data menjadi
sebuah kesimpulan. Menurut Supardi (Eldanto, dkk.
2018) statistika inferensial adalah statistika yang
berfungsi menyediakan aturan-aturan atau cara yang
dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba
menarik kesimpulan yang bersifat umum maupun
khusus dari sekumpulan data yang telah diolah.
Statsistika memiliki metode perhitungan uji t (t-test)
dan uji t dua variable.

1. Uji-t
Tujuan Uji t adalah untuk mengetahui perbedaan
variable yang dihipotetiskan. Uji t ini mempunyai
dua rumus yang dapat digunakan, yaitu:
a. Standar deviasi populasi diketahui,
menggunakan rumus Zhitung.
b. Standar deviasi sampel tidak diketahui,
menggunakan rumus thitung.
2. Uji-t Dua Variable
Tujuan Uji t dua variable adalah untuk
membandingkan (membedakan) apakah kedua
variable tersebut sama atau berbeda.

28
DAFTAR PUSTAKA

Agung, A.A. Gede Agung. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang:


Aditya Media Publishing.
Agustien, et al. 2018. Jurnal Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi
Dua Dimensi Situs Pekauman di Bondowoso dengan Model Addie Mata
Pembelajaran Sejarah Kelas X IPS. Vol.1, 19-23.
Ariyanti Tatik. 2016. Jurnal Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi
Tumbuh
Kembang Anak, Vol.8, 51-58.
Arsana, Wirastuti. 2019. Jurnal Analisis Implementasi Pendidikan Karakter
Berbasis Tri Hita Karan Di Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini.
Azzurrino Riski. 2018. Segala Sesuatu Tentang Alam Semsta. Jakarta Barat: Alex
Media Komputindo).
Dadan Suryana. 2016. Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak. Jakarta:
Kencana.

29
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2018. Pedoman
Pengembangan
Tema Pembajaran Pendidikan Anak Usia Dini: Jakarta.
Dr. Ibadullah Malawi, M.Pd, dkk. 2017. Pembelajaran Tematik (Konsep dan
Aplikasi). Jawa Timur: CV. Ae Media Grafika.
Eldanto, dkk. 2018. Jurnal Penerapan Metode Statistika Inferensial Sebagai Alat
Bantu Hitung dengan Solusi Komprehesif. Vol.5, 22-32.
Tegeh, Kirna. 2013. Jurnal Pengembangan Bahan Ajar Metode Penelitian
Pendidikan Dengan ADDIE Model. Vol.11, 12-26.
Janner Simarmata, dkk. 2019. Pengembangan Media Animasi Berbasis Hybrid
Learning.
Mustofa Abi Hamid, dkk. 2020. Media Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita
Menulis.
Parapat, Asmidar, M.Pd. 2020. Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini. Jawa
Barat:
Edu Publisher.
Punza, Jampel, Sudarma. 2018. Jurnal Pengembangan Media Video Animasi
Pada
Pembelajaran Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar. Vol. 6, 9-19.
Sigit Purnama. 2013. Jurnal Metode Penelitian dan Pengembangan (Pengenalan
untuk Mengembangkan Produk Pembelajaran Bahasa Arab), Vol IV, 19-32.
Sopacua, dkk. 2020. Jurnal Analisa Pembelajaran Tematik dalam Pendidikan
Anak Usia Dini, Vol 36, 64-76.
Sumiharsono, Hasanah. 2017. Media Pembelajaran. Jawa Timur: CV Pustaka
Abadi.
Umar. 2016. Jurnal Media Pendidikan: Peran dan Fungsinya dalam
Pembelajaran, vol 11, 131-144.
Umi Wuryanti dan Badrum Karowagiram. 2018. Jurnal Pengembangan Media
Video Animasi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Karakter Kerja
Siswa Sekolah Dasar. Vol 2, 232-245.

30

Anda mungkin juga menyukai