(CTI 310)
MODUL 4
ETIKA TEKNOLOGI INFORMASI
DISUSUN OLEH
IR. NIZIRWAN ANWAR, M.T
Pendahuluan
Jenis Etika
1) Etika Filosofis
2) Etika Teologis
3) Etika Filosofis dan Etika Teologis (hubungan)
4) Etika Terapan
1) Etika Filosofis
Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal
dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena
itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat. Etika
termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat dilepaskan
dari filsafat. Karena itu, bila ingin mengetahui unsur-unsur etika maka kita
harus bertanya juga mengenai unsur-unsur filsafat. Berikut akan dijelaskan
dua sifat etika;
2) Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama,
etika teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama
dapat memiliki etika teologisnya masing-masing.Kedua, etika teologis
merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu banyak unsur-unsur
di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat dimengerti
setelah memahami etika secara umum.
Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik
tolak dari presuposisi-presuposisi teologis. Definisi tersebut menjadi kriteria
pembeda antara etika filosofis dan etika teologis. Di dalam etika Kristen,
misalnya, etika teologis adalah etika yang bertitik tolak dari presuposisi-
presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta memandang kesusilaan
bersumber dari dalam kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi. Karena
itu, etika teologis disebut juga oleh Jongeneel sebagai etika transenden dan
etika teosentris. Etika teologis Kristen memiliki objek yang sama dengan
etika secara umum, yaitu tingkah laku manusia. Akan tetapi, tujuan yang
hendak dicapainya sedikit berbeda, yaitu mencari apa yang seharusnya
dilakukan manusia, dalam hal baik atau buruk, sesuai dengan kehendak
Allah. Setiap agama dapat memiliki etika teologisnya yang unik
berdasarkan apa yang diyakini dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya.
Dalam hal ini, antara agama yang satu dengan yang lain dapat memiliki
perbedaan di dalam merumuskan etika teologisnya.
Soergarda Poerbakawatja
James J. Spillane SJ
H. Burhanudin Salam
A. Mustafa
J. S. Poerwadarminto
1) Etika akan tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang
menyaksikannya.
2) Etika memiliki sifat absolut atau mutlak.
3) Dalam suatu etika memiliki cara pandang dari sisi batiniah
manusia.
4) Etika sangat erat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku
manusia.
Manfaat Etika
Contoh Etika
Peran Etka
1) Di Era Globalisasi
Kata hacker pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut
seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer yang lebih
baik ketimbang yang telah dirancang bersama. Menurut Mansield, hacker
didefinisikan sebagai seorang yang memiliki keinginan untuk melakukan
eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah sistem operasi dan kode
komputer pengaman lainya tetapi tidak melakukan tindakan pengerusakan
apapun tidak mencuri uang atau informasi. Sedangkan Cracker adalah sisi
gelap dari hacker dan memiliki ketertarikan untuk mencuri informasi,
melakukan berbagai macam kerusakan dan sesekali waktu juga
melumpuhkan seluruh sistem komputer. Terdapat 3 Penggolongan Hacker
dan Cracker, yaitu:
Denial of Service Attack adalah suatu usaha untuk membuat suatu sumber
daya komputer yang ada tidak bisa digunakan oleh para pemakai. Denial of
Service Attack ditandai oleh suatu usaha eksplisit dengan penyerang untuk
mencegah para pemakai memberi bantuan dari penggunaan jasa tersebut.
Denial of Service Attack mempunyai dua format umum:
[1.] Memaksa komputer korban untuk mereset atau korban tidak bisa
lagi menggunakan perangkat komputernya seperti yang
diharapkannya.
[2.] Menghalangi media komunikasi antara para pemakai dan korba
sehingga mereka tidak bisa lagi berkomunikasi.
3) Pelanggaran Piracy
4) Fraud
5) Gambling
6) Mobile gambling
8) Data Forgery